• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN EXTENDED BOOLEAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN EXTENDED BOOLEAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM

UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN

MENGGUNAKAN EXTENDED BOOLEAN

Steven

Teknik Informatika Universitas Tarumanagara

Jl. S. Parman No.1, Jakarta 11440 Indonesia

email : [email protected]

ABSTRACT

Information retrieval system is a system that is designed to find documents that satisfies user’s information needs. User represents his information needs in words. The word will represent the same word in documents and it’s called query. System will retrieve all relevant documents and show it to the user. This paper will describe an information retrieval system using extended boolean method. There are two methods in this system, boolean method for retrieval process and vector space method for ranking process.

Key words :

Boolean, extended booelan, information retrieval system, vector space.

1. Pendahuluan

Information retrieval atau IR adalah ilmu tentang

pencarian informasi, khususnya dalam bentuk teks yang dianggap memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Pada awalnya information retrieval hanya dilakukan oleh orang-orang dengan pekerjaan tertentu, seperti pustakawan, asisten penegak hukum, dan pekerjaan lainnya. Namun sekarang jutaan orang dapat terlibat dalam aktivitas information retrieval ketika menggunakan search engine berbasis web. IR sendiri terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan informasi.

Peningkatan kebutuhan informasi ini mendorong munculnya sistem-sistem pencari informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Sistem

information retrieval menggunakan model untuk

mengukur tingkat kemiripan antara kueri yang dimasukkan dengan isi dokumen. Di dalam model tersebut terjadi proses komputasi yang akan memberikan penilaian bagi sistem mengenai seberapa dekat kemiripan antara isi dokumen dengan kueri pengguna. Beberapa model yang telah dikembangkan adalah model

Vector Space, model Boolean, dan model probabilistic.

Setiap model mempunyai karakteristik dan cara pengukuran kemiripan yang berbeda [5].

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirancanglah suatu sistem information retrieval

menggunakan model Extended Boolean. Perancangan sistem information retrieval ini bertujuan untuk menemukan sebanyak mungkin dokumen yang relevan di dalam suatu koleksi dokumen, yang sesuai dengan kueri pengguna.

2. Information Retrieval

Information Retrieval System adalah sistem yang dirancang untuk menemukan dokumen yang memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Terdapat proses-proses yang dijalankan pada sistem.

Proses-proses yang dijalankan adalah preprocessing, pencarian menggunakan Extended Boolean, dan pemeringkatan menggunakan Vector Space.

2.1. Preprocessing

Preprocessing merupakan salah satu cara yang

digunakan untuk meningkatkan hasil pengambilan dokumen-dokumen relevan yang terdapat di dalam koleksi dokumen. Proses ini dilakukan pada isi dokumen pada koleksi dan kueri yang dimasukkan oleh pengguna.

Preprocessing terdiri dari beberapa proses, yaitu : 1. Lexical Analysis

Lexical Analysis adalah proses pengkonversian term

menjadi sekumpulan token. Proses ini juga disebut dengan tokenisasi. Pada proses ini umumnya karakter non-huruf seperti tanda baca, tanda hubung, angka, dan lainnya akan dihilangkan dan seluruh huruf akan diubah menjadi huruf kecil. Tujuan dari proses ini adalah mengubah term sehingga dapat dikenali oleh sistem.

2. Stopwords removal

Tujuan dari proses ini adalah menghilangkan kata-kata yang sering muncul dan dianggap tidak berguna. Proses ini juga bermanfaat untuk mengurangi waktu yang diperlukan untuk proses indexing dan pembobotan istilah.

3. Stemming

Stemming adalah proses pemotongan imbuhan suatu

kata, agar kata tersebut direpresentasikan oleh sistem dalam bentuk kata dasar. Operasi ini bertujuan agar dalam proses pencarian dokumen yang relevan

(2)

dengan kueri, sistem mampu mengambil lebih banyak dokumen-dokumen dari koleksi dokumen yang di dalam isinya mengandung kata dasar dari kata yang ada dalam kueri. Stemming untuk bahasa Indonesia yang akan digunakan adalah Jelita Asian

Stemmer. Stemmer ini merupakan stemmer yang

dikembangkan dari stemmer Nazief dan Adriani. Proses stemming yang dilakukan melibatkan kamus kata dasar tiap akhir proses pemotongan imbuhan [1].

