• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko Usaha Diversifikasi Melon Hidroponik pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos di Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Risiko Usaha Diversifikasi Melon Hidroponik pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos di Kabupaten Bogor"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI MELON HIDROPONIK

PADA PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS

DI KABUPATEN BOGOR

BRAIN ROBSON ULUAN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Risiko Usaha Diversifikasi Melon Hidroponik Pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos di Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

BRAIN ROBSON ULUAN. Risiko Usaha Diversifikasi Melon Hidroponik Pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ANNA FARIYANTI.

Melon merupakan bagian dari sektor hortikultura merupakan salah satu sektor yang mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional karena memiliki kontribusi besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan subsektor yang cukup prospektif untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini antara lain mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dalam mengusahakan berbagai jenis melon, menganalisis hubungan antara diversifikasi usaha melon dengan upaya menekan risiko produksi dan memberikan strategi yang terbaik untuk perusahaan agar dapat mengurangi risiko produksi yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode alat analisis varian, standar deviasi dan koefisien variasi serta expected return. Sumber-sumber risiko produksi pada perusahaan ini antara lain perubahan kondisi cuaca atau iklim, serangan hama dan penyakit, kesalahan tenaga kerja. Berdasarkan analisis risiko pada komoditas tunggal yang diusahakan perusahaan ini diperoleh risiko yang paling tinggi terdapat pada musk melon sedangkan yang paling rendah terdapat pada sunny sweet melon. Hasil analisis risiko diversifikasi menghasilkan kombinasi golden, musk, dan sunny sweet melon merupakan diversifikasi yang paling rendah risikonya.

Kata kunci: melon, risiko produksi, risiko diversifikasi

ABSTRACT

BRAIN ROBSON ULUAN. Business Risk Diversification of Melon Hydroponic at PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos at Bogor District. Supervised by ANNA FARIYANTI.

Melons are part of the horticultural sector is one of the sectors that have an important role in the national economy because it has a great contribution in the formation of the gross domestic product (GDP) and national enough prospective subsector to be developed because it has a fairly high economic value. Research objectives include identifying sources of risk facing production PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos in pursuit of a wide variety of melon, analyzing the relationship between diversification efforts of melon with effort the production risk and provide press strategy is best for the company in order to reduce the risk of production going on. This research using the method of variant analysis tools, standard deviation and coefficient of variation, as well as the expected return. Risk of production sources on this company, among others, changes in the climate or weather conditions, pests and diseases, Labor's fault. Based on risk analysis on a single commodity which organised the company obtained the highest risk found in musk melon while the lowest is at sunny sweet melon. Risk diversification analysis results produce a combination of golden, sunny and sweet musk melon is the most low-risk diversification.

(6)

RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI MELON HIDROPONIK

PADA PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS

DI KABUPATEN BOGOR

BRAIN ROBSON ULUAN

Skripsi

sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

Judul Skripsi : Risiko Usaha Diversifikasi Melon Hidroponik pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos di Kabupaten Bogor

Nama : Brain Robson Uluan

NIM : H34114023

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fariyanti, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Risiko Usaha Diversifikasi Melon Hidroponik Pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos di Kabupaten Bogor” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Terwujudnya karya ini tidak terlepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Penulis menghaturkan terima kasih kepada berbagai pihak dan semoga Allah SWT memberikan rahmat dan keberkahan yang melimpah. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pihak lainnya.

Bogor, September 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 7

Manfaat Penelitian 8

Ruang Lingkup Penelitian 8

TINJAUAN PUSTAKA 8

Sumber-Sumber Risiko Produksi Hortikultura 8

Metode Analisis Risiko Produksi 9

Strategi Pengelolaan Risiko 10

KERANGKA PEMIKIRAN 11

Kerangka Pemikiran Teoritis 12

Konsep Risiko dan Ketidakpastian 12

Sumber – Sumber Risiko 14

Risiko Portofolio (Diversifikasi) 15

Kerangka Pemikiran Operasional 19

METODE PENELITIAN 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Jenis dan Sumber Data 21

Metode Pengumpulan Data 22

Metode Pengolahan Data 22

Analisis Deskriptif 23

Analisis Risiko 23

Analisis Manajemen Risiko 26

HASIL DAN PEMBAHASAN 27

Gambaran Umum PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos 27

Sejarah dan Perkembangan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos 27

Aspek Organisasi dan Manajemen 28

Aspek Sumberdaya Perusahaan 28

Identifikasi Sumber-Sumber Risiko 37

Analisis Risiko 41

Analisis Risiko Komoditi Tunggal 41

Analisis Risiko Diversifikasi 43

(10)

SIMPULAN DAN SARAN 50

Simpulan 50

Saran 51

(11)

DAFTAR TABEL

1 Nilai PDB Hortikultura di Indonesia Berdasarkan Harga Berlaku

pada Tahun 2007-2010 1

2 Perkembangan Volume Ekspor Buah di Indonesia pada Tahun 2007

– 2011 2

3 Konsumsi Hortikultura di Indonesia pada Tahun 2006 – 2009 3 4 Persentasi Peningkatan Produksi dan Peningkatan Luas Panen

Buah-buahan Tahun 2009 terhadap Tahun 2008 3

5 Pertumbuhan Produktivitas Buah Melon di Indonesia Periode

2007-2011 4

6 Jenis, Sumber Data dan Metode Analisis yang Digunakan Dalam

Penelitian 22

7 Daftar Peralatan Hidroponik Melon PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos 30 8 Daftar Obat Tanaman Melon PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos 31 9 Daftar Nutrisi di Bagian Hidroponik Melon PT. Rejo Sari Bumi Unit

Tapos Tahun 2013 33

10 Volume Nutrisi Berdasarkan Umur Tanaman Melon PT. Rejo Sari

Bumi Unit Tapos Tahun 2013 33

11 Volume Nutrisi Berdasarkan Cuaca pada PT Rejo Sari Bumi Unit

Tapos 34

12 Perbedaan Golden, Musk, dan Sunny sweet Melon 36 13 Produktivitas Golden Melon, Musk Melon, dan Sunny sweet Melon

Tiap Periode Penanaman 38

14 Rata-rata produktivitas, dan penerimaan pada komoditas Golden

Melon, Musk Melon, dan Sunny sweet Melon 38

15 Penilaian expected return pada komoditas Golden, Musk, dan Sunny

sweet Melon 41

16 Penilaian risiko pada Golden, Musk, dan Sunny sweet Melon 42 17 Fraction / bobot portofolio untuk perhitungan risiko portofolio melon

hidroponik 43

18 Penilaian risiko portofolio pada kelompok Golden Melon, Musk

(12)

DAFTAR GAMBAR

1 Produktivitas Buah Golden Melon, Musk Melon, dan Sunny sweet

Melon di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2012 6 2 Penjualan Buah Golden Melon, Musk Melon, dan Sunny sweet Melon

di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2012 6

3 Rangkaian Kejadian Berisiko dengan Kejadian Tidak Pasti 13 4 Hubungan antara Return (Pendapatan) dengan Risiko 13 5 Struktur Organisasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos 28 6 Pola Tanam Golden, Musk, dan Sunny sweet Melon Pada PT Rejo Sari

Bumi Unit Tapos Pada Tahun 2012 35

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos 54

2 Proses Produksi Melon Hidroponik 56

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan alam dan kekayaan hayati yang sangat melimpah dan beragam. Keanekaragaman hayati yang berupa buah, sayuran, bahan obat nabati, florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air, yang mempunyai fungsi sayuran, bahan obat nabati, dan estetika dikenal sebagai tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura merupakan salah satu kekayaan hayati yang sangat penting, merupakan sumber pangan bergizi, estetika dan obat-obatan yang sangat diperlukan untuk membangun manusia yang sehat jasmani dan rohani. Selain itu, potensi dan prospek hortikultura yang besar tersebut harus dapat dimanfaatkan untuk memacu kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat melalui industrialisasi dan penyediaan lapangan pekerjaan serta memperoleh pendapatan yang tinggi guna meningkatkan penghidupan yang layak bagi pelaku usaha ataupun pendapatan negara.

