• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS I DAN II SMA SANTO LUKAS PENGINJIL I JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS I DAN II SMA SANTO LUKAS PENGINJIL I JAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN

PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS I DAN

II SMA SANTO LUKAS PENGINJIL I

JAKARTA

Bima Setiadi Putra

Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

ABSTRAK

This research was conducted to see the relationship between self-concept and academic achievement, in which both of these have the vital role in the lives of individuals especially teens future. The study was conducted at Santo Lukas Penginjil I High School, subjects were students of class I and II SMA Santo Lukas Penginjil I by the number of participants were 35 students, the instrument used for measuring self-concept is Tennessee Self Concept Scale developed by Fitts, its reliability for 0.884. As for the academic achievement of researchers taking final semester grades. The method used to test correlations are Pearson Product Moment. Obtained r value of -0.01 and p equal to 0.956 of the results concluded that Ho is accepted that there is no significant relationship between self-concept and academic interpretation.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik, dimana kedua hal tersebut memilki peranan penting dalam kehidupan individu dimasa remaja khususnya. Penelitian ini dilakukan di SMA Santo Lukas Penginjil I, subjek penelitian adalah siswa kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I dengan jumlah partisipan sebanyak 35 siswa, alat ukur yang digukanan untuk mengukur konsep diri ialah Tennesse Self Concept Scale yang dikembangkan oleh Fitts, reabilitasnya sebesar 0,884. Sedangkan untuk prestasi akademik peneliti memakai nilai rapor semester akhir. Metode yang digunakan untuk menguji korelasi adalah Pearson Product Moment. Didapat nilai r sebesar -0,01 dan p sebesar 0,956 dari hasil tersebut ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan pretasi akademik.

(2)

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan manusia karena masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, dimana kita tahu masa dewasa merupakan masa penentuan kita diterima di masyarakat atau tidak. Jadi bisa dikatakan masa remaja merupakan masa dimana kita membekali diri kita untuk bisa berhasil di masyarakat. Hurlock (2004) membagi masa remaja menjadi 2 bagian yaitu awal masa remaja (11–15 tahun) dan akhir masa remaja (16 - 18 tahun). Garis pemisah antara awal remaja dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia 16 tahun, usia dimana rata-rata setiap remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Di masa ini, remaja akan mengalami perkembangan aspek kognitif, emosi, maupun fisik. Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Masa remaja juga merupakan masa pencarian identitas yang di dalamnya diperlukan penyesuaian diri dan konsep diri yang positif dari masing-masing individu. Pada masa remaja ini, banyak terjadi perubahan-perubahan yang berdampak positif maupun negatif pada individu tersebut. Perubahan ini dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang berada di sekitarnya. Apabila keadaan di sekitar lingkungan individu positif maka akan berpengaruh pada konsep diri yang dimiliki oleh individu itu sendiri sehingga berkembang menjadi positif. Menurut Hurlock (2004), konsep diri yang positif akan berkembang jika seseorang mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan dengan ‘good self esteem’, ‘good self confidence’, dan kemampuan melihat diri secara realistik.

Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu penentuan seorang individu dari kehidupan dan perilakunya. Atau dengan kata lain, kehidupan, perilaku, dan kemampuan individu tersebut dalam kehidupan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh apa yang diistilahkan Rogers dengan konsep diri. Fitts (1971) seperti juga Rogers menganggap bahwa diri adalah sebagai suatu obyek sekaligus juga sebagai suatu proses, yang melakukan fungsi persepsi, pengamatan serta penilaian. Keseluruhan kesadaran mengenai diri yang di-observasi, dialami serta dinilai ini adalah konsep diri Secara umum konsep diri juga dapat diartikan seperti keyakinan, pandangan/penilaian/komentar seseorang terhadap dirinya sendiri.

