• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun kematian. Salah satu kebutuhan hidup yang tak kalah penting di era

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun kematian. Salah satu kebutuhan hidup yang tak kalah penting di era"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan proteksi terhadap kesehatan, pendidikan, hari tua, harta benda maupun kematian. Salah satu kebutuhan hidup yang tak kalah penting di era globalisasi ini adalah kebutuhan akan jasa asuransi. Hal ini mendorong berkembangnya industri asuransi melaju dengan pesat karena banyak bermunculan perusahaan-perusahaan asuransi yang menawarkan berbagai jenis polis, yang berarti tingkat persaingan sejenis semakin tajam.

Avrist Assurance berusaha untuk menjawab kebutuhan asuransi ditengah persaingan perusahaan-perusahaan asuransi dengan memiliki visi satu polis Avrist untuk setiap rumah tangga di Indonesia.

Avrist menawarkan program proteksi baik pendidikan, jiwa maupun investasi dalam menjawab semua kebutuhan masyarakat. Dimana program tersebut dapat dirasakan manfaatnya, seperti misalnya asuransi pendidikan: Avrist memiliki program Beasiswa 2000 dimana bonus atau kupon akan keluar pada saat anak atau tertanggung berusia 15, 18 & 22 tahun yang akan menjamin pendidikan anak.

(2)

4.2 Sejarah PT.Avrist Assurance

PT Avrist Assurance pertama kali berdiri pada tahun 1975. Pada tahun 1984, Avrist (dahulu PT Asuransi AIA Indonesia) membangun usaha patungan dengan American International Assurance Company, Ltd., dan menjadi perusahaan asuransi jiwa patungan multinasional pertama di Indonesia.

Pada November 2010, Avrist memiliki mitra asing, Meiji Yasuda Life, perusahaan asuransi jiwa terbesar di Jepang, dengan pengalaman lebih dari 130 tahun, yang memiliki cabang di Amerika Serikat, China, Polandia, dan Thailand.

Secara kronologisasi sejarah PT Freeport Indonesia dapat diringkas sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Sejarah PT.Avrist Assurance Sejarah PT.Avrist Assurance

1975 Berdiri dengan nama Asuransi PT.Aauransi Jiwa Ikrar Abadi (AJIA ) 1979 AJIA meresmikan kantor pemasaran di luar kota Jakarta

1984

AIA Indonesia menjadi perusahaan asuransi jiwa multinasional pertama di Indonesia, melalui kemitraaan dengan American International Assurance, Limited

2000 Peluncuran produk Unit Link untuk pertama kalinya 2004 Bancassurance mulai beroperasi

2005 Memperoleh izin menjalankan usaha asuransi syariah 2008 Kantor pemasaran mandiri mulai beroperasi

2009 AIA Indonesia bertransformasi menjadi PT.Avrist Assurance. Direct Marketing Telemarketing (DMTM) mulai beroperasi sebagai kanal pemasaran baru. Kerjasama kemitraan dengan DEG (Deutsche Investitions-und Entwicklungsgeselles-chaft) dimulai

2010 Kerjasama strategis dengan Muslimat Nahdatul Ulama (MNU) Kerjasama kemitraan dengan Meiji Yasuda Life Insurance Company dimulai

2011 Avrist General Insurance resmi beroperasi sebagai anak perusahaan 2013 Meluncurkan Avrist Asset Management sebagai anak perusahaan. 2014 Restrukturisasi saham Meiji Yasuda Life Insurance Company

(3)

4.3 Visi & Misi 4.3.1 Visi

Avrist berkomitmen untuk memajukan kehidupan gemilang bagi siapapun, dimanapun mereka berada (satu polis Avrist di setiap rumah tangga di Indonesia). 4.3.2 Misi

1) Merangkul dan meneladani semangat kepeloporan yang menajdi bagian dari sejarah Avrist

2) Menciptakan tempat bekerja terbaik guna memajukan karir serta masa depan

3) Menempatkan khalayak brand (karyawan, mitra, pelanggan) sebagai inti dari dari setiap hal yang Avrist lakukan

4) Menawarkan produk dan layanan Avrist ke setiap rumah tangga 5) Memastikan produk Avrist selalu mudah diakses dan terjangkau

6) Mengembangkan bisnis Avrist dengan penuh kesigapan, kedisplinan dna integritas yang tinggi

7) Sepenuhnya mempercayai khalayak brand agar mereka juga percaya kepada kami

4.3.3 Nilai

1) People Focused

Avrist menempatkan manusia sebagai sebagai inti dari setiap hal yang dilakukan.

(4)

2) Professional

Avrist menentukan nilai etis dan standar yang tinggi bagi para karyawannya

3) Agile

Avrist agresif dan dinamis dalam menempatkan konsumennya sebagai inti dari keberadaan brand nya

4) Forward Thinking

Avrist mengantisipasi perubahan dan menyikapinya dengan perencanaan kedepan dalam memenuhui kebutuhan mitra bisnis dan nasabah, serta tujuan masa depan mereka.

4.4 Lokasi

1. Divisi Employee Benefits atau Corporate/Group telah ada sejak tahun 1975, ketika pertama kali perusahaan ini berdiri di Indonesia. Divisi tersebut saat ini menangani kurang lebih 1700 perusahaan dengan bermacam produk yang meliputi: Group Term Life, Credit Life, Personal

Accident, Medical Ciritical Illness, Pension dan Voluntary Employee Benefits

2. Saat ini PT Avrist Assurance memiliki lebih dari 4.000 tenaga pemasaran dan 500 karyawan yang tersebar di 27 kota di Indonesia, dengan 28 kantor pemasaran dan 15 kantor independent agency.

(5)

Memiliki asuransi unit syariah sejak September 2005. Kami telah melayani lebih dari 1 juta nasabah individu di seluruh Indonesia.

Gambar 4.1 Lokasi Kantor Pemasaran PT.Avrist Assurance

Jaringan kantor pemasaran yang tersebar luas di seluruh Indonesia, terus dipertahankan dan dikembangkan untuk menjangkau pelayanan yang luas kepada nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia. Avrist telah memiliki 4000 tenaga penjualan, 19 mitra perbankan, 500 karyawan di 45 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia pada Desember 2011. Avrist juga memiliki berbagai saluran distribusi meliputi : Agency Forces, Bancassurance, Employee Benefit Division, Pension, Muslimat Nahdatul Ulama (MNU).

(6)

4.5 Logo Perusahaan

4.6 Struktur Organisasi PT.Avrist Assurance

(7)

4.7 Pengalaman

Avrist adalah perusahaan lokal-internasional artinya perusahaan lokal yang berkolaborasi dengan mitra internasional guna memperbesar jaringan bisnis dan keahlian internasional di dalam industri yang kita geluti.

