• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGULASI.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REGULASI.pdf"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

RS ASIH ABYAKTA

RS ASIH ABYAKTA

MANAGEMENT RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MANAGEMENT RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

Jl. Raya Surabaya Malang KM.42 No.88

Jl. Raya Surabaya Malang KM.42 No.88 Kepulungan Gempol Pasuruan

Kepulungan Gempol Pasuruan

2018

(2)
(3)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

KABUPATEN PASURUAN KABUPATEN PASURUAN

 NO : 150/SK/DIR/RSAA/

 NO : 150/SK/DIR/RSAA/VII/2018VII/2018

TENTANG TENTANG

PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG

MENIMBANG : : a. a. Bahwa Bahwa dalam dalam upaya upaya meningkatkan meningkatkan mutu mutu pelayanan pelayanan RumahRumah Sakit Asih Abyakta, maka diperlukan Panduan Sakit Asih Abyakta, maka diperlukan Panduan Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)  b.

 b. Bahwa Bahwa agar agar pelaksanaan pelaksanaan Perencanaan Perencanaan Sumber Sumber DayaDaya Manusia (SDM) di Rumah Sakit Asih Abyakta dapat Manusia (SDM) di Rumah Sakit Asih Abyakta dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Asih Abyakta sebagai landasan dalam Rumah Sakit Asih Abyakta sebagai landasan dalam melaksanakan Pedoman Perencanaan Sumber Daya melaksanakan Pedoman Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM).

Manusia (SDM). c.

c. Bahwa beBahwa berdasarkan rdasarkan hal hal tersebut di tersebut di atas, atas, dipandangdipandang  perlu

 perlu untuk untuk ditetapkan ditetapkan dengan dengan Keputusan Keputusan Direktur Direktur RSRS Asih Abyakta.

Asih Abyakta. MENGINGAT

MENGINGAT : : a. a. Undang-undang Undang-undang Nomor Nomor 36 36 Tahun Tahun 2009 2009 tentang tentang Kesehatan;Kesehatan;  b.

 b. Undang-undUndang-undang ang Nomor Nomor 44 44 Tahun Tahun 2009 2009 tentang tentang RumahRumah Sakit;

Sakit; c.

c. Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor Pemerintah Nomor 36 ta36 tahun 2014 hun 2014 tentangtentang Tenaga Kesehatan;

Tenaga Kesehatan;

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit. 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMPERHATIKAN

MEMPERHATIKAN : : Perlu Perlu ditetapkannya ditetapkannya aturan aturan dasar dasar yang yang mengatu mengatu PedomanPedoman Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung pelayanan RS Asih Abyakta

(4)

ABYAKTA

ABYAKTA TENTANG TENTANG PEDOMAN PPEDOMAN PERENCANAANERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI RS ASIH

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI RS ASIH ABYAKTA

ABYAKTA PERTAMA

PERTAMA : : Keputusan Keputusan Direktur Direktur tentang tentang Pedoman Pedoman Perencanaan Perencanaan SumberSumber Daya Manusia (SDM) di Rumah Sakit Asih Abyakta.

Daya Manusia (SDM) di Rumah Sakit Asih Abyakta. KEDUA

KEDUA : : Kebijakan Kebijakan Pedoman Pedoman Perencanaan Perencanaan Sumber Sumber Daya Daya ManusiaManusia (SDM) sebagaimana yang dimaksud terlampir dalam Buku (SDM) sebagaimana yang dimaksud terlampir dalam Buku Pedoman Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) Pedoman Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)

(5)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KABUPATEN PASURUAN

 NO : 151/SK/DIR/RSAA/VII/2018

TENTANG

PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN DAN PENEMPATAN SERTA PEMUTAKHIRAN STAFF

DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam mencapai visi, misi dan tujuan RS Asih Abyakta diperlukan kecukupan sumber daya manusia baik dalam jenis maupun jumlahnya dengan kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya dan integritas yang baik.  b. Bahwa untuk melaksanakan jalannya roda organisasi

Rumah Sakit Asih Abyakta dibutuhkan kualitas dan  profesionalisme pegawai yang terjamin .

c. Bahwa untuk melaksanakan penyusunan pola ketenagaan dan penempatan serta pemutakhiran staff diatur dan ditetapkan oleh keputusan Direktur  Rumah Sakit Asih Abyakta.

MENGINGAT : a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan

 b. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan c. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang

Tenaga Kesehatan

d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit

e. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMPERHATIKAN : Perlu ditetapkannya aturan dasar yang mengatur Penyusunan Pola Ketenagaan dan Penempatan serta Pemutakhiran Staff RS Asih Abyakta

(6)

ABYAKTA TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN DAN PENEMPATAN SERTA PEMUTAKHIRAN STAFF DI RS ASIH ABYAKTA PERTAMA : Kebutuhan tenaga digunakan sebagai acuan RS ASIH

ABYAKTA dalam penyusunan dan perencanaan sumber daya manusia kesehatan

KEDUA : Penetapan pola ketenagaan berdasarkan kebutuhan yang mendukung system pelayanan Rumah Sakit Asih Abyakta

(7)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KABUPATEN PASURUAN

 NO : 152/SK/DIR/RSAA/VIII/2018

TENTANG

PENETAPAN JUMLAH STAFF RUMAH SAKIT DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam mencapai visi, misi dan tujuan RS Asih Abyakta diperlukan kecukupan sumber daya manusia baik dalam jenis maupun jumlahnya dengan kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya dan integritas yang baik.  b. Bahwa untuk melaksanakan penetapan jumlah staff perlu

adanya pedoman yang ditetapkan sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan.

c. Bahwa untuk melaksanakan perencanaan jumlah staff diatur dan ditetapkan oleh keputusan Direktur Rumah Sakit Asih Abyakta.

MENGINGAT : a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan

 b. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan c. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang

Tenaga Kesehatan

d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit

e. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMPERHATIKAN : Perlu ditetapkannya aturan dasar yang mengatur Penetapan Jumlah Staff untuk mendukung pelayanan RS Asih Abyakta

(8)

ABYAKTA TENTANG PANDUAN PENETAPAN ABYAKTA TENTANG PANDUAN PENETAPAN JUM

JUMLAH STAFF DI RS ASIH ABYAKTALAH STAFF DI RS ASIH ABYAKTA PERTAMA

PERTAMA : : Penetapan Penetapan jumlah jumlah staff staff Rumah Rumah Sakit Sakit Asih Asih AbyaktaAbyakta KEDUA

KEDUA : : Penetapan Penetapan jumlah jumlah staff staff akan akan disesuaikan disesuaikan dan dan dievaluasidievaluasi  berdasarkan kebutuhan yang

 berdasarkan kebutuhan yang ada dilapangan berdasarkanada dilapangan berdasarkan kebutuhan yang mendukung system pelayanan Rumah Sakit kebutuhan yang mendukung system pelayanan Rumah Sakit Asih Abyakta

(9)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

KABUPATEN PASURUAN KABUPATEN PASURUAN

 NO : 153/SK/DIR/RSAA/

 NO : 153/SK/DIR/RSAA/VIII/2018VIII/2018

TENTANG TENTANG

PERSYARATAN JABATAN, URAIAN TUGAS, TANGGUNG J

PERSYARATAN JABATAN, URAIAN TUGAS, TANGGUNG J AWABAWAB DAN WEWENANG

DAN WEWENANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG

MENIMBANG : : a. a. Bahwa Bahwa dalam dalam upayupaya a mencapai mencapai Visi Visi Misi Misi Rumah Rumah Sakit Sakit AsihAsih Abyakta diperlukan pengaturan organisasi di seluruh Abyakta diperlukan pengaturan organisasi di seluruh Rumah Sakit.

