• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: HASIL PEKERJAAN PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV: HASIL PEKERJAAN PROYEK"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 58

BAB IV: HASIL PEKERJAAN PROYEK

4.1.

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.1.1. Umum

Waktu melaksanakan kerja praktek dimulai dari tanggal 25 juli 2016 dan berakhir sampai tanggal 30 September 2015. Jadwal kerjanya adalah hari senin – jumat dari jam 08.00 sampai jam 17.00 WIB. Kegiatan harian dimulai dengan pengarahan oleh pembimbing lapangan, lalu dilanjutkan dengan kegiatan pengawasan pekerjaan M.E.P pada proyek The Aspen Peak Residence @Admiralty.

Kegiatan ini memberikan pengalaman dan pembelajaran baru tentang pekerjaan proyek terutama pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing yang tidak dapat diperoleh di perkuliahan. Selain mengawasi pekerjaan M.E.P, pengetahuan tentang pekerjaan struktural dan finishing arsitektural juga diperoleh. Namun dalam konsentrasi di bidang pekerjaan M.E.P lebih diperdalam.

4.1.2. Khusus 4.1.2.1. Mekanikal

a. Pengawasan pekerjaan instalasi HVAC b. Pengawasan pekerjaan hydrant

4.1.2.2. Elektrikal

a. Pengawasan pekerjaan pasang pipa dan kabel arus kuat dan arus lemah b. Pengawasan pekerjaan pemasangan titik-titik speaker, alarm

c. Pengawasan pekerjaan ruang panel 4.1.2.3. Plumbing

a. Pengawasan pekerjaan cek kebocoran STP

b. Pengawasan pekerjaan air kotor, air bersih, air bekas c. Pengawasan pekerjaan pasang pipa plumbing

(2)

4.2.

KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN

PLUMBING

4.2.1. Persiapan Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut.

b. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran atau kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pelaksana Pekerjaan harus segera menghubungi Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.

c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atas rekomendasi Konsultan Perencana.

d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Pelaksana Pekerjaan sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib menghitung kembali performanya dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas.

4.2.2. Koordinasi

Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan:

(3)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 60 - Koordinadi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan

instalasi lain.

- Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak menghindahkan koordinasi dari Konsultan Pengawas, sehingga menghalagi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan ini.

4.2.3. Pelaksaanan Pemasangan

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.

2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Owner/Pemberi Tugas.

(4)

4.4.

MEKANIKAL

4.4.1. Pengawasan Pekerjaan Instalasi HVAC

4.4.1.1. Ducting BJLS

Pengerjaan mekanikal pada proyek The Aspen Peak Residence @Admiralty yaitu pada pengerjaan ducting AC dan Ventilasi belum sepenuhnya selesai karena masih dalam proses pemasangan ducting pada basement proyek. Pemasangan masih berlangsung terlihat seperti gambar berikut.

Dalam pemasangan ducting tersebut, jenis ducting yang dipakai adalah Ducting BJLS (Seng) tanpa isolasi yaitu jenis ducting yang di gunakan untuk menyalurkan udara dimana ducting ini tidak mempertahankan kesetabilan suhu udara yang akan di salurkan. Hanya berfungsi sebagai penyalur saja dari satu tempat ke tempat yang lain atau dari beberapa tempat ke dalam satu tempat.

Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure didalam duct sampai 3 in WG (750 Pa) dengan kecepatan maksimum 1.800-2.500 fpm (9-12.5 m/s). Penggantung duct, cara penggantung duct harus sedemikian rupa sehingga praktis tidak terjadi lendutan-lendutan, getaran-getaran dan deformasi. Berikut persyaratan pengganungan harus mengikuti:

Gambar 12: Pemasangan Ducting BJLS di area Basement

(5)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 62 Uk. Terpanjang Duct

(mm)

Dia. Penggantung (mm)

Trapeze besi siku (mm) Jarak (mm) Sampai dengan 300 8 25 x 25 x 3 2 325 s/d 750 8 25 X 25 X 3 2 775 s/d 1350 10 30 X 30 X 3 2 1375 s/d 2100 15 40 X 40 X 5 1,5 2125 keatas 20 40 X 40 X 5 1,5

Semua sambungan ducting dengan jarak maks 2.000 mm harus betul-betul rapat udara menggunakan sealant atau glue untuk mencegah terjadinya kebocoran udara. Kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14oC.

Pada proyek The Aspen Peak Residence @Admiralty, ducting-ducting jenis ini dipakai untuk:

1. Ducting exhaust, yaitu sirkulasi udara pada suatu ruangan misalnya toilet, tempat parkir dll.

2. Ducting fresh air. Yaitu ducting yang di gunakan untuk menyalurkan udara segar dari luar ruangan menuju indoor unit ac seperti AHU ataupun FCU.

3. Ducting Intake. Untuk menyalurkan udara dari luar gedung menuju ruangangan yang membutuhkan udara segar. Seperti lahan parkir yang tertutup atau lainya.

4.4.1.2. Flexible Duct

Flexible duct berfungsi sebagai pipa penyambung udara ke duct yang masuk / keluar dari fan atay AHU. Panjang flexible connection tak lebih dari 20 cm, dan tidak menimbulkan kebocoran pada sambungan.

