• Tidak ada hasil yang ditemukan

Speech Delay

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Speech Delay"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Perkembangan adalah bertambahnya

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam kemampuan dalam struktur dan fstruktur dan fungsi tubuh yungsi tubuh yangang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses   pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,   pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

hasil interaksi dengan lingkungannya.11

Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa adalah gangguan perkembangan yang Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa adalah gangguan perkembangan yang   paling umum pada

  paling umum pada anak-anak usia 3 sampai anak-anak usia 3 sampai 16 tahun. 16 tahun. Prevalensi gangguan ini bPrevalensi gangguan ini berkisar antaraerkisar antara 1% menjadi 32% pada populasi normal dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia anak , 1% menjadi 32% pada populasi normal dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia anak , metode dan hasil i tes yang digunakan dalam diagnosis.

metode dan hasil i tes yang digunakan dalam diagnosis.22 (hal i(hal ini merupakan ni merupakan keluhan utama ykeluhan utama yangang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak  sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak  semakin meningkat pesat. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan semakin meningkat pesat. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan   bahasa berkisar 5 ±

  bahasa berkisar 5 ± 10% pada anak sekolah. Kemampuan motorik dan kognisi 10% pada anak sekolah. Kemampuan motorik dan kognisi berkembangberkembang sesuai tingkat usia anak, demikian juga pemerolehan bahasa bertambah melalui proses sesuai tingkat usia anak, demikian juga pemerolehan bahasa bertambah melalui proses   perkembangan mulai dari bahasa pertama, usia pra sekolah dan usia sekolah di mana bahasa   perkembangan mulai dari bahasa pertama, usia pra sekolah dan usia sekolah di mana bahasa   berperan sangat

  berperan sangat penting dalam penting dalam pencapaian akademik anak. Tinpencapaian akademik anak. Tingkat komorbiditas ygkat komorbiditas yang ang tinggitinggi (sampai 50%)

(sampai 50%) diketahui terdapat diketahui terdapat di di antara gangguan kejiwaan santara gangguan kejiwaan seperti autisme eperti autisme dan gangguandan gangguan   perkembangan bicara dan b

  perkembangan bicara dan bahasa dan 60 % ahasa dan 60 % dilaporakan dapat sembuh sdilaporakan dapat sembuh sendiri dibawah usiendiri dibawah usia a 33 tahun.

tahun.2,32,3

Perkembangan bahasa, pada usia bawah lima tahun (balita) akan berkembang sangat aktif  Perkembangan bahasa, pada usia bawah lima tahun (balita) akan berkembang sangat aktif  dan pesat. Keterlambatan bahasa pada periode ini, dapat menimbulkan berbagai masalah. dan pesat. Keterlambatan bahasa pada periode ini, dapat menimbulkan berbagai masalah.44 Dimana seorang

Dimana seorang dokter mengalami dokter mengalami kesulitan kesulitan untuk melakukan untuk melakukan penyelidikan lebih penyelidikan lebih lanjut ataulanjut atau hanya melakukan observasi . Hal ini karena keterlambatan dalam berbicara dapat berupa normal hanya melakukan observasi . Hal ini karena keterlambatan dalam berbicara dapat berupa normal (dan sementara) tahap dalam perkembangan anak atau gejala awal dari masalah, psikiatri (dan sementara) tahap dalam perkembangan anak atau gejala awal dari masalah, psikiatri neurologis, atau perilaku. Akibatnya, diagnosis tepat waktu, pilihan terapi, dan pendekatan neurologis, atau perilaku. Akibatnya, diagnosis tepat waktu, pilihan terapi, dan pendekatan individual untuk anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa menjadi keharusan karena ini individual untuk anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa menjadi keharusan karena ini intervensi dapat mencegah masalah psiko

(2)

Anak yang mengalami keterlambatan bicara dan bahasa beresiko mengalami kesulitan belajar, kesulitan membaca dan menulis dan akan menyebabkan pencapaian akademik yang kurang secara menyeluruh, hal ini dapat berlanjut sampai usia dewasa muda. Selanjutnya orang dewasa dengan pencapaian akademik yang rendah akibat keterlambatan bicara dan bahasa, akan mengalami masalah perilaku dan penyesuaian psikososial.5