Rumah Sakit.  b.

 b. Bahwa Bahwa agar agar terlaksana terlaksana kegiatan kegiatan unit unit kerja kerja yang yang optimaloptimal diperlukan pejabat struktural maupun non struktural sesuai diperlukan pejabat struktural maupun non struktural sesuai dengan struktur organisasi Rumah Sakit

dengan struktur organisasi Rumah Sakit Asih Abyakta.Asih Abyakta. c.

c. Bahwa beBahwa berdasarkan rdasarkan hal hal tersebut di tersebut di atas, atas, dipandangdipandang  perlu

 perlu untuk untuk ditetapkan ditetapkan dengan dengan Keputusan Keputusan Direktur Direktur RSRS Asih Abyakta.

Asih Abyakta. MENGINGAT

MENGINGAT : : a. a. Undang Undang – – undang undang republik republik Indonesia Indonesia nomor nomor 44 44 tahun tahun 20092009 tentang Rumah Sakit.

tentang Rumah Sakit.  b.

 b. Hospital By Laws Rumah SHospital By Laws Rumah Sakit Asih Abyakta.akit Asih Abyakta.

c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit. 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMPERHATIKAN

MEMPERHATIKAN : : Perlu Perlu ditetapkannya ditetapkannya aturan aturan dasar dasar yang yang mengatur mengatur kebijakankebijakan Persyaratan Jabatan, Uraian Tugas, Tanggung Jawab Dan Persyaratan Jabatan, Uraian Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang untuk mendukung pelayanan RS Asih Abyakta Wewenang untuk mendukung pelayanan RS Asih Abyakta

MEMUTUSKAN MEMUTUSKAN

MENETAPKAN

MENETAPKAN : : KEPUTUSAN KEPUTUSAN DIREKTUR DIREKTUR RUMAH RUMAH SAKIT SAKIT ASIHASIH ABYAKTA TENTANG PERSYARATAN JABATAN, ABYAKTA TENTANG PERSYARATAN JABATAN, URAIAN TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN

URAIAN TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG DI RS ASIH ABYAKTA

WEWENANG DI RS ASIH ABYAKTA PERTAMA

PERTAMA : : Pembinaan Pembinaan dan dan pengawasan pengawasan penyelenggaraan penyelenggaraan kebijakankebijakan  persyaratan jabatan struktural dan non struktural Rumah  persyaratan jabatan struktural dan non struktural Rumah

Sakit Asih Abyakta dilaksanakan oleh Diretur Rumah Sakit Sakit Asih Abyakta dilaksanakan oleh Diretur Rumah Sakit

(10)

lampiran keputusan ini. lampiran keputusan ini. KETIGA

KETIGA : : Keputusan Keputusan ini ini berlaku berlaku sejak sejak tanggal tanggal ditetapkan ditetapkan dan dan apabilaapabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan semestinya. terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan semestinya.

Ditetapkan di : Pasuruan Ditetapkan di : Pasuruan

(11)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KABUPATEN PASURUAN

 NO : 154/SK/DIR/RSAA/VIII/2018

TENTANG

PENGATURAN PENEMPATAN KEMBALI STAFF DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG : a. Bahwa dengan harapan tercapainya keselarasan antara kebutuhan staf di bidang pelayanan kesehatan dengan  pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Asih Abyakta, maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi memadai untuk memberikan  pelayanan yang bermutu tinggi.

 b. Bahwa agar dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal maka diperlukan pengaturan penempatan kembali dari satu unit layanan ke unit layanan lain di Rumah Sakit Asih Abyakta.

c. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang  perlu untuk ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS

Asih Abyakta.

MENGINGAT : a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.  b. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

c. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan

e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMPERHATIKAN : Perlu ditetapkannya aturan dasar yang mengatur Pengaturan Penempatan Kembali Staff untuk mendukung pelayanan RS Asih Abyakta

(12)

ABYAKTA TENTANG PANDUAN PENEMPATAN KEMBALI STAF DI RS ASIH ABYAKTA

PERTAMA : Pengaturan Penempatan kembali Staf harus mempertimbangkan :

a. Kompentensi  b. Kebutuhan Pasien

c. Agama, Keyakinan dan Lain-lain

KEDUA : Penempatan Kembali Staf Rumah Sakit akan dievaluasi dan dilaksanakan secara terus menerus oleh Direktur Rumah Sakit Asih Abyakta

(13)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KABUPATEN PASURUAN

 NO : 155/SK/DIR/RSAA/VIII/2018

TENTANG

PROSES REKRUTMEN TERSENTRALISASI DAN EFISIEN DI RS ASIH ABYAKTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS ASIH ABYAKTA, maka diperlukan sebuah pelayanan yang bermutu tinggi.

 b. Bahwa agar pelayanan yang bermutu tinggi terwujud di RS ASIH ABYAKTA, perlu adanya peraturan direktur, tentang kebijakan pasien seragam, sebagai dasar bagi seluruh layanan RS ASIH ABYAKTA.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS ASIH ABYAKTA.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.

 b. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.

c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit

MEMPERHATIKAN : Perlu ditetapkannya aturan dasar yang mengatur Pengaturan Penempatan Kembali Staff untuk mendukung pelayanan RS Asih Abyakta

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA TENTANG PROSES REKRUITMEN,

(14)

tersentralisasi dan efisien

KEDUA : Lampiran keputusan direktur utama tentang seleksi, dan  penetapan pegawai

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan semestinya.

(15)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KABUPATEN PASURUAN

 NO : 156/SK/DIR/RSAA/IX/2018

TENTANG

PROSES SELEKSI STAFF KLINIS

DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG : a. Bahwa dengan harapan tercapainya keselarasan antara kebutuhan staf di bidang pelayanan kesehatan dengan  pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi memadai untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi

 b. Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal pada Rumah Sakit Asih Abyakta yang optimal perlu ditetapkan kebijakan proses seleksi Staff Klinis.

c. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang  perlu untuk ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS

Asih Abyakta.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.

 b. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.

c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMPERHATIKAN : Perlu ditetapkannya aturan dasar yang mengatur Proses Seleksi Staff Klinis untuk mendukung pelayanan RS Asih Abyakta

(16)

ABYAKTA TENTANG PROSES SELEKSI STAFF KLINIS DI RS ASIH ABYAKTA

PERTAMA : Memberlakukan kebijakan Rekruitmen staff klinis

KEDUA : Proses seleksi staff klinis akan dievaluasi terus menerus oleh direktus rumah sakit

(17)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KABUPATEN PASURUAN

 NO : 157/SK/DIR/RSAA/IX/2018

TENTANG

PROSES SELEKSI STAFF NON KLINIS DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG : a. Bahwa dengan harapan tercapainya keselarasan antara kebutuhan staf di bidang pelayanan kesehatan dengan  pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi memadai untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi

 b. Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan yang optimal pada Rumah Sakit Asih Abyakta yang optimal perlu ditetapkan kebijakan proses seleksi Staff Non Klinis.

c. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang  perlu untuk ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS

Asih Abyakta.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.

 b. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.

c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMPERHATIKAN : Perlu ditetapkannya aturan dasar yang mengatur Proses Seleksi Staff Non Klinis untuk mendukung pelayanan RS Asih Abyakta

(18)

ABYAKTA TENTANG PROSES SELEKSI STAFF NON KLINIS DI RS ASIH ABYAKTA

PERTAMA : Memberlakukan kebijakan Rekruitmen staff non klinis KEDUA : Semua pihak yang terkait wajib menjalankan perannya

dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab sesuai tugas dan fungsinya masing. Sehingga tercipta kondisi yang diharapkan yaitu pelayanan yang optimal oleh staff di Rumah Sakit Asih Abyakta

KETIGA : Kebijakan ini dibuat untuk mengatur penetapan staf sesuai dengan perekrutan, penugasan, orientasi dan penilaian sesuai kebutuhan di unit yang terkait, juga mengatur alur

 penerimaan staf sesuai prosedur yang diterapakan oleh Rumah Sakit Asih Abyakta

(19)

