• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Kota Salatiga Tahun 2013 T1 462009055 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Peran Perawat Puskesmas dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Kota Salatiga Tahun 2013 T1 462009055 BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

10 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) 2.1.1 Definisi perkesmas

(2)

2.1.2 Tujuan perkesmas

Tujuan perkesmas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan secara optimal. Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rentang sehat-sakit dengan mempertimbangkan seberapa jumlah masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, kelompok resiko tinggi seperti kelompok masyarakat di wilayah kumuh, terisolasi, daerah konflik, daerah yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan (Depkes, 2006).

2.1.3 Sasaran perkesmas

Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Depkes, 2006).

1. Sasaran individu

(3)

Diare, ISPA atau Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.

2. Sasaran keluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan (vunerable group) atau resiko tinggi (high risk group), dengan prioritas : a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana

pelayanan kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.

b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.

c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.

3. Sasaran kelompok

(4)

a. Kelompok khusus tidak terkait dalam suatu insitusi antara lain posyandu, kelompok balita, kelompok ibu hamil, kelompok usia lanjut, kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.

b. Kelompok masyarakat khusus terkait dalam suatu institusi antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).

4. Sasaran masyarakat

Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan kepada: a. Masyarakat disuatu wilayah (RT, RW Kelurahan

atau Desa) yang mempunyai :

1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain.

2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain.

3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain.

(5)

b. Masyarakat dilokasi atau barak pengungsian, akibat bencana atau yang lainnya.

c. Masyarakat didaerah dengan kondisi geografis sulit antara lain daerah terpencil, daerah perbatasan.

d. Masyarakat didaerah permukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah transmigrasi.

2.1.4 Kegiatan perkesmas

Ruang lingkup kegiatan perkesmas dilakukan didalam dan luar gedung Puskesmas. Kegiatan di luar gedung Puskesmas merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan terhadap semua sasaran baik yang berada dalam suatu institusi atau diluar institusi. Menurut Sualman (2009) bentuk kegiatan perkesmas dapat berupa :

1. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang berada di poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes des.

(6)

b. Penyuluhan kesehatan

c. Tindakan keperawatan (direct care) d. Konseling keperawatan

e. Pengobatan (sesuai kewenangan) f. Rujukan pasien atau masalah kesehatan g. Dokumentasi keperawatan

2. Kunjungan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana, bertujuan untuk pembinaan keluarga rawan kesehatan.

Home visit adalah salah satu bentuk pelayanan

kesehatan yang komperhensif bertujuan memandirikan pasien dan keluarganya, pelayanan kesehatan diberikan ditempat tinggal pasien dengan melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subjek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu unit/sasaran/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, dibidang kesehatan maupun non kesehatan.

(7)

kesehatan pada pasien dan keluarganya, mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga. 3. Kunjungan keluarga ke kelompok prioritas terencana

(posyandu usila, posyandu balita, panti ashuan dan lain-lain)

a. Pengkajian keperawatan individu di kelompok b. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan dikelompok c. Pengobatan (sesuai kewenangan)

d. Rujukan pasien atau masalah kesehatan e. Dokumentasi keperawatan

4. Asuhan keperawatan pasien diruang rawat inap Puskesmas

a. Pengkajian perawatan individu

b. Tindakan keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung (lingkungan)

c. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan d. Pencegahan infeksi di ruangan

(8)

2.1.5 Pelaksana perkesmas

Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah semua perawat fungsional keperawatan di Puskesmas. Sebagai pelaksana keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas, perawat minimal mempunyai enam peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus (case finder); (2) sebagai pemberi pelayanan (care giver); (3) sebagai pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educater); (4) sebagai koordinator dan kolaborator; (5) pemberi nasehat (counseling); (6) sebagai panutan (role model) (Depkes, 2006).

(9)

2.1.6 Pelaksanaan perkesmas

Pelaksanaan perkesmas terdiri dari pelaksanaan (P1), penggerakan pelaksanaan (P2), serta pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3). Tahap proses perencanaan (P1) yaitu mempelajari petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tingkat kabupaten atau kodya, pengumpulan data kesenjangan pelayanan kesehatan, pengumpulan data permasalahan keperawatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, menetapkan masalah dan prioritasnya, menetapkan upaya penanggulangan, menetapkan target sasaran, menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan, dan menetapkan sumber daya pendukung yang dapat dipadukan dengan program kegiatan lainnya (Depkes, 2006).

(10)

lain. Pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan menggunakan metode proses keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat yang kemudian didokumentasikan pada format sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Tafwidhah, 2010).

Pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) meliputi pencatatan kegiatan perkesmas, pelaporan kegiatan perkesmas, pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan tiap bulan terhadap hasil cakupan program dan penerapan proses keperawatan, dan penilaian pencapaian hasil kegiatan tiap akhir tahun melalui statifikasi Puskesmas (Tafwidhah, 2010).

2.2. Perawat

2.2.1 Pengertian perawat

Perawat menurut Undang-Undang Kesehatan No 23, tahun 1992 menyebutkan bahwa perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan.

(11)

berwewenang untuk melakukan pelayanan perawatan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas yaitu sebagai pelaksana keperawatan di Puskesmas (Depkes, 2006).

