• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGATASI KECEMASAN DALAM PERENCANAAN KARIR SISWA DI MAN LIMA PULUH KOTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGATASI KECEMASAN DALAM PERENCANAAN KARIR SISWA DI MAN LIMA PULUH KOTA SKRIPSI"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

1

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah Dan

Ilmu Keguruan

Oleh : May Syaroh

2616.039

Dosen Pembimbing :

Dodi Pasila Putra, M.Pd NIP.197105312006041016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Fokus Penelitian ... 10 C. Pertanyaan Penelitian ... 10 D. Tujuan Penelitian ... 10 E. Manfaat Penelitian ... 10 F. Penjelasan Judul ... 11 G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Guru Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling ... 15

2. Syarat Guru Bimbingan dan Konseling ... 16

3. Karakteristik Guru Bimbingan dan Konseling ... 18

4. Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling ... 19

5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Bimbingan dan Konseing ... 20

B. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan ... 23 2. Karakteristik Kecemasan... 24 3. Jenis-Jenis Kecemasan ... 25 4. Tingkat Kecemasan ... 27 5. Indikator Kecemasan ... 29 6. Penanganan Kecemasan ... 31 C. Karir 1. Pengertian Karir dan Perencanaan Karir ... 33

2. Tujuan Perencanaan Karir ... 35

3. Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir ... 36

4. Indikator Perencanaan Karir ... 39

5. Teori Keputusan Karir Donal E.Super ... 37

D. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling ... 43

E. Penelitin Relevan ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47

(3)

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Informan Penelitian ... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ... 48

E. Teknik Analisis Data ... 51

F. Teknik Keabsahan Data ... 52

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini dibuat oleh May Syaroh, 2616.039, dengan judul UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGATASI KECEMASAN DALAM PERENCANAAN KARIR SISWA DI MAN LIMA PULUH KOTA. Program

Studi Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2020.

Perencanaan karir perlu disusun dengan baik agar seseorang menyadari adanya peluang, kesempatan, kendala, pilihan, dan juga mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir, penyusunan program kerja, pendidikan dan pengalaman yang bersifat pengembangan dalam rangka meraih tujuan karir. Guru Bimbingan dan Konseling MAN Limapuluh Kota telah melakukan upaya untuk mengatasi kecemasan dalam perencanaan karir siswa, namun siswa masih sering terlihat cemas dalam merencanakan krirnya. Mereka sulit menentukan jurusan yang akan dipilih dan sulit memnentukan perguruan tinggi mana yang akan dimasuki apabila mereka telah menamatkan pendidikan di MAN Limapuluh Kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi Kecemasan dalam Perencanaan Karir Siswa di MAN Lima Puluh Kota. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengekplorasi dan memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru Bimbingan dan Konseling MAN Limapuluh Kota, dan informan pendukung adalah wali kelas, orang tua siswa dan siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan bahwa antara upaya tersebut adalah dilakukan dengan; 1) mengadakan papan bimbingan dan konseling untuk berita-berita atau pedoman-pedoman yang perlu mendapatkan perhatian dari anak-anak, 2) mengadakan kotak masalah atau kotak tanya untuk menampung segala persoalan atau pertanyaan yang diajukan secara tertulis, sehingga bila ada masalah dapat segera diatasi, dan 3) Mengadakan hubungan yang harmonis dengan orang tua atau wali murid, agar terjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan rumah merupakan hal yang sangat membantu siswa mengatasi kecemasannya dalam merencanakan karir.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa Guru Bimbingan dan Konseling MAN Limapuluh Kota telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi kecemasan siswa dalam merencanakan karir.

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat Taufik dan HidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Upapya Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi Kecemasan dalam Perencanaan Karir Siswa di MAN Lima Puluh Kota”.

Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan dua pepdoman hidup untuk menuju jalan yang penuh keridhoan Allah SWT.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akhir syarat dan prosedur untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan strata satu pada prodi bimbingan dan konseling. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, sehingga skrispi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar penulis, yang telah mencurahkan segenap kasih sayang dan perjuangan untuk penulis sehingga bisa menyelesaikan pendidikan dengan baik, selanjutnya penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Adhida, M.Hum, selaku Rektor, Wakil Rektor I Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M.Pd, Wakil Rektor II Bapak Dr. Novi Hendri, M.Pd, dan Wakil Rektor III Bapak Dr. Miswardi, S.H., M.Hum. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

(6)

2. Ibu Dr.Zulfani Sesmiarni, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, Bapak Dr. Iswantir, M.Ag selaku Wakil Dekan I, Bapak Charles, S.Ag, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. Supratman Zakir, M.Pd., M.Kom Wakil Dekan III IAIN Bukittinggi.

3. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling.

4. Bapak Dodi Pasila Putra, M.Pd selaku pembimbing sekaligus penasehat akademik yang telah memberiakn waktu, mengarahkan, membimbing, mengoreksi dan menasehati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

5. Bapak/Ibu dosen serta Staf dan Pengajar Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.

6. Bapak/Ibu pimpinan serta karyawan dan karyawati perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Budi Santosa, M.Pd, dan Ibu Alfi Rahmi M.Pd, selaku Narasumber Seminar Proposal.

8. Bapak Intan Marajo, S.Pd selaku kepala sekolah MAN Lima Puluh Kota. 9. Ibu Elsi Pesdekri, S.Pd selaku guru bimbingan dan konseling di MAN Lima

Puluh Kota.

10. Ayah saya (Ezi Bustami) dan Ibu saya (Mendra Fauza) yang tidak pernah lelah untuk menyemangati dan mendo’akan saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(7)

Atas segala bantuan yang telah diberikan penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga apa yang telah diberikan dibalas kebaikan oleh Allah SWT, akhirnya kepada Allah penulis berserah dan mohon ampun dari kesalahan dan kekhilafan.

Bukittinggi, Juli 2020

May Syaroh 2616.039

(8)

1 A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan.1

Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan dirinya. Mereka ini memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh guru bimbingan dan konseling.

Guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh

(9)

dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.2 Guru bimbingan dan konseling memberikan bantuan secara sistematis kepada individu atau sekelompok orang untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapi individu tersebut, sehingga individu itu mampu mengambil keputusan terhadap permasalahannya serta mampu mengubah kehidupan efektif sehari-hari.Salah satu tugas dari guru bimbingan dan konseling adalah memfasilitasi perkembangan siswa untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya termasuk juga dalam proses pengembangan bimbingan karir siswa.

Bimbingan karir atau jabatan (vocation guidance) merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang. Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar siswa dapat memasuki kehidupannya, tata hidup, dan kejadian dalam kehidupan, serta mempersiapkan diri dari kehidupan sekolah menuju dunia kerja.3

Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu siswa dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti, pemahaman terhadap jabatan, dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,

2Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta PT Rineka Cipta, 2001), h.8

(10)

penyesuaian pekerjaan dan pemecahan masalah-masalah karir yang di hadapi.4

Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor kepada para siswa agar siswa mampu mencapai pemahaman diri, pemahaman karir, dan mampu memperoleh kemandirian dalam pengambilan keputusan karir.

