• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Pada Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Harga Pokok Produksi

2.1.1.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Terlebih dahulu kita lihat pengertian dari biaya sebelum membahas

mengenai harga pokok produksi. Menurut (Mulyadi, 1991:5) biaya dalam arti

luas merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu. Terdapat empat unsur pokok dalam definisi biaya :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,

2. Diukur dalam satuan uang,

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Secara sempit, definisi atau pengertian biaya merupakan pengorbanan

sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva jika tujuannya adalah pengorbanan

untuk memperoleh barang dan jasa. Jika tujuannya untuk menghasilkan

pendapatan, maka dianggap sebagai beban (expense) yang kemudian akan

dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai pengurang antara pendapatan dalam

perhitungan laba. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007: 17.94) beban adalah

penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus

keluar atau bekurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan

(2)

penanam modal. Seluruh biaya yang menjadi pengorbanan dalam

menghasilkan suatu produk jadi berpengaruh terhadap penentuan harga pokok

produksi yang dihasilkan.

2.1.1.2 Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi

Secara umum unsur dari harga pokok produksi dapat dibagi menjadi

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

1) Biaya bahan baku langsung (direct materiall cost)

Biaya bahan baku langsung yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh bahan baku yang digunakan dalam proses untuk

memproduksi suatu produk. Oleh karenanya jumlah total biaya bahan

baku langsung ini sebanding dengan jumlah unit produk yang dihasilkan

atau jumlah volume produksi. bahan baku langsung membentuk bagian

integral dari produk jadi. Biaya ini meliputi biaya untuk memperoleh

bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan yang siap diolah.

Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan

pertimbangan utama dalam pengklasifikasian biaya sebagai bahan baku

langsung.

2) Biaya Tenaga kerja Langsung (Direct Labor Costs)

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dibayarkan kepada

tenaga kerja yang ikut secara langsung dapat diidentifikasikan kepada

suatu produk sebagai obyek biayanya. Seperti halnya bahan baku

langsung, jumlah total biaya tersebut. Biaya tenaga kerja langsung

(3)

konsisten ditugaskan atau berhubungan dengan proses pembuatan produk,

urutan pekerjaan tertentu, atau penyediaan layanan juga, hal tersebut dapat

dikatakan pula sebagai biaya pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja

yang benar-benar membuat produk pada lini produksi. Tenaga kerja

langsung adalah seluruh karyawan yang secara langsung ikut serta

memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada

produk, dan upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi

produk. Upah tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga

kerja langsung serta diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya

produksi.

3) Biaya Overhead Pabrik

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead

pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja langsung. Biaya overhead pabrik juga merupakan komponen biaya

produksi yang tidak memiliki hubungan langsung dengan suatu produk

tertentu dengan dan tidak di identifikasi atau ditelusuri kepada produk

tersebut dengan cara yang secara ekonomis memungkinkan. Dengan kata

lain, biaya produksi tidak langsung ini adalah biaya yang berkaitan dengan

proses produksi diluar biaya bahan baku langsung dan biaya upah

langsung. Oleh karenanya biaya ini tidak dapat diperhitungkan atau

dibebankan langsung kepada suatu produk tertentu sebagai obyek

(4)

2.1.1.3 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi

Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa

besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan pengolahan

bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual. Penentuan

harga pokok sangat penting bagi perusahaan, karena merupakan salah satu

elemen yang dapat digunakan sebagai pedoman dan sumber informasi bagi

pimpinan untuk mengambil keputusan.

Adapun tujuan penentuan harga pokok produksi yang lain

diantaranya :

a. Sebagai dasar untuk menilai efesiensi perusahaan

b. Sebagai dasar dalam penentuan kebijakan pimpinan perusahaan

c. Sebagai dasar penilaian bagi penyusun neraca yang menyangkut penilaian

terhadap aktiva

d. Sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual terhadap

konsumen

e. Menentukan nilai persediaan dalam neraca,yaitu harga pokok persediaan

produk jadi

f. Untuk menghitung harga pokok produksi dalam laporan laba rugi

perusahaan

g. Sebagai evaluasi kerja

h. Pengawasan terhadap efesiensi biaya, terutama biaya produksi

i. Sebagai dasar pengambilan keputusan

(5)

2.1.1.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara perhitungan

unsur – unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Terdapat dua pendekatan

yaitu full costing dan variable costing.

