• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL. Media pembelajaran tentang serangga berupa buku Pop Up merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL. Media pembelajaran tentang serangga berupa buku Pop Up merupakan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Komunikasi

Media pembelajaran tentang serangga berupa buku Pop – Up merupakan sarana penyampaian informasi tentang serangga yang ditujukan untuk anak usia 8 tahun. Dengan adanya gaya Pop – Up yang diaplikasikan kedalam buku ini diharapkan dapat menarik minat anak untuk membacanya. Dengan begitu tujuan utama dari perancangan buku ini yaitu, untuk menarik minat anak untuk membaca dan sebagai media pembelajaran tentang serangga dapat tercapai.

3.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan dibuatnya buku Pop – Up sebagai media pembelajaran tentang serangga ini adalah untuk menambah pengetahuan target audience tentang serangga sehingga mereka dapat mengenal segala sesuatu tentang serangga lebih dalam lagi yang pada akhirnya dapat membuat mereka mengenali serangga dan mengurangi rasa takut mereka terhadap serangga yang disebabkan oleh ketidaktahuan mereka tentang serangga.

Selain itu tujuan dibuatnya buku ini juga sebagai media penarik minat membaca pada anak, khususnya anak usia 8 tahun.

(2)

3.1.2 Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan berupa informasi tentang serangga. Topik tentang serangga dipilih dikarenakan berkurangnya lahan hijau sehingga menyebabkan interaksi anak dengan alam khususnya dengan serangga – serangga yang dahulu mudah ditemui berkurang. Padahal serangga merupakan hewan yang memiliki peranan penting dalam menjaga ekosistem kita.

Kurangnya wawasan yang dimiliki anak – anak tentang serangga diperkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada beberapa anak sekolah dasar SDIT AL-ISTIQOMAH usia 8 tahun yang beberapa diantara mereka tidak tahu tentang serangga dan merasa takut dengan serangga yang merupakan makhluk yang paling banyak menghuni bumi ini. Hal ini mungkin saja disebabkan karena kurangnya pengenalan tentang seranga baik melalui orang tua atau pun guru - guru mereka.

Materi pesan yang akan disampaikan dalam buku ini akan dituangkan kedalam bentuk cerita dimana tokoh utamanya merupakan sepasang kakak beradik yang bernama Aga dan Sera yang memiliki cita – cita sebagai seorang ahli yang meneliti tentang serangga atau entomologist yang akan memberikan informasi kepada para pembacanya tentang berbagai jenis serangga dihabitatnya melalui buku ini. Pemilihan menggunakan alur cerita dipilih karena anak – anak tidak suka apabila mereka merasa digurui oleh karena itu penulis memilih menyampaikan informasi melalui jalan bercerita. Sedangkan

(3)

adanya penokohan dibuat berdasarkan jurnal yang penulis baca yang mengatakan bahwa anak – anak akan lebih menyukai membaca buku apabila didalamnya terdapat penokohan baik berupa manusia, hewan atau benda yang mereka ketahui.

3.1.3 Target Audience

Target audience dalam perancangan buku Pop – Up ini adalah anak usia 8 tahun. Dimana perkembangan kognitif anak pada usia ini berada dalam tahapan operasional konkret. Anak pada usia ini sudah mulai berkurang sifat egosentrisnya yang artinya mereka sudah mulai memiliki rasa ingin tahu tentang lingkungan sekitarnya. Selain itu, anak – anak pada usia ini mulai senang mengamati, megevaluasi, menimbang, mulai senang mengoservasi sesuatu dan sudah mampu menjelaskan pemikiran orang lain secara obyektif. Anak – anak pada usia ini juga sudah berkembang saraf motoriknya sehingga mereka sudah bisa menggunakan buku – buku yang berukuran cukup besar. Selain itu, anak pada usia ini pun sudah dapat membaca sehingga anak pada usia 8 tahun sudah memiliki kelengkapan – kelengkapan pribadi untuk dapat menikmati sebuah buku. Berikut ini beberapa spesifikasi lain tentang target audience dalam perancangan buku Pop – Up sebagai media pembelajaran untuk anak usia 8 tahun :

(4)

1. Demografis a. Target Primer

Anak – anak, laki – laki dan perempuan yang berusia 8 tahun dengan status sosial ekonomi orang tua B, A atau menengah keatas.

b. Target Sekunder

Orang dewasa, pria dan wanita usia 17 sampai 50 tahun dengan status sosial ekonomi menengah keatas.

