• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.1 JAN-JUNI 2017 ISSN : 2089-8592

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW

SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL

Sri Wahyuni

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Email : sriwahyuni@umsu.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Hasil belajar siswa dengan

menggunakan strategi Student Led

Review Session di SMP Muhammadiyah

57 Medan. 2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan Metode Konvensional di SMP Muhammadiyah 57 Medan. 3)

Apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led

Review Session dengan Metode Konvensional di SMP Muhammadiyah 57 Medan Tahun. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif, dengan jenis

penelitian quasi eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk essay setelah divalidasi. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari enam kelas. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa 84, satu kelas

menggunakan Strategi Student Led

Review Session sebagai kelas eksperimen

dan satu kelas menggunakan metode Konvensional sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session rata-rata 72,26 dan standar deviasi 6,008. 2)

Hasil belajar menggunakan metode

Konvensional dengan rata-rata 69,35 dan

standar deviasi 4,402. 3) Terdapat

perbedaan yang signifikan antara Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session dengan metode Konvensional di SMP

Muhammadiyah 57 Medan Tahun.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa lebih baik

menggunakan pembelajaran dengan

Strategi Student Led Review Session.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Student Led Review Session, Metode

Konvensional

PENDAHULUAN

Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.

Menurut Syaiful Sagala (2006: 3) Pendidikan adalah usaha sadar dan

bertujuan membantu siswa

mendewasakan dirinya sebagai pribadi,

bermoral, dan bertanggung jawab.

Sedangkan menurut Sholeh Hamid (2010: 17) secara terminologi pendidikan adalah suatu proses yang didesain sedemikian rupa, sehingga muatan pendidikan dan

hiburan bisa dikombinasikan secara

harmonis untuk menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan.

Matematika merupakan ilmu

penunjang untuk berbagai ilmu lainnya. Meskipun matematika pelajaran yang sangat penting namun kenyataannya banyak siswa yang kurang mampu

memecahkan persoalan matematika.

Banyak siswa yang tidak menyukai

matematika karena sistem

pembelajarannya yang kurang menarik bagi siswa.

Untuk membuat matematika menjadi mata pelajaran yang menarik dan diminati oleh siswa perlu adanya penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan mata pelajaran

matematika. Bagaimana sebaiknya cara guru untuk dapat berkreasi dengan berbagai model pembelajaran yang khas secara menarik, menyenangkan, dan

(2)

106

Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………

bermanfaat bagi siswa? Model guru tersebut dapat pula berbeda dengan model guru di sekolah lain meskipun dalam persepsi pendekatan dan metode yang sama. Oleh karena itu, guru perlu

menguasai dan dapat menerapkan

berbagai strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, model, dan teknik secara spesifik.

Dari hasil pengamatan dan observasi peneliti, banyak siswa yang merasa

minder dan malas untuk belajar

matematika. Beberapa siswa mengatakan bahwa belajar matematika membosankan

dan guru yang mengajar tidak

menyenangkan serta kurang variatif. Metode dan strategi yang digunakan oleh guru disekolahnya hanya metode yang biasa seperti ceramah, tanya jawab, dan

pemberian tugas. Sehingga peneliti

berusaha untuk mencari strategi apa yang dapat membangkitkan semangat siswa.

Apakah dengan banyaknya model pembelajaran yang biasanya, seperti; ceramah, tanya jawab, diskusi, dan lain lain sudah dapat membuat siswa merasa

nyaman dan menyenangkan dalam

belajar? Perlu adanya perubahan dalam model, pendekatan, strategi dan teknik

pembelajaran. Karena model

pembelajaran yang saat ini sering

digunakan sudah biasa, dan siswa

menjadi bosan dengan sistem

pembelajaran yang sudah biasa.

Dari hasil diskusi yang saya lakukan dengan salah satu siswa di SMP Muhammadiyah 57 medan mengatakan bahwa matematika sangat sulit dan tidak

menarik. Karena matematika

membingungkan dan sulit untuk dipahami. Sehingga berdasarkan data dari guru matematika di SMP Muhammadiyah 57 Medan, sebagian besar hasil matematika di SMP Muhammadiyah 57 medan belum mencapai ketuntasan minimal.

