• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Tektonik Lempeng. By : Asri Oktaviani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Tektonik Lempeng. By : Asri Oktaviani"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1.

Tektonik Lempeng

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Mc Kenzie dan Robert Parker (1967). Kedua ahli itu menjadikan teori-teori sebelumnya sebagai satu kesatuan konsep yang lebih sempurna sehingga diterima oleh para ahli geologi.

Teori lempeng tektonik diyakini oleh banyak ahli sebagai teori yang menerangkan proses dinamika bumi, antara lain gempa bumi dan pembentukan jalur pegunungan. Menurut teori ini kulit bumi (kerak bumi) yang disebut litosfer terdiri dari lempengan yang mengambang di atas lapisan yang lebih padat yang disebut astenosfer. Ada dua jenis kerak bumi, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra tersusun atas batuan yang bersifat basa, sedangkan kerak benua tersusun atas batuan yang bersifat asam.

Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi. Namun, akibat adanya aliran panas yang mengalir di astenosfer menyebabkan kerak bumi pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Bagian-bagian itulah yang disebut lempeng kerak bumi (lempeng tektonik). Aliran panas tersebut untuk selanjutnya menjadi sumber kekuatan terjadinya pergerakan lempeng. Lempeng tektonik; merupakan dasar dari “terbangunnya” system kejadian gempa bumi, peristiwa gunung berapi, pemunculan gunung api bawah laut, dan peristiwa geologi lainnya.

Gambar 1. Lempeng tektonik

Pergerakan lempeng tektonik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pergerakan lempeng yang saling mendekat, saling menjauh, dan saling melewati.

a. Pergerakan lempeng saling mendekat

Pergerakan lempeng yang saling mendekat dapat menyebabkan terjadinya tumbukan yang salah satu lempengnya akan menunjam ke bawah tepi lempeng yang lain. Daerah penunjaman tersebut membentuk palung yang dalam dan merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Sementara itu di belakang jalur penunjaman akan terjadi aktivitas vulkanisme dan terbentuknya cekungan pengendapan. Contoh pergerakan lempeng ini di Indonesia adalah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Pertemuan kedua lempeng tersebut menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa, jalur gunung api di Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara, serta berbagai cekungan di Sumatra dan Jawa.

(2)

Batas antarlempeng yang saling mendekat hingga mengakibatkan tumbukan dan salah satu lempengnya menunjam ke bawah lempeng yang lain (subduct) disebut batas konvergen atau batas lempeng destruktif.

b. Pergerakan lempeng saling menjauh

Pergerakan lempeng yang saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerak bumi hingga terjadi aktivitas keluarnya material baru yang membentuk jalur vulkanisme. Meskipun saling menjauh, kedua lempeng ini tidak terpisah karena di belakang masing-masing lempeng terbentuk kerak lempeng yang baru. Proses ini berlangsung secara kontinu. Contoh hasil dari pergerakan lempeng ini adalah terbentuknya gunung api di punggung tengah samudra di Samudra Pasifik dan Benua Afrika.

Batas antarlempeng yang saling menjauh hingga mengakibatkan terjadinya perluasan punggung samudra disebut batas divergen atau batas lempeng konstruktif.

c. Pergerakan lempeng saling melewati

Pergerakan lempeng yang saling melewati terjadi karena gerak lempeng sejajar dengan arah yang berlawanan sepanjang perbatasan antarlempeng. Pada pergerakan ini kedua perbatasan lempeng hanya bergesekan. Oleh karena itu, tidak terjadi penambahan atau pengurangan luas permukaan. Namun, gesekan antarlempeng ini kadang-kadang dengan kekuatan dan tegangan yang besar sehingga dapat menimbulkan gempa yang besar. Contoh hasil dari pergerakan lempeng ini adalah patahan San Andreas di Kalifornia. Patahan tersebut terbentuk karena Lempeng Amerika utara bergerak ke arah selatan, sedangkan Lempeng Pasifik bergerak ke arah utara.

