KINERJA
KEMENTERIAN LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN
DIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT AMERIKA I
AMERIKA DAN EROPA
KATA PENGANTAR
Direktur Amerika I
Wilayah Amerika Utara, Amerika Tengah dan Karibia Barat merupakan wilayah kerja Direktorat Amerika I yang memiliki karakter politik-ekonomi cukup beragam. Dua negara di kawasan, Amerika Serikat (AS) dan Kanada, merupakan anggota G7, sedangkan AS bersama dengan Kanada dan Meksiko juga anggota G20. Sementara itu, di wilayah ini juga terdapat negara-negara yang tergolong
Least Developed Countries (LDCs), yaitu Nikaragua, Honduras, dan Haiti.
AS merupakan pasar tradisional bagi hubungan perdagangan dengan Indonesia. Sementara itu, Kanada dan negara-negara di Amerika Tengah dan Karibia Barat lainnya, seperti Meksiko, Kosta Rika, Panama, Belize, El Salvador, Guatemala, Jamaika, Bahama, Republik Dominika, dan Kuba tergolong pasar non-tradisional bagi Indonesia.
Guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru dan pelaksana politik luar negeri, Direktorat Amerika I turut berperan dalam memastikan pencapaian 4 (empat) prioritas politik luar negeri, yaitu 1) menjaga kedaulatan NKRI, 2) perlindungan WNI di luar negeri, 3) diplomasi ekonomi, serta 4) peran Indonesia di kawasan dan fora internasional.
Pelaksanaan politik luar negeri dan capaian kinerja Direktorat Amerika I sepanjang 2018 merupakan implementasi dari Peta Strategi Direktorat Amerika I, yang diterjemahkan dalam Perjanjian Kinerja Direktur Amerika I Tahun 2018. Tercatat sejumlah 6 (enam) Sasaran Strategis dan 11 (sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU) terangkum dalam Peta Strategis Direktorat Amerika I Tahun 2018. Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Direktorat Amerika I menerapkan Sistem Manajemen Kinerja berbasis Balanced Scorecard dalam pengelolaan kinerjanya. Melalui sistem baru ini, diharapkan akan dapat menggambarkan dan mengukur capaian dan kontribusi kinerja secara jelas dan terpadu dengan mengedepankan empat perspektif: 1)
Stakeholders perspective, (2) Internal Business Process perspective, (3) Customer Persepective, dan (4) Learning and Growth perspective.
Pada tahun 2018, terdapat enam negara di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia, dua negara yang mencapai target peningkatan investasi asing di Indonesia, dan empat negara mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Pelaksanaan diplomasi maritim dan polkam dengan negara-negara mitra di wilayah Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat pada 2018 dilakukan guna menjaga kedaulatan NKRI dimana pada 2018 telah tercapai 3 (tiga) kesepakatan hasil perundingan di bidang diplomasi maritim dan 6 (enam) kesepakatan hasil perundingan di bidang diplomasi polkam.
Sepanjang 2018, Direktorat Amerika I telah bekerja untuk mewujudkan diplomasi ekonomi, sosial dan budaya yang kuat di kawasan. Kesepakatan hasil perundingan di bidang-bidang tersebut diwujudkan dengan tercapainya 4 (empat) kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang didukung dengan penyediaan 9 (Sembilan) dokumen economic intelligence di negara-negara mitra, bekerja sama dengan Perwakilan RI di wilayah Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat. Sejumlah 6 (enam) kegiatan promosi Trade, Tourism, & Investment di wilayah Amerika dan Eropa, turut mendukung upaya penguatan diplomasi ekonomi di wilayah ini.
Keberhasilan pencapaian diplomasi Indonesia di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat juga tidak luput dari komitmen para pemangku kepentingan (stakeholders) nasional. Hal ini menjadi landasan bagi Direktorat Amerika I dalam menggalang dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional di wilayah Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat. Sepanjang tahun 2018, telah tercapai hingga 100 % kesepakatan kerja sama bilateral yang telah ditindaklanjuti oleh stakeholders di dalam negeri.
Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Amerika I tahun 2018 menjelaskan data dan informasi pencapaian IKU yang target-target kinerjanya telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Direktur Amerika I pada awal 2018. LKj ini juga menyajikan analisis keberhasilan prestasi yang diraih sepanjang 2018, inovasi/terobosan yang telah dilakukan, kendala yang dihadapi dan proyeksi ke depan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja. Dengan demikian, diharapkan publik akan dapat lebih memahami tugas dan fungsi, tantangan dan strategi Direktorat Amerika I.
Sebagai penutup, kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas kerja sama seluruh jajaran Direktorat Amerika I serta pemangku kepentingan dalam memajukan diplomasi Indonesia di wilayah Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat guna memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian kinerja Kementerian Luar Negeri khususnya dan bagi kepentingan rakyat Indonesia pada umumnya. Besar harapan kami kiranya LKj Direktorat Amerika I tahun 2018 ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Jakarta, Januari 2019 Direktur Amerika I,
DAFTAR ISI
Direktorat Amerika I
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN EKSEKUTIF v
BAB I
PENDAHULUAN A. Aspek Strategis Direktorat Amerika I 2B. Tantangan dan Isu-Isu Strategis Tahun 2017 4
BAB II
PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Direktorat Amerika I 7B. Peta Strategi Direktorat Amerika I 8
C. Perjanjian Kinerja Direktur Amerika I Tahun 2017 10
D. Pengukuran Kinerja Direktorat Amerika I 12
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Stakeholders Perspective 15
B. Capaian Kinerja Customerr Perspective 26
C. Capaian Kinerja Internal Business Process Perspective 29
D. Capaian Kinerja Learning & Growth Perspective 50
E. Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi Sumber Daya 54
BAB IV
PENUTUP 57
LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA DIREKTUR AMERIKA I TAHUN 2017 MATRIKS REALISASI RENCANA AKSI
RINGKASAN EKSEKUTIF
Direktorat Amerika I
Sesuai mandat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Amerika I merupakan perwujudan transparansi dan akuntabilitas Direktorat Amerika I dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Dalam rangka memenuhi amanat Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, LKj juga merupakan wujud dari capaian kinerja Direktorat Amerika I dalam mencapai visi dan misinya, sebagaimana yang dijabarkan dalam Peta Strategi Direktorat Amerika I Tahun 2018.
Dalam Renstra 2015-2019, Direktorat Amerika I telah menetapkan visi “Terwujudnya Wibawa
Diplomasi di Kawasan Amerika Utara dan Tengah dan Karibia Barat Guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat”, dimana dalam pencapaian visi
tersebut, telah ditetapkan misi, yaitu: (1) Meningkatkan peran Indonesia sebagai negara middle
power dalam kerja sama bilateral di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat untuk
memajukan kepentingan nasional, (2) Memperkuat diplomasi maritim di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat, (3) Meningkatkan diplomasi ekonomi di kawasan Amerika Utara, Tegah dan Karibia Barat, (4) Mendorong tindak lanjut kerja sama Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan nasional, dan (5) Memperkuat organisasi, manajemen dan kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan Direktorat Amerika I.
Direktorat Amerika I telah menetapkan Peta Strategi Tahun 2018 untuk pencapaian visi dan misi dimaksud, dengan menggunakan pendekatan Sistem Manajemen Kinerja (SMK) berbasis Balanced
Scorecard (BSC) yang terangkum dalam 8 perspektif, 6 Sasaran Strategis, dan 11 Indikator Kinerja
Utama.