Bimbingan karir sebagai salah satu bidang pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, menduduki posisi strategis dalam kerangka persiapan karir siswa. Program ini dirancang diberikan kepada para siswa untuk mencapai tujuan memandirikan mereka dalam pengambilan keputusan karir, meraih dan mempertahankan karirnya di masa depan. Mundanir merumuskan tujuan bimbingan karir di sekolah, agar siswa memperoleh pemahaman tentang dunia kerja, peluang-peluang kerja yang terbuka, dan mengembangkan sikap kerja yang positif serta keterampilan menyusun rencana dan pengambilan keputusan kerja.5

Kecemasan adalah fokus khusus psikolog eksistensial Rollo May, yang melihat bahwa kecemasan dipicu oleh ancaman terhadap nilai eksistensi manusia. Perasaan tidak berdaya sering kali menjadi penyebab

utamanya.6 Kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan, yang

ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan

4 Syamsu Yusuf, Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h.11

5Hartono, Bimbingan Karir, (Jakarta: Kencana, 2016), h.30

6Howard S. Friedman an & Miriam W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan Riset

(11)

juga dapat dipahami sebagai keadaan emosional yang tidak menyenangkan seperti perasaan tertekan dalam menghadapi kesulitan sebelum kesulitan itu terjadi dan ditandai dengan adanya perasaan khawatir dan prihatin pada situasi tertentu.

Adapun kecemasan menghadapi karir merupakan keadaan seseorang yang merasa khawatir, takut, tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi karir masa depan, dengan berfikir sesuatu yang buruk akan menimpanya. Selain kecemasan memberikan dampak yang negatif, kecemasan juga memberikan dampak positif. Segi positifnya adalah kecemasan dapat menimbulkan motivasi belajar dan kreativitas. Individu akan melakukan suatu hal yang terbaik bagi dirinya, yang semaksimal mungkin agar dapat terhindar dari hal yang ditakutkan.

Karir adalah pekerjaan, profesi. Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan minatnya.7Karir bagi remaja merupakan sesuatu yang secara sosial diakui sebagai cara untuk memenuhi kepuasan berbagai kebutuhan atau keinginan yang tidak terpuaskan secara penuh. Karir juga dapat mengembangkan perasaan ingin diakui dalam masyarakat untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan dan mencapai tujuan hidup.

7

Bimo Walgito, Bimbingan Konseling (Studi & Karier),(Yogyakarta : ANDI, 2010), h.201

(12)

Teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh Donald E.Super lingkupnya sangat luas, karena perkembanganjabatan itu di pandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karir seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan sifat-sifat kepribadian, kemampuan intelektual, dan banyak faktor di luar individu, seperti taraf kehidupan sosial ekonomi

keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan

kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor individu itu sendiri.

Donald E.Super mengemukakan 4 aspek yang dapat digunakan untuk mengukur kematangan karir remaja, antara lain:

a. Perencanaan. Dalam aspek ini pengukuran tingkat perencanaan dilihat melalui sikap terhadap masa depan. Apabila individu telah memiliki rasa percaya diri, dapat belajar dari pengalaman, memiliki keasadaran bahwa ia perlu membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan, dan mempersiapkan diri dalam membuat pilihan karir tersebut. Nilai rendah pada dimensi ini dilihat dilihat jika individu ikut berpartisipasi dalam aktivitas perencanaan karir seperti belajar tentang informasi karir, membangun hubungan baik dengan orang dewasa untuk membicarakan tentang rencana karir, mengikuti kegiatan kursus dan

(13)

pelatihan yang mampu membantu menentukan karir, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan bekerja paruh waktu.

b. Eksplorasi. Pada aspek ini, yang di ukur adalah sikap terhadap sumber informasi. Individu yang berusaha memperoleh informasi tentang dunia kerja serta dapat memanfaatkan sumber informasi yang memiliki potensi seperti, orang tua, guru,dan konselor. Nilai rendah kepedulian dengan informasi mengenai bidang dan tingkat pekerjaan. c. Kopetensi informasional. Aspek ini mengukur penilaian mengenai

jenis-jenis pekerjaan, cara untuk memperoleh pekerjaan, peran-peran dalam dunia kerja. Individu yang perlu belajar mengenai jenis pekerjaan dan tugas perkembangan karir, ketika ia kurang mengetahui informasi mengenai perjaan yang sesuai dengannya, maka individu tersebut menunjukkan nilai yang rendah dalam demensi ini. Sedangkan, nilai tinggi ditunjukkan jika individu memiliki wawasan yang luas dan dapat menjadikan wawasan tersebut untuk mendapat informasi pekerjaan untuk dirinya sendiri dan mulai menetapkan bidang serta tingkat pekerjaan.

d. Pengambilan keputusan. Aspek ini mengukur pengetahuan mengenai prinsip dan cara pengambilan keputusan. Individu memiliki kemandirian, membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Nilai rendah pada dimensi ini ditunjukkan jika individu tidak mengetahui apa yang harus dipertimbangan dalam

(14)

keputusan karir. Artinya individu tidak siap untuk menggunakan informasi pekerjaan yang telah diperoleh untuk merencanakan karir. Sedangkan nilai tinggi pada dimensi ini ditunjukkan jika individu siap mengambil keputusan.8

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa aspek yang dapat digunakan oleh remaja untuk mengukur kematangan karirnya yang pertama yaitu perencanaan, eksplorasi, kopetensi informasional, dan yan terakhir yaitu pengambilan keputusan dengan tepat.

Perencanaan karir merupakan suatu hal yang menyangkut masa depan dalam jangka panjang yang harus di direncanakan sejak jauh hari. Frank Parson merumuskan perencanaan karir yaitu suatu cara untuk membantu siswa dalam memilih suatu bidang karir yang sesuai dengan

potensi mereka, sehingga dapat cukup berhasil di bidang

pekerjaan.Perencanaan karir perlu disiapkan sebelum siswa terjun secara langsung dalam dunia karir. Perencanaan karir didasarkan atas potensi yang dimiliki siswa sehingga tidak ada pertentangan antara karir yang dipilih dengan potensi yang ada pada diri siswa.

Dari uraian di atas terlihat bahwa perencanaan karir siswa adalah sebuah bekal bagi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi diri. Ketika siswa memiliki perencanaan karir yang matang dan sudah terbina, maka pemilihan pekerjaan serta enyaluran skillnya akan sesuai dengan potensi yang dimiliki, begitu pula sebaliknya.

8Maslikhah, Dina Rahmawati Hapsyah, Afan Abdul Jabbar, Dede Rahmat Hidayat,

Jurnal Ilmu dan Budaya, Implementasi Teori Donald E.Super Pada Program Layanan BK

(15)

Tujuan dari perencanaan karir yaitu agar seseorang menyadari adanya peluang, kesempatan, kendala, pilihan, dan juga mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir, penyusunan program kerja, pendidikan dan pengalaman yang bersifat pengembangan dalam rangka meraih tujuan karir.9

Perencanaan karir dilakukan oleh individu itu sendiri, dan keterampilan individual menjadi fokus analisis sendiri. Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan karir yaitu menilai diri sendiri, menetapkan tujuan karir, dan menyiapkan rencana-rencana tersebut.

