BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang
Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal dan Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah kesehatan jauh sebelum obat-obat modern penanggulangan masalah kesehatan jauh sebelum obat-obat modern menyentuh masyarakat. Pengetahuan tentang obat tradisional ini menyentuh masyarakat. Pengetahuan tentang obat tradisional ini merupakan warisan budaya berdasarkan pengalaman yang secara merupakan warisan budaya berdasarkan pengalaman yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh generasi terdahulu kepada turun-temurun telah diwariskan oleh generasi terdahulu kepada generasi saat ini. Peranan obat tradisional dalam pelayanan generasi saat ini. Peranan obat tradisional dalam pelayanan kesehatan dapat lebih ditingkatkan dengan mendorong upaya kesehatan dapat lebih ditingkatkan dengan mendorong upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat serta pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat serta keamanan suatu tumbuhan obat, sehingga secara bertahap potensi keamanan suatu tumbuhan obat, sehingga secara bertahap potensi bahan alam Indonesia dapat dipert
bahan alam Indonesia dapat dipertanggungjawanggungjawabkan secara ilmiah.abkan secara ilmiah. Kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan oleh Kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimia yang dimiliki. Namun,
kandungan kimia yang dimiliki. Namun, tidak seluruh kandungan kimiatidak seluruh kandungan kimia diketahui secara lengkap. Meskipun tidak diketahui secara rinci, tetapi diketahui secara lengkap. Meskipun tidak diketahui secara rinci, tetapi pendekatan secara farmakologi berhasil menghasilkan informasi dari pendekatan secara farmakologi berhasil menghasilkan informasi dari kegunaan tumbuhan obat.
kegunaan tumbuhan obat.
Keampuhan pengobatan herba banyak dibuktikan melalui Keampuhan pengobatan herba banyak dibuktikan melalui berbagai pengalaman. Berbagai macam penyakit sudah tidak dapat berbagai pengalaman. Berbagai macam penyakit sudah tidak dapat disembuhkan melalui pengobatan modern, ternyata masih bisa disembuhkan melalui pengobatan modern, ternyata masih bisa ditangani dengan pengobatan herba. Ada pula pengalaman yang ditangani dengan pengobatan herba. Ada pula pengalaman yang membuktikan bahwa ada beberapa penyakit, ternyata pengobatan membuktikan bahwa ada beberapa penyakit, ternyata pengobatan herba lebih efektif memberikan solusi penyembuhan dibandingkan herba lebih efektif memberikan solusi penyembuhan dibandingkan dengan pengobatan modern. Keunggulan pengobatan herba terletak dengan pengobatan modern. Keunggulan pengobatan herba terletak pada bahan dasarnya yang bersifat alami sehingga efek sampingnya pada bahan dasarnya yang bersifat alami sehingga efek sampingnya dapat ditekan seminimal mungkin. Meskipun dalam beberapa kasus dapat ditekan seminimal mungkin. Meskipun dalam beberapa kasus dijumpai orang-orang yang alergi terhadap herba. Namun, alergi dijumpai orang-orang yang alergi terhadap herba. Namun, alergi tersebut dapat juga terjadi pada pengobatan medis. Beberapa kasus tersebut dapat juga terjadi pada pengobatan medis. Beberapa kasus menunjukkan bahwa sebagian orang alergi atau timbul penolakan menunjukkan bahwa sebagian orang alergi atau timbul penolakan
terhadap obat-obatan tertentu, sehingga menimbulkan efek samping terhadap obat-obatan tertentu, sehingga menimbulkan efek samping yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit lain.
yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit lain.
Dari banyaknya fungsi dari obat-obat tradisional, salah satunya Dari banyaknya fungsi dari obat-obat tradisional, salah satunya adalah sebagai hepatoprotektor.
adalah sebagai hepatoprotektor. Hepatoprotektor adalah senyawaHepatoprotektor adalah senyawa atau zat yang berkhasiat melindungi sel sekaligus memperbaiki atau zat yang berkhasiat melindungi sel sekaligus memperbaiki jaringan hati yang rusak ak
jaringan hati yang rusak akibat pengaruh zat toksik.ibat pengaruh zat toksik.
Selanjutnya akan dibahas lebih terperinci mengenai Selanjutnya akan dibahas lebih terperinci mengenai bahan-bahan alam yang berfungsi sebagai hepatoprotektor.
bahan alam yang berfungsi sebagai hepatoprotektor. B. Rumusan Masalah
B. Rumusan Masalah 1.
1. Apakah Apakah itu itu hati?hati? 2.
2. Apakah Apakah fungsi fungsi hati?hati?
3. Apa yang dimaksud dengan Hepatitis, jenis-jenis virus hepatitis 3. Apa yang dimaksud dengan Hepatitis, jenis-jenis virus hepatitis
dan perawatannya? dan perawatannya?
4. Apa saja bahan-bahan alam yang dapat berfungsi sebagai 4. Apa saja bahan-bahan alam yang dapat berfungsi sebagai
hepatoprotektor? hepatoprotektor? C. Tujuan
C. Tujuan 1.
1. Untuk Untuk mengetahui mengetahui yang yang dimaksud dimaksud dengan dengan hati.hati. 2.
2. Untuk Untuk mengetahui mengetahui fungsi fungsi dari hati.dari hati.
3. Untuk mengetahui dimaksud dengan Hepatitis, jenis-jenis virus 3. Untuk mengetahui dimaksud dengan Hepatitis, jenis-jenis virus
hepatitis
hepatitis dan dan perawatannya.perawatannya.
