PERSEPSI GURU TERHADAP HUBUNGAN KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN
KERJA DENGAN KINERJA GURU SD GUGUS I
KECAMATAN BINJAI BARAT
KOTA BINJAI
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
SYAHRIAL
081188130143
PROGRAM PASCASARJANA
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Syahrial, NIM : 081188130143, Hubungan Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan. 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: 1) Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru, 2) Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru, 3) Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru, 4) Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru. Subjek penelitian adalah Guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai, dengan jumlah sampel sebanyak 58 responden. Alat ukur instrumen yang dipergunakan dalam pengambilan data Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru, Kepuasan Kerja Guru dan Kinerja Guru menggunakan angket berskala Likert. Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk perhitungan uji validitas angket digunakan rumus korelasi product moment, dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus Cronbach's Alpha.
Hasil ujicoba validitas instrumen angket tentang Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah diperoleh 25 dari 26 items, Motivasi Kerja Guru diperoleh 25 dari 25 items, Kepuasan Kerja Guru 25 dari 26 items dan Kinerja Guru diperoleh 87 items dari semua item yang diujicobakan. Untuk koefisien reliabilitas Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 0,902, Motivasi Kerja Guru sebesar 0,917, Kepuasan Kerja Guru sebesar 0,867 dan Kinerja Guru sebesar 0,963. Dengan demikian instrument angket tersebut termasuk dalam angket berkategori sangat tinggi.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi sederhana dan ganda. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara : (1) Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru, rX1Y
=
0,363, dan besar ttabel < thitung (1,672<2,918), (2) MotivasiKerja dengan Kinerja Guru, rX2Y
=
0,384, dan besar ttabel < thitung (1,672<3,115), (3)Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru, rX3Y
=
0,383, dan besar ttabel < thitung(1,672<3,102), (4) Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru, R = 0,547 dan besar Ftabel < Fhitung (2,78<7,678).
ii
ABSTRAK
Syahrial, NIM: 081188130143, Relations Principal Leadership, Work Motivation and Job Satisfaction Job Satisfaction with Primary School Teacher Performance Cluster I in The District of West Binjai, Binjai City.
Thesis, Graduate Program, State University of Medan. , 2013.
This study aims to determine the relationship: 1) Leadership of the Principal by Teacher Performance, 2) Work Motivation by Teacher Performance, 3) Job Satisfaction by Teacher Performance, 4) Principal Leadership, Work Motivation and Job Satisfaction together with Performance Teachers. Subjects in this research were all primary school teachers cluster I in the district of West Binjai, Binjai City, with a total sample of 58 respondents. Tool measuring of instruments used in collecting data Leadership of the Principal, Work Motivation Teacher, Teacher Job Satisfaction and Teacher Performance using a likert scale questionnaire. Firstly gave trial test before research instrument used to collect the research data, then followed by testing the validity and reliability testing. To test the validity of the questionnaire used calculation formula product moment correlation, and so was the reliability of the questionnaire using by Cronbach's Alpha formula.
The results of the validity of Principal Leadership obtained by 25 of 26 items, Work Motivation of Teacher 25 of the 25 items, Teacher Job Satisfaction 25 of 26 items, and Teacher Performance obtained by 87 items of all items tested. For coefficien Principal Leadership reliability is 0.902, 0.917 for Work Motivation of Teacher, Teacher Job Satisfaction of 0.867, and Teacher Performance of 0.963. Thus the questionnaire instrument included in the very high category.
To test the hypothesis proposed in this study, used simple and multiple correlation techniques. Based on the hypothesis testing can be concluded that there is a positive and significant relationship between: (1) the Principal Leadership with Teacher Performance, rX1Y = 0.445, and the large of ttabel < tcount (1.672 < 3.718), (2) Work
Motivation with Teacher Performance, rX2Y = 0.418, and large ttabel < tcount (1.672 <
3.446), (3) Job Satisfaction with Teacher Performance, rX3Y = 0.355, and the ttabel < tcount
(1.672 < 2.842), (4) Leadership of the Principal, Work Motivation and Job Satisfaction together along with the Teacher Performance, R = 0.581 and the large of Ftable < Fcount
(2.78 < 9.190).