Pengetahuan tentang konsep diri ini sangatlah penting. Karena, seringkali kesulitan – kesulitan atau masalah – masalah yang dihadapi dalam hidup ini sumbernya berasal dari diri dan pikiran individu itu sendiri. Seorang individu akan terus-menerus memberikan suatu penilaian negatif terhadap dirinya sendiri dan merasa tidak mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Individu akan menjadi minder, kehilangan kepercayaaan diri, merasa diri bukanlah siapa-siapa, tidak berguna, tidak ada potensi, dan akhirnya menjadi putus asa atau bahkan sampai merasa tidak ada gunanya lagi hidup.

Menurut Pudjijogyanti (1993) selain pencarian jati diri, remaja juga memilki tugas yang tidak kalah pentingnya yaitu berprestasi secara akademik di sekolah. Seperti yang kita tahu di abad 21 pendidikan sudah menjadi kebutuhan primer bagi seluruh bangsa di dunia. Tokoh pendiri pendidikan nasional yakni Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara, menyebutkan bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa hanyalah pendidikan. Dari pernyataan Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara bisa disimpulkan bahwa pendidikan merupakan hal sangat penting bagi suatu bangsa karena dengan pendidikan bangsa bisa merubah nasibnya sehingga dapat bersaing dengan bangsa lainnya.

Era globalisasi, perdagangan bebas dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan untuk mulai secara sungguh-sungguh mengadakan perubahan demi perbaikan mutu sehingga lulusan yang dihasilkan unggul dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan meningkat. Oleh karena itu, setiap manusia terutama remaja di Indonesia wajib mengikuti pendidikan formal, agar bisa bersaing dengan sesama bangsa Indonesia bahkan dengan bangsa - bangsa lain.Pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat di instansi – instansi seperti sekolah dan universitas. Kualitas dari pendidikan formal yang baik dapat dilihat melalui prestasi akademik yang diraih siswanya. Menurut Sobur (2006; dalam Sahputra, 2009) prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu yang tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Sehingga dipandang sebagai bukti usaha yang diperoleh oleh mahasiswa. Prestasi akademik juga menunjukan pengetahuan yang diperoleh dan keterampilan yang dikembangkan subjek di sekolah, biasanya dilihat melalui hasil ujian. Tingkat pencapaiannya adalah seberapa jauh siswa berhasil dalam ujian tertentu atau tes yang sudah terstandarisasi Reber (1985, dalam Leng,2011). Jadi, prestasi akademik sangatlah penting karena prestasi akademik merupakan tolak ukur untuk menentukan kualitas dari pendidikan . Untuk meraih prestasi akademik yang baik, banyak orang berpendapat perlunya memiliki intelegensi yang tinggi sebagai bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar, dan pada akhirnya menghasilkan prestasi optimal Kamaluddin (2005, dalam Sahputra, 2009). Tetapi intelegensi sendiri memiliki banyak kontroversi salah satunya adalah apakah test intelegensi dapat memprediksi kesuksesan dalam sekolah dan pekerjaan

(3)

(Santrock, 2004). Selain itu Pudjijogyanti (1993) juga mengatakan bahwa beliau melihat fenomena dimana banyak anak yang secara IQ tinggi tetapi memilki prestasi akademik yang rendah. Dari pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik tidak semata-mata ditentukan oleh intelegensi, ada faktor – faktor dari luar maupun dalam siswa yang mempengaruhi prestasi akademik tersebut. Menurut Soemanto (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pretasi dan tingkah laku individu:

1. Konsep diri 2. Locus of control 3. Kecemasan yang dialami 4. Motivasi hasil belajar

Dari fenomena dan penjelasan diatas maka peneliti membuat penelitian ini. Peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan diantara 2 tugas utama yang dijalani oleh remaja. Dimana seperti yang dijabarkan diatas, tugas utama remaja selain mencari jati dirinya, remaja juga dituntut untuk berprestasi secara akademik. Dari penjelasan diatas akhirnya peneliti membuat penelitian berjudul HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS I DAN II SMA SANTO LUKAS PENGINJIL I JAKARTA. Peneliti memilih sekolah SMA Santo Lukas Penginjil karena selama 3 tahun berturut – turut angka kelulusan di sekolah tersebut hampir menyentuh angka 100%. Dimana kita tahu banyak dipemberitaan media TV maupun koran tentang minimnya angka kelulusan di sekolah – sekolah tertentu. Berdasarkan dari data diatas dapat di-katakan siswa – siswi di SMA Santo Lukas Penginjil I memiliki prestasi akademik yang tinggi, dari sinilah peneliti ingin melihat apakah yang menjadi penyebab tingginya prestasi akademik tersebut, dan apakah ada hubunganya dengan konsep diri yang dimiliki siswa – siswi disekolah tersebut. Berdasarkan pada latar belakang masalah seperti yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik siswa kelas I SMA Santo Lukas Penginjil I Jakarta? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik siswa kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I Jakarta.

METODE PENELITIAN

Sampel yang diambil adalah subyek yang sedang bersekolah tingkat I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I Jakarta. Menurut Shaughnessy dan Zechmeister (2007:159) Sampel adalah subset populasi yang benar - benar diambil dari kerangka samplingnya. Dalam penelitian ini metode sampling yang digunakan adalah total sampling dimana semua peserta dijadikan partisipan untuk penelitian. Ditambah lagi menurut Arikunto (2006, dalam Sahputra, 2009) bila subyek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Desain penelitian ini termasuk dalam penelitian non eksperimental. Maksudnya adalah tidak dilakukannya kontrol dan manipulasi atas independen variabel di dalam penelitian (Kerlinger & Lee, 2000). Penelitian ini termasuk penelitian korelasional karena peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik pada siswa kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I. Penelitian korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel, namun tidak melihat hubungan sebab – akibat (kausal).

Sebelum pengambilan data di lapangan, peneliti membuat proposal penelitian dan mencari alat ukur penelitian. Peneliti mencari alat ukur penelitian ini di perpustakaan PKPM (Pusat Kajian Pengembangan Masyarakat) Universitas Atma Jaya, dengan menggunakan kata kunci konsep diri dan dukungan sosial. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ditemukan pada buku The Self Concept and Self Actualization (William H. Fitts, 1971). Peneliti mengadaptasi alat ukur konsep diri tersebut ke dalam Bahasa Indonesia. Adaptasi instrumen dilakukan oleh dua orang yang berkompetensi sebagai praktisi Bahasa Inggris. Kemudian, instrumen tersebut diterjemahkan kembali (back translate) ke dalam Bahasa Inggris oleh seseorang yang berkompetensi sebagai praktisi Bahasa Inggris. Instrumen tersebut diterjemahkan kembali ini ke dalam Bahasa Inggris bertujuan untuk melihat kesesuaian dengan alat ukur yang asli dalam hal makna dan pernyataan tersebut. Hasil dari terjemahan kembali ini didiskusikan dengan pembimbing dan ahli psikologi untuk melihat kesesuaian hasil terjemahan dengan alat ukur awal. Kemudian, pembimbing juga melakukan analisa isi untuk melihat kesesuaian item – item dalam masing – masing alat ukur dan menentukan item-item positif dan item – item negatif dari alat ukur yang akan digunakan. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan uji keterbacaan terhadap 5 subyek siswa SMA pada sekolah yang berbeda dan pada usia 16-17 tahun. Uji keterbacaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah maksud dari item – item ini dapat dimengerti oleh subyek. Dari hasil ini tampak bahwa subyek memiliki pemahaman yang sesuai dengan alat ukur. Kemudian item – item diperiksa dan diperbaiki berdasarkan

