• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA PRODUK BERSAMA TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. HULU BATU PERKASA DI BANDAR LAMPUNG PADA TAHUN 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BIAYA PRODUK BERSAMA TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. HULU BATU PERKASA DI BANDAR LAMPUNG PADA TAHUN 2011."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BIAYA PRODUK BERSAMA TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. HULU BATU PERKASA DI

BANDAR LAMPUNG PADA TAHUN 2011

Oleh

Nama : EVA LEDIANA

NPM : 0441031189

Telp : 085768477071

email : evaakmal@rocketmail.com

Pembimbing 1 : Drs, A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A. Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

(2)

COST ANALYSIS OF JOINT PRODUCT PRICING OF PRODUCTION IN. UPSTREAM IN AIRPORT LAMPUNG PERKASA STONE IN 2011

by

Name: EVA LEDIANA NPM: 0441031189 Tel: 085768477071

email: evaakmal@rocketmail.com

Supervisor 1: Drs, A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A. Supervisor II: Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si

FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

(3)

ABSTRAK

ANALISIS BIAYA PRODUK BERSAMA TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. HULU BATU PERKASA DI

BANDAR LAMPUNG PADA TAHUN 2011 Oleh

EVA LEDIANA

PT. Hulu Batu Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan dan produksi batu andesit. Bahan baku utama yang dipergunakan adalah batu kemudian diproses menjadi batu andesit.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengalokasian biaya produksi bersama manakah yang tepat dilakukan oleh PT. Hulu Batu Perkasa dalam penentuan harga pokok produksi sesuai dengan teori yang berlaku, guna memperoleh informasi yang diperlukan sebagai dasar perhitungan harga pokok menurut biaya produksi bersama.

Alat analisis yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi

sehubungan dengan pengalokasian biaya produksi bersama adalah Metode Nilai Jual ( Metode Harga Pasar ), Metode Rata – rata Satuan, Metode Rata – rata Tertimbang, Metode Satuan Kuantitas.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam menghitung harga pokok produksi bersama, maka metode pengalokasian biaya produksi bersama yang tepat

digunakan oleh perusahaan adalah metode nilai jual atau harga pasar dengan menggunakan metode nilai jual atau harga pasar, maka akan diperoleh harga pokok dan laba kotor yang sesuai dengan harga jual masing – masing produk, sehingga dapat mencerminkan harga pokok produksi yang sesungguhnya.

(4)

ABSTRACT

COST ANALYSIS OF JOINT PRODUCT PRICING OF PRODUCTION IN. UPSTREAM IN AIRPORT LAMPUNG PERKASA STONE IN 2011

BY EVA LEDIANA

PT. Hulu Stone Perkasa is a private company engaged in the mining and production of andesite. The main raw material used is then processed into a rock andesite.

The study objective was to determine the method of allocating the cost of production with which the right done by. Hulu Stone Perkasa in determining the cost of production according to the prevailing theory, in order to obtain the required information as the basis for calculating the cost according to the cost of production.

Analysis tools are used in determining the cost of production with respect to the

allocation of the cost of joint production is Selling Value Method (Market Price Method), Method Average - Average Unit, Method Average - Weighted average, Quantity Unit Method.

From the analysis that has been done in calculating the cost of production, then the method of allocating the cost of production with the exact method used by the company is selling or market using the trading value or market price, you will get the cost of goods and corresponding gross profit the selling price of each - each product, so as to reflect the true cost of production.

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... ii

DAFTAR LAMPIRAN... iii

I. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Permasalahan... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

2. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biaya... 6

2.2 Pengertian Akuntansi Biaya... 7

2.3 Konsep Biaya... 9

2.4 Klasifikasi Biaya... 10

2.5 Harga Pokok Produksi... 13

2.6 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi... 15

2.7 Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variabel Costing... 18

2.8 Perbedaan Metode Full Costing dengan Metode Variabel Costing Ditinjau Dari Sudut Pandang Harga Pokok Produksi... 18 2.9 Perbedaan Metode Full Costing dengan Metode Variabel

(6)

