AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA EKSTRAK RIMPANG Curcuma domestica Val., Curcuma xantorrhiza Roxb. dan Curcuma mangga Val.
Lia Marliani1, Arini Dyah Nastiti1, Asep Roni1
1Program Studi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, Jl. Soekarno Hatta No. 754 Bandung
Corresponding author email: l.marliani.pharm@gmail.com ABSTRAK
Curcuma merupakan Genus dari family Zingiberacea yang banyak digunakan masyarakat Indonesia dalam pengobatan tradisional. Beberapa Tanaman anggota genus Curcuma diduga berpotensi sebagai sumber antoksidan dan tabir surya alami. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dan tabir surya dari tiga ekstrak tanaman genus Curcuma yaitu kunyit (Curcuma domestica Val.), temulawak (Curcuma xantorrhiza Roxb.), dan kunyit putih (Curcuma mangga Val.). Ekstrasi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, lalu dipekatkan menggunakan alat rotary evaporator. Uji aktivitas antioksidan secara kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan secara kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan metode peredaman radikal bebas 1-1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Uji aktivitas tabir surya menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan nilai IC50 ekstrak rimpang kunyit, ekstrak
rimpang temulawak, dan ekstak rimpang kunyit putih secara berturut-turut 60,23; 73,08; dan 173,05 µg/mL. Hasil pengujian tabir surya menunjukkan Nilai SPF ekstrak kunyit pada konsentrasi 2-7 µg/mL adalah 1,195-1,405; ekstrak temulawak pada konsentrasi 1-6 µg/mL adalah 1,133-1,270 dan ekstrak kunyit putih pada konsentrasi 2-7 µg/mL adalah 1,094-1,111. Hasil perhitungan kesetaraan dengan Benzofenon menunjukkan daya proteksi ketiga ekstrak pada konsentrasi 1-7 ppm setara dengan 8-9 ppm benzofenon. Hal ini menunjukkan daya proteksi sampel lebih besar dibandingkan dengan benzofenon.
Kata kunci : Curcuma, antioksidan, tabir surya, DPPH
ABSTRACT
Curcuma is a genus of the family Zingiberaceae which is widely used in traditional medicine by Indonesian people. Some of the genus Curcuma Plants thought to potential as a source of natural antioxidant and sunscreen. This study aimed to determine the activity of antioxidants and sunscreen of three extracts of the genus Curcuma plants which are Turmeric (Curcuma domestica Val.), Javanese turmeric (Curcuma xantorrhiza Roxb.), and White turmeric (Curcuma mangga Val.). Extraction was done by maceration method using ethanol 96%, then concentrated using a rotary evaporator. The antioxidant activity test qualitatively using thin layer chromatography (TLC) and quantitatively using UV-Vis spectrophotometry by free radical 1-1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) reduction method. The Sunscreen activity test by UV-Vis spectrophotometry method. The antioxidant activity test results showed the IC50 value of turmeric rhizome extract, javanese turmeric rhizome extract and white turmeric extract respectively 60.23; 73.08; and 173.05 µg/mL. The result of sunscreen test showed SPF value of turmeric extract at concentration of 2-7 µg/mL is 1.195-1.405; javanese turmeric rhizome extract at concentration of 1-6 µg/mL is 1.133-1.270, and white turmeric extract at concentration of 2-7 µg/mL is 1.094-1.111. The calculation results of Benzophenone equality showed the protective activity of all three extract at a concentration of 1-7 ppm is equivalent to 8-9 ppm benzophenone. This indicates the protective activity of samples are greater than benzophenone.
PENDAHULUAN
Paparan sinar matahari yang berlebih dan berlangsung lama dapat menimbulkan efek negatif seperti kelainan kulit mulai dari dermatitis ringan sampai kanker kulit, terutama ketika jaringan epidermis kulit tidak cukup mampu untuk melawan. Penggunaan tabir surya merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari sinar matahari (Alhabsyi, dkk., 2014).