Hortikultura merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranpenting dalam perekonomian nasional karena memiliki kontribusi besar dalampembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penyerapan tenagakerja. Hortikultura merupakan salah satu subsektor yang cukup prospektif untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Besarnya kontribusi hortikultura terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Nilai kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB nasional terus mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura merupakan subsektor yang prospektif dan berperan penting di masa yang akan datang.

Tabel 1 Nilai PDB Hortikultura di Indonesia Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun 2007-2010

Komoditas Nilai PDB (dalam milyar rupiah)

2007 2008 2009 2010

Buah-buahan 42.362 47.600 48.437 45.482

Sayuran 25.587 28.205 30.506 31.244

Tanaman Hias 4.741 5.085 5.494 3.665

Biofarmaka 4.105 3.853 3.897 6.174

Total 76.795 84.203 88.334 86.565

Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura (2012)1

PDB merupakan salah satu indikator untuk menentukan kontribusi hortikultura terhadap pendapatan negara. Berdasarkan informasi pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa kontribusi komoditas hortikultura cenderung mengalami

1

(14)

peningkatan dari tahun 2007 hingga tahun 2010 dengan persentase pertumbuhan yang berbeda-beda. Pada tahun 2007, secara keseluruhan komoditas hortikultura memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara sebesar Rp 76.795 milyar, tahun 2008 sebesar Rp 84.203 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 88.334 milyar, dan tahun 2010 sebesar Rp 86.565 milyar. Penurunan PDB hortikultura pada tahun 2010 disebabkan oleh penurunan kontribusi buah-buahan dan tanaman hias.

Hortikultura memberikan peran penting juga dalam pasar ke luar negeri, dapat dilihat pada Tabel 2 volume ekspor buah-buahan dan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2007 hingga 2011.

Tabel 2 Perkembangan Volume Ekspor Buah di Indonesia pada Tahun 2007 – 2011

No Komoditas Volume Ekspor (Ton)

2007 2008 2009 2010 2011

1 Nanas 110.112 269.664 179.310 159.009 189.223 2 Manggis 9.093 9.466 11.319 11.388 12.603

3 Pisang 2.378 1.970 701 14 1.735

4 Mangga 1.198 1.908 1.616 999 1.485 5 Jeruk 1.109 1.402 1.108 1.339 1.005

6 Anggur 520 103 97 148 555

7 Rambutan 396 725 666 533 496

8 Pepaya 37 0 143 111 468

9 Melon 52 39 148 229 256

10 Semangka 370 1.144 483 42 169

11 Apel 130 171 143 86 112

12 Strawberi 582 211 403 374 82

Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012

Peluang pasar komoditas hortikultura cukup besar baik peluang pasar domestik maupun ekspor. Peluang pasar ini dapat terus ditingkatkan melalui upaya peningkatan daya saing produk (produktivitas, mutu, performan dan efisiensi produksi) antara lain dengan penanganan yang baik mulai di tingkat on farm, panen, pasca panen dan pemasaran. Selain itu produk hortikultura dalam negeri harus diarahkan untuk menjadi produk yang mampu mensubstitusi impor, dengan cara promosi peningkatan kesadaran mengkonsumsi produk hortikultura dalam negeri, disamping memberikan berbagai kemudahan pada pasar ekspor

(15)

hortikultura yang kemudian diikuti oleh sayuran. Namun, jika dilhat dari sisi konsumsi maka masyarakat Indonesia memiliki kecendrungan untuk mengkonsumsi sayuran yang lebih tinggi dibandingkan buah-buahan. Konsumsi buah – buahan di Indonesia pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tabel 3 dapat dilihat konsumsi hortikultura di Indonesia antara tahun 2006 sampai tahun 2009.

Tabel 3 Konsumsi Hortikultura di Indonesia pada Tahun 2006 – 2009 No. Komoditas

Konsumsi ( Kg/Kapita/Tahun )

2006 2007 2008 2009

1. Buah – buahan 32,40 34,79 36,53 38,36

2. Sayuran 35,87 36,63 37,39 38,15

Jumlah 68,27 71,42 73,12 76,51

Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2011

Berdasarkan Tabel 3, konsumsi per kapita buah – buahan mengalami peningkatan dari tahun 2006 ke 2007 sebesar 7,38 persen, dari tahun 2007 ke 2008 sebesar 5 persen dan dari tahun 2008 ke 2009 sebesar 5,01 persen. Walaupun sayuran memiliki persentasi konsumsi yang besar tiap tahunnya tetapi sayuran tidak mengalami peningkatan konsumsi yang lebih besar dari komoditas buah-buahan. Melihat kenaikan angka dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa permintaan terhadap komoditi buah – buahan juga semakin meningkat karena masyarakat sudah sadar betapa pentingnya mengkonsumsi buah-buahan untuk kesehatan mereka.

Masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan, membuat konsumsi buah-buahan yang meningkat, maka akan menyebakan para pelaku usaha untuk meningkatkan usahanya tersebut. Para pelaku usaha yang bergerak di komoditi buah-buahan akan meningkatkan produksi dan luas panen agar dapat memenuhi permintaan pasar. Pada Tabel 4 dapat dilihat peningkatan persentasi produksi dan luas panen buah-buahan.

Tabel 4 Persentasi Peningkatan Produksi dan Peningkatan Luas Panen Buah-buahan Tahun 2009 terhadap Tahun 2008

Tanaman Peningkatan Produksi (%) Peningkatan Luas Panen (%)

Melon 50,94 56,29

Blewah 34,17 6,64

Semangka 27,68 23,81

Pepaya 7,65 1,95

Sumber : Direktorat Jenderal Holtikultura, 2011 (diolah)

(16)

Perkembangan produktivitas melon tiap tahun berfluktuasi atau mengalami peningkatan dan penurunan tiap tahunnya. Pada Tabel 5 dapat dilihat perkembangan produktivitas tanaman melon periode 2007-2011.

Tabel 5 Pertumbuhan Produktivitas dan Luas Panen Buah Melon di Indonesia Periode 2007-2011

Tahun Produktivitas Melon (ton/ha) Luas Panen Melon (ha)

2007 16,45 3.637

Dari Tabel 5 diketahui bahwa usaha melon mengalami peningkatan dan penurunan produktivitasnya tiap tahunnya dan ini dapat dikatakan usaha melon ini memiliki risiko dalam pengusahaannya. Menurut Rukmana (2007), risiko yang dihadapi dalam usaha melon yaitu risiko teknis (produksi). Sumber risiko teknis dalam usaha melon antara lain kondisi cuaca yang tidak pasti, serangan hama penyakit yang sulit diprediksi sebelumnya, sarana dan prasarana yang kurang memadai serta kesalahan tenaga kerja (human error). Adanya risiko produksi tersebut akan mempengaruhi keberhasilan dan keuntungan yang diterima usaha melon bagi para pelaku usaha melon. Strategi pengelolaan risiko yang bertujuan menekan dampak risiko dalam usaha melon menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji. Oleh karena itu penelitian mengenai risiko usaha melon hidroponik penting untuk dilakukan.