Batas antarlempeng yang saling melewati dengan gerakan yang sejajar disebut batas menggunting (shear boundaries).

Lempeng kerak bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lempeng mayor (lempeng besar) dan lempeng minor (lempeng kecil). Perhatikan tabel berikut.

Lempeng mayor Lempeng minor

1. Lempeng Eurasia Lempeng Filipina

2. Lempeng Amerika Utara Lempeng Juan de Fuka 3. Lempeng Amerika Selatan Lempeng Lempeng Karibia

4. Lempeng Afrika Lempeng Kokos

5. Lempeng Indo-Australia Lempeng Nazca

6. Lempeng Pasifik Lempeng Skotia

7. Lempeng Antartika Lempeng Arabia

Pergerakan lempeng tektonik tersebut ternyata menimbulkan berbagai fenomena di permukaan bumi, misalnya terjadinya gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi akibat pergeseran lempeng tektonik disebut gempa bumi tektonik. Gempa tektonik terjadi di daerah subduksi, yaitu batas pertemuan lempeng yang bertumbukan.

Berlandaskan pada teori lempeng tektonik, kerak bumi terpecah-pecah menjadi lempengan-lempengan yang mengapung di atas lapisan yang lebih cair. Lempeng tektonik tebalnya dapat mencapai 80 km, tetapi ada juga yang lebih tipis dengan luas yang beragam. Jika lempeng-lempeng tersebut bergerak saling bertumbukan, maka akan terjadi penunjaman. Sesuai dengan hukum fisika sederhana, lempengan yang berat jenis atau massanya lebih besar akan menunjam dan menyusup ke bawah lempeng yang lebih ringan. Pergerakan lempeng tektonik tersebut sangat lambat, yaitu antara 1 dan 10 cm per tahun. Namun, pergerakan yang sangat lambat tersebut ternyata

(3)

Salah satu contoh lempeng yang saling memisah adalah antara Lempeng Australia dan Antartika. Kedua lempeng tersebut memisah hingga membentuk pematang tengah samudra. Gerakan saling menjauh kedua lempeng tersebut menyebabkan lempeng India-Australia terdorong ke arah utara hingga bertumbukan dengan lempeng Eurasia. Lempeng India-Australia yang merupakan lempeng samudra selanjutnya menunjam dan menyusup ke bawah lempeng Eurasia.

Daerah sekitar penunjaman lempeng antara lain terbentuk palung di selatan Pulau Jawa, jalur gunung api Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara, serta cekungan Sumatra dan Jawa. Daaerah penunjaman juga merupakan jalur gempa bumi yang kuat.

Pada setiap daerah penunjaman, kira-kira pada kedalaman 150 km, terjadi pelelehan batuan yang disebut pelelehan sebagian (partial melting). Pelelehan terjadi karena adanya gesekan batuan dengan massa yang sangat padat dan berat secara terus menerus. Melalui rekahan atau celah yang ada, lelehan tersebut akan menyusup dan berusaha menembus kerak bumi. Jika lelehan tersebut berhasil menembus kerak bumi berarti di tempat tersbut muncul gunung api. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa gunung api dapat muncul di daerah terjadinya gesekan lempeng tektonik.

(4)

Zona subduksi lempeng tektonik yang terkenal berada di Sirkum Pasifik. Kawasan ini dikenal dengan sebutan lingkaaran api Pacific (Ring of Fire) karena di sepanjang kawasan ini muncul serangkaian gunung api. Lingkaran api Pasifik membentang di antara subduksi dan pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng-lempeng India-Australia, Eurasia, dan Amerika Utara, serta tumbukan lempeng Nazca dengan lempeng Amerika Selatan.

Zona lingkaran api Pasifik ini sangat luas, yaitu membentang mulai dari pantai barat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamchatka, Kepulauan Jepang, Indonesia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik Selatan.

