• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

1. Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai – nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan (Wahid, 2005).

2. Komunitas adalah sekelompok social yang ditentukan oleh batas – batas wilayah, nilai – nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat satu dengan yang lainnya (WHO, 1974).

3. Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1974).

4. Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat (Departemen Kesehatan RI,1986).

B. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya – upaya berikut ini :

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas

2. Perhatian langsung terhadap kesehatn seluruh mayarakat (health general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau isu

(2)

kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami 2. Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan 3. Merumuskan serta memecahkan masalah

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapiyang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care)

C. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran komunitas komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok, baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Apabila individu tersebut memiliki masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri dikarenakan sesuatu hal dan sebab, maka akan memengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Perawat komunitas di sini adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya, dan kurangnya kemauan menuju kemandirian.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat yang terdiri atas kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga yang satu atau beberapa anggota keluarga yang lainnya serta keluarga lain yang ada di sekitarnya. Dari

(3)

permasalahan diaatas, maka keluarga merupakan focus pelayanan kesehatan yang strategis, sebab :

a. Keluarga sebagai lembaga yang perlu dipertimbangkan

b. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga

c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan

d. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (decision making) dalam perawatan kesehatan

e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha kesehatan masyarakat.

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan (problem), serta kegiatan terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Berikut ini kelompok khusus yang ada di masyarakat dan institusi yang diklasifikasikan berdasarkan permasalahn dan kebutuhan yang mereka hadapi.

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth and development) seperti kelompok ibu hamil dan kelompok ibu bersalin, kelompok ibu nifas, kelompok bayi, kelompok anak balita, kelompok anak usia sekolah dan kelompok usia lanjut.

b. Kelompok usia lanjut mendapatkan perhatian khusus melalui dibentuknya posbindu lansia.

D. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas 1. Proses kelompok

Pada proses kelompok (group process), seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit karena belajar dari pengalaman sebelumnya, selain karena factor pendidikan individu (pengetahuan individu), media massa, televisi atau penyuluhan yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan. Begitu juga menyangkut masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit umumnya mereka peroleh dari pengalaman sebelumnya dalam upaya penanganan atau pencegahannya. Masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan

(4)

mampu mencegah dan memberantas penyakit tertentu,sehingga diperlukan pendekatan kelompok.

2. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan (health education) adalah proses perubahan perilaku yang dinamis dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi / teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok dan masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu :

a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar

c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang – undang Kesehatan no 23 tahun 1992 maupun WHO yaitu “Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social, pendidikan kesehatan di semua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan maupun program kesehatan lainnya.” Tujuan ini dapat di perinci sebagai berikut :

a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat b. Mendorong individu agar mampu secara mandiri/kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.

3. Kerjasama

Berbagai persoalan persoalan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat, jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh sebab itu, kerjasama (partnership) ini sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan

(5)

komunitas.Melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat dapat diatasi dengan lebih cepat.

E. Prinsip Keperawatan Komunitas

Berikut ini adalah pertimbangan prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas.

1. Kemanfaatan

Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar – besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.

2. Otonomi

Pelaksanaan keperawatan komunitas di berikan kebebasan melakukan atau memilih alternative terbaik yang disediakan untuk komunitas.

3. Keadilan

Perawat melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.

Gambar 1 : Komponen Paradigma Keperawatan

F. Perbedaan Pelayanan Keperawatan Klinik atau Rumah Sakit dengan Komunitas

Perbedaan pelayanan keperawatan di klinik dan keperawatan pada komunitas dapat ditinjau dari lima aspek, yaitu tempat kegiatan, tipe pasien yang dilayani, ruang lingkup pelayanan, focus (perhatian) utama dan sasaran pelayanan.

Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa perawatan pada komunitas memiliki ruang lingkup kegiatan yang lebih luas.Oleh karena itu, perawat kesehatan

Komunitas dengan Keluarga sebagai unit pelayanan dasar

Manusia

Keperawatan dengan

Tiga Level Pencegahan (Sehat, Sakit)Kesehatan Lingkungan

(biologis, Psikologis, Sosial, Kultural dan Spiritual)

(6)

masyarakat dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang kesehatan masyarakat dan berbagai tekhnik yang berkaitan dengan perawatan pada masyarakat.