Melon dapat dibudidayakan secara konvensional dan hidroponik. Pencapaian kualitas buah melon yang baik dapat dilakukan dengan mengoptimalkan lingkungan tumbuh, seperti penggunaan sistem hidroponik. Sistem hidroponik merupakan teknologi budidaya tanaman tanpa tanah dengan pemberian larutan hara yang dibutuhkan tanaman (Jones, 1930 dalam Norma Sari, 2009). Sistem hidroponik tersebut dapat mengontrol kebutuhan hara tanaman sehingga kualitas buah yang dihasilkan optimal. Selain sistem hidroponik, penjarangan buah dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah. Kualitas buah pada tanaman yang diberi perlakuan penjarangan buah lebih baik dibandingkan tanaman yang tidak diberi perlakuan penjarangan buah (Poerwanto, 2003 dalam Norma Sari, 2009). Penjarangan buah dilakukan dengan mengurangi jumlah buah per tanaman sehingga kompetisi dalam memperoleh fotosintat antar buah menjadi rendah. Budidaya melon hidroponik di rumah kaca memerlukan pemeliharaan khusus, salah satunya adalah dengan perlakuan pangkas pucuk. Pangkas pucuk dilakukan karena tinggi tanaman melon dibatasi oleh tinggi rumah kaca. Pangkas pucuk dapat dilakukan dengan memangkas batang utama setelah buah terpilih. Perlakuan tersebut kemungkinan dapat mempengaruhi kualitas buah melon karena buah memperoleh asilmilat lebih banyak dibandingkan organ tanaman yang lain.

(17)

sayuran, buah – buahan yang ditanam di lahan luar. Dari tahun 2004 sampai sekarang komoditas unggulan yang diusahakan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah buah melon hibrida, yaitu musk melon, golden melon, sedangkan untuk lahan luar sejak tahun 2005 ditanami dengan buah jeruk. Pada tahun 2012 perusahaan menambah varietas melon baru yaitu sunny sweet melon karena memiliki prospek bisnis yang baik. Produktivitas golden, musk, dan sunny sweet melon ini memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda tiap periode penanamannya. Oleh karena itu penelitian mengenai risiko diversifikasi melon hidroponik ini penting untuk dikaji.

Perumusan Masalah

PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki salah satu unit usaha yang bergerak di bidang agribisnis yaitu usaha tanaman hidroponik Tapos. Keseluruhan lahan yang dimiliki oleh PT. Rejosari Bumi Unit Tapos yaitu seluas 651 ha. Terdiri dari lahan untuk peternakan sapi perah dan lahan untuk tanaman hidroponik. Lahan hidroponik itu sendiri seluas 15 ha, 12 ha untuk lahan jeruk dan tiga ha untuk lahan bangunan green house. Lahan bangunan green house digunakan untuk produksi hidroponik.

Pada tahun 2002 perusahaan mengganti tanaman paprika menjadi tanaman melon karena tanaman melon memiliki peluang pasar yang cukup besar. Pada tahun 2004, varietas melon yang dikembangkan yaitu musk melon dan golden melon, dan pada tahun 2012 perusahaan menambah varietas melon baru yaitu sunny sweet melon. Upaya diversifikasi yang dilakukan perusahaan ini adalah dalam rangka menurunkan risiko produksi.

Sampai saat ini, usaha melon hidroponik Tapos mengusahakan empat jenis komoditi yaitu musk melon, golden melon, sunny sweet melon dan jeruk. Buah melon-melon ini memiliki prospek baik untuk dikembangkan, namun dalam proses produksi/budidayanya memerlukan penanganan yang lebih intensif. Penanganan yang lebih intensif pada proses produksi sangat diperlukan, karena dalam proses produksi sering dihadapkan pada kendala-kendala. Diantara kendala-kendala yang dihadapi dalam produksi/budidaya buah melon hidroponik yaitu adanya tingkat risiko pada proses produksinya. Risiko merupakan suatu keadaan yang tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang merugikan (Kountur 2004). Kerugian yang ditimbulkan dalam kegiatan produksi dapat mempengaruhi hasil produksi dan keuntungan yang didapat oleh pelaku usaha.

(18)

Gambar 1 Produktivitas Buah Golden Melon, Musk Melon, dan Sunny sweet Melon di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2012

Sumber: PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos (2012)

Penjualan golden melon, musk melon, dan sunny sweet melon selalu terjual setelah panen. Ada konsumen perorangan dan supplier yang mengambil dalam jumlah yang besar karena untuk dijual lagi ke supermarket, pasar, dan lain-lain. Apabila ada pesanan, maka melon baru akan dipanen dan langsung dibawa oleh pelanggan. Namun, perusahaan juga melayani masyarakat yang ingin membeli melon tersebut yang datang langsung ke lokasi usaha. Data penjualan golden melon, musk melon, dan sunny sweet melon dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Penjualan Buah Golden Melon, Musk Melon, dan Sunny sweet Melon di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2012

(19)

-Berdasarkan data produktivitas, hasil yang diperoleh untuk setiap produksi menghasilkan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda atau berfluktuasi. Dari uraian di atas diketahui bahwa usaha melon memiliki risiko dalam pengusahaannya. Risiko yang dihadapi dalam usaha melon yaitu risiko teknis (produksi). Sumber risiko teknis dalam usaha melon hidroponik antara lain kondisi cuaca yang tidak pasti, serangan hama penyakityang sulit diprediksi sebelumnya, serta efisiensi penggunaan input, tenaga kerja yang kurang terampil dalam proses produksi. Adanya risiko produksi tersebut akan mempengaruhi keberhasilan dan keuntungan yang diterima perusahaan untuk usaha melon hidroponik ini. Harga yang tidak berfluktuasi karena perusahaan sudah melakukan kontrak pemasaran dengan supplier untuk bahan baku dan distributor untuk ketiga komoditi tersebut. Strategi pengelolaan risiko yang bertujuan menekan dampak risiko produksi dalam usaha melon menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji. Oleh karena itu penelitian mengenai risiko usaha melon hidroponik penting untuk dilakukan.

Usaha melon ini diusahakan secara hidroponik agar dapat mengurangi risiko produksi yang terjadi. Apakah dengan diusahakan secara hidroponik dapat mengurangi risiko produks dan berapa nilai risiko yang dihadapi perusahaan pada komoditi melon hidroponik ini?

Setiap jenis melon memiliki karakteristik yang hampir sama sehingga tiap jenis melon menghadapi jenis dan sumber risiko yang hampir sama. Menjadi pertanyaan pada penelitian ini adalah apa yang menjadi sumber-sumber risiko yang dihadapi PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dalam mengusahakan berbagai jenis melon?

Secara teoritis diversifikasi merupakan manajemen strategi untuk menekan risiko dengan cara mengusahakan beberapa aktivitas usaha atau asset (Harwood et al.1999). Seperti telah dijelaskan di atas bahwa upaya diversifikasi yang dilakukan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos pada dasarnya bertujuan untuk menurunkan risiko produksi. Oleh karena itu timbul pertanyaan lain yang akan dijawab pada penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh diversifikasi yang dilakukan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dalam rangka merespon pasar dikaitkan dengan upaya menurunkan risiko?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh diversifikasi yang dilakukan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dalam menekan risiko produksi. Tujuan khusus penelitian ini antara lain:

1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dalam mengusahakan berbagai jenis melon.