Costing Ditinjau Dari Penyajian Laporan Laba Rugi... 20

2.10 Pengumpulan Biaya Dengan Metode Variabel Costing... 20

2.11 Manfaat Informasi Yang Dihasilkan Oleh Metode Variabel Costing... 20

2.12 Manfaat Informasi Variabel Costing Dalam Pengendalian Biaya... 21

2.13 Manfaat Informasi Variabel Costing Dalam Pengambilan Keputusan... 22

2.14 Kelemahan Metode Variabel Costing... 22

2.15 Produk Bersama ( Joint Product ), Biaya Bersama ( Joint Cost ), Produk Sampingan ( By Product )... 23

2.16 Merode Pengalokasian Biaya Bersama... 24

2.17 Perbandingan Metode pengalokasian Biaya Bersama... 29

2.18 Analisis Biaya Bersama Untuk Keputusan Manajerial... 30

3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 31

3.1.1 Tempat Penelitian... 31

3.1.2 Waktu Penelitian...31

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 31

3.2.1 Sumber Data... 31

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data... 32

3.3 Alat Analisis... 33

3.3.1 Analisis Kualitatif... 33

(7)

3.3.2.1 Metode Nilai Pasar Relatif... 33

3.3.2.2 Metode Rata – Rata Per Unit... 35

3.3.2.3 Metode Rata – Rata Tertimbang... 35

3.3.2.4 Metode Satuan Kuantitas... 36

4. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi... 37

4.2 Evaluasi Terhadap Penentuan Alokasi Biaya Produksi Bersama Pada PT. Hulu Batu Perkasa...39

4.2.1 Perhitungan Alokasi Biaya Produksi Bersama Untuk Masing – Masing Produk... 40

4.3 Interpretasi Atas laba Kotor Pada PT. Hulu Batu Perkasa... 44

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 46

5.2 Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sfesifik yang hendak dicapai, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan yang bersifat finansial yakni untuk

memperoleh laba yang maksimal, karena laba sering digunakan sebagai alat ukur keberhasilan manajemen dalam mengelola usaha. Hal ini dilakukan agar

perusahaan dapat mempertahankan keberadaannya ditengah persaingan yang ketat, terutama antar perusahaan yang sejenis. Dengan kondisi yang demikian, maka masing – masing dunia usaha tersebut harus dapat bersaing dengan menonjolkan kelebihan masing – masing dan meningkatkan efektivitas juga efisien dalam proses produksinya. Dewasa ini perusahaan yang sejenis dituntut untuk bersaing secara ketat untuk mendapatkan konsumen, dengan demikian untuk mencapai tujuan itu perusahaan harus melaksanakan kegiatan usaha yang efektif dan efisien serta didukung oleh data biaya yang harus disajikan secara sistematis.

Dalam mengelola suatu perusahaan baik dagang, jasa maupun industri para manajemen membutuhkan informasi keuangan mengenai kegiatan usaha perusahaan secara keseluruhan untuk memperoleh informasi guna pengambilan

(9)

keputusan. Salah satu informasi yang diperlukan adalah perhitungan harga pokok produk. Perhitungan harga pokok secara wajar sangat membantu pihak

manajemen didalam mengambil kebijaksanaan mengenai laba yang optimal guna memproyeksikan tingkat kemajuan perusahaan yang diharapkan dimasa

mendatang, selain itu harga pokok juga berfungsi sebagai sumber data untuk mengukur biaya, merencanakan dan mengendalikan dan sebagai alat untuk menganalisa biaya.

Biaya produksi dalam perusahaan manufaktur merupakan biaya yang sangat penting dalam menentukan harga pokok, oleh karena itu biaya – biaya harus dikendalikan untuk menghidari terjadinya pemborosan biaya yang dapat

mengakibatkan harga pokok produk menjadi tinggi, sehingga biaya menjadi tidak efisien. Dalam perusahaan manufaktur, harga pokok produksi merupakan jumlah yang cukup signifikan. Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk mampu bekerja secara cermat dalam menentukan besarnya harga pokok produksi tersebut guna dapat dilakukan penekanan biaya produksi dengan adanya kecermatan tersebut, maka diharapkan dapat memungkinkan suatu efisien kinerja bagi perusahaan harus dapat menurunkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Harga pokok itu sendiri merupakan hal yang penting bagi perusahaan, akan tetapi belum semua perusahaan dapat menentukan harga pokoknya secara wajar, terutama perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk yang menggunakan bahan baku, biaya tenaga kerja, mesin dan peralatan pabrik yang sama.

