• Tidak ada hasil yang ditemukan

s2 Teo.kontemporer 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "s2 Teo.kontemporer 2017"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM

PROGRAM P

PASCASARJANA

ASCASARJANA

STRA

STRATUM DUA (S2)

TUM DUA (S2) MAGISTER

MAGISTER TEOLOGI

TEOLOGI

(M.TH.)

(M.TH.)

BAHAN KULIAH

BAHAN KULIAH

 TEOL

 TEOLOGI K

OGI KONTEMP

ONTEMPORER

ORER

DOSEN PENGAMPU:

DOSEN PENGAMPU:

PDT. DR. KELOSO

PDT. DR. KELOSO

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI

GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS

GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS

BANJARMASIN

BANJARMASIN

2017

2017

0 0

(2)
(3)

PROGRAM MAGISTER TEOLOGI (M.TH)

PROGRAM MAGISTER TEOLOGI (M.TH)

TEOLOGI KONTEMPORER

TEOLOGI KONTEMPORER

Dosen Peng!"# $ P%&. D'. Keoso

Dosen Peng!"# $ P%&. D'. Keoso

=========================================================================== ===========================================================================

DESKRIPSI DESKRIPSI Mat

Matakuakuliah liah ini aini akan kan mempemempelajarlajari bebei beberaprapa a pemikpemikirairan n teoloteologi kongi kontempotemporer yrer yangang muncu

muncul dan berl dan berkemkembang dbang di i EroEropa, pa, AmeriAmerikaka, Afrik, Afrika, a, dan Asdan Asia pada ia pada abad XX dan abad Xabad XX dan abad XXIXI dalam upaya membangun pemikiran teologi

dalam upaya membangun pemikiran teologi yang kontyang kontekstual di Indonesia ekstual di Indonesia (alimant(alimantan! padaan! pada masa kini"

masa kini"

KOMPETENSI KOMPETENSI #et

#etelah elah mengimengiku$ ku$ perkperkuliauliahan han %%eologi eologi ontontemporemporer iner ini, mi, mahasahasis&a is&a dihadiharapkrapkanan mampu me

mampu menjelanjelaskaskan bebern beberapa pemikapa pemikirairan teologn teologi i kokontentemoremorer yang muncur yang muncul dan l dan berkberkem'em' bang di Eropa, Amerik

bang di Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia paa, Afrika, dan Asia pada abad XX dda abad XX dan abad XXI serta mampu an abad XXI serta mampu mengana'mengana' lisis

lisis dan dan mengkri$sinymengkri$sinya a dalam dalam rangka rangka membangun membangun pemikiran pemikiran teologi teologi yang yang konkontekstuatekstual l didi Indonesia (alimanta

Indonesia (alimantan! pada n! pada masa kini"masa kini"

ORGANISASI MATERI ORGANISASI MATERI

erkuliahan %eologi ontemporer ini akan dijabarkan ke dalam )0 pokok bahasan di erkuliahan %eologi ontemporer ini akan dijabarkan ke dalam )0 pokok bahasan di luar %ugas untuk E*aluasi Akhir #emester" e')0 pokok tersebut adalah +

luar %ugas untuk E*aluasi Akhir #emester" e')0 pokok tersebut adalah + ()!

()! Menjelaskan Menjelaskan berbagai berbagai kontkonteks muncueks munculnya lnya sejumlah pemiksejumlah pemikiran tiran teologi pada abad eologi pada abad XX danXX dan XXI"

XXI" (!

(! Menjelaskan Menjelaskan pemikiran pemikiran teologi yteologi yang dimuncuang dimunculkan dalkan dan dikn dikembangkan embangkan oleh arl oleh arl -arth-arth (.!

(.! Menjelaskan Menjelaskan pemikiran pemikiran teologi teologi yang yang dimunculkan dimunculkan dan dikdan dikembangkan embangkan oleh /ietroleh /ietrichich -onhoefer

-onhoefer (!

(! Menjelaskan Menjelaskan pemikiran pemikiran teologi teologi yang yang dimunculkan dimunculkan dan dikdan dikembangkan embangkan oleh 1udolfoleh 1udolf arlarl -ultmann

-ultmann (2!

(2! Menjelaskan Menjelaskan pemikiran pemikiran teologi yteologi yang dimuncuang dimunculkan dalkan dan dikn dikembangkan embangkan oleh 3" oleh 3" 1ichard1ichard 4iebuhr

4iebuhr (5!

(5! Menjelaskan Menjelaskan pemikiran pemikiran teologi yteologi yang dimuncuang dimunculkan dalkan dan dikn dikembangkan embangkan oleh 6usoleh 6usta*ota*o 6u$erre7

6u$erre7 (8!

(8! MenjeMenjelasklaskan &arnan &arna teologa teologi yang disi yang disebut dengebut dengan #osiaan #osial 6ospell 6ospel (9!

(9! MenjeMenjelasklaskan &arnan &arna teologi yaa teologi yang disebung disebut dengat dengan :undamenn :undamentalitalismesme (;!

(;! Menjelaskan Menjelaskan &arna t&arna teologi yang deologi yang disebut %isebut %eologi #ukses eologi #ukses atau %atau %eologi emakmueologi emakmuranran ()0!

()0! Menjelaskan &arna teologi yang disebut %Menjelaskan &arna teologi yang disebut %eologieologi MinjungMinjung ())!

())! Menjelaskan &arna teologi yang #piritualitas <iptaan atau %Menjelaskan &arna teologi yang #piritualitas <iptaan atau %eologi ingkungan 3idupeologi ingkungan 3idup

1.

1. MAMATERTERIBIBAHAHAN AN BABA*AA*AANN

) )

(4)

Materi atau -ahan -acaan yang digunakan untuk mendukung perkuliahan ini adalah Materi atau -ahan -acaan yang digunakan untuk mendukung perkuliahan ini adalah buku'buku yang sudah diterbitkan secara resmi dan sejumlah bahan peneli$an yang belum buku'buku yang sudah diterbitkan secara resmi dan sejumlah bahan peneli$an yang belum diterbitka

diterbitkan serta n serta sejumlah catatan lepas dari sejumlah catatan lepas dari para tokoh masyarpara tokoh masyarakat adat" -eberapa akat adat" -eberapa Materi>Materi> -ahan -acaan tersebut adalah+

-ahan -acaan tersebut adalah+ -uku egangan ?tama+

-uku egangan ?tama+ #m

#mitith, /a*h, /a*id "id "  A  A Handbook Handbook of of Contemporary Contemporary Theology: Theology: TracTracing ing TTrends rends & & DiscerningDiscerning Direcon in Todays Theological !anscape

Direcon in Todays Theological !anscape " 6rand 1apids, Michigan+ -aker -ooks, 000"" 6rand 1apids, Michigan+ -aker -ooks, 000"

-uku'buku endukung + -uku'buku endukung + )"

)" AmAmalaladadososs, s, MiMichchaeael"l" Teologi "embebasan AsiaTeologi "embebasan Asia (terj"!" @ogyakarta+ ustaka elajar, 000" (terj"!" @ogyakarta+ ustaka elajar, 000" "

" -a-anana&i&irraatmtma, a, "-"-" (e" (ed"d"!"!" Aspek Aspek#Aspek Teol#Aspek Teologi ogi $osial: $osial: %rik $osial %rik $osial dari dari 'abi#nabi (srael%)'abi#nabi (srael%) @ogyakarta+ anisius, );99"

@ogyakarta+ anisius, );99" .

."" --aarrrr, , aammeess"" *undamentalisme*undamentalisme (terj"!" akart(terj"!" akarta+ - 6unung a+ - 6unung Mulia, 000"Mulia, 000" 

"" --aarrtthh, , aarrll"" Church Dogmacs: +ol)((() The Doctrine of Creaon , -Church Dogmacs: +ol)((() The Doctrine of Creaon , - (trans"!" (trans"!" Edinburgh+Edinburgh+ %B% <lark, );58"

%B% <lark, );58" 2

2"" --aarrtthh, , aarrll"" Church Dogmacs: +ol) (+) The Doctrine of .econciliaonChurch Dogmacs: +ol) (+) The Doctrine of .econciliaon " Edinburgh+ %B%" Edinburgh+ %B% <lark, );58"

<lark, );58" 5

5"" --eerrkkoouu&&eerr, , 66""<<"" The Triumph of /race in the Theology of arl 0arthThe Triumph of /race in the Theology of arl 0arth " 6rand 1apids," 6rand 1apids, Michigan+ Cm"-" Eerdm

Michigan+ Cm"-" Eerdmans ublishing <o", ans ublishing <o", );25");25" 8

8"" --oonnhhoeoefferer, , //iieettrriicchh"" CreCreaoaon n and and *a*all: ll: A A TheTheoloologicgical al (n(nteterprrpretetaoaon n of of /e/enesnesis is -#1-#1"" ondon+ #<M ress, );2;"

ondon+ #<M ress, );2;" 9"

9" -o-oenenhohoefeferer, , /i/ietetririchch"" !e2ers from "rison!e2ers from "rison" ondon+ #<M ress, );5"" ondon+ #<M ress, );5" ;"

;" -o-oenenhohoefeferer, /, /ieieDcDch"h" !e2ers and "apers from "rison!e2ers and "apers from "rison" 4e& @ork+ McMillan, );8)"" 4e& @ork+ McMillan, );8)" )0"

)0" -oe-oenhonhoefeferer, , /ie/ieDchDch"" Christology Christology  (trans by (trans by" ohn -o&den!" ondon+ " ohn -o&den!" ondon+ <ollins, );55"<ollins, );55" ))

))"" -o-orrrronong, 1obg, 1oberert t "" 3ka 0umi 0aru: Akses 3ka dalam "engelolaan !ingkungan Hidup3ka 0umi 0aru: Akses 3ka dalam "engelolaan !ingkungan Hidup "" akart

akarta+ - 6unung a+ - 6unung Mulia, );;;"Mulia, );;;" )"

)" -ul-ultmatmann, 1nn, 1udoudolflf"" 4esus Chris 4esus Christ and Mytology t and Mytology " 4e& " 4e& @@ork+ <harles #cribnerork+ <harles #cribner s #ons, s #ons, );29");29" )."