2. Menganalisis hubungan antara diversifikasi usaha melon dengan upaya menekan risiko produksi.

(20)

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, seperti:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan dalam mengambil kebijakan manajemen pengendalian risiko.

2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan acuan dan bahan perbandingan mengenai manajemen risiko terkait dengan diversifikasi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan media untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

Ruang Lingkup Penelitian

1. Produk yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah golden melon, musk melon, dan sunny sweet melon yang diusahakan oleh PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

2. Data yang digunakan merupakan data primer berupa hasil wawancara dan diskusi langsung kepada perusahaan dan data sekunder berupa data penjualan, harga jual dan data produksi golden melon, musk melon, dan sunny sweet melon waktu tahun Januari 2012 sampai Desember 2012. 3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai analisis manajemen

risiko dikaitkan dengan diversifikasi yang diterapkan oleh PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos padausaha golden melon, musk melon, dan sunny sweetmelon .

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber-Sumber Risiko Produksi Hortikultura

(21)

dengan melakukan berbagai cara seperti penggunaan teknologi terbaru, usaha penanganan secara intensif, serta pengadaan input yang berkualitas seperti SDM, benih/bibit dan obat-obatan.

Budidaya tanaman hortikultura memiliki berbagai risiko dalam usahanya. Dari hasil penelitian Tarigan (2009) menyatakan bahwa risiko produksi disebabkan oleh perubahan cuaca, serangan hama. Sianturi (2011) juga menyatakan sumber risiko tersebut dialami pada bunga hias tetapi ada tambahan risiko yang dialami yaitu kesalahan tenaga kerja, harga produk, dan sarana dan prasarana lainnya. Penelitian melon hidroponik ini berfokus pada sumber risiko produksi yaitu perubahan cuaca, serangan hama, dan human error.

Hasil penelitian Ginting (2009) menyatakan bahwa sumber risiko dalam usahanya disebabkan oleh perubahan cuaca, serangan hama, keterampilan tenaga kerja serta teknologi yang digunakan. Begitu pula pada penelitian Utami (2009) menyatakan bahwa sumber risiko tersebut juga dialami pada bawang merah tetapi ada tambahan risiko yaitu tingkat kesuburan tanah dan efektivitas penggunaan input. Penelitian melon hidroponik ini berfokus pada sumber risiko produksi yaitu perubahan cuaca, serangan hama, human error, dan teknologi yang digunakan dalam usaha ini sudah baik begitu pula efektivitas dalam pengunaan input.

Sumber risiko lainnya adalah risiko pasar seperti risiko kegiatan pemasaran, berfluktuasinya harga input atau output. Dari hasil penelitian Firmansyah (2009) menyatakan bahwa ketidakpastian pesanan menjadi sumber utama risiko ini dalam usahanya, sedangkan dari hasil penelitian Panggabean (2011) menyatakan harga jual anggrek yang berbeda-beda dan kerusakan pada proses pengiriman menjadi sumber risiko pasar. Selain itu, risiko produksi pun dialami dalam usaha anggrek tersebut seperti perubahan cuaca, dan serangan hama. Penelitian melon hidroponik ini berfokus hanya pada risiko produksi saja tidak pada risiko pasar karena harga input dan output sudah bekerja sama dengan pihak supplier sehingga jarang terjadi perubahan harga yang signifikan.

Metode Analisis Risiko Produksi

Hasil analisis yang sudah pernah ada yang menganalisis mengenai risiko menggunakan analisis analisis regresi berganda, metode single indeks portofolio dan analisis koefisien korelasi. Selain itu pengukuran risiko dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis seperti varian, standar deviasi dan koefisien variasi. Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai varian sebagai penentu ukuran yang lainnya. Semakin kecil nilai ketiga indikator tersebut mencerminkan semakin rendah risiko yang dihadapi.

(22)

regresi linier berganda untuk menganalisis perilaku penawaran pada komoditi bawang merah. Pada penelitian Ginting (2011) juga menggunakan ketiga indikator analisis tersebut dengan menggunakan expected return karena penelitiannya ingin mengetahui nilai risiko yang terjadi dan nilai return yang dihasilkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Panggabean (2011), Sianturi (2011), dan Tarigan (2009) memfokuskan pada dua komoditi atau lebih. Para peneliti tersebut menggunakan alat analisis varian, standar deviasi dan koefisien variasiserta expected return karena untuk menghitung nilai risiko tiap komoditi yang dianalisis dan nilai return yang dihasilkan dari tiap komoditi juga. Selain itu, para peneliti tersebut juga menggunakan metode analisis diversifikasi/ portofolio untuk mendapatkan kombinasi yang tepat dalam masing-masing usahanya.

Penelitian melon hidroponik ini menggunakan metode alat analisis varian, standar deviasi dan koefisien variasi serta expected return karena untuk menghitung nilai risiko tiap komoditi yang dianalisis dan nilai return yang dihasilkan dari tiap komoditi juga dan menggunakan metode analisis diversifikasi/ portofolio.

Strategi Pengelolaan Risiko

Strategi pengelolaan risiko perlu dilakukan untuk menekan dampak yang ditimbulkan risiko. Strategi pengelolaan risiko dalam pertanian (Kaan 2002) antara lain 1) mengurangi risiko dalam operasi, misalnya diversifikasi produk, 2) transfer atau pengalihan risiko di luar operasi, misalnya kontrak produksi dan 3) membangun kemampuan operasi untuk bertahan dari adanya risiko, misalnya memelihara aset lancar.

Pada penelitian Ginting (2009), strategi pengelolaan risiko produksi yang diterapkan adalah strategi preventif, yaitu meningkatkan kualitas perawatan untuk menangani iklim dan cuaca dengan meningkatkan intensitas penyiraman, membersihkan area produksi untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit, melakukan perencanaan pembibitan yang baik dengan kualitas bahan baku yang baik, mengembangkan sumberdaya manusia dengan mengikuti penyuluhan dan pelatihan tentang jamur tiram putih, serta menggunakan peralatan yang steril.

Strategi yang berbeda dikemukakan oleh Firmansyah (2009), dimana strategi pengelolaan risiko portofolio pemasaran sayuran organik adalah menjaga kestabilan pesanan produk agar berada pada kondisi penjualan normal atau penjualan tinggi yaitu dengan cara memperbanyak agen atau distributor serta melakukan kerjasama dengan supermarket-supermarket atu toko-toko.

(23)

Hasil penelitian Tarigan (2009) menunjukkan bahwa pada model penghitungan spesialisasi berdasarkan produktifitas, tanaman bayam hijau memiliki nilai risiko produksi tertinggi dibandingkan komoditas lainnya. Dan tanaman dengan risiko produksi terendah dimiliki oleh cabai keriting. Setelah diteliti ternyata komoditas bayam hijau merupakan tanaman yang paling sering diserang hama khususnya pada musim penghujan. Tetapi jika menggunakan nilai pendapatan bersih sebagai dasar penghitungan risiko tunggalnya, maka tanaman yang paling tinggi risikonya adalah tanaman cabai keriting dan yang paling rendah risikonya adalah tanaman brokoli. Analisis risiko dengan model penghitungan portofolio pada ketiga komoditas ini menunjukkan bahwa kegiatan diversifikasi dapat meminimalkan risiko.

Pengaruh Diversifikasi Terhadap Risiko

Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu.

