• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DAN GEOLOGI DAN REKAYASA 1.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH DAN GEOLOGI DAN REKAYASA 1.docx"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH GEOLOGI REKAYASA

“BATUAN (BEKU, SEDIMEN, DAN METAMORF)”

Disusun oleh :

SALMA (16100061.P)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH

BENGKULU

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karuniaNya yang masih memberikan saya kesehatan serta kekuatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Geologi Rekayasa dengan judul “Batuan”.

Makalah ini disusun memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Geologi Rekayasa. Dalam tugas makalah ini, saya membahas atau menjelaskan apa yang di maksud dengan batuan, jenis – jenis, dan sifat – sifat batuan.

Saya berharap dari hasil deskripsi makalah yang berjudul “Batuan” ini dapat membantu para pembaca mengetahui teori tentang apa yang dimaksud dengan batuan serta jenis dan sifatnya sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika dalam makalah yang saya susun ini terjadi kesalahan dalam hal berkata – kata maupun menjelaskan materi yang di bahas dalam makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam makalah saya ini masih belum sempurna dan masih perlu di tingkatkan lagi. Oleh karena itu, saya sangat memerlukan saran dan kritik Anda.

Februari 2017

(3)

DAFTAR ISI

Judul... 1

Kata Pengantar... 2

Daftar Isi... 3

BAB I : PENDAHULUAN... 4

1.1...Latar Belakang... 4

1.2...Tujuan ... 4

1.3...Rumusa n Masalah... 4

BAB II : PEMBAHASAN... 5

2.1. Pengertian Batu... 5

2.2. Jenis – Jenis Batu... 5

BAB III : PENUTUP... 34

3.1.Kesimpulan... 34

3.2.Saran... 34

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1...Latar Belakang

Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya, diantaranya yaitu batuan. Batuan mempunyai manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan penyusun kerak bumi berdasarkan kejadiannnya (genesis), tekstur, dan komposisi mineralnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu : Batuan beku (Igneous Rocks), Batuan sedimen (Sedimentary Rocks), Batuan metamof/malihan (Metamorphic Rocks).

Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan untuk kehidupan manusia, dan bahan dasar industri. Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi. Bahan tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Bahan tambang jika diolah memerlukan modal yang banyak, tenaga ahli dan teknologi yang tinggi. Sedangkan untuk memperolehnya,dapat juga dilakukan secara tradisional seperti mendulang emas dan lain-lain.

1.2...Tujuan

1.2.1. Menjelaskan apa itu batuan.

1.2.2. Menjelaskan apa saja jenis – jenis batuan.

1.2.3. Menjelaskan bagaimana tekstur dan struktur batuan. 1.2.4. Menjelaskan determinasi batuan.

1.3...Rumus an Masalah

1.3.1. Apa pengertian batuan? 1.3.2. Apa saja jenis – jenis batuan?

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Batuan

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral - mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”.

Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir – butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, dan sesudah kristalisasi. Maka dari itu batuan terdiri dari beberapa jenis berdasarkan terbentuknya batuan.

2.2. Jenis – Jenis Batuan 2.2.1. Batuan Beku

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.

Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terjadinya

(6)

dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :

a. Batuan Beku Dalam ( Beku Intrusif )

Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Batuan beku intrusif selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut diskordan. yaitu:

(7)

atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.

2. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit. 3. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang

dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.

4. Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.

Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebutkonkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.

Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.

Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.

(8)

b. Batuan Beku Luar ( Beku Ekstrusif )

Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendahdapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

1. Sheeting joint , yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan

2. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.

3. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

4. Vesikular , yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

5. Amigdaloidal , yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit

(9)

Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi

Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin. Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :

a. Batuan Dalam, bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.

b. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik. c. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.

d. Batuan Lelehan , bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

Struktur Batuan Beku

Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk batuan beku dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:

1. Struktur Bantal (pillow structure)

Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30 – 60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.