)." -ur-urnhanham, :rm, :redeederic - (eric - (ed"!d"!"""ost#Modern Theology: Chrisan *aith in A "luralist 5orld "ost#Modern Theology: Chrisan *aith in A "luralist 5orld "" #an :ransisco+ 3arper <ollins ublishers, );9;"

#an :ransisco+ 3arper <ollins ublishers, );9;" )"

)" <ho<ho, , aul aul ononggiggi"" 0ukan $ekedar 4umlah0ukan $ekedar 4umlah (terj"!" akarta+ enerbit Immanuel, );9;" (terj"!" akarta+ enerbit Immanuel, );9;" )2

)2"" <h<hoo, a, aul oul onggnggi"i" Dr) Cho6 ami (ngin $ebuah Mobil +olks7agenDr) Cho6 ami (ngin $ebuah Mobil +olks7agen (terj"!" akarta+ enerbit(terj"!" akarta+ enerbit Imanuel, );95"

Imanuel, );95" )5"

)5" <ho<ho, , aul aul ononggiggi"" ehidupan yang 0ehasil ehidupan yang 0ehasil " akarta+ 6andum Mas B etra aya, );90"" akarta+ 6andum Mas B etra aya, );90" )8"

)8" <ho<ho, , aul aul ononggiggi"" $elamat $ehat & $elamat $ehat & 0erke0erkelimpahanlimpahan" Malang+ enerbit 6andum Mas, );9;"" Malang+ enerbit 6andum Mas, );9;" )9"

)9" <ol<ole, e, #t#te&ae&ard rd 6"6" The History of *undamentalismThe History of *undamentalism" 3amden, <onn+Archon -ooks, );5."" 3amden, <onn+Archon -ooks, );5." );"

);" <on<ongagarr, @*, @*es M"es M""" /ereja Hamba aum Miskin/ereja Hamba aum Miskin (terj"!" @ogyakarta+ anisius, );8." (terj"!" @ogyakarta+ anisius, );8."

 

(5)

0

0"" <o<oF, 3aF, 3ar*r*eyey"" .eligion in the $ecular City: To7ards a "ost#Modern Theology .eligion in the $ecular City: To7ards a "ost#Modern Theology " 4e& @ork+" 4e& @ork+ #imon and #chuster, );9"

#imon and #chuster, );9" )"

)" :le:letctcherher, G, Gernerne 3"e 3" !ihatlah $ang Manusia 8:!ihatlah $ang Manusia 8: $uatu "endekat$uatu "endekatan pada an pada 3k3ka Dasar a Dasar ristenristen"" akart

akarta+ - 6unung a+ - 6unung Mulia, 000"Mulia, 000" "

" 6a6aspesperr, , ououis"is" The *undamentalist Mo9ement The *undamentalist Mo9ement " %he 3ague, 4ederlands+ Mouton, );5."" %he 3ague, 4ederlands+ Mouton, );5." .

."" 6r6reeneen, <li, <liHoHordrd"" arl 0arth: Teologi emerdekaan , umpulan Cuplikan arya arl 0artharl 0arth: Teologi emerdekaan , umpulan Cuplikan arya arl 0arth (terj"!" akart

(terj"!" akarta+ - 6unung a+ - 6unung Mulia, );;9"Mulia, );;9" "

" 3ad3adi&ii&ijonjono, o, 3ar3arun"un" Teologi .eformatoris Abad ke ;Teologi .eformatoris Abad ke ;" akarta+ - 6unung Mulia, );;."" akarta+ - 6unung Mulia, );;." 2

2"" 3e3erlrliaiantnto"o" Teologi emakmuran: Antara Allah dan MamonTeologi emakmuran: Antara Allah dan Mamon" akarta+ - 6unung Mulia," akarta+ - 6unung Mulia, );;"

);;" 5

5"" oohnhnssonon, , 11ogoger A"er A" .udolf 0ultmann: (nterpreng *aith for the Modern 3ra.udolf 0ultmann: (nterpreng *aith for the Modern 3ra " ondon+" ondon+ <ollins ublishers, );98"

<ollins ublishers, );98" 8

8"" uung, 3ang, 3ans B ns B MoMoltltmamannnn, , uurgrgen (eden (ed"!"!"" *undamentalism As An 3cumenical Challenge*undamentalism As An 3cumenical Challenge "" ondon+ #<M ress, );;"

ondon+ #<M ress, );;" 9

9"" MMc/c/aaninieel, al, ay -"y -" 3ar3arth6 th6 $ky$ky6 6 /ods & /ods & MortMortals: als: De9eDe9elopinloping g an an 3co3cologiclogical al $pirit$piritualituality y "" <onnec$cut+ %&enty'%hird ublica$ons, );;0"

<onnec$cut+ %&enty'%hird ublica$ons, );;0" ;

;"" McMc/a/aninielel, a, ay -"y -" 5ith .oots and 5ings: Chrisanity in an Age of 3cology and Dialogue5ith .oots and 5ings: Chrisanity in an Age of 3cology and Dialogue "" 4e& @ork+ rbis -ooks, );;2"

4e& @ork+ rbis -ooks, );;2" .0

.0"" McMcnnigightht, Edg, Edgar Gar G) "ost#Modern <se of the 0ible: The 3mergence of .eader#=riented ) "ost#Modern <se of the 0ible: The 3mergence of .eader#=riented  Cricism

Cricism" 4ash*ille+ Abingdon ress, );;0"" 4ash*ille+ Abingdon ress, );;0" .

.))"" 44aasshh, , aammees s AA"" !o9!o9ing ing 'at'atureure: : 3c3coloologicgical al (n(ntetegrigrity ty and and ChrChrisisan an .e.esposponsinsibilbility ity "" Cashington /<+ Abingdon ress in coopera$on &ith %he <hurches <entre for %heology Cashington /<+ Abingdon ress in coopera$on &ith %he <hurches <entre for %heology and ublic olicy, );;)"

and ublic olicy, );;)" ."

." 4ie4iebuhbuhrr, 1ic, 1icharhard 3"d 3" Christ and CultureChrist and Culture" 4e& @ork+ 3arper B -rothers, );2)"" 4e& @ork+ 3arper B -rothers, );2)" .."

.." 4iebu4iebuhrhr" " 3" 3" 1ich1ichard"ard" ristus dan ebudayaanristus dan ebudayaan (terj"!" akarta+ etra aya, );2;" (terj"!" akarta+ etra aya, );2;" .

."" 4i4i$p$prra&a&iriroo, , ::" " CCahahonono"o" TTeoloeologi gi "em"embebasbebasan: an: $ejar$ejarah6 ah6 MetMetode ode dan dan (sin(sinyaya" " akakartaarta++ ustaka #inar 3arapan, );98"

ustaka #inar 3arapan, );98" .2

.2"" ddgegen, #cn, #chuhuberbert M (edt M (ed"!"!"" .udolf 0ultmann: 'e7 Testament & Mythology and =ther .udolf 0ultmann: 'e7 Testament & Mythology and =ther  0asic 5rings

0asic 5rings" ondon+ #<M ress td", );9"" ondon+ #<M ress td", );9" .5

.5"" rranano&o&o"o" Teologi "embebasan Amerika !anTeologi "embebasan Amerika !an (terj"!, akarta+ - 6unung Mulia, );;8" (terj"!, akarta+ - 6unung Mulia, );;8" .8"

.8" ututrara, "#, "#" %ja" %jahyhya"a" Apakah  Apakah $osial /ospel ($osial /ospel (tu> tu> " #ala$ga+ I41I'@-#, );9."" #ala$ga+ I41I'@-#, );9." .9

.9"" #u#ugigihahartrto, I" o, I" -a-ambmbanang"g" "ostmodernisme: Tantangan 0agi *ilsafat "ostmodernisme: Tantangan 0agi *ilsafat " @ogyakarta+ anisius," @ogyakarta+ anisius, );;5"

);;5" .;"

.;" #ug#ugirtirtharharajaajah, 1h, 1#"#" 5ajah ?esus di Asia5ajah ?esus di Asia (terj"!" akarta(terj"!" akarta+ - 6unung + - 6unung Mulia, 00)"Mulia, 00)" 0

0"" #u#uryrya&a&asasitita"a" Teologi "embebasan /usta9o /uerre@Teologi "embebasan /usta9o /uerre@"@ogyakarta+ endela, 00)""@ogyakarta+ endela, 00)" )

)"" %i%illllicich, ah, aulul"" The "rotestan 3raThe "rotestan 3ra (trans"!" ondon+ hoeniF -ooks, );28" (trans"!" ondon+ hoeniF -ooks, );28" "

" %i%illillich, ch, aaul" ul" o*o*e,e, "o7er and 4usce"o7er and 4usce" 4e& @ork+ Fford ?ni*ersity ress, );50"" 4e& @ork+ Fford ?ni*ersity ress, );50" .

."" %i%illllicich, ah, aulul"" $ystemac Theology $ystemac Theology " <hicago+ ?ni*ersity of <hicago ress, );58"" <hicago+ ?ni*ersity of <hicago ress, );58"

. .

(6)

" %sing, Anna o&enhaupt" Di 0a7ah 0ayang#0ayang .atu (ntan: "roses Marjinalisasi   pada Masyarakat Terasing" akarta+ @ayasan bor Indonesia, );;9"

2" Gahanian, 6abriel" The Death of /od: The Culture of =ur "ost#Chrisan 3ra " 4e& @ork+ 6eorge -ra7iler, );5)"

5" @ong'-ok, im" (ed"!" Minjung Theology: "eople as the $ubject of History " #ingapore+ <<A %he <ommission on %heological <oncerns, );9)"

8" @ong'-ok, im" Messiah and Minjung: Christs $olidarity 7ith the "eople for 'e7 !ife)  ed" ae'Cong" 3ong ong+ <<A ?rban 1ural Mission, );;"

9" @ong'-ok, im" (ed"!" Minjung Theology: "eople as the $ubject of History " #ingapore+ <<A %he <ommission on %heological <oncerns, );9)"

;" @ong'-ok, im" Messiah and Minjung: Christs $olidarity 7ith the "eople for 'e7 !ife)  ed" ae'Cong" 3ong ong+ <<A ?rban 1ural Mission, );;"

oooooooooooooooooooooooo000000000000ooooooooooooooooooooooooo

Tugas Final :

- Makalah akhir berteologi bebas, mengacu pada bahan'bahan perkuliahan dan literasi yang

ada>memungkinkan" penyerahan a7al DesemberB

- /ari bahan ajar, silahkan pilih yang paling menari > paling aktual - aling mendukung untuk penulisan %esis

(7)

PERTEMUAN I

+MENJELASKAN BERBAGAI KONTEKS M,N*,LN-A SEJ,MLAH PEMIKIRAN TEOLOGI KONTEMPORER PADA ABAD  DAN I/

A. PERKEMBANGAN TEOLOGI DALAM KERANGKA SEJARAH PERKEMBANGAN KEB,DA-A AN DAN PERGESERAN PARADIGMA ILM, DAN PARADIGMA TEOLOGI.