Avrist adalah perusahaan Internasional-Lokal artinya, kolaborasi strategis ini menempatkan perusahaan kita sebagai brand lokal-internasional dengan pengetahuan internasional yang dipadu dengan wawasan pemahaman pasar lokal, termasuk dinamika dan keragamannya.

Avrist terafiliasi dengan Meiji Yasuda Life yaitu salah satu pemimpin pasar asuransi di Jepang yang berpengalaman lebih dari 120 tahun.

Avrist telah hadir sejak tahun 1975 di Indonesia, dengan mengedapankan visi “memajukan kehidupan yang gemilang dan bermakna bagi siapapun dan dimanapun mereka berada”.

4.8 Kekuatan Keuangan

Kekuatan dan kesehatan keuangan perusahaan, dapat juga dilihat dari besarnya tingkat RBC (risk based capital) dan aset perusahaan. RBC Avrist bisa terus bertahan pada tingkat diatas 120 %, seperti yang menjadi persyaratan dari pemerintah. Avrist memiliki RBC 711% pada Desember 2011 dengan aset perusahaan sebesar 9,5 triliun rupiah. Avrist memiliki pengalaman dengan kekuatan keuangannya hingga dipercaya lebih dari 1 juta nasabah di seluruh Indonesia.

(8)

Besarnya portofolio yang dikelola oleh perusahaan juga menunjukkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan, dan disamping itu perusahaan ini juga menunjukkan tingkat keuntungan bisnis yang signifikan.

Gambar 4.3 Tonggak Sejarah PT. Avrist Assurance

Avrist didukung oleh kekuatan finansial yang kuat. Laporan Keuangan per tanggal 31 Desember 2014 menunjukkan total aset sejumlah lebih dari Rp 10,6 triliun dan tingkat solvabilitas (RBC) sebesar 513%; jauh di atas angka minimum ketentuan pemerintah 120%.

(9)

Gambar 4.4 Financial Highlights PT. Avrist Assurance 4.9 Layanan & Komitmen

Visi Avrist untuk “memajukan kehidupan yang gemilang dan bermakna bagi siapapun dan dimanapun mereka berada” telah menjadi komitment yang kuat bagi perusahaan untuk memberikan komitmen pelayanan berkesinambungan kepada para nasabahnya, salah satu dari komitmen pelayanan tersebut dibuktikan dengan besarnya pembayaran klaim kepada nasabah-

Sistim pelayanan yang komprehensif, juga megharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasi dibidang pelayanaan nasabah, dengan menyediakan produk-produk yang lengkap dan kompetitif untuk dapat berbagai kebutuhan perlindungan dan investasi yang dimiliki oleh nasabah.

Avrist juga komitmen untuk senantiasa memberikan support kepada mitra kerjanya dengan menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan dalam

(10)

pengembangan bisnisnya, seperti program pelatihan dan pengembangan yang terus berkesinambungan dan fasilitas agency corner untuk memantau perkembangan bisnisnya.

4.10 Hasil Analisis Data

Data-data yang didapatkan selama proses penelitian di lapangan, baik melalui wawancara, arsip dan dokumentasi sesuai dengan langkah teknik analisis data, kemudian peneliti reduksi , dirangkum dan dipilah. Untuk selanjutnya data-data tersebut peneliti akan menganalisis data-data-data-data yang terkait dengan pertanyaan di rumusan masalah, yaitu:

a) Bagiamana Strategi Rebranding Sudden Eradication PT.Avrist Assurance Dalam Membangun Awareness?

Pernyataan-pernyataan yang diutarakan oleh informan-informan diatas akan berusaha peneliti analisis dengan mengacu pada model rebranding di bawah ini, untuk melihat kesesuaian proses perjalanan dari tiap fase ke fase lain pada strategi rebranding yang dilakukan oleh PT.Avrist Assurance.

4.11 Proses rebranding PT.Avrist Assurance 4.11.1 Faktor rebranding PT.Avrist Assurance

Rebranding kerap kali berisi perubahan dari semua atau beberapa elemen

(11)

dapat diprsentasikan secara visual, seperti nama, logo, slogan dan packaging

brand atau produk. Sementara elemen intangible adalah elemen yang atribut pada brand atau produk yang bersifat non visual, antara lain citra, reputasi dan positioning. Strategi ini dilakukan dengan alasan dan latarbelakang tertentu yang

mampu membawa perusahaan ke dalam jenjang yang lebih baik, meskipun tidak menutup kemungkingan bahwa rebranding dapat membawa perusahaan ke dalam jurang kegagalan. Dikarenakan pada umumnya, rebranding akan menguras biaya yang cukup besar dan memicu kepergian pelanggan loyal jika perusahaan tidak mampu mempertahankan kekuatan brand.

Sebelum langkah rebranding ini diambil, PT.Avrist Assurance kerap menimbang-nimbang dan menilik kebelakang tentang bagaimana kondisi brand dari PT.AIA Indonesia. Perubahan kepemilikan saham yang dilatar belakangi oleh kolapsnya mitra AIA menjadikan syarat utama untuk merubah nama perusahaan yang sebelumnya nama tersebut merger dengan American Insurance Group. Hal tersebut menjadi pertimbangan yang berpengaruh dalam menjalani proses transformasi sebuah brand.

Pernyataan informan, Ibu Esther Frederita selaku Head of BDCMC, menegaskan bahwa:

Perubahan nama PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance dilatarbelakangi dengan perubahan kepemilikan saham dan hal inilah yang menjadi persyaratan utama ketika Perusahaan AIA Indonesia tidak lagi marger dengan Asuransi AIA/AIA Group.

(12)

Perubahan ini juga diharapkan sebagai langkah strategis kedepannya yang akan membuat melangkah maju dengan kuat sebagai Perusahaan independen. Perubahan ini mampu menerapkan fleksibiltas yang lebih besar dengan kapasitas penuh dalam merespon kebutuhan masyarakat. Selain itu, perubahan identitas ini merupakan representasi simbolis pemisahaan Perusahaan AIA Group menjadi Perusahaan independen.

Menumbuhkan kepercayaan konsumen menjadi aspek penting dalam membangun atau menguatkan brand. Maka, perusahan harus memperhatikan stimuli-stimuli apa saja yang harus di sediakan agar persepsi yang terbentuk sesuai dengan yang diharapkan oleh sebuah brand. Seperti misalnya, pertanyaan dari nasabah terkait perubahan nama PT.Avrist Assurance apakah sebuah perusahaan lokal atau perusahaan patungan seperti sebelumnya.

Avrist merupakan perusahaan asuransi lokal dan masih menjadi perusahaan patungan dibawah naungan Hukum Indonesia.

PT.Avrist Assurance merasa perlu adanya maksimalisasi pasca perubahan nama menjadi PT.Avrist Assurance. Baik dari segi pelayanan, infrastruktur maupun

pengembangan produk asuransi itu sendiri.

