• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental (eksperimen semu).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental (eksperimen semu)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net72 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental (eksperimen semu). Menurut Sugiyono penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan. Perlakuan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu ada sekelompok peserta didik yang menjadi sampel penelitian yang diberikan perlakuan penerapan model pembelajaran yang dieksperimenkan.

L. R. Gay mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis yang menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimen peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, dan mengontrol variabel yang lain kemudian mengobservasi efek atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksprimen adalah kelompok yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan kelompok kontrol dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung. Kemudian diadakan analisis untuk mengetahui pengaruh kelompok yang mendapat treatmen terhadap prestasi belajar peserta didik.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru, yang terletak di Kelurahan Mangempang, Kecamatan

(2)

Barru, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Madrasah ini mempunyai letak yang strategis karena berada hanya sekitar satu kilometer dari pusat Kota Barru. Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang dibangun di atas lahan seluas 12.800 M2 pada tahun 1994. Sejak madrasah ini didirikan, sudah tiga kali terjadi pergantian kepala madrasah yaitu:

1. Drs. H. Syamsuddin Nur tahun 1994-1998 2. Drs. H. Sunusi Mendo tahun 1998-2007

3. Drs. Rusda, M.Pd. tahun 2007 sampai sekarang

Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang sangat besar peranannya dalam pembinaan dan pembentukan sumber daya manusia anak-anak bangsa yang berkualitas, khususnya di Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, yang mempunyai visi: ”Unggul dalam prestasi, mandiri dan berakhlak mulia” dan misi yaitu :

1. Melaksanakan pembelajaran.

2. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan peserta didik terhadap ajaran agama sehingga menjadi sumber kearifan dalam berprilaku.

3. Mengembangkan bakat, minat dan daya kreasi peserta didik dalam kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler.

4. Menerapkan menajemen partisipatif dan demokratif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan komite madrasah dalam pengambilan keputusan dan kebijakan madrasah.

Dalam rangka memperlancar proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, madrasah ini mempunyai sembilan kelas ruang belajar, 1 ruangan kepala madrasah, satu laboratorium bahasa, satu laboratorium IPA, satu ruangan guru, perpustakaan dan juga mushallah. Tenaga guru yang ada Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang berjumlah 31 orang, 19 orang sebagai guru tetap, dan 13 orang sebagai guru tidak tetap. Sedangkan staf tata usaha sebanyak delapan orang, lima orang berstatus

(3)

pegawai negeri sipil dan tiga orang tenaga honorer. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini adalah :

a. Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru merupakan madrasah yang mempunyai fasilitas yang cukup memadai baik yang berkaitan dengan administrasi maupun sarana pembelajaran.

b. Berdasarkan observasi awal peneliti, ditemukan bahwa minat dan prestasi belajar peserta didik pada mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah tersebut sangat rendah, oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mendapatkan solusinya. c. Belum ada yang melakukan penelitian sebelumnya tentang pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di tempat tersebut.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, ada beberapa pendekatan yang akan digunakan, yaitu:

1. Pendekatan Teologis Normatif

Pendekatan teologis normatif digunakan untuk mencari pembenaran dari suatu ajaran agama dalam rangka menemukan pemahaman atau pemikiran keagamaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara normatif idealistik. Pendekatan ini digunakan karena penelitian ini berkaitan dengan Sejarah Kebudayaan Islam, tentunya hal ini akan dikaji berdasarkan sejarah Islam yang banyak ditemukan dalan al-Qur’a>n dan hadis\.

2. Pendekatan Psikologis

Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang berdasarkan pada teori-teori psikologi tentang prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Pendekatan psikologis

(4)

digunakan untuk melahirkan sebuah konsep pengaruh model pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

3. Pendekatan Paedagogis

Pendekatan paedagogis adalah pendekatan yang berdasarkan pada teori-teori pendidikan khususnya teori tentang pendidikan Islam. Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Indevendent Variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dalam penelitian ini disebut kelompok eksperimen yaitu kelompok pembelajaran yang diberikan treatment atau perlakuan yang dirancang secara khusus. Dalam penelitian ini juga terdapat satu variabel kontrol yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan yang pengaruhnya dijadikan pembanding bagi kelompok eksperimen. Yang menjadi variabel kontrol dalam penelitian ini adalah model pembelajaran langsung.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dengan adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

D. Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan desain yang merupakan rencana yang telah ditetapkan sebelum penelitian dilakukan. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahnonquivalent control group design yang merupakan salah satu bentuk desain dari

(5)

quasi eksperimental. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara purposive, kemudian diberikan pretest pada awal pembelajaran. Pretest ini hanya untuk menilai kemampuan awal peserta didik pada kedua kelompok tersebut. setelah proses pembelajaran selesai, maka diadakan post test untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Langkah tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Keterangan:

O1 dan O3 = Pretest

X = Kelas eksperimen yang mendapattreatment(perlakuan khusus) O2 dan O4 = Post test

--- = Kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan khusus E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu yang merupakan sumber informasi data. Informasi mengenai suatu yang ada hubungannya dengan penelitian tentang data yang diperlukan. Bertalian dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto memberikan pengertian bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi. Populasi juga diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara itu Ary et al., mengemukakan bahwa

(6)

”population is a members of will defined class of people, evens or object.” Hal tersebut dapat diartikan bahwa populasi merupakan seluruh bagian yang terdiri atas manusia, peristiwa dan objek.

