Kerangka Pemikiran Teoritis
Konsep Risiko dan Ketidakpastian
Harwood et al. (1999) mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian. Dalam ruang lingkup pertanian risiko tampak dalam kejadian-kejadian berikut: risiko produksi, risiko pasar atau harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan, dan risiko finansial. Risiko juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi adanya kemungkinan deviasi (penyimpangan) terhadap hasil yang diinginkan atau diharapkan.
Menurut Elton dan Gruber (1995) risiko merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang dapat merugikan perusahaan, hasil yang diperkirakan oleh perusahaan tidak sesuai dengan pencapaian perusahaan. Risiko ditentukan oleh besar atau kecilnya penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan. Semakin besar penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan maka risiko yang dihadapi perusahaan. Sebaliknya, jika penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan semakin kecil maka risiko yang dihadapi oleh perusahaan tersebut semakin kecil. Penyimpangan yang dimaksud adalah penyimpangan yang bernilai negatif.
Beberapa ukuran risiko menurut Elton dan Gruber (1995) adalah nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation) dan koefisien variasi (coefficient variation). Varian dan standar deviasi merupakan ukuran absolute dan bukan merupakan indikator tinggi rendahnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk mengetahui tinggi rendahnya risiko sebuah usaha adalah dengan mengetahui seberapa besar risiko yang dihadapi perusahaan untuk mendapatkan per rupiah return. Besarnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan
untuk mendapatkan return sebesar satu rupiah disebut dengan koefisien variasi (coefficient variation).
Menurut Debertin (1986), ketidakpastian lingkungan adalah kemungkinan hasil dan kemungkinan kejadian tersebut tidak dapat diketahui. Sedangkan risiko adalah hasil dan kemungkinan dari suatu kejadian dapat diketahui. Peluang suatu kejadian yang tidak dapat diukur maka kejadian tersebut termasuk kedalam kategori ketidakpastian. Hal ini menunjukkan risiko dan ketidakpastian memiliki perbedaan dapat dilihat pada Gambar 4
Kejadian berisiko Kejadian tidak pasti Probabilitas dan hasil Probabilitas dan hasil
akhir diketahui akhir tidak diketahui
Gambar 3 Rangkaian Kejadian Berisiko dengan Kejadian Tidak Pasti Sumber : Debertin (1986)
Gambar 3 menunjukkan bahwa pada sisi sebelah kiri menggambarkan kejadian berisiko memiliki peluang dan hasil dari suatu kejadian dapat diketahui oleh pengambil keputusan. Sedangkan pada sisi sebelah kanan menggambarkan kejadian tidak pasti memiliki peluang dan hasil dari suatu kejadian yang tidak diketahui oleh pengambil keputusan.
Robison dan Barry (1987), menyatakan bahwa risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai pembuat keputusan dalam bisnis. Sedangkan ketidakpastian menunjukkan peluang suatu kejadian yang tidak dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Peluang kejadian yang tidak diketahui secara kuantitatif dikarenakan tidak ada informasi atau data pendukung untuk menghitung nilai peluangnya. Perilaku setiap individu dalam menghadapi risiko berbeda-beda satu sama lain. Terdapat tiga kategori individu dalam menghadapi risiko, yaitu Risk Averse, Risk Neutral, dan Risk Lover. Gambar 4 menunjukkan hubungan antara risk dengan return.
Return
Risk
Gambar 4. Hubungan antara Return (Pendapatan) dengan Risiko Sumber : Debertin (1986)
Expected return
Gambar 4 menjelaskan hubungan antara income variance yang menjadi ukuran tingkat risiko yang dihadapi, dengan income yang diharapkan (expected income) yang menjadi ukuran tingkat pendapatan yang diharapkan oleh pembuat keputusan. Sikap pembuat keputusan dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (Risk Averse) menunjukkan perilaku individu yang takut terhadap risiko, dan cenderung akan menghindari risiko. Kurva Risk Averse menunjukkan sikap pembuat keputusan yang takut terhadap risiko yaitu jika terjadi kenaikan ragam pendapatan (income variance) yang merupakan ukuran tingkat risiko akan diimbangi dengan menaikkan expected income.
2. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko (Risk Neutral) menunjukkan perilaku indivisu yang apabila terjadi kenaikan income variance yang merupakan ukuran tingkat risiko tidak akan diimbangi dengan menaikkan income yang diharapkan. Artinya, semakin tinggi income variance, maka expected income akan tetap.
3. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (Risk Taker/Lover) yaitu perilaku individu yang menyukai risiko. Sikap ini menunjukkan adanya kenaikan income variance akan diimbangi oleh pembuat keputusan dengan kesediannya menerima income yang diharapkan lebih rendah. Risk Taker cenderung menganggap risiko sebagai suatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan
Sumber – Sumber Risiko
Mengetahui penyebab dari suatu kejadian itu sangat penting, jika sudah diketahui akan lebih mudah untuk melakukan pencegahan atau penanganan apabila kejadian tersebut terjadi. Penyebab terjadinya kejadian itu beraneka macam. Beberapa sumber risiko yang sering dihadapi oleh para petani menurut Hardwood et al. (1999), yaitu risiko produksi, risiko pasar atau harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan, dan risiko finansial.