Melihat sedemikian besar dampak yang timbul akibat keterlambatan bahasa pada anak  usia pra sekolah maka sangatlah penting untuk mengoptimalkan proses perkembangan bahasa   pada periode ini. Deteksi dini keterlambatan dan gangguan bicara usia prasekolah adalah

tindakan yang terpenting untuk menilai tingkat perkembangan bahasa anak, sehingga dapat meminimalkan kesulitan dalam proses belajar anak tersebut saat memasuki usia sekolah. Beberapa ahli menyimpulkan perkembangan bicara dan bahasa dapat dipakai sebagai indikator    perkembangan anak secara keseluruhan, termasuk kemampuan kognisi dan kesuksesan dalam   proses belajar di sekolah.6 Hasil studi longitudinal menunjukkan bahwa keterlambatan  perkembangan bahasa berkaitan dengan intelegensi dan membaca di kemudian hari7

DEFENISI

Bahasa adalah ekspresi dari komunikasi manusia melalui ide-ide, informasi, emosi, dan keyakinan yang dapat diungkapkan. Biasanya anak-anak kemapuan dasar-dasar bahasa dan   berbicara berkembang di era balita-prasekolah. Keterampilan bicara dan bahasa mempunyai   peran penting dalam belajar dan hubungan sosial. Keterlambatan dalam perkembangan awal kemampuan dalam berbahasa dan berbicara yang lazim dalam populasi, dapat mempengaruhi  beberapa fungsi tertentu.8

Menurut Busari JO et al  tahun 2004 ada beberapa definisi untuk menggambarkan keterlambatan perkembangan bahasa pada anak anak, tergantung screening dan metode diagnostik yang digunakan oleh pemeriksa. Namun demikian, definisi apapun harus mencakup salah satu dari dua pernyataan sebagai berikut bahwa dimana keterlambatan bicara dan bahasa adalah :2

 Keterlambatan dalam berbicara dan / atau perkembangan bahasa dibandingkan dengan kontrol sesuai dalam hal usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, dan kecerdasan, atau

(3)

 Perbedaan antara kemampuan potensial seorang anak untuk berbicara dan pelaksanaan yang sebenarnya terlihat.

Gangguan bicara sendiri adalah keterlambatan persisten dan defisit dalam   pengembangan keterampilan berbicara dan kualitas suara. Gangguan bicara termasuk di

dalamnya adalah masalah dalam mengahasilkan suara dalam berbicara, gangguan dalam aliran atau irama bicara, masalah dengan nada suara, volume, atau interligibilitasnya yang kurang  baik.8

Terdapat perbedaan mendasar antara bicara dan bahasa. Bicara adalah pengucapan yang menunjukkan ketrampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi. Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik  visual (menulis, memberi tanda) atau auditorik. Seorang anak yang mengalami gangguan   berbahasa mungkin saja ia dapat mengucapkan satu kata dengan jelas tetapi tidak dapat

menyusun dua kata dengan baik, atau sebaliknya seorang anak mungkin saja dapat mengucapkan sebuah kata yang sedikit sulit untuk dimengerti tetapi ia dapat menyusun kata-kata tersebut dengan benar untuk menyatakan keinginannya

Masalah bicara dan bahasa sebenarnya berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpang tindih.17 Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, suara, kelancaran bicara (gagap), afasia (kesulitan dalam menggunakan kata-kata, biasanya akibat cedera otak) serta keterlambatan dalam bicara atau bahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa dapat disebabkan oleh   berbagai faktor termasuk faktor lingkungan atau hilangnya pendengaran. Gangguan bicara dan   bahasa juga berhubungan erat dengan area lain yang mendukung proses tersebut seperti fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti bunyi suara yang ³tidak normal´ (sengau, serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme motorik oral dalam fungsinya untuk bicara dan makan.18

Gangguan perkembangan artikulasi meliputi kegagalan mengucapkan satu huruf sampai   beberapa huruf, sering terjadi penghilangan atau penggantian bunyi huruf tersebut sehingga

(4)

menimbulkan kesan cara bicaranya seperti anak kecil. Selain itu juga dapat berupa gangguan dalam pitch, volume atau kualitas suara.18

Afasia yaitu kehilangan kemampuan untuk membentuk kata-kata atau kehilangan kemampuan untuk menangkap arti kata-kata sehingga pembicaraan tidak dapat berlangsung dengan baik. Anak-anak dengan afasia didapat memiliki riwayat perkembangan bahasa awal yang normal, dan memiliki onset setelah trauma kepala atau gangguan neurologis lain (contohnya kejang).18-20 Gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara. Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata atau suatu bloking yang spasmodik, bisa terjadi spasme tonik dari otot-otot bicara seperti lidah, bibir dan laring. Terdapat kecendrungan adanya riwayat gagap dalam keluarga. Selain itu, gagap juga dapat disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak bicara dengan jelas, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak.18,19

