WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.1 JAN-JUNI 2017 ISSN : 2089-8592
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW
SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL
Sri Wahyuni
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Email : sriwahyuni@umsu.ac.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Hasil belajar siswa dengan
menggunakan strategi Student Led
Review Session di SMP Muhammadiyah
57 Medan. 2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan Metode Konvensional di SMP Muhammadiyah 57 Medan. 3)
Apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led
Review Session dengan Metode Konvensional di SMP Muhammadiyah 57 Medan Tahun. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif, dengan jenis
penelitian quasi eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk essay setelah divalidasi. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari enam kelas. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa 84, satu kelas
menggunakan Strategi Student Led
Review Session sebagai kelas eksperimen
dan satu kelas menggunakan metode Konvensional sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session rata-rata 72,26 dan standar deviasi 6,008. 2)
Hasil belajar menggunakan metode
Konvensional dengan rata-rata 69,35 dan
standar deviasi 4,402. 3) Terdapat
perbedaan yang signifikan antara Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session dengan metode Konvensional di SMP
Muhammadiyah 57 Medan Tahun.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa lebih baik
menggunakan pembelajaran dengan
Strategi Student Led Review Session.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Student Led Review Session, Metode
Konvensional
PENDAHULUAN
Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Menurut Syaiful Sagala (2006: 3) Pendidikan adalah usaha sadar dan
bertujuan membantu siswa
mendewasakan dirinya sebagai pribadi,
bermoral, dan bertanggung jawab.
Sedangkan menurut Sholeh Hamid (2010: 17) secara terminologi pendidikan adalah suatu proses yang didesain sedemikian rupa, sehingga muatan pendidikan dan
hiburan bisa dikombinasikan secara
harmonis untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan.
Matematika merupakan ilmu
penunjang untuk berbagai ilmu lainnya. Meskipun matematika pelajaran yang sangat penting namun kenyataannya banyak siswa yang kurang mampu
memecahkan persoalan matematika.
Banyak siswa yang tidak menyukai
matematika karena sistem
pembelajarannya yang kurang menarik bagi siswa.
Untuk membuat matematika menjadi mata pelajaran yang menarik dan diminati oleh siswa perlu adanya penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan mata pelajaran
matematika. Bagaimana sebaiknya cara guru untuk dapat berkreasi dengan berbagai model pembelajaran yang khas secara menarik, menyenangkan, dan
106
Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………
bermanfaat bagi siswa? Model guru tersebut dapat pula berbeda dengan model guru di sekolah lain meskipun dalam persepsi pendekatan dan metode yang sama. Oleh karena itu, guru perlu
menguasai dan dapat menerapkan
berbagai strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, model, dan teknik secara spesifik.
Dari hasil pengamatan dan observasi peneliti, banyak siswa yang merasa
minder dan malas untuk belajar
matematika. Beberapa siswa mengatakan bahwa belajar matematika membosankan
dan guru yang mengajar tidak
menyenangkan serta kurang variatif. Metode dan strategi yang digunakan oleh guru disekolahnya hanya metode yang biasa seperti ceramah, tanya jawab, dan
pemberian tugas. Sehingga peneliti
berusaha untuk mencari strategi apa yang dapat membangkitkan semangat siswa.
Apakah dengan banyaknya model pembelajaran yang biasanya, seperti; ceramah, tanya jawab, diskusi, dan lain lain sudah dapat membuat siswa merasa
nyaman dan menyenangkan dalam
belajar? Perlu adanya perubahan dalam model, pendekatan, strategi dan teknik
pembelajaran. Karena model
pembelajaran yang saat ini sering
digunakan sudah biasa, dan siswa
menjadi bosan dengan sistem
pembelajaran yang sudah biasa.