2.2. Model Extended Boolean

Model Boolean merupakan model paling sederhana untuk diimplementasikan di antara model-model

retrieval lainnya. Model ini bergantung pada penggunaan operator Boolean dalam melakukan

retrieval. Model ini juga sering digunakan pada search engine di internet karena pemrosesan kueri yang cepat

[9] serta retrieval berdasarkan semantik kueri [7]. Model ini merepresentasikan term pada kueri yang dimasukkan ke dalam sistem sebagai ekspresi Boolean dan term ini dapat dikombinasikan dengan operator

Boolean AND, OR, dan NOT [6].

Menggabungkan kata-kata pada kueri dengan operator AND akan memunculkan koleksi dokumen yang berisi kata-kata pada kueri tersebut. Sedangkan jika operator OR digunakan untuk menggabungkan kata-kata pada kueri, maka koleksi dokumen yang berisi salah satu kata atau seluruh kata pada kueri itu yang akan dimunculkan dan jika operator NOT yang digunakan maka koleksi dokumen yang tidak berisi kata pada kuerilah yang muncul [4].

Namun model ini dinilai belum cukup untuk memenuhi kebutuhan akan sistem information retrieval yang membutuhkan proses matching yang fleksibel, seperti pencarian kata yang berada pada jarak tertentu dengan kata yang lain serta adanya pemeringkatan agar pengguna dapat memperoleh hasil yang terbaik dari pencarian yang dilakukan oleh sistem [2].

Model boolean lalu dikembangkan menjadi extended boolean. Model ini mengenal pemeringkatan hasil dokumen [4] dan penambahan proximity operator [6].

Proximity operator yang digunakan pada model ini

adalah operator NEAR dan WITH.

Penggunaan proximity operator seperti NEAR pada kueri akan memunculkan set dokumen yang berisi kata-kata pada kueri yang memiliki jarak tertentu dan penggunaan proximity operator WITH pada kueri akan memunculkan set dokumen yang berisi kata-kata pada kueri yang terletak bersebelahan dan berurutan sesuai dengan kuerinya.

2.3. Model Vector Space

Model ini didasarkan pada usulan yang diajukan oleh Peter Luhn. Ia mengusulkan agar ketika mencari dokumen pada sebuah koleksi dokumen, pengguna sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu sebuah

dokumen yang mirip dengan dokumen yang dibutuhkan. Tingkat kemiripan antara dokumen yang dipersiapkan dan dokumen yang didapat dari koleksi dokumen digunakan untuk melakukan pemeringkatan pada hasil pencarian [4].

Pengukuran kemiripan model ini kini telah berkembang menjadi pengukuran kemiripan antara vektor yang merepresentasikan kueri dengan vektor yang merepresentasikan dokumen. Jika salah satu kata dapat mewakili kata-kata lainnya di dalam sebuah dokumen dengan menggunakan sebuah vektor, maka sangat memungkinkan pembandingan dokumen dengan kueri untuk melihat seberapa mirip isi dokumennya. Metode tradisional untuk menentukan kedekatan antara dua buah vektor dengan menggunakan koefisien kemiripan (similarity coefficent) dalam hal ini model vector space menggunakan cosine similarity karena operasi vektor pada sistem biasanya berada pada kuadran positif dengan diasumsikan tidak ada term yang bernilai negatif [4].

Seperti model sistem information retrieval lainnya, model vector space menggunakan struktur data inverted

list untuk mempermudah proses pencarian dokumen. Inverted list memungkinkan akses yang cepat terhadap

daftar dokumen yang mengandung sebuah term tertentu bersama informasi lainnya, seperti bobot setiap istilah yang terdapat dalam masing-masing dokumen, posisi

term dalam masing-masing dokumen, dan lain

sebagainya. Kelemahan model ini adalah dokumen yang memiliki lebih banyak kata didalamnya akan cenderung menjadi dokumen yang dianggap relevan [7].

Proses pengukuran kemiripan antara vektor kueri dengan setiap vektor dokumen pada metode vector space secara umum dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu [6] :

1. Membuat inverted list terhadap setiap term unik dalam dokumen maupun kueri.

2. Menghitung nilai inverse document frequency atau

idf masing-masing term dengan menggunakan

persamaan :

=

j j

df

d

idf

log

(1) Keterangan :

d :Jumlah seluruh dokumen dalam koleksi

dfj :Jumlah dokumen yang mengandung term-j. dfj

dapat disebut sebagai document frequency

3. Menghitung nilai bobot setiap istilah yang dimiliki oleh setiap dokumen menggunakan perkalian antara

idf terhadap tf (term frequency) untuk merepresentasikan vektor dokumen. Teknik pembobotan ini disebut dengan tf-idf. Nilai dari tf-idf diperoleh dengan menggunakan persamaan :

(3)

Keterangan :

wi,j : Bobot term-j pada dokumen-i

tfij : frekuensi kemunculan term-j pada dokumen-i

4. Menghitung koefisien kemiripan (similarity

coefficient)dengan persamaan :

( )

q

.

d

.q

d

,q

d

sim

j j j

=

(3) dengan

=

=

t j i j q j j

q

w

w

d

1 ,

.