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA KABUPATEN PASURUAN

 NO : 158/SK/DIR/RSAA/IX/2018

TENTANG

ORIENTASI UMUM DAN KHUSUS STAFF RS ASIH ABYAKTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

MENIMBANG : a. Bahwa dengan harapan tercapainya keselarasan antara kebutuhan staf di bidang pelayanan kesehatan dengan  pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit, maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi memadai untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi

 b. Bahwa untuk mendapatkan sumber daya manusia yang  berkualitas tersebut diperlukan orientasi bagi pegawai baru yang tepat sesuai dengan kebutuhan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

c. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang  perlu untuk ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS

Asih Abyakta.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.

 b. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.

c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

MEMPERHATIKAN : Perlu ditetapkannya aturan dasar yang mengatur tentang orientasi umum dan khusus staff untuk mendukung  pelayanan RS Asih Abyakta

(20)

ABYAKTA TENTANG ORIENTASI UMUM DAN KHUSUS STAFF RS ASIH ABYAKTA

PERTAMA : Memberlakukan kebijakan Rekruitmen staff non klinis KEDUA : Semua pihak yang terkait wajib menjalankan perannya

dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab sesuai tugas dan fungsinya masing. Sehingga tercipta kondisi yang diharapkan yaitu pelayanan yang optimal oleh staff di Rumah Sakit Asih Abyakta

KETIGA : Kebijakan ini dibuat untuk mengatur penetapan staf sesuai dengan perekrutan, penugasan, orientasi dan penilaian sesuai kebutuhan di unit yang terkait, juga mengatur alur

 penerimaan staf sesuai prosedur yang diterapakan oleh Rumah Sakit Asih Abyakta

(21)

PEDOMAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN RUMAH SAKIT ASIH ABYAKTA

LAMPIRAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

1.  No. 150 / SK / DIR / RSAA / VII / 2018 Tentang Perencanaan Kebutuhan Sumber Da ya Manusia (SDM)

2.  No. 151 / SK / DIR / RSAA / VII / 2018 Tentang Penyusunan Pola Ketenagaan dan Penempatan serta Pemutakhiran Staff

3.  No. 152 / SK / DIR / RSAA / VIII / 2018 Tentang Penetapan Jumlah Staff Rumah Sakit 4.  No. 153 / SK / DIR / RSAA / VIII / 2018 Tentang Persyaratan Jabatan, Uraian Tugas,

Tanggung Jawab dan Wewenang

5.  No. 154 / SK / DIR / RSAA / VIII / 2018 Tentang Pengaturan Penempatan Kembali Staff 6.  No. 155 / SK / DIR / RSAA / VIII / 2018 Tentang Proses Rekruitmen Tersentralisasi dan

Efisien

7.  No. 156 / SK / DIR / RSAA / IX / 2018 Tentang Proses Seleksi Staff Klinis 8.  No. 157 / SK / DIR / RSAA / IX / 2018 Tentang Proses Seleksi Staf Non Klinis

9.  No. 158 / SK / DIR / RSAA / IX / 2018 Tentang Orientasi Umum dan Khusus Staff RS ASIH ABYAKTA

(22)

Daftar Isi ... i BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Visi dan Misi ... 2 D. Motto ... 3 E. Landahan Hukum ... 3 BAB II KEBIJAKAN TENTANG KEPEGAWAIAN ... 4 BAB III PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) ... 5 A. Pengertian ... 5 B. Tujuan dan Kegunaan SDM ... 5 C. Proses Pengajuan Ketenagaan ... 5 BAB IV METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN KETENAGAAN

DALAM PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN SERTA PENETAPAN

JUMLAH STAFF ... 6 A. Analisis Berdasarkan WISN ... 6 B. Metode Doglas ... 10 BAB V PERSYARATAN JABATAN, URAIAN TUGAS, TANGGUNG

JAWAB DAN WEWENANG ... 12 A. Direktur ... 12 B. Kepala Bagian Pelayanan Medis ... 13 C. Kepala Bagian Penunjang Medis ... 14 D. Kepala Bagian Keperawatan ... 15 E. Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum ... 16 F. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan ... 17 BAB VI PENGATURAN PENEMPATAN KEMBALI STAFF ... 20

(23)

G. Tata Laksana ... 24 BAB VIII SELEKSI PEGAWAI ... 25 A. Ketentuan Umum ... 25 B. Proses Seleksi Pegawai ... 25 BAB IX ORIENTASI PEGAWAI... 26 A. Pengertian ... 26 B. Tujuan Organisasi ... 26 C. Tata Laksana Orientasi Karyawan ... 27 D. Ketentuan Umum ... 27 E. Ketentuan Khusus ... 28 BAB X PENILAIAN KARYAWAN ... 29 A. Pengertian ... 29 B. Tujuan ... 29 BAB XI PEMBERHENTIAN KARYAWAN ... 31 A. Pengertian ... 31 B. Berhenti Atas Permintaan Sendiri ... 31 C. Melakukan Pelanggaran yang diatur di Peraturan Rumah Sakit ... 31 BAB XII PENUTUP ... 32

(24)

A. Latar Belakang

Era globalisasi dan pasar bebas membuat terbukanya persaingan antar rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Masyarakat akan menuntut rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat bermutu dan biaya terjangkau. Disamping itu dengan adanya undang-undang perlindungan konsumen, demokratisasi semakin meningkat maka supremasi hukuman akan meningkat pula, maka tumah sakit dalam  pengelolaanya harus transparan, berkualitas dan memperhaitkan kepentingan pasien

dengan seksama dan hati-hati.

Untuk menghadapi situasi diatas salah satu langkah adalah merencanakan Manajemen SDM yang sesuai dengan standar kualitas yang yang tinggi dan profesional. Mulai dari Perencanaan SDM, sarana prasarana, menentukan metode pelayanan di semua unit, perencanaan / pengelolaan keuangan, dan manajemen mutu pelayanan.

Pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersusun dari berbagi multidisplin tenaga proffesional baik medis, keperawatan dan non medis. Kecukupan jumlah dan jenis komposisi pemberi pelayanan kesehatan harus terpenuhi dengan baik serta konsisten guna memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan cepat di seluruh unit pelayanan. Selain memperhatikan kecukupan jenis dan jumlah tenaga pemberi pelayanan maka perlu juga ditetapkan kualifikasi profesionalitas yang dibutuhkan. Jadi semakin baik kompetensi  pemberi pelayanan kesehatan dan semakin baik kinerja yang ditampilkan maka visi  pelayanan di RS Asih Abyakta sebagai pusat layanan rujukan unggulan yang  berpenampilan, berprofesi dan beretik untuk wilayah Pasuruan dan sekitarnya bisa

dicapai.

Berdasarkan hal di atas maka pemenuhan kebutuhan tenaga baik medis maupun non medis tidak bisa dalam waktu yang singkat, sehingga dalam perencanaanya harus memperhatikan visi dan misi rumah sakit serta mempelajari faktor-faktor yang berkaitan  pada yingkat makro rumah sakit seperti : landasan hukum, target area, populasi dan data sekunder (data statistik kesehatan), dan mempelajari hal-hal yang bersifat mikro rumah

(25)

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga di RS Asih Abyakta diperlukan suatu standart, oleh karena itu perlu disusun dan diterbitkan sebuah panduan Standart Pemenuhan Tenaga medis, proffesional dan non medis RS Asih Abyakta yang mengacu KMK 81/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Tujuan pedoman ini adalah untuk membantu Rumah Sakit dalam mewujudkan Rencana penyediaan dan kebutuhan SDM Kesehatan di Rumah Sakit.

 b. Terpenuhinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, proffesional dan non medis baik secara kualitas maupun kuantitas guna menunjang pemberian Pelayanan Prima kepada konsumen di Rumah Sakit Asih Abyakta.

2. Tujuan Khusus

a. Tercukupinya jumlah kebutuhan tenaga Tenaga medis, proffesional dan non medis.

 b. Tercukupinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, proffesional dan non medis yang kompeten

c. Tercapainya kepuasan pelayanan kepada pelanggan

d. Sebagai acuan dalam penyusunan Pola Ketenangan berdasarkan kebutuhan dan distribusinya.

e. Sebagai acuan dalam program rekruitmen Tenaga Tenaga medis, proffesional dan non medis.

f. Sebagai acuan dalam proses evaluasi dan penempatan staff/tenaga medis,  proffesional dan non medis

g. Sebagai acuan dalam kegiatan orientasi staff RS ASIH ABYAKTA

C. Visi dan Misi 1. Visi

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau dengan mengutamakan kepuasan pelanggan menuju terwujudnya kemandirian untuk hidup sehat.

2. Misi

a. Menjadikan Rumah Sakit Asih Abyakta adalah rumah sakit yang bermutu dengan memberikan pelayanan prima demi kepuasan pelanggan

 b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dengan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

c. Menyediakan sarana dan prasarana di bidang alat-alat kesehatan/kedokteran yang mengikuti perkembangan kemajuan teknologi kedokteran sesuai dengan

(26)

D. Moto

Pengabdianku Untukmu sebagai Wujud Pelayanan Kepada Masyarakat

E. Landasan Hukum

Landasan Hukum yang digunakan dalam Pedoman Manajemen Kepegawaian Rumah Sakit Asih Abyakta meliputi :

1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Paktik Kedokteran; 2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

6. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 No.100. Tambahan Lembaran Negara 3495)

7. Peraturan Menteri Kesehatan No.850/Menkes/SK/V/2000 tentang Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000-2010

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit

9. PERMENKES No.33 TAHUN 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan.

(27)

BAB II

KEBIJAKAN TENTANG KEPEGAWAIAN

Berikut ini tentang Kebijakan Kepegawaian :

1. Pengaturan manajemen kepegawaian RS Asih Abyakta mengacu kepada Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Asih Abyakta

2. Pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) memperhatikan Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Asih Abyakta

3. Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi staff klinis dan non klinis

4. Sumber daya manusia yang berkualitas didapatkan melalui perencanaan, rekruitmen, orientasi dan pengembangan melalui penilaian kinerja serta diklat

5. Rumah sakit terus mengembangkan proses untuk rekruitmen, evaluasi dan penetapan staff serta prosedur penetapan lainnya

6. Rekruitmen dan seleksi pegawai mengacu pada usulan tiap unit yang disahkan dalam rapat

7. Staff baru baik klinis maupun non klinis harus melalui proses orientasi yang diberikan  baik melalui pembekalan umum maupun oleh masing-masing unit kerja berdasarkan

uraian tugas masing-masing

8. Rumah sakit mengembangkan penilaian kinerja bagi staff professional balik klinis maupun non klinis. Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai kinerja individu pegawai dalam setiap tahap status kepegawaian yang ada

(28)

A. Pengertian

Perencanaan merupakan suatu kegiatan atau proses yang sangat penting dalam  berbagai kegiatan dalam suatu organisasi, termasuk dalam sumber daya manusia, sebab  perencanaan merupakan prasyarat pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini dapat dipahami secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan, mengevaluasi berbagai alternatif pencapaiannya. Dan penentuan tindakan yang akan di ambil. Dalam konteks manajemen SDM, Perencanaan merupakan proses penentuan kebutuhan sumber daya manusia dan tindakan.

B. Tujuan dan kegunaan SDM

Ketersediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas  pada masa-masa yang akan datng adalah sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan  perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Tindakan-tindakan yang akan dilakukan harus direncanakan sebelumnya untuk memastikan atau meminimalkan gangguan pada rencana-rencana perusahaan. Secara lebih puas dapat dikatakan bahwa perencana-rencanaan sumber daya manusia yang baik akan :

1. Memperbaiki pemanfaatan SDM

2. Menyesuaikan aktivitas sumber daya manusia dan kebutuhan di masa depan secara efisien

3. Meningkatkan efisien dalam menarik pegawai baru

4. Melengkapi informasi SDM yang dapat membantu kegiatan sumber daya manusia dan unit organisasi lain

C. Proses Pengajuan Ketenagaan

1. Unit kerja menyampaikan kebutuhan ketenagaan dengan mengisi form permintaan kepegawaian yang akan disahkan dalam rapat rutin

(29)

BAB IV

METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN KETENAGAAN DALAM PENYUSUNAN POLA KETENAGAAN

SERTA PENETAPAN JUMLAH STAFF

Perencanaan sumber daya manusia di bidang kesehatan diatur dalam Kepmenkes nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menghitung kebutuhan pekerja dalam perencanaan SDM adalah analisis mengguakan WISN. Selain metode WISN ada metode lain yang khusus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga perawat yaitu metode douglas.

A. Analisis berdasarkan WISN

WISN (Workload Indicator Staff Need ) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga kerja di suatu tempat kerja berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional. Metode perhitungan kebutuhan SDM  berdasarkan beban kerja (WISN) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM  berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM pada tiap unit kerja di suatu tempat kerja. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. Adapun langkah  perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :

1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut: a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja atau Peraturan Daerah

setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja. Dalam 1 tahun 250 hari kerja (5 hari x 50 minggu). (A)

 b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap tahun. (B)

c. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar/ lokakarya dalam 6 hari kerja. (C)

d. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Terkait tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2002-2003 ditetapkan 15 Hari Kerja dan 4 hari kerja untuk cuti bersama. (D)

e. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa  pemberitahuan/ijin. (E)

(30)

waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut:

Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} X F Keterangan :

A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional B = Cuti Tahunan E = Ketidak Hadiran Kerja C = Pendidikan & Pelatihan F = Waktu Kerja

Apabila ditemukan adanya perbedaaan rata-rata ketidak hadiran kerja atau  perusahaan menetapkan kebijakan untuk kategori SDM tertentu dapat mengikuti  pendidikan dan pelatihan lebih lama di banding kategori SDM lainnya, maka  perhitungan waktu kerja tersedia dapat dilakukan perhitungan menurut kategori SDM.

2. Menetapkan Unit Kerja Dan Kategori SDM

Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan  baik di dalam maupun di luar tempat kerja. Sebagai contoh di Rumah Sakit, data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan kategori SDM adalah sebagai berikut:

a. Bagan Struktur Organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing unit dan sub-unit kerja.

 b. Keputusan Direktur RS tentang pembentukan unit kerja struktural dan fungsional, misalnya: Komite Medik, Komite Pangendalian Mutu RS. Bidang/Bagian Informasi.

c. Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja di RS. d. PP 32 tahun 1996 tentang SDM kesehatan.

(31)

3. Menyusun Standar Beban Kerja

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja masing-masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut:

a. Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja sebagaimana hasil yang telah ditetapkan pada langkah kedua.

 b. Standar profesi, standar pelayanan yang berlaku.

c. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk melaksanakan/menyelesaikan berbagai pekerjaan.

d. Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja.

Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja adalah meliputi: a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM.

Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar  pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan  perusahaan yang dilaksanakan oleh SDM dengan kompetensi tertentu.

 b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok.

Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pokok, oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), sarana dan  prasarana medik yang tersedia serta kompetensi SDM.

Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama  bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memilikikompetensi, kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, standar operasional  prosedur (SOP) dan memiliki etos kerja yang baik.

c. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun  berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan nya (waktu rata-rata)

dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM. Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah sebagai berikut:

Waktu Kerja Tersedia Standar Beban Kerja =

Rata-rata waktu Kegiatan Pokok

(32)

menyelesaiakan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.

Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada tiap kategori tentang:

a. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada customer , misalnya: rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun kebutuhan bahan habis  pakai.

 b. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan. c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.

Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja, sebaiknya mulai dilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang berkaitan dengan pelayanan pada  customer   untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber data  penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori SDM.

Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah selanjutnya adalah menyusun Standar Kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus di bawah ini:

Waktu per faktor kelonggaran Standar kelonggaran =

Waktu kerja tersedia

5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Per Unit Kerja

Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun. Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja meliputi :

I. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu:

(33)

 penyusunan kuantitas kegiatan pokok Instalasi Rawat Inap dibutuhkan data dasar sebagai berikut:

a. Jumlah tempat tidur

 b. Jumlah pasien masuk/keluar dalam 1 tahun c. Rata-rata sensus harian

d. Rata-rata lama pasien di rawat (LOS)

Data kegiatan yang telah diperoleh dan Standar Beban Kerja dan Standar Kelonggaran merupakan sumber data untuk perhitungan kebutuhan SDM di setiap instalasi dan unit kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Total produk layanan

Kebutuhan SDM = + standar kelonggaran Standar beban kerja

Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, kebutuhan SDM untuk tiap kegiatan  pokok terlebih dahulu di jumlahkan sebelum di tambahkan dengan Standar

Kelonggaran masing-masing kategori SDM.

B. Metode Douglas

Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat ditunjang oleh  pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan :klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode  pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta  perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit. Dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan beberapa faktor yang terkait beban kerja perawat, diantaranya seperti  berikut:

1. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit. 2. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien.

3. Rata-rata hari perawatan klien.

4. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung. 5. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan.

6. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung. 7. Pemberian cuti.

Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit berdasarkan klasifikasi klien, dimana tiap kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai ber ikut:

(34)

Klien

Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam 1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20 2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,60 3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,80 Dst

1. Kategori I : self care/perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam/hari. a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.

 b. Makanan dan minum dilakukan sendiri. c. Ambulasi dengan pengawasan.

d. Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift. e. Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil. f. Perawatan luka sederhana.

2. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari. a. kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.

 b. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam. c. Ambulasi dibantu.

d. Pengobatan dengan injeksi.

e. Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat. f. Klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.

3. Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari. a. Semua kebutuhan klien dibantu.

 b. Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan. c. Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.

d. Makan dan minum melalui selang lambung. e. Pengobatan intravena “perdrip”.

(35)

BAB V

PESYARATAN JABATAN, URAIAN TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

A. Direktur

Persyaratan Jabatan Direktur rumah sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumah sakitan

Uraian Tugas a. Membuat dan melaksanakan Bussines Plan Rumah sakit  b. Mewakili Rumah sakit dalam berhubungan dengan

masyarakat, yayasan, pemerintah, karyawan dan organisaasi profesi

c. Bertanggung jawab terhadap semua pelayanan yang diselenggarakan di RS Asih Abyakta

d. Mempimpin pengelolaaan rumah sakit dengan menyusun kebijakan operasional

e. Memberikan pembinaan, mengkoordinasika pengawasan dan pengendalian pelaksanaan seluruh tugas di rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Tanggung Jawab a. Menyiapkan kebijakan penyelenggaraan pelaksanaan operasional rumah sakit

 b. Sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan serta pelayanan medis rumah sakit

c. Mengadakan hubungan koordinasi dengan instansi atau lembaga lain untuk peningkatan dan pengembangan rumah sakit

d. Memimpin pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran belanja

e. Memimpin pelaksanaan kegiatan rumah sakit

f. Memimpin penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan pengadilan

g. Mengupayakan peningkatan dan pengembangan rumah sakit

h. Penanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan operasional rumah sakit

Wewenang a. Menetapkan kebijakan startegis di tingkat rumah sakit  b. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Bagian dan

Pejabat di bawahnya.

c. Mengangkat dan memberhentikan karyawan. d. Menetapkan transaksi keuangan di tingkat RS. e. Mengesahkan proses administratif rumahsakit.

f. Melimpahkan sebagian tugas & Wewenang kepada  pejabat di bawahnya

(36)

i. Membuat perjanjian kerja dan mengatur hubungan kerja tenaga kerja medis.

 j. Menjalankan semua kegiatan pelayanan rumah sakit k. Mengangkat dan memperkerjakan karyawan sebagai

kebutuhan rumah sakit

l. Memakai anggaran sesuai perencanaan m. Membuat keputusan sesuai prosedur

B. Kepala Bagian Pelayanan Medis

Persyaratan Jabatan Dokter yang sudah menjadi Staff Rumah Sakit dan memiliki SIP

Uraian Tugas a. Menerjemahkan strategi umum Direktur dalam mengelola rumah sakit di bidang Pelayanan Medis

 b. Koordinasi unit kerja di bidang Pelayanan Medis : Pelayanan Rawat Jalan dan UGD, Rawat Inap, Bagian Bedah dan Keperawatan

c. Mengusulkan protap penyelenggaraan Pelayanan Medis d. Memfasilitasi aktifitas lintas fungsi unit-unit kerjanya

dengan unit-unit kerja di luar bidangnya.

e. Menjaga dan meningkatkan kualitas Pelayanan Medis agar berjalan sesuai dengan norma agama, etika dan  peraturan serta perundangan yang berlaku

f. Mewujudkan Pelayanan Medis dengan memanfaatkan  perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi

untuk mendukung pelayanan rumah sakit

g. Membudayakan kinerja yang akuntabel, disiplin, cepat, tepat dan akurat.

h. Meningkatkan kualitas SDM menjadi karyawan tangguh, smart, handal profesional dan komit.

(37)

lingkungan rumah sakit agar sesuai dengan standart  pelayanan medis

c. Menyusun dan merencanakan jumlah kualifikasi kebutuhan tenaga medis

d. Mengkoordinasikan merencanakan, mengawasi dan melaporkan kebutuhan pelayanan medis serta sarana  pelayanan klinis

e. Memberikan laporan secara periodic kepada Direktur sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan yang berkaitan dengan bidangnya

Wewenang a. Menetapkan pola pelaksanaan kebijakan strategis yang ditetapkan Direktur

 b. Menangkap dan mengeksploitasi peluang yang diwujudkan dalam pelayanan yang kompetitif.

c. Mengembangkan dan memberdayakan seluruh potensi sumber daya fisik dan non fisik sesuai dengan kebijakan Direktur .

d. Menata sistem operasional Pelayanan Medis

e. Melimpahkan sebagian tugas & Wewenang kepada  pejabat di bawahnya

f. Mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah atau menyelamatkan pelayanan RS di bidang Pelayanan Medis

C. Kepala Bagian Penunjang Medis

Persyaratan Jabatan a. Sarjana dibidang pelayanan kesehatan  b. Mempunyai surat ijin praktik

c. Menguasai manajemen pelayanan

d. Mampu mengoperasikan computer minimal Microsoft office

e. Memiliki pengalaman organisasi Tanggung Jawab

dan Wewenang

a. Merencanakan, menyusun kebijakan dan tata tertib  pelayanan penunjang medis dengan kebijakan Rumah

Sakit

 b. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan serta mengevaluasi pola kerja pelaksanaan kegiatan penunjang medis

c. Menetapkan dan menyusun laporan kegiatan di bidang  penunjang medis

d. Melaksanakan pengadministrasian bukti-bukti pelayanan di bidang penunjang medis

e. Menyusun mekanisme kerja dengan memperhatika efektifitas dan efisiensi sumber daya yang ada

f. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seluruh staff sesuai dengan perkembangan ilmu di bidang penunjang 14

(38)

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan yang terkait dengan bidangnya

D. Kepala Bagian Keperawatan

Persyaratan Jabatan a. Minimal seorang perawat berpengalaman a. Memiliki STR

 b. Memiliki SIK di Rumah Sakit Asih Abyakta c. Mampu berkoordinasi dan memimpin

d. Mampu mengoperasikan computer minimal Microsoft office

e. Memiliki pengalaman organisasi

Uraian Tugas a. Menyusun rencana kegiatan seksi pengembangan  pelayanan keperawatan sebagai pedoman dalam  pelaksanaan tugas

 b. Menyusun konsep perencanaan program dan kegiatan  pelaksanaan pengembangan pelayanan keperawatan

c. Menyusun konsep system prosedur operasional pelayanan keperawatan pada instalasi rawat jalan, rawat inap, instalasi gawat darurat

d. Melakukan koordinasi yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pada instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi radiologi

e. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan member  petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga  pelaksanaan tugas berjalan lancer

f. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengatahui tugas-tugas yang telah dan belum disiapkan

g. Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan atau menandatangani hal yang berkaitan dengan

(39)

upaya tindak lanjut

l. Mengoordinasikan dan menghimpun laporan pelayanan setiap instalasi

m. Mengajukan ususl peserta pelatihan bidang pelayanan keperawatan

n. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas seksi erencanaan dan pengembangan pelayanan keperawatan dan memberikan saran pertimbagan kepada atasan sebagai  bahan perumusan kebijakan

o. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaraan pelaksanaan tugas

Tanggung Jawab dan Wewenang

a. Melaksanakan pengelolaan kegiatan pengembangan, monitoring dan evaluasi bidang keperawatan

 b. Merencanakan, menyusus kebijakan dan tata tertib  pelayanan Rawat Inap dan Rawat Jalan sesuai dengan

kebijakan Rumah Sakit

c. Membimbing, mengkoordinir, mengendalikan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan  pelayanan medis Rawat Inap dan Rawat Jalan agar sesuai dengan standart pelayanan medis dan standar pelayanan  profesi

d. Mengajukan saran dan usul untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan medis sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi keperawatan

e. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap  penggunaan seluruh fasilitas serta mengupayakan

optimalisasi pemanfaatan asset yang sudah tersedia

f. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja lain yang terkait didalam dan di luar rumah sakit

g. Memberikan laporan periodic berkala kepada atasan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan yang terkait dengan bidangnya

E. Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum

Persyaratan Jabatan a. S1 Manajemen RS atau bidnag pelayanan kesehatan (Sarjana Kesehatan Masyarakat) atau S1/D3 paramedis  b. Mampu mengoperasikan computer minimal Microsoft

office

c. Memiliki pengalam organisasi Uraian Tugas,

Tanggung Jawab dan Tanggung Jawab

a. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan  pemberdayaan pegawai ( Man Power Planning) sesuai

kebutuhan Rumah Sakit

 b. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap 16

(40)

c. Menyusun rencana perumusan system pengadaan,  penempatan dan pengembangan pegawai

d. Melakukan fungsi-fungsi pembinaan, konsultasi sampai kepada pemberian sanksi apabila dipandang perlu terhadap karyawan

e. Mengusulkan gaji karyawan sesuai dengan aturan yang  berlaku

f. Menyusun mekanisme kerja dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi sumber daya yang ada

g. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan perencanaan,  pengorganisasian dan administrasi program pendidikan

dan latihan yang telah diusulkan dari sub bidang Diklat h. Mengawasi serta menyiapkan program penelusuran

kemampuan, pembinaan kepribadian dan pelatihan bagi seluruh karyawan dengan tujuan memanfaatkan potensi karyawan secara maksimal

i. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap penilaian kinerja, efektifitas program dan kontribusi peraturan bagi  perkembangan rumah sakit

 j. Menyelenggarakan kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja dan pengaturan jadwal tamu rumah sakit

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan yang terkait dengan bidangnya

F. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan

Persyaratan Jabatan a. Sarjanan dibidang keuangan

 b. Mampu mengoperasikan computer minimal Microsoft office

c. Memiliki pengalaman organisassi

(41)

f. Membuat laporan keuangan yang terdiridari: 1) Laporan posisi keuangan (neraca) tahunan 2) Laporan aktivitas (laba/rugi) bulanan 3) Laporan arus kas bulanan

4) Catatan atas laporan keuangan bulanan g. Membuat analisis laporan keuangan tiap tahun.

h. Membuat tarif pelayanan dan daftar harga barang bersama dengan tim atau petugas yang bersangkutan dan dievaluasi ulang setiap 1 tahun atau sewaktu-waktu diperlukan.

i. Mengelola utang piutang rumah sakit.

 j. Membuat analisis keuangan /study kelayakan usaha-usaha k. Mengusulkan sistem gaji karyawan.

l. Mewujudkan pelayanan Keuangan dengan memanfaatkan  perkembar ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

mendukung pelayanan rumah sakit.

m. Membudayakan kinerja yang akuntabel, disiplin, cepat, tepat dan akurat.

n. Mewakili tugas Direktur atau sesama anggota direksi yang berhalangan hadir dengan persetujuan Direktur. o. Memberikan laporan atas hasil kerja secara rutin atau

insidental sesuai keperluan.

 p. Mengembangkan, mengontrol dan mengevaluasi SOP dan aturan di bagian Keuangan.

q. Mengatur pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi  pelayanan keuangan serta membuat usulan untuk

meningkatkan kualitas layanan di unitnya.

Tanggung Jawab a. Menjalankan Fungsi Manajemen dalam Keuangan sesuai dengan strategi dan kebijakan yang digariskan oleh Direktur

 b. Melakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan fasilitas dan kegiatan yang ada di rumah sakit

c. Terselenggaranya fungsi-fungsi manajemen Pelayanan Medis Rumah sakit berjalan terarah sesuai dengan kebijakan direktur.

d. Sinerginya kegiatan-kegiatan di seluruh unit kerjanya dengan efektif dan efisien.

e. Urusan Administrasi

Tugas dan fungsinya adalah sebagai tenaga pengawas  jalannya pelayanan , pengelola pelayanan serta  penerimaan, dan pengeluaran uang.

f. Urusan Logistik , Gudang & Distribusi

Tugas dan fungsinya adalah menyediakan keperluan rumah tangga, makan , minum sehari-hari, dan pengadaan di rumah sakit.

(42)

 pencatatan transaksi yang terjadi serta penyusunan  pelaporan keuangan.

Wewenang a. Menetapkan pola pelaksanaan kebijakan strategis yang ditetapkan Direktur.

 b. Menangkap dan mengeksploitasi peluang yang diwujudkan dalam pelayanan yang kompetitif.

c. Mengembangkan dan memberdayakan seluruh potensi sumber daya fisik dan non fisik sesuai dengan kebijakan Direktur .

d. Menata sistem operasional pelayanan umum dan keuangan.

e. Melimpahkan sebagian tugas & wewenang kepada  pejabat di bawahnya.

f. Mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah atau menyelamatkan pelayanan RS di bidang Keuangan.

Struktur ogranisasi, tata kerja dan uraian tugas jabatan dibawah level kepala  bagian akan dibuat oleh masing-masing pejabat dan mengacu pada ketentuan yang

(43)

BAB VI

PENGATURAN PENEMPATAN DAN PENEMPATAN KEMBALI STAFF

A. Penempatan Awal

Ditujukan untuk karyawan baru yang telah lulus seleksi penerimaan karyawan. Dokumen penempatan awal adalah Keputusan Direktur tentang penerimaan karyawan tetap atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu untuk karyawan kontrak.

Penempatan awal karyawan dilakukan oleh Kabag Kepegawaian/Kabag Keperawatan/Kabag Penunjang Medis dan Komite Kredensial sesuai dengan kebutuhan / lowongan pekerjaan saat rekrutmen dan seleksi, dan telah didiskusikan terlebih dahulu dengan kepala departemen terkait.

B. Penempatan Ulang

Prinsip penempatan karyawan di RSAA adalah the right man in the right place dan efektif efisien untuk menghasilkan produktivitas yang optimal. Penempatan ulang karyawan dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan, diantaranya:

a. Hasil penilaian kinerja

 b. Tujuan organisasi dan pengembangan pelayanan c. Kompetensi karyawan

d. Kesehatan karyawan.

Terkait dengan keadaan kesehatan karyawan, perlu dipertimbangkan kembali sifat dan karakteristik pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan kemampuan atas kondisi kesehatan terkini dari karyawan yang bersangkutan.