1) Full Costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang terdiri dari

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,

baik yang berprilaku tetap maupun variable.

2) Variable Costing yaitu metode penentuan harga pokok yang hanya

memasukan komponen biaya yang bersifat variable sebagai unsur harga

pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik yang variable.

2.1.1.5 Sistem Perhitungan Biaya Produksi

Perhitungan harga pokok produksi memerlukan suatu proses

pengumpulan dari biaya – biaya yang telah dikeluarkan terhadap suatu produk.

Ada pun sistem perhitungan biaya produksi terdiri dari :

1) Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing)

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing at

au job costing), biaya produksi dikumulasikan untuk setiap pesanan (job)

yang terpisah. Suatu pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk

memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu

item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem perhitungan biaya

berdasarkan proses, di mana biaya diakumulasikan untuk suatu operasi

(6)

perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya ditelusuri dan dialokasikan

ke pekerjaan dan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dibagi

dengan jumlah unit yang dihasilkan untuk mendpatkan harga rata-rata

perunit.

2) Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing)

perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) digunakan dalam

perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dalam jumlah besar

dalam jangka panjang. Prinsip dasar dari perhitungan biaya berdasarkan

proses adalah mengakumulasikan biaya dari operasi atau departemen

tertentu selama satu periode penuh (bulanan, kuartalan, dan tahunan) dan

kemudian membaginya dengan unit yang diproduksi selama periode

tersebut.

3) Metode kalkulasi biaya lainnya

Metode kalkulasi biaya yaitu metode campuran antara metode biaya

pesananan dan metode biaya proses. Beberapa perusahaan industry yang

memiliki biaya bahan baku langsung yang secara signifikan berbeda

namun melewati proses produksi dalam kapasitas yang besar.

2.2 Harga Jual Produk

2.2.1 Pengertian Harga Jual

Harga jual merupakan jumlah tertentu yang dibayarkan oleh konsumen

terhadap barang atau jasa yang diterima. Harga dapat didefinisikan sebagai

jumlah uang yang ditagih untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai ditukarkan

(7)

diperlukan itu. Harga atau tarif adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk

kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari

produk dan pelayanannya. Harga adalah nilai suatu barang dan jasa diukur

dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau

pengusaha bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

2.2.2 Sasaran Penetapan Harga Jual

Dalam pengambilan keputusan dalam menetapkan harga jual suatu

produk atau jasa, perusahaan mempunyai tujuan dan sasaran tertentu, baik itu

untuk tujan dan sasaran jangka panjang maupun pendek. Hal ini dimaksudkan

agar berkelangsungan hidup suatu perusahaan dapat terjaga dan dapat

ditingkatkan untuk masa – masa yang akan datang.

Berikut adalah empat kategori penetapan harga menurut (Boone dan

Kurtz, 2002:70).

1) Sasaran profitabilitas

Sebagian besar perusahaan mengejar sejumlah sasaran profitabilitas dalam

strategi penetapan harganya. Mereka mengerti bahwa laba merupakan hasil

dari pendapatan dikurang beban dimana pendapatan merupakan harg jual

dikalikan kuantitas yang terjual

2) Sasaran volume

Sasaran volume yang pertama dalam strategi penetapan harga adalah

maksimalisasi penjualan (sales maximalization). Dan sasaran yang kedua

(8)

yaitu persentase dari sebuah pasar yang dikontrol oleh perusahaan atau

produk tertentu.

3) Tingkat kompetisi

Sasaran penetapan harga ini bertujuan untuk menyamai harga yang

ditetapkan pesaing. Dalam banyak bisnis, perusahaan menetapkan harga

mereka sendiri untuk menyamakan dengan harga yang telah ditetapkan oleh

pemimpin industri dalam hal ini perusahaan yang telah mapan.

4) Sasaran prestise

Prestise membuat sebuah harga menjadi relatif tinggi untuk

mengembangkan, menjaga citra, kualitas dan eksklusivitas.

2.2.3 Faktor – Faktor Penentu Harga Jual

Keputusan penetapan harga jual sebuah perusahaan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

1) Tujuan Pemasaran

Sebelum menetapkan harga jual, perusahaan seharusnya menentukan

strateginya atas produk tersebut, jika perusahaan telah memilih pasar

sasarannya dan memposisikanya dengan baik, maka strategi bauran

pemasaranya termasuk harga jual akan berjalan dengan baik.