Berdasarkan dari hasil observasi awal yang penulis lakukan pada tanggal 08 Februari 2020 di MAN Lima Puluh Kota kelas XII, terdapat fenomena yang terjadi pada siswa yaitu masih banyaknya siswa yang merasa cemas dalam perencanaan karir setelah lulus sekolah nantinya, siswa masih belum mempunyai perencanaan karir yang matang, baik berupa pemilihan kerja sesuai minat dan bakat, maupun berupa pemilihan jurusan atau pendidikan berikutnya setelah lulus sekolah nantinya.10

Berdasarkan dari hasilwawancara dengan guru bimbingan dan konseling di MAN Lima Puluh Kota yang berinisial EP pada tanggal 08 Februari 2020, menyatakan bahwa benar telah melakukan upaya untuk mengatasi kecemasan dalam perencanaan karir siswa,mengapa perlu

9

Indra Bangkit Komara, Psikopedagogia, Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar dan Perencanaan Karir Siswa, Vol. 5, No. 1, 2016. Diakses hari Selasa 25 Februari 2020

(16)

membantu siswa dalam perencanaan karirnya, karena dewasa ini kebanyakan siswa terpengaruh oleh teman sebaya dalam merencanakan karirnya, siswa juga dipengaruhi oleh androidnya sehinga siswa ikut-ikutan teman dalam merencanakan karir padahal minat dan kemampuan mereka berbeda. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka guru bimbingan dan konseling melakukanupaya yang sesuai dengan program yang telah dibuat oleh guru bimbingan dan konseling mengenai karir, dengan media buku sumber, power point dll. Upaya membantu perencanan karir siswa ada juga berupa mencari informasi di brosur-brosur, sosial media, dan youtube. Upaya yang sudah terlaksana berupa penginformasian pilihan-pilihan perguruan tinggi yang ada di dalam dan luar Indonesia, memberikan angket pilihan siswa dalam pemilihan karir, memberikan informasi tentang prospek kerja terhadap jurusan yang diminati, memberikan materi tentang perguruan tinggi, konseling perorangan dengan siswa, dll.11

Untuk melihat lebih jauh tentang upaya guru bimbingan dan konseling mengatasi kecemasan dalam perencanaan karir siswa, maka penulis akan mengadakan penelitian yang ditulis dalam skripsi yang berjudul “Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi Kecemasan

dalam Perencanaan Karir Siswa di MAN Lima Puluh Kota”.

(17)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi fokus penelitian adalah upaya guru bimbingan dan konseling mengatasi kecemasan dalam perencanaan karir siswa di MAN Lima Puluh Kota.

C. Pertanyaan Peneltian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : bagaimana bentuk-bentuk upaya guru bimbingan dan konseling mengatasi kecemasan dalam perencanaan karir siswa di MAN Lima Puluh Kota?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bentuk-bentuk Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi Kecemasandalam Perencanaan Karir Siswa di MAN Lima Puluh Kota.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai upaya guru bimbingan dan konselingmengatasi kecemasandalam perencanaan karir siswa di MAN Lima Puluh Kota.

2. Manfaat Praktis a. Sekolah

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah bahan masukan untuk melihat sejauh mana upaya guru bimbingan dan konseling

(18)

mengatasi kecemasan dalamperencanaan karir siswa di MAN Lima Puluh Kota.

b. Guru Bimbingan dan Konseling

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru bimbingan dan konseling sebagai rujukan sejauh mana upaya yang sudah dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kecemasan dalam perencanan karir siswa.

c. Siswa

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa untuk meihat gambaran pola pikir yang dimiliki serta untuk menentukan karir yang akan dipilih nantinya.

d. Penulis

Penelitian ini untuk memenuhi salah satu syarat akademik mencapai gelar sarjana (S1) Prodi Bimbingan dan Konseling pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

F. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan maksud dari istilah yang terdapat pada judulUpaya Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi Kecemasan dalam Perencanaan Karir Siswa di MAN Lima Puluh Kota.

(19)

sebagai usaha untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, dan mencari jalan keluar. Dalam hal ini, yang penulis maksud adalah suatu cara atau usaha yang dilakukan oleh guru

bimbingan dan konseling dalam membantu

perencanaan karir siswa.

Guru BK :Guru bimbingan dan konseling atau konselor

adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam

kegiatan bimbingan dan konseling terhadap

sejumlah siswa.12

Kecemasan : Perasaan tidak menyenangkan yang ditandai oleh

kekhawatiran dan ketidaenakan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang. Maksudnya disini adalah kecemasan yang dirasakan oleh siswa MAN Lima Puluh Kota.

Karir :Karir merupakan pekerjaan, profesi. Seseorang

akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan itu

memang sesuai dengan keadaan dirinya,

kemampuannya, dan minatnya. Sebaliknya, apabila seseorang bekerja tidak sesuai dengan apa yang ada

12Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta PT Rineka Cipta, 2001), h.8

(20)

di dalam dirinya maka dapat dipastikan ia akan kurang bergairah dalam bekerja, kurang senang, dan kurang tekun.13

Dari penjelasn judul di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penting bagi guru bimbingan dan konseling untuk mengatasi kecemasan siswa dalam perencanaan karir, agar siswa mampu mandiri dalam perencanaan karirnya, sehinga karir yang akan dipilih siswa tepat dan sesuai dengan potensi dirinya.

G. Sistematika Penulisan

Agar lebih terarah penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Berisi tentang pendahuluan, di dalam pendahuluan

terdapat latar belakang masalah, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi tentang landasan teori, di dalam landasan teori berisi tentang pembahasan secara teoritis, dalam hal ini berkenaan dengan upaya guru bimbingan dan konseling mengatasi kecemasan dalam perencanaan karir siswa.

BAB III : Berisi tentang metodologi penelitian, di dalam metodologi

penelitian ini terdapat bahasan mengenai jenis penelitian,

13Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi dan Karier), (Yogyakarta: ANDI, 2010), h.201

(21)

lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN yang mengemukakan tentang

data-data penelitian yang telah penulis kumpulkan di lapangan

(22)

15 A. Guru Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling

Berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku saat ini (di antaranya, UU sistem pendidikan nasional No 20/2003, Permendiknas No 23/2006, dan lain-lain) telah dikaji sedemikian rupa dalam rangka menjawab perkembangan pendidikan dan melakukan penataan konselor sebagai profesi dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Dari hasil kajian tersebut semakin mengukuhkan bahwa sejatinya layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga ahli yang disebut sebagai konselor.

Secara yuridis, keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong, dan tutor sebagai mana disebutkan dalam pasal 1 ayat 6 UU No 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam undang-undang tersebut menunjukkan adanya pengakuan eksplisit kesejajaran antara setiap kualifikasi tenaga pendidik, termasuk konselor.14

Guru sebagai pembimbing (konselor), dituntut untuk

mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan intruksional

14Wardati, M.Pd & Mohammad Jauhar, S.Pd, Implementasi Bimbingan dan Konseling di

(23)

akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi. Sesuai dengan peran guru sebagai pembimbing (konselor) adalah ia diharapkan akan dapat merespons segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran.15

Guru bimbingan dan konseling atau konselor merupakan guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.16

Jadi dapat penulis simpulkam bahwa guru bimbingan dan konseling memiliki peranan penting dalam perkembangan siswa, memberikan bantuan secara sistematis kepada individu atau sekelompok orang untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapi individu tersebut, sehingga individu itu mampu mengambil keputusan terhadap permasalahannya serta mampu mengubah kehidupan efektif sehari-hari. Terutama pada individu yang sedang merencanakan karirnya, sehingga individu tersebut mampu mandiri dalam merencanakan hingga memilih karirnya.