KATA PENGATAR
Dengan ucapan puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
serta karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan, kesehatan, dan rizki sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Hubungan Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Guru SD Gugus I
Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai”. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan studi S-2 Program Studi Administrasi Pendidikan pada Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Mulai dari awal dalam penyusunan hingga terwujudnya tesis ini tidak terlepas
adanya bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini melalui kata pengantar penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada :
1.
Bapak Prof.Dr.H. Syaiful Sagala, M.Pd dan Prof.Dr. Berlin Sibarani, M.Pd sebagai
pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini.
2.
Bapak Prof.Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Prof.Dr. Sumarno, M.Pd, Dr. Arif Rachman,
M.Pd sebagai narasumber yang juga banyak memberikan saran, arahan, dan bimbingan
dalam penyempurnaan tesis ini.
3.
Bapak Prof.Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana,
Bapak Dr. Arif Rachman, M.Pd selaku Asdir I, Bapak Prof.Dr.H. Syaiful Sagala, M.Pd
di PPs Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan menggunakan
sarana dan fasilitas di PPs Universitas Negeri Medan.
4.
Bapak sekretaris Daerah Kota Binjai, Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota, dan
Bapak Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Binjai Barat telah
memberikan izin tempat pelaksanaan penelitian di SD Negeri dan Swasta khusus bagi
Sekolah Gugus I Kecamatan Binjai Barat.
5.
Bapak / Ibu Kepala Sekolah dan guru-guru SD Gugus I kecamatan Binjai Barat Kota
Binjai telah bekerja sama dengan baik khususnya saat memberi data yang sangat
dibutuhkan secara tulisan maupun dengan wawancara langsung kepada penulis dalam
melakukan penelitian dan penyelesaian tesis ini.
6.
Istri dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
7.
Penulis juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan dan semua pihak
yang telah berpartisipasi membantu dalam penyelesaian tesis ini
Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki,
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesempurnaan dalam penulisan
tesis ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan sekali kritik dan saran yang bersifat
konstruktif agar penyusunan tesis ini bermanfaat bagi yang memerlukan untuk peningkatan
dan kemajuan sekolah di masa yang akan datang.
Medan, 2013
Penulis
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 11
1. Kinerja Guru ... 11
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 20
3. Motivasi Kerja ... 32
4.Kepuasan Kerja ... 41
B. Penelitian yang Relevan... 48
C. Kerangka Konseptual... 50
1. Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolahdengan KinerjaGuru ... 50
2. Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan dengan Kinerja Guru ... 51
vi
4. Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja guru… 53
D. Pengajuan Hipotesis ... 56
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian ... 57
B. Metode Penelitian ... 57
C. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ... 57
D. Populasi dan Sampel ... 60
E. Teknik Pengumpulan Data ... 62
F. Kisi – Kisi Instrumen ……… 63
G. Uji Coba Instrumen ... 65
H. Teknik Analisis Data Penelitian ... 71
I. Hipotesis Statistik………. 76
BAB IV. HASIL PENELETIAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 77
B. Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ... 82
C. Uji Persyaratan Analisis ... 85
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 94
E. Temuan Penelitian ……… ... 100
F. Pembahasan Penelitian ... 102
G. Keterbatasan Penelitian ... 109
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 111
B. Implikasi ... 112
C. Rekomendasi ... 116
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.
Populasi Penelitian ...
61
Tabel 3.2.
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ...
63
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru ...
77
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan
Kepala Sekolah ...
79
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja ...
80
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ...
81
Tabel 4.5.
Tingkat Kecendrungan Variabel Kinerja Guru ...
83
Tabel 4.6.
Tingkat Kecendrungan Variabel Kepemimpinan
Kepala Sekolah ...
83
Tabel 4.7.
Tingkat Kecendrungan Variabel Motivasi Kerja ...
84
Tabel 4.8.
Tingkat Kecendrungan Variabel Kepuasan Kerja ...
85
Tabel 4.9.
Persamaan Regresi Y atas X
1...
86
Tabel 4.10. Persamaan Regresi Y atas X
2 ...88
Tabel 4.11. Persamaan Regresi Y atas X
3 ...90
Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas ...
92
Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas ...
93
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Paradigma Penelitian ...
56
Gambar 4.1. Histogram Kinerja Guru ...
78
Gambar 4.2. Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah ...
79
Gambar 4.3. Histogram Motivasi Kerja ...
81
Gambar 4.4. Histogram Kepuasan Kerja ...