(10)

Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava setelah mengalami penurunan tekanan.

3. Struktur Aliran

Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.

4. Struktur Kekar

Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.

Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah. Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.

Determinasi Batuan Beku 1. Bassalt

(11)

2. Andesit

Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll.

3. Obsidian

(12)

komposisi obsidian termasuk granit dan riolit . Karena obsidian adalah metastabil di permukaan bumi (lebih dari waktu kaca mineral kristal menjadi berbutir-halus), tidak ada obsidian telah ditemukan yang lebih tua dari Kapur usia. Ini rincian obsidian dipercepat dengan adanya air. Obsidian memiliki kadar air rendah jika segar, kurang dari 1% air biasanya menurut beratnya,tetapi menjadi semakin terhidrasi saat berhubungan dengan air tanah, membentuk perlite.

4. Dasit

Dasit merupakan intrusi batuan beku yang menerobos andesit. Hasil pelapukan berupa lanau lempingan, berwarna coklat kehitaman, palstisitas sedang, dan lunak.

5. Diorit

(13)

6. Peridot

Peridot pada umumnya terdiri hanya dari satu warna yaitu hijau olive, dan yang paling dicari adalah yang warnanya agak gelap atau yang susunan besinya tidak lebih dari 15% dan terdapat campuran nickel dan chromium karena campuran tersebut memberi pengaruh pada warnanya. Warnanya yang hijau disebabkan oleh adanya zat besi di dalamnya dan kadang jika warnanya agak kecoklat-coklatan itu dikarenakan campuran besinya terlalu banyak di dalam susunan kimia tersebut. Ditemukan di karangsambunng, Kebumen.

7. Granit

(14)

8. Batuan gabro

Batuan gabro merupakan endapan batuan yang lebih muda dibandingkan batuan onix dan marmer. Teksturnya yang berbutir kasar membuat batuan ini mudah dibentuk dengan alat sederhana, balk dengan pahat atau baji maupun dengan teknik semprotan air bertekanan tinggi. Ditemukan di pegununngan jiwo,Klaten.

9. Diabas

Batuan diabas diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma. Pada daerah ini telah dilakukan konservasi sebagian dan sebagian lagi telah dilakukan penambangan. Ditemukan di karangsambung, kebumen.Perusahaan penambangnya adalah PT.INCO.

2.2.2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan material hasil erosi sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, walaupun volumenya hanya sekitar 5% dari volume kerak bumi.

(15)

Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuansedimen dapat digolongkan atas 3 bagian :

1. Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.Contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.

2. Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenagaangin. contohnya : tanah loss, sand dunes.

3. Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. Contohnyamorena, drimlin

Materi partikel ada yang kasar dan ada yang halus cara pengangkutanbermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat – lompat(saltion, terbawa dalam duspensi, ada pula yang (solution). Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagimenjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,dolomit, napal, dan sebagainya.

2. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnyaendapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun(aeolis), dan sebagainya.

3. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

Berdasarkan kedalamannya, laut dibagi menjadi beberapa zona : (bathymetriczone), zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang surut. Zona Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai kedalaman 50m. ZonaNeritik (50-200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona Abysal (>2000m).

Penggolongan batuan sedimen yang berdasarkan pada cara pengendapannya, dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Sedimen Klastis

(16)

Penamaan batuan ini umumnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu sebagai berikut :

 Ukuran butir >256 mm disebut boulder atau bongkah (bongkahkonglomerat)

 Ukuran butir 64-256 mm disebut cobble atau kerakal (karakalkonglomerat).

 Ukuran butir 4-64 mm) disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomera)

 Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar)

 Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir

 Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau

 Ukuran butir <1/256 mm disebut batu lempung

Beberapa betuan endapan kadang-kadang terbentuk dari bahan-bahanfosil. Dengan demikian suatu batuan yang ada fosil binatang jelas bukan merupakan batuan beku, melainkan batuan endapan.