(4)

masukan dari subyek - subyek tersebut dengan tetap memperhatikan kesesuaian antara item – item terjemahan dengan item – item aslinya. Setelah itu alat test di uji coba validitas dan reabilitasnya. Nilai vailiditas item diperoleh dengan perhitungan indeks validitas item yaitu korelasi antara setiap item dengan skor total dengan menggunakan rumus statistik Pearson Product Moment, memakai bantuan progam SPSS. Pengujian reliabilitas alat ukur konsep diri dengan menggunakan rumus koefisien alpha yang merupakan modifikasi dari rumus Kuder Richardson. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dipakai konsisten dan dapat dipercaya. Peneliti melakukan uji coba pada 30 sampel untuk uji coba dengan karakteristik yang sama dengan karakteristik sampel penelitian. Hasil dari uji coba item yang diperoleh adalah Alpha Chronbach sebesar 0.884 dan item yang dapat dipakai adalah 72 item dari 100 item. Prosedur pengumpulan data untuk penelitian yang sesungguhnya ber-langsung sebagai berikut:

1. Peneliti menghubungi Kepala Sekolah Santo Lukas penginjil untuk meminta izin guna melaksanakan penelitian. Setelah menyerahkan Surat izin penelitian dari BINUS University dan setelah dibaca oleh Kepala Sekolah dan mendapat persetujuan dari pihak sekolah. Kemudian peneliti melakukan penelitian dibantu guru di sekolah Santo Lukas Penginjil I untuk membagikan alat ukur konsep diri kepada murid kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I.

2. Setelah itu alat ukur konsep diri yang sudah diuji validitas dan rebilitasnya ,alat ukur diperbanyak dan disebar kepada 51 orang sampel penelitian yang terdiri dari kelas I dan kelas II SMA Santo Lukas Penginjil I.

3. Kuesioner yang kembali berjumlah 51 buah dan setelah diskoring yang bisa dipakai untuk penelitian ini berjumlah 35 buah. Kriteria layak pakai ditentukan dari nilai self criticism yang dimiliki oleh subjek.

4. Setelah itu peneliti meminta nilai akhir dari rapor masing – masing siswa.

5. Lalu hasil dari kuesioner yang dapat digunakan dan nilai akhir siswa diinput kedalam progam SPSS. Kemudian diolah secara statistik dengan bantuan progam SPSS.

Tehnik pengolahan data dilakukan dengan uji korelasi mengunakan rumus hitung korelasi Pearson. Sebelum itu peneliti membuat norma untuk masing – masing variabel dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Pengkategorian Konsep Diri

Kategori Nilai

Tinggi X≥286

Sedang 216≤X<286

Rendah X<216

Tabel 2. Pengkategorian Prestasi Akademik

Kategori Nilai

Tinggi X≥80

Sedang 72≤X<80

Rendah X<72

HASIL DAN BAHASAN

Profil Responden

Pengambilan data lapangan berlangsung selama 1 hari yaitu pada 12 juni 2012 dengan menyebarkan kuesioner alat ukur konsep diri Tennesse Self Concept Scale dalam bentuk Hard Copy. Subjek penelitian yang berjumlah 51 orang siswa – siswi adalah remaja kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I. Tetapi hanya 35 siswa – siswi saja yang datanya bisa dipakai untuk penelitian dikarenakan nilai kritik dirinya kurang dari presentil 50 (22,5). Berikut gambaran umum subjek :

(5)

Tabel 3. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Wanita 15 42,9%

Pria 20 57,1%

Total 35 100%

Dari data dapat terlihat bahwa mayoritas subjek penelitian ini yaitu ber-jenis kelamin pria dengan persentase sebesar 57,1%, sedangkan subjek berjenis kelamin wanita memiliki persentase sebesar 42,9 %.

Tabel 4. Gambaran Subjek Berdasarkan Kelas

Kelas Frekuensi Presentase

I SMA 17 48,6%

II SMA 18 51,4%

Total 35 100%

Dari data diatas dapat terlihat bahwa subjek penelitian terbagi hampir secara merata 17 orang dari kelas I SMA dan 18 orang dari kelas II SMA dengan persentase kelas I SMA sebesar 48,6%, sedangkan kelas II SMA memiliki persentase sebesar 51,4%.