(10)

Biaya produksi bersama yaitu biaya yang dikeluarkan sejak saat bahan baku diolah sampai dengan saat dimana berbagai jenis produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produksi bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Produk bersama adalah jenis produk yang dihasilkan bersama – sama dengan menggunakan satu bahan baku atau beberapa macam bahan baku yang sama serta masukan tersebut tidak dapat diakhiri jejaknya pada setiap jenis produk tertentu. PT. Hulu Batu Perkasa adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, yang memproduksi batu dengan beberapa jenis batu.

Jenis – jenis batu yang dihasilkan oleh PT. Hulu Batu perkasa adalah : 1. Batu Split 1-2

2. Batu Split 2-3

3. Batu Medium / Screening 4. Abu batu

5. Base A

PT. Hulu Batu Perkasa berproduksi didua tempat yaitu didaerah Mojokerto Lampung Tengah dan Bengkulu Utara. Perusahaan sulit melakukan perhitungan biaya produksi dari masing – masing produksinya yang terdiri dari beberapa jenis batu yang dihasilkan mempunyai harga pokok produksi yang berbeda sehingga pihak manajemen ingin mengetahui besarnya alokasi biaya produksi masing – masing produk bersama tersebut, dengan demikian dapat diketahui dari dua tempat produksi tersebut yang mana yang lebih menguntungkan untuk

perusahaan, dan dari beberapa jenis produk yang dihasilkan tersebut jenis mana yang memiliki harga pokok produksi yang rendah dan yang mana yang memiliki

(11)

harga pokok produksi yang tinggi, sehingga perusahaan dapat membandingkan produk mana yang menghasilkan laba paling menguntungkan bagi perusahaan.

Menyadari pentingnya penentuan harga pokok produksi secara wajar, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam skripsi dengan objek PT. Hulu Batu Perkasa di Bandar Lampung dengan judul skripsi: “ Analisis Biaya Produk Bersama Terhadap Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. Hulu Batu Perkasa Di Bandar Lampung Pada Tahun 2011 ”

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat diidentifikasi masalah yang dihadapi adalah : Metode pengalokasian biaya produksi manakah yang tepat digunakan oleh perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi dan jenis produk yang manakah yang bisa menghasilkan laba yang optimum ( Laba Kotor ) bagi prusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penyusunan skripsi ini yaitu :

1. Memperoleh gambaran tentang pengaruh metode perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan tersebut dalam kaitannya dengan efektifitas dan efisiensi kegiatan produksi.

2. Untuk mengetahui metode pengalokasian biaya produksi bersama manakah yang tepat dilakukan oleh perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi sesuai dengan teori yang berlaku.

(12)

Manfaat Penelitian :

1. Pihak internal perusahaan, yaitu :

a. Sebagai masukan bagi manajemen perusahaan, khususnya bagi akuntansi dalam menerapkan metode akuntansi untuk memperlakukan biaya – biaya produksi dalam perhitungan harga pokok produksi.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan, sehingga lebih mudah melakukan pengawasan dan pengendalian masalah – masalah yang mungkin terjadi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. c. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menggunakan

metode pengalokasian biaya produksi bersama yang tepat, yang mana memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap laba, serta dapat membantu memberikan informasi yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan guna kepentingan dan perkembangan perusahaan. 2. Pihak eksternal perusahaan, yaitu :

a. Sebagai bahan referensi bagi penulis lainnya dimasa yang akan datang, yang akan mengetahui perkembangan dunia kerja dan industri yang ada untuk skala menengah.

b. Untuk memberikan informasi bagi pembaca tentang masalah – masalah yang sering terjadi dalam kegiatan perusahaan dan pemecahan masalah tersebut.

(13)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Biaya

“ Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurangan penghasilan. “ ( Supriyono : 1983 )

“ Biaya dalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau akan terjadi untuk tujuan tertentu. “

( Mulyadi : 1991 )

2.2 Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk barang atau jasa dengan cara tertentu serta penafsiran terhadafnya. ( Mulyadi : 2005 )

Akuntansi biaya mencakup suatu sistem yang terkait dengan pencatatan dan pengukuran yang tepat atas unsur biaya sejak biaya tersebut timbul dan mengalir melalui proses produksi.

(14)

Akuntansi biaya merupakan salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.