(6)

4.4.2. Pengawasan Pekerjaan Hydrant

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi pemadam kebakaran (fire hydrant dan fire extinguisher) di dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah: Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem pemadam kebakaran (fire hydrant dan fire extinguisher) sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen. Perincian umum pekerjaan instalasi pemadam kebakaran ini adalah sebagai berikut:

Gambar 13: Peletakan flexible duct pada ducting

(7)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 64 1. Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa fire hydrant lengkap beserta

fitting-fitting-nya dan alat-alat bantunya.

2. Pengadaan dan pemasangan hydrant box, hydrant pillar, fire extinguisher, siamese connection, gate valve, check valve, safety valve, foot valve, strainer, pressure switch, pressure gauge, fire department connection/landing valve (valve untuk hubungan Dinas Pemadam Kebakaran setempat) dan peralatan lainnya.

3. Pengadaan dan pemasangan pompa fire hydrant beserta motor listriknya.

4. Pengadaan dan pemasangan pressure tank (tangki tekan), lengkap berikut accessoriesnya.

5. Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan instalasi.

6. Pengujian instalasi fire hydrant terhadap kebocoran dengan tekanan hidrostatis, baik secara bagian (partial) maupun secara keseluruhan (overall).

7. Pengujian sistem kerja fire hydrant secara keseluruhan dan mengadakan pengamatannya, sampai sistem berfungsi dengan baik.

8. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

4.4.2.1. Hydrant Box dan Fitting untuk Fire Departement

1. Indoor hydrant box dilengkapi dengan hose rack, landing valve untuk Fire De- partment (Dinas Pemadam Kebakaran) 2 1/2" dengan bentuk kopling yang sesuai, fire hose diameter 1-1/2" sepanjang 30 meter dan nozzlenya.

2. Outdoor hydrant box dilengkapi dengan hose rack, fire hose diameter 2-1/2" sepanjang 30 meter dan nozzlenya.

3. Box ini harus dilengkapi dengan kunci yang anak kuncinya diletakkan pada sebuah kotak kaca pada pintu box tersebut.

4. Hydrant box setaraf dari merek SRI.

4.4.2.2. Pemasangan Unit Hydrant

Cara pemasangan Hydrant box Indoor maupun Outdoor adalah sebagai berikut: - Marking lokasi penempatan hydrant box.

(8)

- Pasang hydrant box pada posisinya. - Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.

- Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman.

4.4.2.3. Pemasangan Pipa Tegak (Riser)

Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta U-klem sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara support maksimal 3 m dan harus mempunyai jarak yang cukup terhadap lantai untuk memudahkan pemasangan.

Berikut merupakan contoh gambar hasil pemasangan pipa tegak untuk hydrant:

Gambar 14:Peletakan Hydrant pada bangunan

(Source: Dok. Pribadi)

Gambar 15: Hasil pemasangan pipa tegak

(9)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 66 4.4.2.4. Pipa Mendatar (Cross Main/Branch)

Pipa dipasang dengan penggantung (hanger) sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara penggantungan yang satu dengan yang lainnya maksimum 2 meter. Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Berikut merupakan contoh gambar hasil pemasangan pipa mendatar untuk hydrant:

Gambar 16: Hasil pemasangan pipa mendatar

(10)

4.4.2.5. Pemasangan Pipa

Semua pipa dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat menggunakan sambungan ulir (screw), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di ream agar gram yang ada di pipa hilang. Semua pipa sebelum disambungkan, bagian dalamnya harus dibersihkan terlebih dahulu. Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor. Pipa yang berdiameter 2 1/2" ke atas harus memakai sambungan flens dan di antara flens tersebut harus dipasang packing pencegah kebocoran.

Semua pipa yang akan dipasang masing-masing dipotong sesuai dengan kebutuhannya dan kegunaannya masing-masing. Untuk itu diperlukan alat pemotong pipa yang digunakan khusus untuk memotong pipa hydrant dan sprinkler.

Gambar 18: Mesin Senai untuk memotong pipa besi hydrant dan sprinkler

Source: Dok Pribadi

Gambar 17: Instalasi pipa hydrant dan kebakaran

(11)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 68 4.4.2.6. Pengecatan Pipa

a. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka panggantung rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating). Cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masingmasing.

b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dipabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.

4.4.2.7. Pekerjaan Ruang Pompa

Pekerjaan ruang pompa adalah pekerjaan yang paling penting di dalam rangkaian system instalasi fire hydrant. Kontraktor harus sudah menyiapkan alat-alat untuk pemasangan di ruang pompa dengan material Utama dan peralatan bantu lainnya.

Gambar 20: Denah Parsial R. Pompa

(Source: Data Perusahaan)

Gambar 19: Pipa hitam

(12)

Desain Ruang Pompa :

- Desain Layout & ground tank - Desain peletakan unit pompa - Desain jalur pipa hydrant - Desain Peletakan panel

4.3.2.8. Testing & Comissioning

1. Pengujian terhadap Kebocoran dan Tekanan.

Semua pipa dan perlengkapanya sesudah dipasang harus diuji dengan hidrolis sebesar 15 kg/cm2 selama 18 jam. Selama pengujian berlangsung tidak boleh

terjadi perubahan/penurunan tekanan.

2. Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh Kontraktor. 3. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas dan Konsultan Perencana.

Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh sistem atau aparat yang dipakai dalam menghadapi bahaya kebakaran.

Gambar 21: R. Pompa pada Basement 1

(13)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 70

4.5.

ELEKTRIKAL

4.5.1. Pengawasan Pekerjaan Arus Kuat dan Arus Lemah

4.5.1.1. Pemasangan sparing kabel

Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.

4.5.1.2. Pemasangan instalasi kabel

 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.

Gambar 23: pipa kabel arus lemah vertical yang ditanam pada dinding

(Source: Dok. Pribadi)

Gambar 22: Pemasangan sparing kabel

(14)

 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.

 Pemasangan kabel yang begitu banyak dan dengan warna yang sama, agar tidak membingungkan maka setiap klep pada pipa kabel menggunakan indikator warna yang memiliki arti masing-masing. Pembagian warna-warna pada klep tersebut adalah :

 Pemasangan klem-klem warna pada jalur kabel terlihat pada gambar berikut:  Klem Merah : untuk sistem alarm

 Klem Kuning : untuk sound system

 Klem Biru : untuk data

 Klem Hijau : untuk telepon

 Klem Hitam : untuk TV

 Klem Putih : untuk arus kuat

Gambar 24: Pemasangan kabel listrik arus lemah pada pipa conduit

(15)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 72  Sambungan-sambungan dari kabel yang sudah ditandai kemudian dialirkan

sesuai dengan penggunaannya.

4.5.1.3. Pemasangan Saklar Dan Stop Kontak

Untuk pemasangan saklar dan stop kontak khususnya pada unit-unit kamar, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membuat marking jalur conduit pada dinding yang kemudian dilakukan pembobokan pada dinding bata.

Gambar 25: Kabel arus lemah horizontal & klem warnanya

(Source: Dok. Pribadi)

Gambar 26: Kabel untuk telepon dan sound system

(Source: Dok. Pribadi)

Gambar 27: Kabel untuk TV dan elektronik

(16)

Setelah pembobokan dinding dilakukan, kemudian dilakukan pemasangan pipa conduit dan pemasangan inbow dos pada dinding. Untuk kasus yang terjadi di proyek The Aspen Peak Residence @Admiralty ini, pemasangan inbow dos dilakukan tidak dengan membobok dinding yang telah terpasang, melainkan dengan cara memberi sedikit sisa ruang antara susunan bata ringan seperti pada gambar berikut:

Gambar 28: Pemasangan box MCB listrik

(Source: Dok. Pribadi)

Gambar 30: lokasi dan hasil pemasangan inbow dos

(Source: Dok. Pribadi)

Gambar 29: Marking jalur untuk pipa conduit dan box panel listrik

(Source: Dok. Pribadi)

Gambar 31: Pemasangan pipa conduit dan inbow dos

(17)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 74 Kemudian setelah terpasang pipa conduit dan inbow dosnya, selanjutnya yang dilakukan adalah menunggu sampai semua dinding selesai di plester. Setelah plester dinding selesai, baru kemudian dapat disambungkan dengan sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya. Setelah itu barulah pasang saklar dan stop kontak.

4.5.1.4. Testing dan Commissioning

Pada tahap pengetesan aliran listrik menggunakan insulation tester megger dimana alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik yang dipakai. Alat ini digunakan karena mampu mengukur tahanan yang besar jika dibandingkan Ohm Meter biasa. Namun jenis megger yang digunakan pada proyek ini adalah megger jenis digital dengan merk KYORITSU dimana skala dapat diubah sesuai besarnya tahanan isolasi yang akan diukur, caranya dengan mengubah selector pada meger menuju batas ukur tahanan isolasi pada motor atau generator dan pada megger jenis

Gambar 32: Perbedaan warna kabel pada MCB box

(Source: Dok. Pribadi)

Gambar 33:Hasil pemasangan MCB box untuk unit

(18)

digital ini menggunakan baterai sebagai penghasil tegangan. Hasil pembacaan pada megger digital hasil nilai tahanannya berupa angka langsung.

4.5.1.5. Kendala Pekerjaan Arus Kuat dan Arus Lemah

Kendala yang terjadi terkait dengan pekerjaan arus kuat dan arus lemah adalah: 1. Pada saat dilakukan pengetesan aliran listrik dengan insulation tester sulit

ditemukan angka normalnya.

2. Terdapat kesalahan yang tidak sesuai dengan gambar kerja pada saat pemasangan pipa conduit dengan membobok dinding, sehingga harus melakukan pembobokan ulang.

4.5.2. Pengawasan Pekerjaan Pemasangan Speaker dan Fire Alarm

4.5.2.1. Sistem Pengeras Suara

Speaker yaitu peralatan suara atau bunyi sebagai pengeras suara yang diatur ketingkatan bunyinya tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang dikuatkan. Berikut peraltan tata suara yang sudah diletakan di Proyek gedung The Aspen Peak Residence @Admiralty.

