• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. DATA PERANCANGAN. A. Tabel Data Perancangan Penyajian urutan dalam data berbentuk Tabel : Sifat Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. DATA PERANCANGAN. A. Tabel Data Perancangan Penyajian urutan dalam data berbentuk Tabel : Sifat Data"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

III. DATA PERANCANGAN

A. Tabel Data Perancangan

Penyajian urutan dalam data berbentuk Tabel : Rincian Data

Sifat Data

Manfaat Data Dalam Perancangan

Kesiapan Data Primer

(Utama) (Pendamping)Sekunder Sudah Belum A Data Objek Perancangan • Buku Pelajaran Kelas 5 SD (tentang bencana alam)

Keakuratan info terhadap target sasaran yang dapat

tersampaikan

• Data Gunung Api dan aksi tanggap BNPB dari website BNPB dan Internet

Keakuratan info, layout dan karakter kartun yang akan di

sajikan. Serta Keakuratan info dan teknik Gameplay yang

akan di sajikan

• Teknik Pembuatan Animasi

Penyuguhan animasi pada Gameplay dan slide materi

• Teknik Resolusi Smartphone Android

Penyesuaian tampilan game terhadap layar smartphone

B Data Teknis Perancangan

• Sitemap

Alur Gameplay dalam

animasi

• Visual dan Font

Penyelarasan dan

keseimbangan latar

• Sound Effect

Efek suara tambahan

dalam animasi

• Background Musik

Musik untuk

memperkuat jalannya permainan

• Kuesioner

Mengetahui

kemauan anak lebih banyak lagi

• Software

Aplikasi yang

dibutuhkan

(2)

        B. Rincian Data Perancangan 1. Media Pembelajaran

Berdasarkan buku “Media pembelajaran” karya Azhar Arsyad (2006:hlm 102-109) , media visualisasi pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan oleh khalayak dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa pada garis, grafik, bagan, chart atau bagian dari beberapa bentuk atau lebih.1

Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan- bahan visual dan grafis. Hal itu hanya dapat dicapai dengan mengorganisasikan gagasan- gagasan yang timbul, merencanakan dengan seksama dan menggunakan teknik- teknik dasar visualisasi objek, konsep dan informasi. Meskipun perancangan media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang professional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan permanen dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual.

Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip- prinsip desain tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan, kesepadanan, penekanan dan keseimbangan. Unsur- unsur visual selanjutnya yang perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, tekstur, dan warna.

a. Prinsip – Prinsip Desain • Kesederhanaan

Secara umum kesederhanaan mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa untuk menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi bagi kedalam beberapa bahan visual yng mudah dibaca dan dipahami, dimikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya 15 sampai 20 kata). Kata- kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah dibaca dan tidak terlalu

 

(3)

beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan visual, kalimat kalimatnya juga harus ringkas tapi juga padat dan mudah dimengerti. • Kesepadanan

Kesepadanan mengacu pada hubungan yang terdapat antara elemen- elemen yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama- sama.elemen- elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahanan pesan dan informasi yang dikandung.

• Penekanan

Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa, dengan menggunakan ukuran, hubungan- hubungan, perspektif, warna atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.

• Keseimbangan

Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris disebut keseimbangan formal . keseimbangan seperti ini menghasilkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu keseimbangan formal cenderung tampak statis. Sebaliknya keseimbangan informal tidak seluruhnya simetris, memberikan kesan dinamis.

b. Unsur- Unsur Visual

Pengembangan visual dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi yang lebih tinggi dan keinginan bereksperimen dari perancang visual.

• Bentuk

Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat meningkatkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran harus diperhatikan.

(4)

• Garis

Garis digunakan untuk menggabungkan unsur- unsur sehingga dapat membantu perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan- urutan khusus.

• Tekstur

Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.

• Warna

Warna merupakan unsur visual yang penting, tetapi harus digunakan dengan hati- hati agar memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk membangun kesan ketepaduan, warna dapat mempertinggi tingkat realism objek atau hal yang digambarkan. Menunjukkan persamaan dan perbedaan respon emotional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna, yaitu 1. pemilihan warna khusus (merah, kuning, biru), 2. Nilai warna (tingkat ketebalan atau ketipisan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut, dan 3. Kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang diinginkan.

• Gambar

Gambar memiliki tujuan utama yaitu untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.