2. Sedimen Kimia

Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasaldari sumber air panas dan secara tiba-tiba mengalami pendinginan akan menghasilkan endapan oval (kalsit). Contoh : Evaporasi dari air laut dan air danau, batuan sedimen kimiawi. Batu tetes (Stalaktit & stalakmit), yang banyak dijumpai dari guabawah tanah di daerah kapur.CO2+ H2O →H2CO3; H2CO3+ CaCO3… Ca (HCO3)2 Ca (HCO3)2→ CaCO3+ H2O + CO2

Lapisan garam, suatu lapisan yang terbentuk dari mineral-mineral halit /NaCl yang di endapkan di dasar laut atau dasar danau-danau garam karenapenguapan.

HCL + NaOH → NaCL + H2O

3. Sedimen Organik

Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sedimen yang dibentuk atau diendapkan oleh organisme.

(17)

- Pada umumnya berlapis-lapis,

- Lebih lunak, ringan dan berwarna terang,

- Tempat utama fosil.Contoh: Batu bara terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan di dasar danau(rawa – rawa, berubah menjadi menjadi gambut, selanjutnya menjadi batu baramuda/batu bara).

Pengangkutan dan pengendapan

Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin meluncur pada suatulereng bukit atau mungkin dibawa melalui angin, glacier atau oleh aliran air.Padasaat ini endapan dapat diangkut melalui peluncuran atau penggelindinganmenuruni bukit, yang hasilnya berupa sebuah campuran partikel dengan berbagaiukuran.Dalam proses pengangkutan partikel-partikel endapan melalui angin atauair, terjadi pengendapan ketika air mengalir atau pergerakan angin secara perlahanlahan menurun pada suatu kecepatan dimana partikel partikel tidak dapat bergeraklagi. Endapan kasar menunjukan endapan yang berasal dari angin atau air,endapan halus menunjukan bahwa endapan disebabkan oleh air dan angin yangbergerak secara perlahan ,atau hanya endapan halus yang tersedia untuk diangkut.

Terdapatnya lautan kuno, pesisir, danau, sungai kecil, rawa dan tempat – tempatlainnya dimana endapan tersebut terakumulasi,dapat pula dijadikanpetunjuk tentang terdapatnya batuan endapan.

Diagenesis

Diagenesis merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk menyatakanterjadinya suatu perubahan (transformasi) betuk dari bahan deposit menjadi suatubatuan endapan.Calsium Carbonate adalah salah satu dari beberapa jenis semen,tetapi silikat juga dapat mengikat butiran secara bersama menjadi bentuk sebuahpartikel yang keras.

Sifat Batuan Sedimen. 1. Stratifikasi

(18)

suatu hal yangsangat penting pada batuanseimen, batuan vulkanik dan metamorf.

2. Sortasi

Akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel partikel oleh aliran airatau aliran angin adalah penyortiran terjadi akibat spesivic gravity (perbandingananatara berat dari sebuah volume material terhadap berat dari volume satu kubikair).Partikel batuan dan butir-butiran mineral yang mempunyai sifat mudahpecah mungkin dapat diabaikan. Sedangkan yang tahan benturan akan terusterbawa oleh aliran. Pada umumnya yang dapat bertahan adlah kuarsa, hal inidikarenakan kuarsa mempunyai sifat yang keras dan sedikit pecahannya.

3. Lapisan Sejajar (paralel Starata)

Lapisan lapisan dari endapan dapat dibagi dalam 2 kelas didasarkan atassifat sifat geometrik, yaitu Lapisan Sejajar dan Lapisan yang tidak sejajar/cross strata. Lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu denganlainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Perubahan deposisi tersebutdisebabkan adanya pasang surutnya air yang mengalir.