( Supriyono, 1983 )

2.3 Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi menjelaskan total biaya pada produk jadi selama periode berjalan. Biaya yang masuk dalam barang jadi adalah biaya pabrikasi (

manufacturing overhead ), yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Tabel 1

PT. XYZ

Laporan Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok Penjualan Untuk tahun Yang Berakhir Per 31 Desember 20xx

Persediaan Awal Bahan Baku xxx

+/+ Pembelian bersih xxx +

Bahan Baku Yang Tersedia Untuk Dipakai xxx -/- Persediaan Akhir Bahan Baku ( xxx ) -

Pemakaian Bahan Baku xxx

Upah Langsung xxx

Biaya Overhead xxx +

Biaya Produksi xxx

+/+ Persediaan Awal Brg Dlm Proses xxx -/- Persediaan Akhir Brg Dlm Proses ( xxx ) -

Biaya Pabrikasi xxx

+/+ Persediaan Awal Brg Jadi xxx -/- Persediaan Akhir Brg Jadi ( xxx ) -

(15)

2.4 Produk Bersama ( Joint Product ), Biaya Bersama ( Joint Cost ), Produk Sampingan ( By Product )

Bagi banyak perusahaan industri, suatu proses secara simultan akan dapat menghasilkan dua atau lebih produk yang proporsinya berbeda – beda. Apabila dari suatu proses produksi dapat menghasilkan dua atau lebih produk, maka produk tersebut akan diasumsikan sebagai produk bersama ( joint – product ), produk utama ( main produduct ) atau produk sampingan ( by – product ), Dan berikut ini merupakan definisi dari masing – masing jenis produk di atas. 1. Produk Utama ( Main Product )

Merupakan satu produk yang mempunyai nilai penjualan relatif tinggi dari satu hasil proses tunggal.

2. Produk Sampingan ( By – Product )

Merupakan suatu produk yang mempunyai nilai penjualan rendah dibandingkan dengan nilai penjualan produk utama.

3. Produk Bersama ( Joint – Product )

Merupakan suatu produk yang mempunyai nilai penjualan relatif tinggi dan tidak dapat diidentifikasi terpisah sebagai produk individual sampai titik pemecahan.

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1.1.1. Tempat Penelitian

Dalam pengumpulan data, penelitian ini dilakukan pada PT. Hulu Batu Perkasa di Bandar Lampung.

1.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian skripsi dilakukan pada bulan Maret 2012 sampai dengan Mei 2012. Data yang digunakan meliputi data mengenai Laporan Biaya Produksi, Laporan Harga Pokok Produksi pada tahun 2011

3.2. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.1. Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Data Primer

Informasi yang diperoleh penulis secara langsung di tempat penelitian. Hal ini diperoleh dengan beberapa cara, yaitu observasi ( pengamatan ) dan survey. b. Data yang dikumpulkan secara tidak langsung berasal dari sumber – sumber

(17)

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulakan data – data yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode :

1. Penelitian Lapangan ( Fild research )

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh data primer.

Data informasi diperoleh dengan cara : a. Wawancara

Yaitu wawancara yang dilakukan oleh penulis pada perusahaan yang berkaitan dengan objek penelitian. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara langsung dengan seseorang atau beberapa orang karyawan sebagai sumber data atau informasi, dengan tujuan untuk memperoleh tema penelitian dari objek penelitian.

b. Dokumentasi

Yaitu dengan pengumpulan data berupa bukti – bukti fisik berupa tulisan maupun gambar serta bukti fisik lainnya.

2. Penelitian Kepustakaan ( Library research )

Yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara mempelajari literatur yang berkaitan yang berkaitan dengan objek penelitian, sehingga secara teoritis dapat dianalisis dan diambil kesimpulan penelitian lapangan.

(18)

3.3. Alat Analisis

3.3.1 Analisis Kualitatif

Menganalisi data dengan cara membandingkan antara teori – teori yang ada dengan kondisi yang terjadi di perusahaan guna memperoleh metode pengalokasian biaya produksi bersama yang lebih tepat dan akurat.