Menurut Food and Drug Administration (1999), bahan aktif yang digunakan dalam tabir surya adalah bahan yang menyerap, memantulkan atau menghamburkan radiasi pada daerah UV λ 290-400 nm. Tabir surya dapat mengurangi dampak radiasi ultraviolet dengan cara menyerap, memantulkan atau menghamburkan radiasi ultraviolet dan dibuat dalam sediaan topikal (Shaat, Nadim, A., 2005).
Aktivitas fotoprotektif sediaan tabir surya dapat ditingkatkan dengan antioksidan (Bonina, et al., 1996). Zat-zat yang bersifat antioksidan dapat mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh radiasi sinat ultraviolet. Senyawa antioksidan seperti fenolik dapat berperan sebagai tabir surya untuk mencegah efek merugikan akibat radiasi sinar UV pada kulit karena senyawa tersebut fotoprotektif (Scobodova et al., 2003).
Tanaman dari genus Curcuma, famili Zingiberacea tmerupakan tanaman yang banyak tumbuh dan digunakan untuk berbagai macam keperluan di Indonesia. Penggunaan tanaman-tanaman tersebut antara lain sebagai bumbu penyedap masakan dan obat tradisional. Tanaman kunyit (Curcuma
domestica val.), temulawak (Curcuma
xantorrhiza Roxb.), dan kunyit putih
(Curcuma mangga Val.) merupakan beberapa jenis tanaman dari genus Curcuma yang dikenal dan banyak dikonsumsi masyarakat. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah bagian rimpangnya.
Rimpang kunyit mengandung minyak menguap sebanyak 3-5% v/b. Terdiri dari turmeron, zingiberen, ar-turmeron, sedikit
mengandung fellandren, seskiterpen alkohol, borneol, kurkumin, desmetoksikurkumin, bisdesmetoksikurkumin, pati, tanin, dan damar (Dalimartha, 2009)
Rimpang temulawak mengandung zat warna kuning (kurkumin), desmetoksi kurkumin, glukosa, kalium oksalat, protein, serat, pati, minyak atsiri yang terdiri dari d-kamfer, siklo isoren, mirsen, p-toluil metilkarbinol, falandren, borneol, tumerol, xantorrhizol, sineol, isofuranogermakren, zingiberen, zingiberol, turmeron, artmeron, sabinen, germakron, dan antalone (Wijayakusuma, 2007).
Rimpang kunyit putih mengandung Senyawa kurkumamanggosida, labda-8-(17), 12-diena-15,16-dial, kalkaratarin A, zerumin B, skopoletin, demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin, kurkumin, 1,7-bis-(4,hidroksifenil)-1,4,6-heptatrin-3-on, dan asam p-hidroksisinamat (Abas dkk, 2005). Sedangkan minyak atsirinya mengandung
caryophyllene oxide (18,17%) dan
caryophyllene (12,96%) (Kamazeri dkk,
2012)
Dari gambaran kandungan Tanaman genus Curcuma tersebut, terutama senyawa fenolik, diduga tanaman Genus Curcuma memiliki aktivitas antioksidan dan UV protector yang cukup baik.
Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas aktioksidan dan tabir surya yang terdapat dalam ekstrak tunggal rimpang kunyit, temulawak dan kunyit putih dengan menggunakan radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan efektivitas tabir surya dilakukan dengan menentukan nilai SPF menggunakan metode spektrofotometri.
METODE
2.1 Pengumpulan dan Penyiapan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ini adalah simplisia rimpang temulawak (Curcuma xanthorhizza Roxb), kunyit (Curcuma domestica Val) dan kunyit putih (Curcuma mangga Val) yang didapat dari Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu Karanganyar, Jawa Tengah.