Gambar 34: Megger Digital untuk Insulation tester

(19)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 76 Speaker yang dipasang digantung dengan plafon ini berfungsi sebagai pengeras suara dan memberikan informasi ke pengunjung dan semua orang yang bekerja di gedung Apartement The Aspen Peak Residence @Admiralty. Bentuknya lebih kecil dan diletakan pada koridor tiap lantai.

Gambar 35: Speaker yang terpasang pada koridor tiap lantai

Source: Dok. Pribadi

Berkut merupakan sistem instalasi Tata suara pada Proyek The Aspen Peak Residence @Admiralty, yaitu pada sistem instalasi ini speaker disambungkan dengan kabel conduit PVC HI yang berukuran 20 mm2 yang menerus ke Terminal Box tata suara pada

ruangan elektrikal.

4.5.2.2. Sistem Fire Alarm

Sprinkler berfungsi mengeluarkan air saat terdeteksi adanya asap (kebakaran). Sprinkler ini berada di setiap lantai. Spesifikasi untuk kabel sprinkler memakai merk Viking, Vitaulic, Grinel, Central. Sprinkler akan pecah jika panas di ruangan sudah mencapai limit suhu springkler. Jarak antara head springkler max 3,5 m dan tekanan keluar kurang lebih 0.7 m.

4.5.2.3. Kendala Pemasangan Sistem Pengeras Suara dan Fire Alarm

Terdapat beberapa kendala yang terjadi pada saat pemasangan system pengeras suara pada Proyek The Aspen Peak Residence @Admiralty, antara lain seperti:

(20)

 Kesalahan penempatan titik-titik speaker dan sprinkler pada plafon yang tidak sesuai gambar kerja sehingga harus dilakukan perbaikan dan perlu membongkar plafon yang telah terpasang.

 Ketinggian pipa sprinkler terlalu rendah sehingga tidak sesuai dengan ketinggian plafon pada gambar kerja sehingga pipa-pipa sprinkler harus dicek ulang.

4.5.3. Pengawasan Pekerjaan Ruang Panel

4.5.3.1. Pemasangan Panel Kontrol

Sebelum Panel dipasang, perlu dilakukan pemeriksaan seperti: Kelengkapannya dan Kondisi dari panel tersebut, bila terdapat kerusakan atau kekurangan komponennya, segera buat catatan untuk laporan. Setelah itu panel diungkit dengan menggunakan linggis dan masukan pipa dibawahnya, kemudian lakukan penggeseran hingga pada posisinya, kemudian pasang baut angkurnya yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian buka tutup panel bagian bawah untuk dibuatkan lubang kabel (cable gland), setelah itu pasang kabel gland sesuai dengan ukuran dan jumlah kabel yang dibutuhkan.

4.5.3.2. Pemasangan Panel Marshalling Kiost

Lakukan pemeriksaan pada panel yang akan dipasang dari kelengkapan dan kerusakan. Angkat panel marshalling kiost dan letakan diatas pondasi / support yang telah dipersiapkan sebelumnya, atur posisi panel dengan cara mengungkit dengan linggis yang diinginkan (cek kelurusan dan kemiringannya dengan menggunakan waterpas, kemudian pasang baut angkurnya agar tidak bergeser/bergerak; buka tutup panel bagian bawah untuk dibuatkan lubang kebel (Cable gland), setelah itu pasang kabel gland sesuai dengan ukuran dan jumlah kabel yang dibutuhkan.

4.5.3.3. Pemasangan/pergeseran Trafo

Trafo diangkat pada kedua sisinya secara bersamaan dengan menggunakan dongkrak untuk memasukkan plat dan roda besi dibawah trafo. Kemudian kedua sisi yang lain diangkat juga untuk memasukkan plat besi dan roda besi. Trafo ditarik diatas plat dan roda besi dengan menggunakan Tirfor dan chain block.Setelah trafo mendekati pada pondasi trafo, untuk menggesernya keatas pondasi, masukkan rel dibawah trafo dan as besi (rol) kemudian trafo didorong dengan menggunak jack. Setelah Trafo ditempatkan pada pondasi kemudian dilakukan pemasangan aksesorisnya a.l; HV Bushing, Sirip-sirip Pendingin, Conservator, LV Bushingm dan asesoris lainnya serta writing kabel control.

(21)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 78 4.5.3.4. Kendala Pekerjaan Ruang Panel/Trafo

 Pada saat pemindahan panel control ke dalam ruang Trafo, sedikit sulit dilakukan karena massa panel yang berat sehingga dibutuhkan lebih banyak pekerja untuk memindahkan panel tersebut.

Gambar 37: Hasil pemasangan panel di ruang Trafo

Source: Dok. Pribadi

Gambar 36: Pemasangan Trafo Pada Ruang Panel

(22)

4.6.

PLUMBING

4.6.1. Pengawasan Pekerjaan Cek Kebocoran STP

Pekerjaan test kebocoran pada STP itu dilakukan adalah untuk mengetest atau menguji kebocoran pada STP. Dimana STP adalah area yang tidak boleh bocor maka perlu dilakukan test kebocoran, maka harus dilakukan test kebocoran pada STP dengan menggunakan bahan water proofing. STP merupakan bagian dari bangunan dimana nantinya akan berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah kotor dan air kotor serta pengolahan air kotor. Pada proyek The Aspen Peak Residence @Admiralty, STP berada di lantai basement 2.