Is$lah %eologi (%heologia! berasal dari kata @unani Theos yang berar$ Allah dan !ogos yg berar$ ilmu, pikiran, perkataan, percakapan" %eologi secara sederhana dimenger$ sebagai ilmu (logia! tentang Allah (Theos!" #ebagai ilmu, maka %eologi mengandung di dalamnya unsur'unsur metodis, sis$ma$s dan koheren dalam memahami Allah"

/ikaitkan dengan proses dalam berteologi, di dalamnya dijumpai sejumlah unsur pen$ng+ manusia beriman yang berteologi J perkembangan dan perubahan dunia disebab' kan oleh perkembangan ilmu pengetahuan manusia J sejumlah temuan dan rumusan yang disumbangkan oleh berbagai disiplin ilmu dalam merespons se$ap perkembangan dan perubahan dunia yang terjadi J hakekat diri manusia sendiri yang selalu membutuhkan perubahan di dalam menggapai tujuan hidupnya"

1. Se' ! "343'n "e!5en&#4 4e5#%6n

/alam paparan pendahuluannya mengenai kebudayaan, eursen menegaskan adanya pergeseran dalam memahami kebudayaan" ini kebudayaan lebih dipahami sebagai manifestasi kehidupan se$ap orang dan se$ap kelompok orang'orang" -erlainan dengan he&an'he&an maka manusia $dak hidup begitu saja di tengah'tengah alam, melainkan selalu mengubah alam tersebut" Itulah sebabnya $dak terdapat manusia'manusia yang semata'mata terbenam dalam alam sekitarnya" ebudayaan melipu$ segala perbuatan manusia dalam menghaya$ kehidupan dan kema$annya"

/ari gambaran tersebut tampak bah&a kini kebudayaan dipahami lebih dinamis" ebudayaan bukan lagi pertama'tama sebuah koleksi barang'barang kebudayaan, melain'kan dihubungkan dgn kegiatan atau ak$*itas manusia dalam membuat berbagai peralatan kebudayaan baru dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya di tengah'tengah perubahan dunia yang terus'menerus berlangsung" /alam kebudayaan memang terkandung KtradisiK yang diterjemahkan sebagai pe&arisan atau penerusan norma' norma, adat'is$adat, kaidah'kaidah yang sudah ada sebelumnya" 4amun demikian, KtradisiK tersebut bukan sesuatu yang $dak dapat diubah" %radisi justru dipadukan dengan beraneka ragam perbuatan manusia yang diangkat dalam keseluruhannya untuk selanjutnya menjadi sebuah tradisi yang baru" Itu sebabnya kebudayaan merupakan cerita tentang perubahan' perubahan+ ri&ayat manusia yang selalu memberu &ujud baru kepada pola'pola kebudayaan yang sudah ada"

(8)

@ang kita perlukan dalam memahami kebudayaan adalah sebuah gambar mengenai kebudayaan yang sekaligus juga merupakan sebuah peta sehingga kita dapat menggam' barkan perkembangan dari 7aman dahulu ke hari depan" erkembangan kebudayaan tersebut tampak dalam bagan $ga tahap kebudayaan, yaitu+ tahap mis, ontologis dan  fungsional " (1) T" mits adalah tahap yang menggambarkan sikap manusia yang mera'

sakan dirinya terkepung oleh kekuatan'kekuatan gaib sekitarnya, yaitu kekuasaan de&a'de&i alam raya atau kekuatan kesuburan, seper$ dipentaskan di dalam mitologi'mitologi yang dinamakan bangsa'bangsa primi$f" /i dalam kebudayaan modern pun, sebenarnya sikap mi$s tersebut masih ada" (2) T" onologis  adalah tahap yang menggambarkan sikap manusia yang $dak hidup lagi dalam kepungan kekuasaan mi$s, melainkan secara bebas ingin meneli$ segala hal" Manusia mengambil jarak terhadap segala sesuatu yang dulu dirasakan sebagai kepungan" Ia mulai menyusun suatu ajaran atau teori mengenai hakikat dasar segala sesuatu (ontologi! dan mengenai segala sesuatu yang menurut rinciannya dengan menggunakan sistem Llsafat atau pengetahuan tertentu" Mengabaikan bahkan mengkri$k jaman mi$s" () ,n&#4 &" fungsional , adalah tahap yang menggambarkan sikap dan alam pikiran manusia modern" Ia $dak lagi begitu terpesona oleh lingkungannya (sikap mi$s! dan $dak lagi dengan sikap dingin meng'ambil jarak terhadap objek peneli$annya (sikap ontologis!, melainkan ingin mengadakan relasi'relasi baru atau suatu kebertautan yang baru terhadap segala sesuatu dalam lingkungannya" /i dalamnya manusia mencoba mencari jalan'jalan baru mengenai masalah'masalah lama, dan bagaimana sebetulnya sedang berusaha menyusun suatu  polici  baru mengenai kebudayaan" /i sini kita berbicara mengenai strategi kebudayaan" /i dalamnya manusia selalu berusaha untuk menemukan ja&aban'ja&aban tepat dan mengambil sikap yang paling dapat dipertanggungja&abkan terhadap kekuasaan'kekuasaan di sekitarnya, seper$ lingkup ilahi J norma'norma kesulisaan J dan struktur'struktur sosial"

1. A! "343'n !38s sd abad pertengahanB

/alam memahami alam pikiran mi$s, kadang disalahpahami oleh karena kecendru' ngan jatuh ke dalam bahaya roman$sme atau rasionalisme" -ahaya roman$sme adalah rasa kagum dari 7aman roman$k yang mende&akan kemurnian hidup manusia dengan segala kesederhanaan dan kesahajaannya, seolah'olah tak tersentuh sedikit pun oleh unsur'unsur kebudayaan di 7aman modern" #ementara bahaya rasionalisme adalah memandang rendah terhadap kebu'dayaan mi$s, seolah'olah alam pikiran mi$s itu prim$f belaka, dan $dak mengandung kaidah'kaidah ilmiah yang menjadi landasan rasionalisme"

Mitos pada dasarnya adalah suatu bakat manusia&i" /i dalam dunia mi$s sesung' guhnya terkandung suatu sifat manusia&i yang umum" #ekalipun bentuk kebudayaan dan cara memanfaatkan barang'barang lain dari pada dunia modern, namun dalam mitos pun kita menemukan bagaimana manusia menyusun suatu strategi dan mengatur hubungan antara daya'daya kekuatan alam dan dirinya" Melalui bahasa mi$s manusia menyusun suatu kaidah'kaidah sakral untuk mengatur pola hubungan antara sesama manusia dan antara manusia dengan semua unsur yang ada di luar dirinya" Mitos pada dasarnya ialah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada kelompok masyarakat yang menganutnya, baik yang dituangkan dalam tuturan maupun yang diungkap melalui tari' tarian atau peragaan lainnya" In$ cerita dari mitos adalah lambang'lambang yang mencetuskan pengalaman manusia purba+ lambang kebaikan dan kejahatan, hidup dan

(9)

kema$an, dosa dan penyucian, perka&inan dan kesuburan, Lrdaus dan akhirat, dll" Mitos mengatasi makna cerita dalam ar$ kata modern, isinya lebih padat dari pada semacam rangkaian peris$&a'peris$&a yang menggetarkan" Mitos memberikan arah kepada kelakuan manusia dan merupakan semacam pedoman untuk kebijaksanaan manusia" Melalui mitos, manusia dapat turut serta mengambil bagian dalam kejadian'kejadian sekitarnya dan dapat menanggapi daya'daya kekuatan alam"

Memperha$kan penger$an mitos tersebut, di dalam alam pikiran mi$s dijumpai beberapa makna mitos" Perama, mitos bermakna untuk menyadarkan manusia bah&a ada kekuatan'kekuatan ajaib mengitari dirinya" Mitos $dak memberikan bahan informasi mengenai kekuatan'kekuatan ajaib tersebut, melainkan membantu manusia agar sadar menghaya$ daya'daya tersebut sebagai suatu kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam semesta dan kehidupan manusia" Memalui mitos, manusia dipandu untuk ambil bagian di dalam kekuatan'kekuatan tersebut sehingga ambil bagian pula di dalam mengatur pergerakan dunia" Kedua, sejalan dengan maknanya yang pertama, mitos berfungsi untuk memberi jaminan bagi masa kini" Melalui cerita'cerita atau peragaan'peragaan dalam mengungkapkan mitos, KpengalamanK masa lalu atau pengalaman di dalam alam keilahian diperagakan untuk meyakinkan manusia bah&a hal'hal tersebut akan bisa diulang kembali dalam pengalaman masa kini" /emikian, misalnya, cerita'cerita dan simbol'simbol mitologis membuka kesempatan guna menyambung kehidupan dan menjamin kesuburan berkaitan dengan beraneka ragam peris$&a dalam perjalanan hidup manusia" Ketga, mitos berfungsi sebagai pengantara antara manusia dengan kekuatan'kekuatan alam" Melalui mitos manusia memperoleh keterangan'keterangan tentang terjadinya dunia, hubungan dengan kekuatan yang ilahi, asal mula kejahatan, dll"