82
Gambar 4.5. Output SPSS Linieritas Y atas X
1...
87
Gambar 4.6. Output SPSS Linieritas Y atas X
2 ...89
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X1 ... 123
Lampiran 2. Perhitungan Manual Validitas Variabel X1 ... 124
Lampiran 3. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X1 ... 127
Lampiran 4. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X1 ... 128
Lampiran 5. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X2 ... 132
Lampiran 6. Perhitungan Manual Validitas Variabel X2 ... 133
Lampiran 7. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X2 ... 136
Lampiran 8. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X2 ... 137
Lampiran 9. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X3 ... 141
Lampiran 10. Perhitungan Manual Validitas Variabel X3 ... 142
Lampiran 11. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X3 ... 145
Lampiran 12. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X3 ... 146
Lampiran 13. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel Y ... 150
Lampiran 14. Perhitungan Manual Validitas Variabel Y ... 153
Lampiran 15. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel Y ... 158
Lampiran 16. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel Y ... 161
Lampiran 17. Data Hasil Penelitian ... 165
Lampiran 18. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 167
Lampiran 19. Identifikasi Tingkat kecendrungan Setiap Variabel Penelitian ... 178
Lampiran 20. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 182
Lampiran 21. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 197
Lampiran 22. Uji Homogenitas Varians Data ... 206
Lampiran 23. Perhitungan Korelasi Sederhana ... 213
Lampiran 24. Perhitungan Korelasi Parsial ... 219
Lampiran 25. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi Ganda ... 228
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan komponen paling menentukan
dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian
sentral, pertama dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan
strategis ketika berbicara masalah pendidikan karena guru selalu terkait dengan
komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama
dalam pembangunan pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal
di sekolah. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan sangat
berpengaruh terhadap terciptanya proses belajar mengajar di sekolah, keberhasilan
peserta didik serta hasil pendidikan yang berkualitas merupakan sumbangan yang
signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
Syofiarni (2006:8-11) menyimpulkan tingkat pelaksanaan Kelompok Kerja
Guru (KKG) yang dikelola oleh para pengelola KKG di kecamatan Padang
Panjang Barat mencapai angka 79% dengan kategori cukup dengan tingkat kinerja
guru SD mencapai kategori baik dengan angka 82%. Artinya kinerja guru SD di
Kecamatan Padang Panjang Barat meningkat sebab pelaksanaan atau kegiatan
KKG tersebut difungsikan untuk menambah wawasan mengajar, tukar
pengalaman sehingga merupakan kebutuhan guru dalam mengembangkan
2
Anni (2010: 22-24) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menjadi
kendala dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kinerja guru yang erat
kaitannya dengan motivasi beprestasi. Penelitian ini mendeskripsikan motivasi
berprestasi guru SD sebagai dasar penampilan kerja profesionalnya, iklim kerja
guru dalam ruang lingkup tugasnya di sekolah, dan menemu kembangkan pola
atau model pelatihan untuk peningkatan motivasi berprestasi guru SD
Waluyo (2006:5) dalam penelitiannya menyatakan untuk meningkatkan
kinerja bukan merupakan hal yang mudah bagi pimpinan atau kepala sekolah,
karena kinerja guru sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: motivasi
kerja, kepemimpinan kepala sekolah, supervisi kepala sekolah, lingkungan kerja,
tingkat pendidikan, pengalaman kerja, disiplin, upaya pribadi, kebersamaan kerja,
maupun budaya kerja yang telah tercipta di lingkungan sekolah tersebut. Selain
itu, Hasanah,dkk (2010:99-104) menyatakan kinerja guru SD se Kecamatan
Babakancikao Kabupaten Purwakarta secara umum termasuk kategori yang sangat
tinggi karena pengaruh semakin banyaknya pendidikan dan pelatihan bagi guru
SD maka semakin naik atau meningkat pula kinerja guru tersebut.
Selanjutnya Setiyono (2005:7) menjelaskan bahwa supervisi kepala
sekolah dilakukan dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada guru-guru
untuk memperbaiki dan meningkatkan serta mengembangkan tingkat kemampuan
mengajar guru SD di dalam kelas agar tercipta kondisi belajar mengajar yang
lebih baik.