Dari hasil penelitian (2011: 41) di MTs Al-Washliyah 05 Belawan T.P 2010-2011

bahwa Hasil Belajar Matematika

menggunakan Strategi Student Led

Review Session sebagai berikut: (1)

Penggunaan model pembelajaran Student

Led Review Session ternyata dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam belajar matematika. (2) Dengan

menggunakan model pembelajaran

Student Led Review Session dapat

membantu untuk mempermudah siswa

menjawab soal. (3) Hasil belajar

matematika siswa mengalami

peningkatan yang signifikan. (4)

Penguasaan siswa terhadap materi

pembelajaran meningkat dari 59,25% menjadi 75,92% dan siswa terlihat lebih antusias.

Berdasarkan uraian diatas, telah

dilakukan penelitian Menggunakan

Strategi Student Led Review Session

untuk melihat semangat belajar siswa meningkat dan hasil belajar matematika siswa menjadi lebih baik.

a. Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Syaiful Bahri (2000: 12) belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan siswa dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Menurut Sholeh hamid (2010: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, disimpulkan bahwa Belajar adalah

suatu usaha untuk memperoleh

perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan yang diubah melalui latihan

sebagai pengalaman individu dalam

berinteraksi dengan teman-temannya

atau lingkungannya.

Dalam interaksi belajar mengajar, guru perlu mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa dalam setiap belajar. Agar guru dapat mengetahui kemampuannya dalam mentransfer ilmu kepada siswa. Menurut Nana sudjana (2005: 3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku dimaksudkan sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik. Sementara itu menurut Jerrol E. Kemp (1994: 141) bahwa hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru pada tingkat kemampuan berfikir atau kemampuan jasmaniah. Perubahan yang terjadi pada

(3)

107

Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………

diri seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu setiap

perubahan dalam diri seseorang

merupakan perubahan dalam belajar. Ini berarti hasil belajar dapat diketahui apabila diberikan tes. Seperti yang dikemukakan oleh Herman Hudojo (1988: 145) bahwa Cara menilai hasil belajar matematika biasanya menggunakan tes. Maksud dari pembuatan tes yang pertama adalah mengukur hasil belajar yang dicapai oleh seseorang yang belajar matematika. Selain itu tes juga digunakan

untuk menentukan seberapa jauh

perubahan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

Berdasarkan pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan tingkah laku yang terjadi pada individu melalui usaha belajar yang dilakukan dalam batas tertentu dan diukur berdasarkan standar pengukuran tertentu. Sedangkan hasil belajar matematika siswa merupakan suatu indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika.

b. Pembelajaran Aktif

Selama ini, proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar yang menjelaskan materi, sementara siswa mendengarkannya dengan pasif. Namun, telah banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan pengetahuan baru yang diperolehnya secara aktif. Dengan cara ini pengetahuan baru akan cenderung lebih cepat dipahami dan dikuasai dengan baik. Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkin-kan para siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun antar siswa dengan pelajar. Pembelajaran aktif juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat efektif, menarik, dan menyenangkan, sehingga para siswa mampu menyerap

ilmu dan pengetahuan baru, serta

menggunakannya untuk kepentingan diri

sendiri maupun lingkungannya.

Pembelajaran aktif tentu menjadi hal yang sangat penting untuk diterapkan pada zaman sekarang ini, mengingat cepatnya

perkembangan zaman, sehingga

membutuhkan siswa yang siap secara intelektual dan emosional.

Suatu pembelajaran aktif cenderung membuat siswa mengingat (Retension

rate of knowledge) mata pelajaran yang

diberikan. Oleh sebab itu, pembelajaran aktif merupakan alternatif yang harus diperhatikan, jika menginginkan perbaikan kualitas kelulusan.

Pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik, diantaranya : (1) Penekanan

proses pembelajaran bukan pada

penyampaian informasi oleh pengajar,

melainkan pada pengembangan

keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang

dibahas. (2) Siswa tidak hanya

mendengarkan pelajaran secara aktif, tetapi juga mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran. (3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran. (4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir kritis, menganalisa, dan melakukan evaluasi. (5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Di samping karakteristik tersebut, secara umum proses pembelajaran aktif juga memungkinkan keuntungan sebagai berikut : (1) Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan

positif interdependence, dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama. (2) Setiap siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar

harus dapat memberikan penilaian

terhadap setiap siswa, sehingga terdapat

individual accountability. (3) Agar proses

pembelajaran aktif dapat berjalan dengan efektif, diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi, sehingga akan memupuk social

skill.

c. Strategi Student Led Review Session

Dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya sebagai pendengar dan penerima pengetahuan saja dari guru, dan guru juga tidak hanya menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada

siswa, namun guru harus mampu

mempengaruhi siswa untuk berpikir dan mampu menerapkan ilmu matematika yang dipelajari untuk menyelesaikan soal secara sistematis. Sehingga siswa tidak

(4)

108

Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………

merasa bosan untuk belajar dan tidak merasa kesulitan memahami pelajaran.

Seorang guru harus mampu

menciptakan proses belajar mengajar dengan semenarik mungkin sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa. Oleh karena itu, guru dapat menentukan strategi mana yang lebih cocok untuk digunakan seorang guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Salah satunya adalah Model pembelajaran active learning strategi

Student Led Review Session.

Model pembelajaran active learning strategi Student Led Review Session

memungkinkan siswa untuk dapat

meningkatkan motivasi dan suasana belajar. Pada sesi review mata pelajaran

ada beberapa kelompok yang

mengerjakan tugas . Menurut Sholeh

Hamid (2010: 53) Bagian pertama

kelompok-kelompok kecil siswa diminta

untuk mediskusikan hal-hal yang

dianggap belum dipahami dari materi tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mahasiswa yang lain menjawabnya. Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu

siswa dalam kelompok tersebut

memberikan ilustrasi bagaimana suatu rumus atau metode digunakan. Kemudian pada bagian kedua kegiatan ini dilakukan untuk seluruh kelas. Proses ini dipimpin oleh siswa, dan pengajar lebih berperan

untuk mengklarifikasi hal-hal yang

menjadi bahasan dalam proses

pembelajaran tersebut.

Dalam penerapannya strategi Student

Led Review Session memberikan tanggung jawab yang sama kepada siswa untuk belajar menjelaskan materi yang dipahami oleh orang lain yang belum memahami materi dan tidak membuat siswa merasa bosan. Strategi Student

Led Review Session juga melatih siswa

untuk berani mengungkapkan pendapat didepan teman-temannya serta melatih mereka untuk mampu memimpin suatu diskusi.

Ada beberapa manfaat dari Strategi

Student Led Review Session

diantaranya: Pertama, memberikan

peluang kepada siswa untuk mampu bertanya mengenai materi yang belum dipahami kepada temannya sehingga tidak merasa malu untuk berbicara. Kedua, memberikan kepercayaan diri

kepada siswa untuk berani

mengungkapkan pendapatnya di depan teman-temannya. Ketiga, memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar yang masih dalam bimbingan guru sehingga kegiatan

belajar di dalam kelas tidak

membosankan.

Adapun kelebihan Student Led

Review Session menurut Samadhi (2008:

7-8) yaitu meningkatkan daya ingat, meningkatkan motivasi dan suasana belajar, melatih kecerdasan emosional,

murid tidak malu bertanya kepada

temannya sendiri, dan kecepatan dan

hasil belajar meningkat pesat,

Kemampuan komunikasi.

d. Metode Konvensional

Sedangkan bagaimana untuk

pembelajaran konvensional yang sering dilakukan oleh guru ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Konvensional” adalah umum, kebiasaan, kelaziman.

Maka metode konvensional adalah

metode atau cara atau sistem pengajaran

dalam bidang studi atau pelajaran

matematika yang dilaksanakan seperti biasanya. Pembelajaran Konvensional

mempunyai beberapa kelemahan.

Dengan banyaknya kelemahan dari

pembelajaran konvensional ini

menyebabkan proses belajar mengajar tidak efektif dan banyak mengalami kendala. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan dengan menerapkan model

pembelajaran yang lain dengan

membentuk kelompok maupun dengan menggunakan media pembelajaran, agar pembelajaran lebih efektif.