/alam hal relasi antara manusia dengan dunia sekitar, pada alam pikiran mi$s $dak ada garis pemisah yang jelas antara manusia dengan dunianya, antara objek dan subjek" Manusia diresapi oleh pengaruh dari sukunya dan alam sekitarnya"/alam lingkup kekuatan tersebut manusia mencapai iden$tas dirinya" Manusia $dak mempunyai iden$tas pada dirinya sendiri, ia baru menjadi seseorang dalam ruang sosio'mi$s tersebut" 3al yang sama  juga, bah&a garis pemisah antara dunia ba$n dan dunia lahir belum kelihatan dengan tegas dan jelas" /emikian pula batas'batas badan pun dalam kaitan dengan alam sekitar, sering kurang jelas" -atas'batas badan kita $dak berhen$ pada kulit badan kita, melainkan sampai alam tumbuh'tumbuhan sebagai bagian dari unsur kejasmaniahan manusia" Manusia dan alam saling meresapi dan karenanya manusia dan yang ilahi saling melebur" %okoh'tokoh dari alam keilahian menampakkan apa yang boleh dan $dak boleh mereka me&ujudkan norma' norma untuk memberi nilai'nilai transenden dalam rangka mengatur kehidupan manusia dan masyarakat" 4ilai'nilai atau norma'norma tersebut selanjutnya menjadi bagaikan polisi yang mengatur lalu'lintas kehidupan manusia" /alam masyarakat yang ber'ada pada alam pikiran mi$s, nilai'nilai atau norma'norma tersebut memiliki kekuatan dan daya berlaku yang sangat kuat dan sulit berubah" /alam mendukungnya, muncullah konsep magi yang dipandang datang dari dunia keilahian"

<A%A%A4+

/i kalangan orang /ayak, untuk memahami mitos atau mitologi tampak dalam penegasan ertodipoero ke$ka ia mengama$ kepercayaan agama suku /ayak di beberapa &ilayah -arito ?tara dan -arito #elatan berikut+

(10)

K/alam keseluruhan kepercayaan aharingan, mythologi  mengambil peranan yang amat pen$ng" en$ng, karena padanyalah hampir segala sikap dan pandangan hidup aharingan mengambil dasarnya" Mythologi  memberi pedoman bagaimana suatu ritus harus dilakukan, memberi petunjuk tentang apa yang seseorang harus lakukan dalam keadaan'keadaan tertentuK"

1.5 A! "343'n on&oog3s

alau dalam alam pikiran mi$s, manusia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan alam sekitarnya, maka dalam alam pikiran ontologis manusia mengambil jarak dari seluruh unsur alam yang mengitari dirinya" adang'kadang manusia tampil sebagai penonton terhadap hidupnya sendiri, dengan demikian ia berusaha memperoleh penger$an mengenai daya'daya kekuatan yang menggerakkan alam dan manusia" %erjadi pergeseran cara berpikir dari alam mi$s ke alam logis, &alaupun pada tahap ini manusia $dak berpikir hanya secara logis atau menggunakan akal'budi semata, melainkan etap melibatkan emosi'emosi, harapan sosial dan keyakinan keagamaan yang $dak selalu logis" Memang di dalam tahap ini manusia sudah mengajukan pertanyaan'pertanyaan terhadap alam pikiran mi$s, dalam rangka membebaskan diri dari KperbudakanK mi$s untuk mendapatkan harga dirinya sebagai manusia" Manusia menempatkan diri berhadapan dengan dan lepas dari segala peris$&a, agar dengan demikian ia dapat meninjau semuanya itu" <ara berpikir ontologis ini membebaskan manusia dari lingkaran mitologis dengan memgambil jarak terhadap dunia yang mengitarinya"

Memperha$kan prinsip dasar alam pikiran ontologis tersebut, sejumlah makna terkandung di dalamnya" Perama, alam pikiran ontologis berfungsi untuk membuat peta mengenai segala sesuatu yang mengatasi manusia" #ikap ontologis berusaha menampakkan dunia transenden dan berusaha untuk menger$nya" ?ntuk upaya ini pemikiran Llsafat dijadikan sebagai alat bantu bagi manusia" ar$sipasi misit masik terdesak oleh jarak yang dibangun manusia dengan kesadaran logisnya" /engan jarak yang dibangun tersebut manu' sia mengambil jarak terhadap objek yang dihadapinya+ subjek menempatkan diri di luar dan memandang objeknya serta membatasinya, mengungkapkannya dengan penger$an'penger' $an yang jelas" alan menuju ke penger$an itu selalu dipandang sebagai suatu bentuk peng' abdian terhadap masyarakat dan secara cara yang tepat untuk menghorma$ dan mengakui yang ilahi, bahkan penger$an itu menghasilkan buk$'buk$ mengenai adanya %uhan"

Kedua, alam pikiran ontologis memberi jaminan mengenai hari ini" roses'proses yang terjadi dalam alam raya dan dalam hidup manusia mulai diterangkan dengan ber$$k pangkal pada hukum'hukum abadi" Mitos'mitos masih dipakai sebagai alat atau sarana untuk menerangkan atau menuturkan sesuatu yang sukar diungkapkan dengan cara lain yang logis" Mitos'mitos digunakan dalam rangka suatu teori untuk mengungkapkan ajaran mengenai idea'idea"

Ketga, alam pikiran ontologis berfungsi dalam rangka menyediakan pengetahuan" /i dalam mitos memang ada menyediakan pengetahuan mengenai hal'ih&al dunia, namun alam pikiran ontologis terutama menonjolkan pengetahuan yang tersistema$sasi dan dapat dikontrol oleh manusia" Manusia berusaha untuk menggali sebab'musabab adanya sesuatu" #elannutnya, hasil galian tersebut diterangkan dengan mengaitkannya dengan sesuatu sebab

(11)

yang lain dan seterusnya hingga akhirnya mansia sampai pada #ebab ertama" /alam hal ini alam pikiran ontologis menyediakan pengetahuan mengenai #ebab ertama tentang asal usul sesuatu yang akan sangat bermanfaat dalam rangka manusia membangun peradaban hidupnya"

/alam hal hubungan antara manusia dengan dunia sekitarnya, manusia telah men' coba untuk mengambil atau membangun jarak" Manusia bertanya+ dunia ini sebetulnya apa, ia bertanya mengenai hakikat barang'barang, hukum'hukum alam, sebab musabab, bahkan mengenai idea'idea tentang adanya %uhan" Manusia melukiskan dan membeberkan, ia mencari deLnisi'deLnisi dan dengan $ndakan sadar menjadikan barang'barang yang sedang diselidikinya sebagai objek" Manusia menentukan iden$tas sesuatu yang ada di luar dirinya dan menentukan gambaran tentang iden$tas dirinya sendiri" Melalui $ndakan mengiden$' Lkasi tersebut, manusia menempatkan dunia di luar dirinya ke dalam suatu perspek$f  tertentu, sehingga membangun iden$tas mannusia yang sudah memiliki kedudukan tertentu di dalam alam raya" /alam kaitan dengan yang ilahi, manusia mengambil jarak dengan penuh rasa hormat agar lebih mudah dapat memberi penger$an'penger$an kepada yang ilahi tersebut" ada saat yang sama, manusia yang berpikiran ontologis mencoba menem'patkan berbagai unsur di dalam alam raya pada kedudukan dirinya sendiri yang dipisahkan daru unsur'unsur lainnya secara substansial" ada saat yang sama juga berupaya melihat keterkaitan antar unsur alam semesta tersebut dengan substansinya masing'masing dalam membangun alam semesta sebagai keseluruhan" /i sini alam pikiran ontologis menunjukkan pergeserannya mendeka$ alam pikiran fungsional"

1.9 A! "343'n :#ngs3on.

ata KfungsiK hendak menunjukkan pengaruh sesuatu terhadap sesuatu yang lain" /alam hal ini sesuatu hendak dipahami dalam kaitan dengan pengaruhnya terhadap hal'hal lain yang ada di sekitar dirinya" /alam alam pikiran fungsional ada upaya pembebasan yang manusia lakukan dalam memahami sesuatu sekaligus mencari hubungan'hubungan antar semua bidang, sehingga ar$ sebuah kata atau perbuatan maupun barang dipandang menurut peran atau fungsi yang dimainkan dalam keseluruhan pertautan yang saling berketergantungan" #egala sesuatru $dak memiliki ar$ apabila terpisah dari dunia sekitarnya" /alam sifat fungsional yang demikian, maka adanya ketegangan menjadi ciri khasnya, dan dalam ketegangan tersebut manusia menemukan eksistensinya" @ang menjadi ukuran atau kriteria ialah sejauh mana seseorang terlibat dalam salah satu hubungan atau relasi" #ikap eksistensialis merupakan ciri khas bagi tahap fungsional ini+ manusia mencari relasi'relasi, keterkaitan sebagai gan$ bagi jarak dan pengetahuan objek$f" /alam kaitan ini norma'norma situasional dan kontekstual menjadi pen$ng" enghargaan terhadap nilai'nilai atau norma' norma, $dak terletak pada kekunoannya, melainkan pada kegunaannya pada siatuasi konkrit yang terus berkembang yang dengannya menusia membangun suatu hubungan yang dinamis namun harmonis dengan berbagai hal yang ada di luar dirinya"

#eiring dengan perkembangan alam berpikir pada tahap fungsional, beberapa aspek pen$ng perlu diketengahkan" Perama, dengan memperha$kan perkembangan kebudayaan menggambarkan bagaimana manusia mencari hubungan yang paling tepat terhadap daya' daya kekuatan sekitarnya, maka aspek pertama kebudayaan dalam alam pikiran fungsional adalah menggambarkan bagaimana manusia ingin memperlihatkan daya'daya kekuatan di sekitar dirinya atau bagaimana menjadikan semua itu sesuatu yang dapat dialami" Ar$nya

(12)

adanya sesuatu ialah cara sesuatu itu dialami dan diintegrasikan dalam hidup kita" Memahami ar$ dan makna sesuatu berar$ bah&a ar$ tersebut dapat dinyatakan dalam praktek" /emikianlah, misalnya kesenian, bukan sekedar menampilkan apa yang sudah ada untuk diperagakan ulang, melainkan suatu cara este$ka secara fungsional dalam menghaya$ dan mengekspresikan kenyataan"