2.2 Ekstraksi
Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% selama 3x@24 jam. Ekstrak cair yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotavapor hingga diperoleh ekstrak kental dan disimpan di wadah tertutup kering terhindar dari cahaya. 2.3 Pengujian Aktivitas Antioksidan
Sebanyak 2 mL sampel ditambahkan 2 mL larutan DPPH pada konsentrasi 70 µg/mL (1:1), diukur absorbansinya dengan panjang gelombang maksimum 516 nm. Pengujian dilakukan untuk seri konsentrasi 50-300 µg/mL. Pada pembanding vitamin C juga dilakukan perlakuan yang sama dengan sampel uji.
Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam persentase peredaman (% inhibisi) terhadap radikal DPPH.
Nilai IC50 masing-masing konsentrasi sampel dihitung menggunakan persamaan regresi linier.
2.4 Penentuan Nilai SPF
Dilakukan pada konsentrasi pada sampel uji 1-7 ppm. Lalu diukur absorbansi dengan spektrofotometri uv-vis λ 290-400 nm (interval 5 nm). Aktivitas tabir surya dilakukan dengan perhitungan nilai Sun Protectoin Factor (SPF). Pada standar benzofenon dilakukan perlakuan yang sama dengan sampel uji. Perhitungan aktivitas tabir surya diperoleh persamaan yang diusulkan oleh Petro (1981 ; Agung, 2008) sebagai berikut :
Keterangan :
AUC = Jumlah serapan pada λn dengan serapan pada λn+1 dibagi 2
λn+1 = Panjang gelombang maksimal λ1 = Panjang gelombang minimal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian skrining fitokimia menunjukkan bahwa pada ketiga sampel yaitu simplisia kunyit, temulawak, dan kunyit putih
mengandung golongan senyawa flavonoid dan tanin. Senyawa saponin hanya terkandung pada simplisia kunyit dan kunyit putih, kuinon dan steroid/triterpenoid hanya terdapat pada simplisia kunyit dan temulawak sementara alkaloid hanya terkandung pada kunyit.
Hasil pemantauan ekstrak dan uji kualitatif aktivitas antioksidan menggunakan KLT, dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
(a) (b) (c)
(d) (e) (f) (g)
Gambar. 1. Hasil Pemantauan KLT 1. Ekstrak kunyit, 2. E.temulawak, 3. E. Kunyit Putih, 4.Vitamin C; Fase diam: Silika Gel GF254, ; Fase
gerak: n-heksan: etil asetat: metanol 5:4:1. Penampak bercak: (a) Sinar tampak, (b) UV 254, (c) UV 365, (d) H2SO4 10% dalam
metanol, (e) FeCl3 10% dalam
metanol, (f) DPPH 0,2% dalam metanol, (g) Asam sitro borat 5% dalam etanol 95% dilihat dibawah sinar UV 365 nm.
Dari hasil pemantauan tersebut, senyawa aktif antioksidan dari ketiga rimpang diduga merupakan senyawa fenolat, kurkuminoid dan flavonoid. Hasil pengujian aktivitas
antioksidan sampel secara kuantitatif dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Aktivitas Antioksidan Sampel Uji Sampel Konsentrasi (μg/mL) % inhibisi IC50 (μg/mL) Kunyit 40 34,363 60,23 50 43,2 60 47,576 70 55,47 80 67,267 90 75,461 Temu lawak 40 13,256 73,08 50 23,981 60 34,362 70 42,942 80 61,347 90 68,854 Kunyit Putih 50 20,436 173,05 100 33,762 150 46,075 200 56,628 250 64,736 300 81,081
Dari hasil percobaan diketahui sampel kunyit dan temulawak memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat daripada sampel kunyit putih, dilihat dari nilai IC50 kunyit dan temulawak yang lebih kecil dibanding nilai IC50 kunyit putih. Namun jika dibandingkan dengan vitamin C (IC50 3,822 μg/mL), memang aktivitas antioksidannya lebih lemah.