2) Strategi Bauran Pemasaran

Harga jual adalah salah satu alat bauran pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaanya. Keputusan harga jual

harus dihubungkan dengan keputusan rancangan pokok, distribusi dan

(9)

yang dibuat untuk variabel – variabel bauran pemasaran lainnya

mempengaruhi keputusan harga jual.

3) Biaya produksi

Perusahaan menjadikan biaya sebagai dasar untuk menetapkan harga suatu

produk. Biaya – biaya tersebut termasuk biaya produksi, distribusi, promosi,

biaya perpajakan, biaya penjualan, dan biaya – biaya operasional lainnya

yang membebani perusahaan.

4) Penentuan harga jual berdasarkan harga pesaing

Semakin tinggi tingkat persaingan harga maka akan semakin sulit bagi

perusahaan menetapkan harga yang menguntungkan. Ada beberapa strategi

yang dipakai oleh perusahaan untuk menentukan harga jual dan termasuk

cara untuk menghadapi harga pesaing. Penentuan harga berdasarkan harga

pesaing terbagi menjadi tiga, yaitu :

a) Penentuan harga penetrasi

Penentuan harga penetrasi merupakan penentuan harga suatu produk

standar. Metode ini dilakukan dengan cara menetapkan harga awal

perdana yang rendah, dengan tujuan agar dapat diterima pasar secara

luas. Salah satu tujuan dengan menetapkan tujuan ini adalah

mendapatkan loyalitas pelanggan. Keberhasilan penentuan harga

penetrasi tergantung pada seberapa besar tanggapan konsumen terhadap

(10)

b) Penentuan harga defensif

Perusahaan menurunkan harga dengan tujuan untuk mempertahankan

pasar. Sebagai respon atas penurunan harga produk pesaing

c) Penentuan harga prastise

Penggunaan harga yang lebih tinggi bagi sebuah produk yang

dimaksudkan untuk memberikan citra yang mewah. Tujuan dari

penetapan harga prastise yaitu untuk memberi kesan lini terbaik bagi

produk perusahaan.

2.2.4 Metode Penetapan Harga

Metode penetapan harga (methods of price determination) Menurut

(Herman, 2006:175) memiliki beberapa hal yang dapat dilakukan budgeter dalam

perusahaan yaitu :

1) Metode Taksiran (judgemental method)

Perusahaan yang baru saja berdiri biasanya memakai metode ini. Pnetapan

harga dilakukan dengan menggunakan instink saja walaupun market survey

telah dilakukan. Biasanya metode ini digunakn oleh para pengusaha yang

tidak terbiasa dengan data statistik. Penggunaan metode ini sangat murah

karena perusahaan tidak memerlukan konsultan untuk surveyor. Akan tetapi

tingkat kekuatan prediksi sangat rendah karena ditetapkan oleh instink.

2) Metode berbasis pasar (market-based pricing)

a. Harga pasar saat ini (current market price)

Metode ini dipakai apabila perusahaan mengeluarkan produk baru, yaitu

(11)

produk baru tersebut seharga dengan produk yang lama. Penggunaan

metode ini murah dan cepat. Akan tetapi pangsa pasar yang didapat pada

tahun pertama relatif kecil karena konsumen belum mengetahui profil

produk baru perusahaan tersebut, seperti kualitas, rasa, dan sebagainya.

b. Harga pesaing (competitor price)

Metode ini hampir sama dengan metode harga pasar saat ini.

Perbedaannya menetapkan harga produknya dengan mereplikasi

langsung harga produk perusahaan saingannya untuk produk yang sama

atau berkaitan. Dengan metode perusahaan berpotensi mengalami

kehilangan pangsa pasar karena dianggap sebagai pemalsu. Ini dapat

terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu menyaingi produk

pesaing dalam hal kualitas, ketahanan, rasa, dan sebagainya.

c. Harga pasar yang disesuaikan (adjusted current marker price)

Penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan pada faktor eksternal dan

internal. Faktor eksternal tersebut dapat berupa antisipasi terhadap

inflasi, nilai tukar mata uang, suku bunga perbankan, tingkat keuntungan

yang diharapkan (required rate of return), tingkat pertumbuhan ekonomi

nasional atau internasional, perubahan dalam trend consumer spendling,

siklus dalam trendi dan model, perubahan cuaca, dan sebagainya. Faktor

internalnya yaitu kemungkinan kenaikan gaji dan upah, peningkatan

efisiensi produk atau operasi, peluncuran produk baru, penarikan produk

lama dari pasar, dan sebagainya. Dengan metode ini, perusahaan

(12)

dengan melakukan survey pasar atau memperoleh data sekunder. Harga

yang berlaku tersebut dikalikan dengan penyesuaian (price adjustment)

setelah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang ditetapkan

dalam angka indeks (persentase).