Pembelajaran Konvensional mem-punyai beberapa kelemahan yaitu (a) tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan. (b) Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang

dipelajari. (c) Pendekatan tersebut

cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis. (d) Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi. (e) Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on activities). (f) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang

berlangsung. (g) Para siswa tidak

(5)

109

Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………

pada hari itu. (h) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas. (i) Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Dengan demikian desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen P1 T1 O1

Kontrol P2 T2 O2

Keterangan :

P1 : Nilai pre-test Kelas Eksperimen

P2 : Nilai pre-test Kelas Kontrol

T1 : Strategi Student Led Review Session

T2 : Metode Konvensional

O1 : Hasil Belajar Kelas Eksperimen

O2 : Hasil Belajar Kelas Kontrol

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dua kelas ditentukan yaitu VII A dan VII B. Kelas VII A sebagai kelas eksperimen (kelas yang memperoleh pembelajaran menggunakan Strategi Student Led Review Session) dan kelas VII B sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional).

HASIL PENELITIAN

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil dari tes hasil belajar siswa dan pemberian skor pada materi geometri yang variabelnya menggunakan model pembelajaran active learning strategi

Student Led Review Session (kelas

Eksperimen) dan metode Konvensional (kelas kontrol).

Tabel 2. Rekapitulasi rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa

No Aspek Kelompok Siswa

Eksperimen Kontrol

1. Nilai rata-rata Hasil Pos-Tes 72,26 69,35

2. Jumlah Siswa yang tuntas 39 29

3. Presentase ketuntasan 92,8% 69,1%

Berdasarkan data hasil belajar siswa, nilai tertinggi diperoleh yaitu 90 dan nilai

terendah 60. Sedangkan frekuensi

tertinggi yaitu terletak pada nilai 71 sebanyak 11 siswa. Dengan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata

pelajaran matematika disekolah tersebut yaitu 65. Sehingga ada sebanyak tiga siswa yang tidak lulus mata pelajaran matematika, sedangkan ada sebanyak 39 siswa yang lulus KKM.

Sedangkan data hasil belajar siswa pada kelas kontrol, nilai tertinggi diperoleh yaitu 80 dan nilai terendah 60. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika disekolah tersebut yaitu 65. Sehingga siswa yang memperoleh nilai tuntas tertinggi yaitu

sebanyak 29 siswa. Sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa.

Data dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata n x x

i (Sudjana, 2002: 67) Dengan :

x

= Nilai rata-rata i

x

= jumlah seluruh nilai

n

= jumlah siswa kelas Eksperimen dan standar Deviasi

 

1

2 2   

n n x x n SD (Sudjana, 2002: 94)

(6)

110

Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………

n

=banyaknya siswa

x

=jumlah nilai

Berdasarkan hasil belajar matematika siswa baik dari kelas Eksperiman maupun kelas Kontrol, perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh:

1. Untuk hasil belajar siswa kelas

eksperimen (dengan menggunakan Strategi Student Led Review Session dalam pembelajaran) : 096 , 36 008 , 6 26 , 72 2 1 1 1    SD SD x

Dengan

x

1= rata-rata hasil belajar siswa kelas Eksperimen

1

SD = Standar Deviasi kelas Eksperimen

2. Untuk hasil belajar siswa kelas kontrol (dengan metode konvensional dalam pembelajaran) :

378

,

19

402

,

4

35

,

69

2 2 2 2

SD

SD

x

Dengan

x

2= rata-rata hasil belajar siswa kelas Kontrol

2

SD = Standar Deviasi kelas Kontrol

Berdasarkan data yang di atas, maka

data dapat diuji hipotesis dengan

menggunakan rumus uji-t sebagai berikut:

,

1

1

2 1 2 1

n

n

s

x

x

t

hitung

(Sudjana, 2002: 227) Dengan: 1

x

= rata-rata hasil belajar siswa kelas Eksperimen

2

x

= rata-rata hasil belajar siswa kelas Kontrol

1

n

= jumlah siswa kelas Eksperimen

2

n

= jumlah siswa kelas Kontrol

Dengan standar Deviasi gabungan (

s

2)

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n SD n SD n s (Sudjana, 2002: 99)

Maka, diperoleh standar deviasi

gabungannya

025

,

8

2

s

38

,

2

s

Dan untuk uji t, diperoleh:

Diperoleh hasil

t

hitung

4

,

74

dan

6634

,

1

tabel

t

Hipotesis statistik dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

2 1 0:

H : Tidak ada

perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi student Led Review Session dengan metode konvensional di SMP

Muhammadiyah 57 Medan Tahun

Pelajaran 2011/2012

2 1

:

a

H : Ada perbedaan yang

signifikan antara antara hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi

student Led Review Session dengan

metode Konvensional di SMP

Muhammadiyah 57 Medan Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa

thitung = 4,74 dan ttabel = 1,6634 Karena

thitung > ttabel, maka Ho ditolak sedangkan

Ha diterima.