Capaian kinerja Direktorat Amerika I tahun 2018 adalah sebesar 104,01 % (sangat memuaskan). Angka capaian tersebut merupakan akumulasi perhitungan capaian program kegiatan yang terdapat pada 4 perspektif dimaksud, dengan pembagian pembobotan sebagai berikut:
1. Stakeholders Perspective, memberikan kontribusi capaian kinerja sebesar 106,67%;
2. Internal Business Process Perspective, memberikan kontribusi capaian kinerja sebesar 111,11%; 3. Customer Perspective, memberikan kontribusi capaian kinerja sebesar 106.67%;
4. Learning and Growth Perspective, memberikan kontribusi capaian kinerja sebesar 99,76%. Secara umum, realisasi IKU pada 2018 telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari 11 IKU pada Direktorat Amerika I, sembilan IKU telah mencapai target. Sedangkan dua IKU lainnya belum mencapai target yaitu IKU “Jumlah data economic intelligence negara atau wilayah akreditasi di
kawasan Amerika I” dan IKU “Nilai Evaluasi AKIP Direktorat Amerika I”. Pencapaian yang cukup signifikan tersebut mencerminkan keberhasilan Direktorat Amerika I dalam melaksanakan hubungan internasional dan politik luar negeri dalam kerangka bilateral di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat, khususnya dengan didorong berbagai terobosan kinerja Direktorat Amerika I, guna mencapai kinerja yang optimal.
Pada 2018, Direktorat Amerika I telah melaksanakan berbagai kebijakan, program dan kegiatan, dan memberikan kontribusi positif bagi pencapaian target kinerja Kementerian Luar Negeri. Berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Amerika I pada 2018 kiranya menjadi bahan masukan utama dalam melaksanakan program dan kegiatan Direktorat Amerika I pada 2019, guna mencapai kinerja yang lebih baik.
Pagu Direktorat Amerika I berdasarkan DIPA Tahun 2018 sebesar Rp. 2,800,000,000.00. Dari alokasi anggaran tersebut, realisasi anggaran sampai dengan akhir tahun 2018 mencapai 100%, sebagaimana yang telah ditetapkan di awal tahun. Capaian anggaran tersebut mencerminkan peningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Amerika I.
Realisasi kinerja Direktorat Amerika I pada 2018 sebesar 105.26%, lebih baik apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2017 yaitu 104%. Hal ini berarti Direktorat Amerika I telah berhasil mempertahankan perencanaan yang realistis serta berhasil merealisasikan rencana kinerja dan anggaran tahun 2018 tersebut secara baik, berdasarkan program keuangan yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Berikut tabel realisasi dan capaian IKU tahun 2018 sesuai Peta Strategi Direktorat Amerika I Tahun 2018:
Kode
SS Sasaran Strategis Kode IKU Indikator Kinerja Utama Target
Realis asi Capai an (%) Stakeholders Perspective S1 Dukungan diplomasi di kawasan Amerika I untuk Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Nasional S1.1
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia 5 6 120% S1.2
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target
peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia
S1.3
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia 4 4 100% Customer Perspective C3 Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan internasional di kawasan Amerika I C1.1 Persentase kesepakatan kerjasama bilateral di kawasan Amerika I yang ditindak lanjuti oleh stakeholder dalam negeri
90% 100 111%
Internal Business Process Perspective
B1
Diplomasi maritim dan polkam yang kuat di kawasan Amerika I
B1.1
Jumlah kesepakatan hasil perundingan diplomasi maritim di kawasan Amerika I
3 3 100%
B1.2
Jumlah kesepakatan hasil perundingan diplomasi politik dan keamanan di kawasan Amerika I 6 7 116.6 7% B2 Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Amerika I
B2.1
Jumlah kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan Amerika I
3 4 120%
B2.2
Jumlah data economic
intelligence negara atau
wilayah akreditasi di kawasan Amerika I
12 9 75%
B2.3
Jumlah promosi Trade
Tourism and Investment (TTI)
di kawasan Amerika I
5 6 120%
Learning & Growth Perspective
L1
Tata Kelola Organisasi yang baik di Direktorat Amerika I
L1.1 Nilai Evaluasi AKIP Direktorat Amerika I BB (77) BB (76,63) 99,52 % L2 Pengelolaan Anggaran yang Optimal di Direktorat Amerika I L2.1 Persentase realisasi anggaran dan realisasi kinerja di Direktorat Amerika I
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja
Direktorat Amerika I
Kementerian Luar Negeri
A.
ASPEK STRATEGIS
Direktorat Amerika I
Berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 02 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Direktorat Amerika I adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan: Direktorat Amerika I dipimpin oleh Direktur Amerika I yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Amerika dan Eropa.
2. Tugas: Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Savador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nicaragua, dan Honduras.
3. Fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nicaragua dan Honduras;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nicaragua dan Honduras;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nikaragua dan Honduras;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nicaragua dan Honduras;
e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nikaragua dan Honduras; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
Aspek strategis keberadaan Direktorat Amerika I sebagaimana disebutkan dalam Permenlu Nomor 2 Tahun 2016 bahwa Direktorat Amerika I merupakan pelaksana penyelenggaraan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nikaragua dan Honduras.
Direktorat Amerika I senantiasa memiliki komitmen yang tinggi dalam mendorong terciptanya kerja sama internasional dalam tatanan bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nicaragua dan Honduras.
Direktorat Amerika I memiliki fungsi strategis dalam memperkuat hubungan luar negeri dan praktek politik luar negeri melalui diplomasi maritim dan polkam, ekonomi, sosial dan budaya.
Direktorat Amerika I senantiasa berupaya untuk mewujudkan pencapaian target kinerja Kementerian Luar Negeri di wilayah Amerop, sebagai kontribusi nyata bagi kesejahteraan rakyat melalui penguatan hubungan kerja sama dengan Amerika Serikat, Kanada, Kuba, Bahamas, Jamaika, Republik Dominika, Haiti, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Belize, Panama, Kosta Rika, Nicaragua dan Honduras.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Direktur Amerika I dibantu oleh 4 (empat) pejabat Kepala Subdirektorat, yaitu Kepala Subdirektorat I, Kepala Subdirektorat II, Kepala Subdirektorat III, dan Kepala Subdirektorat IV; seorang Kepala Subbagian Tata Usaha; dan Kelompok Jabatan Fungsional.
B.
TANTANGAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
Direktorat Amerika I Tahun 2018
Dalam konteks politik, dinamika politik dalam negeri negara-negara di wilayah Amerika Utara dan Tengah, khususnya di AS, cukup menyita perhatian dan menuntut pengelolaan diplomasi Indonesia yang efektif dan terukur. Kelanjutan kebijakan “America First” dari Pemerintahan Presiden Donald Trump telah meningkatkan ketidakpastian bilateral, regional, dan global. Pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh AS, serta pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel ke Yerusalem menjadi tantangan tersendiri yang harus disikapi oleh Indonesia.
Kasus Jakarta International School (JIS) yang melibatkan warga negara Kanada/Inggris, Neil Bantleman, termasuk prioritas utama Pemerintah Kanada dalam hubungan bilateralnya dengan Indonesia. Hal tersebut disampaikan secara tegas oleh Pemerintah Kanada kepada Indonesia dalam beberapa kesempatan. Selama tahun 2018, Direktorat Amerika I melihat pihak Kanada terus berupaya membawa kasus ini ke tingkat tertinggi dimana Perdana Menteri Kanada telah berbicara langsung mengenai kasus ini dengan Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan.
Dari sisi ekonomi, terdapat dua isu menonjol diplomasi Indonesia yang diupayakan oleh Direktorat Amerika I pada tahun 2018 yaitu upaya mengatasi hambatan perdagangan khususnya paska renegosiasi NAFTA dan upaya pembukaan pasar-pasar non-tradisional di kawasan Amerika Utara dan Tengah, dan Kawasan Karibia Barat.
Di wilayah Amerika Utara dan Tengah, pengamanan akses pasar produk perikanan Indonesia merupakan prioritas diplomasi ekonomi Indonesia di Amerika Serikat. Nilai ekspor dan surplus Indonesia cukup signifikan dan terus mengalami peningkatan sejak 2015. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, nilai ekspor Indonesia ke AS pada 2017 mencapai USD 1,8 miliar dengan surplus sebesar USD 1,7 miliar. Selain itu, forum dialog peningkatan hubungan perdagangan dan investasi RI-AS, Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) ke-17, telah dilaksanakan pada 14 Mei 2018 di Jakarta. Salah satu deliverable penting pertemuan pada hari ini tersebut adalah disepakatinya Work Plan (WP) on Intellectual Property Rights (IPR) oleh kedua negara.