3) Metode berbasis biaya (cost-based pricing)

a. Biaya penuh plus tambahan tertentu (full cost plus mark-up)

Dalam metode ini budgeter harus mengetahui berapa proyeksi full cost

untuk produk tertentu. Full cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dan

atau dibebankan sejak bahan baku mulai diproses sampai produk jadi siap

untuk dijual. Hasil penjumlahan antara full cost dengan tingkat

keuntungan yang diharapkan (required profit margin) yang ditentukan oleh

direktur pemasaran atau personalia yang diberikan wewenang dalam

penetapan harga, akan membentuk proyeksi harga untuk produk itu pada

tahun anggaran mendatang. Required profit margin dapat juga ditetapkan

dalam persentase. Untuk menetapkan profit, budgeter harus mengalikan

full cost dengan persentase required profit margin. Penjumlahan antara

profit dengan full cost akan menghasilkan proyeksi harga.

b. Biaya variabel plus tambahan tertentu (variable cos plus mark-up)

Dengan metode ini budgeter menggunakan basis variblel cost. Proyeksi

harga diperoleh dengan menambahkan mark-up laba yang diinginkan.

Mark-up yang diinginkan pada metode ini lebih tinggi dari mark-up

dengan basis full cost. Hal ini disebabkan biaya variabel selalu lebih

(13)

2.3 Volume Penjualan

`Bagi setiap perusahaan tujuan yang hendak dicapai adalah memaksimumkan

profit disamping perusahaan ingin tetap berkembang. Realisasi dari pada tujuan

ini adalah melalui volume penjualan yang mantap karena masalah penjualan

merupakan kunci sukses tidaknya suatu perusahaan.

Dalam kegiatan pemasaran kenaikan volume penjualan adalah jumlah dari

kegiatan penjualan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dalam

suatu ukuran waktu tertentu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan menurut

(Kotler, 2000:55) antara lain adalah :

a. Harga jual

Faktor harga jual merupakan hal-hal yang sangat penting dan mempengaruhi

penjualan atas barang atau jasa yang dihasilkan. Apakah barang atau jasa

yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dijangkau oleh konsumen sasaran.

b. Produk

Produk salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan

sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan apakah sesuai

dengan tingkat kebutuhan para konsumen.

c. Biaya promosi

Biaya promosi adalah akktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang

untuk memberikan informasi-informasi membujuk pihaklain tentang

perusahaan yang bersangkutan dan barang-barang serta jasa-jasa yang

(14)

d. Saluran distribusi

Merupakan aktivitas perusahaan untuk menyampaikan dana menyalurkan

barang yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen yang diujinya.

e. Mutu

Mutu dan kualitas barang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

volume penjualan. Dengan mutu yang baik maka konsumen akan tetap loyal

terhadap produk dari perusahaan tesebut, begitu pula sebaliknya apabila mutu

produk yang ditawarkan tidak bagus maka konsumen akan berpaling kepada

produk lain. Setiap perusahaan memiliki design atau rancang bangun tertentu,

akan sangat baik jika sebagian sifat uniknya membedakannya dengan

perusahaan lain. Peluang terobosan atau bagian keunggulan bersaing dalam

hal-hal tertentu timbuldari penggunaan kekuatan ini pada saat yang sama

dalam design atau rancang bangun.

Penjualan juga dipengaruhi oleh 2 faktor lingkungan yaitu :

1. Faktor lingkungan tak terkendali adalah faktor yang mempengaruhi

pemasaran termasuk penjualan perusahaan yang berbeda diluar

perusahaan. Faktor-faktor lingkungan antara lain:

a. Sumber daya dan tujuan perusahaan

b. Lingkungan persaingan

c. Lingkungan ekonomi dan teknologi

d. Lingkungan politik dan hukum

(15)

2. Faktor lingkungan terkendali adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi

pemasaran termasuk penjualan yang berada didalam perusahaan.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti berhasil menemukan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan harga pokok produksi, harga jual, dan volume penjualan.