4. Bentuk Silang (Cross Strata)

Bentuk silang adalah bentuk yang membengkok (cenderung miring)dengan kecenderungan menuju lapisan yang lebih tebal. Bentuk silang padaumumnya terlihat pada delta delta sungai, bukit bukit pasir, pantai pantai danendapan sungai. Bentukan tersebut dapat terjadi jika terdapat lubang lubang padalapisannya, sehingga akan di isi oleh deposit baru yang akan membentuk lapisansilang.

Manfaat Batuan Sedimen.

1. Untuk bahan dasar bangunan (gypsum) 2. Untuk bahan bakar (batu bara)

(19)

Batuan Sedimen adalah batuan beku atau metamorf yang mengalami proses Fragmen-fragmen dari Breksi biasanyamerupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi,selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi. Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.

Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat

3. SANDSTONE

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.”

4. QUARTZ SANDSTONE

(20)

5. ARKOSE

Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia.Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.

6. GRAYWACKE

Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.

7. SHALE

Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

8. LIMESTONE

Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.

9. CALCARENITE

Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil dan oolit.

10. CALCILUTITE

(21)

11. GAMPING TERUMBU

Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal.

12. SALTSTONE

Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.

13. GIPSUM

Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.

14. COAL

Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik. Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

2.2.3. Batuan Metamorf

(22)

kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa. Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperatur dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperatur dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.

Agen-agen Metamorfisme

Adapun agen-agen metamorfisme yaitu: 1. Panas (temperatur)

Suhu atau temperatur merupakan agen atau faktor pengontrol yang berperan dalam proses metamorfisme. Kenaikan suhu atau temperatur dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan rekristalisasi atau pengkristalan kembali mineral-mineral dalam batuan yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada kondisi ini temperatur sekitar 350-1200 derajat celcius.

2. Tekanan.

Tekanan atau pressure merupakan faktor pengontrol atau agen dari proses metamorfisme. Kenaikan tekanan dapat menyebabkan terjadi perubahan dan rekristalisasi pada mineral dalam batuan yang telah ada sebelumnya. Pada kondisi ini tekanan sekitar 1-10.000 bar (Jackson).

3. Cairan panas/aktivitas larutan kimia.

(23)

350oC – 1200oC dan tekanan 1 – 10000 bar (Jackson) = (0,9869) atm.

Beberapa Sifat Batuan Metamorfosa

Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3-20 km) yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan mineralogy baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan (P) dan tempertur (T) tertentu.

Batuan sedimen merupakan jenis yang mineraloginya stabil disekitar permukaan bumi yakni pada tekanan dan temperature rendah, sedangkan batuan beku tersusun oleh mineral yang stabil pada temperature 700 – 1100 dengan tekanan 10.000 atmosfer, selain itu juga jenis batuan yang terjadi disesuaikan dengan kondisi kimia.

Proses metamorfosa suatu proses yang tidak mudah untuk dipahami karena sulitnya menyelidiki kondisi dikedalaman dan panjangnya waktu.

Tekstur dan Struktur Batuan Metamorf Mineral dalam batuan metamorfosa disebut mineral metamorfosa yang terjadi karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat, dan bukan mengkristal dalam suasana cair. Karena itu Kristal yang terjadi disebut blastos. Idiomorf untuk mineral metamorfosa adalah idioblastik, sedangkan xenomorf adalah xenoblastik. Kristal yang ukurannya lebih besar daripada massa dasarnya disebut profiroblastik.

(24)

Tekstur Batuan Metamorf

1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa

 Relict /Palimpset /Sisa; masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya. Awalan blasto digunakan untuk penamaan tekstur batuan metamorf ini. Batuan yang mempunyai kondisi seperti ini sering disebut batuan meta beku atau metasedimen.

 Kristaloblastik; terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.

2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir

 Fanerit; butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata.

 Afanit; butiran kristal tidak dapat dilihat dengan mata.

3. Tekstur Berdasarkan Bentuk Individu Kristal

 Euhedral; bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri.