2. Geografis

Anak sekolah dasar yang tinggal dikota – kota besar seperti Jakarta, bandung dan kota – kota besar lainnya di Indonesia.

3. Psikografis

a. Target Primer

Anak – anak yang suka mengeksplorasi, memiliki rasa ingin tau yang tinggi.

b. Target Sekunder

(5)

3.2 Strategi Kreatif

3.2.1 Pendekatan Kreatif

Strategi perancangan buku ini bersifat memberikan materi pembelajaran tentang serangga secara menyenangkan dan tidak bersifat menggurui, yaitu dengan cara memasukan unsur alur cerita dan gaya Pop –

Up ke dalam buku ini, dengan begitu buku ini dapat menyajikan pengetahuan

dengan lebih menyenangkan karena didalamnya terdapat unsur hiburan seperti visualisasi Pop – Up yang dapat bergerak, berubah atau timbul sehingga para pembacanya dapat merasakan adanya “paper magic” di dalam buku ini yang akan membuat para pembacanya terhibur.

Sementara itu pemilihan judul “Serangga itu menakjubkan” dipilih karena kata menakjubkan dapat mewakili keunikan – keunikan yang dimiliki masing – masing serangga baik itu keunikan dalam bentuk, warna atau pun perilakunya. Selama masa hidupnya serangga terus melakukan metamorfosis sehingga bentuk yang mereka miliki ketika baru menetas dengan bentuk yang mereka miliki ketika mereka dewasa dapat terlihat sangat berbeda tidak seperti manusia atau hewan – hewan lain yang memiliki bentuk yang sama / tidak ada perubahan ekstrim yang terjadi dari awal kelahirannya hingga dewasa. Habitat tempat serangga tinggal sewaktu mereka baru menetas hingga dewasa pun dapat sangat berbeda. Berdasarkan beberapa hal diatas maka penulis memilih judul “Serangga itu Menakjubkan” untuk dapat

(6)

menggelitik rasa penasaran anak – anak mengapa serangga itu menakjubkan yang diharapkan pada akhirnya akan membuat anak -anak tertarik untuk membaca buku ini.

Dalam perancangan buku Pop – Up ini ilustrasi yang akan digunakan adalah ilustrasi kartun dengan maksud untuk menarik perhatian anak – anak yang sangat menyukai ilustrasi kartun. Anak pada usia 8 tahun juga sudah dapat mengenal bentuk oleh karena itu pengunaan ilustrasi kartun untuk menyampaikan materi pembelajaran tidak akan menjadi masalah. Sedangkan dengan menggunakan pewarnaan yang tepat tentu saja dapat menambah nilai dari suatu gambar/ilustrasi, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai daya tarik tambahan untuk menarik minat si calon pembeli. Oleh karena itu, pewarnaan yang akan digunakan adalah pewarnaan yang tidak kaku dengan cara menambahkan shading yang tidak dibuat secara blocking dengan begitu akan mengurangi kesan kaku pada ilustrasi yang ada.

Pada buku Pop – Up ini nantinya juga akan terdapat daftar istilah dan poster serta stiker serangga beserta nama – namanya baik itu dalam nama latin, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang nantinya stiker – stiker tersebut dapat ditempelkan pada poster yang telah disediakan atau pada media – media yang dikehendaki.

Gaya Pop – Up yang akan digunakan sebagai daya tarik pada perancangan buku Pop – Up ini diantaranya:

(7)

1. Halaman 1

Pada halaman 1 teknik Pop – Up yang akan digunakan adalah teknik Basic Box pada ilustrasi rumah dan V-folding pada karakter Aga, Sera dan semak.

2. Halaman 2

Pada halaman 2 teknik yang akan digunakan adalah teknik Hiden

Pivotting yang akan digunakan pada ilustrasi serangga yang dibuat

bersembunyi pada semak dan pepohonan. 3. Halaman 3

Pada halaman 3 teknik Pop – Up yang akan digunakan adalah teknik V-Folding yang akan digunakan untuk memberikan efek timbul pada ilustrasi Aga, Sera dan lingkungan sekitarnya.

4. Halaman 4

Pada halaman 4 teknik Pop – Up yang akan digunakan adalah teknik Hiden Pivotting yang akan digunakan untuk menggambarkan metamorfosis kupu – kupu.

5. Halaman 5

Pada halaman 5 teknik Pop – Up yang akan digunakan adalah teknik Moving With Tabs yang akan digunakan untuk menggambarkan cengcorang yang bersembunyi pada semak.