Muzellec (2003) menyebutkan bahwa, rebranding merupakan sebagai praktek membangun representasi baru untuk menanamkan posisi yang berbeda dalam benak stakeholders dan sebagai identitas pembeda dari kompetitor. Oleh karena itu hal tersebut juga berlaku pada brand PT.AIA Indonesia yang merubah nama menjadi PT.Avrist Assurance, dengan positioning baru, yakni sebuah

(13)

perusahaan asuransi lokal, independen dan menawarkan pengembangan produk yaitu: rogram satu polis asuransi untuk seluruh rumah tangga. Hal ini memunculkan kembali pertanyaan dari agen asuransi yang mejadi orang terdepan di mata nasabah. Yakni, ada beberapa agen mengeluhkan terkait prospek dan kliennya yang ingin “menunggu dan melihat” sebelum membeli polis Avrist. Intinya, peruabahan nama menjadi sesuatu yang baru dan asing untuk nasabah.

Walaupun Avrist merupakan sebuah nama baru dengan pemegang saham baru dan kuat, kita bukanlah perusahaan yang baru. Kita telah membangun bisnis yang kuat di Indonesia lebih dari 34 tahun dan kita memiliki catatan perjalanan yang sangat gemilang yaitu pertumbuhan laba yang konsisten serta perkembangan pasar yang sukses.

Faktor kedua adalah adanya perubahan pada lingkungan eksternal di sekitar brand, tepatnya, terdapat salah satu kompetitor brand, AIA Financial yang menggunakan titel yang sama. Menjadikan nasabah menjadi bingung apakah AIA Indonesia dengan AIA Financial sama atau tidak, lalu apa perbedaannya dengan Avrist.

Agen Asuransi yang sudah berpengalaman sejak zaman AIA Indonesia, Bpk.Lasimin, mengatakan bahwa:

AIA Financial berbeda dengan AIA Indonesia. Avrist ini tidak ada hubungannya dengan keduanya, karna latarbelakang dari perubahan nama menjadi PT.Avrist Assurance, murni dikarenakan perubahan kepemilikan saham.

(14)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang termasuk dalam kategori fakto-faktor yang melatarbelakangi rebranding PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance, yakni adanya perubahan kepemilikan saham, kedua, adanya perubahan pada lingkungan eksternal di sekitar brand, perubahan strategi perusahaan dengan memaksimalisasi pelayanan, infrastruktur serta pengembangan produk asuransi PT.Avrist Assurance.

4.11.2 Tujuan Rebranding PT.Avrist Assurance

Setelah mencari faktor-faktor krusial dalam melatarbelakangi proses

rebranding dalam suatu brand, perusahaan beranjak ke tahap yang kedua, yakni

mengidentifikasi tujuan-tujuan atau hal-hal yang ingin dicapai dari aktifitas rebranding tersebut. Dimana tujuan tersebut diraih untuk mendapat identitas dan citra yang semakin positif dalam benak stakeholders.

Sebagai hasil dari proses rebranding tersebut, PT.AIA Indonesia memiliki tujuan untuk merefleksikan identitas baru pada brand PT.Avrist Assurance. Dengan adanya brand identity yang kuat dan positif, otomatis akan mempengaruhi brand image, untuk menjadi positif pula.

Tujuan rebranding ini, untuk menanamkan identitas dan citra brand PT.Avrist Assurance. Sehingga nasabah menjadi aware terhadap perubahan nama asuransi PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance. Hal ini diperkuat oleh Head of BDCMC, Ibu Esther Frederita:

(15)

“Rebranding PT.Avrist Assurance memiliki tujuan agar nasabah maupun masyarakat aware terhadap perubahan perusahan AIA Indonesia menajadi PT.Avrist.Assurance”

Head of BDCMC tersebut juga menambahkan bahwa rebranding PT.Avrist Assurance tidak hanya sekedar perubahan nama, melainkan perubahan konsep secara keseluruhan seperti: logo, slogan, corporate colour.

“Avrist merupakan kombinasi dari kata Assurance atau Asuransi. Vovere yang berasal dari bahasa latin untuk ikrar abadi dan First atau pertama. Jadi secara keseluruhan makna Avrist adalah ikrar abadi untk senantiasa menjamin dan meningkatkan kehidupan dari karyawan, nasabah maupun mitra bisnis serta menjadikannya sebagai prioritas utama.

Nama Avrist dipilih untuk menyelaraskan kekuatan kita selama ini, kecermatan, kekuatan finansial, dan kepercayaan. Serta aspirasi masa depan untuk menjadi people focused, forward thinking, professional and agile (gesit).

Selain itu, peruban logo yang memiliki makna dimanis dan aktif serat gesit sebagai brand baru yang bernama Avrist. Adapun, corporate color dari PT.Avrist Assurance, yaitu perpaduan dari warna ungu dan silver. Mengapa memilih warna ungu dikarenakan warna ungu adalah warna yang sangat kuat, berpotensial dan didalam bahasa China adalah satu: Chi. Sementara warna silver menunjukan kombinasi yang pas untuk menggambarkan slogan Advancing Life dan kesejahteraan sesuai misi Avrist itu sendiri”.

Tidak hanya terbentuk dari brand name, akan tetapi identitas baru itu juga terbentuk dari brand concept secara keseluruhan yang juga ikut berubah. Seperti yang diutarakan oleh perwakilan nasabah PT.Avrist Assurance:

(16)

“Avrist itu dulunya AIA kan? Apa bedanya dengan AIA Financial? Kalau ditanya itu saya selalu bilang, itu beda dan kita dari AIA Indonesia rebranding jadi Avrist” Oleh karena itu, disesuaikan dengan faktor-faktor yang terjadi diatas, PT.Avrist Assurance memiliki tujuan untuk membuat nasabah maupun masyrakat aware terhadap perubahan PT.Avrist Assurance.

4.11.3 Proses Rebranding PT.Avrist Assurance Antara Pihak Internal dan Ekstenal

Fase ketiga dalam model proses rebranding di atas adalah rebranding

process. Yakni, aktifitas-aktifitas yang menyelaraskan kepentingan-kepentingan

internal dan eksternal perusahaan dalam rangka rebranding. Internal perusahaan diwujudkan dalam budaya karyawan dan eksternal perusahaan melalui pemangku kepentingan. Fokus dari penelitian ini adalah bagaimana nasabah maupun masyarkat menjadi aware terhadap PT.Avrist Assurance.

Karyawan perusahaan berperan dalam pengimplementasian strategi

rebranding yang disesuaikan dengan faktor dan tujuan rebranding tersebut, untuk

disampaikan kepada stakeholders eksternal. Menurut Juntunen et al (2009), dalam melakukan strategi rebranding, terdapat tujuh (7) tahapan utama proses

rebranding yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam menjalani aktifitas

tersebut. Hal ini juga dilakukan oleh PT.Avrist Assurance untuk mengimplementasikan langkah rebranding guna mentransformasi brand PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance.