,

.

(4)

=

= t j i j j

w

d

1 2 , (5)

=

=

t j

w

q j

q

1 2 , (6) Keterangan :

sim(dj,dk) : Sudut kosinus atau koefisien

kemiripan antara vektor dokumen dengan vektor kueri

dj : Seluruh bobot term yang

terkandung di dalam vektor dokumen-j

q : Seluruh bobot term yang terkandung di dalam vektor kueri Panjang vektor dokumen-j Panjang vektor kueri

wi,j Bobot term-j pada dokumen-i wq,j Bobot term-j pada kueri

2.4. Evaluasi Sistem

Pada saat sistem information retrieval melakukan operasi pencarian, sistem akan mengambil sejumlah dokumen dari koleksi dokumen. Dokumen yang diambil oleh sistem terdiri dari dokumen yang relevan dan dokumen yang tidak relevan dengan kueri yang telah dimasukkan sebelumnya. Kondisi ini diilustrasikan pada gambar 2 berikut

Gambar 1 Diagram Hasil Pencarian Dokumen

Cara yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu sistem dalam mengambil dokumen-dokumen yang relevan adalah dengan menggunakan precision dan

recall [5]. Recall adalah perbandingan dari jumlah

dokumen relevan yang terambil dengan jumlah seluruh dokumen relevan yang ada dalam koleksi atau peluang acak terambilnya sebuah dokumen relevan dari dokumen yang terambil. Sedangkan precision merupakan perbandingan dari jumlah dokumen relevan yang terambil dengan jumlah dokumen yang terambil. Nilai

precision ini dapat mengindikasikan kualitas sistem

dalam menyajikan hasil [5].

Persamaan untuk mendapatkan nilai precision and

recall adalah sebagai berikut [5]:

terambil umen yang jumlah dok an relevan terambil d umen yang jumlah dok ecision= Pr (7) da kueri relevan pa umen yang jumlah dok an relevan terambil d umen yang jumlah dok call = Re (8)

3.Perancangan Sistem Information Retrieval

Sistem yang dirancang adalah sistem information

retrieval menggunakan model extended boolean.

Flowchart sistem information retrieval ditunjukkan pada gambar 2 berikut.

Gambar 2 Flowchart Sistem Information Retrieval Yang Dirancang

j

d

(4)

Sistem akan menerima input dari pengguna berupa kueri dan berdasarkan kueri tersebut, sistem akan melakukan pencarian di dalam koleksi dokumen terhadap dokumen-dokumen yang dianggap sistem relevan dengan kueri. Dokumen-dokumen yang dianggap relevan adalah dokumen-dokumen yang di dalam isinya mengandung kata-kata yang terdapat pada kueri. Sebagai output, sistem akan membuat daftar dokumen-dokumen yang dianggap relevan.

Tahapan-tahapan pemrosesan dokumen pada sistem ini yaitu:

1. Mengumpulkan seluruh dokumen untuk dijadikan indeks.

2. Melakukan proses tokenisasi pada dokumen menjadi sekumpulan token.

3. Melakukan proses preprocessing, yaitu stopword

removal dan stemming sehingga menghasilkan token-token dokumen yang telah ternormalisasi.

4. Membuat inverted index dari token-token yang sudah ternormalisasi. Indeks dibuat dengan cara mengelompokkan token menurut urutan dan letak kata-kata pada kumpulan dokumen.

Tahapan-tahapan pemrosesan kueri pada sistem ini yaitu :

1. Melakukan tokenisasi pada kueri yang telah dimasukkan ke dalam sistem.

2. Melakukan preprocessing, yaitu stemming sehingga menghasilkan token-token kueri yang telah ternormalisasi.

3. Melakukan pencarian token kueri pada inverted index dokumen.

4. Melakukan retrieval pada indeks dokumen yang sesuai dengan kueri

5. Melakukan interseksi jika operator boolean terdapat pada kueri.

3.1. Batasan Rancangan

Batasan rancangan sistem ini antara lain :

1. Dokumen berupa artikel berbahasa Indonesia yang diambil dari situs berita resmi di internet dan sudah diubah menjadi format file teks.

2. Sistem mengenali term sebagai sebuah kata.

3. Kueri yang dimasukkan dapat berupa kata berimbuhan.

4. Stemmer menggunakan algoritma Nazief dan Adriani

untuk Bahasa Indonesia yang telah dikembangkan oleh Jelita Asian.