1. Sumber risiko yang berasal dari risiko produksi, meliputi gagal panen, penurunan produktivitas, kerusakan produk akibat serangan hama dan penyakit, perubahan cuaca, kelalaian sumberdaya manusia misalnya ketidaksesuaian dalam pemupukan.
2. Sumber risiko yang berasal dari risiko pasar, meliputi kerusakan produk sehingga tidak memenuhi mutu pasar akibatnya tidak dapat dijual, permintaan terhadap produk rendah, fluktuasi harga input dan output, serta daya beli masyarakat menurun.
3. Sumber risiko yang berasal dari risiko kelembagaan adalah adanya aturan yang membuat anggota dari suatu organisasi menjadi kesulitan dalam memasarkan ataupun meningkatkan produksinya.
4. Sumber risiko yang berasal dari risiko kebijakan adalah adanya kebijakan tertentu yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha, misalnya kebijakan tarif ekspor.
5. Sumber risiko yang berasal dari risiko finansial adalah adanya piutang tidak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha menjadi terhambat, laba menurun karena terjadinya krisis ekonomi.
Risiko Portofolio (Diversifikasi)
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu.
Pelaku bisnis mempunyai banyak alternatif dalam melakukan investasi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan pelaku bisnis dalam menginvestasikan dananya dengan melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset dinamakan dengan diversifikasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu.
Teori diversifikasi atau portofolio merupakan manajemen strategi untuk menekan risiko dengan cara mengusahakan beberapa aktivitas usaha atau asset (Harwood et al.1999). Hal ini berdasarkan pertimbangan apabila salah satu asset menghasilkan return yang rendah maka asset yang lain diharapkan menghasilkan yang tinggi sehingga kerugian bisa tertutupi.
Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi.
Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi. Menurut Diether (2009) perhitungan expected return pada risiko portofolio adalah:
E(rp) = w1E(r1) + w2E(r2) +… + wnE(rn) Dimana proporsi dari masing-masing aset adalah:
w1 + w2+ … + wn = 1
σp2 = w1σ2
(r1) + w2σ2
(r2) + ∙∙∙ + wnσ2
(rn) + 2w1w2cov (r1,r2) + 2w1w3cov (r1,r3) + ∙∙∙ + 2w1wncov (r1,rn) + 2w2w3cov (r2,r3) + 2w2w4cov (r2,r4) + ∙∙∙ +
2w2wncov (r2,rn) Keterangan:
E (rp) :Expected return dari keseluruhan usaha diversifikasi
w1, w2, …, wn : Fraction (proporsi) penggunaan masing-masing aset
σp2
:Varian portofolio untuk masing-masing investasi
cov (r1,r2;…; r1,rn; r2,r3;…; r2,rn): Covarian antara masing-masing aset
Dalam perhitungan nilai covarian pada analisis risiko portofolio perlu diperhatikan juga nilai koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif.
Nilai koefisien korelasi investasi aset i dan j (ρij) mempunyai nilai
maksimum positif (+1) dan minimum negatif satu (-1). Berapa kemungkinan korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1986):
1. Nilai koefisien korelasi positif satu (+1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak sama-sama.
2. Nilai koefisien korelasi negatif satu (-1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah.
3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol (0) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain.
Peta risiko portofolio dapat dilihat pada Gambar 5. Produk
Tingkat Risiko
Gambar 5 Peta risiko portofolio Sumber: Elton dan Gruber (1995) 3 2 1 σ3 σ2 σ1 C B A
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa Titik A merupakan aset yang memiliki nilai risiko paling tinggi karena hanya mengusahakan satu produk saja. Titik B merupakan asset yang memiliki nilai risko tengah diantara titik A dan titik C karena mengusahakan dua produk. Titik C merupakan asset yang memiliko nilai risiko yang paling rendah karena mengusahakan tiga produk komoditi. Teori peta risiko portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi.
Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko dapat menggunakan Varian, Strandar Deviation dan Coefficient Variance (Elton dan Gruber 1995). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai varian sebagai penentu ukuran yang lainnya. Standar deviasi yang merupakan akar kuadrat dari varian sedangkan koefisien variasi merupakan rasio dari standar deviasi dengan nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.
Penilaian risiko dengan menggunakan nilai varian dan standar deviasi merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan (expected return). Jika nilai varian dan standar deviasi digunakan untuk mengambil keputusan dalam penilaian risiko yang dihadapi pada kegiatan usaha maka dikhawatirkan akanterjadi keputusan yang kurang tepat.
Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang dapat membandingkan dengan satuan yang sama adalah koefisien variasi. Koefisien variasi merupakan ukuran yang tepat bagi pengambil keputusan dalam menilai suatu kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Dengan ukuran koefisien variasi, penilaian risiko terhadap kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu besarnya risiko untuk setiap return. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu memahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang
luas dalam rangka memahami proses manajemen tersebut. Hal ini sesuai dengan definisi yang ditetapkan oleh Darmawi (2005).
Cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko merupakan defenisi manajemen risiko menurut (Kountur 2008). Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik, segala kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat diminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Selanjutnya Kountur mengatakan dalam menangani risiko yang ada dalam perusahaan diperlukan suatu proses yang dikenal dengan istilah proses pengelolaan risiko. Proses manajemen atau pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan, kemudian mengukur risiko-risiko yang telah teridentifikasi untuk mengetahui seberapa besar kemungkunan terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut. Tahap berikutnya yaitu dengan menangani risiko-risiko tersebut yang selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana manajemen risiko telah diterapkan. Proses pengelolaan risiko perusahaan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan Sumber : Kountur (2008)
Ada empat cara menangani risiko menurut (Kountur 2008), yaitu dengan cara menerima atau menghadapi risiko, menghindari risiko, mengendalikan risiko dan mengalihkan risiko. Mengendalikan risiko yaitu mengelola risiko dengan meminimalkan risiko melalui pencegahan, sedangkan mengalihkan risiko dapat dilakukan dengan mengalihkan kepada pihak lain seperti asuransi, hedging, leasing, outsourcing dan kontrak.
Melalui asuransi, asset perusahaan yang memiliki dampak risiko yang besar dapat terhindar dari kerugian apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh perusahaan sehingga kerugian tersebut ditanggung oleh pihak asuransi sesuai dengan kontrak perjanjian yang telah disepakati oleh kedua pihak.
Identifikasi Risiko
Pengukuran Risiko
Penanganan Risiko
Sedangkan leasing merupakan cara dimana asset digunakan oleh perusahaan namun kepemilikannya merupakan milik pihak lain sehingga bila terjadi sesuatu pada asset tersebut maka pemiliknya yang akan menanggung kerugian atas asset tersebut. Outsourcing merupakan suatu cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain untuk mengerjakannya sehingga bila terjadi kerugian maka pihak tersebut yang menanggung kerugiannya. Pengertian hedging menurut kamus yaitu menutup transaksi jual beli komoditas, sekuritas atau valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian karena perubahan harga sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat fluktuasi harga
Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Menurut Harwood et al. (1999) kelebihan dari diversifikasi adalah mengurangi risiko, meminimalkan tenaga kerja, mengurangi penggunaan peralatan dan meminimalkan biaya. Sementara itu keterbatasan yang dimiliki diversifikasi adalah membutuhkan perlengkapan khusus, membutuhkan keahlian manajerial yang lebih luas dan teknologi menjadi rumit.
Kerangka Pemikiran Operasional
PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos menghadapi risiko dalam menjalankan bisnisnya. Risiko yang dihadapi disebabkan pengaruh cuaca dan iklim, serangan hama penyakit, dan tenaga kerja.Adanya risiko yang terjadi akan mengakibatkan penurunan produktivitas yang akan berdampak pada pendapatan yang diperoleh PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis risiko yang tepat untuk diterapkan pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari data produksi pada masa lalu (data historis) untuk diidentifikasi penyebab fluktuasi tersebut, kemudian mengidentifikasi sumber-sumber risiko tersebut. Risiko-risiko yang telah diidentifikasi kemudian diukur. Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur penyimpangan diantaranya adalah ragam (Varian), simpangan baku (Standar deviasi), dan koefisien variasi.
Penelitian ini mengkaji analisis risiko produksi yang dilakukan oleh PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos, yaitu dengan pendekatan diversifikasi untuk menganalisis risiko lebih dari satu komoditas. Komoditas yang dikaji terdiri dari tiga komoditas yaitu golden melon, musk melon, dan sunny sweet melon.
Hasil analisis akan digunakan untuk mencari alternatif manajemen risiko yang dapat dijadikan pertimbangan dalam mengatasi risiko pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Hasil analisis tersebut juga digunakan untuk mencari strategi agar dapat meminimalkan risiko produksi yang disebabkan oleh sumber-sumber risiko yang ada.Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Risiko Produksi Melon Hidroponik pada PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos
Sumber Risiko:
1. Pengaruh iklim/ cuaca 2. Serangan hama dan penyakit 3. Human error (kesalahan manusia)
Produktivitas
Melon Hidroponik (kg/ ha) Harga
Probabilitas (Kejadian Risiko) Korelasi antar produk (regresi) Penerimaan Nilai Risiko: Expected return Varian Standar Deviasi Koefisien Variasi
Analisis Risiko Produksi Kegiatan Spesialisasi: Golden, Musk, dan
Sunny sweet Melon
Analisis Risiko Produksi Kegiatan Diversifikasi: Golden, Musk, dan
Sunny sweet Melon