Pada penelitian Firmansyah (2009), strategi pengelolaan risiko portofolio pemasaran sayuran organik adalah menjaga kestabilan pesanan produk agar berada pada kondisi penjualan normal atau penjualan tinggi, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (2011), nilai risiko rendah juga terdapat pada gabungan dua komoditas saja dari empat komoditi yang diteliti yaitu kombinasi kalanchoe dan katsuba. Pengaruh diversifikasi pada beberapa kelompok komoditas diatas dapat menekan risiko namun diversifikasi tidak serta merta juga dapat menghilangkan risiko.

Hasil penelitian Tarigan (2009), analisis risiko dengan model penghitungan portofolio pada komoditas bayam hijau, brokoli, dan cabai keriting ini menunjukkan bahwa kegiatan diversifikasi dapat meminimalkan risiko., sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Panggabean (2011), nilai risiko rendah terdapat pada gabungan dua komoditas dari tiga kelompok komoditi yang diteliti yaitu kombinasi dendrodium campur besar dan kecil. Pengaruh diversifikasi pada beberapa kelompok komoditas diatas dapat menekan risiko namun diversifikasi tidak serta merta juga dapat menghilangkan risiko.

(24)

menurunkan risiko pada risiko spesialisasinya. Namun strategi ini belum sepenuhnya dapat meminimalkan risiko, untuk itu diperlukan pula strategi lain dalam pengelolaan risiko agar lebih meminimalkan risiko yang ada Strategi lain yang perlu diterapkan PT Istana Alam Dewi Tara adalah dengan memperhatikan cara perbanyakan tanaman yang tepat; penggunaan media tanam yang baik; membersihkan area pertanaman dari gulma atau rumput liar yang tumbuh disekitar area untuk menghindari serangan hama; serta mengoptimalkan pelaksanaan manajemen perusahaan.

Penelitian melon hidroponik ini menggunakan analisis diversifikasi pada tiga komoditas yaitu golden, musk, dan sunny sweet melon untuk melihat apakah nilai risiko menjadi lebih kecil atau tidak setelah digunakan analisis diversifikasi.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Risiko dan Ketidakpastian

Harwood et al. (1999) mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian. Dalam ruang lingkup pertanian risiko tampak dalam kejadian-kejadian berikut: risiko produksi, risiko pasar atau harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan, dan risiko finansial. Risiko juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi adanya kemungkinan deviasi (penyimpangan) terhadap hasil yang diinginkan atau diharapkan.

Menurut Elton dan Gruber (1995) risiko merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang dapat merugikan perusahaan, hasil yang diperkirakan oleh perusahaan tidak sesuai dengan pencapaian perusahaan. Risiko ditentukan oleh besar atau kecilnya penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan. Semakin besar penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan maka risiko yang dihadapi perusahaan. Sebaliknya, jika penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan semakin kecil maka risiko yang dihadapi oleh perusahaan tersebut semakin kecil. Penyimpangan yang dimaksud adalah penyimpangan yang bernilai negatif.

(25)

untuk mendapatkan return sebesar satu rupiah disebut dengan koefisien variasi (coefficient variation).

Menurut Debertin (1986), ketidakpastian lingkungan adalah kemungkinan hasil dan kemungkinan kejadian tersebut tidak dapat diketahui. Sedangkan risiko adalah hasil dan kemungkinan dari suatu kejadian dapat diketahui. Peluang suatu kejadian yang tidak dapat diukur maka kejadian tersebut termasuk kedalam kategori ketidakpastian. Hal ini menunjukkan risiko dan ketidakpastian memiliki perbedaan dapat dilihat pada Gambar 4

Kejadian berisiko Kejadian tidak pasti

Probabilitas dan hasil Probabilitas dan hasil

akhir diketahui akhir tidak diketahui

Gambar 3 Rangkaian Kejadian Berisiko dengan Kejadian Tidak Pasti Sumber : Debertin (1986)

Gambar 3 menunjukkan bahwa pada sisi sebelah kiri menggambarkan kejadian berisiko memiliki peluang dan hasil dari suatu kejadian dapat diketahui oleh pengambil keputusan. Sedangkan pada sisi sebelah kanan menggambarkan kejadian tidak pasti memiliki peluang dan hasil dari suatu kejadian yang tidak diketahui oleh pengambil keputusan.

Robison dan Barry (1987), menyatakan bahwa risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai pembuat keputusan dalam bisnis. Sedangkan ketidakpastian menunjukkan peluang suatu kejadian yang tidak dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Peluang kejadian yang tidak diketahui secara kuantitatif dikarenakan tidak ada informasi atau data pendukung untuk menghitung nilai peluangnya. Perilaku setiap individu dalam menghadapi risiko berbeda-beda satu sama lain. Terdapat tiga kategori individu dalam menghadapi risiko, yaitu Risk Averse, Risk Neutral, dan Risk Lover. Gambar 4 menunjukkan hubungan antara risk dengan return.

Return

Risk

Gambar 4. Hubungan antara Return (Pendapatan) dengan Risiko Sumber : Debertin (1986)

(26)

Gambar 4 menjelaskan hubungan antara income variance yang menjadi ukuran tingkat risiko yang dihadapi, dengan income yang diharapkan (expected income) yang menjadi ukuran tingkat pendapatan yang diharapkan oleh pembuat keputusan. Sikap pembuat keputusan dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori sebagai berikut :

1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (Risk Averse) menunjukkan perilaku individu yang takut terhadap risiko, dan cenderung akan menghindari risiko. Kurva Risk Averse menunjukkan sikap pembuat keputusan yang takut terhadap risiko yaitu jika terjadi kenaikan ragam pendapatan (income variance) yang merupakan ukuran tingkat risiko akan diimbangi dengan menaikkan expected income.

2. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko (Risk Neutral) menunjukkan perilaku indivisu yang apabila terjadi kenaikan income variance yang merupakan ukuran tingkat risiko tidak akan diimbangi dengan menaikkan income yang diharapkan. Artinya, semakin tinggi income variance, maka expected income akan tetap.

3. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (Risk Taker/Lover) yaitu perilaku individu yang menyukai risiko. Sikap ini menunjukkan adanya kenaikan income variance akan diimbangi oleh pembuat keputusan dengan kesediannya menerima income yang diharapkan lebih rendah. Risk Taker cenderung menganggap risiko sebagai suatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan

Sumber – Sumber Risiko

Mengetahui penyebab dari suatu kejadian itu sangat penting, jika sudah diketahui akan lebih mudah untuk melakukan pencegahan atau penanganan apabila kejadian tersebut terjadi. Penyebab terjadinya kejadian itu beraneka macam. Beberapa sumber risiko yang sering dihadapi oleh para petani menurut Hardwood et al. (1999), yaitu risiko produksi, risiko pasar atau harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan, dan risiko finansial.

1. Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi, meliputi gagal panen, penurunan produktivitas, kerusakan produk akibat serangan hama dan penyakit, perubahan cuaca, kelalaian sumberdaya manusia misalnya ketidaksesuaian dalam pemupukan.

2. Sumber risiko yang berasal dari risiko pasar, meliputi kerusakan produk sehingga tidak memenuhi mutu pasar akibatnya tidak dapat dijual, permintaan terhadap produk rendah, fluktuasi harga input dan output, serta daya beli masyarakat menurun.

3. Sumber risiko yang berasal dari risiko kelembagaan adalah adanya aturan yang membuat anggota dari suatu organisasi menjadi kesulitan dalam memasarkan ataupun meningkatkan produksinya.