Berdasarkan jurnal penelitian yang diuraikan di atas dapat dinyatakan
3
terdapat pengaruh secara stimultan diklat kepemimpinan guru dan iklim kerja
terhadap kinerja guru di sekolah, yaitu semakin bertambahnya mengikuti Diklat
kepemimpinan guru dan membaiknya iklim kerja, maka akan mengakibatkan
naiknya kinerja guru di lingkungan sekolah, serta supervisi merupakan bantuan
yang diberikan oleh kepala sekolah kepada seluruh staf dan guru-guru untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar dan pengelolaan sekolah ke arah yang
lebih baik, dan dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah, motivasi
kerja, supervisi kepala sekolah, lingkungan kerja, pendidikan, pengalaman kerja,
disiplin, upaya pribadi, kebersamaan kerja, maupun budaya kerja yang telah
tercipta di lingkungan sekolah tersebut.
Pada kenyataannya, kinerja guru di SD GugusI Kecamatan Binjai Barat
Kota Binjai menunjukan gejala-gejala yang kurang menggembirakan. Indikasi ini
dapat dilihat dari hasil kunjungan awal di SD Gugus I dan juga melalui berbagai
fakta dan fenomena yang muncul misalnya: (1) kurangnya kesiapan guru dalam
mengajar, berdasarkan data dari catatan kepala sekolah se Kecamatan Binjai Barat
guru yang melengkapi persiapan pembelajaran hanya 35% s/d 46 %, (2) hasil
supervisi kepala sekolah 60 % guru mengajar masih monoton di kelas sehingga
interaksi antara guru dan siswa tidak terlaksana dengan baik, dan (3) guru tidak
menggunakan alat peraga/ visual (alat bantu belajar) pada saat mengajar.
Menurut Wayan dalam Cahyasumirat (2006:17), kinerja adalah sebagai hasil
pola tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai dengan standar prestasi,
kualitatif maupun kuantitatif, yang telah ditetapkan oleh individu secara pribadi
4
suatu hasil perilaku kerja seseorang. Kinerja guru atau prestasi kerja (performance)
merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pendidikan, pengalaman
dan kesungguhan serta penggunaan waktu dalam melakukan tugas profesi di
sekolah.
Amstrong dan Baron dalam Stoner (1998:15) mengemukakan bahwa kinerja
dipengaruhi oleh faktor internal, yakni: (1) pendidikan, (2) motivasi, (3) kepuasan
kerja, (4) komitmen, dan (5) etos kerja; dan faktor eksternal, yakni: (1) tingkat
penghasilan, (2) iklim kerja, (3) hubungan antar manusia, (4) kepemimpinan, dan
(5) tradisi atau kultur dari sebuah organisasi (http://repository. usu.ac. id/bits
tream/123456789/27141/4/Chapter%20II.pdf), [27 Juni 2010]. Untuk itu, kinerja
bagi guru memegang peranan penting untuk tercapainya tujuan pengajaran yang
optimal dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Colquitt, Lepine, dan Wesson (2009 : 27) menyatakan :
A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms (job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and ethics, learning and decision making), individual characteristics (personality and cultures values, ability), group mechanisms (team characteristics, team processes, leader power and influence, leader style and behaviors), and organizational mechanisms (organizational structure, organizational culture).
Dapat diartikan bahwa sejumlah faktor yang masih mempengaruhi kinerja
dan komitmen, yaitu mekanisme individual (kepuasan kerja, stres, motivasi,
kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan keputusan),
karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya, kemampuan), kelompok
5
gaya pemimpin dan perilaku), dan mekanisme organisasi (struktur organisasi,
budaya organisasi). Kemudian Gibson (2000:110) secara jelas menggambarkan
adanya hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Satu sisi
dikatakan bahwa kepuasan kerja dapat menyebabkan peningkatan kinerja
sehingga guru yang merasa puas akan lebih produktif dalam bekerja. Sedangkan
di sisi yang lain dapat pula terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya suatu
kinerja sehingga guru yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan pula
dalam bekerja.