2. Syarat Guru Bimbingan dan Konseling

Menurut Arifin dan Eti Kartikawati syarat dasar kualifikasi yang harus dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling , meliputi:

15Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.29

16Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta PT Rineka Cipta, 2001), h.8

(24)

a. Syarat kepribadian

Seorang guru bimbingan dan konseling harus memiliki kepribadian yang baik. Dengan kepribadian yang baik, diharapkan tidak terjadi pelanggaran terhadap norma yang bisa merusak citra pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam kedaan tertentu seorang guru bimbingan dan konseling bisa menjadi model atau contoh yang baik bagi penyelesaian masalah siswa. Misalnya guru bimbingan dan konseling akan sulit mengubah perilaku siswa yang tidak disiplin apabila ia sendiri tidak dapat menunjukkan perilaku disiplin kepada para siswa, dan guru bimbingan dan konseling akan sulit mengubah sifat siswa yang emosional apabila ia sendiri adalah orang yang emosional.

b. Syarat pendidikan

Seorang guru bimbingan dan konseling selayaknya memiliki pendidikan profesi bimbingan dan konseling, baik dari jenjang strata satu (S1), strata dua (S2) maupun strata tiga (S3). Atau sekurang-kurangnya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling tidak saja harus memiliki ilmu bimbingan dan konseling saja, namun juga ditunjang dengan keilmuan tentang manusia dengan berbagai macam problematikanya, keilmuan psikologi, dan ilmu-ilmu penunjang lainnya.

(25)

c. Syarat pengalaman

Pengalaman merupakan bukti terbesar dalam keluasan wawasan yang dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling. Setidaknya guru bimbingan dan konseling di sekolah pernah memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Pengalaman hidup pribadi guru bimbingan dan konseling yang mengesankan, juga akan turut membantu upaya guru bimbingan dan konseling mencarikan alternatif pemecahan masalah siswa.

d. Syarat kemampuan

Sebagai seorang guru bimbingan dan konseling harus memiliki kemampuan dan keterampilan. Kemampuan dalam mengetahui dan memahami secara mendalam sifat-sifat seseorang, daya kekuatan pada diri seseorang, dan merasakan motivasi seseorang dalam berbuat dan mendiagnosis berbagai persoalan siswa yang harus bisa dilakukan, selanjutnya juga mampu mengembangkan potensi siswa secara positif.17

Dari uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa syarat unuk menajdi guru bimbingan dan konseling yaitu memiliki kepribadian yang baik dan hangat agar siswa terbuka kepada guru bimbingan dan konseling, yang kedua guru bimbingan dan konseling sudah menyelesaikan pendidikan yang berlatar belakang BK, yang ketiga sudah berpengalaman mengentaskan masalah siswa dan yang ke

17 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.117-122

(26)

empat, memiliki kemampuan untuk mendiagnosis potensi dan permasalahan siswa.

3. Karakteristik Guru Bimbingan dan Konseling

Menurut sejumlah para ahli seperti McCully, Tollbert, Nugent yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti menyatakan bahwa kriteriakonselor profesional dapat dilihat dari karakteristik yang harus dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling, yaitu:18

a. Suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang mempunyai fungsi dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.

b. Untuk mewujudkan fungsi menampilkan pelayanan khusus didasarkan atas teknik-teknik intelektual dan keterampilan-keterampilan tertentu yang unik.

c. Selain dilakukan secara rutin pelayanan juga bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dengan metode ilmiah

d. Para anggota profesi BK harus memiliki kerangka ilmu yang jelas, sistematis, dan eksplisit, bukan hanya didasarkan pada akal (common sense).

e. Diperlukan pendidikan dan pelatihan dalam jangka waktu yang cukup lama untuk dapat menguasai kerangka ilmu tersebut.

18Septin Anggraini, Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Peran Supervisi BK Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru BK, Vol. 1, No. 1. 2017. Diakses hari Rabu 19 Februari 2020

(27)

f. Para anggota profesi BK secara tegas dituntut memiliki kompetensi minimum melalui prosedur seleksi, pendidikan dan latihan, serta lisensi atau sertifikasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa karakteristik guru bimbingan dan konseling dapat dikatakan profesional apabila guru bimbingan dan konseling itu memiliki keterampilan-keterampilan dasar pengetahuan bimbingan dan konseling secara luas dan mendalam untuk pengentasan masalah siswa hingga memandirikan siswa.

4. Fungsi Guru Bimbingan dan Konseling

Winkel & Hastuti mengemukakan beberapa fungsi dari guru bimbingan dan konseling, yaitu:19

a. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi dalam membantu siswa mendapatkan program studi yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum pengajaran yang disediakan di sekolah, memilih kegiatan ekstrakurikuler yang cocok baginya selama menjadi peserta didik di sekolah yang bersangkutan, menentukan program studi lanjutan yang sesuai baginya di masa mendatang. Semua ini berarti bahwa siswa kerap dibantu untuk memilih di antara alternatif yang tersedia, seperti membantu siswa mandiri dalam merencanakan karirnya.

19Irvan Budhi Handika, Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Gerakan Literasi Nasional, Vol. 1, No. 1. 2017. Diakses hari Kamis 20 Februari 2020

(28)

b. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi dalam membantu siswa menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi. Misalnya, siswa harus dibantu untuk bergaul secara memuaskan dengan menentukan sikap di tengah-tengah kehidupan keluarganya.

c. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi sebagai narasumber bagi tenaga-tenaga pendidik yang lain di sekolah, khususnya pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa. Pelayanan ini tidak langsung diberikan kepada siswa, seperti fungsi penyaluran dan penyesuaian, tetapi tenaga bimbingan memberikan informasi dan usulan kepada sesama tenaga pendidik demi keberhasilan program pendidikan sekolah serta terbitnya kesejahteraan para siswa.

Sedangkan menurut Corey menyatakan bahwa fungsi guru bimbingan dan konseling adalah membantu konseli menyadari potensi mereka sendiri, menemukan kelemahan atau hal-hal yang dapat menjadi rintangan dalam menemukan potensi tersebut, dan memperjelas gambaran pribadi yang diharapkan, serta membantu untuk mengatasi masalah yang dialami.20

Dari pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling berfungsi memfasilitasi siswa dalam

20 Beti Malia Rahma Hidayati,An-Nafs, Peran Bimbingan dan Konseling di Madrasah (Pendalaman Kasus Sistem Bidang Psikologi Pendidikan), Vol, 4 No. 1 Juni 2019. Diakses hari Minggu 23 Februari 2020

(29)

segala potensi potensi yang dimilikinya, disini guru bimbingan dan konseling juga bekerja sama dengan tenaga pendidik yang lain dalam melaksanakan tugasnya agar program bimbingan dan konseling teraplikasi dengan baik.