Kedua, aspek kebudayaan pada alam pikiran fungsional ialah bagaimana memberi dasar kepada masa kini dalam rangka perkembangan ke depan" -ila pada 7aman mi$s, misalnya, daya kekuatan adikodra$ yang terpancar dari peris$&a yang terjadi dahulu kalau menjadi jaminan suksesnya perbuatan'perbuatan masa ini, maka dalam pikiran fungsional sebuah situasi baru dapat dibenarkan dan memperoleh peneguhan atau jaminan apabila keadaan tersebut dapat dihaya$ oleh manusia dan $dak mengatasi daya kemampuannya, serta manusia dapat memberi ar$ kepada situasi'situasi konkrit tersebut dan selanjutnya menumbuhkan mo$*asi'mo$*asi baru yang jauh mengatasi sebuah situasi tertentu itu"

/an aspek yang ketga, adalah peranan pengetahuan, yakni kecendrungan manusia untuk menambah pengetahuan yang sudah ia miliki terutama dalam rangka pergeseran pengetahuan dari teori ke praktek" /alam upaya menambah pengetahuan tersebut, bagi alam pikiran fungsional, kebenaran yang tertutup dapat dibuka dan diubah, orang dapat menyusun peraturan'peraturan baru, ia dapat menyusun sebuah sistem yang baru" rang memilih sistem dan menyusun peraturan yang paling cocok untuk mencapai sesuatu tujuan+ kebenaran'kebenaran matema$s dijadikan fungsional"

erkembangan kebudayaan dalam alam pikiran fungsional membangun bentuk hubungan tertentu antara manusia dengan dunianya" alau dalam alam pikiran mi$s, manusia belum menjadi seorang pribadi yang utuh melainkan bagian dari dunia sekitarnya dan dalam alam pikiran ontologis manusia berada pada posisi berhadap'hadapan dengan  jarak yang jelas antara manusia dengan dunia sekitarnya, maka dalam alam pikiran fungsional hal yang ditekankan adalah relasi atau hubungan antara manusia dengan dunianya" 3ubungan antara manusia dengan dunia dibangun dalam suatu relasi yang baru, ar$nya iden$tas manusia $dak dipandang lagi sebagai sesuatu yang terisolir, melainkan sebagai suatu iden$tas yang hanya dapat berada dan berkembang dalam relasi'relasi dengan sesuatu yang lain dalam dunia sekitarnya" Manusia sebagai subjek $dak lagi terkurung dalam isolemennya, melainkan sekaligus ambil bagian dalam keseluruhan objek yang menjadi perha$annya" 3al ini berar$ lenyaplah pemisahan yang ketat antara dunia luar dan dunia ba$n dalam diri manusia" engalaman yang paling ba$niah pun yang memang $dak tampak bagi sesama kita memperoleh sifat dan &arnanya sendiri melalui keseluruhan hidup yang manusia jalani dalm perjumpaannya dengan dunia sekitarnya" %ransen'densi bukan lagi sesuatu yang ada di KatasK sana, melainkan suatu dimensi yang selalu tampak dalam hidup manusia sehari'hari" -ahkan eksistensi dari @ang %ransenden turut ditentukan oleh bentuk hubungan yang manusia bagun dengan'4ya melalui berbagai pola hidup ba$niah yang termanifestasikan dalam hubungan antara manusia dengan dunia lain di sekitar dirinya"

ebudayaan yang dihasilkan dari alam pikiran fungsional mengandung bahaya yang disebut baha&a operasionalisme" /alam dunia mi$s rasa degan terhadap daya'daya kekuatan gaib dapat beralih menjadi suatu usaha menguasai dunia secara otonom melalui mantera'mantera dan upacara'upacara sehingga hubungan dengan kekuatan'kekuatan tadi  justru diputuskan" /alam dunia ontologis, melalui faham substansialisme yang menempat'

kan segala sesuatu sendiri'sendiri terlepas dari yang lain, padahal $dak ada sesuatu pun

(13)

menjadi ada ke$ka ia lepas dari sesuatu yang ada di sekitar dirinya" /alam alam pikiran fungsional dijumpai bahaya operasionalisme, yaitu menjadikan segala sesuatu untuk keper' luan pribadi manusia melulu dan keberadaanya sejauh memiliki relasi fungsional dengan diri manusia dan mampu dideLnisikan oleh manusia" Adanya sesuatu yang lain pada dirinya ( an sich! menjadi terabaikan" #esuatu itu diakui dan diterima keberadaannya hanya sejauh sesuatu itu dapat dialami oleh manusia" Eksistensi an sich dari sesuatu yang transenden dibatasi sejauh mampu dijangkau oleh konsepsi'konsepsi yang dapat dialami oleh manusia dalam perjumpaannya dengan keberadaan yang lain yang sudah lebih dahulu dipahami sebatas konsepsi operasional saja"

2. Pe'gese'n P'%3g! I!#$ Pe'3o%e P'Mo%e'n ;; < Pe'3o%e Mo%e'n ;; < Pe'3o%e Ps9Mo%e'n (Pos&Mo%e'n)

Ilmu atau Ilmu engetahuan dapat dideLnisikan sebagai suatu keseluruhan pengeta# huan objekf dan bertalian yang diperoleh secara metodis6 sistemas dan kris6 dan yang dimaksudkan untuk menemukan keterangan yang umum berlaku untuk bidang atau segi  tertentu dari kenyataan" alau dikatakan objektf , hendak menegaskan bah&a pengetahuan yang dirumuskan terhadap suatu kenyataan harus dirumuskan seobjek$f mungkin dengan kenyataan yang sebenarnya dari suatu kenyataan yang menjadi objek pengetahuan tersebut" Agar pengetahuan objek$f tersebut bisa dihasilkan, ia ditemukan melalui suatu penyelidikan yang meodis  (menurut jalan'jalan tertentu! untuk selanjutnya dibuat menjadi sistema$s (disusun secara teratur!" #ementara di dalam proses tersebut perlu dilakukan secara krits, baik terhadap anggapan yang ada pada diri sendiri, pandangan yang sudah disediakan oleh orang lain, dan terhadap se$ap rumusan baru yang sudah berhasil disusun" /alam hal ini, maka Ilmu engetahuan selalu berada dalam keadaan kri$s" enyataan objek$f yang diseli' diki secara metodis dan kri$s tersebut selanjutnya dirumuskan menjadi sebuah pengetahuan yang keseluruhan pengeahuan terhadap unsur'unsurnya berada dalam saling berkaitan antara satu dengan yang lain" eseluruhan pengetahuan yang dirumuskan tersebut baru memuaskan sebagai ilmu ke$ka ia menyediakan keterangan yang berlaku umum untuk kese' luruhan penyelidikan, dengan tetap menyadari bah&a objek penyelidikan tersebut hanya mampumenjangkau bidang aau segi erenu dari kenyataan"

/i dalam perkembangan sejarah peradaban manusia, khususnya perkembangan Ilmu engetahuan, terjadi sejumlah pergeseran dalam memahami suatu kenyataan" #ecara umum hal tersebut tampak dalam pergeseran paradigma (cara mmemandang atau memahami suatu kenyataan! dari periode pra'modern, menuju periode modern, dan selanjutnya melangkah menuju periode pasca'modern"

P% "e'3o%e "'!o%e'n, beberapa ciri umum perkembangan ilmu pengetahuan tampak dlm beberapa hal, yakni+ berbagai kenyataan pada umumnya didasarkan ke dalam mitologi'mitologi tertentu J pengetahuan terhadap suatu kenyataan bersifat dangkal dan sendiri'sendiri tanpa selalu memiliki keterkaitan dengan kenyataan lainnya J unsur subjek$f  sangat kuat dalam memahami se$ap kenyataan"

P% "e'3o%e !o%e'n, beberapa ciri umum perkembangan ilmu pengetahuan tampak dalam beberapa hal, yakni+ segala hal yang bersifat mitologis diejek dan di$nggalkan  J dasar kebenaran terhadap se$ap kenyataan adalah rasionalitas J terjadi pemisahan dan

pengelompokkan secara tajam antar berbagai bidang>disiplin ilmu pengetahuan"

P% "e'3o%e "s9!o%e'n, beberapa ciri umum perkembangan ilmu pengetahuan tampak dalam beberapa hal, yakni+ terjadi re#9ie7  secara kri$s terhadap berbagai mitologi

(14)

yang ada yang menyebabkan ada mitologi yang dibuang'di$nggalkan, namun ada pula mitologi yang dipertahankan &alaupun dengan cara paham yang baru J rasionalitas diterima secara kri$s dan curiga, karena pada kenyataannya rasionalitas telah menghantar peradaban manusia kepada keadaan yang lebih buruk dari sebelumnya J terjadi terobosan yang tak terbendung antar berbagai disiplin ilmu yang pada gilirannya menyebabkan batas'batas antar disiplin ilmu menjadi sangat $pis, malah dalam hal'hal tertentu berada dalam keadaan tumpang $ndih"

eriode perkembangan ilmu pengetahuan tersebut menurut urut'urutan sejarah memang terjadi secara bertahap (pra'modern sebelum abad'abad )>). M, modern sejak abad )>). J a&al abad 0'an, pasca'modern sejak pertengahan abad ke'0 hingga saat ini!" 4amun demikian, cara berpikir $dak bisa dipahami menurut urut'urutan sejarah tersebut" 3al tersebut tampak dalam beberapa kasus, seper$+ cara berpikir mitologis terjadi bukan hanya pada masa pra'modern, namun juga di era modern dan pasca'modern J cara berpikir modern bukan baru muncul pada era modern, melainkan sudah terjadi di era pra'modern"

. Pe'gese'n P'%3g! I!# Teoog3 $ Pe'3o%e P'A4%e!34 ;; < Pe'3o%e A4%e!34 ;; < Pe'3o%e A4%e!34 Kon&e4s&#.

aradigma %eologi juga mengalami pergeseran dan perkembangan sesuai dengan pergeseran dan perkembangan yang terjadi di dalam dunia Ilmu engetahuan, sebagaimana tampak pada era pra'akademik, era akademik, dan era akademik'kontekstual" 4amun demikian, untuk pemetaan sejarah, mengalami perbedaan dan pergeseran antara perkembangan pemikiran yang terjadi pada dunia ilmu pengetahuan dengan pemikiran yang terjadi pada dunia teologi" <ontoh+ era modern dalam dunia I terjadi sejak abad ke )>). hingga a&al abad ke'0, sementara era akademik dalam dunia teologi sudah dimulai sejak abad'abad permulaan hingga a&al abad ke'0" 3al ini terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan dan Llsafat, dalam banyak hal, berakar dan merupakan respons terhadap pemikiran teologi yang sudah ada atau sedang berkembang" :ilsafat -arat, misalnya, berakar pada peradaban @unani N 1oma&i N risten"

P% e' "'4%e!34, teologi berakar di dalam mitologi'mitologi dan selanjutnya bermuara pula dalam bentuk mitologi'mitologi" ada era pra'akademik ini, ada saatnya suatu mitologi semata'mata sebuah mitologis tanpa dapat dibuk$kan di dalam realitas, namun ada saatnya suatu mitologis merupakan upaya mengungkapkan realitas" /alam kaitan ini, maka tugas ilmu teologi adalah KmenerjemahkanO mitologi'mitologi yang ada untuk menemukan realitas yang hendak diungkapkannya dan pesan yang hendak disampaikannya kepada manusia di dalam realitas kehidupannya sehari'hari" -anyak ceritera dalam Alkitab , merupakan contoh yang baik untuk menggambarkan teologi era pra'akademik ini"

P% e' 4%e!34, teologi berakar di atas rasionalitas dan beberapa aliran Llsafat yang mendasarkan pemikirannya pada rasionalitas" :ilsafat @unani yang sudah mulai berkembang sejak sekitar abad ke'5 #M, menyediakan pemikiran'pemikiran yang rasional dalam memahami berbagai gejala yang ada" #eiring dengan perkembangan ekristenan ke luar batas'batas ales$na, masuk ke ka&asan 3ellenisme pada masa rasul aulus (sekitar pertengahan abad I!, nilai'nilai Llsafat @unani turut andil dalam proses berteologi" 3al tersebut semakin nyata dalam #ejarah /ogma pada abad II J G, sebagaimana tampak pada per$kaian tentang kemanusiaan'keallahan @esus, mengenai ajaran %ritunggal, dll" #alah satu contoh paling kuat pengaruh rasio untuk dunia teologi, tampak dalam program demitolo'

(15)

gisasi oleh 1udolf arl -ultmann pada abad ke'0" ada era akademik ini juga, terjadi pengelompokkan secara tegas dan pemisahan secara tajam antar berbagai bidang ilmu teologi, mis+ antara teologi prak$ka dengan biblika, antara biblika dengan sistema$ka, antara sistema$ka dengan prak$ka, dll"

P% e' 4%e!34 4on&e4s&#, teologi dipahami secara kontekstual" %asik &aktu la' hirnya kesadaran terhadap perlunya pendekatan secara kontekstual dalam berteologi, biasa' nya ditanggalkan pada a&al paroh kedua abad ke'0 (sekitar tahun );50>);80!" /i dalam pendekatan secara kontekstual, sebuah upaya berteologi dilakukan dengan memperha$kan secara bersungguh'sungguh nilai'nilai KteologiO yang sudah di tempat'lokus di mana proses berteologi berlangsung" /alam kaitan ini, kita berbicara mengenai kerygma Alkitab dan %radisi 6ereja sebagai teks, dan nilai'nilai budaya'agama lokal dengan berbagai perubahan sosial yang terjadi sebagai konteks" -erteologi secara kontekstual adalah proses berteologi yang dilakukan dengan melibatkan keempat konteks secara bersama'sama, yakni+ kerygma Alkitab J %radisi 6ereja J nilai budaya'agama lokal J dan perubahan'perubahan sosial yang sedang berlangsung"

=. Keses#3n %n Ke&egngn P'%3g! I!# %n P'%3g! Teoog3 "% Be5e'" Pe'3o%e Pe'gese'n P'%3g!

#eiring dengan pergeseran dalam paradigma Ilmu dan paradigma %eologi tersebut, terjadi pula pergeseran bentuk hubungan yang terbangun antara keduanya" P% e' "' !o%e'n atau pra'akademik, %eologi bersama'sama dengan Llsafat @unani dan kebudayaan 1oma&i menjadi salah satu landasan pen$ng bagi perkembangan Ilmu engetahuan" 3al ini seiring dengan sifat mitologis yang dijumpai di dalam keduanya" /alam hal ini, ada kecendrungan kuat Ilmu berlandaskan dan justru meneguhkan %eologi" 4amun perlu pula diingat, bah&a persesuaian tersebut $dak berjalan sejajar dengan peralihan periode pra' modern>akademik kepada periode modern>akademik" Akar ketegangan hubungan antara Ilmu dengan %eologi sudah dimulai sejak lahirnya :ilsafat pada sekitar abad ke'5 #M", &alaupun ketegangan tersebut belum secara terbuka dan frontal"

Se3'3ng %engn se!43n 4#&  pengaruh pemikiran :ilsafat yang merambah dunia %eologi dan Ilmu engetahuan, ketegangan yang semakin terbuka dan frontal antara %eologi dengan Ilmu semakin tampak" /ikaitkan dengan :ilsafat, bentuk hubungan yg terjadi antara %eologi dengan :ilsafat, sangat tergantung pada siapa Llsuf dan apa aliran Llsafat yang menjadi acuan" #ementara dikaitkan dengan Ilmu engetahuan, seiring dengan dominasi akal budi atau rasio, terjadi ketegangan yang sangat terbuka dan frontal" endekatan Ilmu engetahuan terhadap %eologi selalu penuh curiga'menaLkkan'menyingkirkan, sehingga hubungan antara Ilmu dan %eologi terbangun dalam pertentangan" -agi umat manusia, ia dipaksakan untuk berada pada posisi INI aau ITU " enyataan yang paling parah dari perkembangan Ilmu engetahuan pada era modern>akademik ini adalah hancurnya peradaban dan nilai'nilai kemanusian oleh beberapa kali erang /unia, dan hancurnya lingkungan hidup akibat kemajuan I%E dan barang'barang yang dihasilkannya"

ada era "s9!o%e'n4%e!344on&e4s&# , seiring dengan terjadinya re#9ie7  terhadap semua hasil Ilmu engetahuan, hal yang sama juga terjadi dalam rangka hubungan antara Ilmu dan %eologi" /alam banyak hal, pendekatan Ilmu terhadap berbagai realitas bersifat kri$s dan terbuka terhada pernyataan'pernyataan %eologi" ada saat yang sama, %eologi pun semakin krea$f memanfaatkan temuan'temuan Ilmu engetahuan dalam rang'

(16)

ka merumuskan %eologi yang rele*an dan kontekstual" edua bidang ini, %eologi dan Ilmu, sama'sama membangun &ajah baru dalam sikap kri$s'konstruk$f'transforma$f"

B. KONTEKS M,N*,LN-A PEMIKIRAN TEOLOGI ABAD KE20.

#ituasi umum di Eropa pada abad ke')9, ke');, hingga abad ke'0 yang kemudian merambah ke Amerika adalah kuatnya ide'ide encerahan atau 1enaissance yang sudah dimulai pada abad'abad sebelumnya" /ilihat dari deLnisinya, kata PrenaissanceP menyirat' kan sebuah pembangunan kembali atau kebangkitan" eriode yang dikenal sebagai renai' ssance dipandang sebagai sebagai penemuan kembali cerahnya peradaban @unani dan 1oma&i (yang dianggap sebagai PklasikP! ke$ka keduanya mengalami masa keemasan" :aktanya, sekalipun semasa 1enaissance banyak orang membaca kesusasteraan klasik dan memper$mbangkan kembali pemikiran klasik, esensi yang sebenarnya dari renaissance adalah lahirnya banyak pembaharuan maupun penciptaan" ?ni*ersitas tumbuh menjamur di seantro Eropa, dan penyebaran gagasan $ba'$ba muncul serempak"

A5% Ren3sns (-ahasa erancis+ .enaissance -ahasa Italia+ .inascimento ar$ haraLah+ kelahiran kembali! adalah sebuah gerakan kebudayaan antara abad ke') hingga abad ke')8, bermula di Italia  pada akhir Abad ertengahan  dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa" 6erakan ini mencakup kebangkitan pengetahuan berdasarkan sumber' sumber klasik, tumbuhnya panutan pada #ri aus dan segala sesuatu yang anggun, per' kembangan gaya perspek$f dalam seni lukis, dan kemajuan ilmu pengetahuan" 6erakan encerahan memberikan efek yang luar biasa pada semua usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tapi mungkin yang paling terkenal adalah kemajuan dari segi kesenian dan kontribusi dari para  polymath (orang yang memiliki ilmu yang $nggi dalam berbagai macam hal! seper$ eonardo da Ginci  dan Michelangelo, yang menyebabkan munculnya sebutan K1enaissance MenO" 1enai' sans pertama kali diperkenalkan di Eropa -arat, di ka&asan Italia"

encerahan adalah gerakan dalam kebudayaan Eropa -arat yang menuntut kebebasan untuk meneli$ dan menilai segala sesuatu, termasuk agama, dengan akal budi manusia dan berdasarkan pengamatan manusia sendiri" #alah satu buah dari gerakan encerahan adalah 1asionalisme yang menekankan pada pen$ngnya rasio atau akal budi manusia" encerahan juga memba&a perkembangan ilmu'ilmu pengetahuan dalam berba' gai bidang" enekanan pada pengamatan mendorong untuk meneli$ bermacam'macam gejala alam dan mencari penjelasan untuk segala sesuatu" arena pengetahuan makin banyak, banyak gejala yang dahulu diang'gap muji7at, dapat dijelaskan sebagai gejala alamiah" ada saat yang sama, akibat dari gerakan encerahan tersebut adalah toleransi di bidang agama dan kebebasan beragama semakin besar" /alam gerakan encerahan, agama'agama dilihat se'bagai ungkapan'ungkapan agama alamiah, yang dimiliki se$ap orang dalam ha$ nuraninya" arena itu suatu agama atau 6ereja $dak bisa menuntut ketaatan mutlak karena memiliki kebenaran mutlak" agi pula agama dianggap perkara ha$ nurani orang perseorangan yang $dak dapat dipaksakan oleh gereja maupun pemerintah" /engan demikian ditanamkanlah benih untuk suatu negara sekuler, yang memisahkan 6ereja dari negara dan mengakui kebebasan se$ap &arga negara untuk menganut agama menurut pilihannya"

(17)

