TUGAS SISTEM DAN PERLEGKAPAN KAPAL
TUGAS SISTEM DAN PERLEGKAPAN KAPAL
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
NAMA
NAMA
: DIKY ADITYA RAM
: DIKY ADITYA RAMADHAN
ADHAN
NIM
NIM
: 20160210020
: 20160210020
JURUSAN
JURUSAN
:
: TEKNIK
TEKNIK PERKAPALAN
PERKAPALAN
TEKNIK PERKAPALAN
TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2017
2017
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
PengertianKebakaran adalah peristiwa termakannya suatu barang oleh api, dalam ukuran skala besar. Keadaan ini dapat menimbuulkan bahaya ataupun keselamatan bagi kehidupan
manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Bahan Yang Dapat Terbakar
Pada umumnya semua benda di dunia ini dapat terbakar. Namun di anara bahan-bahan tersebut ada yang mudah terbakar ada yang sulit terbakar, bahkan ada pula yang tidak dapat terbakar.
Titik nyala api adalah suatu keadaan di mana bahan mengalami proses penguapan ataupun menjadi gas, yang apabila tersentuh api akan menyala. Dapat pula dikatakan bahwa titik nyala adalah temperatur terendah suatu bahan
Dengan adanya tingkatan titik nyala yang dipunyai suatu bahan, maka didapatkan klasifikasi mudah atau sulitnya suatu bahan itu terbakar. Klasifikasi tersebut akan menyangkut sifat benda, terhadap sifat api yang menghendaki panas tertentu yang akan membakarnya
Ditinjau dari titik myalanya, bahan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu : - Benda gas : acetylene, butane, LNG
- Benda cair : bensin, alokohol, solar, oli
- Benda padat : kertas, kayu, karet, tekstil, plastik
Sumber Panas Yang Dapat Menimbulkan Api
Sebuah sumber panas dapat menyalurkan ke material di sekitarnya,sehingga dapat menyebabkan kenaikan temperatur atau suhu benda tersebut.
Macam-macam sumber panas di alam, anatara lain : - Sinar matahari
- Listrik
- Panas yang terjadi dari energi mekanika - Panas yang terjadi dari energi kimia - Kompresi udara
Perpindahan panas dapat terjadi melalui beberapa cara, antara lain :
- Cara radiasi : perpindahan panas yang memancarkan ke segala arah - Cara konduksi : perpindahan panas melalui benda lain (perambatan) - Konveksi : perpindahan panas akibat perbedaan tekanan
Pengertian Terjadinya Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi oleh tiga faktor utama, yaitu : - Ada bahan yang dapat terbakar
- Ada suhu yang cukup tinggi, hingga mencapai titik nyala suatu bahan - Ada zat asam di sekitar bahan yang cukup, yang mengikat gas bebas.
Apabila ke tiga material terjadi suatu ikatan, dan diikuti dengan adanya gejala kebakaran dan peningkatan suhu hingga mencapai titik nyala material.
Hubungan anatara ke tiga material tersebut di atas pada saat terjadinya kebakaran, dapat ditunjukan dalam sebuah diagram reaksi api kebakaran di bawah ini.
Reaksi api yang tergambar di dalam diagram kebakaran tersebut di atas, merupakan reaksi berantai yang harus berjalan seimbang. Apabila keseimbangan tersebut diganggu maka kebakaran tersebut dapat dipadamkan.
Perusakan keseimbangan reaksi api tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : - Cara penguraian
- Cara pendinginan - Cara isolasi
Pemadaman Api Dengan Cara Penguraian
Cara pemadaman api dengan sistem penguraian, dilakukan dengan memisahkan bahan yang terbakar menjauh dari api.
Pemadaman Api Dengan Cara Pendinginan
Cara pemadaman api dengan sistem pendinginan. Dilakukan dengan menurunkan suhu dari bahan yang terbakar sehingga turun sampai ke suhu di bawah titik nyalanya.
Pemadaman Api Dengan Cara Isolasi
Cara pemadaman api dengan sistem isolasi, dilakukan dengan cara menurunkan kadar oksigen pada daerah disekitar kebakaran sehingga mencapai 12%.
Pemadaman dilakukan dengan cara bagian yang terbakar dipisahkan dengan udara segar yang ada di sekitarnya.