(17)

Tahap pertama ialah triggering, yakni mencari hal yang paling kuat untuk melandasi terjadinya rebranding. Informan satu (1) menyebutkan bahwa kurang tepat jika perusahaan masih menggunakan nama AIA Indonesia dikarenakan nama tersebut adalah nama bersama ketika merger dengan American Insurance

Group (AIG).

“Syarat utama ketika kepemilikan saham sudah berubah adalah merubah nama perusahaan. Perubahan identitas ini merupakan representasi simbolis pemisahaan Perusahaan AIA Group menjadi Perusahaan independen”.

Tahapan yang kedua adalah analyzing dan decision making, dimana perusahaan mencari sisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman brand dari sekitar atau yang biasa dikenal dengan analisis SWOT (strength, waekness,

opportunity, threat).

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh informan satu (1), perubahan PT.AIA Indonesia bertransformasi menjadi PT.Avrist Assurance, maka akan memiliki kekuatan sebagai perusahaan independen.

Perusahaan memperkirakan kelemahan akan muncul dari nasabah lama yang ragu dengan langkah rebranding ini, terkait dengan kepemilikan unit-unit maupun investasi mereka di asuransi AIA Indonesia yang mungkin juga akan menjadi ancaman.

“Kalau dari strength, kita adalah perusahaan asuransi join venture pertama di Indonesia, yang saat ini bermitra dengan Meiji Yasuda, salah satu pemimpin asar asuransi di Jepang dengan pengalaman selama 130

(18)

tahun. Kalau untuk weakness-nya, kita perlu memikirkan nasabah-nasabah lama bereaksi. Secara umum reaksinya: kenapa berubah nama, apakah mempengaruhi unit maupun investasi yang sudah lama disimpan di AIA Indonesia. Kalau untuk opportunity-nya, seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa kita adalah asuransi join venture pertama di Indonesia. Threat-nya jika perubahan ini tidak di tanggapi dengan baik, ada kemungkinan nasabah beralih ke kompetitor”.

Fase atau tahap yang ketiga dan keempat adalah planning dan preparing, dimana perusahaan mulai melakukan perencanaan untuk menunjang sebuah perubahaan. Meliputi perubahan tampilan visual, positioning, tujuan dan konsep. Sebagai Vice President Marketing Communication, informan satu (1) memiliki tanggung jawab penuh dalam proses ini. Ia mengungkapkan:

“Rebranding yang sudah dilakukan ini dengan merubah Nama PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance tentu setelah melakukan riset dan kami menyesuaikan dengan tujuan apa yang ingin dicapai serta visi dan misi Perusahaan”.

(19)

Dibawah ini adalah hasil dari proses rebranding PT.Avrist Assurance: Tabel 4.2 Hasil Proses Rebranding PT.Avrist Assurance

Sebelum Indikator Sesudah

PT.AIA INDONESIA NAMA PT.AVRIST ASSURANCE

KONSEP

AVRIST TOTAL

SOLUITION: SATU POLIS UNTUK SELURUH

RUMAH TANGGA

LOGO

WARNA

TRUST US FOR LIFE SLOGAN ADVANCING LIFE

Sesuai dengan pernyataan Keller (2008: 144) bahwa sebuah brand senantiasa terdiri dari tiga bagian, yakni: nama (brand name), tanda (brand mark), karakter (brand character). Ketiga bagian tersebut digunakan sebagai ciri khas, terutama nama brand yang menjadi tonggak awal kemunculan suatu brand baru. Merujuk dengan perubahan nama PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance, didasari atas sejumlah alasan. Head of BDCMC mengungkapkan:

“Avrist merupakan kombinasi dari kata Assurance atau Asuransi. Vovere yang berasal dari bahasa latin untuk ikrar abadi dan First atau pertama. Jadi secara keseluruhan makna Avrist adalah ikrar abadi untk senantiasa menjamin dan meningkatkan kehidupan dari karyawan, nasabah maupun mitra bisnis serta menjadikannya sebagai prioritas utama”.

(20)

Strategi rebranding kerap berhubungan dengan perubahan nama, logo dan juga tagline dari suatu brand. Selain berubah nama dan logo, PT.Avrist Assurance juga memiliki slogan yang merujuk pada konsep brand. Informan satu (1) menjelaskan:

“Slogan Avrist adalah satu (1) untuk seluruh rumah tangga. Avrist berusaha memenuhi kebutuhan di setiap rumah tangga. Seperti, asuransi pendidikan, kesehatan, investasi, mobil dan rumah”

Dari sejumlah persiapan dan perencanaan yang telah dilakukan oleh perusahaan terkait proses rebranding, tahap selanjutnya adalah implementing atau mengkomunikasikan proses rebranding. Baik kepada stakeholder internal maupun eksternal. Oleh karena itu, bentuk komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu komunikasi persuasi yang bertujuan untuk menanamkan posisi tertentu tentang suatu brand PT.Avrist Assurance. Aktifitas komunikasi tersebut menggabungkan saluran-saluran pemasaran komunikasi dalam ruang lingkup

Marketing Public Relation (MPR).

PT.Avrist Assurance menggunakan komunikasi yang cukup bervariasi, mulai dari media cetak hingga media online. Wartwan-wartwan yang diundang dalam

press conference. Sehingga perusahaan berharap banyak juga pemberitaan terkait rebranding PT.Avrist Assurance.

“Wartawan dari Kompas, majalah asuransi, media onlinenya dari detik, kompas.com juga kita undang”

(21)

Marketing Communication PT.Avrist Assurance menyadari bahwa hubungan yang baik dengan media massa itu menjadi salah satu hal penting dalam menyebarluaskan pesan, informasi dan komunikasi tentang kegiatan PT.Avrist Assrance.

“Penyebarluasan pesan, informasi dan komunikasi mengenai proses rebranding PT.Avrist Assurance, media yang digunakan adalah:

a. Melalui Surat internal yang diberikan ke alamat nasabah b. Melalui konferensi Pers / mengundang wartawan

c. Melalui media Kompas & berita harian detik.com

Secara lebih tegas pelaksnaan media relations yang dilakukan oleh PT.Avrist Assurance dikemukakan oleh Vice President Marketing Communication:

“Dalam menjalin kemitraan dengan media, kami melakukan dengan cara-cara:

a. Memberikan layanan yang baik terhadap wartawan

b. Menyediakan informasi/data beserta foto-foto yang mendukung untuk bahan pemberitaan

c. Selalu memberikan informasi tanpa menutup-nutupi informasi yang kami miliki.

d. Mengundang media untuk berkunjung dalam kegiatan PT.Avrist Assurance

Dari pernyataan Vice President Marketing Communication tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut, bahwa media relations yang telah dilakukan oleh PT.Avrist Assurance dalam memberikan informasi secara jujur dan melibatkan media dalam kegiatan PT.Avrist.Assurance.

