• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia menunjukkan bahwa jumlah pulau di Indonesia yang sudah terverifikasi secara nasional per Desember 2019 adalah sebanyak 17.491 pulau dengan wilayah yang luasnya mencapai hingga 8.300.000 km2. Luas wilayah tersebut mencakup luas perairan 6.400.000 km2 dan luas daratan 1.900.000 km2. Garis pantai Indonesia juga merupakan yang terpanjang kedua di dunia dengan panjang hingga 108.000 km. Dengan kondisi sebagai negara kepulauan tersebut, wilayah pesisir memiliki arti yang penting dan strategis bagi Indonesia.

Wilayah pesisir diartikan sebagai suatu wilayah peralihan antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang dipengaruhi oleh adanya perubahan yang terjadi di darat dan di laut. Poernomosidhi (2007) mendefinisikan wilayah pesisir sebagai suatu daerah peralihan antara darat dan laut yang keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi sehingga memunculkan karakteristik khusus dari wilayah pesisir itu sendiri. Wilayah pesisir terdiri dari daratan yang masih mendapat pengaruh dari sifat laut, seperti angin laut, intrusi air laut, dan pasang surut. Wilayah pesisir juga meliputi daerah laut yang masih mendapat pengaruh dari proses alami yang terjadi di daratan, seperti angin darat dan sedimentasi, maupun yang diakibatkan dari adanya aktivitas manusia di daratan.

Wilayah pesisir memiliki potensi hayati dan nonhayati yang sangat besar. Potensi tersebut mencakup seperti potensi perikanan, pariwisata, transportasi, dan industri. Permasalahan dan ancaman juga turut tersimpan di wilayah pesisir disamping potensinya yang besar. Permasalahan dan ancaman tersebut baik yang berasal dari alam, seperti bencana banjir rob dan abrasi, maupun yang berasal dari aktivitas manusia. Seperti yang dijelaskan oleh Tuwo (2011), adanya potensi tersebut meningkatkan kegiatan pembangunan di wilayah pesisir yang berfokus pada aspek ekonomi dan mengakibatkan kurangnya pengelolaan secara

(2)

berkelanjutan sehingga tekanan terhadap ekosistem sumber daya pesisir semakin meningkat. Hal tersebut kemudian mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan pesisir. Wilayah pesisir, seperti yang diungkapkan oleh McGranahan, Balk, & Anderson (2007), juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lokasi untuk bermukim.

Aktivitas ekonomi dan bermukim masyarakat tersebut kemudian menghasilkan sisa-sisa berupa sampah. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, mengartikan sampah sebagai sisa dari aktivitas keseharian manusia maupun dari proses alam yang memiliki wujud padat. Sampah merupakan permasalahan umum yang dialami banyak negara di dunia, salah satunya Indonesia. Di Indonesia, sebagai negara berkembang dan negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia, permasalahan sampah merupakan hal yang tidak bisa diabaikan. Jumlah penduduk yang sedemikian banyak dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menyebabkan turut bertambahnya pula volume sampah yang dihasilkan. Seperti yang diungkapkan oleh Novany, Kumurur, & Moniaga (2014) bahwa pertambahan jumlah timbulan sampah akan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk.

Sampah akan timbul sebagai suatu persoalan yang rumit ketika tingkat kepekaan masyarakat terhadap lingkungan rendah (Purwaningsih & Ishak, 2016). Volume sampah yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat tidak sebanding dengan pengelolaannya sehingga menimbulkan penumpukan sampah (Yuliana & Haswindy, 2017). Berbagai kondisi tidak menyenangkan akan muncul sebagai respons atas kondisi tersebut. Penumpukan sampah akan menimbulkan gangguan tidak hanya dari sisi estetika, namun juga kesehatan dan ekologis. Timbunan sampah menimbulkan bau tidak sedap yang akan mengundang lalat untuk datang kemudian berimbas kepada masalah kesehatan utamanya pencernaan. Tidak hanya itu, masalah pencemaran lingkungan pun akan timbul akibat sampah yang tidak ditangani dengan baik.

Sampah yang menumpuk di wilayah pesisir bersumber dari aktivitas manusia, seperti sisa-sisa kegiatan rumah tangga maupun yang terbawa oleh aliran sungai (Yuliadi, Nurruhwati, & Astuty, 2017). Arus laut juga dapat membawa sampah kiriman dari wilayah lain yang kemudian menumpuk di pinggiran pantai.

(3)

3

Djau et al. (2017) mengemukakan bahwa penumpukan sampah di wilayah pesisir akan berdampak terhadap pendangkalan dan penyempitan daerah aliran sungai, penurunan kualitas perairan, dan penurunan kualitas lingkungan. Dampak-dampak tersebut kemudian berpengaruh terhadap penurunan kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Selain itu, pencemaran laut akibat sampah juga berdampak terhadap penurunan tingkat perekonomian nelayan akibat produktivitas tangkapan ikan nelayan yang menurun (Mauludiyah, Sawiji, & Sholeh, 2015).