(8)

6. Halaman 6

Pada halaman 6 teknik Pop – Up yang akan digunakan adalah teknik V-Folding yang akan diaplikasikan pada ilustrasi kepala - kepala serangga.

7. Halaman 7

Pada halaman 7 teknik Pop – Up yang akan digunakan adalah teknik Moving arms yang diaplikasikan pada karakter Sera dan pada ilustrasi capung.

8. Halaman 8

Pada halaman 8 teknik Pop – Up yang akan digunakan adalah adalah teknik Tunnel .

9. Halaman 9

Pada halaman ini teknik yang akan digunakan adalah teknik

Tunnel pada ilustrasi rumah dan internal stand pada ilustasi semak.

3.2.2 Pendekatan Visual

Segmentasi target audience pada perancangan buku Pop – Up ini adalah anak - anak usia 8 tahun. Maka pendekatan visual dalam perancangan buku Pop – Up ini adalah dengan menggunakan pendekatan visual yang berupa ilustrasi kartun sederhana dengan menggunakan dominasi warna – warna cerah yang ditujukan untuk menarik perhatian anak dan sekaligus memberikan kesan ceria.

(9)

Ditambah dengan penggunaan gaya Pop – Up yang dapat menambah daya tarik pada visualisasi buku Pop – Up ini. Penambahan gaya Pop – Up ini sekaligus digunakan sebagai sarana penunjang dalam penyampaian informasi karena dengan adanya bentuk visualisasi yang berbentuk 3 dimensi dapat lebih mempermudah target audience mengingat atau memahami informasi yang disampaikan.

3.3 Strategi Media

Strategi media yang digunakan berupa buku Pop – Up yang dicetak dalam format portrait, ukuran 21 cm x 29,7 cm. sedangkan jenis kertas yang akan digunakan adalah kertas Double inkjet paper 220gr. Kertas jenis ini dipilih karena mengingat di dalam buku ini terdapat gaya Pop – Up sehingga diperlukan kertas yang tebal. Kertas ini juga memiliki tekstur yang halus dan hasil print pada kertas tidak akan rusak apabila kertas dilipat. Selain itu, terdapat beberapa desain ilustrasi yang dibuat bolak- balik sehingga dengan menggunakan kertas ini akan lebih efisien. Warna yang dihasilkan juga lebih terang dan detail gambar pun dapat terlihat.

3.3.1 Media Utama

Media utamanya berupa media pembelajaran berbentuk buku bergaya

Pop – Up berukuran 21cm x 29,7 cm. dengan ini diharapkan dapat menumbah

(10)

hal yang berhubungan dengan serangga yang akan disampaikan dalam buku ini.

Gaya Pop – Up yang terdapat dalam buku ini dapat lebih menjelaskan informasi yang ingin disampaikan melalui visualisasi yang bergerak atau berbentuk 3 dimensi yang sekaligus digunakan sebagai sarana hiburan yang menyajikan interaksi antara si pembaca dengan buku ini.

3.3.2 Gimmick

Gimmick pada perancangan kali ini berperan sebagai hadiah yang

sudah tersedia dalam buku ini yang ditujukan untuk lebih menarik minat masyarakat untuk membeli buku ini. Gimmick tersebut berupa daftar istilah yang diberijudul “yuk..kita cari tahu artinya!” ” poster dan stiker serangga berserta nama – namanya dalam bahasa Indonesia, inggris dan latin. Stiker – stiker tersebut nantinya dapat ditempelkan pada media poster yang sudah disediakan atau media – media lain yang dikehendaki.

3.4 Konsep Visual 3.4.1 Warna

Warna – warna yang dipilih dalam perancangan buku Pop – Up ini adalah dominan warna hijau. Hal ini dikarenakan berdasarkan dari habitat sebagian besar serangga yang merupakan tema yang dipilih dalam perancangan buku Pop – Up ini. Namun tidak menutup kemungkinan adanya

(11)

penggunaan warna – warna panas seperti merah dan kuning. Berikut ini adalah warna – warna yang digunakan :

Gambar 3.1 Palet Warna  

3.4.2 Tipografi

Tipografi yang akan digunakan pada perancangan buku ini adalah :

Jenis huruf ini dipilih untuk tipografi penulisan teks isi karena bentuknya yang unik seperti tulisan tangan anak – anak namun masih dapat terbaca dengan jelas.