5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Bimbingan dan Konseling

Tugas guru bimbingan dan konseling adalah menjadi mitra klien sebagai tempat penyaluran perasaan atau sebagai pedoman dikala bingung atau pemberi semangat dikala patah semangat, tujuannya mengutuhkan kembali pribadi klien yang tergoncang.21 Dalam hal ini yang penulis maksud yaitu perasaan cemas yang dirasakan siswa saat perencanaan karirnya, maka dalam hal ini siswa memerlukan bantuan dari guru bimbingan dan konseling.

Selanjutnya ABKIN mengemukakan ada sejumlah tugas utama konselor yang harus dijalankannya dalam mewujudkan pelayanan profesional bimbingan dan konseling, yaitu:

a. Melakukan studi kelayakan dan needs assessment pelayanan bimbingan dan konseling.

b. Merencanakan program bimbingan dan konseling untuk satuan-satuan waktu tertentu. Program-program tersebut dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan. c. Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling.

21Ahmad Masrur Firosad, Peran Guru Bimbingan dan Konseling Mengatasi Masalah

(30)

d. Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

e. Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan dan konseling. f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan

bimbingan dan konseling.

g. Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakannya.

h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dalam pelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada koordinator bimbingan dan konseling serta kepala sekolah.

i. Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.

j. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas serta pihak terkait dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.22

Menurut Prayitno dan Amti, tanggung jawab guru bimbingan dan konseling kepada siswa, yaitu:

a. Memperlakukan siswa sebagai individu yang unik.

b. Memberikan perhatian akan kebutuhan siswa dan mendorong pertumbuhan serta perkembangan yang optimal.

22Syarifuddin Dahlan, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h.7

(31)

c. Memberikan informasi kepada siswa tentang tujuan dan teknik bimbingan dan konseling, serta langkah yang harus dilalui untuk mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.

d. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan nilai yang berlaku, tanpa paksaan nilai tertentu kepada siswa. e. Menjaga atau merahasiakan informasi yang disampaikan siswa. f. Memberikan informasi kepada pihak tertentu yang berkaitan

dengan permasalahan siswa.

g. Memberikan informasi perkembangan dan hasil bimbingan dan konseling kepada siswa dengan cara sederhana dan mudah dimengerti.

h. Memberikan saran dan rujukan kasus secara tepat.23

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling itu berbeda dengan tugas guru mata pelajaran. Karena tugas guru bimbingan dan konseling hanya dapat dilakukan oleh guru tersebut, bukan oleh guru biasa.

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan, dan merupakan pengalaman samar-samar disertai perasaan yang tidak berdaya dan tidak menentu. Pada umumnya

23 Beti Malia Rahma Hidayati,An-Nafs, Peran Bimbingan dan Konseling di Madrasah (Pendalaman Kasus Sistem Bidang Psikologi Pendidikan), Vol, 4 No. 1 Juni 2019. Diakses hari Minggu 23 Februari 2020

(32)

kecemasan bersifat subjektif, yang ditandai dengan adanya perasaan tegang, khawatir, takut, dan disertai adanya perubahan fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi, perubahan pernapasan, dan tekanan darah.24

Kecemasan merupakan semacam kegelisahan-kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas, dan mempunyai ciri yang mengazab pada seseorang. Bila kita merasa bahwa kehidupan ini terancam oleh sesuatu walaupun sesuatu itu tidak jelas, maka kita menjadi cemas.25

Penjelasan kecemasan menurut beberapa ahli, yaitu:

a. Atkinson, dkk, menjelaskan kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan perasaan takut. Segala bentuk situasi yang

mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan

kecemasan, konflik merupakan salah satu sumber munculnya rasa cemas. Adanya ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, serta perasaan tertekan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan juga menumbuhkan kecemasan.

b. Calhoun dan Acocella, kecemasan adalah perasaan ketakutan (baik realistis maupun tidak realistis) yang disertai dengan keadaan peningkatan reaksi kejiwaan.

24Hartono dan Boy Soedarmajdi, Psikologi Konseling, (Jakarta: Kencana, 2012), h.84 25

(33)

c. Davis dan Palladino, kecemasan memiliki pengertian sebagai perasaan umum yang memiliki karakteristik perilaku dan kognitif atau simtom psikologikal.

d. Freud, menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi terhadap ancaman dari rasa sakit maupun dunia luar yang tidak siap ditanggulangi dan berfungsi memperingatkan individu akan adanya bahaya. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi disebut sebagai traumatik. Saat ego tidak mampu mengatasi kecemasan secara rasional, maka ego akan memunculkan mekanisme pertahanan ego. e. Hall dan Lindzey, kecemasan adalah ketegangan yang dihasilkan dari ancaman terhadap keamanan, baik nyata maupun imajinasi biasa.

f. Priest, berpendapat bahwa kecemasan atau perasaan cemasan adalah suatu keadaan yang dialami ketika berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi.26

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan kekhawatiran, tidak tenang, gelisah, takut dengan sesuatu yang akan terjadi di masa depan, dengan penyebab yang tidak jelas atau tidak terlihat. Disini kecemasan yang penulis maksud adalah kecemasan yang dialami oleh siswa saat merencanakan karirnya.

26Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas

(34)

2. Karakteristik Kecemasan

Anak yang cemas mudah dilanda oleh perasaan takut dan sering terlihat mencari-cari hal yang membuatnya cemas, mereka sering merasa khawatir dan cemas terhadap situasi sehari-hari yang orang lain mungkin tidak begitu mempedulikan situasi tersebut. Anak yang memiliki kecemasan yang tinggi sering kali kurang popular, kurang kreatif, dan kurang fleksibel dibandingkan anak yang memiliki kecemasan yang rendah. Mereka lebih mudah bersugesti, ragu-ragu, hati-hati, dan kaku. Mereka juga cenderung dikelilingi oleh perasaan tegang, khawatir, kesepian, dan merasa kecil hati.

Konsep diri anak pencemas tergolong buruk. Mereka memiliki ketergantungan yang lebih besar pada orang dewasa dan kurang mengekspresikan kemarahannya kepada orang lain secara terbuka. Anak dengan reaksi kecemasan cenderung menjadi mudah marah, tegang, dan waspada secara berlebihan terhadap ancaman dari lingkungan.

Anak-anak yang memiliki kecemasan tinggi memiliki skor yang lebih rendah pada tes-tes prestasi dan intelegensi. Hal ini merupakan implikasi dari kecemasan terhadap kemampuan anak untuk berfungsi secara efisien. Anak merasa diancam oleh kemungkinan bahwa belajar

(35)

akan membawa tuntutan dalam kegiatannya, di sisi lain mereka kurang memiliki energi untuk berusaha kearah pemenuhan tuntutan yang ada.27

Jadi karakteristik individu yang mengalami kecemasan yaitu mudah dilanda oleh perasaan takut disertai was-was yang tidak jelas dan tidak menyenangkan, individu menilai situasi sebagai sesuatu yang menyulitkan sehingga individu menjadi susah berkonsentrasi.

3. Jenis-Jenis Kecemasan

Menurut beberapa ahli, kecemasan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

a. Gilmer, membedakan kecemasan menjadi dua, yaitu:

1) Kecemasan normal, adalah suatu kecemasan yang kadarnya masih ringan, dan merupakan suatu reaksi yang dapat mendorong konseli untuk bertindak. Seperti menunjukkan rasa kurang percaya diri, dan juga dapat melakukan mekanisme pertahanan ego, contohnya memberikan suatu alasan yang rasional atas kegagalan yang dialaminya.

