• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PKKH 1201431 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PKKH 1201431 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Elda Despalantri, 2014

Pelaksanaan Pendidikan Inklusif Di SMP Negeri Kota Payakumbuh Berdasarkan Indeks Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini adalah jenis penelitian campuran atau yang lebih dikenal

dengan penelitian mixed methode. Penelitian ini berjudul Pelaksanaan

pendidikan inklusif di SMP Negeri kota Payakumbuh yang menjadi fokus

penelitiannya ada tiga yaitu budaya inklusif, kebijakan inklusif, dan praktek

inklusif. Hasil dari penelitian secara ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

pendidikan inklusif di SMP Negeri kota Payakumbuh tergolong ke dalam kategori

baik. Karena persentase yang didapat berkisar antara 61%-80%, adapun

persentase yang didapat oleh ketiga dimensi tersebut adalah:

1. Data kuantitatif yang didapat pada dimensi budaya inklusif adalah

62,02%. Belum semua indikator yang terlaksana, namun demikian budaya

inklusif didasarkan pada di SMP negeri Payakumbuh sudah termasuk ke

dalam kategori baik. Hal ini karena persentase yang didapat berkisar pada

antara 61%-80%. Sedangkan untuk data kualitatif yang diperoleh dari

beberapa dari indikator budaya inklusif tidak terlaksana dikarenakan ada

siswa yang merasa bukan warga sekolah tempat mereka menuntut ilmu

disebabkan karena mereka adalah siswa dari SMP N 10 yang babgunan

sekolahnya belum selesai. Ada juga siswa yang saling berbeda pendapat

dan belum semua menjalin persahabatan yang solid disebabkan karena

mereka sama-sama mempertahankan ego masing-masing, hal ini siswa dan

siswi SMP ini berada pada masa pancaroba dari masa anak-anak beranjak

ke masa remaja.

2. Data yang diperoleh pada dimensi kebijakan inklusif yaitu 70%, untuk

kebijakan inklusif di SMP Negeri Payakumbuh termasuk ke dalam

kategoti yang baik. Selain itu pada data kualitatif peneliti menemukan

bahwa proses penerimaan siswa baru tidak ada tes-tes tertentu, tetapi siswa

diterima berdasarkan nilai ijazah, kemudian siswa yang sudah mendaftar

(2)

Elda Despalantri, 2014

Pelaksanaan Pendidikan Inklusif Di SMP Negeri Kota Payakumbuh Berdasarkan Indeks Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu untuk pembagunan sekolah yang berkaitan dengan aksesibilitas

siswa yang mengalami hambatan belum semua sekolah yang

melaksanakannya. Tetapi sekolah sudah menyediakan beasiswa untuk

memenuhi kebutuhan dan keperluan anak-anak yang mengalami hambatan

dalam proses belajar mengajar, seperti seragam sekolah, buku, sepatu, tas,

dan lain-lain. Di samping itu juga fasilitas sekolah yang disediakan guru

juga masih terbatas, belum semua siswa yang dapat mengaksesnya.

3. Data yang diperoleh pada dimensi praktek pembelajaran inklusif adalah

79,73%. Praktek inklusif di SMP Negeri Payakumbuh terselenggara

dengan baik, meskipun belum sempurna dan masih ada beberapa hal yang

perlu dibenahi. Seperti aksesibilitas untuk semua siswa, khususnya bagi

siswa yang mempunyai hambatan belajar. Selain itu yang perlu dibenahi

yaitu fasilitas yang ada di sekolah karena belum semua siswa dapat

mengaksesnya.

Jadi, dari hasil penelitian yang dilakukan pada empat sekolah yang diteliti

yaitu SMP N 2, SMP N 4, SMP N 5, dan SMP N 9 ini sudah menunjukkan

sikap positif karena sudah berusaha untuk melaksanakan pendidikan inklusif.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan setelah penelitian ini terlaksana

yaitu:

1. Bagi sekolah

Melaksanakan pendidikan inklusif lebih baik lagi, dengan cara membenahi

hal-hal yang belum terlaksana, seperti pembangunan sekolah yang belum

memperhatikan aksesibilitas bagi siswa yang mengalami hambatan, serta

fasilitas yang belum lengkap bagi peserta didik termasuk siswa yang

berkebutuhan khusus.

2. Bagi dinas pendidikan setempat

Bekerjasama dengan sekolah yang telah melaksanakan pendidikan

inklusif, khususnya di SMP Negeri kota Payakumbuh, dengan

(3)

Elda Despalantri, 2014

Pelaksanaan Pendidikan Inklusif Di SMP Negeri Kota Payakumbuh Berdasarkan Indeks Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa yang mengalami hambatan. Selain itu dinas pendidikan hendaknya

juga membantu merekrut tenaga pendidik dari pendidikan khusus, untuk

ditempatkan di sekolah-sekolah yang telah melaksanakan pendidikan

inklusif.

3. Bagi pemerintah kota dan pemerintah provinsi

Pemerintah kota (Pemkot) dan pemerintah provinsi (Pemprov)

memfasilitas sekolah dan guru dalam menyelenggarakan pendidikan

inklusif, dengan melaksanakan pelatihan dan seminar dengan dinas

pendidikan secara berkala, yang melibatkan guru-guru, orang tua, dan

siswa. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan inklusif dari hari ke

Referensi

Dokumen terkait

Integrasi Fuzzy Analytic Network Process dan Goal Programming dalam Pemilihan Supplier dan..

Contoh aplikasi dari garis tabel yang tidak terlihat tersebut bisa langsung misalnya pada dokumen yang kita buat, kita ingin menambahkan pada akhir dokumen

dengan FEM yang dikerjakan penulis masih mempunyai p erbedaan rata-rata sekitar 12 %. Perbedaan dikarenakan karena luasan kontak yang terbentuk berbeda tidak tepat sesuai

Contoh penerapan kasus kontak misalkan gesekan yang terjadi pada roda kereta api dengan rel, kemudian gesekan antara gear yang saling berputar dan lain sebagainya seperti

Penilaian sikap sosial 1.jujur 2.disiplin 3.tanggung jawab 4.toleransi 5.gotong royong 6.santun 7.percaya diri Cakupan Penilaian

BAGAIMANA UPAYA MEMPERCEPAT PENGESAHAN RUUK TERSEBUT?// DAN EFEK TERBURUK JIKA RUUK SEMAKIN LAMA?//9. NAH/UNTUK ITU SAHABAT MQ/ KITA AKAN MEMBAHASNYA DALAM FOKUS

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah: 1. b) Perbandingan antara FEM Kanavalli dengan FEM present terdapat perbedaan rata-rata sekitar 10,41%.

Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan spesimen tersebut yang dapat dilihat pada Gambar 3.5.. Gambar 3.5 Surface roughness