(12)

Font Airplanes in the night sky dipilih sebagai tipografi dekoratif pada desain cover karena bentuknya yang memiliki lengkungan dan tidak kaku.

3.4.3 Ilustrasi Karakter

Karakter yang ada dalam perancangan buku Pop – Up ini adalah karakter sepasang kakak beradik dan juga karakter serangga. Karakter utama pada perancangan buku Pop – Up ini adalah sepasang kakak beradik dimana sang kakak berjenis kelamin laki – laki yang bernama Aga dan sang adik berjenis kelamin perempuan yang bernama Sera. Karakter utama dalam buku ini bertugas sebagai guide yang akan memberikan penjelasan tentang serangga kepada para pembaca buku ini.

Karakter – karakter yang ada dalam perancangan buku Pop – Up ini akan dibuat dalam bentuk ilustrasi kartun. Penggunaan ilustrasi dengan gaya gambar kartun digunakan sebagai daya tarik untuk menarik perhatian anak untuk membaca buku ini karena seperti yang kita ketahui anak – anak sangat menyukai gaya gambar kartun. Anak – anak usia 8 tahun juga sudah mampu

(13)

mengenal bentuk jadi penggunaan gaya gambar kartun pada perancangan buku Pop – Up sebagai media pembelajaran ini dapat membuat mereka mengenali serangga dalam bentuk aslinya secara sederhana. Berikut ini ilustrasi karakter Aga dan Sera serta beberapa serangga yang terdapat pada perancangan buku Pop – Up ini :

1. Visualisasi Karakter Utama a. Karakter Aga

  Gambar 3.2 Karakter Aga

Aga adalah seorang kakak laki – laki yang senang bermain dialam bebas, baik hati, penyayang, berani, berintelegensi tinggi, suka mengeksplorasi, dan selalu bersemangat apalagi jika menyangkut serangga karena ia memiliki cita – cita

(14)

b. Karakter Sera

  Gambar 3.3. Karakter Sera

Sera adalah adik perempuan aga, ia merupakan seorang anak yang ceria, ekspresif dan memiliki rasa ingin tau yang tinggi. Namun, karena di keluarga mereka, mereka hanya 2 bersaudara Sera selalu ikut bermain dengan kakaknya termasuk jika Aga sedang bermain diluar rumah untuk melihat - lihat serangga sera pasti ikut bersamanya, dari situ lah awal mula Sera menyukai serangga.

(15)

2. Visualisasi Serangga

  Gambar 3.4. Visualisasi Serangga

Serangga – serangga yang akan diangkat dalam buku ini adalah beberapa serangga asli Indonesia seperti capung Zyxomma Obtusum atau pun serangga – serangga yang memiliki keunikan tersendiri, seperti Glasswing Butterfly yang memiliki sayap yang transparan dan juga serangga – serangga yang memiliki warna – warna yang indah yang ditujukan untuk menarik perhatian anak – anak. Namun, tidak menutup kemungkinan penulis akan mengangkat “Saudara- saudara” dari serangga – serangga tersebut. Pada buku ini nantinya nama – nama serangga tersebut akan di muat dalam bahasa Indonesia, inggris dan latin.

(16)

3.4.4 Sketsa Isi Buku dan Gimmick 1. Halaman Opening

  Gambar 3.5 Sketsa Halaman Pembuka

Halaman Opening ini nantinya akan berisikan label nama dan

greeting dari penulis yang berisikan pesan – pesan moral untuk

menjaga dan menyayangi alam dan mahluk hidup yang ada di dalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan kecintaan anak – anak terhadap alam dan makhluk yang ada didalamnya sejak dini.

Latar belakang ilistrasi pada halaman ini berupa penggambaran lingkungan perbukitan yang asri dengan berbagai macam serangga yang hidup didalamnya.

(17)

2. Halaman 1

  Gambar 3.6 Sketsa halaman 1

Pada halaman ini berisikan tentang awal cerita dengan ilustrasi latar rumah dari tokoh utama yang dibentuk pop – up dengan pengembangan teknik basic box serta ilustrasi Sera dan Aga yang sedang berlari yang diaplikasikan dengan teknik pop – up V-Folding.

Sementara pada halaman tambahan yang berlatar sera sedang menunjuk kearah pepohonan dan semak terdapat teks “Lihat kak disana terdapat banyak pohon dan semak. Disana pasti banyak serangga, ayo kita kesana!”