Direktorat Amerika I juga senantiasa aktif melakukan terobosan diplomasi ekonomi melalui promosi industri strategis Indonesia ke Meksiko, antara lain melalui fasilitasi implementasi penjualan produk alutsista PT PINDAD dan pesawat N212, N235 dan N219 produksi Pt. Dirgantara Indonesia; serta implementasi Letter of Intent penjualan produk radioisotop dari PT INUKI kepada ININ Meksiko. Selain itu, pada tahun 2018, telah terlaksana roadshow industri strategis yang diikuti oleh PT. INKA dan PT BARATA ke Meksiko, dantelah ditandatangani MOU Kerja Sama Sister Port antara PT Pelindo II (Persero) dengan Ororitas Pelabuhan Lazaro Cardenas Meksiko.
Partisipasi Kemenlu dalam berbagai pameran perdagangan yang diselenggarakan di negara-negara mitra di wilayah Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat, merupakan bagian dari upaya untuk mempertemukan secara langsung pelaku usaha Indonesia dengan pelaku usaha negara mitra. Direktorat Amerika I telah merangkul Kementerian/Lembaga dan pelaku usaha terkait untuk berpartisipasi dalam Indonesian Festival 2018 di Ottawa, Remarkable Indonesia Fair di Chicago, dan
Coffee and Tea Show di Toronto. Dari partisipasi dalam Indonesian Festival 2018 di Ottawa, PTPN VIII
berhasil mencatat transaksi ekspor kopi ke Kanada senilai CAD 165.000 dan potensi kontrak berjangka sebesar CAD 300.000.
Di samping itu, beberapa negara di Kawasan Amerika Utara dan Tengah serta Karibia Barat memiliki kualitas pelayanan kesehatan yang baik sehingga peluang untuk penguatan kerja sama di bidang kesehatan dengan Indonesia perlu lebih dioptimalkan. Salah satu peluang tersebut adalah pengiriman tenaga kerja perawat profesional (ners) Indonesia ke wilayah AS dan kerja sama pendidikan perawat dengan Kanada. Salah satu faktor penyebab sangat sedikitnya tenaga kerja sektor kesehatan Indonesia yang bekerja di AS dan Kanada adalah tingginya persyaratan untuk menjadi perawat, belum diakuinya sertifikasi perawat Indonesia, serta kemampuan Bahasa Inggris perawat Indonesia yang terbatas. Terkait hal ini, pada 2018, Direktorat Amerika I telah mengkoordinir Kementerian/Lembaga relevan untuk mulai fokus menjajaki pengiriman ners Indonesia ke AS dan Kanada.
Selama 2018 diplomasi Indonesia di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat terus memberi kontribusi positif bagi pencapaian kinerja Kemenlu, pada khususnya, dan kepentingan nasional, pada umumnya. Dalam tatanan internasional yang semakin kompleks, Direktorat Amerika I akan terus mendorong peningkatan peran kepemimpinan Indonesia, dan hubungan bilateral dengan negara mitra di kawasan, untuk mendukung peran Kemenlu dalam kontribusi kesejahteraan nasional Indonesia.
BAB II
PERENCANAAN
KINERJA
Laporan Kinerja
Direktorat Amerika I
Kementerian Luar Negeri
A.
RENCANA STRATEGIS
Direktorat Amerika I
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Amerika I berpedoman pada Renstra Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tahun 2019, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
Selain menjabarkan hasil capaian pelaksanaan tugas dan kewenangan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, sebagai dokumen perencanaan jangka menengah, Renstra Direktorat Amerika I juga memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan serta target kinerja dan pendanaan yang akan dilaksanakan Direktorat Amerika I selama periode 5 (lima) tahun mendatang. Dalam Renstra, Direktorat Amerika I telah menetapkan Visi Direktorat Amerika I Tahun 2015—2019, yaitu: “Terwujudnya Wibawa Diplomasi di Kawasan Amerika Utara dan Tengah dan Karibia Barat
Guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat” yang
mendukung Visi Kemenlu Tahun 2015—2019.
Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi, Direktorat Amerika I telah menetapkan Peta Strategi tahun 2018 berdasarkan metode manajemen kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC), dengan tujuan agar proses pencapaian kinerja dapat lebih terukur dan terarah. Sistem Manajemen Kinerja berbasis BSC pengelolaannya melibatkan seluruh pegawai di lingkungan Direktorat Amerika I, terdiri atas: 6 (enam) Sasaran Strategis (SS) dan 11 (sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU), yang terangkum dalam 4 (empat) perspective. Ke-4 perspective dimaksud adalah: (1) Stakeholders Perspective, terdiri atas 1 SS dengan 3 IKU; (2) Internal Business Process Perspective, terdiri atas 2 SS dengan 5 IKU; (3)
Customer Perspective, terdiri dari 1 SS dengan 1 IKU; dan (4) Learning and Growth Perspective, terdiri
B.
PETA STRATEGIS
Peta Strategis Direktorat Amerika I TA 2018 tersebut dituangkan ke dalam table berikut: Kode SS Sasaran Strategis Kode
IKU Indikator Kinerja Utama
Stakeholders Perspective
S1
Dukungan diplomasi di kawasan Amerika I untuk Mewujudkan
Peningkatan
Pembangunan Nasional
S1.1
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia
S1.2
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia
S1.3
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia Customer Perspective
C1
Dukungan dan
komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan internasional di kawasan Amerika I
C1.1
Persentase kesepakatan kerjasama bilateral di kawasan Amerika I yang ditindak lanjuti oleh stakeholder dalam negeri
Internal Business Process Perspective
B1
Diplomasi maritim dan polkam yang kuat di kawasan Amerika I
B1.1 Jumlah kesepakatan hasil perundingan diplomasi maritim di kawasan Amerika I B1.2
Jumlah kesepakatan hasil perundingan diplomasi politik dan keamanan di kawasan Amerika I
B2
Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Amerika I
B2.1 Jumlah kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan Amerika I
B2.2
Jumlah data economic intelligence negara atau wilayah akreditasi di kawasan Amerika I
B2.3 Jumlah promosi Trade Tourism and
Investment (TTI) di kawasan Amerika I
Learning & Growth Perspective L1
Tata Kelola Organisasi yang baik di Direktorat Amerika I
L1.1 Nilai Evaluasi AKIP Direktorat Amerika I
L2
Pengelolaan Anggaran yang Optimal di Direktorat Amerika I
L2.1 Persentase realisasi anggaran di Direktorat Amerika I
C.