Table 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Variable Uraian

2006 Lisia kamelia

Pengaruh harga jual dan biaya promosi terhadap

bahwa harga jual

dan biaya harga jual CPO

(16)

2010 Vinka Adriana Marpaung

Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual CPO dan PKO pokok dan harga jual berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan.

(Lisia, 2006) menguji tentang pengaruh harga jual dan biaya promosi

terhadap volume penjualan. Objek penelitian ini adalah produksi Teh SBUTK

pada PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero). Penelitian ini menggunakan tiga

variabel, yaitu harga jual dan promosi sebagai variabel independen dan volume

penjualan sebagai variabel dependen.

(Novie, 2006) menguji tentang pengaruh biaya produksi dan harga jual

CPO dan KPO terhadap laba. Objek penelitian ini adalah PTPN II Medan.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu biaya produksi dan harga jual

sebagai independen dan laba kotor sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa biaya produksi dan harga jual tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap laba kotor.

(Yetty, 2009) menguji pengaruh potongan penjualan terhadap volume

penjualan. Adapun penelitian ini dilakukan pada PT. Everbright Battery Factory

Medan. Variabel penelitian ini adalah potongan penjualan sebagai variabel

independen dan volume penjualan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa potongan penjualan berpengaruh signifikan terhadap volume

(17)

(Vinka, 2010) menguji pengaruh harga pokok produksi dan harga jual

CPO dan PKO terhadap volume penjualan. Objek penelitian ini adalah PTPN IV

(persero) Medan. Variabel penelitian ini adalah harga pokok produksi dan harga

jual sebagai variabel independen dan volume penjualan sebagai variabel

dependen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa potongan penjualan

berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan

2.5 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian beberapa teori diatas dan penelitian terdahulu yang telah

ditemukan sebelumnya, maka kerangka konseptual dari penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Harga pokok produksi ialah merupakan pengorbanan ekonomi yang

dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produknya. Kemudian produk

tersebut akan dijual kepasar oleh perusahaan. Harga Pokok

Produksi (X1)

Harga Jual (X2)

(18)

Menetapkan harga sembarangan merupakan suatu hal yang mudah. Namun

bagaimana menetapkan harga yang tepat? Tidak terlalu murah dan tidak terlalu

mahal dimata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi perusahaan dan

tidak menjadi kelemahan perusahaan dimata pesaing. Harga jual mempengaruhi

volume penjualan, dikarenakan volume penjualan dihitung berdasarkan harga jual

dan kuantitas penjualan.

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut (Erlina, 2011:41) hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi

yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta -

fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai

petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya. Berdasarkan hal – hal yang telah

diungkapkan diawal, maka peneliti menetapkan hipotesis akan masalah yang

diteliti.

H1 : Harga pokok produksi keripik singkong berpengaruh signifikan

terhadap volume penjualan.

H2 : Harga jual keripik singkong berpengaruh signifikan terhadap volume

penjualan.

H3 : Harga pokok produksi dan harga jual berpengaruh secara simultan

Gambar

Table 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Melihat kondisi di atas menjadi menarik untuk diteliti apakah komunikasi antara pihak rumah sakit dengan pasien juga kepada keluarganya sebenarnya merupakan

Jika perusahaan Saudara Lulus pada tahap klarifikasi & Negosiasi Teknis dan Harga maka kelompok kerja akan melanjutkan dengan pembuktian kualifikasi. Dokumen yang di butuhkan

Menunjuk hasil Evaluasi dan Penelitian Dokumen Penawaran & Dokumen Kualifikasi serta akan diusulkan sebagai Calon Pemenang oleh Panitia Pengadaan

[r]

menjadi “gymnastics exercise” yg melatih dosen dan mahasiswa, kurang bermakna, dan tidak ada kandungan moral karena tidak dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat yg lebih

[r]

[r]

• Pendidikan Karakter membutuhkan pemenuhan sarana/prasarana minimal baik untuk pembelajaran/laboratorium maupun ko- dan ekstra-kurikuler (minat bakat) • General Education