(18)

3. Halaman 2

  Gambar 3.7 Sketsa Halaman 2

Latar pada halaman ini berupa ilustrasi pepohonan dengan semak – semak. Pada halaman ini terdapat halaman tambahan yang akan menyembunyikan serangga yang diberikan aplikasi pop – up berupa

hidden pivoting motion sehingga ketika halaman tambahan dibuka

maka serangga – serangga yang ada pada halaman ini akan “bergerak keluar” dari halaman tambahan tersebut. Pada halaman ini juga berisikan teks ajakan kepada para pembacanya untuk mencari serangga – serangga yang bersembunyi.

(19)

4. Halaman 3

  Gambar 3.8 Sketsa Halaman 3

Halaman 3 menceritakan Sera yang panik ketika mengetahui ada ulat dibajunya dan Aga yang mencoba menolong dan mengatakan akan menjelaskan metamorfosis ulat hingga menjadi kupu – kupu.

Teknik pop – up pada halaman ini berupa teknik V- Folding yang akan diaplikasikan pada illustrasi Aga, Sera, semak dan pepohonan.

(20)

5. Halaman 4

  Gambar 3.9 Sketsa Halaman 4

Halaman 4 berisikan Aga yang menjelaskan tentang proses metamorfosis kupu – kupu. Gaya pop – up pada halaman ini terdapat pada halaman tambahan yang berisikan tentang proses metamorphosis kupu – kupu yang akan diaplikasikan dengan menggunakan teknik

(21)

6. Halaman 5

  Gambar 3.10 Sketsa Halaman 5

Halaman 5 berisikan tentang tahapan akhir dari proses metamorfosis kupu – kupu dimana pada halaman ini teknik pop – up yang akan diterapkan pada ilustrasi cengcorang yang berusaha menangkap kupu – kupu yang akan diterapkan dengan menggunakan teknik Moving with tab sehingga akan memberikan efek seolah – olah cengcorang tersebut keluar dari semak – semak pada saat halaman tambahan yang terletak pada bagian kanan bawah dibuka.

(22)

7. Halaman 6

  Gambar 3.11 Sketsa Halaman 6

Pada halaman 6 akan menceritakan tentang serangga cengcorang. Pada halaman ini juga terdapat halaman tambahan yang akan menjelaskan tipe - tipe mulut yang dimiliki oleh serangga dan cara penanggulangan apabila kita terkena capit cengcorang. Pada ilustrasi kepala serangga pada halaman ini akan diaplikasikan dengan menggunakan teknik V-Folding.

(23)

8. Halaman 7

  Gambar 3.12 Sketsa Halaman 7

Halaman 7 menceritakan tentang serangga capung. Pop – up pada halaman ini terdapat pada ilustrasi Sera yang akan diaplikasikan dengan pengambangan teknik V-Folding. Pada halaman ini juga terdapat halaman tambahan yang akan menjelaskan perbedaan antara capung dan capung jarum dimana pada ilustrasi capung dan capung jarum akan diaplikasikan dengan teknik Moving arm.

(24)

9. Halaman 8

  Gambar 3.13 Sketsa Halaman 8

Halaman 8 menceritakan Aga dan Sera yang sedang menuju pulang ke rumah dengan riang dengan dikelilingi capung – capung yang berterbangan dengan latar sore hari. Pada halaman ini akan digunakan teknik Pop – Up Tunnel yang akan membuat ilustrasi pada halaman ini memiliki kedalaman.

(25)

10. Halaman 9

  Gambar 3.14 Sketsa Halaman 9

Halaman 9 menceritakan Aga dan Sera yang sedang melihat kunang – kunang di malam hari dari balik jendela rumahnya. Teknik

Pop – Up yang digunakan pada halaman ini akan diterapkan pada

rumah dan karakter melalui teknik tunnel dan teknik internal stand pada semak yang akan memberikan efek timbul ketika halaman ini dibuka.

(26)

11. Halaman Daftar Istilah

  Gambar 3.15 Sketsa Daftar Istilah

Pada halaman 10 berisikan daftar istilah mengenai kata – kata yang mungkin sebelumnya belum pernah didengar oleh anak – anak usia 8 tahun yang diberi judul “Yuk..kita cari tahu artinya!” dengan adanya halaman tambahan pada bagian tengah pada halaman ini dapat memuat kosakata lebih banyak.