Provinsi Lampung mempunyai kawasan perairan yang cukup luas, salah satunya yaitu perairan Teluk Lampung. Teluk Lampung merupakan kawasan perairan yang sangat kompleks dan semakin terancam oleh sampah, terutama yang berasal dari wilayah di sekelilingnya (Bappeda Lampung, 2018). Salah satu sumber pencemaran Teluk Lampung berasal dari sampah domestik masyarakat yang tinggal di sekitar teluk tersebut. Bappeda Provinsi Lampung mencatat hingga tahun 2018 sebanyak 2.444.500 penduduk bertempat tinggal di sekitar Teluk Lampung yang tersebar di tiga kabupaten/kota dengan penduduk terbanyak berada di Kota Bandar Lampung. Permasalahan yang terjadi terkait pengelolaan sampah di Teluk Lampung diantaranya adalah masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah dan masih terbatasnya jangkauan pelayanan pengelolaan sampah oleh pemerintah.

Salah satu kelurahan yang berbatasan langsung dengan perairan Teluk Lampung adalah Kelurahan Sukaraja di Kota Bandar Lampung. Kelurahan ini terletak di Kecamatan Bumi Waras sekaligus merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Bumi Waras. Namun, wilayah pesisir kelurahan ini dikenal dengan pantai sampahnya, dimana sebagian besar sampah yang menyelimuti pinggiran pantainya merupakan sampah plastik. Berdasarkan hasil pengamatan, sampah-sampah yang menumpuk tersebut berasal dari aktivitas masyarakat Kelurahan Sukaraja itu sendiri yang memiliki kesadaran rendah terhadap lingkungan dengan membuang sampah di pinggiran pantai. Selain itu, masyarakat juga memiliki kebiasaan membuang sampah di sungai-sungai yang terletak di dekat tempat tinggal mereka yang bermuara ke Teluk Lampung. Sampah-sampah tersebut juga

(4)

terbawa arus laut dari wilayah lain dari menumpuk di pesisir pantai Kelurahan Sukaraja.

Sumber: Hasil pengamatan, 2019

GAMBAR 1.1

KONDISI SAMPAH DI KELURAHAN SUKARAJA

Lokasi Kelurahan Sukaraja yang berada di garis pantai Teluk Lampung menyebabkan sebagian masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Seperti yang dikutip dari laman berita Republika.co.id, nelayan di Kelurahan Sukaraja menangkap ikan dengan menebar payang. Namun, akibat banyaknya sampah di pantai tersebut menyebabkan tangkapan ikan nelayan tidak sebanyak dulu. Hasil tangkapan ikan menurun akibat payang yang ditebar nelayan juga berisi sampah-sampah seperti kantung plastik, botol kemasan, dan styrofoam. Akibat hal tersebut pendapatan para nelayan pun ikut menurun. Selain itu, sebagai wilayah yang terletak di pesisir, Kelurahan Sukaraja juga dilanda banjir rob tahunan. Keberadaan sampah yang menumpuk di pinggiran pantai tersebut menyebabkan tidak hanya air laut yang naik hingga ke darat, namun juga sampah-sampah yang turut naik hingga masuk ke permukiman warga. Tumpukan sampah di pinggiran pantai tersebut juga menimbulkan bau tidak sedap yang tercium hingga ke rumah penduduk.

Penelitian yang dilakukan Chatlya (2016) menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang ada di Kelurahan Sukaraja sudah dilakukan melalui

(5)

5

kerja sama antara Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Bentala. Kerja sama tersebut dilakukan dengan pembagian tugas antara Dinas Pertamanan dan Kebersihan dengan LSM Mitra Bentala. Dinas Pertamanan dan Kebersihan bertugas memfasilitasi pengadaan program sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh LSM Mitra Bentala, yang mencakup pemungutan sampah pantai, pembentukan kader pesisir, serta pelatihan dan pembinaan kepada para kader tentang cara mengurangi timbulan sampah. Tujuan dari program tersebut adalah untuk menjadikan wilayah pesisir lebih tertata, bersih, dan sehat serta untuk meningkatkan rasa peduli masyarakat terhadap kebersihan lingkungan pesisir. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada kenyataannya kerja sama yang dilakukan tersebut belum berjalan optimal, dimana kader yang dibentuk hanya melakukan pemungutan sampah tanpa melakukan pengurangan sampah, seperti melalui bank sampah, sehingga tujuan dilakukannya pengelolaan sampah sebagai upaya menata kawasan agar nyaman, bersih, dan sehat belum dapat terwujud.