2. Typografi

Tipografi bukan lagi hanya sebagai pelengkap suatu statement visual, bahkan sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama. Huruf memainkan peran sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan menjadi satu- satunya visualisasi efektif. Kekeliruan dan ketidakpekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, meskipun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima.

(5)

       

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan, keterbacaan, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya. Eksekusi terhadap desain tipografi dalam sebuah rancangan grafis, khususnya yang menyangkut kepada perihal legibility, akan mencapai hasil yang baik apabila melampaui proses investigasi terhadap makna untuk dibaca, kapan dan dimana akan dibaca, serta siapa yang akan membacanya. Tampilan fisik dari jenis-jenis huruf harus dapat merangkum karakteristik, kesan, suasana hati, ataupun atmosfer yang terdapat di dalamnya. Seperti perasaan gembira, sedih, optimis, tentram, ataupun romantis. Sebagai contoh huruf yang mewakili karakter anak-anak seperti Cooper Black yang memperlihatkan perasaan anak-anak yang gembira, bermain dan penuh kesenangan. 2

3. Games

Game yaitu sebuah ekspresi kreatif yang menghibur dan interaktif, dapat dimainkan dan memiliki tujuan, memiliki pelaku aktif serta ada tantangan dalam mencapai tujuan tersebut.3

a) Game Sebagai Media Pembelajaran

Media Pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara sampainya pesan belajar (message learning) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi interaksi belajar mengajar.4 Sumber pesan atau disebut juga komunikator biasanya pengajar atau guru, sedangkan penerima pesan atau komunikan biasanya peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau mempertahankan perhatian peserta terhadap materi yang sedang dibahas.

Media pembelajaran yang dapat digunakan bisa berasal dari berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran termasuk media yang bersifat elektronis. Media yang digunakan dapat berupa :

  2  Danton Sihombing, MFA, Tipografi dalam desain grafis  3  Chris Crawford, Chris Crawford on Design Game, USA:News Rider Publishing, 2003, hlm 5  4 Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,Bandung Alfabeta, 2008 

(6)

       

1. Media by design yaitu media pembelajaran yang dirancang. Dalam hal ini guru merancang sendiri media pembelajaran yang akan digunakan. 2. Media by Utilization yaitu media pembelajaran yang dimanfaatkan.

Dengan kata lain guru hanya menggunakan media yang telah dirancang orang lain atau bisa juga oleh lembaga atau instansi.5

Anak anak sudah sangat akrab dengan gadget terutama smartphone bahkan untuk memainkan suatu permainan, mereka lebih suka melakukannya dengan teknologi mesin. Apalagi manusia memiliki sifat dasar lebih cepat mempelajari secara visual-verbal, itulah mengapa game merupakan salah satu media yang efektif sebagai media pembelajaran dalam proses pendidikan. Karena game bisa dimainkan secara berulang ulang dan terus menerus sampai para pemain game merasa puas, maka dengan sendirinya materi materi yang disampaikan akan mudah dicerna dan dimengerti oleh pemain game.

b) Elemen Game

Dalam merancang sebuah game, harus memperhatikan elemen elemen pokok game. Elemen elemen pokok game meliputi judul, halaman judul, credits, intro, control panel, gameplay, user interface, help, music and sound, art, storyline, levels, demo mode, god mode.6

1. Judul

Judul diperlukan untuk mengetahui tema dari game dan juga materi yang akan disampaikan, juga harus menggambarkan suasana dari game itu sendiri.

2. Halaman Judul

Halaman judul merupakan halaman utama yang pertama kali ditampilkan ketika game dijalankan pada halaman ini terhadap judul pada game.   5 Mifriana S, Ariesta, Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Prestasi Akademik bagi Prodi S1  Pendidikan Ekonomi Angkatan 2007dan 2008 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi  Universitas Negeri Malang, Malang 2007  6 John Feil, Beginning Game Level Design,Boston : Course Tecnology PTR  

(7)

3. Credits

Credits memuat tentang orang orang dan lembaga yang terlibat dalam pembuatan game itu sendiri.

4. Intro

Intro merupakan halaman yang tampil pada awal setiap level sebagai pengenalan game.

5. Control panel

Control panel adalah tombol atau panel yang memberikan petunjuk yang jelas yang mengarahkan user ke menu tertentu.

6. Gameplay

Gameplay merupakan aturan aturan game dan bagaimana cara memainkannya.

7. User Interface

User interface atau antar muka adalah tampilan didesain menyesuaikan tema dan target dari perancangan game.