Tahap terakhir dari proses rebranding, ialah continuing yang merujuk pada kualitas yang diberikan kepada nasabah, dari segi pelayanan atau pemenuhan kebutuhan, informan satu (1) mnejelaskan:

(22)

“Dalam sebulan dan setahun kedepan akan ada perbaikan secara nyata pada tingkat dan kualitas pelayanan serta pendukungnya. Seperti para agen sudah merespon secara positif mengenai peningkatan infrastuktur yang lebih responsif.

Avrist membangun landasan yang sangat kuat untuk mencapai visi kita, satu polis Avrist dalam setiap rumah tangga di Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, kita harus mengembangkan landasan distribusi dan layanan dari perubahan”

Guna mendukung kualitas penelitian, peneliti juga menggunakan data-data lain yang dikategorikan kedalam data sekunder. Dari sejumlah studi literatur yang ditemui, penelitian tentang rebranding, mayoritas menggambarkan perjalanan transformasi dari suatu brand ke brand lain ataupun menjelaskan bagaimana persepsi khalayak atas perubahan tersebut. Fokus penelitian ini, dari sejumlah dokumentasi yang diperoleh sebagai data pendukung, benar adanya bahwa PT.Avrist Assurance melakukan kedua ajang khusus seperti yang sudah dijelaskan diatas, terlihat dari foto-foto pemberitaan di media online serta press release yang dibagikan kepada sejumlah media, yang bercerita tentang ajang khusus, “Bali Marathon” dan “Roadshow to Jogjakarta”.

Tidak hanya itu bentuk komunikasi dalam implementasi rebranding ini juga merambah media digital, seperti website dan social network (Facebook). Sebagai bentuk elemen-elemen promosi PT.Avrist Assurance juga mencetak sejumlah brosur yang cukup memiliki unsur komunikasi.

(23)

4.12 Pembahasan

Pada bab ini, peneliti akan menginterpretasikan hasil temuan yang didapat merujuk pada pertanyaan penelitian di atas. Dari hasil interpretasi yang akan dibuat, peneliti akan mencoba menarik kesimpulan dari sejumlah interpretasi tersebut. Selanjutnya peneliti juga akan memberikan masukan-mauskan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi enelitian serupa berikutnya. Saran ini berupa rekomendasi praktis dan peneliti berharap, bahwa saran yang diberikan nanti dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

Dari hasil analisis yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa penerapan strategi rebranding yang dilakukan oleh PT.AIA Indonenesia menjadi PT.Avrist Assurance disebabkan oleh faktor perubahan kepemilikan saham yang tidak bermitra lagi dengan American Insurance Group (AIG). Tujuan dari proses

rebranding ini ialah untuk merefleksikan identitas baru pada brand PT.Avrist

Assurance. Sehingga nasabah menjadi aware terhadap perubahan nama asuransi PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance. Dengan demikian, hal ini perlu menjalankan sejumlah proses yang mneyelaraskan aspek-aspek yang terdiri dari pihak internal dan eksternal perusahaan. Pihak internal diwujudkan melalui kinerja karyawan dalam proses rebranding dan eksternal perusahaan diwujudkan melalui pengelolaan respon pemangku kepentingan, khususnya nasabah dan calon nasabah. Dimana selama proses tersebut PT.Avrist Assurance menemui sejumlah kendala. Kendala tersebut berasal dari katergori eksternal perusahaan, tepatnya ketidaksadaran atau ketidaktahuan nasabah terkait rebranding yang dilakukan

(24)

oleh PT.Avrist Assurance. Oleh karena itu, untuk melihat kesinambungan antara karakteristik yang terdapat dalam aktivitas rebranding, maka peneliti memfokuskan penelitian ini kedalam tiga kategori, yakni faktor rebranding, tujuan rebranding dan proses rebranding PT.Avrist Assurance.

4.12.1 Rebranding PT.Avrist Assurance

Dari sekian banyak pengertian tentang merek atau brand, dapat disimpulkan bahwa brand merupakan entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Dimana sebuah brand, perlu dibentuk mnejadi suatu gagasan yang dikelola agar menghaislkan konsep yang sangat kuat dan lebih sering dikenal dengan istilah branding.

Brand yang dimaksud dalam penelitian ini adalah brand PT.Avrist Assurance. Suatu merek sebagai hasil karya perusahaan PT.AIA Indonesia yang menghadirkan sejumlah manfaat dan janji. Demi menciptakan daya tarik yang kuat pada brand, perusahaan perlu menampilkan manfaat atau keuntungan dari

brand tersebut, sehingga mampu mendukung terjadinya keputusan pembelian oleh

konsumen sekaligus penyampaian pesan dari brand yang tepat sasaran sehingga membentuk posisi dan citra yang baik di benak konsumen, maka brand tersebut telah memiliki kekuatan yang lama-kekuatan akan menciptakan nasabah loyal. Dari situlah perusahaan akan memiliki profit yang menguntungkan,

PT.Avrist Assurance dibentuk berawal dari perubahan kepemilikan saham yang tidak bermitra lagi dengan American Insurance Group (AIG). Positioning

(25)

“Satu Polis untuk semua rumah tangga” menjadi awal stimuli yang ingin diberikan perusahaan kepada nasabah”. Sebuah brand membentuk image dan

positioning tersendiri didalam benak nasabah, PT.Avrist Assurance merupakan brand name yang dibentuk perusahaan yang bermakna Janji yang abadi yang

dapat diandalkan dalam menjamin dan mensejahterakan kehidupan rumah tangga, dengan melibatkan Mitra & Nasabah menjadi prioritas utama.

Sebuah brand tidak senantiasa berada pada satu titik atau keadaan yang terus-menerus di sepanjang eksistensi perjalannya. Kekuatan dan potensi yang dimiliki brand dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak terkontrol, seperti faktor lingkungan, ekonomi dan sosial. (Post, 2005, p.20). oleh karena itu, kondisi seperti ini dapat dijadikan kesempatan bagi manajemen perusahaan untuk memajukan nilai brand demi mencapai keuntungan maksimal bagi perusahaan ataupun nasabah, karena brand merupakan aset penting yang perlu dijaga.