Selain kepuasan kerja, pemimpin memiliki peranan yang penting dalam
mengelola sumber daya manusia yang dipimpinnya agar tujuan-tujuan yang
diharapkan dapat terwujud. Dalam penelitian Mulyana (2002:118) menyimpulkan
bahwa peran pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk
meningkatkan kinerja demi mencapai tujuan. Pemimpin mempunyai tanggung
jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan kinerja dari yang
dipimpinnya. Koontz dalam Kamars (2005:108) mengatakan kepemimpinan
(leadership) adalah sebagai pengaruh, seni atau prose mempengaruhi orang-orang
sehingga mereka mau bekerja keras dalam meningkatkan kinerja secara sukarela
dan bersemangat ke arah pencapaian tujuan-tujuan kelompok .
Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Suntoro terhadap dosen
FKIP Universitas Lampung, menunjukkan bahwa pengaruh budaya organisasi,
kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja berpengaruh langsung
terhadap kinerja dosen (http://www.pustakailmiah.unila.ac.id/2009/06/26), Begitu
6
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan/
kemampuan, keterampilan dan motivasi dengan kinerja guru matematika di SMA
kota Palembang.
Motivasi orang bergantung pada kuat lemahnya motif yang ada. Motif
berarti suatu keadaan di dalam diri seseorang (inner state) yang mendorong,
mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan dan menyalurkan perilaku ke arah
tujuan (Koontz,1990:115). Sedangkan menurut Wulyo (1985:112) adalah seluruh
proses gerakan, termasuk situasi yang medorong timbulnya kekuatan pada diri
individu; sikap yang dipengaruhi untuk pencapaian suatu tujuan.
Keinginan yang timbul dalam diri guru untuk bekerja atau biasa disebut
dengan motivasi kerja akan mendorong guru untuk selalu memberikan yang
terbaik bagi sekolah tempat ia bekerja. Guru tersebut akan berusaha mencari cara
dan melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas kerja dan mutu
sekolahnya. Guru yang termotivasi, tidak akan puas dengan apa yang didapat/
dicapainya, dalam dirinya ada keinginan untuk meningkatkan apa yang sudah
dicapai. Guru juga akan selalu berusaha terus untuk mendapatkan apa yang sangat
diinginkan, dengan berusaha meningkatkan mutu secara terus-menerus maka
berarti pula meningkatkan kinerja dari guru tersebut. Guru yang mempunyai
motivasi kerja akan dapat meningkatkan kinerjanya dengan seoptimal mungkin
dalam melaksanakan tugas-tugasnya di kelas.
Berdasarkan permasalahan yang tersebut di atas penulis berkeinginan
7
Kepemimpinan Kepala sekolah, Motivasi Kerja, dan Kepuasan Kerja dengan
Kinerja Guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai ”.
B. Identifkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan komunikasi interpesonal dengan kinerja guru ?
2. Apakah pemberian insentif dapat meningkatkan kineja guru ?
3. Apakah kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja guru ?
4. Apakah terdapat hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
guru ?
5. Apakah terdapat hubungan partisipasi guru dalam mengambil keputusan
dengan kinerja guru ?
6. Apakah pelaksanaan promosi dapat meningkatkan motivasi kerja guru ?
7. Apakah pemberian kesempatan Pendidikan dan latihan profesi dapat
mempengaruhi kinerja guru ?
8. Apakah pemberian kesempatan studi dapat meningkatkan kinerja guru ?
9. Apakah terdapat hubungan budaya organisasi sekolah dengan kinerja guru ?
10.Apakah terdapat hubungan kompetensi professional guru dengan kinerja
guru ?
8
C. Pembatasan Masalah
Dengan banyaknya dugaan tentang penyebab masih rendahnya kinerja
guru dan variabel yang mempengaruhi kinerja guru, maka penulis membuat
batasan masalah yang dianggap lebih signifikan yaitu; meneliti hubungan persepsi
guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kepuasan kerja
dengan kinerja guru. Dalam penelitian ini masalah utama adalah kinerja guru
sebagai variabel dependent, sedangkan variabel independent adalah persepsi guru
terhadap Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan kepuasan kerja.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru
terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SD Gugus I
Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai ?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja
dengan kinerja guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai ?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja
dengan kinerja guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai ?
4. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru
terhadap kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan kepuasan kerja
secara bersama-sama dengan kinerja guru SD Gugus I Kecamatan Binjai
9
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
2. Hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja
guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
3. Hubungan yang positif dan signifikan kepuasan kerja dengan kinerja guru SD
Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
4. Hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan kepuasan kerja secara
bersama-sama dengan kinerja guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota
Binjai.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam
peningkatan kinerja guru dan sebagai masukan atau informasi bagi instansi dalam
10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam memberikan
materi pelajaran di kelas.