Dari hasil diskusi yang saya lakukan dengan salah satu siswa di SMP Muhammadiyah 57 medan mengatakan bahwa matematika sangat sulit dan tidak
menarik. Karena matematika
membingungkan dan sulit untuk dipahami. Sehingga berdasarkan data dari guru matematika di SMP Muhammadiyah 57 Medan, sebagian besar hasil matematika di SMP Muhammadiyah 57 medan belum mencapai ketuntasan minimal.
Dari hasil penelitian (2011: 41) di MTs Al-Washliyah 05 Belawan T.P 2010-2011
bahwa Hasil Belajar Matematika
menggunakan Strategi Student Led
Review Session sebagai berikut: (1)
Penggunaan model pembelajaran Student
Led Review Session ternyata dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam belajar matematika. (2) Dengan
menggunakan model pembelajaran
Student Led Review Session dapat
membantu untuk mempermudah siswa
menjawab soal. (3) Hasil belajar
matematika siswa mengalami
peningkatan yang signifikan. (4)
Penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran meningkat dari 59,25% menjadi 75,92% dan siswa terlihat lebih antusias.
Berdasarkan uraian diatas, telah
dilakukan penelitian Menggunakan
Strategi Student Led Review Session
untuk melihat semangat belajar siswa meningkat dan hasil belajar matematika siswa menjadi lebih baik.
a. Belajar dan Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri (2000: 12) belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan siswa dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Sholeh hamid (2010: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, disimpulkan bahwa Belajar adalah
suatu usaha untuk memperoleh
perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan yang diubah melalui latihan
sebagai pengalaman individu dalam
berinteraksi dengan teman-temannya
atau lingkungannya.
Dalam interaksi belajar mengajar, guru perlu mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa dalam setiap belajar. Agar guru dapat mengetahui kemampuannya dalam mentransfer ilmu kepada siswa. Menurut Nana sudjana (2005: 3) hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku dimaksudkan sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik. Sementara itu menurut Jerrol E. Kemp (1994: 141) bahwa hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru pada tingkat kemampuan berfikir atau kemampuan jasmaniah. Perubahan yang terjadi pada
107
Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………
diri seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu setiap
perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam belajar. Ini berarti hasil belajar dapat diketahui apabila diberikan tes. Seperti yang dikemukakan oleh Herman Hudojo (1988: 145) bahwa Cara menilai hasil belajar matematika biasanya menggunakan tes. Maksud dari pembuatan tes yang pertama adalah mengukur hasil belajar yang dicapai oleh seseorang yang belajar matematika. Selain itu tes juga digunakan
untuk menentukan seberapa jauh
perubahan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan tingkah laku yang terjadi pada individu melalui usaha belajar yang dilakukan dalam batas tertentu dan diukur berdasarkan standar pengukuran tertentu. Sedangkan hasil belajar matematika siswa merupakan suatu indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika.
b. Pembelajaran Aktif
Selama ini, proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar yang menjelaskan materi, sementara siswa mendengarkannya dengan pasif. Namun, telah banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan pengetahuan baru yang diperolehnya secara aktif. Dengan cara ini pengetahuan baru akan cenderung lebih cepat dipahami dan dikuasai dengan baik. Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkin-kan para siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun antar siswa dengan pelajar. Pembelajaran aktif juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat efektif, menarik, dan menyenangkan, sehingga para siswa mampu menyerap
ilmu dan pengetahuan baru, serta
menggunakannya untuk kepentingan diri
sendiri maupun lingkungannya.
Pembelajaran aktif tentu menjadi hal yang sangat penting untuk diterapkan pada zaman sekarang ini, mengingat cepatnya
perkembangan zaman, sehingga
membutuhkan siswa yang siap secara intelektual dan emosional.
Suatu pembelajaran aktif cenderung membuat siswa mengingat (Retension
rate of knowledge) mata pelajaran yang
diberikan. Oleh sebab itu, pembelajaran aktif merupakan alternatif yang harus diperhatikan, jika menginginkan perbaikan kualitas kelulusan.
Pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik, diantaranya : (1) Penekanan
proses pembelajaran bukan pada
penyampaian informasi oleh pengajar,
melainkan pada pengembangan
keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang
dibahas. (2) Siswa tidak hanya
mendengarkan pelajaran secara aktif, tetapi juga mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran. (3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran. (4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir kritis, menganalisa, dan melakukan evaluasi. (5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Di samping karakteristik tersebut, secara umum proses pembelajaran aktif juga memungkinkan keuntungan sebagai berikut : (1) Interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan
positif interdependence, dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama. (2) Setiap siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar
harus dapat memberikan penilaian
terhadap setiap siswa, sehingga terdapat
individual accountability. (3) Agar proses
pembelajaran aktif dapat berjalan dengan efektif, diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi, sehingga akan memupuk social
skill.
c. Strategi Student Led Review Session
Dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya sebagai pendengar dan penerima pengetahuan saja dari guru, dan guru juga tidak hanya menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada
siswa, namun guru harus mampu
mempengaruhi siswa untuk berpikir dan mampu menerapkan ilmu matematika yang dipelajari untuk menyelesaikan soal secara sistematis. Sehingga siswa tidak
108
Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………
merasa bosan untuk belajar dan tidak merasa kesulitan memahami pelajaran.
Seorang guru harus mampu
menciptakan proses belajar mengajar dengan semenarik mungkin sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa. Oleh karena itu, guru dapat menentukan strategi mana yang lebih cocok untuk digunakan seorang guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Salah satunya adalah Model pembelajaran active learning strategi
Student Led Review Session.
Model pembelajaran active learning strategi Student Led Review Session
memungkinkan siswa untuk dapat
meningkatkan motivasi dan suasana belajar. Pada sesi review mata pelajaran
ada beberapa kelompok yang
mengerjakan tugas . Menurut Sholeh
Hamid (2010: 53) Bagian pertama
kelompok-kelompok kecil siswa diminta
untuk mediskusikan hal-hal yang
dianggap belum dipahami dari materi tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mahasiswa yang lain menjawabnya. Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu
siswa dalam kelompok tersebut
memberikan ilustrasi bagaimana suatu rumus atau metode digunakan. Kemudian pada bagian kedua kegiatan ini dilakukan untuk seluruh kelas. Proses ini dipimpin oleh siswa, dan pengajar lebih berperan
untuk mengklarifikasi hal-hal yang
menjadi bahasan dalam proses
pembelajaran tersebut.
Dalam penerapannya strategi Student
Led Review Session memberikan tanggung jawab yang sama kepada siswa untuk belajar menjelaskan materi yang dipahami oleh orang lain yang belum memahami materi dan tidak membuat siswa merasa bosan. Strategi Student
Led Review Session juga melatih siswa
untuk berani mengungkapkan pendapat didepan teman-temannya serta melatih mereka untuk mampu memimpin suatu diskusi.
Ada beberapa manfaat dari Strategi
Student Led Review Session
diantaranya: Pertama, memberikan
peluang kepada siswa untuk mampu bertanya mengenai materi yang belum dipahami kepada temannya sehingga tidak merasa malu untuk berbicara. Kedua, memberikan kepercayaan diri
kepada siswa untuk berani
mengungkapkan pendapatnya di depan teman-temannya. Ketiga, memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar yang masih dalam bimbingan guru sehingga kegiatan
belajar di dalam kelas tidak
membosankan.
Adapun kelebihan Student Led
Review Session menurut Samadhi (2008:
7-8) yaitu meningkatkan daya ingat, meningkatkan motivasi dan suasana belajar, melatih kecerdasan emosional,
murid tidak malu bertanya kepada
temannya sendiri, dan kecepatan dan
hasil belajar meningkat pesat,
Kemampuan komunikasi.
d. Metode Konvensional
Sedangkan bagaimana untuk
pembelajaran konvensional yang sering dilakukan oleh guru ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Konvensional” adalah umum, kebiasaan, kelaziman.