Dari hasil analisis tersebut, terlihat bahwa perusahaan AIA Indonesia berusaha membangun kembali sebuah brand baru yang dilatarbelakangi oleh perubahan kepemilikan saham yaitu PT.Avrist Assurance demi terciptanya fleksibilitas dalam membuat pengembangan baru baik dari segi produk maupun kualitas pelayanan. Dengan demikian, hal ini yang membuat perusahaan melakukan branding ulang. Ketika elemen-elemen pada brand di ubah, secara otomatis posisi brand tersebut juga ikut berubah. Hal inilah yang dinamakan

(26)

Adapun bentuk dari realisasi dari proses repositioning adalah dengan melakukan strategi rebranding. Rebranding merupakan praktek membangun representasi baru guna menanamkan posisi yang berbeda dalam benak

stakeholders serta sebagai identitas pembeda dari kompetitor (Muzellec et al,

2003). Strategi rebranding kerap berisi perubahan tampilan visual ataupun non visual pada suatu brand atau organisasi. Hal ini dirasa mampu membawa brand atau organisasi tersebut ke dalam jenjang baru melalui perubahan yang menakjubkan untuk membentuk suatu citra positif. Selanjutnya pada praktiknya

rebranding menjadi salah satu upaya guna menembus pokok identitas perusahaan,

yang mungkin selama ini bertentangan dengan apa yang telah dianggap sebagai praktik-praktik pemasaran pada merek produk. Membangun dan mempertahankan suatu brand yang kuat, akan berimplikasi pada penjualan, peningkatan pangsa pasar dan pelanggan loyal (Muzellec & Stuart, 2004, p.472-473).

Merujuk pada hasil analisis dan model proses rebranding tersebut, faktor yang melatarbelakangi PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance, antara lain:

1) Faktor Finansial yang dilatarbelakangi kolapsnya mitra AIG.

Mitra PT.AIA Indonesia: American Group Insurance mengalami kolaps yang membuat owner PT.Avrist Assurance, Bpk,Harmain Diah memutuskan untuk membeli sebagian sahamnya dan memulai untuk membentuk peeusahaan dengan brand name yang baru.

(27)

4.12.2 Tujuan rebranding PT.Avrist Assurance

Faktor diatas dijadikan landasan untuk menciptakan suatu tujuan yang direfleksikan melalui versi baru dari PT.Avrist Assurance. Menilik kembali pada proses rebranding, setelah penentuan faktor-faktor rebranding tersebut, perusahaan beranjak ke fase selanjutnya, yakni tujuan rebranding yang dikategorikan ke dalam pencerminan identitas baru. Identitas yang dibentuk nanti menjadi langkah awal untuk membangun citra dari pada brand.

Menyimpulkan hasil analisis dalam hasil penelitian yakni idnetitas yang baru yang hendak dibentuk oleh PT.Avrist Assurance antara lain:

1) Peningkatan karakteristik target pasar

Secara umum, praktek rebranding menjadi suatu stimulus guna mengirim sinyal-sinyal dan mengkomunikasikannya kepada target pasar, bahwa terdapat sesuatu yang berubah dalam tubuh perusahaan. Perubahan konsep pada rebranding ini, melahirkan suatu target pasar baru. Dengan kata lain, memunculkan segmen-segmen baru pada aktivitas rebranding PT.Avrist Assurance.

Hal ini dilakukan demi menciptakan keuntungan maksimal. Penentuan segmen target pasar ini juga akan berpengaruh pada konsep perencanaan media yang akan digunakan untuk menentukan strategi komunikasi.

(28)

4.12.3 Proses Rebranding PT.Avrist Assurance 4.12.3.1 Internal

1) Triggering

Secara garis besar, hal-hal yang masuk kedalam triggering ini merupakan hal-hal yang telah masuk ke dalam faktor-faktor rebranding yang telah dideskripsikan diatas. Dari hasil analisis, terlihat bahwa brand PT.AIA Indonesia menjadi kurang optimal ketika masih menggunakan nama AIA Indonesia dikarenakan nama tersebut dibentuk bersama

American Group Insurance (AIG). Oleha karena itu, proses rebranding

dinilai tepat dilakukan guna mendapatkan fleksibilitas dalam meningkatkan penjualan.

2) Analyzing and decision making

Di tahap yang kedua, PT.AIA Indonesia mulai menganalisis situasi pada saat terjadinya mitra American Insurance Group (AIG) mengalami kolaps. Dengan adanya transformasi brand PT.Avrist Assurance, maka versi terbaru dari brand tersebut akan memiliki kekuatan tersendiri yang otomatis mampu memberikan impresi positif baik untuk nasabah dan calon nasabah. Perusahaan juga memperkirakan kelemahan yang akan muncul dari strategi ini. Yakni, reaksi nasabah yang khawatir investasinya selama ini di AIA Indonesia hilang atau menjadi tidak jelas statusnya, yang telah perusahaan perkirakan akan menajdi titik kelemhahan dari adanya proses tersebut.

(29)

3) Planning

Tahap selanjutnya adalah perencanaan PT.AIA Indonesia mulai mencari nama, logo, slogan dan konsep baru serta sarana penunjang lainnya guna mengkampanyekan hasil rebranding PT.Avrist Assurance kepada khalayak diuraikan sebagai berikut:

a) Nama merek (brand)

Nama adalah kebutuhan primer yang dimiliki sebuah brand, karena nama menjadi menjadi cara pertama ketika berkomunikasi dengan

stakeholders. Tampilan visual yang berbahaya adalah nama brand,

karena itu berkaitan dengan konsep apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan apa yang perusahaan harapkan sebagai hasil dari

brand tersebut. (Muzellec & Stuart, 2004, p.474). melakukan

transformasi pada nama brand menjadi penting untuk dicoba. Setidaknya untuk menghindari brand jatuh ke dalam perangkap nama yang yang memilki makna negatif ataupun bias. (Dowling, 1996).

Nama brand PT.AIA Indonesia masih dibayang-bayangi dengan mitra American Insurance Group (AIG). Oleh karena , merujuk pada pernyataan Dowling diatas, sebelum PT.AIA Indoenesia memiliki persepsi yang bias dikarenakan seluruh atribut yang terdapat pada AIA Indonesia ada bentuk kerjasama dengan AIG, Keputusan untuk merubah nama adalah keputusan terbaik, Terlebih

(30)

lagi sebuah nama brand akan berkontribusi terhadap loyalitas nasabah.

b) Slogan merek (brand)

Idealnya, slogan merupakan kumpulan kata yang dapat mereflesikan posisi (positioning) darpada brand. Perubahan slogan pada brand memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perubahan nama atau logo. Akan tetapi, ditengah ribuan slogan yang ada di dunia ini, menjadi titik sulit untuk menentukan slogan beresonansi tepat kepada para pemangku kepentingan. Alangkah lebih baiknya, jika perusahaan menjaga slogan brand yang sudah ada apabila telah menampilkan posisi brand dengan tepat. Hal ini dilakukan untuk menghindari persepsi negatif dari stakeholders akan identitas brand atau perusahaan yang bias. (2005, p.478). Elemen slogan PT.Avrist Assurance, dirasa mampu membantu perusahaan dalam merefleksikan positioning yang akan digiring oleh brand baru nantinya.

c) Logo merek (brand)

Menciptakan desain logo yang abstrak terbilang lebih populer dibandingkan desain yang bersifat spesifik menampilkan identitas dari pada brand. Sesuai yang diutarakan oleh Napoles (1988)., bahwa logo yang bersifat abstrak akan lebih menampilkan sisi kekuatan, emosi positif, keyakinan serta pencapaian yang sulit.