4. Untuk mengetahui bahan-bahan alam yang dapat berfungsi 4. Untuk mengetahui bahan-bahan alam yang dapat berfungsi
sebagai hepatoprotektor. sebagai hepatoprotektor.
terhadap obat-obatan tertentu, sehingga menimbulkan efek samping terhadap obat-obatan tertentu, sehingga menimbulkan efek samping yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit lain.
yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit lain.
Dari banyaknya fungsi dari obat-obat tradisional, salah satunya Dari banyaknya fungsi dari obat-obat tradisional, salah satunya adalah sebagai hepatoprotektor.
adalah sebagai hepatoprotektor. Hepatoprotektor adalah senyawaHepatoprotektor adalah senyawa atau zat yang berkhasiat melindungi sel sekaligus memperbaiki atau zat yang berkhasiat melindungi sel sekaligus memperbaiki jaringan hati yang rusak ak
jaringan hati yang rusak akibat pengaruh zat toksik.ibat pengaruh zat toksik.
Selanjutnya akan dibahas lebih terperinci mengenai Selanjutnya akan dibahas lebih terperinci mengenai bahan-bahan alam yang berfungsi sebagai hepatoprotektor.
bahan alam yang berfungsi sebagai hepatoprotektor. B. Rumusan Masalah
B. Rumusan Masalah 1.
1. Apakah Apakah itu itu hati?hati? 2.
2. Apakah Apakah fungsi fungsi hati?hati?
3. Apa yang dimaksud dengan Hepatitis, jenis-jenis virus hepatitis 3. Apa yang dimaksud dengan Hepatitis, jenis-jenis virus hepatitis
dan perawatannya? dan perawatannya?
4. Apa saja bahan-bahan alam yang dapat berfungsi sebagai 4. Apa saja bahan-bahan alam yang dapat berfungsi sebagai
hepatoprotektor? hepatoprotektor? C. Tujuan
C. Tujuan 1.
1. Untuk Untuk mengetahui mengetahui yang yang dimaksud dimaksud dengan dengan hati.hati. 2.
2. Untuk Untuk mengetahui mengetahui fungsi fungsi dari hati.dari hati.
3. Untuk mengetahui dimaksud dengan Hepatitis, jenis-jenis virus 3. Untuk mengetahui dimaksud dengan Hepatitis, jenis-jenis virus
hepatitis
hepatitis dan dan perawatannya.perawatannya.
4. Untuk mengetahui bahan-bahan alam yang dapat berfungsi 4. Untuk mengetahui bahan-bahan alam yang dapat berfungsi
sebagai hepatoprotektor. sebagai hepatoprotektor.
BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Mengenal Hati A. Mengenal Hati
Posisi organ hati sebagian besar terletak di perut bagian kanan Posisi organ hati sebagian besar terletak di perut bagian kanan atas, yakni di belakang iga. Hati dinamakan juga liver atau hepar atas, yakni di belakang iga. Hati dinamakan juga liver atau hepar merupakan kelenjar tubuh dengan berat sekitar 1/36 berat badan merupakan kelenjar tubuh dengan berat sekitar 1/36 berat badan
orang dewasa, yaitu berkisar 1.200
orang dewasa, yaitu berkisar 1.200 – –1.600 g. Ukuran hati yang normal1.600 g. Ukuran hati yang normal adalah selebar telapak tangan orang itu sendiri.
adalah selebar telapak tangan orang itu sendiri.
Hati terdiri dua lobus utama, yakni lobus kanan dan kiri. Lobus Hati terdiri dua lobus utama, yakni lobus kanan dan kiri. Lobus kanan merupakan bagian terbesar sementara lobus kiri lebih kecil. kanan merupakan bagian terbesar sementara lobus kiri lebih kecil. Setiap lobus terdiri dari ribuan lobulus yang merupakan unit Setiap lobus terdiri dari ribuan lobulus yang merupakan unit fungsional. Setiap lobulus terdiri dari sel-sel hati yang berbentuk fungsional. Setiap lobulus terdiri dari sel-sel hati yang berbentuk kubus,tersusun melingkar mengelilingi vena sentralis. Diantara lobulus kubus,tersusun melingkar mengelilingi vena sentralis. Diantara lobulus (interlobular) terdapat saluran empedu dan kapiler bernama sinosoid (interlobular) terdapat saluran empedu dan kapiler bernama sinosoid yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika.sinusoid di yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika.sinusoid di batasi oleh sel kuffer yang merupakan sistem retikuloendotelial dan batasi oleh sel kuffer yang merupakan sistem retikuloendotelial dan mempunyai fungsi menelan bakteri serta benda asing lainnya yang mempunyai fungsi menelan bakteri serta benda asing lainnya yang masuk dalam tubuh.
Pada orang dewasa, darah yang mengalir setiap menit melalui hati diperkirakan sekitas 1.200-1.500 ml. Darah yang mengalir tersebut di dapat dari dua sumber yaitu vena porta dan arteri hepatika. Vena porta membawa zat makanan karena menerima aliran darah dari saluran cerna. Selain dri limpa dan pankreas.