2) Kecemasan abnormal, adalah suatu kecemasan yang kadarnya sudah kronis, adanya kecemasan tersebut dapat menimbulkan perasaan dan tingkah laku yang tidak efisien, misalnya mahasiswa harus mengulang ujian, karena ujian pertama belum lulus.

27Rini Hildayati, dkk, Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus), (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h.44

(36)

b. Lazarus dan Spielberger, membagi kecemasan menjadi dua, yaitu: 1) Kecemasan state anxiety, yaitu suatu kecemasan disebut state

anxietyapabila gejala kecemasan yang timbul dianggap sebagai

suatu situasi yang mengancam individu. Misalnya, klien merasa terancam atas kemungkinan kegagalan yang pernah dia alami pada masa lalunya.

2) Kecemasan trait anxiety, yaitu kecemasan yang menetap pada individu. Kecemasan ini berhubungan dengan kepribadian individu yang mengalaminya, individu yang mempunyai trait

anxietyyang tinggi cenderung untuk menerima situasi sebagai

bahaya atau ancaman, dibandingkan individu yang memiliki

trait anxietyyang rendah, sehingga mereka akan merespon

situasi yang mengancam dengan kecemasan yang lebih besar intensitasnya.

Individu yang merasakan kecemasan tersebut, pada dirinya akan timbul reaksi-reaksi tertentu. Pada dasarnya reaksi kecemasan dapat dibedakan menjadi reaksi fisiologis dan reaksi psikologis. Reaksi fisiologis adalah reaksi tubuh, terutama organ-organ yang diatur oleh saraf simpatetis, seperti jantung, pembuluh darah, kelenjar, pupil mata, sistem pencernaan, dan sistem pembuangan. Dengan adanya kecemasan, maka satu atau lebih organ-organ dalam tubuh akan mengalami peningkatan fungsi, seperti jantung

(37)

berdebar-debar, sering buang air kecil, nyeri di perut, keluar keringat dingin, gemetar, dan sirkulasi darah tidak teratur. Sedangkan reaksi psikologis adalah reaksi kecemasan yang biasanya disertai dengan reaksi fisiologis, seperti adanya rasa tegang, kebingungan, merasa terancam, tida berdaya, rendah diri,

kesulitan memusatkan perhatian, dan kesulitan

berkonsentrasi.28

Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa kecemasan yang dialami oleh seseorang itu beragam jenisnya yang membuat seseorang merasakan reaksi yang berbeda-beda.

4. Tingkat Kecemasan

Menurut Townsend kecemasan dapat dibagi pada beberapa tingkat, yaitu:

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan kreatifitas. Gejala yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, kesadaran meningkat, mampu untuk belajar, motivasi, meningkat dan tingkah laku sesuai dengan situasi.

28Hartono dan Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h.85-86

(38)

b. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Gejala yang muncul pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume yang tinggi, mampu untuk belajar namun tidak terfokus pada rangsangan yang tidak menambah kecemasan, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis. c. Kecemasan berat

Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk memusatkan pada suatu area yang lain. Gejala yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, mual, tidak dapat tidur (insomnia), sering merasa buang air kecil, diare, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri, perasaan tidak berdaya, dan bingung.

d. Panik

Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, teror karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.

(39)

Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas, pucat, jantung berdetak kencang, pembicaraan yang kacau, berkeringat dingin, berteriak-teriak, menjerit, dan mengalami halusinasi. Panik dapat mengakibatkan peningkatan motorik, penurunan kemampuan berhubungan dengan orang lain dan tidak mampu berfikir secara rasional.29

Jadi dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa tingkat kecemasan itu berbeda-beda mulai dari kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan panik. Tingkat kecemasan ini menimbulkan akibat yang berbeda pula.

5. Indikator Kecemasan

Pada saat mengahadapi kecemasan, tubuh mengadakan reaksi fisik, berupa:

a. Berdebar-debar, yaitu ketika berada pada pengaruh stres yang menyebabkan kecemasan, maka akan memicu jantung terpacu dengan cepat.

b. Gemetar, yaitu saat mengalami kecemasan, tubuh akan terasa goyah atau tergoncang. Tangan dan lutut bergemetar ketika berusaha melakukan sesuatu.

c. Ketegangan, merupakan tanda paling utama dari kecemasan, seseorang merasakan saraf di belakang leher sangat kencang dan menegang. Ketegangan pada kulit kepala, merupakan salah satu

29Atina Inayah Ihdaniyati,Berita Ilmu Keperawatan , Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif, Vol. 2 No.1 Maret 2009. Diakses hari Minggu 23 Februari 2020

(40)

penyebab timbulnya pusing yang akan mengantarkan pada keresahan.30

Secara umum, individu mengalami kecemasan dengan merasakan atau menimbulkan reaksi, yaitu:

a. Senantiasa diliputi oleh ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang bersifat tidak menentu.

b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa tidak mampu, minder, depresi, dan serba sedih.

c. Sulit berkonsentrasi dalam mengambil keputusan, dan serba takut salah dalam melakukan sesuatu.

d. Rasa tegang menjadikan individu yang bersangkutan selalu bersikap tegang, lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, dan selalu melakukan gerakan-gerakan neurotik tertentu tertentu, seperti mematah-matahkan kuku jari.

e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan sekitar bagian atas otot bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia serta mimpi buruk.

f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah.

g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi.

30Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologis, (Jakarta: Kencana Penada Media Group, 2009),h.15

(41)

h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas.

i. Sering mengalami “anxiety attacks” atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicu yang jelas.31

Halgin, Whitburne dan Krauss mengemukakan aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan dalam dua reaksi, yaitu:

a. Reaksi psikologis, meliputi gejala yang terkait dengan kondisi emosi dan pikiran seseorang yang mengalami kecemasan seperti takut dan khawatir yang tidak terkendali, merasa tertekan, merasa tidak mudah menghadapi sesuatu buruk yang akan terjadi, terus menerus mengeluh tentang perasaan takut terhadap masa depan, percaya sesuatu yang menakutkan akan terjadi dengan sebab yang tidak jelas, terancam dengan orang atau keadaan yang secara normal tida diperhatikan, takut kehilangan kontrol, takut tidak bisa menghadapi permasalahan, berpikir hal tertentu berulang-ulang, ingin melarikan diri, bingung, dan kesulitan untuk berkonsentrasi. b. Reaksi fisiologis, meliputi gejala yang menyangkut kondisi badan

atau tubuh seseorang yang cemas, terutama yang menyangkut fungsi sistem syaraf yang ditunjukkan dari ekspresinya seperti gemetar, pucat, menggigit kuku, tidak dapat tidur, perut mual, keringat berlebihan, telapak tangan berkeringat, terasa akan pingsan, perasaan kering di mulut atau tenggorokan, sulit bicara,

31

(42)

nafas pendek, jantung berdebar-debar, suara bergetar, jari-jari terasa dingin, lemas, sulit menelan, kepala pusing, kekakuan leher atau punggung, tangan terasa dingin, sakit perut atau mual, sering buang air kecil, dan diare.32

Dari pendapat di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa saat mengalami kecemasan setiap individu akan merasakan reaksi yang berbeda-beda, sesuai dengan tingkat dan penyebab individu merasa cemas.