1.2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Permasalahan sampah yang belum ditangani dengan baik berdampak bagi kehidupan masyarakat di Kelurahan Sukaraja itu sendiri. Penumpukan sampah tersebut menyebabkan masalah seperti menurunnya pendapatan nelayan dan mengganggu kualitas lingkungan di sekitar permukiman warga. Upaya pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan melakukan kerja sama antara Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung dan LSM Mitra Bentala belum berjalan optimal. Sampah adalah buntut dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia dimana berbagai aktivitas tersebut kemudian menghasilkan sisa-sisa berupa sampah. Namun, sampah juga dapat mempengaruhi kehidupan manusia ketika tidak adanya pengelolaan yang baik terhadap sampah-sampah tersebut. Karenanya, pengelolaan sampah tidak terlepas dari masyarakat itu sendiri. Kholil (2005) yang dikutip dalam Yuliana dan Haswindy (2007) menyatakan bahwa pengurangan volume sampah akan lebih efektif dilakukan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dikarenakan masyarakat adalah sumber utama timbulnya sampah. Pasal 28 Ayat 1

(6)

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa masyarakat dapat turut serta berperan dalam upaya pengelolaan sampah yang dilakukan pemerintah. Hal ini berarti bahwa adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah suatu hal yang diperlukan. Pentingnya partisipasi masyarakat juga disampaikan oleh Dahuri et al. (1996) dalam Erwina (2005), dimana dikatakan bahwa untuk bisa merealisasikan pengelolaan lingkungan pesisir secara menyeluruh diperlukan adanya partisipasi masyarakat didalamnya. Wibowo (2010) menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan membudayakan perilaku mengelola sampah dari rumah tangga dengan mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang sampah. Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah sendiri berbeda-beda setiap orangnya karena ada faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku tersebut. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari internal individu itu sendiri ataupun yang diterima individu dari lingkungan eksternalnya. Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan tersebut, adapun pertanyaan dari penelitian ini adalah “Bagaimana partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan partisipasi tersebut?”

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja. Penelitian ini membutuhkan beberapa sasaran agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Berikut sasaran-sasaran yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

1. Mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja.

2. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja.

(7)

7

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pengetahuan dalam bidang perencanaan wilayah dan kota yang berhubungan dengan pengelolaan sampah dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya, baik terkait topik penelitian maupun lokasi penelitian.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan dalam pelaksanaan pengembangan partisipasi masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah di wilayah pesisir, baik sebagai masukan untuk pemerintah setempat ataupun daerah lainnya yang memiliki karakteristik atau persoalan yang serupa. Selain itu, diharapkan juga menjadi suatu pengetahuan bagi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari tiga, yaitu ruang lingkup spasial, ruang lingkup substansial, dan ruang lingkup temporal.

1.5.1. Ruang Lingkup Spasial

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung. Kelurahan Sukaraja merupakan pusat pemerintahan dari Kecamatan Bumi Waras dan terbagi menjadi dua lingkungan, yaitu Lingkungan I dan Lingkungan II. Namun, penelitian ini hanya dilakukan di Lingkungan I saja. Hal ini didasarkan pada kondisi eksisting pelayanan sampah yang ada, dimana lingkungan tersebut belum sepenuhnya dilayani oleh jasa kebersihan lingkungan. Lingkungan I Kelurahan Sukaraja yang sebelah selatannya berbatasan langsung dengan Teluk Lampung menyebabkan masyarakat memiliki kebiasaan membuang

(8)

sampah sembarangan, seperti di pinggiran pantai. Kondisi pinggiran pantai dipenuhi dengan tumpukan sampah dan mengakibatkan dampak negatif seperti menurunnya pendapatan nelayan dan penurunan kualitas lingkungan. Batas-batas wilayah Kelurahan Sukaraja secara administratif adalah sebagai berikut.

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Garuntang (Kecamatan Bumi Waras)

2. Sebelah selatan berbatasan dengan pantai Teluk Lampung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Way Lunik (Kecamatan Panjang)

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bumi Waras (Kecamatan Bumi Waras)

(9)

9

Sumber: Hasil pengolahan, 2020

GAMBAR 1.2

(10)

1.5.2. Ruang Lingkup Substansial

Ruang lingkup substansial pada penelitian ini dibuat guna membatasi analisis. Ruang lingkup substansial yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam pengelolaan sampah. Bentuk-bentuk partisipasi tersebut dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu mengikuti diskusi terkait pengelolaan sampah, menyumbangkan uang/barang untuk keperluan pengelolaan sampah, melakukan pemilahan sampah, dan melakukan daur ulang sampah.

2. Selain itu, penelitian ini juga membahas tentang faktor-faktor apa saja yang memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Terdapat sembilan faktor yang diperkirakan memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Faktor-faktor tersebut yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lama tinggal, pengetahuan, peran pemerintah atau tokoh masyarakat, serta ketersediaan sarana dan prasarana.