8. Help

Halaman Help diperlukan untuk memperkenalkan kepada user bagaimana cara mempermainkan.

9. Music and Sound

Music and Sound adalah musik dan efek suara diperlukan dalam sebuah game agar member rasa sensitive pada user. Musik juga berperan menutupi kekurangan efek suara.

10. Desain Art

Desain Art seharusnya dibuat menyesuaikan tema game juga tujuan pembuatan game itu sendiri. Desain art meliputi desain karakter, desain background, desain objek dalam game serta penempatannya. 11. Storyline

Storyline menggambarkan cerita dari keseluruhan game, mulai dari awal sampai dengan tujuan akhir dari game.

12. Levels

Levels memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah game. Level dibuat untuk menyeimbangkan sebuah game sehingga game tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.

(8)

        13. Demo Mode

Demo mode merupakan versi dari game yang digunakan untuk melakukan beta testing.

14. God Mode

God mode digunakan untuk debugging atau mencari bug bug yang mungkin bisa terjadi saat game berjalan.

c) Kriteria Game Edukasi

Perancangan education game (permainan edukasi) yang baik haruslah memenuhi kriteria dari education game itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa kriteria dari sebuah education game, yaitu: 7

1. Nilai Keseluruhan (Overall Value)

Nilai keseluruhan dari suatu game terpusat pada desain dan panjang durasi game. Aplikasi ini dibangun dengan desain yang menarik dan interaktif. Untuk penentuan panjang durasi, aplikasi ini menggunakan fitur timer.

2. Dapat Digunakan( Usability )

Mudah digunakan dan diakses adalah poin penting bagi pembuat game. Aplikasi ini merancang sistem dengan interface yang user friendly sehingga user dengan mudah dapat mengakses aplikasi. 3. Keakuratan (Accuracy)

Keakuratan diartikan sebagai bagaimana kesuksesan model/gambaran sebuah game dapat dituangkan ke dalam percobaan atau perancangannya. Perancangan aplikasi itu harus sesuai dengan model game pada tahap perencanaan.

4. Kesesuaian (Appropriateness)

Kesesuaian dapat diartikan bagaimana isi dan desain game dapat diadaptasikan terhadap keperluan user dengan baik. Aplikasi ini menyediakan menu dan fitur yang diperlukan user untuk membantu pemahaman user dalam menggunakan aplikasi.

 

7 Hurd, Daniel, Jenuings, Erin “Standardized Educational Games Ratings: Suggested Criteria”. 

(9)

        5. Relevan (Relevance )

Relevan artinya dapat mengaplikasikan isi game ke target user. Agar dapat relevan terhadap user, sistem harus membimbing mereka dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Karena aplikasi ini ditujukan untuk anak-anak maka desain antarmuka harus sesuai dengan nuansa anak-anak, yaitu menampilkan warna-warna yang ceria.

6. Objektifitas (Objectives )

Objektifitas menentukan tujuan user dan kriteria dari kesuksesan atau kegagalan. Dalam aplikasi ini objektivitas adalah usaha untuk mempelajari hasil dari permainan.

7. Umpan Balik ( Feedback )

Untuk membantu pemahaman user bahwa permainan (performance) mereka sesuai dengan objek game atau tidak, feedback harus disediakan. Aplikasi ini menyajikan animasi dan efek suara yang mengindikasikan kesuksesan atau kegagalan permainan.

4. Android

Android adalah sebuah sistem aplikasi yang dibuat oleh Google dan merupakan sebuah opensource.8 Android merupakan sistem operasi berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam piranti bergerak. Awalnya, Google Inc, membeli Android Inc, pendatang baru yang membuat piranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Headset Alliance konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak dan telekomunikasi. Termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile dan Nvidia.

Pada saat perdana perilisan Android, 5 November 2007, Android bersama Open Headset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standart terbuka pada perangkat mobil. Di lain pihak, Google menciptakan

 

8 Ed Brunette, Hello, Android: Introducing Google’s Mobile Development Platform 2nd, USA:  Pragmatic Bookshelf, 2009 

(10)

       

kode- kode Android dibawah lisence Apache, sebuah lisence perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler.

Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar-benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung dari Google atau dikenal dengan Open Headset Distribution (OHD).9

Android sendiri memiliki banyak fitur, diantaranya adalah (Sayed, 2010):

a. Merupakan Application Framework sehingga programmer dapat menggunakan beberapa fungsi yang telah disediakan.

b. Dalvik Virtual Machine. Tiap aplikasi dalam android memiliki Instant Virtual Machine yang dapat bekerja secara efisien dalam lingkungan memori yang terbatas.

c. Integrated Browser. Web browser berbasis Webkit Engine trdapat pada Browser Default Android ataupun dapat diintegrasikan pada aplikasi lain.

d. Optimazed Graphic. Library grafis 2D yang kaya dan 3D berbasi OpenGL ES 1.0 yang mendukung akselerasi hardware.

e. SQLite. Basis data resional yang ringan namun sangat powerful.

f. Media Support. Mendukung berbagai format audio, video dan gambar (MPEG4, H264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF).

g. GSM Telephony. Mendukung fungsi komunikasi GSM.

h. Bluetooth, EDGE, 3G dan Wifi. Mendukung komunikasi pada jaringan (tergantung hardware).

i. Kamera, GPS, kompas dan accelerometer. Mendukung berbagai fitur yang disediakan oleh hardware.

j. Software Development Kit yang lengkap yaitu termasuk device emulator, tools, untuk debugging, profiling, memori dan performa, plugin untuk Eclipse IDE.

 

9 Kompas, Kisah Ponsel Android, Diakses dari Http://www.teknokompas.com pada tanggal 11 Mei 

(11)

Smartphone yang menggunakan platform Android diantaranya, Google Nexus One, HT Mobile, Samsung Mobile, LG, Motorola, Sony Ericsson. Dan juga vendor ponsel lokal lainnya.

5. Gunung Api

a) Pengertian Gunung Api

Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. 10

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah “erupsi”. Hampir semua kegiatan gunung api       

10

 Ibnurusydy, “Melek Bencana”, Piba.tdmrc.org diakses dari  http://www.ibnurusydy.com/geo-bencana/erupsi-gunung-api/#ixzz31Kr24IW8 pada tanggal 18 mei 2014 pukul 20:12 

(12)

berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan bumi.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:

• Aliran lava.

• Letusan gunung berapi. • Aliran lumpur. • Abu. • Kebakaran hutan. • Gas beracun. • Gelombang tsunami. • Gempa bumi.

b). Klasifikasi Gunung Api 1) Berdasarkan Sejarah

Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung api ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya, yaitu :

Tipe A : Gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Tipe B : Gunung api yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.

Tipe C : Gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

(13)

2) Berdasarkan Erupsi

1. Erupsi Pusat yaitu Erupsi keluar melalui kawah utama. 2. Erupsi Samping yaitu Erupsi keluar dari lereng tubuhnya.

3. Erupsi Celah yaitu Erupsi yang muncul pada retakan/sesar, dapat memanjang sampai beberapa kilometer.

4. Erupsi Eksentrik yaitu Erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping, melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Berdasarkan tinggi-rendahnya derajat fragmentasi dan luasan, juga kuat-lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi, yaitu:

• Tipe Hawaiian

Erupsi eksplosif dari magma basaltik atau mendekati basal. Pada umumnya berupa semburan lava pijar dan sering diikuti leleran lava secara simultan, yang terjadi pada celah atau kepundan sederhana. • Tipe Strombolian

Erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal. Pada umumnya terjadi pada gunung api aktif di tepi benua atau di tengah benua.

• Tipe Plinian

Erupsi sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, dimana komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar. • Tipe Sub-Plinian

Erupsi eksplosif dari magma asam (riolitik) dari gunungapi strato. Tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi sub-plinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit.

• Tipe Ultra-Plinian

Erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan lebih luas daripada Plinian biasa.

(14)

• Tipe Vulkanian

Erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltik sampai dasit. Pada umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringkali disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak hanya selalu berasal dari magma, tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik.

• Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian

Kedua tipe ini merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut, atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltik dengan air permukaan atau bawah permukaan. Letusannya disebut freatomagmatik. Tipe freatoplinian mempunyai proses kejadian yang sama dengan Surtseyan, namun magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

c) Jumlah dan Bentuk Gunung Api

1. Jumlah Gunung Api di Indonesia

Tabel 3.2 Jumlah Gunung Api Indonesia Sumber : Ibnurusydy, “Melek Bencana”, 

(15)

2. Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas: Kerucut

Dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya. • Kubah

Dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah. • Kerucut Sinder

Dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria. • Maar

Biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik.

Plateau

Dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava. .