2) Sebagai bahan masukan dalam melihat keterhubungan antara persepsi guru
terhadap kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan kepuasan kerja
dalam upaya meningkatkan kinerjanya.
b. Bagi Kepala Sekolah
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan persepsi guru terhadap
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan kepuasan guru selama
berada di kelas dan sekolah.
2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan kinerja guru.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kinerja guru dalam
mengajar, hal ini mengingat bahwa kinerja guru dapat dipengaruhi oleh persepsi
guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan kepuasan kerja
106
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Tingkat kecenderungan variabel Kinerja Guru SD Gugus I Kecamatan Binjai
Barat Kota Binjai termasuk dalam kategori rendah, Kepemimpinan Kepala
Sekolah termasuk dalam kategori sedang, Motivasi KerjaGuru temasuk dalam
kategori sedang dan Kepuasan Kerja temasuk dalam kategori sedang.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala
Sekolah dengan Kinerja Guru pada SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota
Binjai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Kepala
Sekolah mempunyai hubungan dengan Kinerja Guru. Artinya semakin baik
Kepemimpinan Kepala Sekolah maka semakin baik juga Kinerja Guru SD
Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Kerja Guru
dengan Kinerja Guru pada SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Motivasi KerjaGuru mempunyai
hubungan Artinya semakin baik Motivasi KerjaGuru maka semakin baik juga
Kinerja Guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepuasan Kerja Guru
107
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Kerja Guru mempunyai
hubungan Artinya semakin baik Kepuasan Kerja Guru maka semakin baik juga
Kinerja Guru SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
5. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja secara bersama-sama dengan
Kinerja Guru pada SD Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi
Kerja dan Kepuasan Kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan
terhadap Kinerja Guru. Artinya semakin baik Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja maka semakin baik juga Kinerja Guru SD
Gugus I Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai.
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
simpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Kinerja Guru adalah dengan meningkatkan Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk
menumbuhkan persepsi yang baik dari guru adalah dengan membuat kebijakan
yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja. Sebaiknya kepala sekolah
tidak membuat keputusan yang memihak kepada seseorang atau sekelompok
guru tertentu karena hal itu akan membawa kepada kekecewaan dari guru
108
Dengan baiknya kepala sekolah memimpin lingkungan kerjanya akan
memberikan persepsi yang baik dari guru sebagai bawahannya. Dengan
baiknya kepemimpinan kepala sekolah akan dapat meningkatkan Kinerja Guru
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari di sekolah.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
persepsi yang baik dari guru, di antaranya: menjalin komunikasi yang baik
dengan guru, melihat kebutuhan guru dalam pembelajaran di kelas,
meningkatan kesejahteraan guru, menggelar dialog dengan guru sebelum
membuat keputusan, dan sebagainya.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menciptakan motivasi kerja yang baik, ini akan dapat
membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan
dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru
tersebut memiliki akuntabilitas yang baik. Perilaku akuntabilitas meminta agar
pekerjaan itu berakhir dengan hasil baik yang dapat memuaskan atasan yang
memberi tugas. Dengan demikian, kualitas kinerja para pendidik, sangat
tergantung pada kondisi Motivasi Kerja guru masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan Motivasi KerjaGuru
yang baik di antaranya: melakukan aktivitas tertentu untuk memperoleh apa
yang dibutuhkan, mendorong gairah kerja agar mau bekerja keras dengan
memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan
dan mendorong aktivitas serta memberi energi yang mengarah kepada
109
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan
kinerja guru adalah dengan meningkatkan Kepuasan Kerja. Kinerja guru sudah
tentu dipengaruhi oleh kepuasan kerja guru di sekolah. Semakin tinggi
kepuasan kerja guru akan sangat mendukung kinerja guru dalam mengajar.
Dengan dukungan faktor tersebut, kinerja guru akan dapat ditingkatkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Kepuasan Kerja
yang baik di antaranya Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menciptakan lingkungan yang saling mendukung satu sama lain di antara guru.
Untuk itu diperlukan peran serta guru, dan lainnya untuk membuat
program-program kerja bersama yang memberikan keuntungan kepada semua guru.