(31)

Meskipun, tidak menutup kemungkinan untuk terjebak dalam zona „kehilangan arah‟ akibat abstraksi yang terlalu sulit. Dowling (1996) juga menambahkan bahwa, jika tidak ada alasan nyata untuk mengganti loga pada brand, alangkah lebih baik mempertahankan logo lama. Perubahan logo mampu membawa sejumlah resiko. Perubahan tersebut mungkin bisa tidak disadari oleh khalayak hingga dipandang kecurigaan.

Tampilan visual yang diperlihatkan dari logo PT.Avrist Assurance adalah dengan gambaran It is boldly and rigorously applied as virtually an inseparable two with our brand identity due to its aggressive and dynamic look and feel that visually reinforces our brand's agile personality.

Elemen logo pada transformasi brand PT.Avrist Assurance ini, terbilang menjadi langkah yang baik.

d) Konsep merek (brand)

Suatu pola yang tergambar pada diri brand. Pola ini terdiri dari tujuan-tujuan yang dilakukan dan dicapai oelh perusahaan. Tujuan ini direalisasikan melalui atribut-atribut yang melekat pada

brand.atribut tersebut merujuk kepada nilai inti yang ditawarkan

perusahaan kepada konsumen (Nicolino, 2007, p.100). Selanjutnya, konsep brand ini juga berisi kepribadian, posisi dan

(32)

janji yang menjadi nilai jual pada produk atau perusahaan itu sendiri (Post, 2005, p.19).

Konsep transformasi brand PT.Avrist Assuramce, sedikitnya tergambar sesuai visi dan misi yang telah diuraikan diatas.

e) Poisi merek (brand)

Penentuan posisi brand dapat membantu perusahaan untuk memilah-milah apa yang penting dan menarik pada brand. Dimana pada konsep posisi (positioning) terdapat pernyataan-pernyataan yang mampu menerangkan posisi besar yang ingin ditanamkan dalam benak pelanggan ataupun calon konsumen. Statement atau pernyataan yang digunakan dapat disalurkan, salah satunya melalui slogan brand. (Nicolino, 2007, p.125).

Satu polis untuk seluruh rumah tangga diusung sebagai konsep perusahaan dalam menjawab kebutuhan nasabah.

f) Target pasar merek (brand)

Target pasar adalah satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Dengan kata lain, perusahaan harus menyeleksi segmen-segmen yang ada untuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa segmen saja. Waktu akan mengubah struktur pasar dan segmentasi harus dilakukan secara dinamik, yang disesuaikan terus menerus dengan keadaan pasar yang baru. (Kasali, 2000, p.371-372).

(33)

Disesuaikan dengan tujuan rebranding, yaitu meningkatkan karakteristik target pasar dari brand, hal ini dirasa dapat menjadi langkah untuk mendapatkan target pasar secara optimal.

4) Preparing

Mengacu pada tahap sbeelumnya, sejumlah perencanaan diatas dapat dituangkan ke dalam beberapa bentuk persiapan, hal ini dilakukan guna menyediakan kebuthan-kebutuhan rebranding PT.Avrist Assurance sebagai berikut:

Pertama adalah nama merek (brand) „Avrist Assurance‟ sebagai nama baru yang dipilih PT.AIA Indonesia menjadi salah satu hasil dari

rebranding. Brand name PT.Avrist Assurance ini dipilih berdasarkan

makna yang terkandung didalam brand tersebut.

Dari hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa brand name PT.Avrist Assurance diharapkan dapat memberikan jaminan yang dapat dipercaya dalam jangka waktu panjang. Nama brand harus relevan dengan produk dan fungsinya. Perusahaan mengutarakan bahwa pemilihan nama Avrist yaitu secara alphabetical menjadi urutan pertama dalam sebuah huruf teratas, tidak jauh berbeda dengan brand sebelumnya secara

alphabetical. Sehingga hal ini mampu dimanfaatkan sebagai langkah agar brand mudah diingat dan menempel di ingatan setiap individu. Di sisi lain

nama brand juga dapat menawarkan keuntungan dari produk yang bersangkutan.

(34)

Kedua slogan merek (brand). Keberadaan sebuah nama merek tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran slogan dan logo yang mengiringinya. Slogan dari PT.Avrist Assurance sesuai dengan konsep yang di tawarkan yakni, „One Policy for all household‟ yang berarti satu polis asuransi untuk seluruh kebutuhan rumah tangga. Terlihat disini bahwa PT.Avrist Assurance fokus dengan produk yang dicerminkan dalam slogan merek tersebut.

Ketiga, yakni logo merek (brand). Logo dari brand PT.Avrist Assurance seperti yang divisualisasikan pada gambar dibawah ini. Adapun filosofi dari logo tersebut sebagai berikut:

Gambar 4.4. Logo Brand PT.Avrist Assurance

1) Bentuk Logo. Lambang sayap merupakan simbolisasi dari identitas karakter yang dinamis, agresif dan giat.

2) Tulisan Avrist: fleksibel, luwes dan dinamis

3) Tulisan Advancing Life adalah pesan yang ingin disampaikan dalam mengekspresikan sebuah brand dan aktifitas komunikasi brand yang didalamnya berhubungan dengan strategi brand & bagaimana mengkomunikasikan brand itu sendiri.

(35)

Keempat, konsep merek (brand). Konsep merek yang ditawarkan oleh PT.Avrist Assurance adalah One policy for all household. Perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan nasabah dalam satu polis, yaitu investasi sekaligus asuransi jiwa.

Kelima, posisi merek (brand). Atribut dan keuntungan yang dimiliki oleh brand ini terkesan seperti janji-janji perusahaan tentang produk yang ditawarkan kepada nasabah. Janji dari brand ini bersifat tidak nyata, yang bisa menjadi nyata jika janji tersebut dikomunikasikan oleh perusahaan.

Brand menjadi sangat penting dalam positioning, karena brand adalah alat

untuk memposisikan produk dalam benak konsumen.

Keenam , target pasar (brand). Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa strategi rebranding PT.Avrist Assurance ini membidik 2 (dua) target pasar. Yakni, nasabah lama (existing target market) dan calon nasabah baru (future target market). Nasabah lama adalah nasabah yang telah bergabung dari zaman AIA Indonesia berdiri. Calon nasabah baru adalah individu-individu yang akan dituju untk ditawarkan produk-produk dari PT.Avrist Assurance.