4. Sumber risiko yang berasal dari risiko kebijakan adalah adanya kebijakan tertentu yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha, misalnya kebijakan tarif ekspor.

(27)

Risiko Portofolio (Diversifikasi)

Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu.

Pelaku bisnis mempunyai banyak alternatif dalam melakukan investasi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan pelaku bisnis dalam menginvestasikan dananya dengan melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset dinamakan dengan diversifikasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu.

Teori diversifikasi atau portofolio merupakan manajemen strategi untuk menekan risiko dengan cara mengusahakan beberapa aktivitas usaha atau asset (Harwood et al.1999). Hal ini berdasarkan pertimbangan apabila salah satu asset menghasilkan return yang rendah maka asset yang lain diharapkan menghasilkan yang tinggi sehingga kerugian bisa tertutupi.

Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi.

Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi. Menurut Diether (2009) perhitungan expected return pada risiko portofolio adalah:

E(rp) = w1E(r1) + w2E(r2) +… + wnE(rn) Dimana proporsi dari masing-masing aset adalah:

w1 + w2+ … + wn = 1

(28)

σp2

= w1σ2(r1) + w2σ2(r2) + ∙∙∙ + wnσ2(rn) + 2w1w2cov (r1,r2) + 2w1w3cov (r1,r3) + ∙∙∙ + 2w1wncov (r1,rn) + 2w2w3cov (r2,r3) + 2w2w4cov (r2,r4) + ∙∙∙ +

2w2wncov (r2,rn) Keterangan:

E (rp) :Expected return dari keseluruhan usaha diversifikasi

w1, w2, …, wn : Fraction (proporsi) penggunaan masing-masing aset

σp2

:Varian portofolio untuk masing-masing investasi

cov (r1,r2;…; r1,rn; r2,r3;…; r2,rn): Covarian antara masing-masing aset

Dalam perhitungan nilai covarian pada analisis risiko portofolio perlu diperhatikan juga nilai koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif.

Nilai koefisien korelasi investasi aset i dan j (ρij) mempunyai nilai

maksimum positif (+1) dan minimum negatif satu (-1). Berapa kemungkinan korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1986):

1. Nilai koefisien korelasi positif satu (+1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak sama-sama.

2. Nilai koefisien korelasi negatif satu (-1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah.

3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol (0) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain.

Peta risiko portofolio dapat dilihat pada Gambar 5. Produk

Tingkat Risiko

Gambar 5 Peta risiko portofolio Sumber: Elton dan Gruber (1995) 3

2

1

σ3 σ2 σ1

C

B

(29)

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa Titik A merupakan aset yang memiliki nilai risiko paling tinggi karena hanya mengusahakan satu produk saja. Titik B merupakan asset yang memiliki nilai risko tengah diantara titik A dan titik C karena mengusahakan dua produk. Titik C merupakan asset yang memiliko nilai risiko yang paling rendah karena mengusahakan tiga produk komoditi. Teori peta risiko portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi.

Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko dapat menggunakan Varian, Strandar Deviation dan Coefficient Variance (Elton dan Gruber 1995). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai varian sebagai penentu ukuran yang lainnya. Standar deviasi yang merupakan akar kuadrat dari varian sedangkan koefisien variasi merupakan rasio dari standar deviasi dengan nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.

Penilaian risiko dengan menggunakan nilai varian dan standar deviasi merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan (expected return). Jika nilai varian dan standar deviasi digunakan untuk mengambil keputusan dalam penilaian risiko yang dihadapi pada kegiatan usaha maka dikhawatirkan akanterjadi keputusan yang kurang tepat.

Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang dapat membandingkan dengan satuan yang sama adalah koefisien variasi. Koefisien variasi merupakan ukuran yang tepat bagi pengambil keputusan dalam menilai suatu kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Dengan ukuran koefisien variasi, penilaian risiko terhadap kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu besarnya risiko untuk setiap return. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.

Manajemen Risiko

(30)

luas dalam rangka memahami proses manajemen tersebut. Hal ini sesuai dengan definisi yang ditetapkan oleh Darmawi (2005).

Cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko merupakan defenisi manajemen risiko menurut (Kountur 2008). Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik, segala kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat diminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Selanjutnya Kountur mengatakan dalam menangani risiko yang ada dalam perusahaan diperlukan suatu proses yang dikenal dengan istilah proses pengelolaan risiko. Proses manajemen atau pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan, kemudian mengukur risiko-risiko yang telah teridentifikasi untuk mengetahui seberapa besar kemungkunan terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut. Tahap berikutnya yaitu dengan menangani risiko-risiko tersebut yang selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana manajemen risiko telah diterapkan. Proses pengelolaan risiko perusahaan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan Sumber : Kountur (2008)

Ada empat cara menangani risiko menurut (Kountur 2008), yaitu dengan cara menerima atau menghadapi risiko, menghindari risiko, mengendalikan risiko dan mengalihkan risiko. Mengendalikan risiko yaitu mengelola risiko dengan meminimalkan risiko melalui pencegahan, sedangkan mengalihkan risiko dapat dilakukan dengan mengalihkan kepada pihak lain seperti asuransi, hedging, leasing, outsourcing dan kontrak.

Melalui asuransi, asset perusahaan yang memiliki dampak risiko yang besar dapat terhindar dari kerugian apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh perusahaan sehingga kerugian tersebut ditanggung oleh pihak asuransi sesuai dengan kontrak perjanjian yang telah disepakati oleh kedua pihak.

Identifikasi Risiko

Pengukuran Risiko

Penanganan Risiko

(31)

Sedangkan leasing merupakan cara dimana asset digunakan oleh perusahaan namun kepemilikannya merupakan milik pihak lain sehingga bila terjadi sesuatu pada asset tersebut maka pemiliknya yang akan menanggung kerugian atas asset tersebut. Outsourcing merupakan suatu cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain untuk mengerjakannya sehingga bila terjadi kerugian maka pihak tersebut yang menanggung kerugiannya. Pengertian hedging menurut kamus yaitu menutup transaksi jual beli komoditas, sekuritas atau valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian karena perubahan harga sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat fluktuasi harga

Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Menurut Harwood et al. (1999) kelebihan dari diversifikasi adalah mengurangi risiko, meminimalkan tenaga kerja, mengurangi penggunaan peralatan dan meminimalkan biaya. Sementara itu keterbatasan yang dimiliki diversifikasi adalah membutuhkan perlengkapan khusus, membutuhkan keahlian manajerial yang lebih luas dan teknologi menjadi rumit.

Kerangka Pemikiran Operasional

PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos menghadapi risiko dalam menjalankan bisnisnya. Risiko yang dihadapi disebabkan pengaruh cuaca dan iklim, serangan hama penyakit, dan tenaga kerja.Adanya risiko yang terjadi akan mengakibatkan penurunan produktivitas yang akan berdampak pada pendapatan yang diperoleh PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis risiko yang tepat untuk diterapkan pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari data produksi pada masa lalu (data historis) untuk diidentifikasi penyebab fluktuasi tersebut, kemudian mengidentifikasi sumber-sumber risiko tersebut. Risiko-risiko yang telah diidentifikasi kemudian diukur. Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur penyimpangan diantaranya adalah ragam (Varian), simpangan baku (Standar deviasi), dan koefisien variasi.

Penelitian ini mengkaji analisis risiko produksi yang dilakukan oleh PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos, yaitu dengan pendekatan diversifikasi untuk menganalisis risiko lebih dari satu komoditas. Komoditas yang dikaji terdiri dari tiga komoditas yaitu golden melon, musk melon, dan sunny sweet melon.