Faktor-faktor Penting Dalam Pemadaman Kebakaran
PengertianDalam usaha memadamkan suatu kebakaran, perlu diketahui bahwa keselamatan jiwa penolong adalah prioritas utama,baru dilihat pada apa yang harus ditolong.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan pada proses pemadaman kebakaran adalah : - Lokasi kebakaran
- Warna asap kebakaran - Arah angin
Sifat-sifat kebakaran di kapal
Seperti diketahui kapal merupakan benda terapung yang mempunyai keterbatasan ruang gerak, bagi pelayaran maupun benda-benda lainya yang diangkut kapal. Oleh karena itu masalah keselamatan kapal dan segala isinya sangat penting untuk diusahakan.
Sifat-sifat kebakaran di kapal pada umunya adalah :
- Perambatan panas dapat terjadi dengan sangat cepat
- Sumber api sulit untuk ditemukan, karena asap yang tebal
- Penyemprotan dengan menggunakan air tidak boleh melebihi batas, karena dapat mengganggu daya apung dan stabilitas kapal
- Bagi korban kebakaran, tidak ada tempat lain untuk berlindung
Bahan-bahan pemadam kebakaran di kapal
Prinsip suatu pemadaman api kebakaran adalah : dengan menggunakan bahan pemadam semurah mungkin, dapat memadakan api secepat mungkin dan seaman mungkin. Oleh karna itu perlu diketahui beberapa macam bahan pemadam api yang mungkin dapat dipilih, dan dipergunakan dalam usaha pemadaman kebakaran.
Bahan-bahan pemadam api kebakaran tersebut antara lain: - Air
- CO2 - Gas halon - Busa atau foam - Serbuk kimia
Pompa Pemadam Kebakaran (fire pump)
Pompa ini dipergunakan untuk mengambil air dari laut melalui sea chest, kemeduian disalurkan ke tempat-tempat tertentu. Tempat-tempat tersebut dapat berupa tangki biasa maupun tangki bertekanan, riser (semacam hydrant) ataupun air lain.
Kapasitas pompa pemadam kebakaran harus dapat mencukupi di seluruh kebutuhan operasi pemancaran air secara serentak. Operasi tersebut dapat berupa :
- 15% dari seluruh riser terpasang, dengan syarat harus lebih dari 3 buah - Foam making yang terpasang di dalam ruang besar atau ruang komunikasi - Automatic springkler maupun drencher system
Selang Pemadam Kebakaran (fire hose)
Sebagai peralatan yang dipergunakan untuk memadamkan api kebakaran, selang harus mempunyai kualitas atau persyaratan tertentu. Syarat tersebut adalah :
- Keran, alat penutup, peti, selang dan alat-alat lainnya harus berwarna merah - Bila ada muatan geladak harus sedemikian rupa sehingga keran pemadam masih
dapat dicapai dengan mudah
- Setiapfire hose harus dapat dipasang dengan mudah, meskipun pompa kebakaran sedang mengalirkan airnya
- Diameter dalam fire hose sesuai standar 21/ dengan panjang 60
kebakaran Jenis alat pemadan
Tergantung dari cara penggunaannya, pemadam kebakaran dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu :
- Tipe stasioner (dengan menggunakan hydrant tetap) - Tipe portable (hydrant yang dapat dipindah tempatkan)
Tipe stasioner
Semua peralatan yang digunakan sudah disediakan di tempatnya secara tetap. Peralatan yang di maksud adalah :
- Saluran bahan pemadam - Alat penyembur (nozzle) - Alat detector kebakaran
- Alat peringatan kebakaran (alarm) - Alat pemicu sembur (start system)
Saluran bahan pemadam
Saluran bahan pemadam pada umumnya berbentuk pipa, dimulai dari titik awal di mana bahan pemadam diambil. Pipa yang mencuat ke luar langsung dari sistem penggerak bahan pemadam.
Alat penyembur (nozzle)
Nozzle adalah alat penyembur yang diletakkan di bagian ujung pipa pemadam. Kapasitas nozzle selain debit, jauh semburan, dan luas daerah yang dapat dicapai oleh semburannya.
Alat detector kebakaran
Detector kebakaran adalah alat yang dapat menemukan adanya suatu bahaya kebakaran di tempat alat tersebut ditempatkan. Penemuan kebakaran dilakukan dengan cara menggunakan sifat api dan akibat yang di timbulkannya. Sifat api yang dimaksud adalah :
- Timbulnya asap yang cukup pekat - Cahaya atau sinar yang cukup terang - Panasnya suhu suatu ruangan
Dengan adanya sifat api tersebut maka alat deteksi kebakaran yang dibuat, dipasangkan untuk mengindera adanya kebakaran. Alat deteksi kebakaran pada umumnya berupa alat elektronika yang dipasangkan di tempat tertentu yang memerlukan pengamanan dari bahaya kebakaran.