Tabel 5.Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase

15 6 17,1%

16 14 40%

17 14 40%

18 1 2,9%

Total 35 100%

Dari data dapat terlihat bahwa mayoritas usia subjek penelitian ini berumur 16 dan 17 tahun dengan presentase masing – masing 40%, dengan banyaknya siswa 28 orang sedangkan yang berumur 15 berjumlah 6 orang dan yang berumur 18 ada 1 orang siswa dengan presentase masing- masing 17,1% dan 2,9%.

Tabel 6. Gambaran Subjek Berdasarkan Tingkat Konsep Diri

Tingkat Frekuensi Presentase

Tinggi 4 11,6%

Sedang 25 71%

Rendah 6 17,4%

Total 35 100%

Dari data dapat terlihat bahwa mayoritas konsep diri subjek penelitian berada pada tingkatan sedang dengan jumlah 26 siswa(71 %), 3 siswa(11,6%) memiliki konsep diri tinggi dan 6 siswa(17,4%) memiliki konsep diri rendah.

Tabel 7. Gambaran Subjek Berdasarkan Tingkat Prestasi Akademik

Tingkat Frekuensi Presentase

Tinggi 4 11,6%

Sedang 27 72,8%

Rendah 4 11.6%

(6)

Dari data dapat terlihat bahwa mayoritas prestasi akademik subjek penelitian berada pada tingkatan sedang dengan jumlah 27 siswa(72,8 %), 4 siswa(11,6%) memiliki prestasi akademik tinggi dan 4 siswa(11,6%) memiliki prestasi akademik rendah.

Pembahasan Hasil Penelitian

Uji normalitas sangat dibutuhkan didalam penelitian, tujuanya untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi secara normal atau tidak. Bila terdistribusi normal maka data tersebut bersifat parametrik sehingga teknik statistic yang digunakan adalah teknik statistik parametrik dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson, sedangkan bila data terdistribusi tidak normal maka data tersebut bersifat nonparametrik sehingga teknik statistik yang di pakai adalah teknik statistik nonparametrik korelasi Rank Spearman. Dalam penelitian ini, peneliti memakai 2 metode untuk melakukan uji normalitas yang pertama dengan teknik uji normalitas Kolmogorov-Smornov dengan menggunakan bantuan software SPSS, dan yang kedua dengan analisa grafik P-P Plots. Berikut hasil pengolahanya:

Tabel 8. Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

konsepdiri prestasiakademik

N 35 35

Normal Parametersa,,b Mean 251.26 75.92

Std. Deviation 35.351 3.617

Most Extreme Differences Absolute .104 .085

Positive .086 .085

Negative -.104 -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .618 .503

Asymp. Sig. (2-tailed) .840 .962

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dilihat dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk variable konsep diri adalah .840 dan untuk prestasi akademik .962. Seperti yang sudah dijabarkan pada teori diatas bahwa data dikatakan normal apabila memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0.05. Bila kita lihat nilai pad atabel diatas Asymp. Sig. (2-tailed) untuk kedua variabel lebih dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi kedua variabel(konsep diri, prestasi akademik) normal.

1.

Uji normalitas P-P Plots

(7)

Gambar 2. Hasil uji normalitas variabel prestasi akademik dengan P-PPlots

Pada uji normalitas data dengan tehnik grafik P-P Plots, data pada variabel yang digunakan dinyatakan terdistribusi normal atau mendekati normal. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik – titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik – titik data searah mengikuti garis diagonal.

Karena data teruji berdistribusi secara normal maka peneliti memakai uji Korelasi Product Moment Pearson. Korelasi Product Moment Pearson merupa-kan teknik pengukuran tingkat hubungan antara dua variabel yang datanya berskala interval. Angka korelasinya disimpulkan dengan r, angka r product moment mempunyai kepekaan terhadap kombinasi hubungan timbal balik. Berikut hasil analisanya:

Tabel 9. Hasil Uji korelasi Product Moment Pearson Correlations

konsepdiri prestasiakademik

konsepdiri Pearson Correlation 1 -.010

Sig. (2-tailed) .956

N 35 35

prestasiakademik Pearson Correlation -.010 1

Sig. (2-tailed) .956

N 35 35

Hasil uji korelasi dengan menggunakan Product Moment Pearson menunjukkan nilai korelasi (r) sebesar -0,010 dan nilai sig. sebesar 0,956. Hipotesis yang dikemukakan adalah:

• Hipotesis Alternatif (Ha): Adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap prestasi akademik siswa SMA Santo Lukas Penginjil I.