B. Fungsi Hati
Hati merupakan pusat metabolisme tubuh yang mempunyai banyak fungsi dan penting untuk mempertahankan tubuh.
Ada tiga macam fungsi hati yaitu :
1. Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.
Empedu dibentuk oleh hati. melalui saluran empedu interlobular yang terdapat di dalam hati, empedu yang di hasilkan dialirkan ke kandung empedu untuk disimpan. Bila kita mengkonsumsi makanan berlemak maka empedu yang tersimpan tadi akan di keluarkan dan dialirkan kedalam usus dau belas jari (duodenum) yang merupakan bagian teratas dari usus kecil. Dalam sehari, sekitar 1 liter empedu disalurkan keluar(diekskresikan) oleh hati. Empedu sebagian besar terdiri dari air (97%), sisanya terdiri atas elektrolit, Garam empedu, posfolipid, kolestrol, dan pigmen empedu (bilirubin). Garam empedu untuk pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus halus dan dialirkan kembali ke hati. Bilirubin atau pigmen empedu yang dapat menyebabkan warna kuning pada jaringan dan cairan tubuh sangat penting sebagai indikator penyakit
hati dan saluran empedu. 2. Fungsi metabolik.
Di samping menghasilkan energi, dan tenaga, hati mempunyai peran penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
3. Fungsi Pertahanan Tubuh.
Hati juga berperan dalam pertahanan tubuh, baik berupa proses penawaran racun(detoksikasi) maupun fungsi perlindungan.
C. Hepatitis
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Secara populer dikenal juga dengan istilah penyakit hati, sakit liver, atau sakit kuning. Namun istilah sakit kuning (ikterik atau juandice) dapat menimbulkan keracunan karena tidak semua sakit kuning disebabkan oleh radang Hati.
Penyakit hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus. Berdasarkan perjalanan penyakitnya dibedakan menjadi hepatitis akut dan hepatitis kronis. Disebut hepatitis kronis bila penyakitnya masih berlangsung setelah enam bulan.
1. Penyebab Hepatitis.
Sebenarnya hepatitis atau radang hati dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab seperti : virus (penyebab terbanyak), bakteri, misalnya salmonella typhi, parasit, obat-obatan, bahan kimia alami atau sintesis yang merusak hati(hepatotoksik), alkohol, cacing, gizi buruk, dan atoinum.
Dengan semakin berkembangnya pemeriksaan serologis-imunologis untuk penyakit hepatitis virus, maka saat ini sudah dapat dideteksi 5 macam virus sebagai penyebabnya.
2. Jenis Virus Hepatitis. a. Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
b. Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
c. Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
d. Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
e. Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
f. Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
1. Virus Mumps 2. Virus Rubella
3. Virus Cytomegalovirus 4. Virus Epstein-Barr 5. Virus Herpes
Kecenderungan meningkatnya jumlah penderita hepatitis terutama oleh virus, saat ini sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan lebih baik. Hal ini disebabkan sebagian infeksi virus hepatitis akan menjadi sirosis dan kanker hati, serta berakhir dengan kematian akibat gagalnya fungsi hati.
3. Perawatan.
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.
Hepatitis akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati.
D. Parameter Pemeriksaan Hati
Dalam fungsi ekskresi maka hati akan mengeluarkan bahan bahan metabolit seperti empedu, bilirubin, kolesterol dan sebagainya melalui saluran pencernaan, untuk dibuang atau menjadi metabolit
lain. Banyak faal metabolik yang dilakukan oleh jaringan hati, maka ada banyak pula, lebih dari 100, jenis test yang mengukur reaksi faal hati.' Semuanya, disebut sebagai "tes faal hati ". Sebenarnya hanya beberapa yang- benar-benar mengukur faal hati. 1-3 Diantara berbagai tes tersebut tidak ada tes tunggal yang efektif mengukur faal hati secara keseluruhan. Beberapa tes terlalu peka sehingga tidak khas, sebagian lagi dipengaruhi pula oleh faktor -faktor di luar hati, sebagian lagi sudah obsolete.
Pemeriksaan terhadap fungsi hati secara umum meliputi Alanine aminotransferase (ALT), Aspartarte aminotransferase (AST), Alkaline phosphatase (ALP), Gamma glutamyl transferase (GGT atau Gamma GT), Bilirubin, Albumin, pemeriksaan massa prothrombin (PT) dan International Normalised Ratio (INR). Masing-masing pemeriksaan tersebut menjadi petunjuk untuk mengetahui apakah ada masalah pada fungsi hati atau tidak. Hasil yang ingin diketahui dari pemeriksaan yang telah disebutkan sebelumnya adalah:
1. Alkaline Phosphatase (ALP)
Enzim ALP ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi di hati, saluran emmpedu, dan beberapa jaringan lainnya. Peningkatan kadar ALP mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati, terutama bila terjadi sumbatan di saluran empedu.
2. SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)
SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.
SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT adalah :
· Laki-laki : 0 - 50 U/L · Perempuan : 0 - 35 U/L
3. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)
SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. Pada infark jantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-48 jam setelah terjadinya infark. SGOT/AST akan normal kembali
setelah 4-6 hari jika tidak terjadi infark tambahan.