6. Penanganan Kecemasan

Secara umum kecemasan penanganan anak yang mengalami kecemasan, yaitu:

a. Menerima anak dan menenangkan hatinya, anak yang sangat cemas membutuhkan rasa tentram dari seorang guru yang juga tenang dan hangat. Rasa aman dapat diperoleh dengan melontarkan kalimat-kalimat seperti “kamu tidak perlu cemas sebentar lagi ibumu juga akan datang”. Selain itu penanganan yang diberikan kepada anak dengan cara memberikan perhatian dengan penuh.

b. Menggunakan bermacam-macam strategi untuk mengatasi

kecemasan, ajaklah anak melakukan bermacam-macam kegiatan, seperti melihat buku, mendengar lagu, dan menggambar. Melakukan kegiatan dapat melawan ketegangan yang ada.

32 Dinie Ratri Desiningrum, Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta:Psikosain, 2016), h.54-55

(43)

c. Mendorong anak untuk mengekspresikan perasaannya, ekspresi terbuka dari perasaan dapat menetralkan perasaan cemas, dengan cara meminta anak untuk menceritakan mengenai hal-hal yang membuatnya cemas.

d. Meningkatkan pemahaman dan pemecahan masalah, memahami diri sendiri sendiri, orang lain dan berbagai hal merupakan cara yang paling baik untuk mencegah kecemasan. Berusaha

menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal yang

membuatnya cemas.

e. Meminta bantuan kepada profeional, jika kecemasan sangat intens (mendalam) dan berlangsung lama, bantuan profesional mutlak dibutuhkan. Apalagi jika cara-cara sebelumnya tidak berhasil mengurangi kecemasan anak.33

Sedangkan menurut Ramaiah ada beberapa cara mengatasi kecemasan, yaitu:

a. Pengendalian diri, segala usaha untuk mendalikan berbagai keinginan diri yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisinya. b. Dukungan, dukungan dari keluarga dan teman dapat memberikan

kesembuhan terhadap kecemasan.

c. Melakukan kegiatan fisik seperti olahraga.

d. Tidur yang cukup dengan enam sampai delapan jam pada malam hari dapat mengembalikan pikiran dan perasaan.

33Rini Hildayani, dkk, Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus), (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h.44-47

(44)

e. Mendengarkan musik yang lembut akan dapat membantu menenangkan pikiran dan perasaan.

f. Konsumsi makanan seimbang, mengandung gizi dan vitamin yang sangat baik untuk menjaga kesehatan.34

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa untuk penanganan kecemasan yang dirasakan individu bisa dengan cara memberikan dukungan serta motivasi pada individu yang merasa cemas.

C. Karir

1. Pengertian karir dan perencanaan karir

Menurut Farlex karir adalah suatu kemajuan umum tentang pekerjaan suatu kemajuan umum tentang pekerjaan anda atau kehidupan profesional. Menurut Wikepedia istilah karir yang digambarkan oleh kamus bahasa Inggris Oxford, yaitu sebagai kemajuan kehidupan individu atau suatu bentuk kehidupan yang berbeda. The American Heritage juga mendefinisikan karir sebagai kemajuan kehidupan pekerjaan seseorang atau kemajuan berbagai prestasi profesional seseorang. Selanjutnya menurut Bussines Dictionary karir adalah kemajuan dan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh seseorang sepanjang hayat, terutama berkaitan dengan berbagai pekerjaan seseorang.35

Karir merupakan pekerjaan, profesi. Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan

34Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas

Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.53

35

(45)

itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan minatnya. Sebaliknya, apabila seseorang bekerja tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam dirinya maka dapat dipastikan ia akan kurang bergairah dalam bekerja, kurang senang, dan kurang tekun.36

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa karir itu erat kaitannya dengan pekerjaan seseorang atau aktivitas yang dilakukan seseorang untuk menuju masa depan. Karir yang penulis maksud disini yaitu berkaitan dengan siswa di sekolah, karir merupakan sesuatu yang diinginkan oleh siswa untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan dan mencapai tujuan hidupnya.

Perencanaan karir adalah sesuatu yang menyangkut masa depan dalam jangka panjang yang harus direncanakan sejak jauh hari. Merencanakan kemana seseorang ingin melangkah dan apa yang ingin dicapai.

Beberapa penjelasan perencanaan karir menurut para ahli, yaitu: a. Frank Parsons, merumuskan perencanaan karir yaitu suatu cara

untuk membantu siswa dalam memilih suatu bidang karir yang sesuai dengan potensi mereka, sehingga dapat cukup berhasil di bidang pekerjaan.37 Perencanaan karir perlu disiapkan sebelum siswa terjun secara langsung dalam dunia karir. Perencanaan karir didasarkan atas potensi yang dimiliki siswa sehingga tidak ada

36Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi dan Karier), (Yogyakarta: ANDI, 2010), h.201

37W.S Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h.407

(46)

pertentangan antara karir yang dipilih dengan potensi yang ada pada diri siswa.

b. Simamora, mengemukakan bahwa perencanaan karir adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karir. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam proses perencanaan karir individu akan memperoleh pengetahuan tentang potensi yang ada pada diri yang meliputi keterampilan, minat, pengetahuan, motivasi, dan karakteristik yang digunakan sebagai dasar dalam pemilihan karir yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan tahapan untuk bisa mencapai karir yang sudah dipilih.

c. Imamora, menjelaskan bahwa perencanaan karir merupakan proses

untuk, menyedari diri sendiri terhadap peluang-peluang,

kesempatan-kesempatan, kendala-kendala, pilihan-pilihan, dan konsekuensi-konsekuensi mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir, dan penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu, dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir.38

38Twi Tandar Atmaja, Psikopedagogia, Upaya Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa Melalui Bimbingan Karir dengan Penggunaan Media Modul, Vol. 3 No. 2, 2014. Diakses hari Senin 24 Februari 2020

(47)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan bahwa perencanaan karir merupakan suatu proses pemilihan karir bagi siswa untuk menyiapkan masa depannya dengan mempertimbangkan bakat, minat, dan potensi yang dimiliki siswa, sehingga siswa bisa mencapai tujuannya.

2. Tujuan Perencanaan Karir

Adapun tujuan perencanaan karir menurut Simamora, yaitu: a. Menyadari diri sendiri terhadap peluang-peluang,

kesempatan-kesempatan, kendala-kendala, pilihan-pilihan dan konsekuensi-konsekuensi.

b. Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir.

c. Menyusun program kerja, pendidikan dan yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir.