PERJANJIAN KINERJA
Direktur Amerika I
Memenuhi amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, Direktorat Amerika I telah menyusun Perjanjian Kinerja Tahun 2018 yang berisi tekad dan janji yang akan dicapai antara Direktur Amerika I yang menerima tangung jawab dengan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa yang memberikan tanggung jawab. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 terdiri atas 6 (enam) Sasaran Strategis (SS) dan 11 (sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU) selama periode satu tahun, dimana pengukurannya dilakukan melalui instrument realisasi IKU, berdasarkan target kinerja yang telah ditetapkan. Perjanjian Kinerja Direktur Amerika I Tahun 2018, adalah sebagai berikut:
Kode
SS Sasaran Strategis
Kode
IKU Indikator Kinerja Utama Target
Stakeholders Perspective
S1
Dukungan diplomasi di kawasan Amerika I untuk Mewujudkan
Peningkatan
Pembangunan Nasional
S1.1
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai
perdagangan dengan Indonesia
5
S1.2
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia
2
S1.3
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan jumlah
wisatawan mancanegara ke Indonesia
4
Customer Perspective
C3
Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan
internasional di kawasan Amerika I
C1.1
Persentase kesepakatan kerjasama bilateral di kawasan Amerika I yang ditindak lanjuti oleh stakeholder dalam negeri
90%
Internal Business Process Perspective
B1
Diplomasi maritim dan polkam yang kuat di kawasan Amerika I
B1.1
Jumlah kesepakatan hasil
perundingan diplomasi maritim di kawasan Amerika I
3
B1.2
Jumlah kesepakatan hasil
perundingan diplomasi politik dan keamanan di kawasan Amerika I
B2
Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Amerika I
B2.1
Jumlah kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan Amerika I
3
B2.2
Jumlah data economic intelligence negara atau wilayah akreditasi di kawasan Amerika I
12
B2.3
Jumlah promosi Trade Tourism and
Investment (TTI) di kawasan
Amerika I
5 Learning & Growth Perspective
L1
Tata Kelola Organisasi yang baik di Direktorat Amerika I
L1.1 Nilai Evaluasi AKIP Direktorat Amerika I BB (77) L2 Pengelolaan Anggaran yang Optimal di Direktorat Amerika I L2.1
Persentase realisasi anggaran dan realisasi kinerja di Direktorat Amerika I 100% No KEGIATAN TAHUN 2018 PAGU ANGGARAN (Ribuan Rupiah) 1 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di kawasan
Amerika Utara dan Tengah serta Karibia Barat Rp. 2,800,000,000.00 TOTAL PAGU ANGGARAN DIREKTORAT AMERIKA I TAHUN 2018 Rp. 2,800,000,000.00
D.
PENGUKURAN KINERJA
Direktorat Amerika I
Pencapaian Kinerja Direktorat Amerika I tercermin dari Nilai Kinerja Organisasi (NKO) yang diperoleh dari serangkaian penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang diperoleh. Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, maka diperoleh data capaian IKU, Nilai Sasaran Strategis (NSS), Nilai Perspektif (NP) hingga NKO. Penghitungan capaian IKU dimaksud, dilaksanakan dengan mempertimbangkan bobot dan nilai kualitas IKU yang berdasarkan atas nilai Tingkat Validitas (V) dan Tingkat Kendali IKU, dimana penetapannya terdapat dalam Manual IKU. Proses penghitungan indeks capaian IKU dimaksud juga memperhitungkan jenis polarisasi IKU yang berlaku, yakni maximize, minimize dan stabilize. Ketentuan penetapan nilai capaian IKU adalah sebagai berikut:
1. Angka maksimum adalah 120; 2. Angka minimum adalah 0;
3. Formula penghitungan nilai capaian IKU untuk setiap jenis polarisasi: 4. Formula penghitungan nilai capaian IKU untuk setiap jenis polarisasi:
a. Polarisasi Maximize, adalah kriteria nilai terbaik pencapaian IKU dengan realisasi yang lebih tinggi dari target dengan formula:
Pengukuran kinerja tersebut didadasarkan atas kualitas IKU yang sangat tergantung kepada besarnya kualitas coverage IKU terhadap pencapaian SS.
b. Polarisasai Minimize, adalah kriteria nilai terbaik pencapaian IKU dengan realisasi yang lebih kecil dari target dengan formula:
c. Polarisasi Stabilize, adalah kriteria nilai terbaik pencapaian IKU dengan realisasi yang berada dalam suatu rentang tertentu dibandingkan target.
d. Untuk realisasi kurang dari target, rumus capaian IKU adalah:
Pada proses pengukuran dan evaliasi atas capaian kinerja Direktorat Amerika I dalam LKj ini, perbandingan data capaian kinerja yang digunakan pada umumnya didasarkan pada perkembangan data capaian kinerja tahun 2017 atau 1 (satu) tahun sebelumnya. Hal ini karena sebagian besar IKU yang digunakan dalam capaian PK Tahun 2018, merupakan IKU baru yang belum memiliki
Capaian IKU = Realisasi/Target x 100%
Capaian IKU = [1+(1-Realisasi/Target)] x 100%
perkembangan data capaian tahun-tahun sebelumnya dan dengan mempertimbangkan penerapan aplikasi Sistem Manajemen Kinerja (SMK) berbasis Balanced Scorecard (BSC) yang baru pertama kali digunakan oleh Direktorat Amerika I, sebagai bagian dari kebijakan yang ditetapkan di lingkungan Kemenlu pada tahun 2018. IKU-IKU yang ditetapkan tersebut merupakan cascading dari IKU pada level Kemenlu-wide.
Pada LKj Tahun 2018, realisasi IKU yang berhasil dicapai, dilakukan perbandingan dengan target yang telah direncanakan. Selain itu, jika tersedia datanya, perbandingan realisasi IKU juga dilakukan terhadap capaian IKU pada tahun-tahun sebelumnya.
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja
Direktorat Amerika I
Kementerian Luar Negeri
A.
CAPAIAN KINERJA
Stakeholders Perspective
Pencapaian Sasaran Strategis “Dukungan Diplomasi di Kawasan Amerika I untuk Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Nasional” diukur dengan 3 (tiga) IKU yaitu: “Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia”, IKU “Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia”, dan IKU “Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia”.
Analisis IKU #1
“Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai
perdagangan dengan Indonesia”
Pada tahun anggaran 2018, Direktorat Amerika I menargetkan 5 (lima) negara di wilayah kerja Direktorat Amerika I yang mencapai peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia minimal 2%. Berdasarkan data statistik Kementerian Perdagangan tahun 2018, terdapat 5 (enam) negara yang mengalami peningkatan perdagangan dengan Indonesia di wilayah kerja Direktorat Amerika I, sehingga capaian atas IKU ini sebesar 120%, sebagaimana tercantum dalam tabel capaian berikut:
Tabel Capaian IKU-1 S.1 Tahun 2018
IKU 1 S.1 Informasi Kinerja Jumlah
Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang
mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia
Jumlah negara akreditasi di kawasan Amerika I dengan peningkatan nilai
perdagangan dengan Indonesia minimal 2%
Realisasi 6
Target 5
Sasaran Strategis (S.1): Dukungan Diplomasi di Kawasan
Amerika I untuk Mewujudkan Peningkatan Pembangunan
Nasional
IKU
“Jumlah negara akreditasi di
Kawasan Amerika I yang mencapai
target peningkatan nilai perdagangan
dengan Indonesia”
IKU ini bertujuan untuk meningkatkan
peran Kementerian Luar Negeri, guna
memberikan kontribusi lebih intensif
kepada
upaya
peningkatan
nilai
perdagangan dari negara akreditasi ke
Indonesia, melalui berbagai macam
kegiatan promosi perdagangan.
Peningkatan nilai perdagangan negara akreditasi di kawasan Amerika I dengan Indonesia untuk periode Januari-November tahun 2017 dan 2018 adalah sebagaimana pada tabel perbandingan di bawah ini:
Tabel Perbandingan Nilai Perdagangan Negara Mitra di Kawasan Amerika I Tahun 2017 dan Tahun 2018
(Nilai: Ribu US$)
No. Negara Total Perdagangan Peningkatan (%) Jan-Nov 2017 Jan-Nov 2018 1. Bahama 595,8 1.664 179,32% 2. Honduras 19.197,2 26.679.3 38,97% 3. Republik Dominika 61.085,9 78,828.4 29,05% 4. Nikaragua 12.222 15,085.9 23,43% 5. Kanada 2.185.857,7 2,489,646.1 13,90% 6. Amerika Serikat 25.570.713 26.337.971 11,74%
Keberhasilan peningkatan nilai perdagangan Indonesia dengan negara mitra di wilayah kerja Direktorat Amerika I pada 2018, menggambarkan peningkatan kinerja Direktorat Amerika I dalam mengupayakan kegiatan diplomasi ekonomi sepanjang 2018, yang pada umumnya:
a. Dari enam negara tersebut, empat diantaranya dicapai oleh negara-negara kecil atau rangkapan, yang mencerminkan keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia untuk menggarap pasar non-tradisional di kawasan Amerop;
b. Merupakan pencapaian penting yang diwujudkan melalui peningkatan transaksi perdagangan bilateral;
c. Merupakan upaya untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan akses pasar di wilayah Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat.
d. Membaiknya perekonomian global berdampak kepada pulihnya kondisi ekonomi di sebagian negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa secara keseluruhan.
e. Merupakan hasil penggalangan sejumlah pengusaha dari kawasan Amerop pada Trade Expo Indonesia 2018.
f. Merupakan hasil penggalangan usaha di beberapa kegiatan TTI di wilayah kerja Direktorat Amerika I seperti pelaksanaan Indonesian Festival 2018; Remarkable Indonesia Fair 2018;
Business Matching Perusahaan Indonesia-Kanada di Ottawa; dan Coffee and Tea Show di
Toronto, Kanada.