Gambar 38: Denah STP Basement 2 (Lower)

(23)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 80

Gambar 39: Denah STP Basement 2 (Upper)

Source: Dok. Proyek

Oleh karena itu dibutuhkan bahan dalam pekerjaan pengecekan kebocoran ruang STP ini, antara lain:

4.6.1.1. Bahan

1. Waterproofing menggunakan Sika Top 107 Seal 2. Injection Grouting dengan bahan Epoxy.

4.6.1.2. Alat 1. Meteran. 2. Water Pass. 3. Sapu dan Pengki

(24)

4. Kain Pel atau kain lap 5. Kompresor

6. Mesin pompa air bersama perlengkapannya 7. Ember 8. Skrup 9. Palu 10. Mesin Gerinda 11. Sikat 4.6.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan

Persyaratan pelaksanaan metoda statement test kebocoran pada STP yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Persiapan

Adapun persiapan–persiapan yang harus dilakukan dalam test kebocoran pada STP ini adalah sebagai berikut:

1. Bersihkan ruangan–ruangan dalam dari STP itu dari segala kotoran–kotoran, debu–debu, tanah–tanah, dan sampah–sampah. Bersihkan dengan menggunakan sapu dan pengki. Sikat dinding beton dan pelat lantai dari STP tersebut dengan menggunakan sikat. Gunakan Kompresor untuk membersihkan debu–debu, tanah–tanah yang menempel pada dinding beton dan lantai beton dari STP tersebut.

2. Bersihkan STP tersebut dari terod–terod yang ada.

3. Jika sudah bersih, apabila dinding beton dan lantai beton dari STP itu berlubang/beton bocor retak, lakukanlah injeksi grouting dengan menggunakan alat Injection Grouting dan bahan Epoxy.

4. Setelah dilakukan injection grouting, lepaskanlah alat Injection Grouting tersebut dengan menggunakan skrap dan palu.

5. Lalu di gerinda dengan menggunakan alat gerinda hingga permukaan rata dan halus.

6. Setelah di gerinda sampai permukaan beton itu menjadi rata dan halus, masukan air ke dalam STP hingga ke batas ambang tertentu, masukan air dengan menggunakan mesin pompa air bersama perlengkapannya. Ukurlah batas ambang air tersebut dengan menggunakan meteran, dan hitung volume air yang ada dalam STP.

(25)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 82 8. Setelah 24 jam, ukur ketinggian air yang ada di dalam STP tersebut dengan menggunakan meteran. Apabila penurunan air lebih dari 1 mm – 5 mm berarti di dalam STP tersebut terjadi kebocoran.

b. Aplikasi Waterproofing

1. Siapkan waterproofing yang ada.

2. Keluarkan air yang ada dalam STP dengan menggunakan pompa air, biarkan permukaan dari dinding beton dan pelat beton STP tersebut hingga kering. 3. Setelah kering, lapisi permukaan dinding beton dan lantai beton dari STP

tersebut dengan menggunakan waterproofing.

4. Setelah dilapisi dengan menggunakan waterproofing, biarkan selama ± 1 jam hingga lapisan waterproofing tersebut benar – benar kering.

5. Setelah waterproofing tersebut kering, masukan kembali air ke dalam STP hingga batas ambang tertentu.

6. Ukur ketinggian air tersebut yang ada dalam STP dengan menggunakan meteran. Catat ketinggian air tersebut, dan hitung volume air yang ada di dalam STP.

7. Biarkan air tersebut yang ada dalam STP selama 24 jam.

8. Setelah 24 jam, ukur kembali permukaan air tersebut dengan menggunakan meteran, dan hitung volume air tersebut yang ada dalam STP.

9. Apabila permukaan air mengalami penurunan air lebih dari 1 mm – 5 mm, itu tandanya STP masih bocor.

10. Keluarkan air dari dalam STP dengan menggunakan pompa.

11. Lakukan kembali pelapisan waterproofing, lapis demi lapis pada dinding beton dan lantai beton dari STP tersebut.

c. Setelah Aplikasi Waterproofing

Setelah dilakukan aplikasi waterproofing, ada beberapa test yang harus kita lakukan, adalah sebagai berikut:

1. Masukan air kedalam STP hingga ketinggian ambang batas tertentu. Ukur ketinggian air tersebut dengan menggunakan meteran, dan hitung volume air yang ada dalam STP tersebut.

(26)

3. Setelah 24 jam, cek kembali ketinggian air tersebut dengan menggunakan meteran. Apabila ketinggian air yang ada dalam STP mengalami penurunan lebih dari 1 mm – 5 mm, berarti STP itu mengalami kebocoran.

4. Jika STP mengalami kebocoran, lakukan waterproofing pada STP tersebut, lapis demi lapis waterproofing dilakukan. Lakukan test kembali, masukan air kedalam STP, dan ukur kembali ketinggian air dalam STP tersebut. Lakukanlah langkah – langkah waterproofing tersebut hingga benar – benar STP tidak mengalami kebocoran lagi.