1.5.3. Ruang Lingkup Temporal

Ruang lingkup temporal penelitian dibagi dalam tiga tahapan, yaitu pra survei, pelaksanaan survei, dan pasca survei. Tahapan pra survei merupakan tahapan persiapan sebelum survei dilakukan. Pada tahap ini disusun kebutuhan-kebutuhan yang akan diperlukan selama akan melakukan survei. Langkah pertama dalam tahapan pra survei ini adalah penentuan topik yang menjadi bahasan dalam penelitian. Selanjutnya disusun proposal untuk melakukan penelitian yang mencakup pendahuluan, tinjauan pustaka, gambaran umum wilayah, dan metodologi penelitian. Tahapan pelaksanaan survei adalah tahapan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Data-data yang diambil tersebut dapat berupa hasil survei langsung di lapangan maupun literatur dari dokumen, peraturan, ataupun sumber lainnya yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Tahapan pasca survei ini merupakan tahapan setelah data-data terkumpulkan, dimulai dari analisis terhadap data tersebut hingga

(11)

11

penarikan kesimpulan dan rekomendasi terkait. Secara garis besar, penelitian ini dilakukan sejak Januari 2020 hingga Januari 2021.

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, data dan metode pengambilan data, teknik pengambilan sampel, serta metode analisis data.

1.6.1. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan deduktif kuantitatif. Penelitian deduktif menurut Rubin dan Babie (2001) seperti yang dikutip dalam Bilad (2011), merupakan penelitian yang berangkat dari teori-teori umum yang selanjutnya dilakukan pengumpulan data-data di lapangan untuk menguji validitas teori yang ada. Penelitian deduktif adalah penelitian dimana pengambilan atau penarikan suatu kesimpulan dilakukan dari suatu substansi yang sifatnya umum ke substansi yang sifatnya khusus (Prihantoro, 2010).

Nanang Martono (2015) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mencoba menjelaskan atau menggambarkan gejala sosial ataupun fenomena yang terjadi di masyarakat secara kuantitatif, yang menggunakan logika deduktif untuk membentuk komponen-komponen empiris yang disebut variabel. Variabel-variabel tersebut kemudian ditampilkan atau disajikan dalam bentuk data numerik sebagai frekuensi ataupun tingkatan. Pengumpulan fakta-fakta dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang jelas dan dengan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut merupakan ciri dari penelitian kuantitatif menurut Yusuf (2017).

1. Penelitian dilakukan secara terstruktur, formal, dan detail. 2. Data-data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif.

3. Bersifat momentum, adanya selang waktu tertentu, dan dengan jangka waktu yang pendek.

4. Membutuhkan hipotesis sebagai pembimbing arah untuk mencapai tujuan penelitian.

(12)

5. Analisis data yang dilakukan merupakan analisis statistik statistik. 6. Lebih berorientasi pada produk daripada proses.

7. Menggunakan analisis data secara deduktif.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deduktif kuantitatif. Dikatakan sebagai penelitian deduktif kuantitatif dikarenakan untuk melihat bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan partisipasi tersebut diperlukan adanya kajian teori terlebih dahulu. Teori-teori yang telah dikaji menghasilkan sintesa variabel yang digunakan sebagai sebagai dasar dalam melakukan pengamatan lapangan. Pada sasaran 1, terdapat empat variabel bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Data yang dihasilkan melalui pengamatan lapangan akan dijelaskan secara statistik deskriptif dengan melihat distribusi frekuensi datanya. Pada sasaran 2, sebelum melakukan pengamatan ditentukan terlebih dahulu hipotesis penelitiannya. Data yang dihasilkan merupakan data kuantitatif yang setelah dikumpulkan dilakukan analisis secara statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang ada. Dari uji hipotesis diketahui apakah teori umum yang telah dikaji berlaku pada lokasi penelitian.

1.6.2. Data dan Metode Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan untuk menyelesaikan proses penelitian sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Data didapatkan melalui proses survei. Data primer diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait, jurnal, laporan, dan sumber lainnya yang valid.

1.6.2.1. Kebutuhan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan analisis sehingga tujuan penelitian tercapai. Data-data yang dikumpulkan digunakan dalam proses pembuatan peta lokasi penelitian,

(13)

13

penentuan kuesioner penelitian, dan penggambaran kondisi demografi masyarakat Kelurahan Sukaraja.

TABEL I.1 KEBUTUHAN DATA

No Data Sifat Data Jenis Data Sumber Tahun

1 RTRW Kota Bandar

Lampung Kualitatif Sekunder

Bappeda Kota Bandar Lampung

2011-2030 2 Monografi Kelurahan

Sukaraja Kuantitatif Sekunder

Kelurahan

Sukaraja 2019

Sumber: Hasil pengolahan, 2020

1.6.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui survei, baik itu survei data primer maupun survei data sekunder.

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian. Pada penelitian ini, data primer ini didapatkan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara.