Sebanyak lima dari enam negara mitra di kawasan Amerika I yang mengalami peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia dimaksud, mencatatkan nilai surplus neraca perdagangan bagi Indonesia.
Pencapaian surplus neraca perdagangan pada ke-5 negara mitra dimaksud (Bahama, Republik Dominika, Nikaragua, Honduras dan AS) terjadi karena tingginya dinamika pertemuan bilateral dengan negara mitra pada berbagai level yang menghasilkan komitmen untuk meningkatkan perdagangan yang berdampak pada meningkatnya nilai perdagangan negara tersebut. Keberhasilan dalam mencapai target peningkatan nilai perdagangan dan atau peningkatan surplus neraca perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara mitra di kawasan Amerika I tersebut telah
turut mewujudkan perubahan positif dalam keseluruhan hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara-negara mitra di wilayah kerja Direktorat Amerika I, antara lain:
a. Lebih terbukanya akses pasar untuk produk Indonesia di negara mitra;
b. Meningkatnya kontak bisnis antara stakeholders Indonesia dengan stakeholders negara mitra; c. Meningkatkan kesempatan lapangan kerja;
d. Peningkatan kontribusi perdagangan pada pertumbuhan ekonomi nasional;
e. Peningkatan ketergantungan ekonomi negara-negara di kawasan Amerika Tengah dan Karibia Barat, sehingga dapat berdampak positif terkait upaya permintaan dukungan Kelompok Separatis Papua atau negara tertentu (Vanuatu) kepada negara-negara dimaksud.
Sementara itu, walaupun terjadi peningkatan total perdagangan, perdagangan bilateral RI-Kanada yang mencatatkan defisit bagi Indonesia sebesar USD 810.616,700.00.-. Adapun alasan defisit tersebut karena kenaikan permintaan domestik atas produk gandum dan bubur kayu asal Kanada yang berujung pada meningkatnya ekspor produk tersebut dari Kanada ke Indonesia.
Pencapaian keberhasilan pada IKU ini didorong oleh upaya terobosan Direktorat Amerika I dalam melaksanakan diplomasi ekonomi, khususnya melalui:
a. Intensifikasi pertemuan bisnis antara pengusaha-pengusaha dalam kunjungan kenegaraan forum bisnis, dan pameran TTI di luar negeri.
b. Intensifikasi dialog antara pelaku usaha dan antar pemangku kepentingan seperti pelaksanaan
Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) RI-Amerika Serikat ke-17 di Jakarta,
Indonesia.
c. Partisipasi Indonesia pada pada Seafood Expo North America (SENA) 2018 di Boston, Amerika Serikat, 11-13 Maret 2018. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan
Perikanan Indonesia
menyaksikan penandatanganan transaksi potensial mencapai USD 144,4 jt para eksportir produk perikanan Indonesia yg berpartisipasi pada Seafood Expo North America (SENA) 2018 di Boston, AS.
Menteri KKP menyaksikan penandatanganan transaksi potensial mencapai USD 144,4 jt para eksportir produk perikanan Indonesia yg berpartisipasi pada Seafood Expo North America (SENA) 2018 di Boston, AS.
d. Intensifikasi pertemuan pejabat tingkat tinggi, seperti kunjungan Menteri Perdagangan RI ke Washington DC, AS, pada 23-27 Juli 2018. Dalam kunjungan tersebut, kedua negara sepakati
Menteri KKP meninjau dan berbincang hangat dengan para peserta Seafood Expo North America (SENA) 2018dari Indonesia di Boston, AS, Naret 2018.
menyelenggarakan kegiatan Business Forum dan One-on-One Business Matching yang berhasil menyepakati transaksi dan rencana perdagangan serta investasi dalam berbagai sektor, antara lain baja, garmen dan apparel, produk buah, dan bioavtur/biodiesel.
e. Promosi potensi pasar produk Indonesia di negara mitra kepada pemangku kepentingan melalui pelaksanaan diseminasi Economic Intelligence di Surabaya, 4 Desember 2018, yang dihadiri oleh
stakeholders terkait termasuk Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, KADIN dan pelaku usaha
berbagai industri.
f. Pertemuan dengan Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Assistant Secretary of the Treasury
for Terrorist Financing and Financial Crimes, Marshall Billingsea, terkait Sanksi AS terhadap Iran,
10 Agustus 2018.
Meskipun pencapaian IKU ini cukup signifikan, namun terdapat beberapa catatan dalam pelaksanaannya, antara lain:
a. Isu Non-Tariff Barrier yang mengganggu penetrasi produk-produk Indonesia di kawasan, antara lain persyaratan pendaftaran importir pada badan-badan impor/Kementerian terkait di negara tujuan, persyaratan packaging dan labelling, serta persyaratan sanitary dan phytosanitary. b. Isu hambatan dagang di AS, Meksiko dan Panama khususnya untuk produk perikanan Indonesia. c. Proses renegosiasi NAFTA antara Kanada, AS, dan Meksiko menimbulkan ketidakpastian sehingga berdampak pada situasi perekonomian Kanada dan Meksiko serta mempengaruhi aktivitas sektor perdagangan dan investasi Kanada dan Meksiko dengan Indonesia.
d. Pengusaha dari negara mitra khususnya Kanada dan Meksiko masih memiliki keterbatasan pengetahuan tentang potensi produk dan pasar Indonesia.
e. Para pelaku usaha dan bisnis di Indonesia masih belum memberikan perhatian besar untuk mengembangkan ataupun melakukan penetrasi pasar ke Kanada karena masih terfokus pada pasar tradisional dan domestik serta belum menempatkan Kanada dan Meksiko sebagai pintu masuk ke pasar Kawasan Amerika.
Untuk itu, sebagai tindak lanjut dan proyeksi kedepan, Direktorat Amerika I akan mengambil langkah-langkah solutif sebagai berikut:
a. Meningkatkan upaya promosi perdagangan yang lebih terarah, terpadu dan sinergi dengan K/L teknis maupun dengan pelaku usaha, melalui rapat koordinasi perencanaan dengan K/L teknis. b. Pemanfaatan dokumen economic intelligence yang dikirimkan oleh Perwakilan RI, dalam rangka
menggali/eksplorasi potensi produk-produk Indonesia yang dapat diekspor ke negara-negara mitra baik tradisional maupun non-tradisional.
c. Lebih aktif memperjuangkan pembentukan kesepakatan perdagangan bebas/FTA dan atau PTA dengan negara-negara mitra di wilayah kerja Direktorat Amerika I maupun pembentukan
working group on trade dalam mekanisme bilateral Indonesia dengan negara mitra. Terkait hal
ini, Direktorat Amerika I akan terus mengkoordinasikan pembentukan PTA antara RI-Panama sebagaimana yang disepakati kedua pihak saat kunjungan Wapres/Menlu Panama ke Jakarta, 25-27 Oktober 2018 lalu.
d. Meningkatkan koordinasi antara stakeholders di dalam negeri guna menghadapi tuduhan/ tuntutan yang merugikan Indonesia di negara-negara mitra, melalui forum komunikasi yang diselenggarakan oleh Ditjen Amerop dengan K/L Teknis.
e. Meningkatkan pengembangan kerja sama dengan negara mitra terkait sustainability dan kualitas produk ekspor pertanian.Mengupayakan Public-Private Partnership yang lebih aktif dan terarah
sehingga Direktorat Amerika I memperoleh masukan yang riil dan up-to-date terhadap sektor-sektor yang berpotensi untuk diekspor ke luar negeri serta isu-isu maupun concerns para pelaku usaha atau sektor bisnis Indonesia.