Populasi dalam hubungannya dengan penelitian berarti yang menjadi subjek/objek atau target yang dijadikan sasaran dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru, yang terdiri atas tiga rombongan belajar dengan jumlah peserta didik sebanyak 59 orang. Populasi tersebut mempunyai karakteristik yang beragam baik kemampuan akademik, sikap dan prilaku maupun latar belakang sosialnya. Jumlah populasi dalam penelitian ini selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel III.1 : Jumlah Peserta Didik Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru yang Menjadi Populasi Penelitian

Kelas Siswa Laki-LakiJumlah Siswa PerempuanJumlah Jumlah SiswaKeseluruhan

VIII1 6 14 20

VIII2 5 15 20

VIII3 6 13 19

Jumlah 23 36 59

Sumber Data: Kantor Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru. 2. Sampel

Pengambilan sampel atau penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dari tiga kelas yang ada dilakukan dengan teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak. Penentuan sampel secara acak ini dilakukan dengan maksud agar setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian.

(7)

Setelah melakukan penarikan sampel secara acak pada ketiga kelas yang menjadi populasi, maka dua kelas yang muncul sebagai sampel adalah kelas VIII.1 dengan jumlah peserta didik 20 orang dan kelas VIII.2 dengan jumlah peserta didik juga berjumlah 20 orang. Dengan demikian jumlah peserta didik secara keseluruhan yang menjadi sampel penelitian adalah 40 orang. Kelas VIII.1 kemudian dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.2 dijadikan sebagai kelas kontrol. Untuk lebih lebih jelasnya sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel III.2 : Jumlah Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru yang Menjadi Sampel Penelitian

No Kelas Siswa Laki-lakiJumlah Sampel Siswa PerempuanJumlah Sampel Siswa KeseluruhanJumlah Sampel

1 VIII1 6 14 20

2 VIII2 5 15 20

Jumlah 40

Hasil penarikan sampel dengan teknik random sampling F. Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpul data pada hakikatnya adalah mengukur variabel penelitian. Sebagai alat pengumpul data instrumen sangat penting peranannya, sebab tanpa instrumen yang baik peneliti tidak dapat memperoleh data yang betul-betul dapat dipercaya sehingga bisa mengakibatkan kesimpulan penelitian yang keliru. Instrumen yang akan digunakan peneliti dalam mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu:

1. Tes hasil Belajar

Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif yaitu tes hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan standar kompetensi yang akan

(8)

dipelajari dalam penelitian ini. Tes obyektif yang dimaksud di sini adalah tes pilihan ganda dengan memperhatikan persyaratan tes pada umumnya yaitu validitas (kesahihan), realibilitas (dapat dipercaya), obyektifitas (tidak dipengaruhi unsur pribadi) dan ekonomis (tidak membutuhkan biaya yang besar). Dalam melaksanakan tes ini, maka penulis menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi berdasarkan pokok bahasan yang dipelajari pada saat perlakuan.

b. Menyusun item-item soal tes hasil belajar berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

c. Soal yang telah dibuat kemudian diujicobakan baru selanjutnya dilakukan analisis butir-butir soal untuk mencari validitas dan reliabilitas soal tersebut. Instrumen yang hendak diujikan harus melalui langkah-langkah tersebut di atas. Hal tersebut bertujuan agar tes yang dilakukan mampu mengukur apa yang hendak di ukur. Dalam menentukan skor penilaian setiap peserta didik dalam tes ini penulis menggunakan rumus tanpa denda yaitu:

Keterangan: S = Skor yang diperoleh

R = Jawaban yang benar

Untuk menentukan nilai dari skor yang telah diperoleh oleh peserta didik maka dilakukan dengan cara skor perolehan dikali skor maksimal dibagi 100%, seperti tergambar dalam rumus berikut:

(9)

a. Uji Validitas Soal

Soal yang digunakan untuk pretest danpost test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu di-tryout-kan atau diujicobakan pada peserta didik kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang. Dipilihnya kelas IX sebagai tempat uji coba instrumen dengan pertimbangan bahwa peserta didik pada kelas IX sudah pernah menerima materi tentang perkembangan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah. Hasil ujicoba soal inilah yang menjadi dasar untuk melakukan uji validitas butir soal.

Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi product momentdengan rumus:

Keterangan:

r xy = Kofisien korelasi antara skor total n = Jumlah responden

x = Skor tiap butir soal untuk setiap responden y = Skor total tiap responden

Apabila harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari harga rtabel (rhitung > rtabel) maka soal dinyatakan valid.

Berdasarkan analisiskorelasi product moment yang telah dilakukan, dari 40 butir soal yang diujicobakan ditemukan 10 soal yang dinyatakan tidak valid dan hanya 30 yang valid. Dengan demikian soal yang layak digunakan sebagai soal pretest dan post test hanyalah yang dinyatakan valid yaitu sebanyak 30 item soal.

Nilai =

(10)

b. Uji Reliabilitas

Setelah soal diuji validitasnya, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas berhubugan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut mempunyai hasil yang konsisten. Ini berarti semakin reliabel suatu tes semakin meyakinkan bahwa apabila tes tersebut diulangi maka hasilnya tidak berubah, atau perubahannya tidak berarti apa-apa. Untuk menentukan reliabilitas soal yang digunakan dalam penelitian ini, maka rumus yang digunakan adalah analisis spearman-brown dengan metode belah dua atas bawah dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = Koefision Reliabilitas yang sudah disesuaikan r ½ ½ = Korelasi antar skor-skor yang telah dibelah dua.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas (rxy) tes tersebut maka digunakan kriteria berikut:

Nilai > 1,00 : sempurna Nilai (0,81-1,00) : sangat tinggi Nilai 0,61-0,80) : tinggi Nilai (0,41-0,60) : sedang Nilai (0,21-0,40) : rendah Nilai (0,00-0,20) : rendah sekali

Setelah seluruh butir soal dianalisis sesuai rumus analisis spearman-brown dengan metode belah dua, maka kofisien korelasi reliabilitas seluruh soal berada pada kisaran 0,81. Dengan demikian tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada penelitian ini dinyatakan mempunyai reliabilitas dengan kriteria sangat tinggi.

2. Pedoman Wawancara

Instrumen yang kedua dengan menggunakan lembar pedoman wawancara. r11 =

(11)

Pedoman wawancara ini berisi item-item pertanyaan yang bertujuan untuk memperoleh data yang akurat tentang gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang dan untuk mengetahui minat dan prestasi belajar peserta didik pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebelum penelitian ini dilakukan, Serta persepsi peserta didik tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw. Pedoman wawancara yang bersifat terstruktur ditujukan kepada Peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang yang menjadi sampel penelitian, sedangkan untuk wawancara bebas ditujukan kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru dan Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru yang mengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

3. Lembar Kuesioner

Kuesioner untuk mengungkap pendapat, persepsi, dan tanggapan responden terhadap suatu permasalahan. Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat berdasarkan teoritik yang telah disusun sebelumnya, kemudian dikembangkan ke dalam indikator-indikator dan selanjutnya dijabarkan menjadi butir-butr pertanyaan. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui persepsi peserta didik tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Kuesioner dibuat dengan tipe pilihan yang berisi pertanyaan yang dilengkapi dengan jawaban berskala likert. Setiap butir pertanyaan dilengkapi dengan alternatif jawaban yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS).

4. Pedoman Observasi

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada materi “Perkembangan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah”. Keterampilan peserta didik diamati dengan menggunakan

(12)

lembar pengamatan kooperatif, yaitu kemampuan peserta didik mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan mengambil giliran dan berbagi tugas, kerjasama dalam kelompok, keaktifan dalam diskusi, menafsirkan dan mengolaborasi, serta menyimpulkan materi pelajaran.

5. Pedoman Studi Dokumentasi

Pedoman studi dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dokumen tentang profil lokasi penelitian, data jumlah tenaga pengajar, data jumlah peserta didik, serta jadwal peajaran. Melalui pedoman dokumentasi ini juga termuat foto-foto yang diambil selama penelitian berlangsung di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru, termasuk foto-foto saat proses pembelajaran berlangsung, baik di kelas kontrol maupun di kelas eksprimen.

G. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan ilmiah, maka dipergunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, yaitu:

1. Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah achiepmen test (tes prestasi) yaitu tes yang dilakukan untuk mengukur hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru sebelum diterapkannya Model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (pretest) dan juga tes untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

(13)

Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelompok eksprimen dan Model pembelajaran langsung pada kelompok kontrol (post test).

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal seperti percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Teknik ini digunakan untuk menjawab masalah pertama dan masalah kelima yaitu penyebab rendahnya prestasi dan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam serta persepsi peserta didik tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Untuk memudahkan pelaksanaanya, wawancara dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) dan wawancara bebas.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pertanyaan atau pernyataan tertutup yang akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam menganalisis data terhadap seluruh kuesioner yang telah terkumpul. Pertanyaaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah disediakan. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data tentang masalah kelima yaitu persepsi peserta didik tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw.