Selain menjadi tempat munculnya gunung api, zona subduksi di lingkaran api Pasifik juga merupakan tempat terjadinya gempa bumi. Menurut United State Geological Survey (USGS), sekitar 90% gempa bumi di dunia terjadi di sepanjang jalur lingkaran api Pasifik. Gempa bumi yang terjadi di lingkaran api Pasifik lebih sering diakibatkan oleh gerakan lempeng tektonik daripada aktivitas gunung apinya.

(5)

2. Komposisi Bumi

Keadaan dalam bumi selama ini hanya dikemukakan berdasarkan hipotesis-hipotesis. Penyelidikan tentang isi bumi sebenarnya hanya meliputi daerah dengan kedalaman tidak lebih dari dalamnya terowongan tempat pengeboran atau kedalaman sungai bawah tanah.

Salah seorang ahli yang yang pertama kali mengemukakan pendapatnya tentang materi dan bentuk dalam bumi adalah Plato. Menurutnya, bumi terdiri dari masa cair yang pijar dan dikelilingi oleh lapisan batuan yang keras yang disebut kerak bumi. Masa cair yang pijar itu berasal dari dalam bumi dan kadang-kadang ke luar mencapai permukaan bumi dalam bentuk lava melalui pipa-pipa gunung api.

Namun, penyelidikan tentang gempa bumi (seismologi) memberikan pandangan yang lain tentang keadaan dalam bumi. Berdasarkan penyelidikan seismologi diketahui bahwa perambatan geolombang gempa dipengaruhi oleh zat-zat penyusun bumi. Penyelidikan seismologi juga membuktikan bahwa bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang dibatasi oleh lapisan yang tidak bersambung (diskontinu).

Secara struktur bumi dibagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti bumi.

1. Kerak Bumi (Crush)

Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan kerak bumi tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 °C.

2. Selimut Bumi (Mantle)

Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi.Selimut bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut mencapai 3.000 °C, tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.

Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.

a. Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.

Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).

1) Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO

2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam

lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.

2) Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan magnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO

2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih

besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.

b. Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).

c. Mesosfer merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.

(6)

Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).

a. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 °C. b. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam

ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya mencapai 4.500 °C.

Gambar 3. Skema Lapisan Dalam Bumi

(7)

3. Batuan Beku, Metamorf, dan Sedimen

Bumi tersusun atas campuran antarmineral yang bergabung secara fisik satu sama lainnya. Campuran antarmineral itu disebut batuan. Sebagian batuan tersusun atas mineral yang sejenis, sedangkan sebagian lainnya tersusun atas gabungan mineral, bahan organik, dan bahan vulkanik. Kerak dan selubung atas bumi terdiri dari bermacam-macam batuan yang umur dan asalnya berbeda-beda.

Magma merupakan induk batuan yang menjadi materi pembentuk litosfer. Magma adalah

batuan cair pijar yang terdapat di bawah kerak bumi dan suhunya sangat tinggi. Magma mengalami proses perubahan hingga menjadi batuan. Berdasarkan proses pembentukannya, terdapat tiga macam batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

Gambar 4. Pegmatite, salah satu jenis batuan beku

1. Batuan Beku (igneous rock)

Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Secara umum ciri-ciri batuan beku adalah homogen dan kompak, tidak ada pelapisan, dan tidak mengandung fosil.

Batuan beku dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu berdasarkan tempat pembekuannya dan berdasarkan mineral penyusunnya.

a. Berdasarkan Tempat Pembekuan

Berdasarkan tempat pembekuannya, terdapat tiga jenis batuan beku, yaitu batuan beku dalam, batuan beku korok (gang), dan batuan beku luar.

1) Batuan Beku Dalam

Batuan beku dalam terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, yaitu pada kedalaman 15-50 km. Karena tempat pembekuannya dekat dengan astenosfer, pendinginan magmanya berlangsung sangat lambat sehingga menghasilkan batuan yang besar-besar dan berbutir kasar. Batuan beku dalam disebut juga batuan plutonis.

Contoh: a) Granit yang mengandung kuarsa, feldspar, dan mika dengan tekstur rata. b) Gabro yang di dalamnya terdapat mineral berwarna gelap.