3.3.2. Analisis Kuantitatif

Menganalisis data dengan cara melakukan perhitungan tertentu dengan menerapkan teori dan rumus yang berkaitan dengan pokok permasalahan. 1. Metode Nilai Penjualan Relatif ( Nilai Pasar Relatif )

2. Metode rata – Rata Per Unit 3. Metode rata – Rata Tertimbang 4. Metode Satuan Kuantitas

(19)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Proses Produksi

PT. Hulu Batu Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

Pertambangan dan Produksi batu Andesit. Dimana perusahaan memproduksi batu dari bahan baku sendiri, yaitu PT Hulu Batu mempunyai gunung batu sendiri, dan disisi lain perusahaan juga memperoleh bahan baku dengan menyewa lahan queri yang berupa batu sungai dari pihak kemitraan. Proses produksi dilakukan sebagai berikut :

Sebelum diolah menjadi batu Andesit, batu – batu tersebut merupakan berasal dari gunung batu dan batu kali yang kemudian akan diolah melalui beberapa proses produksi hingga menjadi batu Andesit. Bahan baku yang berasal dari gunung batu terlebih dahulu harus dihancurkan dengan menggunakan alat peledak untuk menghancurkan batu yang berupa gunung batu tersebut agar menjadi batu yang kecil dan bisa digunakan sebagai bahan baku. Sedangkan bahan baku yang berasal dari batu sungai bisa langsung digunakan sebagai bahan baku tanpa harus

(20)

Kemudian batu yang sudah menjadi bahan baku tersebut baik yang berasal dari batu gunung maupun batu sungai selanjutnya akan dikumpulkan dengan

menggunakan alat bantu exapator dan kemudian akan diangkut dengan

menggunakan mobil dum truck untuk dikumpulkan ke pabrik tempat pengolahan. Batu tersebut akan diolah melalui mesin pengancur batu yaitu Sthun Chrusher. Dalam proses penghancuran batu menjadi batu Andesit pengolahan akan melalui dua tahap penghancuran didalam mesin Sthun Crusher yaitu jaw primer dan jaw sekunder.

Pada tahap yang pertama batu – batu tersebut akan dimasukkan kedalam mesin sthun chrusher dengan menggunakan alat bantu exapator, tahap pertama batu akan dihancurkan menggunakan saringan jaw primer terlebih dahulu. jaw primer berfungsi untuk menghancurkan batu menjadi ukuran yang lebih kecil lagi sehingga bisa diolah kedalam saringan jaw sekunder pada tahap selanjutnya. pada saringan jaw primer akan menghasilkan satu ukuran batu yaitu dinamakan batu base A. Kemudian Batu base A ini akan melewati proses produksi

selanjutnya ke tahap yang kedua yaitu kedalam saringan jaw sekunder, dimana didalam jaw sekunder terdiri dari empat saringan penghancur yang akan menghasilkan empat jenis batu andesit. Jaw sekunder berfungsi untuk menghancurkan batu base A untuk menjadikan ukuran yang lebih kecil lagi sesuai dengan ukuran saringan. Batu base A tersebut akan dimasukkan kedalam jaw sekunder, pada proses penghancuran tahap kedua ini batu yang dihasilkan memiliki empat jenis batu yaitu batu ukuran 1 x 2, batu 2 x 3, batu screning atau batu medium ( 1 x 1 ), dan abu batu. Selanjutnya batu – batu andesit tersebut

(21)

setelah keluar dari saringannya masing – masing kemudian akan dikumpulkan menurut ukurannya masing- masing.

4.2 Evaluasi Terhadap Penentuan Alokasi Biaya Produksi Bersama pada PT. Hulu Batu Perkasa

PT. HuluBatu Perkasa menghasilkan beberapa macam produk batu andesit yang diproduksi secara bersama – sama. Produk tersebut memiliki nilai jual yang berbeda – beda, sehingga perlu diketahui bagian dari seluruh biaya produksi yang dibebankan pada masing – masing produk. Oleh karena adanya perbedaan pada harga jual ini, maka diperlukan penentuan total biaya produksi yang tepat yang harus dibebankan kepada bebagai macam produk bersama, sehingga dapat ditetapkan pengalokasian biaya produksi bersama dengan porsi yang tepat.

4.2.1 Perhitungan Alokasi Biaya Produksi Bersama Untuk Masing – masing Produk

1. Metode Harga Jual atau Nilai pasar

Pada metode ini, perhitungan alokasi biaya bersama yang dilakukan kepada setiap produk bersama didasarkan pada jumlah nilai jual yang didapat dari formula.