2.2.2 Peran perawat kesehatan masyarakat

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari dalam ataupun dari luar dan bersifat stabil (Kozier & Barbara dalam Mubarak & Chayatin, 2009).

Peran perawat adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan, dan institusi pendidikan, sebagai pendidik, peneliti, serta pengembang keperawatan (Lokakarya Nasional dalam Mubarak & Chayatin, 2009)

(12)

Dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat, perawat idealnya memiliki 12 peran dan fungsi. Peran tersebut antara lain pemberi pelayanan kesehatan, penemu kasus, sebagai pendidik/penyuluhan kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, konselor keperawatan, panutan (role model), pemodifikasi lingkungan, konsultan, advokadt, pengelola, peneliti dan pembaharu (inovator). Namun karena masih rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas tingkat pendidikan SPK dan D3, dari seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat hanya 6 saja yang menjadi prioritas (Depkes, 2004). Keenam fungsi tersebut dalah: 1. Pemberi asuhan keperawatan (care provider)

Peran perawat pelaksana(care provider) bertugas untuk memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien (individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, sehingga masalah yang muncul dapat

(13)

perencanaannya, dan dilakukan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang dialaminya, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan keperawatan yang diberikan melalui hal yang sederhana sampai dengan masalah yang kompleks (Mubarak & Chayatin, 2009).

Peran sebagai care provider menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien.

(14)

panti, posyandu, keluarga (rumah pasien/klien) (Depkes, 2004).

2. Peran sebagai penemu kasus

Perawat Puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit. Penemu kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat (active case finding) dan dapat pula didapat tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke Puskesmas (passive case finding).

3. Peran sebagai pendidik kesehatan

Peran sebagai pendidik kesehatan (educator) menuntut perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik setting dirumah, di Puskesmas, serta dimasyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Mubarak & Chayatin, 2009).

(15)

dari suatu penyakit menyusun program penyuluhan/pendidik kesehatan baik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan olah raga, menajemen stres, penyakit dan pengelolaan penyakit; memberikan informasi tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit, pengobatan; serta menolong klien menyeleksi informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman. (Depkes, 2004).

4. Peran sebagai koordinator dan kolabolator

Peran koordinator perawat dilakukan dengan mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan Puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan (Fataria dalam Fauziah, 2012).

(16)

dan sektor terkait lainnya ( Depkes, 2004). Peran ini salah satu bentuk kerjasama antar bidang kesehatan di Puskesmas.

5. Peran sebagai konselor

Perawat sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif. Sebagai konselor, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien, serta melibatkan sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya (Pery & Potter, 2005).

(17)

mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan, dan memilih pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004).

6. Peran sebagai panutan (role model)

Perawat Puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana cara hidup yang sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Fetaria dalam Fauziah, 2012).

(18)

waktu untuk istirahat setiap hari, komunikasi efektif, dll (Depkes, 2004).

2.2.3 Fungsi perawat

Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan peran seseorang. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain (Mubarak & Chayatin, 2009). Dalam menjalankan perannya, perawat akan melakukan berbagai fungsi yaitu:

(19)

2. Fungsi Dependen yaitu kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas instruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiologi dan lainnya).

3. Fungsi Interdependen, fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik dalam keperawatan maupun kesehatan.

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat Menurut Ilyas (2002) faktor yang mempengaruhi kinerja perawat yaitu karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Selengkapnya mengenai karakteristik individu, adalah sebagai berikut:

1. Usia

(20)

2. Jenis kelamin

Ada pendapat yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerja. Studi-studi psikologis telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar pengaruhnya dari pada wanita dalam memiliki pengharapan/eksprektasi untuk sukses. Namuntidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar (Robins,2001). 3. Tingkat pendidikan

(21)

4. Masa kerja

Lamanya seseorang bekerja juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang sekalipun ia tidak memiliki tingkaat pendidikan yang tinggi. Karyawan yang sudah lama bekerja pada suatu institusi akan banyak memiliki pengalaman kerja terhadap bidang kerja yang ditekuninya.

2.2.5 Kompetensi perawat Puskesmas

Shermon dalam Tafwidhah (2010) menyebutkan bahwa kompetensi merupakan karakteristik individu yang terlihat dalam bentuk perilaku dan mampu menampilkan kinerja dalam suatu pekerjaan, peran, atau situasi tertentu. Kompetensi mengandung dua hal, yaitu kemampuan individu dalam menampilkan kinerja dan karakteristik responden.

(22)

sebagainya dalam tindakan keperawatan langsung (direct care) pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata

laksana standar program, penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan bencana alam, dan pencegahan infeksi (Depkes, 2006).

(23)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan dalam menunjukkan sikap caring terhadap pasien, perawat

mengenai peran perawat sebagai care gver melalui penetapan diagnosa, perawat mampu dan

2.2.2 Pentingnya Peran Perawat Sebagai Advokator Perannya sebagai advokat, perawat diharapkan mampu untuk bertanggung jawab dalam membantu pasien dan keluarga

peran advokasi perawat bagi pasien dan keluarga di. Rumah Sakit Ken Saras Ungaran, dilihat dari

Perawat Puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana cara

Stigma- stigma negatif tentang perawat dapat hilang dengan pembuktian nyata berupa layanan keperawatan yang profesional kepada klien Fauziah,syifa10 Menurut peneliti kenyataan