Gambar 40: Potongan A STP

Source: Dok. Proyek

Gambar 41: Potongan B STP

(27)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 84 4.6.1.4. Kendala Pengecekan Kebocoran STP

 Pada pekerjaan waterproofing di area STP, mengalami rembes sehingga harus dilakukan pengecekan ulang.

4.6.2. Pengawasan Pekerjaan Air Bersih, Air Kotor dan Air Bekas 4.6.2.1. Air Bersih

Air bersih yaitu air untuk Toilet dan Pantry. Pipa air bersih berwarna biru. Kebutuhan air bersih diambil langsung dari instalasi air bersih PDAM dengan menggunakan pemipaan. Sebagai cadangann dipakailah sumur dalam dan Air hujan ditampung dalam Collection Tank (Raw Water Tank) yang kemudian melalui pengolahan (WTP) ditampung dalam Clean Water Tank. Clean Water Tank ini digunakan untuk persediaan air bersih selama satu hari pemakaian. Untuk sistem air bersih supplay ke tanki atas menggunakan pompa Transfer sedangkan supplay ke masing-masing lantai secara grafitasi dan menggunakan pompa Booster. Pompa Transfer terletak di Basement 2 sedangkan pompa booster terletak di Roof lantai 26. Berikut penjelasan alat-alat untuk air bersih:

a. Sumur Dalam (Deep Well)

Sumur dalam berfungsi untuk menyuplai seluruh kebutuhan air bersih, baik untuk kebutuhan air sehari-hari maupun untuk sistem pemadam kebakaran. Air dari kedua buah sumur tersebut disalurkan ke bak air Raw Water Tank menggunakan pipa GIP (Galvanized Iron Pipe). Deep Well akan mengisi air secara otomatis jika air pada Raw Water Tank kosong dan akan mati jika sudah penuh.

Sistem pembuatan sumur dalam dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Sebelum memulai pengeboran, Pemborong harus menyampaikan gambar kerja kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan yang menunjukkan letak sumur maupun konstruksi pengeboran.

2. Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12m3/jam dan 240 m3/hari

3. Kedalaman sumur diperkirakan 150 meter

4. Konstruksi sumur dibuat sekurang-kurangnya sebagi berikut:

- Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar atas di cor beton agar air pada kedalaman ini tidak masuk ke sumur.

(28)

- Pipa naik 100 mm sedalam 90 meter dari ujung jambang dengan diisi coral/pasir cuci

5. Bahan pipa dan saringan sebagai berikut :

- Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel Pipe (GSP) BS 1387 class medium.

- Jumlah pipa saringan yang menggunakan Stainless steel 304, ukuran pipa 100mm, ditetapkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan (minimal 3 buah). 6. Batu Karang

- Bila pengeboran menembus batu karang di daerah pipa naik maka diluar pipa naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air yang melalui batu karang tidak diambi

- Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur, maka lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton cord an ujung sumur akan berhenti diatas batu karang.

b. Tangki Air atas (Roof Tank)

Tangki air atas terbuat dari Fibre Reinforced Plastic (FRP) dengan sistem pembuatan Compression Moulding atau Vacum Laminate dengan standard ASTM C 582 dan BS 4994. Pengaman air mengunakan WLC yang dapat mendeteksi ketinggian air di dalam tanki. Terdiri dari dua bilik sehingga kita bisa bersihkan secara bergantian. Perlu cleaning 6 bulan sekali. Ukuran Shell yaitu dengan module 1x1m, 1 x 0.5 m dengan ketebalan minimal sesuai dengan gambar dan kedua permukaan harus licin (both smooth

surface).

Gambar 42: Rooftank

(29)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 86

c. Pompa Distribusi (Booster Pump)

Pompa distibusi berfungsi mengalirkan air ke alat-alat plambing pada lantai-lantai yang membutuhkan. Pompa distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada pompa distribusi sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan paling banyak 4 pompa yang bekerja parallel.

d. Pompa Transfer (Transfer Pump)

Pompa transfer berfungsi mengalirkan air dari tanki air bawah ke tanki air atas (Roof Tank). Pompa transfer harus mempu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap laju aliran pada setiap saat secara otomatis. Pompa transfer harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa yang bekerja Single Alternate sedangkan laju aliran masing-masing pompa sesuai dengan schedule pompa.

e. Ground Water Tank

Tangki Tanam atau lebih di kenal dengan Ground Water Tank (GWT) adalah Tangki penampungan air yang di pasang di dalam tanah,sehingga tidak memerlukan tempat khusus/tidak memakan tempat.Berbentuk Silinder dengan ketebalan tertentu sehingga kuat dan aman untuk menahan tekanan air tanah.Terbuat dari bahan fiberglass yang tidak korosif.

f. Water Treatment Plant

Water treatment plant suatu pengolahaan air mentah menjadi air siap pakai untuk digunakan sebagai pengisi boiler (Make up water).Water Treatment plant ini memproduksi 3 x 300 m3 /

hari air.

g. Sand Filter & Carbon Filter ( untuk Raw Water Tank dan Tanki Air Hujan) Sand filter dan carbon filter berfungsi meningkatkan mutu air dari Deep Well (sumur dalam) yaitu untuk menghilangkan kotoran yang masih terkandung didalamnya sekaligus lebih menjernihkan air sampai 25 ppm. Pencucian filter harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10 menit, pada saat beban pemakaian air surut. Bahan tangka terbuat dari Wound Polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau stainless steel atau wound Polyester.