(8)

Gambar 5. Granite

2) Batuan Beku Korok (Gang)

Batuan beku korok terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma berlangsung agak cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai kristal-kristal yang kurang sempurna. Misalnya, magma yang mempunyai susunan granit dan membeku di dalam gang akan membentuk batuan beku yang disebut porfiri granit. Batuan beku korok sering juga disebut batuan terobosan.

3) Batuan Beku Luar

Batuan beku luar atau disebut juga batuan lelehan terbentuk di permukaan bumi. Magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan yang sangat cepat. Oleh karena itu, butirannya halus dan tidak terbentuk kristal-kristal batuan.

Contoh: a) Batu apung yang mengandung rongga-rongga gas.

b) Obsidian atau batu kaca yang bersinar dan berwarna hitam, abu-abu, kuning, atau coklat.

b. Berdasarkan Mineral Penyusun

Berdasarkan mineral penyusunnya, terdapat dua jenis batuan beku, yaitu batuan beku mineral ringan dan batuan beku mineral berat.

1) Batuan Beku Mineral Ringan

Batuan beku mineral ringan tersusun atas mineral-mineral ringan yang biasanya berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat. Oleh karena itu, termasuk batuan yang bersifat asam.

2) Batuan Beku Mineral Berat

Batuan beku mineral berat tersusun atas mineral-mineral berat yang biasanya berwarna gelap, tidak mudah pecah, dan kandungan silikatnya sedikit. Oleh karena itu, termasuk batuan yang bersifat basa.

(9)

2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan yang mengalami pelapukan atau pengikisan, baik oleh angin maupun air. Batuan yang lapuk atau terkikis menjadi butiran dalam berbagai bentuk dan ukuran, bahkan ada yang larut dalam air. Butiran-butiran hasil pelapukan atau pengikisan tersebut mengendap secara berlapis yang makin lama makin tebal dan padat. Lapisan itu menjadi padat karena adanya tekanan atau beban yang terlalu berat. Tekanan yang terlalu lama membentuk

agregat batuan yang padat. Pemadatan dan sedimentasi itulah yang menyebabkan

endapan-endapan berubah menjadi batuan sedimen.

Gambar 6. Batuan Sedimen

Sehubungan dengan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa batuan sedimen sebenarnya berasal dari batuan lain yang telah ada. Batuan tersebut mengalami pelapukan, tererosi, terangkut, dan selanjutnya diendapkan di tempat lain.

Batuan sedimen dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu menurut tenaga yang mengendapkan, cara pengendapan, dan tempat pengendapan.

(10)

Menurut tenaga yang mengendapkan, terdapat tiga jenis batuan sedimen, yaitu batuan sedimen akuatis, aeolis atau aeris, dan glasial.

1) Batuan sedimen akuatis berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.

2) Batuan sedimen aeolis (aeris) berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin. 3) Batuan sedimen glasial berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.

Gambar 7. Batuan tersedimentasi karena pengaruh gletser

b. Menurut Cara Pengendapan

Menurut cara pengendapannya, terdapat tiga jenis batuan sedimen, yaitu batuan sedimen mekanis, kimiawi, dan organik.

1) Batuan sedimen mekanik adalah batuan yang diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan kimia batuan.

2) Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang diendapkan secara kimia. Pada proses ini susunan kimia batuan mengalami perubahan.

3) Batuan sedimen organik adalah batuan yang diendapkan oleh kegiatan organik.

c. Menurut Tempat Pengendapan

Menurut tempat pengendapannya, terdapat lima jenis batuan sedimen, yaitu batuan sedimen

teristris, marine, limnis, fluvial, dan glasial.

1) Batuan sedimen teristris adalah batuan sedimen yang diendapkan di darat. 2) Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut. 3) Batuan sedimen limnis adalah batuan sedimen yang diendapkan di danau. 4) Batuan sedimen fluvial adalah batuan sedimen yang diendapkan di sungai.