Realisasi anggaran pada IKU ini adalah Rp.1,700,000.00 atau 100% dari pagu anggaran IKU sejumlah Rp.1,700,000.00. Anggaran tersebut dipergunakan untuk belanja bahan pelaksanaan rapat koordinasi dengan stakeholders terkait yang diselenggarakan oleh Direktorat Amerika I.
Analisis IKU 2
“Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai
investasi asing ke Indonesia”
Pada 2018, Capaian IKU ini adalah 100%, yaitu 2 dari target 2 negara di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat yang meningkat nilai investasinya (ke Indonesia) sebesar 2% dari tahun sebelumnya, sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel Capaian IKU-2 S.1 Tahun 2018
IKU 2 S.1 Informasi Kinerja Jumlah
Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia
Jumlah negara akreditasi di wilayah Amerika I dengan peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia minimal 2%
Realisasi 2
Target 2
Capaian 100%
Peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia dari kawasan Amerika I pada 2017 dan 2018 adalah sebagaimana pada tabel perbandingan di bawah ini:
Tabel Perbandingan Nilai Investasi Negara Mitra di Kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat Tahun 2017 dan 2018
(Nilai: Juta US$)
No Negara Jan-Sept 2016 Jan-Sept 2018 Peningkatan
Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi
1 Kanada 96 85.7 90 170.77 6% 99.3%
2 Panama 26 3.9 23 100.71 13% 2,482%
Keberhasilan peningkatan nilai investasi ke Indonesia dari para investor negara mitra di wilayah kerja Direktorat Amerika I pada 2018, utamanya merupakan keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia
IKU “Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan nilai investasi dengan Indonesia”
IKU ini bertujuan untuk meningkatkan peran Kementerian Luar Negeri, guna memberikan kontribusi lebih intensif kepada upaya peningkatan nilai penanaman modal asing dari negara akreditasi ke Indonesia, melalui berbagai macam kegiatan promosi investasi.
Utara termasuk Kanada yang merupakan pasar tradisional untuk penanaman modal di Indonesia, maupun ke negara-negara mitra non-tradisional termasuk Panama di kawasan Amerika Tengah dan Karibia Barat.
Dalam kaitan ini, pertumbuhan investasi Kanada naik sebesar 99.3% dari USD 85.7 juta pada tahun 2017 menjadi USD 170.77 juta pada tahun 2018. Adapun Panama, yang masih dikategorikan negara non-tradisional di kawasan, menunjukkan pertumbuhan nilai penanaman modal asing secara signifikan yaitu dari USD 3.9 juta pada tahun 2017 menjadi USD 100.71 juta pada tahun 2018, atau naik sebesar 2,482%.
Walaupun menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya, investasi Amerika Serikat ke Indonesia masih berada di peringkat ke-7 investor terbesar yang masuk ke Indonesia dengan nilai USD 1,217.62 yang tersebar di 572 proyek investasi.
Beberapa penyebab meningkatnya investasi dari Kanada dan Panama ke Indonesia termasuk:
a. Membaiknya perekonomian global yang berdampak pada membaiknya perekonomian negara mitra sehingga meningkatkan kemampuan berinvestasi di Indonesia.
b. Dalam laporan World Bank 2018, indeks kemudahan berusaha (Ease of Doing Business) Indonesia tercatat naik 2,25 menjadi 66,47 dan membawa Indonesia ke peringkat 72. Kenaikan peringkat tersebut juga tak lepas dari hasil berbagai program reformasi struktural yang akhirnya meningkatkan daya saing ekonomi nasional secara signifikan, termasuk kemudahan dalam memulai usaha, pendaftaran properti dan akses terhadap kredit perbankan.
c. Peringkat global competitiveness index Indonesia yang naik lima peringkat dari posisi 41 pada 2016 menjadi posisi 36 pada 2017; serta pencapaian status “negara layak investasi” dari 3 (tiga) lembaga pemeringkat internasional yaitu Fitch, Moody’s, dan Standard & Poor, turut berperan pada peningkatan minat investasi asing di Indonesia pada tahun 2018.
d. Peningkatan intensitas promosi investasi Indonesia dan realisasi komitmen bisnis saat kunjungan kepala negara dan atau pejabat setingkat menteri ke negara mitra, dan/atau sebaliknya.
e. Pada 16 November 2018, Pemerintah Indonesia kembali meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi 2018, menyusul 16 paket kebijakan yang telah diterbitkan sepanjang 2015-2017. sepanjang tahun 2015-2017. Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan standar pelayanan perizinan berusaha yang efisien, mudah, dan terintegrasi tanpa mengabaikan tata kelola pemerintahan yang baik. Kebijakan tersebut juga menjamin peningkatan koordinasi dan sinkronisasi Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah.
Capaian dan prestasi yang berhasil diraih, termasuk perubahan positif yang berhasil diwujudkan dari pencapaian IKU ini, antara lain adalah peningkatan pada:
a. Peningkatan investasi yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. b. Kapasitas dan kualitas produksi komersial dan industri dalam negeri.
c. Kontak bisnis diantara pengusaha RI dengan pengusaha dari negara mitra termasuk AS, Kanada, Meksiko dan Panama.
d. Kesempatan lapangan kerja karena peningkatan investasi dari negara mitra. e. Transfer teknologi.
g. Kualitas SDM melalui pendidikan vokasi yang melibatkan industri/PMA dari negara mitra. Pencapaian keberhasilan pada peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia juga didorong oleh inovasi/terobosan Direktorat Amerika I dalam melaksanakan diplomasi ekonomi bidang investasi, antara lain:
a. Melakukan koordinasi melalui pelaksanaan kegiatan seminar investasi Indonesia bertajuk “How
to Attract Investors from US’ Investors Perspective” pada 22 Februari 2018 di Jakarta. Seminar
ditujukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas promosi investasi Indonesia di pasar AS serta untuk menajamkan strategi promosi Indonesia melalui diskusi dan sharing lessons learned dari investor AS. Seminar melibatkan berbagai stakeholders terkait dan diikuti oleh 80 (delapan puluh) orang peserta, termasuk diantaranya 16 (enam belas) orang investor AS yang didatangkan oleh KJRI New York.
b. Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) RI-AS ke-17 telah diselenggarakan pada 14 Mei 2018 di Jakarta.
c. Pelaksanaan kegiatan diseminasi data economic intelligence yang melibatkan stakeholders terkait di Surabaya, 4 Desember 2018.
d. Pertemuan bilateral Direktur Amerika I dengan Ketua Komite Tetap Amerika Kamar Dagang dan Industri Indonesia pada 5 Desember 2018.
e. Fasilitasi kunjungan BUMN khususnya dari bidang industri strategis ke negara mitra termasuk kunjungan PT. INKA dan PT. Barata Indonesia ke Meksiko dan Kosta Rika pada September 2018 untuk menjajagi peluang pasar produk kedua perusahaan di kedua negara tersebut.
Meskipun target IKU ini tercapai 100%, dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala, yaitu:
a. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat masih berpengaruh terhadap minat investasi negara-negara di kawasan tersebut. Namun demikian, beberapa negara sudah mengarahkan pengembangan ekonominya ke wilayah Asia. Sebagai contoh, pelaksanaan Falcon Policy Pemerintah Panama
yang mulai fokus pada pasar Asia, Australia dan Timur Tengah, telah memberikan keuntungan bagi Indonesia dengan kenaikan dramatis investasi Panama Indonesia pada tahun 2018.
b. Beberapa negara di kawasan Amerika Tengah dan Karibia merupakan negara termiskin di kawasan bahkan di dunia, sehingga masih belum memiliki kapasitas untuk berinvestasi di Indonesia, dan sebaliknya lebih mengharapkan pihak Indonesia berinvestasi di negaranya. c. Negara-negara di kawasan Amerika Tengah dan Karibia lebih tertarik berinvestasi di
negara-negara yang ada di kawasannya sendiri mengingat telah ada perjanjian perdagangan regional dan bilateral yang memberikan kemudahan berinvestasi di antara negara-negara di Kawasan tersebut.
d. Terdapat kekhawatiran di kalangan investor dari kawasan Amerika Utara terhadap diskontinuasi Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) RI dengan negara mitra. e. Selain itu, kebijakan Online Single Submission (OSS) belum efektif dan pro investasi karena belum
ada harmonisasi antara regulasi baik di tingkat pusat maupun daerah.
Untuk itu, sebagai proyeksi ke depan, Direktorat Amerika I akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengintensifkan pelaksanaan diplomasi ekonomi, antara lain dengan mengundang sebanyak mungkin investor dari kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat untuk berinvestasi di Indonesia di sektor-sektor yang menjadi keunggulan masing-masing, antara lain seperti ternak sapi (Meksiko), logistik dan pelabuhan (Panama) serta pertambangan, hotel, transportasi, pemurnian minyak (Amerika Serikat).
b. Memanfaatkan kebijakan pengembangan ekonomi ke Asia yang dicanangkan negara-negara mitra (Look East Policy).
c. Meningkatkan intensitas koordinasi dengan K/L teknis untuk mendorong perbaikan kondisi domestik, antara lain dalam upaya sinkronisasi peraturan terkait investasi melalui rapat koordinasi maupun forum komunikasi.
d. Mengupayakan kerja sama trilateral antara Kemenlu, BKPM dan BPS untuk penyediaan data terkini terkait nilai investasi dari kawasan Amerop ke Indonesia, secara berkelanjutan.
e. Mendorong finalisasi template P4M.
Realisasi anggaran pada IKU ini adalah Rp. 2,108,000.00 atau 100% dari pagu anggaran IKU sejumlah Rp. 2,108,000.00. Anggaran tersebut dipergunakan untuk belanja bahan pelaksanaan rapat koordinasi dengan stakeholders terkait yang diselenggarakan oleh Direktorat Amerika I.
Analisis IKU-3
“Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan
jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia”
Berdasarkan data Januari- November 2018, capaian IKU ini adalah 100% yaitu realisasi 4 negara dari target 4 negara dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dari kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat ke Indonesia, sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel Capaian IKU-3 S1 Tahun 2018
IKU 1 S2 Informasi Kinerja Jumlah
Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia
Jumlah negara akreditasi di wilayah Amerika I dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia
Realisasi 4
Target 4
Capaian 100%
Tabel Perbandingan Jumlah Wisatawan dari Beberapa Negara Mitra di Kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat Tahun 2017 dan Tahun 2018
No Negara 2017 2018 Peningkatan Wisatawan Wisatawan Sumber: BPS 1. Haiti 60 74 23.33% 2. Republik Dominika 393 457 16.28% 3. Amerika Serikat 344,766 387,295 12.34% 4. Meksiko 11,497 12,408 7.92%
Pencapaian IKU ini utamanya didorong oleh kerja sama dan koordinasi dalam pelaksanaan promosi pariwisata antara Direktorat Amerika I dengan Perwakilan RI di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat secara berkelanjutan, baik melalui partisipasi pada pameran pariwisata maupun pelaksanaan kegiatan yang bersifat kebudayaan di negara mitra di kawasan tersebut.
Berdasarkan data Kemenpar, pada tahun 2018, jumlah wisatawan mancanegara dari wilayah kerja Direktorat Amerika I ke Indonesia tercatat 501,750 orang atau meningkat 8,64% dari jumlah wisatawan di periode yang sama tahun 2017 sejumlah 461,861 orang. Apabila dilihat per negara
IKU
“Jumlah negara akreditasi di Kawasan Amerika I yang
mencapai target peningkatan jumlah wisatawan
mancanegara ke Indonesia”
IKU ini bertujuan untuk meningkatkan peran Kementerian
Luar Negeri, guna memberikan kontribusi lebih intensif
kepada
upaya
peningkatan
jumlah
wisatawan
mancanegara ke Indonesia, melalui berbagai macam
kegiatan promosi pariwisata.
terdapat empat negara yang mengalami peningkatan jumlah wisatawan ke Indonesia di atas 5% yaitu Haiti (naik 23.33%), Republik Dominika (naik 16.28%), Amerika Serikat (naik 12.34%) dan Meksiko (naik 7.92%).
Direktorat Amerika I telah melakukan berbagai inovasi/terobosan dalam mendorong tercapainya IKU ini termasuk partisipasi pada temu bisnis, pameran pariwisata dan kegiatan budaya yang diselenggarakan oleh perwakilan RI di negara mitra, seperti Indonesia Tourism Trade Show (ITTS) di sela-sela Remarkable Indonesia Fair 2018 di Chicago, AS; Indonesian Festival 2018 di Ottawa, Kanada; dan Coffee and Tea Show di Toronto, Kanada.
Dalam pencapaian IKU ini, Direktorat Amerika I masih menemui beberapa kendala, antara lain: a. Keterbatasan ketersediaan anggaran promosi karena sebagian besar negara yang disupervisi
oleh Direktorat Amerika I merupakan pasar non-tradisional industri pariwisata Indonesia menjadikan negara-negara tersebut tidak termasuk dalam daftar prioritas dari K/L Indonesia terkait.
b. Beberapa negara di Karibia Barat dan Amerika Tengah adalah destinasi wisata yang telah dikenal secara internasional, dengan karakter yang mirip dengan destinasi wisata di Indonesia (wisata alam dan pantai). Dengan demikian negara-negara tersebut adalah kompetitor bagi pariwisata Indonesia.
c. Tidak tersedianya data yang dipublikasikan secara luas oleh K/L terkait negara-negara mitra yang ditargetkan mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
d. Kurang dikenalnya destinasi pariwisata Indonesia oleh masyarakat dari wilayah Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat, terutama destinasi wilayah di luar Pulau Bali.
e. Belum terdapatnya rute penerbangan langsung ke Indonesia dari beberapa negara di Kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat.
f. Jarak yang jauh dan biaya perjalanan yang relatif tinggi membuat wisatawan dari AS dan Kanada lebih memilih untuk berwisata ke kawasan Karibia dan Amerika Latin.
g. Agenda wisata Indonesia yang tidak update dan tidak disebarkan sejak jauh hari, sehingga Indonesia tidak masuk perhitungan sebagai tujuan wisata ketika calon wisatawan merencanakan jadwal liburan.
h. Terjadinya bencana alam di sejumlah wilayah Indonesia yang berujung pada pengeluaran travel
warning ke Indonesia oleh beberapa negara.
i. Data statistik kunjungan wisatawan mancanegara yang dipublikasikan di situs K/L terkait, hanya mencakup negara-negara besar, seperti Belanda, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, dan Rusia, tidak mencakup negara-negara kecil lainnya di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat. Data statistik negara-negara lainnya harus dimintakan secara khusus kepada Kementerian Pariwisata.
Kedepannya, Direktorat Amerika I Amerop akan melaksanakan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut:
a. Meningkatkan koordinasi dengan K/L terkait seperti Kemenpar, BPS dan Ditjen Imigrasi untuk penyediaan data terkini secara berkelanjutan tiap tahunnya.
b. Meningkatkan partisipasi pada pameran pariwisata; kerja sama antara tour operator Indonesia dengan tour operator negara-negara di kawasan Amerop.
c. Mendukung realisasi kerja sama joint promotion dan joint market antara pengelola taman wisata Indonesia dengan pengelola taman wisata di negara-negara mitra di wilayah kerja Amerika I, sebagaimana yang sedang dirintis oleh Pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, dengan Pengelola situs bersejarah serupa seperti Piramida Teotihuacan di Meksiko.
d. Menyelenggarakan kegiatan familiarization trip bagi tour operator, blogger dan jurnalis luar negeri, terutama dari negara-negara di Kawasan Amerika Tengah dan Karibia ke destinasi wisata di Indonesia selain Pulau Bali.
e. Melaksanakan peningkatan promosi pariwisata ke negara-negara yang belum menjadi prioritas dari K/L terkait, baik melalui keikutsertaan pada pameran, penyelenggaraan rangkaian kegiatan promosi wisata, familiarization trip, maupun temu bisnis.
Realisasi anggaran pada IKU ini adalah Rp. 29,435,501.00 atau 100% dari pagu anggaran IKU sejumlah Rp. 29,436,000.00. Anggaran tersebut dipergunakan untuk belanja bahan pelaksanaan rapat koordinasi dengan stakeholders terkait yang diselenggarakan oleh Direktorat Amerika I.
B.
CAPAIAN KINERJA
Customer Perspective
Pencapaian Sasaran Strategis “Dukungan dan Komitmen Nasional yang Tinggi atas Kesepakatan Internasional di Kawasan Amerika I” diukur dengan IKU “Persentase kesepakatan kerja sama bilateral di kawasan Amerika I yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri”.
Analisis IKU-1
“Persentase kesepakatan kerja sama
bilateral di kawasan Amerika I yang
ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam
negeri”
Pada tahun 2018, capaian IKU
ini sebesar
111%, dengan realisasi 100% dari target 90%, sebagaimana pada tabel berikut:Tabel Capaian Sub IKU-1 B.3 Tahun2018
IKU-1 B3 Informasi Kinerja Jumlah
Persentase kesepakatan kerja sama bilateral di kawasan Amerika I yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri
Jumlah kesepakatan yang ditindaklanjuti
10
Jumlah kesepakatan yang akan ditindaklanjuti
9
Realisasi 100%
Target 90%
Capaian 111%
Pencapaian yang signifikan Direktorat Amerika I atas IKU ini, mencerminkan sinergi dan komitmen yang tinggi antara Direktorat Amerika I dengan perwakilan RI di kawasan Amerika Utara, Tengah dan Karibia Barat dan K/L teknis terkait, untuk menindaklanjuti kesepakatan yang telah ditandatangani. Dibawah ini disampaikan beberapa kesepakatan yang berhasil ditindaklanjuti pada tahun 2018, antara lain:
1. Tindak lanjut MOU on Bilateral Consultations antara RI-Kosta Rika melalui penyelenggaraan rapat interkem persiapan kunjungan Menlu Kosta Rika yang pertama sebagai, pada 16 Januari 2018. Rapat membahas berbagai tindak lanjut kerja dengan Kosta Rika termasuk rencana
Sasaran Strategis (C.1): Dukungan dan Komitmen Nasional yang
Tinggi atas Kesepakatan Internasional di kawasan Amerika I
IKU” Persentase kesepakatan kerja sama bilateral di kawasan Amerika I yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri”
IKU ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kesepakatan kerja sama pada tingkat bilateral telah ditindaklanjuti pada tingkat nasional. Selain itu, IKU ini diperlukan agar Direktorat Amerika I dapat melakukan monitoring dan follow up terhadap kesepakatan kerja sama dan melakukan koordinasi dengan K/L teknis terkait untuk memastikan bahwa kesepakatan yang ada ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan terkait.
pelatihan penanggulangan bencana, penjajakan kerja sama triangular RI-Kosta Rika; dan penjajakan kerja sama energi terbarukan. Dalam rapat interkem yang sama, sebagai tindak lanjut MOU on the Establishment of Bilateral Consultations 2001, telah dibahas persiapan FKB RI-Meksiko di Jakarta. Pertemuan membahas rencana impor sapi dari Meksiko tahun 2018, penyelenggaraan Consultative Committee on Agriculture Meeting (CCA) ke-3. Pertemuan juga membahas tindak lanjut ratifikasi Air Service Agreement RI-Meksiko.
2. Pelaksanaan rapat persiapan Senior Official Meeting RI-AS sebagai penguatan mekanisme
Annual Ministerial Strategic Dialogue (AMSD) RI-AS, di Bogor tanggal 18-19 Januari 2018.
Pertemuan SOM ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di bawah kerangka Kerja
Sama Kemitraan Strategis dan diharapkan sebagai roadmap untuk penyelenggaraan Dialog Strategis Tingkat Menteri RI-AS. Dalam pertemuan tersebut, turut disepakati menghidupkan
kembali working groups guna memperkuat mekanisme AMSD. Pertemuan juga membahas proses finalisasi Letter of Intent (LoI) Kerja Sama Siber.
3. Sebagai tindak lanjut Indonesia-Canada Joint Declaration on the Establishment of a Bilateral
Consultative Forum dan Plan of Action 2014-2019, telah berlangsung rapat interkem dalam
rangka persiapan pertemuan pejabat tinggi RI-Kanada berlangsung di Jakarta, 16 Maret 2018. Tujuan diadakan rapat adalah untuk mempersiapkan substansi pelaksanaan pertemuan pejabat tinggi RI-Kanada tanggal 11 April 2018 sebagai pertemuan pendahulu FKB RI-Kanada yang semula direncanakan berlangsung dalam tahun 2018.
4. Rapat persiapan kunjungan Menteri Otoritas Maritim Panama dan pembahasan Perjanjian Pengakuan Sertifikasi Pelaut RI-Panama di Jakarta tanggal 22 Maret 2018. Perjanjian Kerja Sama Pengakuan Sertifikasi Pelaut RI-Panama direncanakan akan ditandatangani oleh Menteri Otoritas Maritim Panama dan Dirjen Perhubungan Laut, Kemenhub RI.
5. Pembahasan Pembaharuan Perjanjian General Security of Military Information (GSOMIA), 2 Juli 2018. Pertemuan pembahasan atas surat undangan Director for International Security Programs, Office of the Under Secretary of Defense Peter R. Batten kepada Direktur Kersin Kemhan untuk pelaksanaan Reciprocal Visit dalam konteks re-establishment perjanjian GSOMIA 6. Sebagai tindak lanjut dari MoU Kerja sama Pembentukan Consultative Committee on Agriculture
(CCA) 2012, telah diselenggarakan rapat interkem persiapan Consultative Committee on
Agriculture Meeting (CCA) RI-Meksiko ke-3 di Jakarta, 20 Maret 2018. Rapat dihadiri wakil dari unit terkait di Kementerian Pertanian RI (Biro KSLN dan Balitbang Pertanian) serta Dit HP Ekonomi dan Dit Amerika I Kemlu RI.
7. Sebagai kelangsungan dari Joint Statement on Cooperative Defense RI-AS 2015, telah diselenggarakan Sosialisasi Lanjutan Sanksi Countering Americas Adversaries Through Sanctions
Act (CAATSA), 25 Mei 2018. Kegiatan turut menghadirkan K/L dan industri pertahanan terkait
dan membahas perkembangan sanksi CAATSA, pandangan pemerintah AS terkait Indonesia dan CAATSA, dan kemungkinan mekanisme waiver.
8. Sebagai tindak lanjut dari Joint Statement on Cooperative Defense RI-AS 2015, rapat Koordinasi Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan RI-AS telah diselenggarakan pada 23 Juli 2018. Rakor dihadiri oleh Direktur Niaga PT DI, wakil-wakil BKSAP DPR, Kemenko Polhukam, Kersin Mabes TNI, Asintel Mabes TNI, Sesko AU, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, PT Pindad, PT RAI, PT SSE Defence, Unpar Bandung, Sesditjen Amerop, dan P2K2 Amerop. Rapat menyepakati pentingnya kalkulasi dampak risiko dari 12 sanksi Countering America’s Adversaries Through