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan pengumpulan data dari responden menggunakan sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan. Tiap-tiap pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan topik dari penelitian. Menurut Suyanti dan Sutinah (2005) dalam Nugroho (2018) kuesioner berisikan sejumlah pertanyaan terstruktur dimana responden hanya perlu memilih salah satu pilihan jawaban yang telah disediakan sesuai dengan kondisi dan persepsi pribadinya. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi tersebut. Kuesioner ditujukan kepada masyarakat yang bermukim di Lingkungan I Kelurahan Sukaraja yang telah ditentukan jumlahnya dengan metode Slovin. Pada penelitian ini, pertanyaan yang diberikan merupakan pertanyaan tertutup, pilihan-pilihan jawaban bagi

(14)

responden dibatasi sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban secara bebas dan hanya dapat memilih jawaban sesuai yang telah disediakan pada lembar kuesioner.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dari responden dengan melakukan tanya jawab secara tatap muka antara responden dengan pewawancara menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memberikan gambaran kondisi terkait partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Hasil wawancara digunakan sebagai data pendukung dalam analisis data. Wawancara dilakukan terhadap 2 orang Ketua RT di Lingkungan I Kelurahan Sukaraja, yaitu Ketua RT 01 dan Ketua RT 05. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara terstruktur dimana telah disiapkan terlebih dahulu sejumlah pertanyaan yang akan diajukan. Setiap narasumber akan mendapatkan pertanyaan yang sama.

2. Data Sekunder

Data sekunder diartikan sebagai data yang didapatkan melalui studi atau kajian terhadap literatur-literatur yang berkaitan. Pada penelitian ini, data sekunder yang dibutuhkan mencakup RTRW Kota Bandar Lampung dan Monografi Kelurahan Sukaraja. Data tersebut dibutuhkan untuk membuat lokasi penelitian, menentukan sampel penelitian, dan melihat kondisi monografi Kelurahan Sukaraja. Data didapatkan dari Bappeda Kota Bandar Lampung dan Kelurahan Sukaraja. Selain itu, data sekunder juga mengambil dari peraturan perundangan terkait, laporan historis, publikasi, dan sumber lain melalui internet yang valid.

1.6.3. Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2012), variabel adalah suatu “atribut” dari suatu objek, dimana atribut dalam objek tersebut memiliki variasi masing-masing. Sedangkan, menurut Suryabrata (2013) dalam Hafsari (2015), variabel penelitian adalah objek yang dipakai dalam penelitian

(15)

15

ataupun faktor-faktor yang berhubungan dengan penelitian. Pada penelitian ini, variabel didapatkan melalui kajian teori-teori terlebih dahulu. Berikut merupakan variabel yang dipakai pada penelitian ini.

TABEL I.2

VARIABEL PENELITIAN

No Sasaran Variabel

1 Bentuk partisipasi masyarakat

Mengikuti diskusi

Menyumbangkan uang/barang Melakukan pemilahan sampah Melakukan daur ulang sampah

2 Faktor yang berhubungan

Usia Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama tinggal Pengetahuan

Peran pemerintah atau tokoh masyarakat Sarana dan prasarana

Sumber: Hasil pengolahan, 2020

1.6.4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan untuk menentukan sampel dalam penyebaran kuesioner. Populasi pada penelitian ini terdiri dari masyarakat yang bermukim di Lingkungan I Kelurahan Sukaraja. Unit amatan yang digunakan adalah keluarga dengan satu rumah dianggap terdiri satu KK. Ketika dalam satu rumah tersebut memiliki 2 KK atau lebih, maka hanya satu KK saja yang akan diamati. Menurut data monografi kelurahan, hingga tahun 2019 terdapat 1.566 KK yang bermukim di Lingkungan I. Populasi tersebut terlalu besar jumlahnya untuk diamati satu per satu, sehingga dilakukan penarikan sampel. Menurut Margono (2004), sampel adalah bagian dari suatu populasi.

(16)

Teknik pengambilan sampel dapat juga disebut sebagai teknik sampling. Margono (2004) menjelaskan bahwa teknik sampling adalah suatu cara penentuan sampel dari suatu populasi dengan mempertimbangkan penyebaran dan sifat populasi sehingga sampel yang dihasilkan adalah sampel yang dapat merepresentasikan populasi. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini menggunakan salah satu teknik sampling yang disebut dengan probability sampling. Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan asumsi seluruh populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian sehingga sampel dipilih secara acak. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan tanpa mempertimbangkan strata dalam populasi atau biasa disebut dengan simple random sampling.

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin merupakan rumus untuk menentukan ukuran sampel pada taraf signifikansi tertentu dengan populasi yang sudah diketahui terlebih dahulu. Rumus ini membantu memudahkan dalam penentuan ukuran sampel karena populasi yang besar.

