• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Analitik digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader

dalam kegiatan posyandu. Mengenai cara pendekatan terhadap subjek penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005).

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek penelitian karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hidayat A, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader Posyandu di Desa Pageralang yang berjumlah 65 kader.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini sampelnya adalah kader kesehatan di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Porposive sampel yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang

(2)

dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2005).

Untuk menentukan besar sampel yang akan diambil, menggunakan rumus Notoatmodjo (2005), yaitu:

 

2 1 N d N n   Keterangan: N = Besar Populasi n = Besar Sampel

d = Tingkat Kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan a. Perhitungan besar sampel:

0,05

2 65 1 65   n

0,0025

65 1 65   n 1625 , 0 1 65   n 1625 , 1 65  n =55,91= 56 (pembulatan).

Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 56orang. b. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi

a) Kader kesehatan yang aktif > 5 tahun di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.

b) Bersedia sebagai responden c) Kooperatif

(3)

2. Kriteria Eksklusi

a) Kader kesehatan yang aktif < 5 tahun di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.

b) Tidak bersedia dijadikan responden.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian dilakukan di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2010.

D. Variabel Penelitian

Variable adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,1998). Variabel dalam penelitian meliputi :

1. Variabel bebas (Variable Independen)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, dana intensif, ketersediaan sarana dan prasarana, dan petugas kesehatan.

2. Variabel terikat (Variable Dependen)

(4)

E. Definisi Operasional

No Variabel

Definisi Operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil Skala 1. Pengetahuan Adalah

kemampuan kader untuk tahu, mengerti dan memahami tentang tugas dan kegiatan di posyandu. Wawancara Kuesioner Kategori: 0=tinggi >50% total jawaban benar. 1= rendah <50% total jawaban benar. Ordinal 2. Dana Insentif Intensif adalah salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan prestasi kerja

Wawancara Kuesioner Kategori: 0=Diberi 1= Tidak diberi. Ordinal 3. Ketersediaan sarana dan prasarana Pemenuhan alat dan bahan yang diperlukan oleh kader posyandu dalam kegiatan posyandu. Wawancara Cheklist dan observasi Kategori: 0=Tidak mencukupi jika terdapat < 8 alat dan bahan kelengkapan posyandu. 1=Mencukupi jika terdapat 8 alat dan bahan kelengkapan posyandu. Ordinal

(5)

4. Petugas kesehatan

Upaya pembinaan atau bimbingan dan pelatihan yang diberikan oleh petugas kesehatan misalnya puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di posyandu.

Wawancara Cheklist Kategori: 0=Tidak diberi Pembinaan 1=Diberi Pembinaan Ordinal 5. Partisipasi kader Keaktifan Kader dalam memberikan dukungan, motivasi kepada warga untuk membawa anaknya ke posyandu berdasarkan observasi dari ibu balita

Wawancara Kuesioner Kategori: 0=Tidak Aktif. 1=Aktif.

(6)

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan peneliti mengajukan permohonan ijin pada Kepala Desa Pageralang dan pemberitahuan pada Kader Kesehatan serta Bidan Desa untuk mendapatkan persetujuan. Kemudian kuesioner diberikan kepada responden dengan menekankan masalah etika yang meliputi (Hidayat. A, 2007) yaitu:

1. Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden (informed consent)

Tujuannya agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek bersedia menjadi responden, maka harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika subjek menolak menjadi responden, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Tanpa nama (Anominity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang di isi oleh responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode misalnya responden Ibu X.

3. Kerahasiaan (Confifentiality)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.

G. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara (interview). Wawancara yaitu suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face

(7)

1. Alat Ukur

Pengumpulan data untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader. Kuesioner dibagikan pada kader di wilayah Posyandu Harapan Maju Desa Pageralang. Selama dalam penelitian ini maka kader akan didatangi oleh peneliti pada saat kegiatan posyandu dan diberi kuesioner. Responden diminta untuk mendatangani inform konsent atau lembar persetujuan terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner sebagai bukti kader bersedia menjadi responden. Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah bentuk kuesioner sejumlah 20 pernyataan. Alat tersebut digunakan setelah dilakukan uji coba terlebih dahulu. Pertanyaan yang ada dikuesioner berisi tentang data diri responden, dana intensif, proses seleksi, ketersediaan sarana dan prasarana, pembinaan kader, pengetahuan kader dan partisipasi kader.

Alternatif jawaban yang digunakan dalam skala tingkat pengetahuan dibagi menjadi 2 alternatif jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan favourabel dan

unfavourabel yaitu:

a. Jawaban B: Benar b. Jawaban S: Salah

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yaitu kuesioner untuk mengukur pengetahuan yang terdiri dari item pernyataan yang favourabel dan

unfavourabel yang tersebar sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pengetahuan kader

No Aspek No item Jumlah

1 Pernyataan pengetahuan kader yang mendukung partisipasi kader (favourable)

1, 3, 5, 7, 9 5 2 Pernyataan pengetahuan kader yang tidak

mendukung partisipasi kader (unfavourable)

2, 4, 6, 8, 10 5

(8)

Sedangkan alternatif jawaban yang digunakan dalam pemberian stimulasi pada anak dibagi menjadi 2 alternatif jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan

favourable dan unfavourable yaitu: Ya dan Tidak.