Kadar SGOT/AST biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung lainnya, seperti CK (creatin kinase), LDH (lactat dehydrogenase). Pada penyakit hati, kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap demikian dalam waktu yang lama.
SGOT/AST serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, semi otomatis menggunakan fotometer, spektrofotometer, atau secara otomatis menggunakan chemistry analyzer. Nilai rujukan untuk SGOT/AST adalah :
· Laki-laki : 0 - 50 U/L · Perempuan : 0 - 35 U/L
4. Gamma Glutamil Transferase (GGT)
Gamma-glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase, GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam jenis penyakit parenkim hati.
Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar meningkatkan GGT dalam serum. Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat selama kerusakan sel tetap berlangsung.
GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada pemakai alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu. Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati, meskipun status gizi peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan. Tes gamma-GT dipandang lebih sensitif daripada tes fosfatase alkalis (alkaline phosphatase, ALP).
Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat kimia otomatis. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.
Nilai Rujukan :
DEWASA : Pria : 15 - 90 U/L, Wanita : 10 - 80 U/L, Lansia : sedikit lebih tinggi
A N A K - A N A K : Bayi baru lahir : 5 x lebih tinggi daripada dewasa, Prematur : 10 x lebih tinggi dari dewasa, Anak : sama dengan dewasa.
5. BILIRUBIN
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air; bilirubin yang disekresikan dalam darah harus
diikatkan kepada albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati.
Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan itu dan mengkonjugasinya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air. Proses konjugasi ini melibatkan enzim glukoronitransferase. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh). Karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung. Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin t idak langsung. Peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah. Peningkatan kadar bilirubin indirek sering dikaitkan dengan peningkatan destruksi eritrosit (hemolisis), seperti pada penyakit hemolitik oleh autoimun, transfusi, atau eritroblastosis fatalis.
Peningkatan destruksi eritrosit tidak diimbangi dengan kecepatan kunjugasi dan ekskresi ke saluran empedu sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin indirek.
Hati bayi yang baru lahir belum berkembang sempurna sehingga jika kadar bilirubin yang ditemukan sangat tinggi, bayi akan mengalami kerusakan neurologis permanen yang lazim disebut kenikterus. Kadar bilirubin (total) pada bayi baru lahir bisa
mencapai 12 mg/dl; kadar yang menimbulkan kepanikan adalah > 15 mg/dl. Ikterik kerap nampak jika kadar bilirubin mencapai > 3 mg/dl. Kinikterus timbul karena bilirubin yang berkelebihan larut dalam lipid ganglia basalis.
Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan bilirubin direk. Sedangkan bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk. Metode pengukuran yang digunakan adalah fotometri atau spektrofotometri yang mengukur intensitas warna azobilirubin.
NILAI RUJUKAN
DEWASA ; total : 0.1 -1.2 mg/dl. Direk : 0.1-0.3 mg/dl, Indirek : 0.1-1.0 mg/dl
ANAK : total : 0.2-0.8 m/dl, indirek : sama dengan dewasa
BAYI BARU LAHIR : 1-12 mg/dl, indirek :sama dengan dewasa E. Bahan-bahan Alam sebagai Hepatoprotektor.
1. Temulawak (C u r c u m a x a n t h o r r h i z a R O X B ) a. Klasifikasi
Kingdom :Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB. b. Kandungan dan Manfaat.
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti.
c. Tinjauan Ilmiah.
Ekstrak etanol terstandar rimpang temulawak menunjukkan aktivitas hepatoprotektif pada tikus yang diinduksi kerusakan hati dengan etanol. Pra perlakuan dengan ekstrak pada dosis 500 mg/kg BB dapat menurunkan SGOT, SGPT dan ALP dibanding kontrol. Penelitian lain dengan ekstrak air temulawak
dengan konsentrasi 75 dan 100% selama 12 hari pada tikus putih galur wistar sebelum diinduksi CCl4 10% dosis 0,5 cc
selama 2 hari menunjukkan terjadinya penurunan kadar SGOT sampai mendekati kadar normal dibandingkan kontrol.
Efek protektif terhadap peradangan, hepatotoksisitas dan kardiotoksisitas dari rimpang temulawak diperkirakan berasal dari senyawa utama kurkumin. Aktivitas ini diuji dengan menggunakan berbagai model hewan uji dengan parameter biokimia seperti enzim penanda serum, antioksidan dalam jaringan target dan perubahan histoarsitektur hati dan jantung. Perlakuan dengan kurkumin menghambat pembengkakan pada telapak kaki yang diinduksi karagenan dan albumin. Peningkatan bobot hati dan jantung akibat kerusakan hati yang diinduksi dengan CCl4 dan nekrosis jantung akibat induksi
isoproterenol juga berkurang dengan pengobatan kurkumin. Kurkumin juga menghambat peroksidasi lipid yang dikatalis oleh besi dalam homogenat hati, peredaman nitrit oksida yang dilepas secara spontan dari nitroprusida dan menghambat hemolisis eritrosit tikus yang diinduksi panas.
2. Daruju (A c a n t h u s i l i c if o l i u s L) a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales Famili : Acanthaceae Genus : Acanthus
Spesies : Acanthus ilicifolius L. b. Kandungan dan Manfaat.