Maka metode konvensional adalah
metode atau cara atau sistem pengajaran
dalam bidang studi atau pelajaran
matematika yang dilaksanakan seperti biasanya. Pembelajaran Konvensional
mempunyai beberapa kelemahan.
Dengan banyaknya kelemahan dari
pembelajaran konvensional ini
menyebabkan proses belajar mengajar tidak efektif dan banyak mengalami kendala. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan dengan menerapkan model
pembelajaran yang lain dengan
membentuk kelompok maupun dengan menggunakan media pembelajaran, agar pembelajaran lebih efektif.
Pembelajaran Konvensional mem-punyai beberapa kelemahan yaitu (a) tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan. (b) Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang
dipelajari. (c) Pendekatan tersebut
cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis. (d) Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi. (e) Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on activities). (f) Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang
berlangsung. (g) Para siswa tidak
109
Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………
pada hari itu. (h) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas. (i) Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Dengan demikian desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen P1 T1 O1
Kontrol P2 T2 O2
Keterangan :
P1 : Nilai pre-test Kelas Eksperimen
P2 : Nilai pre-test Kelas Kontrol
T1 : Strategi Student Led Review Session
T2 : Metode Konvensional
O1 : Hasil Belajar Kelas Eksperimen
O2 : Hasil Belajar Kelas Kontrol
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dua kelas ditentukan yaitu VII A dan VII B. Kelas VII A sebagai kelas eksperimen (kelas yang memperoleh pembelajaran menggunakan Strategi Student Led Review Session) dan kelas VII B sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional).
HASIL PENELITIAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil dari tes hasil belajar siswa dan pemberian skor pada materi geometri yang variabelnya menggunakan model pembelajaran active learning strategi
Student Led Review Session (kelas
Eksperimen) dan metode Konvensional (kelas kontrol).
Tabel 2. Rekapitulasi rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa
No Aspek Kelompok Siswa
Eksperimen Kontrol
1. Nilai rata-rata Hasil Pos-Tes 72,26 69,35
2. Jumlah Siswa yang tuntas 39 29
3. Presentase ketuntasan 92,8% 69,1%
Berdasarkan data hasil belajar siswa, nilai tertinggi diperoleh yaitu 90 dan nilai
terendah 60. Sedangkan frekuensi
tertinggi yaitu terletak pada nilai 71 sebanyak 11 siswa. Dengan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata
pelajaran matematika disekolah tersebut yaitu 65. Sehingga ada sebanyak tiga siswa yang tidak lulus mata pelajaran matematika, sedangkan ada sebanyak 39 siswa yang lulus KKM.
Sedangkan data hasil belajar siswa pada kelas kontrol, nilai tertinggi diperoleh yaitu 80 dan nilai terendah 60. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika disekolah tersebut yaitu 65. Sehingga siswa yang memperoleh nilai tuntas tertinggi yaitu
sebanyak 29 siswa. Sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa.