5) Batuan sedimen glasial batuan sedimen yang diendapkan di daerah-daerah yang terdapat es

(11)

Gambar 8. Batuan Sedimen yang terbentuk di laut

3. Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik fisik maupun kimiawinya. Oleh karena itu, batuan tersebut menjadi berbeda dari batuan induknya. Proses perubahan batuan dipengaruhi oleh suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan waktu yang lama.

Gambar 9. Batuan Metamorf

Batuan metamorf dibedakan menjadi tiga, yaitu metamorf kontak (metamorf termal), metamorf dinamo (metamorf kinetik), dan metamorf pneumatolitis kontak.

a. Metamorf Kontak

Batuan metamorf kontak terbentuk karena pengaruh intrusi magma yang suhunya sangat tinggi. Suhu yang sangat tinggi tersebut dikarenakan letaknya dekat dengan magma, misalnya di sekitar batuan intrusi. Contohnya batolit, lakolit, stock, sill, dan dike.

Makin jauh dari intrusi makin berkurang derajat metamorfosisnya. Hal itu karena temperatur yang makin rendah. Oleh karena itu, di sekitar batuan intrusi ditemukan adanya zona metamorfosis yang melingkari batuan intrusi. Luas zona metamorfosis di sekitar batolit dapat mencapai puluhan kilometer persegi, di sekitar stock sampai ribuan meter persegi, tetapi di sekitar sill dan dike zona metamorfosis tersebut tidak jelas.

Pada zona metamorfosis banyak ditemui mineral-mineral bahan galian yang letaknya relatif teratur menurut jauhnya dari batuan intrusi. Mineral-mineral bahan galian yang terbentuk melalui proses metamorfosis antara lain besi, timah, tembaga, dan zink (seng) dihasilkan dari batuan

(12)

b. Metamorf Dinamo

Batuan metamorf dinamo terbentuk karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, waktu yang sangat lama, dan dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi karena tenaga endogen. Batuan metamorf dinamo pada umumnya terjadi di bagian atas kerak bumi. Adanya tekanan dari arah yang berlawanan menyebabkan antara lain perubahan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali.

Pada jenis batuan metamorf dinamo ini batuan sedimen berubah menjadi batuan hablur, misalnya gneis, sabak, dan serpih.

Gambar 10. Batuan Gneis

c. Metamorf Pneumatolitis Kontak

Batuan metamorf pneumatolitis kontak terbentuk karena pengaruh gas-gas dari magma. Pengaruh gas panas pada mineral batuan menyebabkan perubahan komposisi kimiawi mineral tersebut. Contoh batuan metamorf pneumatolitis kontak adalah kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin (sejenis permata).

Pengetahuan tentang batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf beserta proses pembentukannya menunjukkan adanya hubungan di antaranya. Hubungan tersebut bahkan dapat menggambarkan suatu skema daur batuan. Diawali dari magma yang membeku menjadi batuan beku, selanjutnya mengalami pelapukan dan erosi, mengalami pengendapan, menjadi batuan sedimen, dan kemudian berubah bentuk menjadi batuan metamorf.

Banyak ahli geologi berpendapat bahwa kemungkinan besar batuan sedimen atau batuan-batuan lain yang telah ada dapat berubah kembali menjadi magma. Magma menjadi awal dalam mekanisme daur batuan karena pada mulanya bumi merupakan massa yang cair pijar.

Mekanisme daur batuan dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi kristalisasi, selanjutnya membentuk batuan beku.

(13)
(14)

4. Mineral Geologi

Berbagai jenis sumber daya mineral dapat digolongkan berdasarkan kegunaannya. Pertama adalah unsur-unsur kimia yang berguna karena sifat logamnya, antara lain besi, alumunium, mangan, titanium, tembaga, timah hitam, dan seng. Kedua adalah bahan-bahan bukan logam antara lain natrium klorida, kalsium fosfat, belerang, pasir, batu, batu bara, minyak tanah, gas bumi, dan air.