Nilai Jual = Volume Produk dihasilkan x Harga Jual Per m3 Nilai jual yang didapat ini kemudian dihitung persentasinya, yaitu dengan membagi jumlah nilai jual per produk terhadap jumlah seluruh nilai jual. Alokasi biaya produk bersama untuk masing – masing produk ialah

Alokasi Biaya Bersama = Nilai Relatif Per Produk x Total Biaya Produk Bersama

(22)

Biaya produk bersama dengan metode harga pasar menyerap biaya sebesar Rp. 12.222.748.256.

Sedangkan produk yang menyerap biaya paling besar adalah produk dengan kode MJK 3 sebesar Rp. 2.872.314.625,17 dan yang menyerap biaya paling rendah adalah produk dengan kode BKL 6 sebesar Rp. 99.780.507,08. Perbedaan ini disebabkan karena jumlah nilai jual yang didapat. Semakin besar nilai jual pada produk tersebut, maka semakin besar pula alokasi biaya produk bersama untuk produk tersebut dan semakin kecil nilai jualnya, maka biaya produksinya pun semakin kecil.

Untuk lebih jelasnya perhitunangan Alokasi Biaya Produksi Metode Harga Pasar dapat dilihat di Lampiran pada Tabel 4.2.1

2. Metode Rata – Rata Tertimbang

Pada metode ini, perhitungan alokasi biaya produk bersama dilakukan yaitu dengan memberikan faktor penimbang kepada setiap jenis produk didalam menikmati biaya bersama. Penimbang yang digunakan adalah kuantitas tiap jenis produk dibagi total produk yang dihasilkan dikali seratus.

Nilai Penimbang = Kuantitas tiap jenis produk x 100 Total Produk yang dihasilkan

Angka penimbang dapat dilihat pada Tabel 4.2.2. Alokasi biaya produksi bersama untuk masing – masing produk pada metode ini, dihitung dari :

Alokasi Biaya Bersama = Persentase atas Nilai Penimbang x Total Biaya Produksi Bersama

Biaya produk bersama dengan metode rata – rata tertimbang menyerap biaya sebesar Rp. 12.235.860.754.

(23)

Sedangkan produk yang menyerap biaya paling besar adalah produk dengan kode MJK 3 sebesar Rp. 3.630.930.419 karena kuantitas produk yang dihasilkan untuk produk ini juga paling banyak, dengan persentase nilai penimbang sebesar 34 %, sehingga biaya produksinya juga paling banyak dan biaya produksi bersama yang paling rendah adalah produk dengan kode BKL 4 sebesar Rp.135.673.456 dengan persentase nilai penimbang 8 %.

3. Metode Biaya Rata – rata Satuan

Formula alokasi biaya yang terpakai untuk masing – masing produk ialah : Biaya Rata – rata Satuan = Jumlah Biaya Produk Bersama

Jumlah satuan Produk = Rp 10.659.697.173 / 93.600 m3 Harga Pokok Per m3 = Rp. 113.885,65 / m3

Biaya Rata – rata Satuan = Jumlah Biaya Produksi Bersama Jumlah satuan Produk

= Rp. 1.767.195.841 / 37.800 m3 Harga Pokok Per m3 = Rp 46.751,21

Alokasi biaya produk bersama untuk masing – masing produk, sebagai berikut: Alokasi Biaya Bersama = Kuantitas Produk Dihasilkan x Alokasi Biaya

Produksi Bersama Rata – rata Satuan Perhitungan alokasi biaya produksi bersama diperoleh dengan formula :

Alokasi Biaya Produksi Bersama = Kuantitas Produk Yang Dihasilkan x Harga Pokok per m3

(24)

Biaya produksi bersama dengan metode rata – rata satuan menyerap biaya sebesar Rp. 12.222.871.348.

Sedangkan produk yang menyerap biaya paling banyak adalah produk MJK 3 sebesar Rp. 2.904.084.165,72 dan menghasilkan produk sebanyak 25.740 m3 dan yang menyerap biaya paling sedikit adalah produk BKL 4 sebesar Rp.

197.757.629,83 dan menghasilkan produk sebanyak 4.536 m3. Hal ini tergantung pada kuantitas produk yang dihasilkan perusahaan.

Perhitunangan Alokasi Biaya Produksi Metode Rata – Rata Satuan dapat dilihat di Lampiran pada Tabel 4.2.3.

4. Metode Satuan Kuantitas / Satuan Fisik

Pada metode ini, perhitungan alokasi biaya produksi bersama yang dilakukan kepada setiap produk bersama didasarkan pada satuan kuantitas yang sama. Dalam hal ini, produksi secara bersama yang dihasilkan adalah dengan satuan kuantitas m3, sehingga pengalokasian dengan metode ini sama dengan metode biaya rata – rata satuan.