Perlu juga dijalin komunikasi yang baik pada seluruh guru, agar tidak ada rasa
curiga antara satu guru dengan guru lainnya, yang nantinya akan membawa
kepada ketidakharmonisan di dalam bekerja. Dengan adanya upaya ini akan
menciptakan kepuasan kerja bagi semua guru, dan nantinya akan meningkatkan
kinerja guru.
C. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan antara lain :
1. Kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan keputusan yang
dibuat di sekolah sehingga sebagai pemimpin dalam peranannya dapat
110
2. Kepala sekolah harus memberi motivasi kerja sehingga dapat menumbuhkan
semangat dan potensi guru dalam meraih prestasi baik dalam bidang akademik
maupun bidang non akademik.
3. Adnya upaya kepala sekolah meningkatkan kepuasan kerja guru dengan
membangun rasa solidaritas antar guru yang tinggi, kesejahteraan sesuai
dengan ketetapan yang berlaku, penghargaan bagi guru yang berprestasi, saling
percaya dengan rekan kerja dan menumbuhkan lingkungan kerja yang
kondusif.
4. Untuk meningkatkan Kinerja Guru diharapkan kepada kepala sekolah memberi
kesempatan bagi guru mengikuti pelatihan dan menambah ilmu untuk
meningkatkan kemampuannya dalam mengajar.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan Persepsi Guru
Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
111
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C.T. 2010. “Pengembangan Model Peningkatan Motivasi Berprestasi Guru
Sekolah Dasar di Kabupaten Kendal”.http://journal.unnes.ac.id/
index.php/JPP/article/view/188/194. Diakses 2 Agustus 2011
As’ad, Moh. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty
Bafadal, I. 2006. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta:
Bumi Aksara
Beck, Robert C. 1983. Motivation. New Jersey: Prentice Hall
Bernardin, H. John., Joyce E.A. Russell. 1993. Human Resource Management.
Singapore: Mc Graw Hill Inc
Colquitt, A., Jason, LePine, A., Jeffery, and Wesson, J., Michael.
2009.Organizational Behavior. New York: Mcgraw-Hill Companies,
Inc
Danim, Sudarwan. 2005. Kepemimpinan Transformasional Dalam Komunitas
Organisasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Davis, Keith & Newstrom, John W. 2000. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta:
Erlangga
Depdiknas.2002. PendekatanKontekstual. Jakarta
_________ 2002.PenilaianBerbasisKelas. Jakarta: Puskur, BalitbangDiknas.
_________ 2003.StandarKompetensi Guru.Jakarta
_________ 2004.PedomanPengembanganBahan Ajar. Jakarta: Dikmenum.
Dharma, A. 2004.Manajemen Supervisi. Jakarta: Rajawali Press
Fraser T.M, Human Stress. 1993. Work and Satisfaction. terjemahan Ny. L
Mulyana. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donelly, Jr. 1991.
Organizations: Behaviour, Structure, Processes. Homewood: Richard D. Irwin
Gilmer, VH. 1966. Industrial Psychology. USA: McGraw Hill Book Company
112
Gray, Jerry L., Frederic A. Starke. 1984. Organizational Behaviour, Concepts,
and Applications. Columbus: Charles E., Merrill Publ. Company
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam
Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Harahap, Baharuddin. 1983. Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh
Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya
Hasanah, dkk. 2010. “Pengaruh Pendidikan Latiahan (Diklat) Kepemimpinan Guru dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar se
Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta”. http://jurnal.upi.edu/
file/8-Dedeh_Sofia_Hasanah.pdf.Diakses 3 Agustus 2011
Hasibuan, J.J. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya
Hasibuan, Malayu SP. 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara
_________________. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Idris, Zahara. 1981. Dasar-Dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya
Ivor, K. Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali
Jones, Gareth R. 1997. Organizational Theory: Text and Cases.
Addison-Wesley Publishing Company
Joni, T. Raka. 1984. Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru.
Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud
Kamars, Dachnel,M.H. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek.
Edisi Kedua. Padang: Universitas Putra Press
Kenneth N. Wexley dan Gary A. Yukl. 1992. Organizational Behaviour and
Personnel Psychology, Penerjemah Muh. Shobaruddin. Jakarta: Rineka Cipta
Kumar, Jalaja., Rao, BD. 2007. Job Satisfaction of Teacher. New Delhi: Sachin
Printers
Lopez, Elza M. “A Test of The Self Consistency Theory of The Job
Performance-Job Satisfaction Relationship”.Academy of Management Journal, Vol.