Sumber daya mineral memiliki dua pengertian. Pertama, sebagai salah satu komponen sumber daya alam yang sehari-hari dikenal sebagai bahan tambang atau bahan galian, mamiliki kemampuan untuk menunjang berbagai aspek kehidupan secara alami serta untuk keperluan berbagai bahan baku industri. Kedua, sebagai bahan galian yang terdiri dari bebatuan, kelompok mineral, atau individu, sedangkan untuk memperolehnya diperlukan teknolgi pencarian dan pengelolaan.

Mineral merupakan bahan pembentuk batuan yang tersusun oleh ikatan dari satu atau lebih unsur bukan logam dan atau melalui berbagai proses kimiawi dan fisika yang secara alami seiring dengan peristiwa geologi. Peristiwa yang berkaitan dengan pembentukan mineral dan bebatuan adalah magnetik kegunungapian, seimentasi, serta kegiatan karena perubahan kondisi lingkungan (proses metamorfik).

Mineral dan bebatuan pada umumnya bersifat padat, kecuali minyak dan gas bumi yang masing-masing bersifat gas dan cair. Bahan galian memiliki sifat kelangkaan, keterbatasan, dan tidak dapat diperbarui. Artinya, keberadaannya pada berbagai tempat di bumi tidak merata (ada kawasan yang berlimpah dan ada kawasan yang tidak ada). Oleh karena itu, jika bahan galian habis karena ditambang, untuk memperolehnya harus dicari di tempat yang lain. Keadaan tersebut memberikan acuan terhadap keterbatasan cadangan yang dimiliki oleh suatu kawasan atau negara. Sehubungan dengan hal itu, sumber daya mineral memiliki peranan dan andil yang cukup penting bagi penentuan strategi politik, ekonomi, pembangunan, dan ketahanan suatu negara.

Pedoman pemilikan dan asas pemanfaatan sumber daya mineral, baik mineral logam maupun nonlogam di Indonesia adalah UUD 1945 terutama pasal 33, UU No. 11 Tahun1967, dan PP No. 27 Tahun 1980. Sementara itu, PP No. 27 Tahun 1980 tersebut secara khusus mengatur pembagian bahan tambang atau galian menjadi tiga kelompok besar, yaitu bahan galian golongan A (strategis), golongan B (vital), dan golongan C (nonstrategis dan nonvital). Pembagian dalam tiga golongan bahan galian tersebut didasarkan pada pentingnya bahan galian yang bersangkutan bagi negara. 1. Golongan A (strategis), yaitu dalam arti strategis untuk pertahanan/keamanan negara atau

strategis untuk menjamin perekonomian negara. Golongan bahan galian yang strategis meliputi berikut ini.

• Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam; • Bitumen padat, aspal;

• Antrasit, batubara, batubara muda;

• Uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya; • Nikel, kobalt;

• Timah;

2. Golongan B (vital), yaitu vital dalam arti dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Golongan bahan galian yang vital meliputi berikut ini.

• Besi, mangaan molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan; • Bauksit, tembaga, timbal, seng;

(15)

• Yarosit, leusit, tawas (alum), oker; • Batu permata, batu setengah permata; • Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;

• Batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth); • Marmer, batu tulis;

• Batu kapur, dolomit, kalsit;

• Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjan tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a atau golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari nilai ekonomi pertambangan.

Persebaran mineral logam yang dibedakan menjadi logam besi, logam dasar, logam radioaktif, logam mulia, dan logam ringan antara lain sebagai berikut.

1. Logam besi terdiri dari Khrom (Cr), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Nikel (Ni), dan Wolfram (W). Persebaran jenis logam ini antara lain besi anyak dijumpai di Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Nikel banyak dijumpai di Sulawesi Tenggara, mangan di P. Timor, Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. 2. Logam dasar terdiri dari Antinom (Sb), Bismut (B), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn), Air

raksa (Hg), Timah putih (Sn). Persebaran jenis logam ini antara lain Timbal banyak ditemukan di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Air raksa banyak ditemukan di Sumatra Barat, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Jawa Barat. Tembaga banyak ditemukan di Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Timah putih banyak ditemukan di P. Batam, PBintan, Kep. Lingga, P. Bangka, Riau, dan Jambi.