(32)

Gambar 7 Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Risiko Produksi Melon Hidroponik pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos

Sumber Risiko:

1. Pengaruh iklim/ cuaca 2. Serangan hama dan penyakit 3. Human error (kesalahan manusia)

Produktivitas

Melon Hidroponik (kg/ ha) Harga

Probabilitas (Kejadian Risiko)

Korelasi antar produk (regresi) Penerimaan

Nilai Risiko: Expected return Varian

Standar Deviasi Koefisien Variasi

Analisis Risiko Produksi Kegiatan Spesialisasi: Golden, Musk, dan

Sunny sweet Melon

Analisis Risiko Produksi Kegiatan Diversifikasi: Golden, Musk, dan

Sunny sweet Melon

(33)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di budidaya melon hidroponik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan salah satu wilayah dengan jumlah produksi tanaman musk melon, golden melon, dan sunny sweet melon yang besar di Kecamatan Ciawi. Selain itu, pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pula bahwa PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan usaha melon hidroponik. Oleh karena itu, penulis memilih perusahaan ini untuk melakukan penelitian mengenai usaha diversifikasi tanaman musk melon, golden melon, dan sunny sweet melon dalam upaya untuk meminimalkan risiko produksi. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian meliputi pengumpulan data untuk keperluan pengolahan data. Pengumpulan data pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos berlangsung pada April hingga Mei 2013.

Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang merupakan keterangan-keterangan dan jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam penelitian yang bukan berbentuk angka. Data kuantitatif adalah data yang merupakan fakta dan informasi tentang usaha golden melon, musk melon, dan sunny sweet melon di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berupa angka dan telah disusun sebelumnya. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai gambaran umum perusahaan, teknis pelaksanaan usaha tanaman melon hidroponik di perusahaan, peralatan dan bangunan yang digunakan dalam pengusahaannya, serta hal-hal lain yang terkait dalam penelitian. Data kuantitatif dalam penelitian ini terdiri dari data produksi dan penjualan tanaman golden melon, musk melon dan sunny sweet melon pada bulan Januari 2012 hingga Desember 2012.

(34)

nilai PDB hortikultura berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007-2010, data perkembangan volume ekspor buah pada tahun 2007-2011, data konsumsi hortikultura pada tahun 2006-2009, dan data persentasi peningkatan produksi dan peningkatan luas panen buah-buahan tahun 2009 terhadap tahun 2008. Data-data sekunder tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal Hortikultura dan Departemen Pertanian melalui situs resminya.

Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data primer yang diperoleh dengan cara observasi, wawancara, diskusi dengan pihak perusahaan. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti dengan pencatatan secara langsung tentang aktifitas produksi dan risiko yang dihadapi dalam produksi melon hidroponik. Wawancara akan dilakukan dengan pihak perusahaan yaitu bagian produksi tentang risiko yang biasa muncul/dihadapi oleh perusahaan dalam proses budidaya melon hidroponik. Proses pengambilan data dan penentuan responden dilakukan dengan metode purposive sampling dengan pertimbangan responden memiliki kapabilitas dalam memberikan data-data yang akurat. Responden merupakan pihak yang berhubungan dan mengetahui dengan jelas tentang produksi melon hidroponik dan risiko yang dihadapi perusahaan.

Metode Pengolahan Data

Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini. Kedua data ini akan diolah dan dianalisis melalui beberapa metode analisis yang digunakan. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6 Jenis, Sumber Data dan Metode Analisis yang Digunakan Dalam Penelitian

No Tujuan Penelitian Jenis Data Sumber Data Metode Analisis 1. Mengidentifikasi sumber-sumber

risiko budidaya melon hidroponik Kualitatif

Wawancara,

kuisoner, diskusi. Analisis Deskriptif.

2.

Menganalisis seberapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi pada budidaya melon hidroponik. risiko yang diterapkan untuk mengatasi risiko yang dihadapi

Kualitatif Wawancara,

(35)

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis manajemen risiko yang diterapkan manajemen perusahaan untuk meminimalkan risiko dan ketidakpastian yang dihadapinya. Analisis manajemen risiko produksi yang diterapkan berdasarkan penilaian pengambilan keputusan di perusahaan secara subjektif yang dilakukan untuk melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan risiko produksi. Pengelolaan risiko dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab-penyebab adanya risiko produksi, kemudian dilakukan pengukuran risiko, menangani risiko dan mengevaluasi risiko pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

Analisis Risiko

Peluang adalah kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau peristiwa dari serangkaian peristiwa yang mungkin terjadi. Peluang menunjukkan distribusi frekuensi terhadap suatu kejadian. Besar kecilnya nilai peluang suatu kejadian sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan internal dan eksternal. Peluang hanya suatu kemungkinan, nilai dari suatu peluang bukan merupakan nilai mutlak dalam suatu kondisi. Nilai peluang ini ditentukan dengan melakukan observasi kejadian yang sudah terjadi. Pengukuran peluang diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung, secara sistematis dapat dituliskan :

P = Keterangan :

f = Frekuensi kejadian

T = Periode waktu proses produksi

Darmawi (2005) bahwa suatu kejadian dapat ditentukan dengan membuat tabel untuk hasil-hasil yang mungkin diperoleh dan menilai masing-masing hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya. Dengan menambahkan hasil dari masing-masing kejadian tersebut dapat diperoleh nilai harapannya.

Rumus expected return dituliskan sebagai berikut :

Dimana :

E(Ri) = Expected return

Pi = Peluang dari suatu kejadian Ri = Return (Penerimaan)

(36)

1. Varian

Pengukuran varian dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan ekspektasi return dikalikan dengan pluang dari setiap kejadian. Rumus varian dari return tersebut dapat dituliskan dengan rumus:

∑ ̌

Sementara itu untuk memperoleh nilai ekspektasi return dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

̌

Keterangan :

= varian dari return

Pij = peluang dari suatu kejadian (i= aset, j= kejadian) Rij = Return

̌ = Ekspektasi return. 2. Standar Deviasi

Standar deviasi dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai varian. Standar deviasi menggambarkan rata-rata perbedaan penyimpangan. Jadi semakin kecil simpangan baku dan variannya maka risiko yang dihadapi akan semakin kecil. Makna dari ukuran standar deviasi seperti halnya varian, artinya semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Standar deviasi dirumuskan dengan :

3. Koefisien variasi

Koefisien variasi diukur dari rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai koefisien variasi maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Secara matematis koefisien variasi (CV) dapat dituliskan sebagai berikut:

CV=

̌

4. Analisis Risiko Pada Kegiatan Usaha Diversifikasi

Kegiatan usaha diversifikasi merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir risiko yang dihadapi. Risiko yang dihadapi disebut dengan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung varian gabungan dari beberapa kegiatan usaha. Diversifikasi yang dilakukan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah dengan cara diversifikasi berbagai komoditas melon hidroponik. Jika investasi untusk dua aset maka varian gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995).