Biaya Rata – rata Satuan = Jumlah Biaya Produksi Bersama Jumlah satuan Produk

Biaya produksi bersama dengan metode satuan kuantitas menyerap biaya sebesar Rp. 12.222.871.348.

Sedangkan produk yang menyerap biaya paling banyak adalah produk MJK 3 sebesar Rp. 2.904.084.165,72 dan menghasilkan produk sebanyak 25.740 m3 dan yang menyerap biaya paling sedikit adalah produk BKL 4 sebesar Rp.

197.757.629,83 dan menghasilkan produk sebanyak 4.536 m3. Hal ini tergantung pada kuantitas produk yang dihasilkan perusahaan.

(25)

Perhitunangan Alokasi Biaya Produksi Metode Satuan Kuantitas dapat dilihat di Lampiran pada Tabel 4.2.4.

Berdasarkan keempat metode yang digunakan, alokasi biaya produksi bersama yang menyerap biaya paling besar adalah metode rata – rata tertimbang yaitu sebesar Rp. 12.235.860.754 dan yang menyerap biaya paling rendah adalah metode harga pasar yaitu sebesar Rp. 12.222.748.256.

4.3. Interpretasi Atas Laba Kotor Pada PT. Hulu Batu Perkasa

Salah satu sasaran penting bagi perusahaan adalah menghasilkan laba. Oleh karena itu, besarnya laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu tolak ukur efektifitas perusahaan. Disamping itu, laba adalah selisih antara pendapatan ( ukuran keluaran ) dengan pengeluaran ( ukuran masukan ), maka laba juga merupakan ukuran efisiensi.

Perhitungan atas laba kotor pada masing – masing metode untuk produk bersama yang dihasilkan oleh perusahaan yang dihasilkan oleh peruasahaan sebenarnya telah disajikan pada lampiran untuk analisis terhadap penentuan biaya produksi dan harga pokok produksi.

Perhitungan Laba Kotor pada lampiran tersebut adalah :

Laba Kotor = Jumlah Penjualan - Harga Pokok Penjualan

Jumlah penjualan = Hasil kali volume produk terjual dengan harga jual per m3

(26)

Tabel 1. Tabel perbandingan Laba Kotor yang diperoleh dengan berbagai metode Metode Harga Pasar Metode Rata- rata Tertimbang Metode Rata- rata Satuan Metode Satuan Fisik Penjualan 21.784.405.000 21.784.405.000 21.784.405.000 21.784.405.000 HPP 12.222.748.256 12.235.860.754 12.222.871.348 12.222.871.348 Laba Kotor 9.561.656.744 9.548.544.246 9.561.533.652 9.561.533.652

Berdasarkan tabel diatas Laba Kotor yang didapat berdasarkan perhitungan Metode Harga Pasar adalah sebesar Rp. 9.561.656.744 dengan jumlah penjualan sebesar Rp. 21.784.405.000 dan jumlah harga pokok penjualan sebesar Rp. 12.222.748.256.

Sedangkan perhitungan dengan Metode Rata – rata Tertimbang Laba Kotor yang dihasilkan sebesar Rp. 9.548.544.246 dengan jumlah penjualan sebesar Rp. 21.784.405.000 dan jumlah harga pokok penjualan sebesar Rp. 12.235.860.754 Dan Laba Kotor yang dihasilkan dengan Metode Rata – rata Satuan sebesar Rp. Rp. 9.561.533.652 dengan jumlah penjualan sebesar Rp. 21.784.405.000 dan jumlah harga pokok penjualan sebesar Rp. 12.222.871.348.

Begitupun dengan metode satuan kuantitas Laba Kotor yang dihasilkan sebesar Rp. Rp. 9.561.533.652 dengan jumlah penjualan sebesar Rp. 21.784.405.000 dan jumlah harga pokok penjualan sebesar Rp. 12.222.871.348.

Berdasarkan perhitungan keempat metode, metode yang menghasilkan Laba Kotor paling tinggi adalah metode harga pasar yaitu sebesar Rp. 9.561.656.744. Sedangkan jenis produk yang menghasilkan Laba yang paling besar adalah produk dengan kode MJK 3 dan produk yang menghasilkan Laba paling rendah adalah produk dengan kode BKL 6. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah nilai

(27)

jual. Pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut, jika salah satu produk terjual lebih tinggi dari produk yang lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain.