Daruju memiiki rasa pahit dan bersifat dingin. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam daruju di antaranya flavone dan asam amino. Efek farmakologis daruju di antaranya anti-radang, pereda batuk, dan anti-neoplastik (penghambat tumbuhnya sel-sel neoplasma atau tumor). Selain itu, biji daruju merupakan pembersih darah.
c. Tinjauan Ilmiah.
Ekstrak alkohol daun daruju dosis 250 dan 500 mg/kg BB yang diberikan secara oral mengurangi hepatotoksisitas yang diakibatkan CCl4 pada tikus secara signifikan. Hal ini dinilai
berdasarkan penurunan kadar ALP, enzim GOT dan GPT. Aktivitas ekstrak daun daruju setara dengan kurkumin dosis
100 mg/kg BB secara oral. 3. Meniran (P h y l l an t h u s n i r u r i L.)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllanthus niruri L. b. Kandungan dan Manfaat.
Zat kimia yang terkandung di dalamnya, yaitu phyllanthin dan hypophyllanthin, memiliki efek antioksidatif dan efek antihepatotoksik terhadap CCl4 dan galaktosamin. Phyllanthin juga meningkatkan viabilitas hepatosit, mencegah pelepasan enzim-enzim hepar, menurunkan peroksidasi lipid, dan meningkatkan glutation.9 Phyllanthin terdapat pada akar, batang, daun, dan biji buah meniran. Kadar tertinggi ada pada daunnya.
Manfaat lain tanaman ini adalah mengobati kencing kurang lancar, demam, ayan, malaria, sembelit, tekanan darah tinggi, haid tidak teratur, sariawan, mules, kencing nanah, rajasinga, ginjal nyeri, diare, tetanus, darah kotor, kejang, kencing batu, kejang perut, sakit gigi dan batuk rejan.
c. Tinjauan Ilmiah.
Uji aktivitas antioksidan dan hepatoprotektif ekstrak air (daun dan buah) serta metanol (daun dan buah) meniran menunjukkan penghambatan membran lipid peroksidasi (LPO) dan IC50 berturut-turut sebesar 107; 42,3; 51,5; dan 204
µg/mL., menghambat radikal bebas DPPH (15,3; 32,6; 9,1 dan 14,5 µg/mL.). aktivitas antioksidan ekstrak air dan metanol dari daun dan buah meniran juga ditunjukkan dalam uji in vivo dengan kemampuan menghambat pembentukan lipid peroksidase di hati tikus dengan induksi CCl4. Pra perlakuan
dengan ekstrak meniran bersifat hepatoprotektif terhadap induksi CCl4 dengan mencegah kenaikan kadar enzim glutamat
oxaloasetat transaminase (SGOT) dan glutamat pituvat transminase (SGPT).
Ekstrak air daun meniran menunjukkan penghambatan terhadap spesies reaktif asam tiobarbiturat (TBARS) yang diinduksi dengan beberapa pro-oksidan (FeSO4 10 µM dan
natrium nitroprusida 5 µM) pada hati tikus, otak dan ginjal terhomogenat. Ekstrak juga menunjukkan pembentukan TBARS dalam fosfolipid yang diekstraksi dari kuning telur. Ekstrak meniran menunjukkan aktivitas anti radikal bebas DPPH dengan IC50 43,4±1,45 µg/mL. Aktivitas hepatoprotektif
secara in vivo terhadap kerusakan hati yang diinduksi dengan paracetamol ditunjukkan dengan adanya penurunan SGOT, SGPT dan peningkatan aktivitas katalase hati pada kelompok perlakuan dibandingkan kontrol.
d. Penyiapan dan Dosis.
Campuran dari 100 g Batang daruju, 400 g Meniran dan 100 g Temulawak.
Semua bahan ramuan dibuat serbuk, lalu direbus dengan air sebanyak 1,5 liter sampai tinggal 1 liter.
Diminum 2 kali sehari 2 gelas pagi dan sore. 4. Sambiloto (A n d r o g r a p h i s p a n i c u l a ta Nees)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales Famili : Acanthaceae Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees b. Kandungan dan Manfaat.
Komponen utama obat Andrographis adalah andrografolida. Ia memiliki rasa pahit yang sangat, adalah kristal tak berwarna dalam penampilan, dan disebut sebagai diterpen lakton.
Kandungan andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin dalam sambiloto merupakan antibiotika alami. Zat ini membantu tubuh dari dalam untuk mengurangi risiko penuaan kulit dan menjaga fungsi organ tubuh dari efek radikal bebas. Ekstrak sambiloto mampu meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi yang menurunkan kualitas organ dalam tubuh, termasuk jaringan kulit. Pemanfaatan herba ini biasanya dalam bentuk
kering atau ekstrak daun, batang, akar, dan bunga agar tahan lama.
Sambiloto mengandung andrograpolid, deoksiandrograpolid, dan neograpolid pada seluruh bagian tanaman. Namun, bagian tanaman yang paling banyak mengandung andrograpolid adalah daun (sekitar 1%).