(14)

4. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki atau melakukan pengamatan secara sengaja dan langsung ke objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi dengan teknik observasi langsung. Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan implementasi kooperatif sesuai dengan data yang penulis butuhkan.

5. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang merupakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi merupakan data primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama. Teknik ini digunakan untuk mencari data tentang keadaan obyektif Madrasah Tsanawiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru. Dalam menggunakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku rapor hasil belajar peserta didik, papan potensi madrasah, buku profil madrasah, catatan harian dan dokumen lainnya.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah proses penyusunan, pengaturan, dan pengolahan agar data dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis. Data yang telah dikumpulkan diolah kemudian dianalisis. Dengan pengolahan dimaksudkan untuk mengubah data kasar menjadi data yang lebih halus dan lebih bermakna, sedangkan analisis dimaksudkan untuk mengkaji data dalam hubungannya dengan keperluan pengujian hipotesis penelitian.

(15)

1. Teknik pengolahan data.

Proses pengolahan data dalam penelitian ini mengikuti teori Miles dan Huberman, sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono bahwa proses pengolahan data melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data (data display) dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek secara berulang, mencocokkan dan membandingkan data dari berbagai sumber, baik hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi.

Reduksi data yaitu data yang sudah dikumpulkan kemudian dirangkum, memilah hal-hal yang diperlukan dengan hal-hal yang tidak diperlukan. Data yang terkait dengan penelitian diklasipikasikan dan diberi kode sesuai dengan tujuan penelitian. Reduksi data dalam penelitian ini adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk menyederhanakan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang diperoleh.

Penyajian data yaitu memilih dan mengorganisir data. Data yang sifatnya kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel, sedangkan data yang sifatnya kualitatif disajikan dalam bentuk naratif deskriftif.

Verifikasi data adalah pengambilan kesimpulan terhadap data yang telah disajikan. Dalam penarikan kesimpulan, penulis membuat kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya longgar dan terbuka, baik dari hasil wawancara, kuesioner, observasi maupun dokumentasi.

2. Teknik analisis data

Data yang telah dikumpulkan penulis menganalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan teknik analisis data sebagai berikut :

(16)

a. Untuk permasalahan pertama dan ketiga menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, dengan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, persentil, dan grafik.

b. Untuk permasalahan ketiga mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanwiyah Negeri Mangempang Kabupaten Barru, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik infrensial (uji-t), dengan rumus:

Keterangan:

X12 = Jumlah skor simpangan yang dikuadratkan dalam kelompok satu (kelas eksprimen)

X22 = Jumlah skor simpangan yang dikuadratkan dalam kelompok dua (kelas kontrol)

n1 = Jumlah subjek (responden) kelompok I (kelas eksprimen) n2 = Jumlah subjek (responden) kelompok 2 (kelas kontrol)

Sebelum melakukan uji hipotesis yang menggunakan analisis statistik infresial (uji-t) hasil post test pada kedua kelas, baik kelas kontrol maupun kelas eksprimen terlebih

X<1 – X<2 ) ( )

(17)

dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat untuk melihat normal atau tidaknya data yang hendak diolah. Dalam melakukan seluruh analisis tersebut diolah dengan menggunakan jasa komputer statistical package for sosial science (SPSS) for windows versi 16.

Gambar

Tabel III.1  :  Jumlah  Peserta  Didik  Kelas  VIII  Madrasah  Tsanawiyah  Negeri Mangempang Kabupaten Barru yang Menjadi Populasi Penelitian
Tabel III.2  :  Jumlah  Peserta  Didik  Madrasah  Tsanawiyah  Negeri  Mangempang Kabupaten Barru yang Menjadi Sampel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa cukup banyak waktu yang dihabiskan oleh para siswa ini untuk bermain video game yang dapat membawa beberapa dampak tertentu pada

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (3) Peraturan Bupati Sanggau Nomor 40 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan

Berdasarkan tabel di atas t hitung diperoleh hasil -0,970, dengan nilai signifikansi sebesar 0,335 yang lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang artinya bahwa

Peneliti hanya menggunakan tes keterampilan sepakbola, karena perlakuan yang diberikan berupa penyampaian materi latihan menggunakan media visual terhadap

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

Dari pendidikan yang diberikan kepada anak ABK ini juga tak terlepas dari pesan moral yang akan menjadi daya tarik kepada masyarakat luas (umum) agar selalu menjaga

Subfokus 4 (Pengembangan dan tindak lanjut strategik pembinaan kinerja guru yang dilakukan kepala sekolah) Mengetahui kondisi yang ada dari kinerja Guru serta bagaimana

Kerusakan yang terjadi pada lintasan dalam dan lintasan luar pada bantalan adalah kerusakan yang paling berbahaya dibanding kerusakan lain, pada Gambar 16 sinyal