Epidemiologi

Gangguan bicara dan bahasa dialami oleh 8% anak usia prasekolah. Hampir sebanyak 20% dari anak berumur 2 tahun mempunyai gangguan keterlambatan bicara. Keterlambatan bicara paling sering terjadi pada usia 3-16 tahun.1,21

Pada anak-anak usia 5 tahun, 19% diidentifikasi memiliki gangguan bicara dan bahasa (6,4% keterlambatan berbicara, 4,6% keterlambatan bicara dan bahasa, dan 6% keterlambatan bahasa). Gagap terjadi 4-5% pada usia 3-5 tahun dan 1% pada usia remaja. Laki-laki diidentifikasi memiliki gangguan bicara dan bahasa hampir dua kali lebih banyak daripada wanita. Sekitar 3-6% anak usia sekolah memiliki gangguan bicara dan bahasa tanpa gejala neurologi, sedangkan   pada usia prasekolah prevalensinya lebih tinggi yaitu sekitar 15%. Menurut penelitian anak 

dengan riwayat sosial ekonomi yang lemah memiliki insiden gangguan bicara dan bahasa yang lebih tinggi daripada anak dengan riwayat sosial ekonomi menengah ke atas.1,21

Studi Cochrane terakhir telah melaporkan data keterlambatan bicara, bahasa dan gabungan keduanya pada anak usia prasekolah dan usia sekolah. Prevalensi keterlambatan perkembangan   bahasa dan bicara pada anak usia 2 sampai 4,5 tahun adalah 5-8%, prevalensi keterlambatan

(5)

  bahasa adalah 2,3-19%.22 Sebagian besar studi melaporkan prevalensi dari 40% sampai 60%.7,22,23

Prevalensi keterlambatan perkembangan berbahasa di Indonesia belum pernah diteliti secara luas.1,24 Kendalanya dalam menentukan kriteria keterlambatan perkembangan berbahasa. Data di Departemen Rehabilitasi Medik RSCM tahun 2006, dari 1125 jumlah kunjungan pasien anak  terdapat 10,13% anak terdiagnosis keterlambatan bicara dan bahasa.25 Penelitian Wahjuni tahun 1998 di salah satu kelurahan di Jakarta Pusat menemukan prevalensi keterlambatan bahasa sebesar 9,3% dari 214 anak yang berusia bawah tiga tahun.26

Neurolinguistik 

 Sistem Saraf Pusat 

Pada sebagian besar manusia area bahasa terletak pada hemisfer serebri kiri. Terdapat empat area  bahasa secara konvensional yaitu dua area bahasa reseptif dan dua lainnya adalah eksekutif yang menghasilkan bahasa. Dua area reseptif berhubungan erat dengan zona bahasa sentral. Area reseptif berfungsi mengatur persepsi bahasa yang diucapkan, yaitu area 22 posterior yang disebut area Wernicke dan girus Heschls (area 41 dan 42). Area yang mengatur persepsi bahasa tulisan menempati girus angulus (area 39) pada lobus parietal inferior anterior terhadap area reseptif visual. Girus supra marginal yang terletak di antara pusat bahasa auditori dan visual dan area temporal inferior yang terletak di anterior korteks asosiasi visual kemungkinan adalah   bagian dari zona bahasa sentral juga. Area-area ini terletak pada pusat integrasi untuk fungsi  bahasa visual dan auditori.27

Area Broadman 44 dan 45 disebut area Broca dan merupakan bagian eksekutif utama yang   bertanggung jawab terhadap aspek motorik bicara. Secara visual kata-kata yang diterima

diekspresikan dalam bentuk tulisan melalui area tulisan Exner.27 Area sensori dan motori terhubungkan satu dengan yang lain melalui fasikulus arkuatum yang melewati ismus lobus temporal kemudian memutari ujung posterior fisura silvii, sambungan lainnya melalui kapsula eksterna nukleus lentikular.27

(6)

Area penerimaan visual dan somatosensori terintegrasi pada lobus parietal, sedangkan   penerimaan auditori terletak di lobus temporal. Serat pendek, menghubungkan area Broca

dengan korteks rolandi bawah yang menginervasi organ bicara, otot bibir, lidah, farings dan larings. Area menulis Exner juga terintegrasi dengan organ motor untuk otot tangan. Area bahasa   perisylvian juga terhubungkan dengan striata dan thalamus dan area korespondensi pada

hemisfer non dominan melalui korpus kalosum dan ko misura anterior.27

Tiga fungsi dasar otak adalah fungsi pengaturan, proses dan formulasi.Fungsi pengaturan   bertanggung-jawab untuk tingkat energi dan tonus korteks secara keseluruhan. Fungsi proses   berlokasi di belakang korteks, mengontrol analisa informasi, pengkodean dan penyimpanan. Korteks yang lebih tinggi bertanggung jawab untuk memproses rangsangan sensori seperti rangsangan optik, akustik dan olfaktori. Data dari tiap sumber digabungkan dengan sumber  sensori lainnya untuk dianalisa dan diformulasikan. Proses formulasi berlokasi pada lobus frontal, bertanggung jawab untuk formasi intensi dan perilaku. Fungsi utamanya adalah untuk  mengaktifkan otak untuk pengaturan atensi dan konsentrasi.27

Meskipun hemisfer kiri dan kanan simetris untuk proses motorik dan sensoris, namun terdapat  juga ketidaksimetrisan untuk fungsi khusus tertentu seperti bahasa. Dengan demikian, meskipun

fungsinya berbeda, kedua hemisfer tersebut saling berintegrasi dan memberi informasi melalui korpus kalosum dan subkortikal lainnya. Fungsi yang menonjol dari hemisfer serebri kiri adalah sebagai fungsi dasar untuk bahasa. Teori yang paling umum mengatakan traktus kortikospinal   berasal dari hemisfer kiri yang berisi lebih banyak serat dan menyilang lebih tinggi dibanding hemifer kanan. Belajar juga merupakan suatu faktor, terjadi banyak pergeseran dari kiri ke kanan (shif  ted  sini stral). Pada sebagian anak terjadi pergeseran ke kanan hemisfer di usia muda, dan menjadi bertangan kidal.28

Proses f isiologi bicara

Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan  bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk 

mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri,

(7)

  pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.29

Terdapat 2 hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.27,29

Pada hemisfer dominan otak atau sistem susunan saraf pusat terdapat pusat-pusat yang mengatur  mekanisme berbahasa yakni dua pusat bahasa reseptif area 41 dan 42 (area wernick), merupakan   pusat persepsi auditori-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang   berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 broadman adalah pusat persepsi visuo-leksik 

yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Pusat-pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.27

Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membran timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga  bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut Coclea. Saat gelombang suara mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area wernick. Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam   bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara.

Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru, sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.27,29

(8)

Segera saat rangsangan auditori diterima, formasi retikulum pada batang otak akan menyusun tonus untuk otak dan menentukan modalitas dan rangsang mana yang akan diterima otak. Rangsang tersebut ditangkap oleh talamus dan selanjutnya diteruskan ke area korteks auditori   pada girus Heschls, dimana sebagian besar signal yang diterima oleh girus ini berasal dari sisi

telinga yang berlawanan.27,29

Girus dan area asosiasi auditori akan memilah informasi bermakna yang masuk. Selanjutnya masukan linguistik yang sudah dikode, dikirim ke lobus temporal kiri untuk diproses. Sementara masukan paralinguistik berupa intonasi, tekanan, irama dan kecepatan masuk ke lobus temporal kanan. Analisa linguistik dilakukan pada area Wernicke di lobus temporal kiri. Girus angular dan supramarginal membantu proses integrasi informasi visual, auditori dan raba serta perwakilan linguistik. Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi berupa penerimaan unit suara melalui telinga, dilanjutkan dengan dekode gramatika. Proses berakhir pada dekode semantik dengan  pemahaman konsep atau ide yang disampaikan lewat pengkodean tersebut.27

 Proses ekspresif ± Proses encode

Proses produksi berlokasi pada area yang sama pada otak. Struktur untuk pesan yang masuk ini diatur pada area Wernicke, pesan diteruskan melalui fasikulus arkuatum ke area Broca untuk   penguraian dan koordinasi verbalisasi pesan tersebut. Signal kemudian melewati korteks motorik  yang mengaktifkan otot-otot respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi. Ini merupakan proses aktif pemilihan lambang dan formulasi pesan. Proses enkode dimulai dengan enkode semantik  yang dilanjutkan dengan enkode gramatika dan berakhir pada enkode fonologi. Keseluruhan  proses enkode ini terjadi di otak/pusat pembicara.27, 29

Di antara proses dekode dan enkode terdapat proses transmisi, yaitu pemindahan atau   penyampaian kode atau disebut kode bahasa. Transmisi ini terjadi antara mulut pembicara dan

telinga pendengar.27,29-31 Proses decode-encode diatas disimpulkan sebagai proses komunikasi. Dalam proses perkembangan bahasa, kemampuan menggunakan bahasa reseptif dan ekspresif  harus berkembang dengan baik.29-31

(9)

Perkembangan bahasa sangat berhubungan erat dengan maturasi otak. Secara keseluruhan terlihat dengan berat kasar otak yang berubah sangat cepat dalam 2 tahun pertama kehidupan. Hal ini disebabkan karena mielinisasi atau pembentukan selubung sistem saraf. Proses mielinisasi ini dikontrol oleh hormon seksual, khususnya estrogen. Hal ini menjelaskan kenapa  proses perkembangan bahasa lebih cepat pada anak perempuan.30-32

Pada usia sekitar 2 bulan, korteks motorik di lobus frontal menjadi lebih aktif. Anak memperoleh lebih banyak kontrol dalam perilaku motor volusional. Korteks visual menjadi lebih aktif pada usia 3 bulan, jadi anak menjadi lebih fokus pada benda yang dekat maupun yang jauh. Selama separuh periode tahun pertama korteks frontal dan hipokampus menjadi lebih aktif. Hal ini menyebabkan peningkatan kemampuan untuk mengingat stimulasi dan hubungan awal antara kata dan keseluruhan. Pengalaman dan interaksi bayi akan membantu anak mengatur kerangka kerja otak.32

Diferensiasi otak fetus dimulai pada minggu ke-16 gestasi. Selanjutnya maturasi otak berbeda dan terefleksikan pada perilaku bayi saat lahir. Selama masa prenatal batang otak, korteks primer  dan korteks somatosensori bertumbuh dengan cepat. Sesudah lahir serebelum dan hemisfer  serebri juga tumbuh bertambah cepat terutama area reseptor visual. Ini menjelaskan bahwa maturasi visual terjadi relatif lebih awal dibandingkan auditori. Traktus asosiasi yang mengatur    bicara dan bahasa belum sepenuhnya matur sampai periode akhir usia pra sekolah.2 Pada

neonatus, vokalisasi dikontrol oleh batang otak dan pons. Reduplikasi babbl ing  menandakan

maturasi bagian wajah dan area laring pada korteks motor. Maturasi jalur asosiasi auditorik  seperti fasikulus arkuatum yang menghubungkan area auditori dan area motor korteks tidak  tercapai sampai awal tahun kedua kehidupan sehingga menjadi keterbatasan dalam intonasi   bunyi dan bicara.31,32 Pengaruh hormon estrogen pada maturasi otak akan mempengaruhi

kecepatan perkembangan bunyi dan bicara pada anak perempuan.32

(10)

1

Soetjiningsih, 2002. Perkembangan Anak dan Permasalahannya. In: Narendra,

Sularyo, Soetjiningsih, Suyitno, Ranuh,. 1st ed. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Jakarta, Ikatan Dokter Anak Indonesia, 86

2

Busari JO, Weggelaar NM . How to investigate and manage the child who is slow to speak. British Medical Journal 2004;328:272 ± 275

3

RanuhIG, penyunting. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

Edisi I. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, Sagung Seto, 2002; 91

4

Parker S, Zuckerman B, Augustyn M. Developmental and behavioral Pediatrics (2nd ed) Language Delay Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2005

5

Owens RE. Language Development an Introduction, 5th edition. New York:Allyn and Bacon; 200

6

Smith C, Hill J, Language Development and Disorders of Communication and Oral Motor Function. In : Molnar GE, Alexander MA,editors. Pediatric Rehabilitation. Philadelphia: Hanley and Belfus;1999.p. 57-7

7

Rydz D, Srour M, Oskoui M, Marget N, Shiller M, Majnemer A, et.al. Screening for  developmental delay in the setting of a community pediatr clinic: A Prospective assessment of parent-Report questionnaires. Pediatrics 2006;118;e1178-e1186

8

Feldman HM. Evaluation and Management of Language and Speech Disorders in Preschool Children. Pediatrics in Review 200;26:p131-39

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan LKS hasil pengembangan, rata-rata tanggapan guru dan rata-rata tanggapan siswa yang berkriteria sangat

Diperolehnya nilai ketahanan gosok yang sangat baik disebabkan morin yang terkandung dalam larutan ekstrak kayu nangka telah berikatan dengan serat sutera

Dengan asumsi bahwa penilaian suatu asset dengan menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun ganda ( double declining ) akan membantu perusahaan dalam menghitung biaya yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diazinon (pestisida) terhadap tingkat keberhasilan larva yang terbentuk dan waktu dari setiap tahap perkembangan

Itu sebabnya perusahaan harus melaksanakan bauran promosi yang positif atau baik dan diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, dan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan anemia gizi, body image dan perilaku kontrol berat badan dengan kejadian kurang gizi pada remaja putri di

All three isolates are suspected growth hormone-producing, after germination was observed in green bean sprouts.Biochemical analysis and identification of bacteria to the

laporan pengamatan siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada siklus I adalah 60,07. Sementara itu, pada siklus II nilai rata- rata hasilmenulis