Sehingga kesimpulannya adalah Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session dengan metode Konvensional di SMP

Muhammadiyah 57 Medan Tahun

Pelajaran 2011/2012. Dan berdasarkan nilai rata-rata siswa dapat diketahui bahwa Strategi Student Led Review Session lebih baik dari pada metode Konvensional.

KESIMPULAN

Dari hasil dan anlisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilai rata-rata hasil belajar

matematika siswa menggunakan

Strategi Student Led Review Session adalah 72,26 dan standar deviasi 6,008.

(7)

111

Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………

2. Nilai rata-rata hasil belajar

matematika siswa menggunakan

Metode Konvensional adalah 69,35 dan standar deviasi 4,402.

3. Disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa lebih baik

menggunakan Strategi Student Led

Review Session daripada menggunakan metode Konvensional karena lebih membuat siswa memiliki ketuntasan belajar yang maksimal. 4. Untuk mendapatkan hasil belajar

yang baik ketika menggunakan

Strategi Student Led Review Session membutuhkan waktu yang lebih

lama. Karena dalam proses

pembelajarannya materi di-Review atau di ulang dalam pertemuan tertentu.

5. Terdapat perbedaan yang signifikan antara Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session dengan metode

Konvensional di SMP

Muhammadiyah 57 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003.

Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, suharsimi. 2009. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Hamid, Moh. Soleh. 2011. Metode

Edutainment. Yogyakarta: DIVA

Press.

Kirana, Ika Okta. 2011. Upaya

Meningkatkan hasil Belajar

matematika Melalui Model

Pembelajaran Student Led Review Session pada Siswa MTs. Al-Washliyah 05 T.P. 2010-2011. Skripsi. Medan. UMSU.

Nazir. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Prasetia, Indra. 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Medan:Tim Penyusun FKIP UMSU.

Priyatno, duwi. 2008. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS. Yogyakart:Andi

Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen

Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Medan: Alfabeta. Samadhi. 2012. Pembelajaran Aktive.

http://uripsantoso.files.wordpress.co m/2011/06/active-learning_52.pdf. Diakses Pada Tanggal 20 Februari 2012. Pukul: 11.25 WIB.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika.

Bandung:Tarsito.

Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo.

2005. Pengantar Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta:Rajawali Pers.

Yuslinawati. 2011. Perbandingan Hasil Belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) dan Type Two Stay Two Stray (Ts-Ts) kelas VII SMP Negeri 3 Binjai TP. 2010/2011. Skripsi. Medan. UMSU.

Gambar

Tabel 1. Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dari berbagai kendala yang dihadapi oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah kabupaten Lamongan seperti yang telah dikemukakan diatas, maka dibutuhkan

Tahap pertama, pra peliputan peristiwa yakni tahap penentuan topik liputan pemberitaan atau disebut sebagai proses perencanaan (agenda setting) yang dilaksanakan

Menurut Lupiyoadi.et.al (2006:192) kepuasaan pelanggan adalah perasaan kecewa atau senang yang merupakan respon dari pelanggan terhadap barang atau jasa yang dikonsumsikannya,

Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan maerupakan salah satu stimuli penting guna menciptakan image congruity yang baik pada produk/ jasa perusahaan, Hasil penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh motivasi, kemampuan komunikasi, dan kepribadian terhadap pemahaman mata kuliah auditing pada

Komunikasi yang terjalin yaitu berupa komunikasi lisan dan tulisan, komunikasi lisan biasa dituangkan dalam rapat atau penyampaian langsung, sedangkan komunikasi tulisan

Meskipun terjadi peningkatan, baik dalam aktifitas siswa maupun kegiatan guru, tetapi masih terdapat banyak kekurangan yang masih harus diperbaiki, terlihat dari hasil evaluasi

Strategi curiosity based learning (CBL) adalah perancangan pembelajaran dari berbagai aspek pembentukan sistem instruksional yang mengarah pada pengaktifan rasa ingin