Istilah penempatan ulang di RSAA adalah: a. Mutasi/Rotasi

Yaitu perpindahan karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja yang lain, baik dalam lingkup departemen yang sama maupun antar departemen. Perpindahan karyawan tersebut dilakukan setelah ada diskusi antara Kabag Kepegawaian dan Diklat dan kepala bagian serta kepala unit terkait. Setelah disepakati oleh kedua  belah pihak maka Kabag Kepegawaian akan memanggil karyawan yang  bersangkutan dan menyampaikan maksud mutasi/rotasi secara lisan dan

menyiapkan Surat Keputusan Direktur tentang penempatan ulang karyawan tersebut.  b. Promosi

Promosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke  jabatan lain yang lebih tinggi. Promosi dilakukan setelah dirapatkan antara Kabag Kepegawaian dan Diklat dan atasan langsung serta atasan tidak langsung dari karyawan yang bersangkutan. Proses promosi dimulai dengan proses masa probation  jabatan baru selama 3 bulan. Dalam masa probation jabatan ini ditentukan pula key performance indicator yang harus dicapai sebagai bahan penilaian atau fit and  proper test . Atasan langsung dan Kabag Kepegawaian dan Diklat menyampaikan maksud promosi tersebut secara lisan dan penjelasan masa probation kepada karyawan yang bersangkutan. Pada akhir masa penilaian apabila karyawan tersebut lulus masa probation jabatan maka Kabag Kepegawaian dan Diklat memanggil karyawan tersebut dan menyampaikan hasil serta Surat Keputusan Direktur tentang 20

(44)

Demosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke  jabatan lain yang lebih rendah. Dasar pertimbangan demosi adalah hasil penilaian kinerja yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan/diharapkan. Bila hasil penilaian kinerja selama 2 kali  periode menunjukkan hasil kurang, maka atasan langsung dan Kabag Kepegawaian dan Diklat menyampaikan secara lisan kepada karyawan yang  bersangkutan untuk memperbaiki kinerja selama 6 bulan, dan bila tidak ada  peningkatan kinerja maka dilakukan proses demosi. Kabag Kepegawaian dan Diklat akan memanggil karyawan yang bersangkutan dan memberikan Surat Keputusan Direktur tentang Pemberhentian dari jabatan dan penempatan di jabatan baru.

Penempatan ulang karyawan mutasi dan promosi diawali dengan masa transisi, dimana karyawan yang bersangkutan belajar kan uraian tugas yang baru, standar dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan baru, serta peraturan dan kebijakannya. Proses pembelajaran baru tersebut dilakukan oleh atasan langsung pada  jabatan/pekerjaan yang baru.

(45)

BAB VII

REKRUITMENT PEGAWAI

A. Pengertian

Rekruitmen adalah suatu proses pengadaan/ penerimaan karyawan melalui satu tahapan seleksi untuk mendapatkan calon karyawan yang memenuhi standart sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Rekruitmen dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang diperlukan dalam  penilaian calon karyawan.

B. Penerimaan Karyawan Baru

Calon karyawan yang telah diterima sesuai dengan standar rumah sakit :

1. Harus menjalani masa orientasi sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi.

2. Setiap calon karyawan sebelum diangkat sebagai karyawan kontrak diwajibkan untuk menjalankan masa percobaan selama 3 bulan

C. Persyaratan Karyawan Baru

Pihak manajemen berhak dan mempunyai wewenang untuk menerima karyawan  baru, menetapkan status dan pembagian tugas, mengangkat, menetapkan, memindahkan dan mempromosikan karyawan sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan tata kepegawaian yang sehat

Peneriamaan karyawan baru disesuaikan dengan kebutuhan Rumah Sakit dengan  persyaratan sebagai berikut :

1. Surat lamaran

2. Daftar Riwayat Hidup 3. Pas foto

4. Fotocopy KTP yang masih berlaku 5. Fotocopy ijazah

6. Fotocopy transkip nilai 7. Fotocopy STR

8. Fotocopy sertifikat

D. Masa Percobaan

Setiap calon karyawan sebelum diangkat sebagai karyawan tetap diwajibkan untuk menjalani masa percobaan selama 3 bulan. Dalam masa percobaan karena keadaan tertentu sewaktu-waktu perjanjian kerja dalam percobaan antara karyawan yang  bersangkutan dengan Rumah Sakit Asih Abyakta dapat berakhir oleh salah satu pihak

(46)

menyelesaikan masa penyesuaian dan dinyatakn memenuhi persyaratan untuk bekerja sebagai karyawan di RS Asih Abyakta, maka pihak Rumah sakit akan melakukan  pengangkatan terhadap karyawan yang bersangkutan.

E. Masa kontrak

Untuk karyawan kontrak kerja Rumah Sakit Asih Abyakta berdasarkan ketentuan undang-undang. Karyawan kontrak diwajibkan menandatangani surat perjanjian kontrak yang berlaku selama 2 tahun dan dapat di perpanjang masa kontraknya selama 1 tahun sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, setelah itu pihak Rumah Sakit akan mengambil sikap untuk mengangkat karyawan yang telah bersangkutan menjadi karyawan tetap atau sebaliknya mengakhiri masa kerja karyawan yang  bersangkutan berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku.

F. Pengangkatan

Pihak manajemen Rumah Sakit Asih Abyakta akan melakukan pengangkatan terhadap karyawan sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan situasi yang memungkinkan untuk memaksimalkan pelayanan Rumah Sakit Asih Abyakta.

Dalam keadaan tertentu manajemen Rumah Sakit berhak mengangkat seorang karyawan menjadi karyawan tetap jika karyawan tersebut sangat dibutuhkan dan dapat meningkatkan kualitas Rumah Sakit secara nyata.

Setiap karyawan yang akan di angkat menjadi karyawan tetap harus memenuhi  persyaratan sebagai berikut :

1. Telah menjalani masa kontrak minimal selama 2 tahun di RS Asih Abyakta

2. Melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap yang dilakukan oleh dokter Rumah Sakit Asih Abyakta

3. Menandatangani surat perjanjian kerja sebagai pegawai tetap, dan jika dengan menandatangani surat perjanjian tersebut berarti karyawan yang bersangkutan sudah

(47)

G. Tata Laksana

Proses rekruitmen karyawan baru meliputi :

1. Proses seleksi melibatkan HRD terkait sebagai tim rekruitmen dan seleksi pegawai  baru RS Asih Abyakta untuk mendapatkan pegawai yang berkualitas.

2. Proses seleksi meliputi beberapa proses antara lain : a. Tes seleksi administrasi

 b. Verifikasi data calon karyawan (ijazah, STR, dan portofolio)

c. Tes Tulis meliputi tes kepribadian dan kecerdasan, tes tulis berdasarkan kompetensi/bidangnya.

d. Tes Skill bagi tenaga klinis e. Tes Wawancara

3. Pengambilan keputusan terkait hasil seleksi diputuskan bersama tim seleksi/kredensial dan disetujui oleh direktur

4. Kandidat pegawai yang lolos seleksi dilakukan penetapan status pegawai sesuai dengan sistem kepegawaian dan kebijakan yang berlaku di RS Asih Abyakta

5. Pengakuan penetapan pegawai diputuskan sebagai berikut :

a. Setiap calon pegawai wajib mengikuti orientasi sesuai dengan kebijakan rumah sakit dan unit yang bersangkutan ditempatkan.

 b. Pada 3 bulan pertama calon pegawai diterima sebagai pegawai training dengan menandatangani surat perjanjian kerja sebagai karyawan training yang nantinya akan dinilai oleh tim kredensial RS Asih Abyakta.

c. Selama 3 bulan di evaluasi kinerja jika dinyatakan sesuai standart maka bisa dilanjutkan penandatanganan surat perjanjian kerja kontrak 2 tahun dengan diberikannya surat keputusan dan surat penunjukan/penempatan karyawan  bersangkutan.

d. Selama 2 tahun dievaluasi kembali jika memang dinyatakan sesuai standart maka  bisa dilanjutkan kembali dengan melakukan test sebagai karyawan tetap RS Asih

Abyakta.

e. Penetapan pegawai dituangkan dalam surat keputusan direktur RS Asih Abyakta.