(28)

BAB V

Simpulan Dan Saran

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap pengalokasian biaya produksi bersama dalam penentuan harga pokok produksi batu PT. Hulu Batu perkasa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Metode pengalokasian biaya produksi yang tepat digunakan adalah metode harga pasar, karena pada metode harga pasar diperoleh harga pokok produksi dengan nilai yang rendah dan laba kotor yang tinggi.

2. Sedangkan jenis produk yang menghasilkan Laba yang paling besar adalah produk dengan kode MJK 3 yaitu sebesar Rp. 1.335.993.740. dan produk yang menghasilkan Laba paling rendah adalah produk dengan kode BKL 6 yaitu sebesar Rp.24.041.026.

5.2. Saran

Berdasarkan perhitungan terhadap alokasi biaya bersama, harga pokok produksi dan melihat pengaruhnya terhadap laba kotor, sebaiknya metode yang digunakan perusahaan adalah metode harga pasar atau nilai jual. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Dimana dengan meningkatkan

(29)

volume produksi produk seperti produk kode MJK 3, MJK 1, BKL 1, BKL 2 karena menggunakan harga pokok produksi yang rendah dan dapat menghasilkan laba yang optimal dan mengurangi volume produksi seperti produk MJK 4 dan BKL 4 karena tidak menghasilkan laba yang optimal.

Selain itu dengan menggunakan perhitungan metode ini dapat memberikan informasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi perusahaan.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. BPFE. Yogyakarta.

Defri, Qori. 2009. Analisis Pengalokasian Biaya Bersama Dalam Penentuan

Harga Pokok Produksi Meubel Pada Cv Mahkota Jati Bandar Lampung.

Skripsi. Universitas Lampung.

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. 2007. Buku Format Penulisan Karya

Ilmiah. Lampung.

Jum’atun, Isnaini. 2010. Analisis Penuentuan Penentuan Harga Pokok Produksi

Bersama PT. Vista Grain Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung.

Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima Cetakan Keenam. Aditiya media. Yogyakarta.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima Cetakan Ketujuh. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta.

Napitupulu, Melando. 2009. Evaluasi Metode Pengalokasian Biaya Produksi

Bersama Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi CPO dan PK pada PT. Palm Lampung Persada di Bandar Lampung. Skripsi. Universitas

Lampung.

Supriyono, R.A., Drs.,Akt. 1983. Akuntansi Biaya, Buku 1 Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Tabel perbandingan Laba Kotor  yang diperoleh dengan berbagai metode     Metode Harga  Pasar  Metode Rata- rata  Tertimbang  Metode Rata- rata Satuan  Metode Satuan Fisik  Penjualan  21.784.405.000  21.784.405.000  21.784.405.000  21.784.405.000

Referensi

Dokumen terkait

Penyiaran yang dilakukan dengan radio internet atau streaming akan lebih efektif, karena layanan radio internet dapat diakses lebih luas, hingga dari belahan

Petik not awal, tarik jari pertama anda(yang memetik not awal) untuk membunyikan not berikutnya dan kebalikan dari hammer-on, yakni memainkan dua nada(atau

Klaster 2 mempunyai ciri tingkat Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Harapan Lama Sekolah (HLS) yang “rendah” dan tingkat Pengeluaran Per Kapita

 Keluarga distribusi normal terdiri dari distribusi normal yang jumlahnya tak terhingga, Namun, untuk mencari probabilitas suatu interval dari variabel random kontinyu,

, isi dengan menjumlahkan NILAI SEKOLAH yang anda peroleh (jumlah dibulatkan ke bawah) ilustrasi pada halaman 4 KETERANGAN Gambar 3.2. agi pendaftar yang lulus sebelum tahun

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan sembilan elemen jurnalisme Bill Kovach dan

Kinerja hasil klasifikasi data learning pada data EMG dan data sonar, metode BPNN1 dan BPNN2 jauh lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan metode Kohonen-SOM dan LVQNN.. Hal

tahun 2011 tentang “Timing and Dose of Statin Therapy Define its Impact on Inflammatory and Endothelial Responses During Myocardial Infarction” Penelitian ini dilakukan