• Hipotesis Null (Ho): Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap prestasi akademik siswa SMA Santo Lukas Penginjil I.

Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. Berdasarkan output di atas diperoleh nilai signifikan sebesar 0,956. Nilai signifikansi 0,956 lebih dari 0,05, maka Ho diterima (Ho diterina jika signifikansi > 0,05). Kesimpulannya adalah karena nilai signifikansi 0,956 lebih dari 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap prestasi akademik siswa SMA Santo Lukas Penginjil I.

(8)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I memiliki konsep diri yang dalam tingkatan dikatakan sedang (71%) dan memiliki tingkatan prestasi akademik yang sedang (72,8%). Hasil uji kolerasi pearson menunjukkan nilai korelasi (r) sebesar -0,010 dan nilai sig. sebesar 0,956. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. Berdasarkan output di atas diperoleh nilai signifikan sebesar 0,956. Nilai signifikansi 0,956 lebih dari 0,05, maka Ho diterima (Ho diterima jika signifikansi > 0,05). Kesimpulannya adalah karena nilai signifikansi 0,956 lebih dari 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap prestasi akademik siswa SMA Santo Lukas Penginjil I Jakarta.

Saran

Pada bagian ini peneliti mencoba memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, baik secara metodologis maupun secara praktis.

Saran metodologis berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu:

a. Alat ukur yang digunakan sebaiknya ditelusuri lebih jauh reliabilitas, validitas, dan daya diskriminasinya. Jika diperlukan, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan uji coba berkali-kali agar benar-benar mendapatkan item-item yang baik. Pengujian validitas sebaiknya menggunakan teknik lain selain internal consistency. Selain itu, perlu pertimbangkan mengenai banyaknya jumlah item pada alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk penelitian selanjutnya, jika memungkinkan, peneliti sebaiknya mengurangi jumlah item yang ada, dengan tetap mempertimbangkan dampaknya terhadap reliabilitas dan validitas alat ukur.

b. Mengambil sampel dalam jumlah yang lebih besar sehingga lebih dapat merepresentasikan populasi. Bisa dilakukan dengan mengadakan penelitian dibeberapa sekolah.

c. Peneliti sebaiknya menyebarkan sendiri kuesioner yang diberikan dan mendampingi partisipan dalam pengerjaannya. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat memastikan bahwa kuesioner tersebut benar-benar diisi secara sungguh-sungguh oleh partisipan yang sesuai dengan karakteristik partisipan.

d. Sebagai alat pengumpul data lainnya, selain dengan memberikan kuesioner, peneliti dapat melakukan metode observasi atau wawancara sehingga didapat gambaran yang lebih komprehensif mengenai konsep diri siswa tersebut.

Saran praktis selain saran metodologis, peneliti juga mencoba memberikan saran praktis yang dapat digunakan bagi kehidupan sehari-sehari, yaitu:

a. Para orang tua dan guru sebaiknya tidak hanya membantu mengembangkan konsep diri siswa saja, tetapi juga memperhatikan aspek – aspek lainya. Karena prestasi akademik tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh konsep diri.

b. Sekolah SMA Santo Lukas Penginjil I perlu meningkatkan tingkatan konsep diri yang dimiliki siswanya, karena menurut hasil penelitian ini mayoritas siswa memilki konsep diri yang menengah atau sedang, dimana kita tahu bahwa memilki konsep diri yang tinggi atau positif dapat memberi banyak manfaat bagi siswa dari segi akademis maupun non akademis. Hal ini bisa dimulai dari melakukan hal kecil seperti memberi pujian ketika siswa memakai baju rapi, bukan memarahinya ketika bajunya tidak rapi.