σp2

(37)

Keterangan :

σp2

=Varianportofolio untuk investasi dua aset yang digabungkan

σ12 =Covariance antara investasi dua aset yang digabungkan

σ1 = Standar deviasiinvestasi aset 1 (pertama)

σ2 = Standar deviasiinvestasi aset 2 (kedua)

X1 = Fraction portofolio pada investasi aset 1 (pertama) X2 = Fraction portofolio pada investasi aset 2 (kedua)

Covariance antara kedua aktiva 1 dan 2 menggunakan koefisien regresi yang dihitung dengan menggunakan persamaan analisis regresi sederhana sebagai berikut:

β = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Menurut Diether (2009) jika terdapat 3 aset yaitu A, B dan C. Bobot untuk ketiga asset adalah wa, wb dan wc dimana jumlah ketiga bobot adalah satu (wa + wb + wc = 1). Maka besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditas dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009):

E(rp) = Wa E(ra) + Wb E(rb) + Wc E(rc ) Keterangan:

E(rp) = Expected return gabungan ketiga investasi (A, B dan C) Wa = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset golden melon Wb = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset musk melon Wc = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset sunny sweet melon E(ra) = expected return dari investasi asset golden melon

E(rb) = expected return dari investasi asset musk melon E(rc) = expected return dari investasi asset sunny sweet melon

Besarnya varian gabungan ketiga asset dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009):

(ra) = Standar deviasi investasi asset golden melon

σ2

(rb) = Standar deviasi investasi asset musk melon

σ2

(38)

Wa = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset golden melon Wb = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset musk melon Wc = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset sunny sweet melon covar (ra, rb) = covarianantara investasi golden dan musk, diperoleh dengan

rumus: σσ dimana diasumsikan nilainya +1.

covar (ra, rc) = covarian antara investasi golden dan sunny sweet, diperoleh

dengan rumus: σ σ dimana diasumsikan nilainya +1.

covar (rb, rc) = covarian antara investasi musk dan sunny sweet, diperoleh

dengan rumus: σ σ dimana diasumsikan nilainya +1.

Perhitungan besarnya fraksi portofolio yang digunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan alokasi investasi perusahaan yaitu besarnya penggunaan lahan pada komoditas yang diusahakan. Total luas lahan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos untuk ketiga komoditas melon hidroponik yang diusahakan adalah seluas 30.000 meter2 yaitu 3 green house dengan masing-masing seluas 10.000 meter2 dan ada 12 lokal dalam satu green house. Pembagian lahan komoditas melon hidroponik PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos ini merupakan perencanaan baru yang hendak dilakukan oleh manajemen perusahaan yaitu 20 persen untuk lahan golden melon, 20 persen untuk lahan musk melon, dan 60 persen untuk lahan sunny sweet melon.

Analisis Manajemen Risiko

Analisis manajemen risiko produksi yang dilakukan adalah berdasarkan penilaian pengambilan keputusan di perusahaan secara subjektif. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan risiko yang dihadapi PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos.Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab-penyebab adanya risiko, kemudian melakukan pengukuran risiko, menangani risiko dan mengevaluasi risiko serta melihat sejauh mana fungsi manajemen risiko yang diterapkan pada usaha produksi melon hidroponik pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

Proses dari manajemen risiko operasional dimulai dengan mengindentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan. Setelah semua risiko dapat teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengukur risiko-risiko yang telah terindentifikasi. Maksud dari pengukuran risiko-risiko adalah untuk mengetahui seberapa besar peluang (probability) terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut.Setelah setiap risiko terukur, kemudian langkah selanjutnya adalah bagaimana menangani risiko-risiko tersebut sehingga segala kemungkinan rugi dapat diminimalkan.

(39)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos

Sejarah dan Perkembangan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos

PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1974, diatas tanah HGU (Hak Guna Usaha) yang luasnya 751 Ha. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang bergerak dalam bidang usaha agribisnis didirikan pada bulan Januari tahun 1995 untuk unit hidroponik, kemudian pada bulan Januari hingga Maret 1995 dilakukan persiapan lahan dan persiapan bangunan. Secara resmi mulai beroperasi pada awal Maret tahun 1996. Maka pada tahun 1996 dilakukan pengembangan tahap 1 dengan pembangunan green houseseluas 8.320 m2 yang dapat menampung 15.746 tanaman. Pada saat itu komoditi yang diusahakan adalah paprika dan tomat. Berdasarkan hasil analisis ternyata usaha agribisnis pada pengembangan tahap 1 dinilai berhasil maka pada tahun 1997 dilakukan pengembangan green house tahap 2 seluas 12.672 m2 dengan komoditi yang diusahakan yaitu paprika. Perusahaan ini berganti dari tanaman paprika menjadi tanaman melon pada tahun 2002 karena turunnya harga paprika di pasaran. Usaha tanaman paprika ini mengalami kerugian karena hasil yang diperoleh tidak dapat menutupi kerugian biaya produksi yang dikeluarkan. Selain itu pada saat yang sama usaha ini juga terkena serangan hama sehingga perusahaan mengganti komoditas yang diusahakan menjadi tanaman melon karena tanaman melon memiliki peluang pasar yang cukup besar dengan adanya permintaan tinggi di pasaran dan harga yang relatif tinggi pula. Pada tahun 2004, varietas melon yang diusahakan yaitu musk melon dan golden melon, kemudian tahun 2012 perusahaan menambah satu varietas melon lagi yang diusahakan yaitu sunny sweet melon. Selain mengusahakan tanaman tomat dan melon secara hidroponik, usaha ini juga mengembangkan tanaman jeruk primong dan jeruk cokun di lahan luar. Hingga saat ini, usaha hidroponik Tapos mengusahakan empat jenis komoditi yaitu musk melon, golden melon, sunny sweet melon dan jeruk.

Visi Menjadikan TAPOS sebagai sebuah kawasan pengembangan pertanian dan peternakan terpadu yang dikelola melalui proses recycling, dengan selalu memperhatikan aspek sosial dan lingkungan lestari.

Misi

1. Melakukan kegiatan peternakan dan pertanian secara terpadu dengan pengelolaan secara recycling.

2. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dibidang peternakan dan pertanian.

Gambar

Tabel 2 Perkembangan Volume Ekspor Buah di Indonesia pada Tahun 2007  –  2011
Gambar  1  Produktivitas  Buah  Golden  Melon,  Musk  Melon,  dan  Sunny  sweet  Melon di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2012
Gambar 6 Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan  Sumber : Kountur (2008)
Gambar  7  Kerangka  Pemikiran  Operasional  Analisis  Risiko  Produksi  Melon  Hidroponik pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Multilateral Development Banks leverage public and private sector • Complementarity with partners. based on comparative advantage •

Jl. Rasuna Said Kav. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana implementasi mekanisme pemberian hukuman disiplin pegawai dan bentuk pemulihan bagi seorang pegawai

Misalnya penggunaan modal sendiri memiliki kelebihan, yaitu mudah diperoleh, (persyaratan ringan) dan beban pengembalian yang relatif lama. Disamping itu, dengan menggunakan

tanda yang berfungsi sebagai alat ukur pencapaian kinerja suatu sasaran, program atau kegiatan dalam bentuk keluaran (output), hasil (outcome), dampak (impact).... Tingginya tingkat

Ini menjadikan jumlah keseluruhan kes positif COVID-19 yang telah pulih atau dibenarkan discaj setakat hari ini adalah seramai 52,609 orang atau 82.43% dari jumlah keseluruhan

Seluruh teman-teman khususnya kelas VI MEA (Produksi) dan Jurusan Teknik Mesin di Politeknik Negeri Sriwijaya pada umumnya yang telah banyak membantu,

BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR Periode 01 Januari s/d 30 Juni 2017 dan 2016. (Dalam

Lulusan Berkualitas Tinggi yang memahami permasalahan Indonesia & menjadi pemimpin untuk Indonesia yang lebih baik Teaching quality reasoning, problem solving,