Dengan menggunakan sifat kebakaran tersebut di atas, alat deteksi kebakaran di buat sesuai dengan kebutuhannya, berupa :
- Flame detector (alat deteksi nyala api) - Heat detector (alat deteksi panas) - Smoke detector (alat deteksi asap)
Flame detector ( alat deteksi nyala api)
Alat deteksi ini akan bereaksi terhadap nyala api yang memancarkan sinar ultra violet berkapasitas tertentu.
Heat detector (alat deteksi api)
Panas yang dikeluarkan oleh nyala api akan mempengaruhi suhu ruangan di mana alat deteksi ini ditempatkan.
Smoke detector (alat deteksi asap)
Api yang membakar bahan akan menimbulkan asap sesuai dengan sifat bahan yang terbakar tersebut.
Alat Peringatan Kebakaran (alarm)
Alarm yang dipasangkan akan mengeluarkan suara keras tanda adanya kebakaran. Alat ini ditempatkan di daerah di mana alat detector kebakaran ditempatkan.
Alat pemicu sembur (sistem start)
Start system perlu dipasangkan pada nozzle, agar nozzle dapat segera menyemburkan bahan pemadam bila alat pemicu sudah bekerja.
Pengelompokan sistem pemadam kebakaran
Berdasarkan pada sistem kerjanya. Peralatan pemadam kebakaran dapat di kelompokan menjadi tiga, yaitu :
- Pemadam kebakaran sistem otomatis - Pemadam kebakaran sistem semi otomatis - Pe,adam kebakaran sistem manual
Pemadam kebakaran sistem otomatis
cara kerja sistem otomatis dimulai dari adanya suatu kebakaran di suatu tempat. Sistem diteksi kebakaran yang menemukan adanya kebakaran, akan mengaktifkan sistem
peringatan kebakaran.
Pemadam kebakaran sistem semi otomatis
Bila ada suatu kebakaran, sistem pendeteksi kebakaran bekerja, kemusian mengaktifkan sistem peringatan adanya kebakaran. Pemadaman api dilakukan oleh petugas yang mendatangi tempat tersebut.
Pemadam kebakaran sistem manual
Bila suatu kebakaran diketahui secara phisik, maka petugas pemadam akan mengambil Alat pemadam, mendekati lokasi kebakaran dan memadamkan api tersebut.
Penggunaan bahan pemadam pada sistem pemadam stasioner
Pengertian
Sistem pemadam kebakaran tipe stasioner, dapat menggunakan bahan pemadam jenis apapun, tetapi perlu ditentukan pula di mana penempatannya. Hal ini disebabkan karena tidak semua tempat akan cocok dengan bahan pemadam tertentu.
Ditinjau dari bahan pemadam kebakaran dapat dikelompokan menjadi 4, yaitu : - Instalasi pemadam kebakaran berbahan gas CO2
- Instalasi pemadam kebakaran berbahan gas halon - Instalasi pemadam kebakaran berbahan dry chemical - Instalasi pemadam kebakaran berbahan air
Instalasi pemadam kebakaran berbahan gas CO2
Isntalasi pemadam tipe gas CO2 dapat diletakan di dalam ruang mesin, dalam ruang panel listrik maupun gudang peralatan mesin. Instalasi pemadam terdiri atas bebrapa peralatan :
- Alat deteksi kebakaran - Panel control
- Alat peringatan kebakaran (alarm) - Tabung utama pemadam CO2 - Tabung start CO2
Instalasi pemadam kebakaran berbahan gas halon
Instalasi pemadam tipe gas halon dapat diletakkan di dalam ruang mesin, dalam ruang panel listrik maupun gudang peralatan mesin. Pada umumnya alat pemadam tipe gas
halon ini dipengaruhi sebagai bentuk alternatif lain penggunaan alat pemadam gas CO2. Instalasi pemadam terdiri atas beberapa peralatan :
- Alat deteksi kebakaran - Panel control
- Alat peringatan kebakaran (alarm) - Tabung utama pemadam gas halon - Tabung start gas halon
Instalasi pemadam kebakaran berbahan dry chemical
Nozzle atau penyembur ditempatkan pada langit-langit di tempat peralatan yang perlu dilindungi diletakkan. Hal tersebut karena sifat dari zat kimia ini akan meleleh, akan melekat pada bagian material yang panas karena terbakar.
Instalasi pemadam kebakaran berbahan air