(27)

12. Poster

  Gambar 3.16 Sketsa Poster

13. Sticker

  Gambar 3.17 Sketsa Sticker

(28)

3.5 Biaya Media

Buku ini terdiri dari 11 halaman isi dengan 10 halaman berisikan teknik Pop – Up dan juga terdiri dari cover depan dan belakang. Perincian biaya yang dibutuhkan untuk membuat 1 buah buku adalah :

a. Cover

Cover akan dibuat kedalam bentuk Hard Cover

• Sticker Vinyl + Laminating Doff = Rp. 18.750,- • Art Karton 3mm 1 plano = Rp. 3.500,- b. Halaman isi

Kertas yang digunakan untuk halaman isi adalah kertas double

inkjet 220gr dengan ketentuan sebagai berikut :

• One side (print 1 sisi)

22 x Rp. 5.500,- = Rp. 121.000,-

• Two side (print bolak - balik)

12 x Rp. 9.000,- = Rp. 108.000,-

c. Gimmick

1. Poster (Art paper 150gr) = Rp. 5.000,-

2. Sticker (Sticker Vinyl laminating doff)

1 buah buku @ 8 sticker = Rp. 10.000,- + = Rp. 266.250,-

(29)

3.6 Analisis SWOT

1. Strengths (kekuatan)

• Tema yang diambil oleh penulis yaitu buku pembelajaran Pop –

Up tentang serangga. Tema ini dipilih karena masih jarang buku –

buku pembelajaran buatan dalam maupun luar negri yang ada dipasaran Indonesia yang mengangkat tema tentang serangga yang dituangkan kedalam bentuk buku pembelajaran bergaya Pop – Up. • Buku yang dikeluarkan bukan dalam bentuk buku konvensional

melainkan dalam bentuk buku Pop – Up sehingga buku ini memiliki daya tarik tersendiri.

• Dengan adanya gaya Pop – Up pada buku ini membuat buku ini dapat dijadikan sebagai barang koleksi.

• Kualitas buku yang lebih baik karena menggunakan kertas yang tidak mudah sobek.

• Buku dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama

• Media pembelajaran berupa buku dapat diakses dengan mudah • Lebih hemat energy, karena dalam penggunaanya tidak

membutuhkan energi lisrik atau piranti khusus seperti penggunaan e-book.

(30)

2. Weakness (kelemahan)

• Masih rendahnya tingkat pengaksesan informasi melalui media buku pada masyarakat Indonesia.

• Harga buku yang mahal • Waktu pembuatan yang lama 3. Opportunities (kesempatan)

• Masih sedikit buku yang beredar dipasaran yang mengangkat tema tentang serangga.

• Masih jarang ditemukan buku Pop – Up buatan dalam negeri. • Adanya ketertarikan masyarakat terhadap buku Pop – Up 4. Threats (Ancaman)

• Bersaing dengan buku – buku Pop – Up buatan luar negeri yang telah terlebih dahulu menguasai pasaran.

• Persaingan dengan media elektronik.

Gambar

Gambar 3.1 Palet Warna  	
  

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dengan α = 5%: (1) ada pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa dilihat dari dua modl pembelajaran yang berbeda, Contextual Teaching and Learning

Sumber: Hasil Analisis, 2018 Gambar 5.24 Diagram Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Faktor Harga Responden Kecamatan Bukit Raya sangat mempertimbangkan harga lahan,

Dengan demikian terdapat pengaruh variabel Pemahaman Pendidikan Kewarganegaraan dan Peran Organisasi Intra Kampus secara bersama-sama terhadap Pengembangan Civic

Pilihan tersebut pula didasarkan kepada kemampuan dan kesesuaian komponen berkenaan untuk memungkinkan ilmu atau pemikiran (dalam bentuk wacana yang

maka perlu membentuk Unit layanan pengadaan (ULp) Kabupaten T\rlungagung yang ditetapkan dengan peraturan Bupati;.. Undang-Undang Nomor 8 Tahun L9T4 tentang

Setelah konversi semak dan tanah kosong menjadi hutan kota, masih terdapat defisit air sebanyak 993.529,46 m 3 /th, padahal tidak ada lagi lahan yang dapat dikonversi, maka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kertas arsip dan kondisi arsip Hoge Regering yang telah disimpan lama serta merekomendasikan tindakan selanjutnya

Pendampingan oleh penyuluh saat petani model sedang mempraktikkan budiday melon ramah lingkungan (A) penyuluh sedang menekankan penggunaan potensi lokal setempat (B) penyuluh