Tabel 3.3 Partisipasi kader

No Aspek No item Jumlah

1 Pernyataan yang mendukung partisipasi kader

(favourable)

1, 2, 4, 6, 9 5 2 Pernyataan yang tidak mendukung partisipasi

kader (unfavourable)

3, 5, 7, 8, 10 5

Total 10

2. Uji Instrumen

Uji Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tentang variabel-variabel yang akan diteliti dimana jawaban sudah disediakan oleh peneliti melalui wawancara langsung. Pertanyaan yang akan diberikan diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner.

1. Uji Validitas Kuesioner

Validitas adalah indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Pengukuran validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoatmodjo, 2002).

Uji validitas akan dilakukan dengan membandingkan hasil koefisien korelasi produk moment pearson dengan koefisien produk moment person table dengan df = 10 yaitu dengan menggunakan rumus n-2, 10-2 = 8 sehingga r tabel dari 8 = 0,632, untuk taraf significancy 95 % atau α 0,05. Bila perhitungan statistik dari setiap item pertanyaan lebih besar dari nilai tabel korelasi Product Moment, berarti pertanyaan tersebut valid. Perhitungan dilakukan dengan komputerisasi menggunakan perangkat lunak komputer. Jika nila p-value < α maka item

(9)

pertanyaan tersebut valid sedangkan nilai p-value >α tidak valid. Setelah dilakukan penghitungan statistik uji validitas terhadap kuesioner tentang pengetahuan kader, didapat hasil bahwa semua item pertanyaan tersebut valid karena nilai perhitungan statistik dari setiap item pernyataan tersebut lebih besar dari nilai tabel korelasi Product Moment yaitu 0,632. Dari hasil perhitungan uji validitas yang dilakukan oleh peneliti dengan program pengolahan data maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Uji validitas kuesioner pengetahuan kader: r terkecil (0,705582 > 0,632)

r terbesar (0,880015 > 0,632)

Kesimpulannya pertanyaan kuesioner pada no item 1-10

Setelah kuesioner diujicobakan kepada responden kemudian dihitung korelasi untuk mengetahui pertanyaan dalam kuesioner valid atau tidak valid dengan menggunakan Korelasi Product Moment (Singarimbun dan Effendi, 1995) sebagai berikut :

 

 

     2 2 2 2 X N Y Y X N Y X XY N r Keterangan :

r : korelasip product moment N : jumlah sampel

X : skor variabel X Y : skor variabel Y

(10)

Perhitungan dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program komputer. Jika nila p-value ≤ α maka item pertanyaan tersebut valid sedangkan nilai p-value >α tidak valid.

Setelah dilakukan penghitungan statistik uji validitas terhadap kuesioner tentang pengetahuan kader didapat hasil bahwa semua item pertanyaan tersebut valid karena nilai perhitungan statistik dari setiap item pernyataan tersebut lebih besar dari nilai tabel korelasi Product Moment yaitu 0,444.

2. Uji Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas adalah indeks yang mengukur suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali dan lebih pada gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2002).

Menurut Riwidikdo. H (2009), pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan

tes-retes (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal

reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Adapun uji reliabilitas yang dipakai oleh peneliti dengan menggunakan Teknik Belah Dua (split half), (Notoatmodjo, 2005). Dengan menggunakan teknik ini berarti alat pengukur (kuesioner) yang telah di susun dibelah atau dibagi menjadi dua. Dalam hal ini peneliti membagi dua berdasarkan belahan atas dan belahan bawah berdasarkan median atau titik tengah, langkah-langkah yang diperlukan antara lain:

(11)

1) Mengajukan kuesioner tersebut kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas masing-masing pertanyaannya. Pertanyaan-pertanyaan yang valid dihitung sedangkan yang tidak valid di buang.

2) Membagi pertanyaan-pertanyaan yang valid tersebut menjadi dua kelompok. Separo masuk ke dalam belahan pertama (belahan atas), separonya lagi masuk kedalam belahan kedua (belahan bawah).

3) Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan di jumlahkan sehingga akan menghasilkan 2 kelompok skor total, yakni untuk belahan pertama dan belahan kedua.

4) Melakukan uji korelasi dengan rumus korelasi product moment tersebut, antara belahan pertama dengan belahan kedua.

5) Selanjutnya dengan daftar seperti uji korelasi sebelumnya, dapat diketahui reliabilitas kuesioner tersebut.

Kesimpulan hasil perhitungan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari kuesioner pengetahuan kader (terdapat hubungan yang signifikan antara belahan pertama dengan belahan kedua), setelah melihat korelasi antara belahan pertama dengan belahan kedua, peneliti melanjutkan perhitungan reliabilitas pengetahuan kader dengan menggunakan rumus:

r. tot =

Keterangan:

r. tot : angka reliabilitas keseluruhan item

r. tt : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua (Singarimbun, M, & Effendi, S, 1989).