Dan manfaat lain dari tanaman ini adalah dapr mengobati radang, tonsil, borok, tifus, demam, gatal-gatal, antiracun, kehilangan selera makan, disentri, radang anak telinga, kencing manis, eksema, radang usus buntu, masuk angin difteri dan darah kotor.
c. Tinjauan Ilmiah.
Tiga senyawa diterpen dari sambiloto andrografolid (I), andrografisid (II) dan neoandrografolid (III) dosis 100 mg/kg (i.p.) diuji aktivitas hepatoprotektif terhadap tikus yang diinduksi CCl4 atau t-butilhidroperoksida (tBHP). Pra perlakuan dengan
senyawa diterpen selama 3 hari menurunkan pembentukan MDA, GSH dan pemecahan enzim SGPT dan ALP pada kelompok perlakuan. Dibandingkan dengan silimarin, senyawa I menunjukkan potensi hepatoprotektif yang lebih rendah dibandingkan senyawa II dan III yang setara dengan silimarin. Kadar GSH kembali normal pada pemberian senyawa III.
Dekokta dari herba sambiloto 60 mL/hari (setara dengan 40 g simplisia) yang diberikan selama 24 hari mempu menurunkan
kadar bilirubin, ALP, SGOT, SGPT dan fraksi serum globulin protein pada pasien hepatits. Sambiloto juga meningkatkan total protein serum dan fraksi albumin. Dari total pasien yang diuji, 80% mengalami kesmbuhan dan 20% lainnya diperingan gejalanya. Perlakuan dengan sambiloto mencegah peningkatan SGOT, SGPT dan lipid peroksidase yang diinduksi BHC (beta-heksaklorosikloheksan). Aktivitas dari enzim-enzim antioksidan seperti SOD, katalase, glutation peroksidase menurun akibat BHC. Pemberian sambiloto menunjukkan efek proteksi terhadap efek BHC di atas. Hasil ini menunjukkan aktivitas antioksidan dan hepatoprotektif sambiloto.
d. Penyiapan dan dosis.
Campuran antara 1 kg temulawak dan 1 genggam daun sambiloto.
Semua bahan dibuat serbuk. 1 sendok makan serbuk diseduh dengan 1 gelas air panas lalu disaring.
Ramuan diminum 1 x sehari @ 1 gelas selama 3 minggu. 5. Herba Lidah Ular (H ed y o t i d i s C o r y m b o s a e H er b a )
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae Genus : Hedyotis
Spesies : Hedyotidis Corymbosae L. b. Kandungan dan Manfaat.
Tanaman ini mengandung stigmasterol, asam ursolik, asam oleonik, β-sitosterol, sitisterol-D-glukosida, asam p-kumarik, glikosida, flavonoid, (+)-lioniresinol-3α-O-β-D-glukopiranosid, kuersetin, eskuletin, skopoletin, hedyotiskon A, asam p-hidroksibenzoat, asam protokatekuat, asam vanilat, asam siringat, (+)-vomifoliol, (+)-dihidrofomifoliol, S-(+)-dihidrofomifoliol, dan alizarin 1-metil eter.
Tanaman ini pula dapat dimanfaatkan sebagai obat tukak lambung, disentri, habis bersalin, gangguan pencernaan, dan obat penurun panas.
c. Tinjauan Ilmiah.
Hasil penelitian pada hewan percobaan tikus jantan albino galur Wistar yang telah diinduksi dengan paracetamol menunjukkan peningkatan pada kadar serum SGOT, SGPT, serum bilirubin (SB), serum alkalin fosfatase (SAKP) yang merupakan parameter kerusakan hati. Dengan pemberian ekstrak lidah ular dengan dosis 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB sebelum diberi induksi paracetamol secara signifikan mampu menurunkan kadar SGOT, SGPT, SB, SAKP. Dari hasil pengamatan histologi hati terlihat ekstrak dosis 200 mg/kg BB mampu mengurangi kerusakan hati yang diinduksi paracetamol.
d. Interaksi Obat.
Penggunaan kombinasi herba dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien.
e. Penyiapan dan Dosis Secara tradisional:
Radang usus buntu dan peritonitis lokal yang ringan: 60 g herba direbus, dibagi untuk 2-3 kali minum, selama 6-8 hari. Pada kasus berat, harus dengan campuran lain.
Sumbatan saluran sperma: 30 g herba ini direbus, minum selama 3-4 minggu, pada kasus-kasus nyeri buah zakar akibat gumpalan sperma setalah dilakukan pengikatan saluran epididimis.
Pemakaian Luar:
Untuk mengobati memar, piodermi, gigitan ular, tulang patah, terkilir; Lumatkan herba segar untuk dibubuhkan ditempat yang sakit. Tersiram air panas: Herba segar secukupnya direbus, untuk cuci.
6. Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) a. Klasifikasi
Kerajaan/Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae Kelas/Class : Dicotyledonae Bangsa/Ordo : Rubiales
Suku/Family : Rubiaceae Marga/Genus : Uncaria
Jenis/Spesies : Uncaria gambir Roxb. b. Kandungan dan Manfaat.
Tanaman ini mengandung tanin: Katekin; Protoantosianidin: Gambiriin A1, gambiriin A2, gambiriin A3, gambiriin B1, gambiriin B2, gambiriin B3, gambiriin C; Alkaloid: Dihidrogambiriin, gambirdin, gambirtanin, gambirin, isogambirin, auroparin, dan oksogambirtaninm; Kandungan lainnya: Kuersetin, epikatekin, epigalokatekin dan asam tanat.