Berdasarkan pendapat Simamora di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan perencanaan karir yaitu siswa menyadari adanya peluang, kesempatan, dan pilihan yang bisa diambil oleh siswa tersebut untuk mempersiapkan perencanaan hidupnya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir

Menurut Parson dan Williamson ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan karir, yaitu:

(48)

a. Kemampuan, dalam hal ini berkaitan dengan bakat yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. Sekali terbentuk suatu kemampuan dapat menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki berbagai bidang pekerjaan atau saat memasuki jenjang perguruan tinggi pada suatu bidang tertentu. Seseorang yang memiliki kemampuan atau bakat yang menonjol diimbangi dengan sikap kepercayaan diri yang baik akan menghasilkan aktualisasi diri yang positif.

b. Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap kepada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu, merasa senang bergabung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang tersebut.

c. Prestasi, yaitu suatu hasil belajar (prestasi belajar), yang didapatkan dari suatu kemampuan individu yang didapatkan siswa dari hasil belajar. Dengan prestasi belajar yang dimiliki, secara tidak langsung individu telah merencanakan karirnya, karena untuk meraih sebuah prestasi itu dilakukan dengan sebuah proses dan perencanaan yang matang dalam belajar sehingga hasil nilainya sangat memuaskan.39

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa faktor yang mempengaruhi perencanaan karir adalah berupa kemampuan dimana kemampuan dapat menjadi bekal yang

39Indra Bangkit Komara, Psikopedagogia,Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar dan Perencanaan Karir, Vol. 5, No. 1, 2016. Diakses hari Selasa 25 Februari 2020

(49)

memungkinkan untuk memasuki berbagai bidang pekerjaan atau saat memasuki jenjang perguruan tinggi pada suatu bidang tertentu. Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap kepada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu. Prestasi yaitu suatu kemampuan individu yang didapatkan siswa dari hasil belajar.

4. Indikator Perencanaan Karir

Jordan mengemukakan aspek-aspek dalam perencanaan karir meliputi:

a. Pemahaman karir, adalah membantu siswa untuk mengembangkan kesatuan dan gambaran diri serta peranan dalam dunia kerja.

b. Mencari informasi, siswa yang memiliki perencanaan karir akan memanfaatkan informasi yang telah didapat dari berbagai sumber untuk dipelajari sehingga setiap siswa memiliki pemahaman tentang karir.

c. Perencanaan dan pengambilan keputusan, merupakan suatu proses untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam karir untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan ciri tersebut, siswa yang tidak memiliki ciri-ciri seperti yang telah disebutkan dapat dikatakan sebagai siswa yang tida memiliki perencanaan karir, sehingga siswa tersebut perlu mendapatkan bantuan dari guru bimbingan dan konseling agar siswa tersebut bisa merencanakan karirnya sendiri.

(50)

Menurut Suherman aspek perencanaan karir terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut:

a. Mempelajari informasi karir, yaitu mencakup segala informasi yang berkaitan dengan karir. Informasi karir bisa didapatkan dari berbagai macam sumber, misalnya media elektronik, media cetak ataupun sumber yang bersangkutan secara langsung. Siswa yang memiliki perencanaan karir akan memanfaatkan informasi yang telah didapat dari berbagai sumber untuk dipelajari, sehingga setiap siswa memiliki pemahaman tentang karir.

b. Membicarakan karir dengan orang dewasa, artinya siswa yang memiliki perencanaan karir akan mempunyai anggapan bahwa orang dewasa merupakan orang yang memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan termasuk salah satunya pengalaman dan pengetahuan tentang karir.

c. Mengikuti kegiatan tambahan (kursus), yaitu dengan harapan siswa memiliki keterampilan terkait dengan karir yang telah dipilih dalam perencanaan karir. Memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam perencanaan karir akan memudahkan siswa untuk dapat sukses dalam karir yang telah direncanakannya.

d. Berpartisipasi dengan kegiatan ekstrakurikuler, yaitu siswa yang memiliki perencanaan karir akan memanfaatkan ekstrakurikuler yang ada di sekolah sebagai media untuk menambah keterampilan yang akan digunakan dalam pencapaian karir yang sesuai dengan

(51)

cita-cita setiap siswa. Siswa yang tidak memiliki perencanaan karir maka siswa itu akan bersikap cuek dan acuh serta mempunyai anggapan bahwa ekstrakurikuler tidak mendatangkan manfaat apapun.

e. Mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaan yang

diinginkan. Sama dengan pendidikan tambahan dan

ekstrakurikuler, diharapkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaan yang diinginkan maka akan menambah keterampilan yang ada pada diri siswa serta peningkatan pengetahuan tentang karir.

f. Mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan. Siswa yang memiliki perencanaan karir maka akan mempunyai rasa ingin tau yang tinggi tentang kondisi pekerjaan yang diinginkan. Siswa bisa memanfaatkan berbagai media serta berbagai sumber informasi untuk mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan. Beberapa sumber antara lain media elektronik, cetak, maupun orang yang sudah berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang karir. g. Mengetahui persyaratan pendidikan untuk karir yang diinginkan.

Untuk memasuki karir maka dibutuhkan syarat-syarat tertentu. Salah satu dari syarat memasuki karir adalah syarat pendidikan, secara umum tuntutan pendidikan akan diberlakukan untuk memasuki karir tertentu.

(52)

h. Dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat dari sekolah. Siswa yang mempunyai perencanaan karir pasti sudah ada perencanaan dalam dirinya terkait langkah yang harus dilakukan setelah lulus dari sekolah. setelah lulus dari sekolah maka siswa akan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi karir. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa akan terarah pada Kegiatan-kegiatan yang akan menunjang kesuksesan karir yang telah direncanakan siswa.

i. Mengetahui cara dan kesempatan memasuki karir yang diinginkan. Salah satu tujuan dari perencanaan karir adalah untuk bisa mencapai kesuksesan karir di masa depan. Untuk mencapai kesuksesan karir maka siswa harus mampu mengetahui cara memasuki karir yang diinginkan. Sehingga siswa yang memiliki kemampuan perencanaan karir pasti memiliki pengetahuan tentang cara dan kesempatan untuk memasuki karir yang diinginkan. j. Mengatur waktu secara efektif, siswa yang memiliki kemampuan

perencanaan karir, maka siswa akan memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Salah satu siswa yang memiliki perencanaan karir yaitu siswa akan mampu mengatur waktu luang secara efektif. Waktu luang yang ada akan digunakan untuk

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni untuk mengetahui efisiensi dari variasi tinggi tabung udara dan jarak lubang tekan dengan katup pengantar pompa hidram 3

Pada pria yang lebih tua, nyeri testis menetap biasanya disebabkan oleh epididimo-orkitis karena terjadi pembengkakan, nyeri tekan dan mungkin demam.. Mungkin dijumpai riwayat

Proses pembelajaran PPKn kelas VII E MTs N 7 Sleman dengan menggunakan model SQ3R. Peneliti pada tahap ini sebagai pengamat ketika guru mengajar setiap langkah-langkah

Di dalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara guru melaksanakan pembelajaran terpadu. Hal ini mengakibatkan terdapatnya beraneka macam bentuk

a. Kalimat yang digunakan pada penulisan usulan penelitian dan skripsi adalah kalimat pasif. Setiap sub bab terdiri dari beberapa paragraf. Setiap paragraf terdiri dari

Pengaruh harga dan kualitas produk secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengaruh dari salah satu variabel. Maka kedua

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan soft skills belajar yang kreatif pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2019/2020 pada

Briket yang dikenal oleh masyarakat adalah briket yang dibuat dari bahan batubara fosil yang sifatnya tidak dapat diperbaharui, kemudian briket alternative lain