Rumus Slovin:

Keterangan:

n = ukuran sampel keseluruhan N = ukuran populasi

e = eror

Penelitian ini hanya difokuskan pada Lingkungan I Kelurahan Sukaraja dimana pada Lingkungan I terdiri dari 1.566 KK. Keakuratan data yang dipakai adalah 90% dengan taraf kesalahan/eror sebesar 10%. Jika menggunakan taraf kesalahan 5% sampel yang dihasilkan masih berjumlah besar. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal waktu, tenaga, dan biaya sehingga taraf kesalahan yang diambil adalah sebesar 10%. Berdasarkan perhitungan rumus Slovin, jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu:

(17)

17

( )

Hasil perhitungan dengan rumus Slovin menunjukkan bahwa sampel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sebanyak 93,997 KK yang kemudian dibulatkan menjadi 94 KK di Lingkungan I Kelurahan Sukaraja.

1.6.5. Metode Analisis Data

Penentuan metode analisis data digunakan memudahkan dalam menjawab tujuan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan sasaran-sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Sasaran 1: Mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja

Sasaran 1 dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Seperti yang dijelaskan Kurniasari (2014), statistik deskriptif disebut juga sebagai statistik deduktif yang menjelaskan mengenai bagaimana cara untuk merangkum sekumpulan data menjadi lebih sederhana dan lebih mudah untuk dibaca sehingga informasi dapat tersampaikan lebih cepat. Menurut Sawitri (2005), metode analisis ini disebut juga dengan metode analisis reduksi data. Hal ini dikarenakan metode ini bertujuan untuk meringkas sekumpulan besar data menjadi kumpulan data yang lebih kecil dengan menuangkannya ke dalam bentuk tabel atau grafik yang membantu penyampaian sederet besar angka tanpa melewatkan informasi penting.

Pada penelitian ini, metode statistik deskriptif membantu peneliti dalam menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ada di Kelurahan Sukaraja. Metode statistik deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan distribusi frekuensi data. Penyajian data yang dilakukan berupa tabel dan diagram agar lebih mudah dibaca dan dipahami pihak lain karena tampilannya yang lebih sederhana.

(18)

Sasaran 2: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja

Sasaran 2 dalam penelitian ini akan dianalisis bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat. Pada penelitian ini terdapat sembilan (9) faktor yang diduga memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat, yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lama tinggal, pengetahuan, peran pemerintah atau tokoh masyarakat, serta sarana dan prasarana.

1. Usia. Pada penelitian ini, usia responden dikategorikan dalam lima kelompok yang mengacu pada pengelompokkan umur menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2009. Lima kelompok tersebut yaitu: a. Usia remaja akhir, antara 17 sampai 25 tahun

b. Usia dewasa awal, antara 26 sampai 35 tahun c. Usia dewasa akhir, antara 36 sampai 45 tahun d. Usia lansia awal, antara 46 sampai 55 tahun e. Usia lansia akhir, antara 56 sampai 65 tahun

2. Jenis kelamin. Jenis kelamin responden dibagi dalam dua kategori, yaitu perempuan dan laki-laki.

3. Pendidikan. Pendidikan responden dalam penelitian ini dikategorikan dalam empat kelompok, yaitu tidak bersekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Hal ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

a. Tidak bersekolah.

b. Pendidikan dasar, yang mencakup Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang setara serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lainnya yang setara.

c. Pendidikan menengah, yang mencakup Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan

(19)

19

(SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lainnya yang sederajat.

d. Pendidikan tinggi, yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

4. Pekerjaan. Pada penelitian ini pekerjaan responden dibedakan menjadi lima kategori, yaitu responden yang tidak bekerja dan responden yang bekerja sebagai buruh, nelayan, pedagang atau wirausaha, serta pegawai swasta

5. Pendapatan. Pendapatan responden dalam penelitian ini dibagi menjadi lima kategori, mulai dari responden yang tidak memiliki pendapatan hingga responden yang berpenghasilan lebih dari Rp.2.500.000.

a. Tidak memiliki pendapatan b. Kurang dari Rp.500.000 c. Rp.500.001 - Rp.1.500.000 d. Rp.1.500.001 - Rp.2.500.000 e. Lebih dari Rp.2.500.000

6. Lama tinggal. Lama responden bertempat tinggal di Kelurahan Sukaraja dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu <10 tahun, 11 sampai 25 tahun, 26 sampai 40 tahun, dan 41 sampai 55 tahun.

7. Pengetahuan. Pengetahuan dalam penelitian ini berupa pemahaman responden terhadap pengelolaan sampah yang diukur melalui pernyataan-pernyataan yang tersedia. Masing-masing pernyataan-pernyataan yang diberikan dua pilihan jawaban yaitu tidak tahu dan tahu.