Gambir banyak kegunaannya di antaranya untuk pengobatan luka bakar dan gangguan lambung, gangguan pencernaan seperti diare, obat sakit gigi dan digunakan sebagai obat kumur untuk pengobatan radang tenggorokan, dan infeksi bakteri. Selain itu, gambir digunakan untuk gangguan pembuluh darah, perangsang sistem syaraf otonom, anti oksidan, obat penyakit hati dan anti inflamasi.
Di bidang kosmetik gambir sebagai tabir surya, anti jerawat dan anti penuaan. Gambir dapat menghambat pembentukan enzim elastase yang terbentuk karena paparan sinar UV.
c. Tinjauan Ilmiah.
Gambir mengandung katekin dan kuersetin (suatu flavonoid) yang berdasarkan penelitian dapat meringankan penyakit hepatitis. Katekin secara khusus, dapat menurunkan kadar bilirubin serum pada semua bentuk hepatitis. Katekin juga meningkatkan clearens antibodi hepatitis dari darah dan menurunkan kadar enzim hati. Aktivitas antioksidan dari katekin meningkatkan sistem imun dan menstabilisasi membran.
Ekstrak gambir dosis 10 mg/kgBB, yang diberikan pada tikus selama 8 hari berturut-turut dan pada hari ke-9 diinduksi CCl4 2mg/kg BB, secara bermakna dapat menurunkan kadar malondialdehid (MDA)
serum sebesar 3,28 nmol/mL jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif 4,07 nmol/mL. Dari uji tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak gambir dapat
memproteksi kerusakan hepar dari radikal bebas triklorometil dengan bekerja sebagai antioksidan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa pemberian katekin 1% dengan dosis 2 mg/kgBB selama delapan hari berturut-turut dapat memberikan proteksi pada sel hepar tikus setelah pemaparan dengan CCl4, dimana katekin merupakan komponen nomor dua terbesar dalam gambir.
d. Interaksi Obat.
Gambir tak tercampurkan dengan gelatin, besi, dan alkali. e. Penyiapan dan Dosis.
Penyiapan: Tingtur: Maserasi 200 g serbuk gambir dan 50 g kayu manis dengan 1 L etanol 45 %.
Dosis harian: 0,5 -2 gram serbuk atau 2,5-5 mL tingtur gambir. 7. Mengkudu (M o r i n d a c i t r i f o l i a L.)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae
Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian) Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L. b. Kandungan dan Manfaat.
Secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll. Ia juga mengandung terpenoid yang sangat berguna dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh.
Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.
Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
c. Tinjauan Ilmiah.
Telah dilakukan pengujian untuk mengevaluasi efek proteksi dari jus buah mengkudu terhadap kerusakan liver akut yang diinduksi oleh karbontetraklorida (CCl4) pada tikus betina
Sprague-Dawley (SD). Kerusakan hati (micro-centrilobular necrosis) pada hewan percobaan diamati dengan melakukan
pra perlakuan dengan 20% plasebo (air minum) ditambah dengan CCl4. Kelompok uji lain adalah kelompok tikus betina
yang mendapatkan pemberian jus noni 20% pada hewan percobaan yang telah mengalami pra perlakuan dengan plasebo dan CCl4, pada kelompok uji ini menunjukkan adanya
penurunan lesi hepatotoksik. Selain itu, terjadi penurunan kadar serum alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase secara signifikan pada kelompok yang diberikan perlakuan dengan jus noni dibandingkan dengan kelompok kontrol (hanya mendapatkan plasebo dan CCl4). Pada pengujian korelatif
berdasarkan waktu, salah satu dosis CCl4 (0,25 mL/kgBB dalam minyak jagung, per oral) pada tikus betina SD yang diberikan pra perlakuan hanya dengan 10% plasebo (air minum) selama 12 hari, mengalami lesi hepatotoksik progresif setelah 24 jam, sedangkan kelompok yang mendapatkan pra perlakuan dengan jus noni 10% menunjukkan adanya efek proteksi terhadap lesi. Hasil ini menunjukkan bahwa jus noni efektif untuk perlindungan hati (hepatoprotektif) dari paparan toksin ekstrinsik.
d. Penyiapan dan Dosis Secara tradisional:
Sebanyak 100 g buah segar yang sudah masak dicuci, ditumbuk sampai halus, ditambah ¼ gelas air matang, ditambahkan 1 sendok teh cuka dan 1 g garam. Kemudian disaring, hasil saringan diminum sehari tiga kali sama banyak. 8. Rimpang Kunyit (C u r c u m a d o m e s t ic a Val)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val. b. Kandungan dan Manfaat
Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan jenis temu-temuan yang mengandung kurkuminoid , yang terdiri atas senyawa kurkumin dan turunannya yang meliputi desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin.