(30)

h. Demin Filter (untuk Water Tank Air Hujan)

Demin berfungsi meningkatkan mutu air dari air hujan yaitu untuk menghilangkan kotoran dan asam yang masih terkandung didalamnya sekaligus lebih menjernihkan air sampai 25 ppm. Demin filter terdiri dari tanki demin. Tanki anion, kation, Regenerasi dilakukan pada saat beban pemakaian air surut. Filter yang dipergunakan adalaha dari jenis pressure type, manual backwash. Laju aliran maksimum adalah 10 m3/jam/m2 . Bahan

tangki tersebut dari Wound Polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau stainless steel atau wond polyester.

4.6.2.2. Air Kotor

Air kotor yaitu pembungan air limbah dari closet dan urinal lavatory sedangkan air kotor yaitu pembuangan air limbah dari wastafel,shower, dan Floor Drain ke Sewage Pit. Dar Sewage Pit air limbah dipompakan ke Sewage Treatment Plant. Untuk lokasi toilet yang memungkinkan air limbah secara grafitasi maka pengaliran air limbah secara grafitasi. Berikut penjelasan alat-alat yang dipakai pada sistem air kotoran dan air kotor:

a. Bak Air Kotor (Sewage Pit)

Suatu bak penampungan yang menampung air buangan dari instalasi air kotor. Bak air limbah harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian sipil/konstruksi, badan rapat, air sedangkan tutup harus dapat untuk laluan pompa sebagian bak air kotoran harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1:10 kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135o.

b. Pompa Air Kotor (Sewage Pump)

Setiap bak air kotoran minimum harus dipasang dua buah pompa air kotoran. Sistem kendali pompa Sewage yaitu start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak sewage. Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan. Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran dan apabila aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.

c. Bak Air Kotor (Sump Pit)

Pompa Sumpit termasuk ke dalam Sistem Instalasi Pembuangan Air Kotor, Pompa Sump Pit selalu diletakkan disebuah bak yang disebut Sump Tank, disinilah pos pertama pembuangan air kotor sebuah gedung ditampung yang selanjutnya dari sump Tank ini akan didorong lagi menggunakan Pompa Sumpit menuju pos selanjutnya misalnya Septic tank

(31)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 88 atau Biotech Pada prinsipnya Sumpit terletak di lantai terendah sebuah gedung seperti lantai Basement, dimana dipastikan tidak ada instalasi air kotor lagi di lantai bawah dari Sump tank ini berada.

d. Pompa Air Kotor (Sump Pump)

Setiap bak air kotor minimum harus dipasang dua buah pompa air kotor. Sistem kendali motor pompa yaitu start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak air kotor. Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan. Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran dan apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.

4.6.2.3. Air Bekas

Berikut tahap pengolahan air limbah dari alat Sewage Treatment Plant :

1. Pre treatment. Pada tahap ini dilakukan pemisahan padatan berukuran besar ataupun grease, agar tidak terbawa pada unit pengolahan selanjutnya, agar tercipta performa pengolahan yang optimal. Air dialirkan lewat inlet chamber di mana ada screen yang dapat menyaring benda padat. Selanjutnya air masuk ke grease

trap yang berguna untuk memisahkan lemak yang dapat mengganggu proses biologi.

Kemudian air akan menuju ke primary clarifier.

2. Primary clarifier. Pada proses ini terjadi pemisahan partikel yang mengendap secara grafitasi (suspended solid) sehingga mengurangi beban pengolahan pada unit selanjutnya. Pada proses ini berguna untuk membuat aliran jadi lebih tenang dan aliran dapat stabil.

3. Rotating Biological Contactor (RBC). Proses pengolahan yang di lakukan adalah untuk menurunkan BOD (bio-chemical oxygen demand) dan COD (chemical

oxygen demand) yang ada pada air limbah, sehingga dapat memenuhi kualitas air yang

layak untuk kita buang ke saluran kota, Pengolahan polutan dilakukan oleh mikroorganisma yang melekat pada permukaan disk yang berputar. Perputaran ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan oksigen untuk kehidupan mikroorganisma dan mencegah terjadinya kondisi anaerob yang dapat menimbulkan bau. Pada saat diskberputar terjadi kontak biomass yang dengan oksigen pada saat disk menyembul di permukaan dan terjadi kontak pada material organik yang ada pada air

(32)

limbah untuk menjadi makanan pada saat disk terendam. Jadi bila diskterlihat kotor jangan dibersihkan karena sebenarnya itu adalah bakteri.

4. Final Clarifier. Unit ini berfungsi sebagai clarifier akhir untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih belum terendapkan, serta biomass yang telah mati.

5. Disinfeksi. Pada proses ini dilakukan penginjeksian chlorine yang bertujuan membunuh bakteri-bakteri patogen yang ada.