 Subhedral; bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal di sekitarnya.

 Anhedral; bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain di sekitarnya.

 Idioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk euhedral.

 Hypidioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk subhedral.

 Xenoblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk anhedral.

4. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral

 Lepidoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk tabular.

 Nematoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk prismatik.

(25)

 Granuloblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.

5. Tekstur khusus yang umumnya akan tampak pada pengamatan petrografi

 Porfiroblastik; terdapat beberapa mineral yang ukurannya lebih besar dari mineral lainnya. Kristal yang lebih besar tersebut sering disebut sebagai porphyroblasts.

 Poikiloblastik/sieve texture; tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.

 Mortar texture; fragmen mineral yang lebih besar terdapat pada massa dasar material yang berasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).

 Decussate texture; tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukkan keteraturan orientasi.

 Sacaroidal texture; tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir. Berdasarkan jumlah tekstur yang dimilikinya, tekstur batuan metamorf dibagi menjadi dua, yaitu :

 Homeoblastik; jika batuan metamorf tersebut hanya memiliki satu tekstur batuan.

 Heteroblastik; jika batuan metamorf tersebut memiliki lebih dari satu

jenis tekstur batuan.

(26)

ukurannya besar disebut profiroblastik. Contohnya yaitu dalam golangan metamorf dinamik, tak jarang batuan mengalami hancuran yang fragmental sifatnya. Penelitian menunjukkan bahwa batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.Menurut struktur yang terbentuk, batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu batuan metamorf foliasi dan batuan metamorf non foliasi. telah kita ketahui bahwa batuan metamorf itu terbentuk dari suatu proses penambahan temperatur dan suhu yang terjadi pada suatu batuan.

Struktur Batuan Metamorf 1. Struktur Foliasio

Struktur foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :

1. Struktur Slatycleavage 2. Struktur Gneissic 3. Struktur Phylitic 4. Struktur Schistosity

2. Struktur Non Foliasio

Struktur non foliasi merupakan struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas : 1. Struktur Hornfelsik

(27)

Jenis - Jenis Metamorfisme

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua:

1. Metamorfosa Lokal

Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya beberapa kilometer saja. Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:

a. Metamorfosa kontak/thermal

Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan temperatur yang tinggi, dan biasanya jenis ini ditemukan pada kontak antara tubuh intrusi magma/ekstrusi dengan batuan di sekitarnya dengan lebar 2 – 3 km. Salah satu contohnya pada zona intrusi yang dapat menyebabkan pertambahan suhu pada daerah disekitar intrusi.

b. Metamorfosadinamo/dislokasi/kataklastik

Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.

2. Metamorfosa Regional

Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu kilometer. Termasuk dalam tipe ini adalah:

a. Metamorfosa regional/dinamothermal

Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang mempengaruhi adalah temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif apabila diikuti oleh orogenesa.

b. Metamorfosa beban/burial

(28)

Mineral-mineral Penyusun Batuan Metamorf 1. Amphibole/Hornblende

Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.

2. Biotite

Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.

3. Plagioclase feldspar

Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.

4. Potassium feldspar (Orthoclase)

Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.

5. Mica

Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).

6. Quartz

(29)

7. Calcite

Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari batu gamping.

Macam – Macam Batuan Metamorf 1. Slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).

Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah Ukuran butir : Very fine grained

Struktur : Foliated (Slaty Cleavage) Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite Derajat metamorfisme : Rendah

2. Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal : Metamorfisme Shale Warna : Merah, kehijauan Ukuran butir : Halus

Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose) Komposisi : Mika, kuarsa

Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate

(30)

3. Gneiss

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit Warna : Abu-abu

Ukuran butir : Medium – Coarse grained Struktur : Foliated (Gneissic)

Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.

4. Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt Warna : Hitam, hijau, ungu

Ukuran butir : Fine – Medium Coarse Struktur : Foliated (Schistose) Komposisi : Mika, grafit, hornblende Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet.