(48)

1. Sesuai dengan kebijakan tentang SDM, rumah sakit terus mengembangkan proses untuk rekruitmen, evaluasi dan penetapan staff serta prosedur penetapan lainnya 2. Proses seleksi melibatkan Kepala Bagian Kepegawaian dan tim rekruitmen dimana

terdapat Komite Kredensial, Kepala Bagian dan Kepala Unit 3. Proses seleksi meliputi berbagai proses :

a. Administrasi  b. Wawancara

c. Psikotest d. Tes Bidang

4. Pengambilan keputusan terkait hasil seleksi diputuskan bersama tim rekrutmen dan disetujui oleh Direktur

B. Proses Seleksi Pegawai

1. Bagian SDM mendapatkan permintaan seleksi pegawai baru dari usulan kepala unit yang disahkan atau disetujui oleh Direktur

2. Bagian SDM melakukan seleksi lamaran yang masuk sesuai dengan permintaan 3. Bagian SDM melakukan verifikasi berkas-berkas untuk kredensial bagi calon staff

klinis

4. Bagian SDM menghubungi tim rekruitmen

5. Bagian SDM melakukan pemanggilan kandidat untuk proses seleksi

6. Setelah hasil didapatkan, tim berkumpul untuk memutuskan hasil seleksi yang disetujui Direktur

7. Bila telah didapatkan hasil keputusa, maka peserta yang lolos akan dipanggil untuk  proses orientasi sekaligus tes kesehatan di RS Asih Abyakta

(49)

BAB IX

ORIENTASI PEGAWAI

A. Pengertian

Program orientasi karyawan baru adalah program yang bertujuan memperkenalkan tentang kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan kerja di sekitar tempat kerja.

Berdasarkan yang ada, orientasi biasanya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Orientasi organisasi adalah memberitahu karyawan mengenai tujuan,riwayat,  prosedur dan pengaturan organisasi tersebut. Itu harus mencakup tunjangan kebijakan dan tunjangan sumber daya manusia yang relavan seperti jam kerja,  prosedur penggajian dan tuntutan lembur dan tunjangan.

 b. Orientasi unit kerja adalah mengakrabkan karyawan itu dengan sasaran unit kerja tersebut, memperjelas bagaimana pekerjaannya menyumbang pada sasaran unit itu dan mencakup perkenalan dengan rekan-rekan kerja barunya

B. Tujuan Orientasi

Program orientasi karyawan baru bertujuan untuk :

1. Memperkenalkan pegawai baru dengan Rumah Sakit Asih Abyakta

2. Menghindarkan adanya kekacauan yang mungkin disebabkan oleh seseorang pekerja  baru ketika diserahi pekerjaan baru

3. Menerangkan peraturan dan ketentuan Rumah Sakit Asih Abyakta sedemikian rupa sehingga pegawai baru dapat menghindarkan rintangan atau tindakan hukuman yang akan terjadi karena pelanggaran peraturan yang tidak mereka ketahui.

4. Memberi kesempatan pada pegawai untuk menanyakan masalah tentang pekerjaan mereka yang baru.

C. Tahap Orientasi

Beberapa tahap orientasi yang penting dilakukan : 1. Perkenalan

Memperkenalkan pegawai baru, mulai dari unit kerjanya sendiri sampai unit kerja  besarnya dan sampai unit kerja terkait lainnya akan memberikan ketenangan dan kenyamanan karena dia merasa diterima di lingkungannya dan hal tersebut akan mempermudah dia untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas dan dapat membina kerja sama dengan yang lain dalam rangka menjalankan tugasnya.

2. Sosialisasi kebijakan

Perlu adanya sosialisai tentang kebijakan perusahaan yang berlaku. Mulai dari kebijakan baik yang terkait dengan sumber daya manusia seperti hubungan kepegawaian, penilaian pegawai juga yang terkait dengan unit kerja tempata dia  bekerja. Demikian juga tentang kode etik dan peraturan Rumah Sakit.

(50)

D. Tata Laksana Orientasi Karyawan

Pelaksanaan orientasi karyawan baru dibagi menjadi dua program : 1. Orientasi Umum

2. Orientasi Khusus

Adapun ketetapan dalam proses pelaksaan kegiatan orientasi di RS Asih Abyakta adalah sebagai berikut :

1. Setiap pegawai baru wajib mengikuti proses orientasi sebelum penempatan di unit kerjanya.

2. Pemberian pengarahan kepada pegawai baru dilaksanakan oleh bagian kepegawaian sebelum pegawai yang bersangkutan melaksanakan orientasi.

3. Selama masa orientasi semua pegawai baru diwajibkan menggunakan seragam atasan warna putih dan bawahan warna hitam.

4. Selama masa orientasi semua pegawai baru melaksanakan tugas dengan  pendampingan dan pengawasan oleh pegawai senior (yang ditunjuk) terutama di unit pelayanan dengan resiko tinggi dan tidak diperkenankan melaksanakan tugas secara mandiri.

5. Setiap tahapan kegiatan dalam orientasi dicatat oleh pegawai yang bersangkutan dalam bentuk laporan orientasi pegawai baru. Laporan tersebut diketahui dan disetujui oleh pejabat yang berwenang di setiap unit dimana pegawai tersebut melaksanakan orientasi.

6. Evaluasi program orientasi pegawai baru dilaksanakan dalam bentuk  post test, dan  pembuatan laporan orientasi.

7. Untuk staff klinis, panitia kredensial akan mereview dokumen Pendidikan,

sertifikasi dan dokumen professional lainnya sebelum penempatan. Serta panitia kredensial juga turut andil dalam proses pelaksaan rekruitmen dan orientasi  pegawai baru.

(51)

F. Ketentuan Khusus

1. Program orientasi yang berupa pembekalan umum rumah sakit dikoordinir oleh Kepala Bagian Sumber Daya Manusia, sedangkan orientasi di unit kerja dikoordinir oleh Kepala Bagian dan Kepala unit masing-masing

2. Pembekalan umum orientasi pegawai baru meliputi : g. Visi Misi RS Asih Abyakta

h. Motto RS Asih Abyakta

i. System Manajemen rumah sakit

 j. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi k. Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit l. Etika dalam Bekerja

m.  Basic Life Support  (BLS)

n. Penanggulangan Kebakaran dan Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran (APAR)

3. Pegawai mendapatkan orientasi melalui pembekalan khusus di unit kerja masing-masing

4. Peraturan selama program orientasi :

l. Peraturan orientasi dilakukan maksimal 4 minggu m. Pegawai wajib memakai pakaian hitam putih n. Pegawai datang pukul 07.30 – 15.30 WIB

o. Pegawai yang mengundurkan diri harus melalui ijin/berpamitan sekurang-kurangnya 1x24 jam

5. Kepala unit kerja memuat laporan evaluasi orientasi pegawai baru yang didampingi oleh tim kredensial

Referensi

Dokumen terkait

Penciri bentuk tubuh ternak betina untuk berbeda untuk masing-masing kecamatan, yaitu sifat panjang badan pada Tarakan Tengah dan Tarakan Timur, dan sifat panjang sayap untuk

Processor untuk type desktop dan digunakan pada orang yang ingin kekuatan lebih dari komputer yang ia miliki memiliki 2 buah core dengan konfigurasi 2.4GHz dengan 8MB

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal (faktor toko ritel) dan internal pembeli yang mempengaruhi impulse buying, serta untuk mengetahui

Tujuan dari penelitian adalah menyajikan visualisasi pakaian adat Toraja dan aksesorinya sebagai media pengenalan yang interaktif dengan menggunakan Augmanted Reality (AR)

Kinerja perusahaan yang semakin baik menunjukkan bahwa manajemen perusahaan tersebut sudah sesuai dengan kepentingan pemegang saham sehingga manajer akan berpikir dan

Untuk membahas cara ini perlu dibicarakan lebih lanjut pada bab tersendiri.Kalau tunnel terlalu panjang, sampai 1.000 feet atau 3 kilometer panjangnya, maka diperlukan

Substansi pengetahuan ilmiah gender mempunyai misi untuk mengelaborasi realitas sosial budaya tentang laki dan perempuan dalam hal kultur atau nilai, dalam struktur sosial dan