3. Jenis Gunung Api Berdasarkan Bentuk Stratovolcano

Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini. • Perisai

Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

Cinder Cone

Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

(16)

Kaldera

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

d) Struktur Gunung Api

1. Struktur Kawah; merupakan bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, dimana bentuknya relatif bundar.

2. Kaldera; bentuk morfologinya seperti kawah, tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri dari kaldera letusan (terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya), kaldera runtuhan (terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma), kaldera resurgent (terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi, diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah), dan kaldera erosi (terjadi akibat erosi terus-menerus pada dinding kawah, hingga melebar menjadi kaldera).

3. Rekahan dan Graben; merupakan retakan-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan paralel yang mengakibatkan amblasnya blok diantara rekahan disebut graben.

4. Depresi Volkano-Tektonik; pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pembentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan, yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

e) Kapan Gunung Api Terbentuk?

Gunung api terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik. Sebagian besar penemuan fosil tersebut ditemukan di Afrika dan Indonesia,

(17)

berupa tulang belulang manusia, yang terkubur oleh endapan vulkanik. Sebagai contoh, banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum, yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis, berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapatkan umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun, ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.

f) Dimanakah Gunung Api Terbentuk?

Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua (terbentuk akibat pemekaran kerak benua, busur tepi benua (terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua), busur tengah samudera (terbentuk akibat pemekaran kerak samudera), dan busur dasar samudera (terbentuk akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera).

g) Mengapa Terbentuk Gunung Api?

Pengetahuan tentang lempeng tektonik merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam, termasuk deretan pegunungan, benua, gempa bumi, dan gunung api. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi terbentuknya gunung api.

(18)

Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu bersamaan dengan panas yang timbul dari unsur radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U, dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, namun kemudian berangsur mendingin, sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisme di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan secara konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel berkedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit di sekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7,35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak pada umumnya, yang mempunyai ketebalan 70,120 km, terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang dikenal sebagai lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang dikenal sebagai astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, dan sebagai konsekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, meskipun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai ketebalan lebih kurang 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1,2 miliar tahun. Kerak samudera lebih tipis, sekitar 7 km, lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih atas daripada kerak samudera karena adanya perbedaan berat jenis. Keduanya mengapung di atas astenosfir.

h) Bagaimana Proses Pembentukan Gunung Api?

Pergerakan antar lempeng menimbulkan empat busur gunungapi berbeda. • Pada pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh, sehingga

memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan. Kemudian terbentuk busur gunungapi tengah samudera.

(19)

• Pada saat terjadi tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua dan menimbulkan gesekan antarkerak, terjadilah peleburan batuan. Selanjutnya lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan membentuk busur gunungapi di tepi benua. • Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga

menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan keluar lelehan batuan atau magma ke permukaan, sehingga terbentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.

• Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan kepada magma menerobos ke dasar samudera. Terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

i) Bahaya Gunung Api 1) Bahaya Primer

Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder) bagi kehidupan manusia. Bahaya langsung akibat letusan gunungapi adalah:

1. Leleran lava

Leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas, dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800 – 1.200 oC. Pada umumnya, leleran lava yang dierupsikan gunungapi di Indonesia, komposisi magmanya bersifat menengah. Pergerakannya cukup lamban, sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.

(20)

2. Aliran piroklastik (awan panas)

Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava, dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran mencapai 150-250 km/jam dengan jangkauan mencapai puluhan kilometer meskipun bergerak di atas air/laut.

3. Jatuhan piroklastik

Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi. Pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin, kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil, sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat, serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.

4. Lahar letusan

Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas. 5. Gas vulkanik beracun

Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2, dan lain-lain. Pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.

(21)

2) Bahaya Sekunder Terjadi Saat dan/atau Setelah Gunung Api Aktif.

1. Lahar Hujan

Lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat, sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 meter dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur. 2. Banjir bandang

Banjir bandang terjadi akibat pelongsoran material vulkanik lama pada lereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran lumpur ini tidak begitu pekat seperti lahar, tetapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai, jika terjadi secara tiba-tiba.

3. Longsoran vulkanik

Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik jarang terjadi pada gunungapi umum, sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat longsoran vulkanik ini.