6. Effluent Tank. Air yang telah kita olah akan dialirkan menuju effluent tank untuk selanjutnya dibuang pada saluran kota. Sebagian air ini dapat kita proses lagi untuk keperluan recycling yang dapat kita gunakan untuk menyiram taman dan air cuci kendaraan.

7. Sand Filter. Air dari effluent tank kita alirkan ke sand filter menggunakan pompa, pada proses ini air akan di saring oleh pasir silika yang berfungsi menyaring padatan yang masih terbawa pada sistem, dan juga untuk menurunkan kekeruhan yang ada. Pada proses ini yang harus di perhatikan adalah perbedaan tekanan aliran masuk dan keluar. Bila tekanan lebih dari tekanan yang ditentukan, maka perlu kita lakukan proses back washing. Yang berfungsi untuk mencuci kembali sand filter yang ada.

4.6.2.4. Kendala Pekerjaan Air Bersih, Air Kotor dan Air Bekas

 Area pemipaan untuk air bersih, air kotor dan air bekas bertumpuk sehingga sedikit menyulitkan aliran air yang mengalir.

4.6.3. Pengawasan Pekerjaan Pasang Pipa Plumbing

4.6.3.1. Pipa Vent

Pipa vent sistem instalasi untuk mengeluarkan udara yang terjebak didalam instalasi pipa air buangan. Sistem Venting dipasang pada sistem air kotor, air bekas dan air buangan dapur melalui pipa riser langsung dibuang ke udara bebas di lantai paling atas/roof.Sistem venting dipasang pada pemipaan closet, wastafel, kitchen sink dan floor drain.

(33)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 90 4.6.3.2. Pipa Plumbing

Pemipaan memiliki persyaratan umum untuk pemasangan yang diantaranya sebagai berikut:

1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapiihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.

2. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.

3. Sambungan lengkung, reducer, expander dan Sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

4. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kea rah titik buangan. Pipa pembuangan dan Vent harus disediakan guna mempermudah pengurasan maupun pengisian.

5. Katup (Valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handied) tidak boleh menukik.

6. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak mudah lepas apabila didalam tanah harus diberi blok-blok beton.

7. Pekerjaan pemipaan harus ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat kearah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.

4.6.3.3. Pekerjaan pemasangan pompa dan tangki air

 Pemasangan package booster pump (pararel 3 pompa), kapasitas 120 ltr/menit berikut accesoriesnya.

 Pemasangan roof tank modular sistem bahan FRP, kapasitas evektive 8 m3 berikut

accesoriesnya.

4.6.3.4. Pekerjaan instalasi plumbing air bersih

 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.

 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.

 Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.

(34)

 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.

 Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi lapisan seal tape baru disambungkan ke alat sanitair.

4.6.3.5. Pekerjaan Instalasi Plumbing Air Kotor dan Air Bekas

Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.  Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.

 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.

Pasangan clean out dan accessories lainnya.

 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.

 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum diplester+aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat menerima beban air.

Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.

Gambar 44: Pemasangan pipa Plumbing air bersih

Source: Dok. Pribadi

Gambar 43: Jenis pipa untuk air bersih

(35)

Fifi Fadilastuti | 41213010004 | Program Studi Teknik Arsitektur | 92  Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas

supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.

 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.

 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.  Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.  Buat sumur resapan dan bak kontrol.

4.6.3.6. Kendala Pekerjaan Pasang Pipa Plumbing

Pada saat dilakukannya pekerjaan pasang pipa plumbing, kendala yang terjadi adalah seperti adanya kesalahan yang tidak sesuai dengan gambar kerja pada saat pemasangan pipa dengan membobok dinding, sehingga harus melakukan pembobokan ulang.

Gambar 46: Pemasangan pipa plumbing air kotor

Source: Dok. Pribadi

Gambar 46: Jenis Pipa Air Kotor

Referensi

Dokumen terkait

Musthofa : Di pondok pesantren kendalanya itu yaitu untuk masalah akademiknya sistem perkuliahan di pondok pesantren ini non gelar jadi kurikulum yang kita buat itu se

Pada iklan produk segmentasi dewasa yang tayang di televisi edisi Desember 2012, anak-anak beradegan sebagai peran tambahan atau figuran dengan prosentase

Misalnya, berkenalan, berkomunikasi, mengumpul maklum balas pelanggan (Facebook, Instagram, Ning), mencari kepakaran (Google Scholar, LinkedIn), menyediakan

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah achiepmen test (tes prestasi) yaitu tes yang dilakukan untuk mengukur hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah

Selain itu, dana masjid yang terkumpul dari masyarakat dapat digunakan untuk mengadakan beberapa kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang positif bagi masyarakat,

北京オリンピック視聴と 中国・中国人イメージの変化 本研究の目的 以上の問題をふまえ,本研究では以下の 3

Oleh karena itu informasi tentang kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dan penting dalam menunjang kualitas

Mereka hanya mengetahui bahwa si Bungsu sudah mati ditebas Saburo dan anak buahnya sekitar dua tahun yang lalu!. Apakah si Bungsu menyangka bahwa kebocoran rahasia