?ntuk dunia teologi, gerakan encerahan tersebut menghasilkan metode tafsir yang sangat menekankan pen$ngnya akal budi dengan metode historis kris$s dengan berbagai produk metode berteologi yang menekankan akal budi manusia dan pen$ngnya suatu ru' musan teologi dapat dijelaskan menurut akal budi" /i tengah situasi seper$ ini, pergerakan di dalam 6ereja atau gerakan reformasi berjalan" Mar$n uther dan ohn <ap*in serta pada reformator lainnya dalam melancarkan reformasi dan merumuskan suatu ajaran, dipengaru' hi oleh ide'ide encerahan tersebut" engaruh gerakan encerahan terdsebut, baik dalam rangka membantu kegiatan berteologi para reformator, maupun dalam rangka ditanggapi atau dikri$si oleh para reformator dan para teolog di kemudian hari"

?ntuk dunia teologi, sesudah era reformasi, muncul pula tokoh'tokoh atau para teo' log dengan pendekatan masing'masing dalam upaya berteologi

yang rasional menurut akal budi manusia, maupun dalam rang' ka upaya merespons berbagai pendekatan berteologi yang terla' lu menekankan akal budi manusia" /emikian tokoh :riedrich #chleiermacher ()85.')9.!, seorang teolog erman, yang ke' mudian menghasilkan ide'ide bagi teologi liberal dan berbagai bentuk teologi modern di kemudian hari" Muncul pula tokoh' tokoh lainnya yang mengambil posisi berseberangan dari pende' katan liberal, misalnya tokoh 4eo'<al*inisme, Abraham uyper ()9.8');0!" /i dalamnya uyper berangkat dari teologi <al*in namun sekaligus mengkri$si sejumlah ajaran <al*in dalam rangka upayanya menja&ab kebutuhan umat manusia yang sudah dipengaruhi oleh ide'ide encerahan"

erpaduan dari ide'ide encerahan dan berbagai produk yang dihasilkannya dan teologi iberal degan berbagai ajaran yang dihasilkannya, selanjutnya menghasilkan suatu op$misme amat kuat dalam kehidupan manusia di Eropa" ada sepanjang abad ke');, ada suatu keyakinan atau op$misme bah&a masa depan manusia penuh kebahagiaan atas dasar perkembangan peradaban manusia yang dihasilkan oleh akal budi manusia yang $dak ter' batas" 4amun demikian, op$misme tersebut mulai digoncangkan seiring terjadinya erang /unia I ();)');)9!" #ekalipun mulai digoncangkan, namun semangat op$misme tersebut masih sangat kuat keberadaannya di kalangan para pemimpin Eropa dan Amerika, termasuk di kalangan 6ereja" p$misme tersebut baru betul'betul runtuh ke$ka terjadi erang /unia II ();');9!"

/ari paparan tersebut, tampak bah&a konteks berteologi pada abad ke'0, bisa di' kaitkan secara umum kepada dua hal, yaitu perkembangan kebudayaan manusia secara ke' seluruhan sebagai buah'buah encerahan pada abad'abad sebelumnya, dan dikaitkan dengan berbagai &arisan teologi yang mencoba merespons berbagai situasi peradaban ma' nusia prosuk gerakan encerahan" husus dalam bidang teologi, konteks berteologi pada abad ke'0 adalah ajaran 1oma atolik termasuk produk ontra'1eformasi 1, ajaran dari gerakan 1eformasi (Mar$n uther dan ohn <al*in, serta utheran dan <al*inis!, serta mulai munculnya cikal bakal teologi religionum"

*. KONTEKS M,N*,LN-A PEMIKIRAN TEOLOGI ABAD KE21.

#ituasi pada umumnya pada abad a&al abad ke') adalah sebagaimana gambaran situasi akhir dunia sebagaimana sudah digambarkan di atas" Era sejarah dunia secara umum,

(18)

sejak sekitar tahun )950'an hingga );80'an adalah era yang disebut 7aman Modern" -erikut' nya, sejak sekitar tahun );80'an (pertengahan kedua abad ke'0! hingga memasuki abad ke' ) adalah era yang disebut dengan era ostmodern"

1. L3'n6 Pos&!o%e'n

ostmodernisme lahir di #t" ouis, Missouri, )2 uli );8" e$ka pertama kali didiri' kan, proyek rumah ruiQIgoe di #t" ouis dianggap sebagai lambang arsitektur modern" la berdiri sebagai gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk menciptakan masyarakat utopia demi kesejahteraan manusia" %etapi para penghu'ninya menghancurkan bangunan itu dengan sengaja" emerintah mencurahkan banyak dana untuk mereno*asi bangunan tsb" Akhirnya, setelah menghabiskan jutaan dollar, pemerintah menyerah" ada sore hari di bulan uli );8, bangunan itu diledakkan dengan dinamit" Menurut <harles encks, yang dianggap sebagai arsitek postmodern yang paling berpengaruh, peris$&a pele' dakan ini menandai kema$an modernisme dan menandakan kelahiran postmodernisme"

ean':rancois yotard ();9! dikenal sebagai tokoh yang pertama kali mengenalkan konsep ostmodernisme dalam Llsafat" Is$lah postmodern sudah lama dipakai di dunia arsitektur" osmo menolak ide otonomi aesthe$k dari modernis" ita $dak dapat memi' sahkan seni dari lingkungan poli$k dan sosial, dan menolak pemisahan antara seni yang masuk akal dengan budaya populer" osmo menolak hirarkhi, geneologik, menolak kon$nui' tas, dan perkembangan" osmo berupaya mempersentasikan yang $dak dapat dipersentasi' kan oleh modernisme" -erdasarkan pandangan posmodernisme, pengikisan $ngkat indi*i' dualitas muncul bersamaan dengan terbitnya kapitalisme dan rasionalitas" :aktor'faktor ini mengurangi pen$ngnya hubungan pribadi dan menekankan aspek nonpersonal" apitalisme atau modernisme, menurut teori ini, menyebabkan manusia dipandang sebagai barang yang bisa diperdagangkan nilainya (harganya! ditentukan oleh seberapa besar yang bisa dihasil' kannya" #etelah erang /unia II, manusia makin dipandang sebagai konsumen dan juga sebagai produsen" Industri periklanan dan masmedia menciptakan citra komersial yang mampu mengurangi keanekaragaman indi*idualitas" epribadian menjadi gaya hidup"

2. De>n3s3 %n 93'3 #&! Pos&!o%e'n

In$nya, teori peran, pernyataan'harapan, dan posmodernisme memberikan ilustrasi perspek$f struktural dalam hal bagaimana harapan'harapan masyarakat mempengaruhi perilaku sosial indi*idu" #esuai dengan perspek$f ini, struktur pola sosial interaksi yang sedang terjadi dalam sebagian masyarakat" /alam pandangan ini, indi*idu mempunyai peran yang pasif dalam menentukan perilakunya" Indi*idu ber$ndak karena ada kekuatan struktur sosial yang menekannya"

Menurut auline 1osenau ();;! mendeLnisikan ostmodern secara gamblang dalam is$lah yang berla&anan antara lain+ Perama, postmodernisme merupakan kri$k atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji'janjinya" uga postmodern cende' rung mengkri$k segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas" @aitu pada akumulasi pengalaman peradaban -arat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat" 4amun mereka meragukan prioritas'prioritas modern seper$ karier, jabatan, tanggung ja&ab personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanisme, egalitarianisme, peneli$an objek$f, kriteria e*aluasi, prosedur netral, peratur'an impersonal dan rasionalitas"

(19)

Kedua, teori$si postmodern cenderung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia (&orld *ie&!, metanarasi, totalitas, dan sebagainya" #eper$ -audrillard ();;0+8! yang memahami gerakan atau impulsi yang besar, dengan kekuatan posi$f, efek$f  dan atrak$f mereka (modernis! telah sirna" ostmodernis biasanya mengisi kehidupan dengan penjelasan yang sangat terbatas atau sama sekali $dak ada penjelasan"

Ketga, pemikir postmodern cenderung menggembor'gemborkan fenomena besar pramodern seper$ emosi, perasaan, intuisi, reReksi, spekulasi, pengalaman personal, kebia' saan, kekerasan, metaLsika, tradisi, kosmologi, magis, mitos, sen$men keagamaan, dan pengalaman mis$k" #eper$ yang terlihat, dalam hal ini ean -audrillard ();99! benar, teru' tama pemikirannya tentang pertukaran simbolis (symbolic eFchange!"

Keempa , teori$si postmodern menolak kecenderungan modern yang meletakkan batas'batas antara hal'hal tertentu seper$ disiplin akademis, budaya dan kehidupan, Lksi dan teori, image dan realitas" ajian sebagian besar pemikir postmodern cenderung mengembangkan satu atau lebih batas tersebut dan menyarankan bah&a yang lain mungkin melakukan hal yang sama" <ontohnya -audrillard ();99! menguraikan teori sosial dalam bentuk Lksi, Lksi sains, puisi dan sebagainya"

Kelima, banyak postmodernis menolak gaya diskursus akademis modern yang teli$ dan bernalar (4uyen, );;+5!" %ujuan pengarang postmodern acapkali mengejutkan dan mengagetkan pembaca alih'alih membantu pembaca dengan suatu logika dan alasan argu' menta$f" 3al itu juga cenderung lebih literal daripada gaya akademis"

/ari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat dipahami bah&a teori$si post' modern mena&arkan intermediasi dari determinasi, perbedaan (di*ersity! daripada persa' tuan (unity!, perbedaan daripada sintesis dan kompleksitas daripada simplikasi" #ecara lebih umum, -auman ();;+.)! menetapkan kebudayaan postmodern antara lain+ pluralis$s, berjalan di ba&ah perubahan yang konstan, kurang dalam segi otoritas yang mengikat seca' ra uni*ersal, melibatkan sebuah $ngkatan hierarkis, merujuk pada poli*alensi tafsiran, dido' minasi oleh media dan pesan'pesannya, kurang dalam hal kenyataan mutlak karena segala yang ada adalah tanda'tanda, dan didominasi oleh pemirsa" ebih lanjut -auman ();;+;9! menjelaskan bah&a postmodernitas berar$ pembebasan yang pas$ dari kecenderungan modern khusus untuk mengatasi ambi*alensi dari mempropagandakan kejelasan tunggal akan keseragaman