(22)

Tingkat isyarat gunung api di Indonesia

Status Makna Tindakan

AWAS

• Menandakan gunung api yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana

• Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap

• Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam

• Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan

• Koordinasi dilakukan secara harian

• Piket penuh

SIAGA

• Menandakan gunung api yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana

• Peningkatan intensif

kegiatan seismik

• Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana • Jika tren peningkatan

berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu

• Sosialisasi di wilayah terancam

• Penyiapan sarana darurat • Koordinasi harian • Piket penuh

WASPADA

• Ada aktivitas apa pun bentuknya

• Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal

• Penyuluhan/sosialisasi • Penilaian bahaya • Pengecekan sarana

(23)

• Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis

lainnya

• Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal

NORMAL

• Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma

• Level aktivitas dasar

• Pengamatan rutin • Survei dan penyelidikan

Tabel 3.3 Tingkat Isyarat Gunung Api Sumber : Ibnurusydy, “Melek Bencana”, 

Piba.tdmrc.org  6. Gunung Kelud

a) Pengertian Gunung Kelud

Gambar 3.1Letusan Gunung Kelud 2014,  Firmansyah, M.N.,Prambada, 

sumber : Baseline Kegunungapian Indonesia, Badan  Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 

Gunung Kelud biasa disebut juga Klut atau

Coloot merupakan gunungapi bertipe Strato,

secara geografis terletak pada posisi 7°56’00” LS dan 112°18’30” dan secara administratif termasuk dalam 3 wilayah kabupaten yaitu

Kabupaten Kediri,

Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Puncak gunung terletak pada ketinggian 1.731 m dpl, sedangkan Danau Kawah terletak pada ketinggian 1.113,9 m dpl (Hadikusumo, 1960). Kota terdekat dari Gunung Kelud adalah Kota Kediri dengan pos pengamatan gunung ada di Desa Margomulyo, Kecamatan Wates, Kediri pada posisi

(24)

Geografi 08°55’40,14” LS dan 112°14”45,48” BT dengan ketinggian 675 dpl. 11

b) Sejarah Letusan Gunung Kelud

Tahun Keterangan

1901 22-23 Mei, Letusan G.Kelud terjadi pada tengah malam, Asap letusan pekat membumbung dari kawah Kelud, kemudian Hujan Lapili mulai etrjadi di sekitar Kelud, kemudian diikuti oleh debu basah dan lumpur. Kejadian selanjutnya berupa hujan abu panas, ada korban.

1919 20 Mei Letusan tahun1919, merupakan bencana terbesar yang dihasilkan oleh Aktivitas G.Kelud pada abad 20, Korban 5160 jiwa, Letusan terjadi antara tanggal 19 dan 20 Mei yang ditandai dengan dentuman amat kera bahkan sampai di Kalimantan.

1920 Dibangun trowongan pembuangan air denan panjang sekitar 980 meter dan garis tengah 2 meter. Terowongan tersebut dibuat mulai dari kawah menuju barat, dan mengalirkan air danau ke K.Badak, karena reruntuhan kawah, membuat pekerjaan dihentikan tahun 1923, Kontruksi Trowongan baru akhirnya selesai tahun1924 1951 Dua kali gempa terasa tejadi 3 minggu sebelum letusan.

Letusan terjadi pada tanggal 31 Agustus 1951, Pukul 06.15 terlihat asap tebal berwarna putih keluar ke puncak Kelud, makin lama makin besar dan disertai dengan suara gemuruh, asap hitam membumbung dari kawah Kelud condong ke selatan.

1966 Latusan terjadi pada tanggal 26 April pukul 20.15 menyebabkan terjadi Lahar dan alur K.Badak, K.Putih, K.Ngobo, K.Konto dan Kawah Semut, korban manusia       

11

 Firmansyah, M.N.,Prambada, O, Baseline Kegunungapian Indonesia, Badan Nasional  Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Desember 2012, Hal.108 

(25)

berjumlah 10 orang. Letusan ini menghasilkan tephra sekitar 90 juta meter.

1984 Peningkatan Kegiatan (Kegempaan ), Tidak terjadi erupsi 1990 Pada 10 Pebruari 1990terjadi letusan, Volume air danau

yang hanya sekitar 1,8 juta m³ yang membuat tidak terjadinya lahar panas. Letusan terjadi beruntun mulai 11.41 sampai 12.21 WIB.