Data dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata n x x
i (Sudjana, 2002: 67) Dengan :x
= Nilai rata-rata ix
= jumlah seluruh nilain
= jumlah siswa kelas Eksperimen dan standar Deviasi
1
2 2
n n x x n SD (Sudjana, 2002: 94)110
Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………
n
=banyaknya siswa
x
=jumlah nilaiBerdasarkan hasil belajar matematika siswa baik dari kelas Eksperiman maupun kelas Kontrol, perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh:
1. Untuk hasil belajar siswa kelas
eksperimen (dengan menggunakan Strategi Student Led Review Session dalam pembelajaran) : 096 , 36 008 , 6 26 , 72 2 1 1 1 SD SD x
Dengan
x
1= rata-rata hasil belajar siswa kelas Eksperimen1
SD = Standar Deviasi kelas Eksperimen
2. Untuk hasil belajar siswa kelas kontrol (dengan metode konvensional dalam pembelajaran) :
378
,
19
402
,
4
35
,
69
2 2 2 2
SD
SD
x
Dengan
x
2= rata-rata hasil belajar siswa kelas Kontrol2
SD = Standar Deviasi kelas Kontrol
Berdasarkan data yang di atas, maka
data dapat diuji hipotesis dengan
menggunakan rumus uji-t sebagai berikut:
,
1
1
2 1 2 1n
n
s
x
x
t
hitung
(Sudjana, 2002: 227) Dengan: 1x
= rata-rata hasil belajar siswa kelas Eksperimen2
x
= rata-rata hasil belajar siswa kelas Kontrol1
n
= jumlah siswa kelas Eksperimen2
n
= jumlah siswa kelas KontrolDengan standar Deviasi gabungan (
s
2)
2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n SD n SD n s (Sudjana, 2002: 99)Maka, diperoleh standar deviasi
gabungannya
025
,
8
2
s
38
,
2
s
Dan untuk uji t, diperoleh:
Diperoleh hasil
t
hitung
4
,
74
dan6634
,
1
tabel
t
Hipotesis statistik dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
2 1 0:
H : Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi student Led Review Session dengan metode konvensional di SMP
Muhammadiyah 57 Medan Tahun
Pelajaran 2011/2012
2 1
:
a
H : Ada perbedaan yang
signifikan antara antara hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi
student Led Review Session dengan
metode Konvensional di SMP
Muhammadiyah 57 Medan Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa
thitung = 4,74 dan ttabel = 1,6634 Karena
thitung > ttabel, maka Ho ditolak sedangkan
Ha diterima.
Sehingga kesimpulannya adalah Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session dengan metode Konvensional di SMP
Muhammadiyah 57 Medan Tahun
Pelajaran 2011/2012. Dan berdasarkan nilai rata-rata siswa dapat diketahui bahwa Strategi Student Led Review Session lebih baik dari pada metode Konvensional.
KESIMPULAN
Dari hasil dan anlisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa menggunakan
Strategi Student Led Review Session adalah 72,26 dan standar deviasi 6,008.
111
Sri Wahyuni : Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan ………
2. Nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa menggunakan
Metode Konvensional adalah 69,35 dan standar deviasi 4,402.
3. Disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa lebih baik
menggunakan Strategi Student Led
Review Session daripada menggunakan metode Konvensional karena lebih membuat siswa memiliki ketuntasan belajar yang maksimal. 4. Untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik ketika menggunakan
Strategi Student Led Review Session membutuhkan waktu yang lebih
lama. Karena dalam proses
pembelajarannya materi di-Review atau di ulang dalam pertemuan tertentu.
5. Terdapat perbedaan yang signifikan antara Hasil belajar matematika siswa menggunakan Strategi Student Led Review Session dengan metode
Konvensional di SMP
Muhammadiyah 57 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003.
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, suharsimi. 2009. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Hamid, Moh. Soleh. 2011. Metode
Edutainment. Yogyakarta: DIVA
Press.
Kirana, Ika Okta. 2011. Upaya
Meningkatkan hasil Belajar
matematika Melalui Model
Pembelajaran Student Led Review Session pada Siswa MTs. Al-Washliyah 05 T.P. 2010-2011. Skripsi. Medan. UMSU.
Nazir. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Prasetia, Indra. 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Medan:Tim Penyusun FKIP UMSU.
Priyatno, duwi. 2008. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS. Yogyakart:Andi
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen
Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Medan: Alfabeta. Samadhi. 2012. Pembelajaran Aktive.
http://uripsantoso.files.wordpress.co m/2011/06/active-learning_52.pdf. Diakses Pada Tanggal 20 Februari 2012. Pukul: 11.25 WIB.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika.
Bandung:Tarsito.
Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo.
2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta:Rajawali Pers.
Yuslinawati. 2011. Perbandingan Hasil Belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) dan Type Two Stay Two Stray (Ts-Ts) kelas VII SMP Negeri 3 Binjai TP. 2010/2011. Skripsi. Medan. UMSU.