Hasil penentuan Nilai SPF disajikan dalam Gambar 2, Tabel 2 dan Tabel 3 berikut.
Gambar 2. Kurva Regresi Nilai SPF Benzofenon
Tabel 2. Nilai SPF Sampel Uji Konsentrasi Sampel (Ppm) Nilai SPF Kunyit Temu lawak Kunyit putih 1 - 1,133 - 2 1,195 1,165 1,094 3 1,237 1,185 1,094 4 1,237 1,200 1,097 5 1,314 1,225 1,102 6 1,356 1,270 1,105 7 1,405 - 1,111
Tabel 3. Tabel Kesetaraan Benzofenon dengan Sampel Konsentrasi Sampel (Ppm) Benzofenon (ppm) Kunyit Temu lawak Kunyit Putih 1 - 8,566 - 2 8,957 8,674 8,618 3 9,098 8,741 8,619 4 9,220 8,792 8,626 5 9,358 8,876 8,643 6 9,500 9,028 8,653 7 9,665 - 8,674
Hasil pengujian tabir surya menunjukkan Nilai SPF ekstrak kunyit pada konsentrasi 2-7 µg/mL adalah 1,195-1,405; ekstrak temulawak pada konsentrasi 1-6 µg/mL adalah 1,133-1,270 dan ekstrak kunyit putih pada konsentrasi 2-7 µg/mL adalah 1,094-1,111. Sedangkan hasil perhitungan kesetaraan dengan Benzofenon menunjukkan daya proteksi ketiga ekstrak pada konsentrasi 1-7 ppm setara dengan 8-9 ppm benzofenon. Hal ini menunjukkan daya proteksi sampel lebih besar dibandingkan dengan benzofenon.
Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber antioksidan dan tabir surya alami.
KESIMPULAN
Aktivitas antioksidan ekstrak rimpang kunyit dan temulawak tergolong kuat (IC50 50-100 ppm) sedangkan kunyit putih lemah. Daya proteksi ketiga sampel terhadap sinar UV lebih besar dibandingkan pembanding
Benzofenon. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketiga ekstrak berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber antioksidan dan tabir surya alami
DAFTAR PUSTAKA
Agung, L., P., 2008. : Optimasi Formula Sediaan Krim Sunscreens Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Dengan Asam Stearat dan Virgin Coconut
Oil (VCO) Sebagai Fase Minyak : Aplikasi
Desain Faktorial. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Alhabsyi, D., F., Suryanto, E dan Wewengkang D, S., 2014 : Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya Pada Ekstrak Kulit Buah Pisang Goroho (Musa
acuminate L.), Jurnal Ilmiah Farmasi Pharmacon Universitas Sam ratulangi Manado, Volume 3 Nomor 2, Mei 2014 ISSN 2302-2493.
Bonina, F., Lanza, M., Montenegro, L., Puglisi, C., Tomaino, A., Trombetta, D., Castel, F., Saija, A., 1996 : Flavonoids as
potential Protective Agents Againts Photo-Oxidative Skin Damage, International
Journal Pharmaceutical, 145, 87-94.
Dalimartha, S., 2007: Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia Jilid VI, Jakarta: Puspa Swara
Shaath, N.A., 1990 : The Chemistry Of
Sunscreens, In : N.J. Lowe and N.A.
Shaath (Eds.), Sunscreens : Development, Evaluation, and Regulatory Aspects, Marcel Dekker Inc, New York, p. 55-56. Shaath, N. A., 2005 : Sunscreens, Third
Edition, Taylor & Francis Group, New
York, Page 359.
Svobodova, A., Psotova, J., dan Walternova, D., 2003: Natural Phenolics in Prevention of UV-Induced Skin Damage (A review),
Biomed, Papers, 147 (2), 137-145.
Wijayakusuma, M. H, 2007: Penyembuhan
Dengan Temulawak,\. Jakarta: Sarana