2007 10 September pukul 19.00-24.00 WIB tercatat Gempa Vulkanik Dalam (VA) 15 Kali kejadian dengan p 1 (satu) kali. Pusat gempa berada pada kedalaman 0,5 – 5 km. 11 September, pukul 00.00-12.00 WIB tercatat gempa tercatat Gempa Vulkanik Dalam (VA), Kelud dinaikan dari Normal ke Waspada. 29 September 2007 status aktivitas dinaikan menjadi Siaga. (Level III) 16 Oktober, pukul 10.00 WIB hingga 306 kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB) yang merupakan proses kejadian rekahan batuan secara progresif oleh Fluida.Status menjadi Awas 16 Oktober, aktifitas cenderung menurun 24 Oktober kembali terekam gempa vulkanik dalam (VA) dan Gempa Vulkanik Dangkal (VD).

Tabel 3.4 Sejarah meletusnya Gunung Kelud  c) Erupsi Gunug Kelud 2014

Gunung Kelud secara administrasi terletak di ga kabupaten, yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Gunung dengan ke nggian puncak 1.731 meter diatas permukaan laut ini pada kondisi normal merupakan obyek wisata. Sejak awal Februari 2014, Gunung Kelud mulai menunjukkan ak vitas vulkaniknya. Peningkatan tersebut berlangsung cukup cepat, dimulai dengan perubahan dari status Normal ke Waspada pada tanggal 2 Februari 2014 pukul 14.00 WIB. Status Waspada kemudian berubah menjadi Siaga pada tanggal 10 Februari 2014 pukul 10.00 WIB. Peningkatan status Siaga menjadi Awas terjadi pada tanggal

(26)

       

13 Februari 2014 pukul 21.15 WIB dan kemudian diiku letusan pada pukul 22.50 WIB. 12

Gubernur Jawa Timur mengeluarkan Surat Keputusan yang menyatakan bahwa tanggap darurat erupsi Gunung Kelud berlaku mulai tanggal 13 Februari‐ 12 Maret 2014. ber up ke barat menyebabkan dampak erupsi Gunung Kelud menjadi sangat luas dimana abu vulkaniknya dirasakan hingga di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan bahkan sebagian Jawa Barat. Erupsi Gunung Kelud juga menyebabkan sejumlah bandara ditutup, yaitu Bandara Juanda (Surabaya), Adi Sumarmo (Solo), Adi Sucipto (Yogyakarta), Abdurrahman Saleh (Malang), Ahmad Yani (Semarang), Husein Sastranegara (Bandung), dan Tunggul Wulung (Cilacap). Korban meninggal akibat erupsi ini berjumlah 7 orang, semuanya berasal dari Kabupaten Malang. Korban yang mengalami luka‐luka dilaporkan sebanyak 1.423 orang, dimana 31 orang diantaranya terpaksa harus menjalani rawat inap. Jumlah pengungsi mengalami puncaknya pada tanggal 17 Februari 2014, yaitu mencapai 87.629 jiwa.Penduduk yang berada dalam radius 10 km diungsikan ke tempat yang lebih aman. Angin

Dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud, Presiden RI pada tanggal 14 Februari 2014 memberikan beberapa arahan, yaitu 1) BNPB agar menangani dampak erupsi Gunung Kelud dengan memperkuat atau mendampingi Pemda Kabupaten Blitar, Kediri dan Malang, 2) Penuhi semua kebutuhan pengungsi, 3) Gubernur Jawa Timur telah diperintahkan merapat ke daerah untuk memberikan bantuan, 4) Memas kan ke PVMBG apakah akan ada letusan berikutnya. BNPB dan Kementerian/Lembaga lain telah memberikan bantuan kepada Pemda setempat. Adapun bantuan yang diberikan BNPB sendiri adalah senilai Rp. 3.800.732.390, berupa makanan tambahan gizi, makanan siap saji, lauk pauk, masker, selimut, dan tenda posko. Lebih dari 5.000 personil dari pusat telah diturunkan untuk membantu, terdiri dari BNPB, TNI,

 

12 

Tim Pusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” Info Bencana”, Edisi Februari 

(27)

Polri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, dan Basarnas.

7. Aksi Tanggap BNPB

Menghadapi ancaman letusan gunung api. Anda memiliki lebih banyak waktu karena aktivitas letusan mengalami proses yang dapat dideteksi oleh para ahli dan pihak berwenang. Masyarakat yang hidup di sekitar gunung api aktif mungkin akan melihat pergerakan binatang-binatang yang menjauh karena suhu yang memanas, getaran gempa, maupun bau sulfur. 13

Apa yang dilakukan sebelum terjadi letusan gunung api :

1. Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan perkembangan aktivitas gunung api.

2. Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik.

3. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.

4. Mempersiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.

5. Persiapkan dukungan logistik:

• Makanan siap saji dan minuman

• Lampu senter dan baterai cadangan

• Uang tunai secukupnya

• Obat-obatan khusus sesuai pemakai

Apa yang dilakukan pada saat terjadi letusan gunung api :

1. Pastikan anda sudah berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan.

2. Gunakan masker dan kacamata pelindung

3. Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter.

      

13 Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana, “Sistem Penanggulangan Bencana”, diakses dari 

(28)

Apa yang dilakukan sesudah terjadi letusan gunung api

1. Apabila Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan penting untuk mengurangi stres atau ketertekanan selama di shelter. kebutuhan dasar terpenuhi dan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja diberikan. Dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam pendampingan anak-anak dan remaja sangat

2. Tetap gunakan master dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik.

3. Memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau pengumuman dari pihak berwenang.

4. Waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua atau secondary hazard berupa banjir lahar dingin. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi dan menghanyutkan material vulkanik maupun reruntuhan kayu atau apapun sepanjang sungai dari hilir ke hulu. Perhatikan bentangan kiri dan kanan dari titik sungai mengantisipasi luapan banjir lahar dingin.

C. Referensi Objek dan Inspirasi

Beberapa contoh sebagai referensi karya sejenis diantaranya sebagai berikut : 1. Referensi karya se-tema

 

 

 Gambar 3.2. menu utama game Gambar 3.3 tampilan Level 1 Game “Evakuasi Gunung Meletus” Game “Evakuasi Gunung Meletus”

Karya game ini menginspirasi penulis dalam penerapan beberapa materi game, perbedaan karya pada pembuatan gaem ini terletak pada jumlah gameplay yang disajikan, teknik animasi dan layout.

   

(29)

2. Referensi Karakter

Gambar 3.4 Ilustrasi Culture Media   http://www.Culturemedia.com/ben‐seffai‐

yasin/ikhwan/ 

Karakter ini menginspirasi penulis dalam menciptakan sebuah tokoh karakter anak- anak tapi dengan postur tubuh realis, menimbulkan sifat ceria, periang dan semangat.

3. Referensi Font         Gambar 3.6 Game educa studio kelinci &  kura‐kura  http://www.duniaku.net/  Gambar 1.9 Game Meduca‐ Arithmetic Education  http://www.enthearn.net 

Karakter font ini merupakan font yang terdapat pada game android edukasi, font ini menginspirasi penulis dalam memilih font yang tepat serta memiliki tingkat keterbacaan untuk anak usia 10- 11 tahun.

 

 

   

Gambar

Tabel 3.1 Data  Perancangan
Tabel 3.2 Jumlah Gunung Api Indonesia Sumber :  Ibnurusydy, “Melek Bencana”, 
Tabel 3.3 Tingkat Isyarat Gunung Api Sumber : Ibnurusydy, “Melek Bencana”, 
Tabel 3.4 Sejarah meletusnya Gunung Kelud 
+2

Referensi

Dokumen terkait

Apep Saepul Ulum dan Dodi Irwandi selaku rekan seperjuangan dalam proyek akhir ini yang telah banyak meluangkan waktu dan membantu penulis dalam menyelesaikan

Penulis menyarankan Keluarga D untuk membuat perencanaan keuangan keluarga, salah satunya yang berupa budget kas, agar Keluarga D dapat memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai

Pengkajian yang dilakukan penulis, penulis menganalisa data yang ada sehingga muncul masalah keperawatan yaitu: jalan napas tidak efektif dengan keluhan pasien

Nama aluminum diperoleh dari bahasa latin: alumen, yang berarti tawas tawas ( suatu aluminium sulfate mineral). Di alam, aluminium hanya ditemukan dalam senyawa kimia dengan

konsumen produk Elhaus yang melakukan pembelian di gerai The Goods Dept adalah mereka. yang berkegiatan

Baik bagian depan maupun belakang kendaraan, sistem suspensi bekerja secara masing-masing atau dengan kata lain dalam kendaraan roda empat memiliki dua sistem yang bekerja

Pembersihan debu dengan kwas halus atau kapas lembab dan pengangkatan varnis lama dapat dilakukan secara langsung pada lukisan yang kondisi catnya cukup kuat.. White spirits,

Dari hasil pemeriksaan tekanan darah, responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang, mayoritas mengalami peningkatan tekanan darah leih dari normal dengan jumlah 2