TABEL Perbedaan Pelayanan diKlinik dengan Keperawatan di Komunitas

No Aspek Perbedaan

Rumah Sakit Komunitas

1. Tempat kegiatan

Bangsal perawatan dan klinik

Puskesmas, rumah, sekolah, perusahaan – perusahaan dan panti - panti

2. Tipe pasien yang dilayani

Orang sakit dan orang meninggal

Orang sehat, orang sakit dan orang meninggal 3. Ruang lingkup pelayanan 1. Kuratif atau pencegahan 2. Rehabilitatif atau pemulihan 1. Promotif atau peningkatan kesehatan 2. Preventif atau pencegahan kesehatan 3. Kuratif atau pengobatan 4. Rehabilitatif atau

pemulihan 5. Resosiasi atau

pengembalian fungsi social pada masyarakat

4. Fokus utam Rasa aman selama sakit Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

5. Sasaran pelayanan

Individu Individu, keluarga,

kelompok khusus dan masyarakat.

(7)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah :

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran.Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

4. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.Seorang pembela

(8)

klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

6. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

(9)

9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

H. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas 1. Kesehatan Lingkungan

Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan

(10)

kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009).Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi.Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus 2008.

Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:

a. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan. b. Mencuci tangan pakai sabun.

c. Mengelola air minum dan makanan yang aman. d. Mengelola sampah dengan benar.

e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

Menurut WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

a. Penyediaan air minum

(11)

c. Pembuangan sampah padat d. Pengendalian vector

e. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

f. Higiene makanan, termasuk higiene susu g. Pengendalian pencemaran udara

h. Pengendalian radiasi i. Kesehatan kerja

j. Pengendalian kebisingan k. Perumahan dan pemukiman

l. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara m. Perencanaan daerah dan perkotaan

n. Pencegahan kecelakaan

o. Rekreasi umum dan pariwisata

p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk

q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

a. Penyehatan air dan udara

b. Pengamanan limbah padat atau sampah c. Pengamanan limbah cair

d. Pengamanan limbah gas e. Pengamanan radiasi f. Pengamanan kebisingan g. Pengamanan vektor penyakit

h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana.

(12)

2. Perilaku Masyarakat

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2010).Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan.Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori (Wawan, 2010), yaitu:

a. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar

b. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar

Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010)

I. Asuhan Keperawatan Komunitas 1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga

(13)

masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi) Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas.

a) Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

2) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

(14)

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005). b) Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

a. Klasifikasi data atau kategori data b. Penghitungan prosentase cakupan c. Tabulasi data

d. Interpretasi data c) Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

d) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005) seperti perhatian masyarakat, prevalensi kejadian, Berat ringannya masalah, kemungkinan masalah untuk diatasi, Tersedianya sumberdaya masyarakat.

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial.Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian.Jadi diagnosa keperawatan

(15)

adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut:

a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan

c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan

yang sangat dirasakan masyarakat

f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai g. Tindakan harus bersifat realistis

h. Disusun secara berurutan 4. Implementasi

(16)

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah:

a. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)

b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009). d. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).

e. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).

5. Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

(17)

antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

Gambar

Gambar 1 : Komponen Paradigma Keperawatan
TABEL Perbedaan Pelayanan diKlinik dengan Keperawatan di Komunitas

Referensi

Dokumen terkait

Namun, setelah berlalu satu atau dua hari tiba-tiba beliau membakar surat wasiat yang telah ia tulis lalu memanggilku dan bertanya, ‘Menurutmu bagaimana dengan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (l) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2012 tentang Badan

Matrik konsolidasi dokumen Renstra Dinas PU Kota Padang Tahun 2009-2014 dengan Rencana Kerja Dinas PU Tahun 2009 dan 2010 pada Bidang Bina Marga disusun untuk melihat

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan tingkat kontrol asma dengan nilai VEP1/VEP1 (%) prediksi dan rasio VEP1/KVP (%)

Pada penelitian ini membangun sistem penentuan komposisi nutrisi pada pakan sapi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan para peternak atau koperasi sapi yang tidak mengetahui

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penulis, 2016 Dengan menggunakan aplikasi program IBM SPSS 22 for windows, maka hasil uji reliabilitas store atmosphere dan loyalitas pelanggan

jika tekanan sistem diperbesar atau diperkecil, ada kesetimbangan yang terganggu dan adapula yang tidak tergangu, tergantung pada jumlah koofisien pereaksi dan hasil reaksi.Jika

Inf Infeksi eksi kum kuman an ini ini seri sering ng ter terjadi jadi mel melalu alui i uda udara ra (airbone) yang cara penularannya dengan droplet yang mengandung