25, No. 2 P:335-348
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
113
Mantja, W. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang:
Wineka Media
Mardiana,Sinta. 2011.“Hubungan Motivasi Berprestasi dan Iklim Kerja Dengan
Kinerja Guru SMA Negeri Kisaran”. Tesis.Medan: UNIMED
McClelland, David C. 1976. The Achievement Motive. New York: Publisher
Mulyasa, E. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
__________. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Dalam Konteks
Menyuseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nasanius, Y. 1998. “Kemerosotan Pendidikan Kita: Guru dan Siswa Yang BerperanBesar, Bukan Kurikulum. Suara Pembaharuan.” (Online)
http://www.suarapembaharuan.com/News/1998/08/230898,diakses 7 Juni 2001). Hlm. 1-2.
Nawawi, Hadari. 2003. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada
______________. 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis
Yang Kompetitif. Yokyakarta: Gaajah University Press
Osborn, Hunt, Schermerhon. 1985. Managing Organization, Behaviour – 2nd
Edition. New York: Jhon Welly & Sons
Pace. R. W. & Faules, D.F 2006. Komunikasi Organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan – dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Robbins, Stephen P. 1989. Organization Behavior, Concepts, Controversies,
Application. 7th Edition. Englewood Cliffs
_________________. 2006. Perilaku Organisasi. Indonesia: Gramedia Intan
Sejati Klaten
Rodeyah. 2004. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Memacu Kinerja
Guru. Cianjur
Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokrasi. Jakarta: Prenada
114
Ruhdy. 2008. “Hubungan Iklim Organisasi dan Supervisi Kepala Sekolah
Terhadap Kepuasan Kerja Guru-Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah”.Tesis. Medan: UNIMED
Sagala, H. Syaiful.2006. Manajemen Berbasis Sekolah & Masyarakat:
Strategi Memenangkan Persaingan Mutu.Jakarta: Rakasta Samasta
_________________.2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sanusi, Ahmad. dkk. 1991. Studi Pengembangan Model Pendidikan
Profesional Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depsikbud
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Setiyono. 2005. “Supervisi Pendidikan Sekolah Dasar”. http://www.scribd.com/
doc/61669649/Supervisi-Pendidikan-Sekolah-Dasar. Diakses 4 Agustus 2011
Siagian, Sondang, P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Surabaya:
Pustaka Utama
Spencer and Spencer. 1993. Competence at Work. New York: John Wiley &
Sons Inc
Suartana, I Wayan. 2000. “Anteseden dan Konsekuensinya Job Insecurity dan
Intensi Keluar Pada Internal Auditor”. Tesis. Program Pasca Sarjana
UGM (Tidak Dipublikasikan)
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru
Sudjana. 1992. Metode Statistika.Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta
Sukadi. 2001. Guru Powerfull Guru Masa Depan. Bandung: Kholbu
Suryadi, Ace., Mulyana, Wina. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan
dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta: Rineka
115
Sutisna, Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa
Sutrisno, H. Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Syofiarni. 2006. “Hubungan Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Dengan
Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Panjang Barat”. http://
jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3106112.pdf. Diakses 2 Agustus 2011
Tarihoran, Afwan. 2009.“Hubungan Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran di SMP Kabupaten
Tapanuli Selatan”. Tesis. Medan: UNIMED
Thoha,M. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Pers
[image:34.612.86.538.95.605.2]Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005. 2006. Jakarta: Sinar Grafika
Wahyosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Waluyo, S.J. 2006. “Kontribusi Pemberian Motivasi Kepemimpinan dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru pada Gugus SD DABIN II
Kabupaten Karanganyar”.http://etd.eprints.ums.ac.id/7404/1/ Q100050
105.pdf. Diakses 3 Agustus 2011
Wesley, KN. & Yukl, GA. 1977. Organizational Behaviour and Personnel
Psychology. Illinois: Richard D. Irwin: Homewood
Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers
Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun
Indonesia & UHAMKA Press
Wulyo. 1990. Kamus Psikologi. Lamongan: Bintang Pelajar
Yutmini, Sri. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS