• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan Pestisida Nabati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan Pestisida Nabati"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PESTISIDA NABATI

LAPORAN PESTISIDA NABATI

Disusun oleh : Disusun oleh : Kelas A Kelas A Kelompok 6 Kelompok 6  Nama

 Nama : Risky Kurniawan: Risky Kurniawan  NIM

 NIM : 1550401001: 15504010011112911129 Kelas/kelompok

Kelas/kelompok : : A/6A/6 Asisten

Asisten : : 1. 1. Sherli Sherli AmriyantiAmriyanti

2. M. Essa Ariestyan Shora 2. M. Essa Ariestyan Shora

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MALANG 2017 2017

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan pestisida sintetis sudah sering dan banyak dilakukan oleh para  petani untuk memberantas opt yang ada pada tanaman dan lahan mereka. Akan

tetapi, petani tidak menyadari akan dampak dari penggunaan pestisida kimia yang dapat menyebabkan degradasi lahan dan juga penurunan produktivitas dari suatu lahan. Pestisida kimia sintetis juga dapat membasmi musuh alami yang ada pada lahan dan juga dapat menempel pada komoditas yang nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan. Maka dari itu diperlukan adanya perbaikan atas pola pikir yang ada pada petani yang terlalu mengandalkan pestisida kimia sintetis yaitu dengan penerapan pestisida nabati dalam pemberantasan opt.

Pestisida nabati merupakan suatu pestisida yang diperoleh tanaman atau bisa dibilang bahwasanya pestisida nabati merupakan pestisida yang berbahan baku tanaman. Tanaman yang dapat dibuat sebagai pestisida nabati juga hanya  beberapa seperti bawang putih, bawang merah, jahe daun kemangi dan lain-lain. Pestisida nabati sudah memiliki suatu keunggulan dalam pembasmian opt. Bukan hanya sebagai pembasmi opt pestisida nabati juga dapat menjaga keseimbangan ekosistem yang ada pada lahan para petani. Sehingga pestisida nabati memiliki  peran yang baik dalam kelestarian alam dan kesehatan bagi hasil produk yang

dihasilkan oleh petani. 1.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan pestisida nabati

2. Untuk mengetahui proses pembuatan pestisida nabati berbahan dasar bawang merah

(3)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pestisida Nabati

Pestisida nabati adalah bahan pestisida yang diperoleh dari tumbuhan, misalnya dari tanaman mimba (Azadirachta indica), srikaya (Annona squamosa) dan mindi (Melia azedarach) (Wiryadiputra, 2006).

Penggunaan pestisida alami atau disebut juga pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan, dengan bahan dasar yang berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati ini relatif aman bagi lingkungan, mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas (Adriyani, 2006).

Pestisida nabati adalah kelompok pestisida biokimia karena didalamnya mengandung biotoksin. Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik (FAO and USEPA, 2002).

2.2 Deskripsi Tanaman

Klasifikasi bawang merah( Allium cepa): Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Liliales

Suku : Aliaceae Warga : Allium

Jenis : Allium cepa L.

Herba, semusim, tinggi 40-60 cm, tidak berbatang, berumbi lapis, merah keputih- putihan, berlobang, bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang ± 50 cm, lebar ± 0,5 cm, menebal dan berdaging sefta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadl umbi lapis, hijau. Tunggal, memeluk umbi lapis. Daun majemuk, bentuk bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari enam, tangkai sari putih, kepala sari hijau, putik menancap pada dasar bunga, mahkota bentuk bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih. Batu, bulat, hijau. Bunga Segi tiga, riitam. Akar Serabut, bentuk seperti benang, berwarna putih

(4)

Bawang merah mengandung minyak atsiri yang terdiri atas dialilsulfida,  propantiol-S-oksida, S-Alil-L-Sistein-sulfoksida atau Aliin, prostaglandin A-1,

difenilamina dan sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, kaemferol dan foroglusinol. Umbi bawang merah mengandung senyawa turunan asam amino yang mengandung sulfur yaitu Sikloalliin 2%, propilalliin dan propenilalliin. Bila sel-sel umbi pecah senyawa tersebut akan berubah menjadi bentuk ester ( ester asam tiosulfinat), sulfinil disulfida (Kepaen), disulfida dan polisulfida, begitu juga tiofen. Di samping itu terbentuk pula propantial-S-oksida (suatu senyawa yang dapat menyebabkan keluarnya air mata). Disamping turunan asam amino, ditemukan pula adenosine dan prostaglandin.

Aliin (S-Allil-L-sistein sulfoksida), C6H11NO2S selain terkandung dalam Bawang Merah juga terkandung dalam Bawang putih (Allium sativum L.) dan  jenis-jenis Allium lainnya. Senyawa ini berupa hemihidrat yang tidak berwarna

C6H11NO2S.½H2O bentuk jarum tumpul yang diperoleh dari hasil rekristalisasi menggunakan pelarut aseton. Jarak leburnya 164-1660C (dengan mengeluarkan gas), praktis larut dalam air. Tidak larut dalam etanol mutlak, kloroform, aseton, eter dan benzena.

Senyawa ini memiliki potensi sebagai antibakteri dan segera akan terurai oleh  pengaruh enzim Allinase dengan mengeluarkan bau bawang yang khas. Potensi

antibakterinya kira-kira serupa dengan Allicin.

(Salveron, 1989) 2.4 Manfaat dari Pestisida Nabati

Manfaat dari ekstrak bawang merah ialah menolak atau mencegah terjadinya serangan dari penyait alternaria, antraknos, fusarium, dan busuk daun (BPTP,2013

(5)

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktik pembuatan pestisida nabati dilakukan pukul 14.00 WIB pada hari senin, 4 Desember 2017. Kegiatan ini dilakukan di Jl. Kertosariro no. 63, Kel. Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati  bawang merah adalah :

3.2.1 Alat :

a. Pisau : Untuk mengupas bawang merah

 b. Ember : Sebagai wadah pembuatan pestisida nabati c. Gelas ukur : Untuk mengukur jumlah air yang digunakan

d. Penyaring : Untuk menyaring larutan pestisida nabati bawang merah e. Sendok : Untuk meratakan campuran air dan bawang merah

f. Parutan : Untuk menghancurkan bawang merah

g. Botol penyemprot : Sebagai wadah hasil pembuatan pestisida nabati dari bawang merah.

3.2.2 Bahan :

a. Bawang merah : Sebagai obyek pembuatan pestisida nabati

 b. Air : Sebagai pelarut dalam pembuatan ekstrak bawang merah

(6)

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan pestisida nabati dari bawang merah :

Langkah pertama dalam pembuatan pestisida nabati bawang merah adalah menyiapkan alat dan bahan. Kemudian mengupas bawang merah 50 gram dengan  pisau, menghancurkannya dengan parut dan hasilnya dimasukkan ke dalam  baskom/ember. Selanjutnya memasukkan air sebanyak 1 liter ke dalam baskom yang berisi bawang merah yang sudah hancur dan diratakan dengan sendok. Langkah terakhir adalah menyaring larutan tersebut dengan penyaring dan hasilnya dimasukkan ke dalam botol penyemprot.

Menyiapkan alat dan bahan

Mengupas bawang merah dengan pisau,

menghancurkannya (diparut) dan hasilnya ditaruh di  baskom

Menambahkan air pada baskom dan mengaduknya hingga rata

Menyaring larutan bawang merah dengan penyaring kemudian masukkan hasil saringan ke botol semprot

(7)

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Cara Pembuatan dan Aplikasi Pestisida Nabati Bawang Merah

Pestisida nabati itu sendiri berbahan aktif dari tumbuhan yang mempunyai metabolit sekunder yang mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zatzat kimia sekunder lainnya (Setiawati dkk, 2008). Penerapan pestisida nabati di lapangan pastinya dilakukan dengan campuran bahan lain dan dibuat dalam bentuk ramuan seperti membuat jamu. Ramuan pestisida ini tidak menjamin berhasil atau efektif di semua lokasi atau daerah. Dengan cara sederhana maka petani dapat membuat sendiri ramuan  pestisida nabati yang dibutuhkan.Dalam penggunaanya, pestisida nabati cenderung bersifat mudah terurai di alam, residunya cepat hilang, tidak mencemari lingkungan, dan aman bagi makhluk hidup. Selain itu, pestisida nabati memiliki kandungan bioaktif yang kurang kuat sehingga daya bunuhnya lemah. Oleh karena itu, pestisida ini lebih tepat disebut sebagai pestisida pengendali  pathogen dan bukan sebagai pembasmi patogen (Setiadi, 2012).

Minyak atsiri dari tanaman aromatik diketahui mengandung senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai pestisida. Hal ini berkaitan dengan sifatnya yang mampu membunuh, mengusir dan menghambat makan hama. Beberapa minyakatsiri dari tanaman aromatik yang diduga bersifat insektisida antara lain  bawang merah ( Allium ascalonicum). Proses pembuatan pestisida nabati dari bawang merah cukup mudah hanya dilakukan melalui pengahlusan bawang merah dan mencampurnya dengan air, lalu menyaringnya saja. Bawang merah sebagai pestisida nabati cara pengaplikasiannya cukup disemprotkan pada tanaman yang akan dilindungi atau terserang hama pagi atau sore hari untuk mengendalikan hama semut, tungau, dan trips dan penyakit Alternaria, antraknos, Fusarium, dan busuk daun (Setiawati, 2008). Aplikasi pada pagi atau sore hari ini untuk mencegah penguapan pestisida nabati terlalu cepat sehingga hasilnya dapat optimal dan untuk aplikasi tidak boleh saat kondisi akan hujan agar pestisida nabati tidak terbawaj oleh air.