(12)

Setelah dihitung dengan program pengolah data SPSS for windows maka ditemukan hasil reliabilitas perkembangan adaptif dengan r hitung 0,939 > r tabel (0,632), dengan df = n – 2, df = 10-2 = 8 (r tabel dari df 8 = 0,632), sehingga pertanyaan pada kuesioner pengetahuan sudah reliabel. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer :

1. Data primer diperoleh dengan panduan wawancara secara langsung kepada subjek penelitian atau responden mengisi kuesioner yang disediakan.

2. Data sekunder diperoleh dari institusi yang terkait mengenai jumlah ibu balita di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.

I. Prosedur penelitian

Penelitian yang akan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: 1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dimulai dari pengajuan judul, penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian, uji instrumen dan permohonan ijin lahan penelitian. 2. Tahap penelitian.

Tahap penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2010 yang dilakukan di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen.

3. Tahap Penyelesaian

(13)

J. Pengolahan Data

Data sekunder dan data primer yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program komputer tahapan data yaitu:

a) Editing

Menyeleksi data yang sudah masuk untuk menjamin validasi data b) Koding

Pemberian kode-kode pada data untuk mempermudah proses pengolahan data. Koding dilakukan untuk mengklasifikasikan jawaban yang sudah ada menurut jenisnya, dengan cara memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka. Tabulating

Mengelompokan data sesuai dengan tujuan analisis data disajikan melalui data. c) Entry data

Proses memasukkan data ke dalam komputer, sehingga dapat dianalisa dengan menggunakan program komputer.

K. Analisa Data

1. Analisa Univariate

Analisa Univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2002 ).

2. Analisa Bivariate

Analisis bivariate dilakukan untuk menentukan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader.

Untuk menentukan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dilakukan dengan uji statistik Chi square dengan derajat kepercayaan yang

(14)

di pakai adalah 95% dengan ketentuan jika probabiltas (P Value)>0,05 maka H0 gagal ditolak sedangkan jika probabilitas (P Value)<0,05 maka H0 di tolak.Uji statistik Chi square menggunakan rumus:

Keteragan:

= chi square

= frekuensi observasi

= frekuensi harapan

a. Jika p value ≤ 0.05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependent.

b. Jika p value > 0.05, maka Ho diteima dan H1 ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependent.

Selain itu juga dilakukan analisa dengan tabulasi silang (crostabs) untuk menghitung odd ratio (OR) dengan Confidence internal (CI) 95%.

3. Analisa Multivariat

Analisa multivariat adalah analisa untuk menghubungkan antara variabel dependen dan variabel independen secara bersama-sama menggunakan analisa Regresi Logistik (Logistic Regression) dengan tingkat kemaknaan p≤0,05, untuk mengetahui variabel atau faktor yang dominan mempengaruhi variabel terikat dilihat

dari nilai koefisien regresi

 

 , sedangkan nilai Cox dan Snell R Square dilihat untuk

mengetahui besarnya pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Menurut Hastono (2004) analisa Regresi Logistik berganda dihitung dengan rumus:

h h f f f x2 

0  2 x 0 f h f

(15)

ixi x

x

Z1 12 2... Bila nilai Z dimasukan pada fungsi Z maka rumus fungsi Z adalah :

 

1 1 2 2 ... 1 1

1

1

x x x

e

Z

F

Keterangan :

F(Z) : probabilitas kejadian suatu penyakit berdasarkan faktor resiko

Z : nilai indeks variabel independen. Nilai Z bervariasi antara –00 sampai +00 : Konstanta

x

1 : Jumlah variabel independen ke 1

x

2 : Jumlah variabel independen ke 2

x

i : Jumlah variabel independen ke i

(16)

Gambar

Tabel 3.2 Pengetahuan kader
Tabel 3.3 Partisipasi kader

Referensi

Dokumen terkait

Untuk maksud tersebut, bersama ini kami kirimkan daftar isian terlampir untuk diisi dan mohon segera dikirim kembali melalui email kreativitas.belmawa@qmait.com paling

1. Dari kegiatan merancang proyek perubahan yang ditandai dengan sebuah hasil perubahan didalam laboratorium kepemimpinan tentu akan dijumpai hasil yang beragam,

3) Dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan strategis akibat bencana yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, rencana induk simpul transportasi

Sedangkan variasi komposisi yang dilakukan pada toner buatan juga berpengaruh terhadap sifat magnetik, pada toner komposisi polimer, fly ash dan karbon (50:30:20) dengan

Hasil ini menyimpulkan bahwa nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka dapat diartikan bahwa pengujian simultan dari variabel kecerdasan emosional dan perilaku belajar

44/Pdt/G/2002.PN.PDG, menyatakan Penggugat Nuzul Anin Gelar Rajo Sulaiman adalah sebagai Mamak Kepala Waris dalam kaum penggugat, menyatakan sah menurut hukum surat Pagang Badai

Produk ini tidak reaktif dalam kondisi penggunaan, penyimpanan, dan transportasi yang normal.

Yang mempunyai arti bahwa setiap negara anggota ICAO boleh menentukan daerah terlarang (prohibited area) atau membatasi daerah (restricted area) tertentu dengan alasan (a) daerah