3. Logam radioaktif hanya terdapat di Papua.

4. Logam mulia dibedakan menjadi Emas (Au), Perak (Ag), dan Platina (Pt). Emas banyak ditemukan di P. Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Perak banyak ditemukan di Aceh, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Papua. Platina hanya dapat ditemukan di Riau.

5. Logam ringan dibedakan menjadi Alumunium (Al) yang banyak ditemukan hanya di Kalimantan Tengah dan Magnesium (Mg) yang banyak ditemukan hanya di Lampung.

Mineral bukan logam dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu bahan galian bangunan, bahan galian mineral industri, bahan galian mineral keramik, dan bahan galian batu permata.

1. Bahan galian bangunan meliputi andesit, granit, marmer, onik, batu apung, pasir dan batu, batu bara, serta aspal. Andesit banyak ditemukan di Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Marmer banyak ditemukan di Sumatra Barat, Lampung, dan Jawa Timur. Batu apung banyak ditemukan di Kalimantan Barat dan P. Lombok. Pasir banyak ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

2. Bahan galian mineral industri meliputi bentonit, barit, diatome, dolomit, magnesit, fosfat, belerang, batu gamping, talk, dan zeolit. Magnesit banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, dan P. Flores. Belerang banyak ditemukan Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa timur, dan Sulawesi Utara. Batu gamping banyak ditemukan di Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, P. Jawa, P. Sumba dan Sumbawa, P. Timor, dan Papua.

3. Bahan galian mineral keramik meliputi pasir kuarsa, bond clay, perlif, dan kaolin. Pasir kuarsa banyak ditemukan di Jawa Timur, Kalimantan Barat, Riau, P. Bangka, dan Papua. Perlif banyak ditemukan di P. Sumbawa dan Lampung. Kaolin banyak ditemukan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

4. Bahan galian batu permata meliputi intan yang banyak ditemukan di Riau, safir di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, giok di Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan P. Halmahera, serta granit banyak ditemukan di Sumatra Barat dan Kalimantan Barat.

Gambar

Gambar 1. Lempeng tektonik
Gambar 2. Sebaran lempeng tektonik (garis kuning) dan gunung api (segitiga merah) di dunia
Gambar 4. Pegmatite, salah satu jenis batuan beku
Gambar 5. Granite
+4

Referensi

Dokumen terkait

Maklumat Menyampaikan tujuan serta matlamat sesuatu perundingan diadakan Masa Memastikan masa yg sesuai & mencukupi bagi sesuatu perundingan Kuasa Keupayaan utk

Tiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun dalam hal ini menambah atau memindahkan Merek Negara yang asli atau tanda pembuat yang dikehendaki oleh, di dalam, pada atau

Bagi Masyarakat Semoga dengan adanya Pembangunan Pelabuhan Internasional Jiipe Gresik membuat Masyarakat sekitar yang terkena dampak perubahan sosial dalam berbagai

Kaynak bağlantılannm kaynak ağzı açılmadan ve kaynak öncesi ve sonrası işi ve mekanik işlemlere tabi tutulmadan kabul edilebilir kalitede bağlantıların elde edilmesi

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, gender terinternalisasi dalam masyarakat secara turun temurun. Gender disosialisasikan dari generasi ke generasi melalui sistem sosial yang

Secara umum terdapat beberapa keuntungan dari metode granulasi basah, diantaranya adalah sifat kohesi dan kompresibilitas serbuk ditingkatkan melalui penambahan pengikat

sintaktik atau wacana yang berbeda. Unit yang yang mengikuti konjungsi subordinat tergantung pada unit yang lain. Konjungsi and menyatakan makna : a) ide yang satu

Reformasi pendidikan melalui islamisasi pengetahuan modern Reformasi pendidikan melalui Islamisasi ilmu pengetahuan modern yang telah disinggung diatas adalah memadukan