. Pos&!o%e'n !e'#"4n 4'384 &e'%" Mo%e'n3s!e

ata PpostmodernP mencakup lebih dari sekedar suasana intelektual" enolakan postmodernisme terhadap rasionalitas ter&ujud dalam banyak dimensi dari masyarakat kini" ostmoderisme menunjuk kepada suasana intelektual dan sederetan &ujud kebudayaan yang meragukan ide'ide, prinsip'prinsip dan nilai'nilai yang dianut oleh modernisme" -uk$' buk$ a&al dari etos postmodernisme bersifat nega$f" Etos tersebut merupakan penolakan terhadap pola pikir encerahan yang melahirkan modernisme" esadaran postmodern telah melenyapkan op$misme PkemajuanP (progress! dari encerahan" ostmodern $dak mau mengambil sikap op$misme dari masa lalu" Mereka menumbuhkan sikap pesimisme"

?ntuk pertama kalinya, anak'anak pada masa kini berbeda keyakinan dengan orang tuanya" Mereka $dak percaya bah&a dunia akan menjadi lebih baik" /ari lubang yang besar di lapisan 7on sampai kepada kekerasan antar remaja, mereka menyaksikan permasalahan semakin besar" Mereka $dak lagi percaya kalau manusia dapat menyelesaikan masalahnya

(20)

dan kehidupan mereka akan lebih baik daripada orangtua mereka" 6enerasi postmodern yakin bah&a hidup di muka bumi bersifat ra&an" Mereka melihat bah&a model Pmanusia menguasai alamP dari :rancis -acon harus segera digan$kan dengan sikap koopera$f dengan alam" Masa depan umat manusia sedang di persimpangan jalan"

emahaman modern menghubungkan kebenaran dengan rasio sehingga rasio dan logika menjadi tolok ukur kebenaran" aum postmodern meragukan konsep kebenaran uni*ersal yang dibuk$kan melalui usaha'usaha rasio" Mereka $dak mau menjadi rasio sebagai tolok ukur kebenaran" ostmodern mencari sesuatu yang lebih $nggi daripada rasio" Mereka menemukan cara'cara nonrasial untuk mencari pengetahuan, yaitu+ melalui emosi dan intuisi" einginan mencari model koopera$f dan penghargaan kepada cara nonrasional menciptakan sebuah dimensi holis$k bagi kaum postmodern" ostmodern dengan holisme' nya menolak cita'cita encerahan, indi*idu yang $dak berperasaan, otonom, dan rasional" rang'orang postmodern $dak berusaha menjadi indi*idu'indi*idu yang mengatur dirinya secara penuh, tetapi menjadi pribadi'pribadi PseutuhnyaP"

arena se$ap orang selalu termasuk dalam konteks komunitas tertentu, maka memahami kebenaran haruslah bersama'sama" eyakinan dan pemahaman kita akan kebe' naran, berakar kepada komunitas dimana kita berada" Mereka menolak konsep encerahan yang uni*ersal, supra'kultur, dan permanen" Mereka lebih suka melihat kebenaran sebagai ekspresi dari komunitas tertentu" Mereka yakin bah&a kebenaran adalah aturan'aturan dasar yang bertujuan bagi kesejahteraan diri dan komunitas bersama' sama" /alam penger'$an ini, kebenaran postmodern berhubungan dengan komunitas" arena ada banyak komu'nitas, pas$ ada kebenaran yang berbeda'beda" -anyak kaum postmodern percaya bah&a keanekaragaman kebenaran ini dapat hidup berdampingan bersama'sama" esadaran post' modern menganut sikap rela$*isme dan pluralisme" #ebaliknya postmodernisme menekan' kan kelompok" aum postmodern hidup dalam kelompok'kelompok sosial yang memadai, dengan bahasa, keyakinan, dan nilai'nilainya tersendiri"

arena itu ke$ka kaum postmodern memikirkan tentang kebenaran" Mereka $dak terlalu memen$ngkan pemikiran yang sistema$s atau logis" Apa yang dahulu dianggap $dak cocok, kaum postmodern dengan tenang menga&inkannya" Mereka mengkombinasikan sistem'sistem kepercayaan yang dulu dianggap saling berbenturan, Misalnya, seorang risten postmodern percaya kepada doktrin'doktrin gereja sekaligus juga percaya kepada ajaran non'risten seper$ reinkarnasi" rang'orang postmodern $dak merasa perlu mem'buk$kan diri mereka benar dan orang lain salah" -agi mereka, masalah keyakinan>keper'cayaan adalah masalah konteks sosial" Mereka menyimpulkan,PApa yang benar untuk kami, mungkin saja salah bagi Anda,P dan PApa yang salah bagi kami, mungkin saja benar atau cocok dalam konteks anda"P

=. Pos&!o%e'n %n go53ss3 3n:o'!s3

Antara tahun );50 dan );;0, postmodernisme muncul sebagai sebuah fenomena kebudayaan" MengapaS %ransisi ini tampak dengan perubahan'perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada paruh kedua dari abad ke'0" :aktor pencetus terbesar adalah lahirnya era informasi" enyebaran postmodernisme sejajar dan bergantung kepada transisi ke era informasi" #ebaliknya era postmodern mengarahkan fokus kepada informasi" ita sedang menyaksikan sebuah transisi dari masyarakat industri ke masyarakat informasi" Era informasi bukan hanya mengubah pekerjaan kita tetapi juga menghubungkan seluruh belahan dunia"

(21)

Masyarakat informasi berfungsi berdasarkan jaringan komunikasi yang melipu$ seluruh muka bumi" ELsiensi sistem tersebut sangat mengejutkan" ada masa lalu, informasi $dak secepat perjalanan manusia" %etapi sekarang informasi dapat mengalir ke seluruh dunia secepat cahaya" @ang lebih mengagumkan lagi adalah kemampuan era postmodern untuk mendapatkan informasi dari mana saja secara cepat"

Munculnya masyarakat informasi memberikan dasar berpijak bagi etos postmodern" 3idup di desa global menyadarkan penduduknya mengenai keanekaragaman budaya di bumi ini" esadaran ini memaksa kita mengadopsi pola pikir pluralisme" ola pikir ini bukan hanya bersikap toleran kepada kelompok lain, tetapi ia menegaskan dan merayakan keane' karagaman" erayaan keanekaragaman budaya menuntut gaya baru ' eklek$sisme ' gaya postmodernitas" Masyarakat informasi telah menyaksikan perubahan besar dari poduksi massal kepada produksi segmen" roduksi barang'barang yang sama telah berubah menjadi produksi barang'barang yang beraneka ragam" ita berada pada Pbudaya citarasaP yang mena&arkan berbagai macam gaya yang $dak ada habisnya"

?. Pos&!o%e'n %n :eno!en 4#&#'

<iri utama budaya postmodern adalah pluralisme" ?ntuk merayakan pluralisme ini, para seniman postmodern mencampurkan berbagai komponen yang saling bertentangan menjadi sebuah karya seni" %eknik seni yang demikian bukan hanya merayakan pluralisme, tetapi merupakan reaksi penolakan terhadap dominasi rasio melalui cara yang ironis" -uah karya postmodernisme selalu ambigu (mengandung dua makna!" alaupun para seniman ini menggunakan sedikit gaya modern, tujuannya adalah menolak atau mencemooh sisi'sisi ter' tentu dari modernisme" ost'modernisme adalah campuran antara macam'macam tradisi dan masa lalu" ost'Modernisme adalah kelanjutan dari modernisme, sekaligus melampaui modernisme" <iri khas karyanya adalah makna ganda, ironi, banyaknya pilihan, konRik, dan terpecahnya berbagai tradisi, karena heterogenitas sangat memadai bagi pluralisme"

Ada prinsip lebih mendalam yang ditampilkan melalui ekspresi budaya postmodern" Maksud dan tujuan karya'karya postmodernisme bukanlah asal'asalan saja" Mereka berusa' ha menghancurkan ideologi Pgaya tunggalP dari modernisme dan menggan$kannya dengan budaya Pbanyak gayaP" ?ntuk mencapai maksud tersebut, para seniman ini memperha' dapkan para peminatnya dengan beraneka ragam gaya yang saling bertentangan dan $dak harmonis" %eknik ini ' yang mencabut gaya dari akar sejarahnya ' dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan berusaha meruntuhkan sejarah" #eniman'seniman postmodern sangat ber' pengaruh bagi budaya -arat masa kini" encampuran gaya, dengan penekanan kepada keanekaragaman, dan penolakan kepada rasionalitas menjadi ciri khas masyarakat kita" Ini semakin terbuk$ dalam banyak ekspresi kebudayaan lainnya"

oooooooooooooooooooooooo000000000000ooooooooooooooooooooooooo

Referensi

Dokumen terkait

pergerakan yang dilakukan oleh sebagian mantan anggota DI/TII pada awal masa.. Orde Baru yang didasari oleh amanat Kartosuwiryo tentang perjuangan DI

Siswa memfokuskan membaca pada kata-kata tunggal dan huruf-huruf dalam kata kemudian membunyikannya (hlm.2). Membunyikan kata dapat dilakukan melalui kegiatan membaca

Terjadi pelanggaran sinyal oleh KA 103 Mutiara Selatan dengan penyebab, masinis terlambat melakukan pengereman karena koordinasi antara masinis, asisten masinis dan

Korelasi Empiris Antara Nilai N-SPT Dengan unconfined compressive (qu) Dan Berat Jenis Tanah Jenuh Untuk Tanah Kohesif... Korelasi Berat Jenis Tanah Untuk Tanah Kohesif Dan

Obat kami juga telah terdaftar di BPOM dan Dinkes RI No.442/00060/V-2 jadi anda juga tak perlu khawatir karena Obat Herbal De Nature yang kami tawarkan ini, Alhamdulillah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul &#34;pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Peserta Didik Kelas IV MI

Koefisien daya adalah hal penting dalam merancang turbin angin karena menunjukkan berapa besar energi angin yang dapat diekstraksi dari energi kinetik angin yang

To effectively illustrate real-time DSP concepts and applications, MATLAB is used for analysis and filter design, C program is used for implementing DSP algorithms, and CCS is