5. Operator yang digunakan pada model Extended

Boolean ini adalah AND, OR, NOT, WITH, dan NEAR.

6. Pemeringkatan dokumen menggunakan model Vector

Space, yang berdasarkan pada bobot dan frekuensi

kata.

7. Sistem memunculkan sebanyak mungkin dokumen relevan dengan kueri yang dimasukkan.

8. Jumlah dokumen yang diproses berjumlah 500 dokumen.

3.2. Rancangan Modul Sistem

Information retrieval system dengan extended boolean terdiri dari 4 modul utama, yaitu :

1. Modul Indexing

Modul ini merupakan modul yang digunakan untuk melakukan proses-proses preprocessing sebelum dilakukan retrieval.

Terdiri dari :

a) Form Input Document.

Digunakan untuk menyimpan 1 dokumen yang akan diproses

b) Form Batch Input.

Digunakan untuk menyimpan beberapa dokumen yang terletak pada sebuah folder.

c) Menu Database.

Menu ini digunakan untuk menyimpan dan menghapus daftar stopword, stemword,

dan dokumen. Terdiri dari : I. Form Document

Form ini digunakan untuk melihat atau menghapus daftar koleksi dokumen yang sudah dimasukkan dan diproses ke dalam sistem.

II. Form Stopword

Form ini digunakan untuk menambah atau menghapus daftar stopword untuk proses

stopword removal.

III. Form Stemword

Form ini digunakan untuk menambah atau menghapus daftar kata dasar atau

stemword untuk proses stemming.

2. Modul Retrieval

Modul ini adalah form yang digunakan dalam pencarian dokumen

3. Modul Help

Modul ini berisi petunjuk bagaimana mengoperasikan sistem information retrieval. 4. Modul About

Modul ini berisi tentang informasi program.

Keempat modul tersebut dapat diakses melalui menu utama.

3.3. Tampilan Program

Tampilan program adalah sebagai berikut : 1. Menu Utama

(5)

2. Menu Input Document

Gambar 4 Tampilan Menu Input Document

3. Menu Batch Input

Gambar 5 Tampilan Menu Batch Input

4. Menu Database, Submenu Document

Gambar 6 Tampilan Menu Database,Sub-menu Document

5. Menu Database, Submenu Stopword

Gambar 7 Tampilan Menu Database, Sub-menu Stopword

6. Menu Database, Submenu Stemword

Gambar 8 Tampilan Menu Database, Sub-menu Stopword

7. Modul Retrieval

Gambar 9 Tampilan Modul Retrieval

8. Form Hasil

(6)

9. Modul Help

Gambar 11 Tampilan Modul Help

10. Modul About

Gambar 12 Tampilan Modul About

4. Pengujian Sistem

Pengujian pada program information retrieval

system untuk dokumen berbahasa Indonesia dengan

menggunakan extended boolean ini dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black

Box Testing adalah salah satu metode untuk melakukan

pengujian terhadap fungsi-fungsi yang dimiliki oleh program information retrieval system untuk mengetahui apakah output yang dihasilkan sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Pengujian program information retrieval system ini dilakukan dengan memberikan serangkaian kueri, lalu kueri tersebut diproses untuk dilakukan pencarian dokumen-dokumen yang relevan Jumlah kueri yang digunakan berjumlah 50 kueri.

4. 1. Evaluasi Sistem

Perhitungan rata-rata precision dan recall dilakukan untuk 5 dan 10 peringkat dokumen teratas. Hasil

pengujian dan perhitungan precision dan recall adalah sebagai berikut

Tabel 1 Nilai Rata-rata Precision dan Recall Berdasarkan Tingkatan Urutan Dokumen Hasil Pengujian 50 Kueri

Tingkatan Dokumen Rata-rata Precision

Rata-rata Recall

5 dokumen 0.8703 0.2845

10 dokumen 0.7105 0.3769

Program memiliki tingkat akurasi yang lebih baik untuk mencari dokumen pada peringkat 5 besar jika dibandingkan dengan pencarian dokumen pada peringkat 10 besar. Hal ini disebabkan karena pada pengujian hanya ditemukan kurang dari 10 dokumen yang dianggap relevan dengan beberapa kueri yang dimasukkan.

Selain itu terdapat pula perbedaan dokumen yang terambil karena perbedaan operator yang digunakan pada kueri, contohnya adalah penggunaan operator AND dan

WITH pada kueri ‘penyidik kpk’. Terdapat dokumen

yang dianggap tidak relevan ketika operator WITH digunakan sedangkan dokumen tersebut relevan ketika operator AND digunakan. Hal ini disebabkan karena perbedaan sifat dari kedua operator tersebut.