(8)

Jenis hama yang bergerak, terbang dan suka berpindah-pindah seperti  belalang dan walang sangit relatif sulit ditanggulangidibandingkan dengan hama yang tidak lincah dan tidak berpindah-pindah, seperti beberapa jenis ulat. Selain itu, Bawang merah berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman,,  bawang merah mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengonsumsi daun yang mengandung senyawa acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunya proses pencernaan dan merusak organ-organ  pencernaan, yang mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus 2008).

Selain mengandung anti-fedeen, bawang merah juga mengandung senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti tidak memakan apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak dapat tersalurkan keseluruh tubuhnya. Akhirnya, hama serangga akan mati secara  perlahan. Bawang merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya  buah dan bunga pada tumbuhan (Rizal 2008).

(9)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari perlakuan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman  bawang merah merupakan tanaman tang dapat dijadikan sebagai bahan baku

untuk pembuatan pestisida nabati yang mana pestisida nabati merupakan suatu alat yang dapat menggantikan peran dari pestisida kimia yang memiiki dampak yang tidak bauik bagi keberlanjutan dan kelangsungan suatu ekosistem. Sehinnga dengan adanya makalah ini dapat membantu para pembaca bagaimana khasiat dari  bawang merah dan juga cara pembuatan pestisida nabati dengan memgunakan  bahan baku berupa bawang merah

5.2 Saran

Untuk kelangsungan praktikum pertanian organin selanjutnya kami mengharapkan adanya bimbingan dalam proses pembuatan laporan dan juga  pemilihan bahan baku tanaman dalam pembuatan pestisida nabati

(10)

Adriyani, Retno. 2006. Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat  Penggunaan Pestisida Pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2 (1) :

95-106.

Plantus, 2008.  Biopestisida Sebagai Pengendali Hama dan Penyakit Tanaman  Hias. Diakses dari: balithi.litbang.depta.go.id. pada 1 Desember 2017. Pracaya. 2009. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar swadaya. Jakarta.

Rizal. 2008.  Kulit Bawang Mera sebagai Pestisida Alami. http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/12/kulit-bawang-merah-sebagai  pestisida-alami-hama-ulat-536207.html.Diakses 1 Desember 2017.

Salveron, M. J., Cantoria, M.C. 1989. Studies on the Extracts of two Phillippine -Grown Cultivars of Allium cepa. Planta Media.

Setiadi. 2012. Bertanam Cabai di Lahan Pot . Jakarta: Penebar Swadaya.

Setiawati wiwin, dkk. 2008.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara  Pembuatanya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan .

Bandung:Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Wiryadiputra, Soekadar. 2006.  Keefektifan Pestisida Nabati Daun Ramayana (Cassia spectabilis) dan Tembakau (Nicotiana tabacum) Terhadap Hama Utama Tanaman Kopi dan Pengaruhnya Terhadap Arthropoda Lainnya. Jurnal Pelita Perkebunan Vol. 22 (1): 25-39.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keefektifan aplikasi pestisida nabati dengan pestisida kimiawi dalam mengendalikan populasi hama utama tanaman jagung ( Zea mays

PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENEKAN DAMP AK PENCEl\'lARAN LINGKUNGAN'.

PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI UNTUK MENEKAN DAMP AK PENCEl\'lARAN LINGKUNGAN'..

Tetapi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida nabati yaitu: (a) bahan aktif pada beberapa pestisida nabati belum diketahui, sehingga sangat

Keefektivitas Relatif Pengendalian (KRP) pestisida nabati (90,47%) dengan pestisida kimia (85%) berpengaruh sama dalam mengendalikan serangan Liriomyza sp. pada

Senyawa yang digunakan sebagai pestisida nabati yang mengandung bahan aktif Papain, sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (Juliantara, 2010).. Senyawa

 bentuk fisik pestisida Bahan Aktif : bahan kimia sintetik atau bhn alami yg terkandung dlm formulasi pestisida yg memiliki daya racun atau pengaruh biologis lain terhdp organisme

PESTISIDA merupakan substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, pathogen tanaman,