(9)

REFERENSI

Arikunto. S, 2006, Prosedur Penelitian (Satu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi II, Jakarta: Rineka Cipta Fitts, William H. (1971). The Self Concept and Self Actualization (1st ed). Los Angeles: Western

Psychological Services.

Hurlock, Elizabeth B. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.

Kerlinger, F.N., dan Lee, H. B. (2000). Foundations of Behavioral Research. (4th ed.). USA: Harcourt College Publisher.

Leng, K. (2011). The Relationship between Self-Concept, Intrinsic Motivation, Self-Determination and Academic Achievemet among Chinese Primary School Student. Dapat dibuka Pada Situs http://proquest.umi.com.

Pudjijogyanti, C, 1993, Konsep Diri Dalam Pendidikan, Jakarta: Arcan.

Sahputra, N. (2009). Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 Keperawatan Smester III Ekstensi PSIK Fk USU Medan. Dapat dibuka Pada Situs http ://repository.usu.ac.id Santrock, J. (2004). Psikologi Pendidikan, edisi2. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Shaughnessy, J., Zechmeister, E. & Zechmeister, J. (2006). Metodologi Penelitian Psikologi, edisi 7. New York: McGraw-Hill Companies,Inc.

(10)

RIWAYAT PENULIS

PERSONAL INFORMATION

Binusian ID 1200955801

Full Name Bima Setiadi Putra

E-Mail Bimasetiadiputra@yahoo.co.id

Address Current

Jln. Sunter agung perkasa 16 blok J 12 No 130, Jakarta Utara

Permanent

Jln. Sunter agung perkasa 16 blok J 12 No 130, Jakarta Utara

Phone Numbers Home : 021 6506648

Mobile: 087881836615

Gender Male

Birth Place / Date Jakarta/ 15-9-1990

Nationality Indonesia

Marital Status Single

Religion Chatolic

FORMAL EDUCATION

2008 - 2012 Binus University Psychology Department

GPA : 3,1

INFORMAL EDUCATION

-

-

PROFESSIONAL CERTIFICATION

2011 - 2012 Assistant of Psychology Laboratory

ORGANIZATION EXPERIENCE

2009 - 2011 Vice President of HIMPSIKO

2009 Event president of LDK

WORKING EXPERIENCE

2011 Internship at SAC Binus University

Job Desciption: Input data

Preparing tools for training Deliver training

Gambar

Tabel 3. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 8. Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Gambar 2. Hasil uji normalitas variabel prestasi akademik dengan P-PPlots

Referensi

Dokumen terkait

Sepuluh wilayah lhok tersebut antara lain; Lhok Iboih, Lhok Pria Laot, Lhok Krueng Raya, Lhok Pasiran, Lhok Ie Meulee, Lhok Anoi Itam, Lhok Balohan, Lhok Jaboi, Lhok Keuneukai,

tindakan dan langkah-langkah secara terorganisasi. Pengarahan adalah kegiatan yang saling berhubungan erat dalam manajemen sumber daya manusia. Pengarahan diperlukan

Menyusun Produk Hukum Daerah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan umum. Menyusun kajian dan inventarisasi

Kepada para peserta Pelelangan diucapkan Terimakasih telah ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan pelelangan ini dan selanjutnya dapat Mengambil jaminan Penawaran

Untuk pelaksanaan Verifikasi dimaksud agar saudara dapat menunjukkan Dokumen asli data yang disampaikan pada Data Isian Kualifikasi dan 1 lembar Poto Copy, sebagai berikut:. Kode

[r]

Saran yang dapat diberikan penulis adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan tingkat kepuasan pasien dalam pemakaian Protesa

Proses pengadaan untuk pekerjaan tersebut akan dilaksanakan dengan. Pengadaan Langsung sesuai dengan ketentuan Perpres Nomor 70