5. Kesimpulan

Dari hasil percobaan, didapat bahwa sistem memiliki tingkat akurasi sebesar 0.8703 untuk pencarian dokumen pada 5 peringkat dokumen teratas dan akurasi sebesar 0.7105 untuk pencarian dokumen pada 10 peringkat dokumen teratas. Akurasi dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah koleksi dokumen agar jumlah dokumen relevan bertambah. Pemilihan operator pada kueri juga dapat mempengaruhi hasil perolehan dokumen relevan.

REFERENSI

[1] Asian, Jelita; Williams, Hugh E.; Tahaghogi, S.M.M, 2005, ”Stemming Indonesian”, ACSC ’05 Proceedings of the Twenty-eighth Australasian conference on Computer Science, Vol. 38, Australian Computer Society, Inc, Darlinghurst.

[2] Chang, Kevin Chen-Chuan; Molina, Hector Garcia; Paepcke , Andreas, 1996, “Boolean Query Mapping Across Heterogeneous Information Sources”. IEEE Transactions On Knowledge And Data Engineerin,. Vol. 8, Nomor 4, IEEE Computer Society, Los Alamitos.

[3] Frakes, William B. dan Yates, Ricardo Baeza, 1992, Information Retrieval : Data Structures & Algorithms, Prentice Hall, Upper Saddle River.

[4]Goker, Ayse. Davies, John, 2009, Information Retrieval : Searching in the 21st Century, John Wiley and Sons, New Jersey.

[5] Grossman, David A. Dan Fireder, Ophir, 2004, Information Retrieval Algorithms and Heuristics, 2th Edition, Dordrecht, Springer

[6] Maning, Christopher D.; Raghavan Prabhakan dan Schutze, Hinrich, 2009, An Introduction to Information Retrieval, Cambridge University Press, Cambridge.

(7)

[7] Manwar, A. B.; Mahalle, Hemant S.; Chinchkhede, K. D.; Chavan, Vinay, 2012, “A Vector Space Model For Information Retrieval: A Matlab Approach”, Indian Journal of Computer Science and Engineering. Vol. 3, No. 2, Engg Journals Publications, Chennai.

[8] Pohl, Stefan; Zobel, Justin; Moffat, Alistair, 2010, “Extended Boolean Retrieval for Systematic Biomedical Reviews”. ACSC ’10 Proceedings of the Thirty-Third Australasian Conference on Computer Science, Vol. 102, Australian Computer Society, Inc, Darlinghurst.

[9] THOR Center for Neuroinformatics, 2012, Boolean Retrieval,

http://cogsys.imm.dtu.dk/thor/projects/multimedia/textmini ng/node2.html.

Steven, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara, Jakarta.

Gambar

Gambar 1 Diagram Hasil Pencarian Dokumen
Gambar 3 Tampilan Menu Utama
Gambar 9 Tampilan Modul Retrieval  8. Form Hasil
Gambar 11 Tampilan Modul Help  10.  Modul About

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem ini, informasi atau jawaban yang relevan terhadap suatu kueri hanya satu kalimat saja atau tidak ada sama sekali, sedangkan kalimat-kalimat yang lain

Sistem information retrieval (IR) system adalah system yang digunakan untuk menemukan kembali ( retrieve ) informasi-informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna dari

Memanfaatkan Information Retrieval pada teks mining untuk menemukan ide pokok dalam teks pada artikel berbahasa Inggris, dapat membantu pembaca untuk lebih mudah memahami isi

Algoritma Kumar-Hassebrook digunakan untuk menghasilkan keluaran (output) berupa dokumen teks bahasa jawa dalam pencarian informasi menggunakan STKI bahasa Jawa dengan

Berdasarkan referensi dijelaskan bahwa Information Retrieval merupakan suatu pencarian informasi yang didasarkan pada suatu query yang diharapkan dapat memenuhi

a) Sistem yang dirancang adalah sistem temu kembali informasi dengan corpus dokumen .pdf dan teks berbahasa Indonesia. b) Dokumen tersebut adalah dokumen dalam bentuk

Sistem information retrieval (IR) system adalah system yang digunakan untuk menemukan kembali (retrieve) informasi-informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna dari

Oleh karena itu, pada kerja praktik ini akan dikembangkan sebuah sistem Cross Lingual Information Retrieval yang dapat melakukan pengembalian dokumen lintas bahasa Arab