Bagian dari kunyit yang terutama dimanfaatkan adalah rimpangnya yaitu banyak dimanfaatkan untuk keperluan ramuan obat tradisional, bahan pewarna tekstil, bumbu penyedap masakan, rempah-rempah, dan bahan kosmetik. Manfaat rimpang kunyit sebagai obat tradisional antara lain untuk obat gatal, kesemutan, gusi bengkak, luka, sesak napas, sakit perut, bisul, kudis, encok, sakit kuning, memperbaiki pencernaan, antidiare, penawar racun, dan sebagainya.
c. Tinjauan Ilmiah.
Uji klinik aktivitas hepatoprotektor dari serbuk kunyit terfermentasi dilakukan pada 60 pasien yang didiagnosis mengalami peningkatan kadar SGOT antara 40 IU/L. Uji klinik
dilakukan dengan metode acak buta ganda selam 12 minggu. 60 pasien secara acak menerima kapsul serbuk kunyit terfermentasi 3 g/hari dan plasebo diberikan dalam dosis terbagi sehari tiga kali. Hasil menunjukkan adanya penurunan nilai SGOT dan SGPT secara signifikan sedangkan ALP, TB, kadar ipid tidak berubah bermakna. Efek samping tidak ditemukan selama masa pengamatan.
d. Penyiapan dan Dosis
Rimpang Kunyit segar sebanyak 1 genggam ditumbuk bersama dengan 1 genggam akar kelapa muda segar dan 1 genggam akar pinang lalu diperas hingga airnya keluar. Hasi perasan kemudian ditambah madu.
Ramuan ini diminum sebelum makan, 2 kali sehari salam 3 hari.
9. Akar Pasak Bumi (E u r y c o m a lo n g i f o l i a Jack) a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales Famili : Simaroubaceae Genus : Eurycoma
Spesies : Eurycoma longifolia Jack. b. Kandungan dan Manfaat
Secara turun-temurun akar tumbuhan ini dipercaya berkhasiat dalam meningkatkan gairah seksual kaum pria. Selain itu, secara empiris akar pasak bumi juga dimanfaatkan sebagai tonikum bagi ibu-ibu setelah melahirkan, serta dalam pengobatan berbagai penyakit, di antaranya pembengkakan kelenjar (glandular swelling ), demam, dan disentri.
Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa akar pasak bumi juga berkhasiat dalam pengobatan sexual, antimalaria, dan sitotoksik. Hasil studi fitokimia menggambarkan bahwa akar pasak bumi mengandung beragam senyawa termasuk di dalamnya golongan quassinoid , canthin-6-one alkaloid , α-carboline alkaloid , tirucallane-type triterpen, squalene derivatif, squalene-type triterpen, dan biphenylneolignan.
c. Tinjauan Ilmiah.
Aktivitas hepatoprotektor akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.) pada tikus yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Ekstrak metanol dan fraksi-fraksi turunannya (fraksi n-heksan, kloroform, etil asetat, dan metanol-air) dengan dosis 500 mg/kg BB diberikan per oral selama tujuh hari berturut-turut. Pembanding positif yang dipakai dalam penelitian ini adalah silymarin dosis 25 mg/kg bobot badan. Aktivitas hepatoprotektor diukur dari perubahan kadar alanin transaminase (ALT) dan aspartat transaminase (AST) dalam serum, serta gambaran histopatologi hati. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi metanol-air mampu menekan peningkatan kadar ALT (282,57±320,32 U/L) dan AST
(272,33±85,63 U/L) dibanding dengan ekstrak metanol (380,61±324,88 U/L dan 475,27±412,31 U/L), fraksi n-heksan (279,80±304,92 U/L dan 488,53±426,81 U/L), fraksi kloroform (418,30±294,80 U/L dan 427,70±273,08 U/L), dan fraksi etil asetat (312,80±443,30 U/L dan 418,40±370,52 U/L), walaupun belum sebaik silymarin (ALT 105,09±21,62 U/L dan AST 310,25±2,45 U/L), dan gambaran histopatologi fraksi metanol-air juga belum sebaik silymarin. Dapat disimpulkan bahwa fraksi metanolair akar pasak bumi memiliki potensi sebagai hepatoprotektor.
d. Penyiapan dan Dosis
Ambil satu potong Akar Pasak Bumi dibersihkan dengan tisu / lap bersih (jangan menggunakan air). Kemudian direbus dengan satu gelas air panas selama 3-4menit. Setelah direbus, didinginkan terlebih dahulu. Kemudian diminum.
Setiap potong Akar Pasak bumi dapat direbus berkali-kali sampai terasa rasa pahit di air hampir habis / tidak terasa.
Dosis :
Untuk pengobatan : 2-3 kali sehari Untuk perawatan : 1 kali sehari
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
1. Hepatoprotektor adalah senyawa atau zat yang berkhasiat melindungi sel sekaligus memperbaiki jaringan hati yang rusak akibat pengaruh zat toksik.
2. Bahan alam yang berfungsi sebagai hepatoprotektor, antara lain: a. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB)
b. Daruju ( Acanthus ilicifolius L) c. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
d. Sambiloto ( Andrographis paniculata Nees)
e. Herba Lidah Ular (Hedyotidis Corymbosae Herba) f. Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.)
g. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
h. Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val) i. Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack)
B. Saran
Perlu adanya pengembangan dan penelitian yang lebih lanjut pada bahan-bahan alam lainnya yang ada disekitar kita sebagai upaya dalam hal penemuan obat-obat baru yang berkhasiat.