Dari hasil analisis, target pasar baru ini merupakan segmen-segmen pasar yang disesuaikan dengan perilaku mereka yang lebih peduli dengan perlindungan investasi maupun kesehatannya. Segmen-segmen ini ditemui dari posisi mereka yang berlatarbelakang pengusaha, pegawai kantoran dan ibu rumah tangga. Dikarenakan, asuransi memang ditujukan untuk

(36)

perlindungan aset berharga yang dapat dijamin oleh perusahaan asuransi dalam kontrak polis asuransi. Calon nasabah yang dituju adalah nasabah yang teliti akan manfaat dari pada brand dan produk. Sehingga, konsep brand dan produk berusaha memenuhi kebutuhan nasabah mengikuti alur kebutuhan dan keinginan dari profil calon-calon nasabah kedepannya. Dimana, cara-cara untuk mengkampanyekan hasil dari rebranding yang akan ditemui di tahap selanjutnya nanti akan disesuaikan dengan profil target pasar.

5) Implementing

Dari hasil perencanaan dan persiapan yang telah diuraikan diatas, maka hal ini perlu dikomunikasikan baik kepada stakeholder internal ataupun eksternal. Aktivitas ini masuk kedalam tahap implementasi atau tahap kelima dari 7 (tujuh) fase umum proses rebranding. Dari analisis data yang telah dilakukan, ditemukan bahwa PT.Avrist Assurance menggunakan saluran-saluran komunikasi yang cukup bervariasi. Keragaman ini dapat diklasfikasikan 2 (dua) kategori besar, yakni saluran komunikasi kehumasan dan pemasaran.

6) Internal Meeting

Merujuk pada internal meeting guna mengumpulkan seluruh agent asuransi AIA Indonesia di Balai Sarbini dalam menyampaikan perubahan PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance.

(37)

Internal meeting ini dinilai menjadi suatu wadah yang dapat mempertemukan langsung antara perusahaan dengan agent asuransi AIA Indonesia. setiap agent yang datang dapat langsung menyaksikan, bertanya dan mencari tahu terkait perubahan brand PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance.

7) Brosur

Merujuk pada dokumen yang berisi informasi dan edukasi seputar perusahaan, produk atau pelayanan. PT.Avrist Assurance membuat company profile yang secara jelas mengemukakan profil dari brand PT.Avrist Assurance. Brosur sebagai dokumen visual berisi tampilan-tampilan tentang

brand, produk dan atribut dari PT.Avrist Assurance.

8) Surat Menyurat Pemberitahuan Perubahan Nama PT.Avrist Assurance Merujuk pada surat pemberitahuan perubahan nama brand PT.AIA Indoenesia menjadi PT.Avrist Assurance. Surat pemebritahuan ini dikirim ke alamat nasabah lama di seluruh cabang di Indonesia. surat yang berisi perubahan nama menjadi PT.Avrist Assurance, diharapkan mampu menjadi sebuah brand independen yang lebih baik kedepannya.

4.12.3.2 Eksternal 1) Siaran pers

Merujuk pada doukmen yang berisi tentang informasi terkait PT.Avrist Assurance dan disebarluaskan kepada media massa. Selama perjalanan

(38)

kampanye rebranding ini, PT.Avrist Assurance menyiapkan sesi di Kompas Tv dalam Program Sapa Indonesia Pagi bersama dengan Bpk Perry Harmain Diah selaku Presiden Direktur PT.Avrist Assurance. Siaran pers tersebut dapat disaksikan oleh masyarakat.

2) Advertorial

Merujuk pada dokumen yang berisi iklan serta opini di media massa dan bertujuan untuk meningkatkan persepsi masyrakat terhadap perusahaan. PT.Avrist Assurance menempatkan, tepatnya pada majalah Media Asuransi. Advertorial ini berisi tentang target pasar baru yang dibidik dalam

rebranding PT.Avrist Assurance, yang menjadi fokus aktivitas dalam rebranding.

3) Media Digital

Merujuk pada evolusi media yang memanfaatkan teknologi internet untuk menyebarkan informasi, interaksi dan pemasaran. Tepatnya, PT.Avrist Assurance menggunakan sejumlah media sosial guna mempublikasikan brand PT.Avrist Assurance, yakni www.avrist.com email, facebook & twitter. Media ynag berbasis pada internet tersebut cukup bisa digunakan perusahaan dengan bersandar pada tingkat kesadaran dan pengakuan brand oleh nasabah.

4) Evaluating

Masih fokus terhadap isu rebranding PT.AIA Indonesia menjadi PT.Avrist Assurance ini, beberapa tahap terakhir setelah tahap

(39)

implementasi yang dilakukan melalui cara-cara MPR diatas, PT.Avrist Assurance juga melkaukan tahap evaluating dan continuing. Tahap ini dilakukan dengan cara melihat keberhasilan dari rebranding tersebut. Dari hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, keberhasilan dari startegi

rebranding ini terlihat pada meningkatnya penjualan produk-produk brand

Avrist Assurance secara signifikan.

5) Continuing

Guna meningkatkan kualitas yang diberikan oleh perusahaan kepada nasabah, dari segi pelayanan atau pemenuhan kebutuhan, PT.Avrist Assurance mulai menambahkan produk-produk baru dengan meluncurkan suatu produk berkonsep Avrist Total Solution. Hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nasabah dalam perlindungan asuransi sekaligus investasi dalam satu polis.

Sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh PT.Avrist Assurance terkait

rebranding PT.AIA Indoenesia menjadi PT.Avrist Assurance ini adalah

awal untuk membangun relasi yang baik antara brand dengan nasabah. Dengan terciptanya hubungan yang baik, maka akan mempengaruhi kinerja pemasaran menjadi lebih optimal. Terjadinya pergeseran orientasi bisnis dari yang semula bersifat transaksional dan berorientasi pada kepentingan perusahaan, menjadi bisnis yang lebih bersifat relasional yang mementingkan hubungan jangka panjang dan beroroentasi pada kepentingan

(40)

(Suharyanti, p.440). hubungan yang dimiliki oleh nasabah dengan suatu

Gambar

Tabel 4.1 : Sejarah PT.Avrist Assurance
Gambar 4.1 Lokasi Kantor Pemasaran PT.Avrist Assurance
Gambar 4.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.3 Tonggak Sejarah PT. Avrist Assurance
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan olahraga adaptif pada cabang beladiri shorinji kempo untuk meningkatkan kepercayaan diri anak

Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu itu (otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan tata letak fisik. Makin banyak kesaling-tergantungan antara

Constrraint tidak dapat digunakan dalam kolom yang diberikan tipe data LONG.. Jika anda akan menyimpan data seperti Video (AVI) sebaiknya anda menggunakan tipe

Transpor sedimen yang bergerak menuju barat mengangkut sedimen pantai dari wilayah yang dilaluinya dan akan terendapkan ketika energi pengangkutnya berkurang sehingga

Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada air dan tidak dapat bercampur

Dalam Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Standar Proses adalah kriteria mengenai

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membagi informasi dan pengetahuan tentang representasi gaya kepemimpinan seseorang dalam hal ini adalah calon

Rumah sakit “X” pun mengharapkan para perawat memiliki resilience at work yang tinggi agar setiap kesulitan yang terjadi dalam menangani pasien maupun yang ada di