5. Marmer

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi. Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone Warna : Bervariasi

(31)

Struktur : Non foliasi

Komposisi : Kalsit atau Dolomit Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi

Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

6. Kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .

Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir) Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah Ukuran butir : Medium coarse

Struktur : Non foliasi Komposisi : Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi Ciri khas : Lebih keras dibanding glass

7. Milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.

Asal : Metamorfisme dinamik

Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru Ukuran butir : Fine grained

Struktur : Non foliasi

Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan Derajat metamorfisme : Tinggi

(32)

8. Filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)

Asal : Metamorfisme Shale, Mudstone

Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman Ukuran butir : Medium – Coarse grained

Struktur : Non foliasi

Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll) Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau

9. Serpetinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Asal : Batuan beku basa Warna : Hijau terang / gelap Ukuran butir : Medium grained Struktur : Non foliasi Komposisi : Serpentine

(33)

10. Hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi. Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam

Ukuran butir : Fine grained Struktur : Non foliasi Komposisi : Kuarsa, mika

Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak

(34)

BAB III PENUTUP

3.1...Kesimp ulan

Kesimpulan yang dapat saya sampaikan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku.

2. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.

3. Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan material hasil erosi sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, walaupun volumenya hanya sekitar 5% dari volume kerak bumi.

4. Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi.

3.2...Saran

(35)

DAFTAR PUSTAKA

1. Non personal, (2012), (Online),http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Batuan_beku, diakses 15 september 2012.

2. Non personal, (2012), (Online), http://www .crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7. 1, diakses 15 september 2012.

3. Magetsari Noer Aziz, at al.(2006), “GL-211 GEOLOGI FISIK”. Bandung : ITB.

4. file:///C:/Documents%20 and %20Settings/User/My%20Documents/batuan metamorf-adalah-batuan-yang.html

5.

filetllC:lDx,nmentso/o20ando/o20Settings/Usetlt\{yTo20DocumentVstruktur-6. frle:l t lC: lDxuments%20and7o20Sett ingVUser/hIyTo20Documents/batuan

7. filetl/C:lDx,uments%20and7o20Setting sU*rlMyo/o20Documents/batu/uSuiol

8. file:lllC:fDx,umerfro/o20ando/o20Settings/U xrlMyo/a20Documents/batt/oioip.

9. Muawanah, Umi dan Agus Supangat.

1998.PengantarKimiadanSedimenIbsarlautBadanRisetKelautandanPerikanan. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Rangkaian Formasi Tinombo Ahlburg (1913) seperti yang dipakai oleh Brouwer (1934) tersingkap luas baik di pematang timur maupun barat. Batuan ini menindih Kompleks Batuan

Batuan Metamorf (Metamorphic Rock), adalah batuan yang berasal dari suatu  batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase

Batuan beku pada daerah penelitian dengan komposisi basaltik berupa tubuh intrusi (dike) dijumpai menerobos batuan metamorf (sekis) dan batuan sedimen Eosen berupa

Batuan Metamorf (malihan), yaitu batuan beku atau sedimen yang mengalami perubahan, baik komposisi maupun sifatnyakarena disebabkan suhu dan tekanan yang

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa protolit batuan metamorf di Pegunungan Rumbia berasal dari batuan sedimen, yakni batuan pelitik dan greywacke pada fasies sekis

Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun utama lapisan litosfer. Litosfer tersusun dari tiga macam batuan, yaitu batuan beku, batu sedimen, dan batuan metamorf. Batuan

Fragmen dapat berupa butiran mineral yang berukuran lebih dari 2 mm maupun batuan lain (beku, sedimen, metamorf). Semen biasanya tersusun oleh mineral-mineral

Merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang sudah ada (Beku, sedimen maupun metamorf) akibat pengaruh Tekanan dan Panas sehingga merubah stuktur ,tekstur. dan komposisi