8. Peran pemerintah atau tokoh masyarakat. Peran pemerintah atau tokoh masyarakat dalam penelitian ini berupa kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau tokoh masyarakat setempat dalam upaya pengelolaan sampah, yang dapat berbentuk seperti mengadakan diskusi, mengajak masyarakat untuk menyumbangkan uang/barang, serta memberikan penyuluhan tentang pemilahan dan daur ulang sampah. Peran pemerintah atau tokoh masyarakat diukur melalui pernyataan-pernyataan yang

(20)

tersedia. Masing-masing pernyataan yang diberikan dua pilihan jawaban yaitu tidak dan ya.

9. Sarana dan prasarana. Ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah pada penelitian ini dilihat dari beberapa hal, yaitu ketersediaan fasilitas untuk berdiskusi, menyumbangkan uang/barang, melakukan pemilahan sampah, dan melakukan daur ulang sampah. Sarana dan prasarana diukur melalui pernyataan-pernyataan yang tersedia. Masing-masing pernyataan yang diberikan dua pilihan jawaban yaitu tidak dan ya.

Pada penelitian ini juga dilakukan tabulasi silang. Tabulasi silang dilakukan antara faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan partisipasi masyarakat bentuk partisipasi yang dilakukannya.

TABEL I.3

TABULASI SILANG FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Bentuk Partisipasi Masyarakat

Total TP J CS S SS Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Sumber: Hasil pengolahan, 2020

Penelitian ini menggunakan uji Chi-square atau Kai Kuadrat. Menurut Sutrisno (2000) dalam Negara (2018), uji Chi-square termasuk dalam uji nonparametris yang dilakukan pada variabel-variabel yang memiliki skala data nominal. Uji ini dilakukan untuk melihat keberadaan hubungan antara dua variabel yang diujikan. Uji Chi-square terdapat beberapa rumus bergantung pada tabel kontingensinya. Pada tabel kontingensi 2x2, rumus yang digunakan adalah Continuty Correction. Sedangkan pada tabel kontingensi lebih dari 2x2, maka menggunakan rumus Pearson Chi-square. Tabel kontingensi yang dimiliki oleh

(21)

21

penelitian ini berukuran lebih dari 2x2 sehingga rumus yang digunakan adalah rumus Pearson Chi-Square. Untuk mengetahui keberartian hubungan antar variabel secara signifikan, maka perlu melakukan uji hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. H0, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antar

variabel.

b. H1, menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antar

variabel.

Dalam kriteria pengujian, H0 diterima atau H1 ditolak jika nilai X²lebih

kecil daripada Xα dan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara variabel yang diujikan. Sebaliknya, jika nilai X² lebih besar daripada Xα dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 berarti H0 ditolak atau H1

diterima yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel yang diujikan. Pengujian dilakukan menggunakan bantuan software SPSS 25.

Setelah diketahui keberadaan hubungan antara variabel-variabel yang diujikan, kemudian dilakukan pengujian untuk melihat bagaimana kekuatan hubungan yang ada dengan menggunakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah angka yang menunjukkan arah dan kekuatan hubungan antar variabel. Arah hubungan dinyatakan dalam bentuk positif atau negatif. Hubungan positif menunjukkan bahwa antar variabel berbanding lurus, dimana ketika salah satu variabel naik maka variabel satunya juga akan naik. Sedangkan hubungan negatif menandakan sebaliknya. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan angka koefisien korelasi yang bernilai antara 0 sampai dengan 1. Koefisien korelasi yang benilai mendekati 0 menunjukkan bahwa hubungan antar variabel semakin lemah, sedangkan koefisien korelasi yang mendekati 1 menunjukkan hal sebaliknya. Pada pengujian hipotesis asosiatif, terdapat banyak macam teknik statistik korelasi yang dapat digunakan bergantung pada jenis data yang dianalisis (David & Djamaris, 2018). Pada penelitian ini, digunakan koefisien korelasi Cramer’s V dikarenakan data yang digunakan merupakan data nominal dengan mengacu pada derajat skala terendah. Koefisien korelasi Cramer’s V merupakan koefisien korelasi antara variabel yang berskala nominal dan dihitung menggunakan tabel kontingensi

(22)

(Purnomo R. A., 2016). Adapun kriteria kekuatan hubungan berdasarkan koefisien korelasinya menurut Sarwono (2009) dalam Purnomo (2014) adalah sebagai berikut.

1. r = 0, berarti tidak ada korelasi antar variabel.

2. 0 < r ≤ 0,25, berarti korelasi antar variabel sangat lemah. 3. 0,25 < r ≤ 0,5 , berarti korelasi antar variabel cukup kuat. 4. 0,5 < r ≤ 0,75, berarti korelasi antar variabel kuat.

5. 0,75 < r ≤ 0,99, berarti korelasi antar variabel sangat kuat. 6. r = 1, berarti korelasi antar variabel sempurna.

1.7. Kerangka Berpikir

(23)

23

Sumber: Hasil pengolahan, 2020

GAMBAR 1.3 KERANGKA BERPIKIR Metode Penelitian

Sasaran

Metode pengumpulan data: Kuesioner

Metode pengumpulan data: Kuesioner

Metode analisis data: Analisis statistik deskriptif

Metode analisis data: Uji Chi-square dan Cramer’s V

Tujuan

Rumusan Masalah Latar Belakang

Pemerintah mengadakan program pengelolaan sampah yang bekerja sama dengan LSM dengan membentuk kader. Namun hal tersebut belum berjalan optimal. Penerapan hal tersebut sangat bergantung pada seberapa besar partisipasi masyarakat didalamnya karena pengelolaan sampah tidak terlepas dari masyarakat itu sendiri.

Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja dan faktor-faktor apa yang berhubungan dengan partisipasi tersebut?

Mengetahui partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja?

Kesimpulan

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja.

Mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Sukaraja.

Aktivitas ekonomi dan bermukim masyarakat di wilayah pesisir menghasilkan sisa-sisa berupa sampah. Volume sampah yang dihasilkan tidak sebanding dengan sistem pengelolaannya sehingga menimbulkan penumpukan sampah dimana-mana. Kelurahan Sukaraja berbatasan dengan Teluk Lampung dimana wilayah pesisirnya dikenal dengan pantai sampahnya. Penumpukan sampah tersebut menyebabkan masalah seperti menurunnya pendapatan nelayan dan mengganggu kualitas lingkungan di sekitar permukiman warga. Sampah yang menumpuk juga turut masuk ke permukiman warga saat terjadi banjir rob.

(24)

24

1.8. Penelitian Terdahulu

TABEL I.4

PENELITIAN TERDAHULU

No Referensi Nama Penulis dan

Tahun Penulisan Judul Fokus Penelitian Lokasi Studi Metode Penelitian

1 Jurnal

Fitriza Yuliana dan Septu Haswindy (2017) Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Permukiman pada Kecamatan Tungkil Ilir Kabupaten

Jabung Barat

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah permukiman

2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah permukiman

Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis distribusi frekuensi, analisis chi

square

2 Skripsi Christien Apryanti (2015) Identifikasi Faktor Utama yang Berpengaruh pada Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Coblong, Kota Bandung

1. Faktor internal dan faktor eksternal partisipasi masyarakat

2. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah

Kecamatan Coblong, Kota Bandung

Analisis deskriptif, analaisis chi square,

(25)

25

No Referensi Nama Penulis dan

Tahun Penulisan Judul Fokus Penelitian Lokasi Studi Metode Penelitian

3 Skripsi Diwyacitra Tansatrisna (2014) Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

1. Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah

2. Hubungan faktor internal dan eksternal individu dengan persepsi masyarakat

3. Hubungan persepsi masyarakat dengan partisipasinya Keluarahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Analsisi deskriptif, analisis chi square

Sumber: Hasil pengolahan, 2020

Penelitian ini membahas mengenai partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di wilayah pesisir. Fokus dari penelitian ini adalah bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi tersebut. Penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan Sukaraja khususnya di Lingkungan I karena lingkungan tersebut yang memang berada di pesisir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-square. Uji Chi-square digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang diujikan. Kemudian untuk melihat kekuatan hubungan dilakukan menggunakan uji Cramer’s V. Penelitian ini berbeda dalam hal fokus penelitian, lokasi studi, serta uji yang digunakan sehingga dapat dikatakan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya.

(26)

26

1.9. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian sebagai permasalahan yang akan dibahas, tujuan, sasaran, dan manfaat penelitian yang ingin dicapai, serta ruang lingkup penelitian yang membatasi penelitian yang dilakukan, baik secara spasial, substansial, maupun temporal. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai metodologi penelitian, kerangka berpikir, dan keaslian penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tinjauan-tinjauan pustaka yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori terkait penelitian, yang terdiri dari teori tentang sampah dan partisipasi masyarakat.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum wilayah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian, yaitu Kelurahan Sukaraja yang menjadi fokus dalam penelitian.

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisikan penjelasan mengenai data-data yang sudah dikumpulkan sesuai dengan metode analisis yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan penjelasan mengenai kesimpulan dari penelitian serta

rekomendasi dan saran yang dapat diberikan. Bab ini juga memuat keterbatasan yang dimiliki penelitian.

Gambar

TABEL I.1  KEBUTUHAN DATA
GAMBAR 1.3  KERANGKA BERPIKIR

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rata-rata rasa ikan patin asap yang paling tinggi terdapat pada perlakuan tempurung kelapa dengan nilai 7,88, diikuti destilasi kayu laban dengan nilai 7,87 dan nilai

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, sumber segala kebenaran, sang kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi hamba-Nya, Allah Subhana Wata‟ala

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena

2011 sangat memberi peluang optimalisasi diplomasi Indonesia dalam berperan memecahkan berbagai masalah yang ada baik di dalam negeri maupun di dalam kawasan