Oksigen Terlarut atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen Terlarut atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Sumber oksigen terlarut dapat
Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Sumber oksigen terlarut dapat
berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktivitas fotosintesis oleh
berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktivitas fotosintesis oleh
tumbuhan air dan fitoplankton (Novotny dan Olem, 1994 dalam Effendi, 2008). Difusi oksigen
tumbuhan air dan fitoplankton (Novotny dan Olem, 1994 dalam Effendi, 2008). Difusi oksigen
dari atmosfer ke dalam air dapat terjadi secara langsung pada kondisi air diam (stagnant) atau
dari atmosfer ke dalam air dapat terjadi secara langsung pada kondisi air diam (stagnant) atau
terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau ombak dan air
terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau ombak dan air
terjun.
terjun.
Kadar oksigen terlarut (DO) di ketiga lokasi penelitian berkisar antara 5,4
Kadar oksigen terlarut (DO) di ketiga lokasi penelitian berkisar antara 5,4
–
–
5,8 mg/l. Secara
5,8 mg/l. Secara
umum kadar oksigen terlarut di kedua lokasi ini tergolong baik. Di perairan tawar, kadar oksigen
umum kadar oksigen terlarut di kedua lokasi ini tergolong baik. Di perairan tawar, kadar oksigen
terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0 0C dan 8 mg/l pada suhu 25 0C, sedangkan di
terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0 0C dan 8 mg/l pada suhu 25 0C, sedangkan di
perairan laut berkisar antara 11 mg/l pada suhu 0 0C dan 7 mg/l pada suhu 25 0C (McNeely et
perairan laut berkisar antara 11 mg/l pada suhu 0 0C dan 7 mg/l pada suhu 25 0C (McNeely et
al., 1979 dalam Effendi, 2008). Kadar oksigen terlarut pada perairan alami biasanya kurang dari
al., 1979 dalam Effendi, 2008). Kadar oksigen terlarut pada perairan alami biasanya kurang dari
10 mg/l.
10 mg/l.
Menurut Effendi (2008), kadar oksigen yang terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung
Menurut Effendi (2008), kadar oksigen yang terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung
pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian
pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian
(altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil. Kadar
(altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil. Kadar
oksigen juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada percampuran
oksigen juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada percampuran
(mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah
(mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah
(effluent) yang masuk ke badan air.
(effluent) yang masuk ke badan air.
Mukhtasor (2007) mengatakan bahwa oksigen terlarut akan menurun apabila banyak limbah,
Mukhtasor (2007) mengatakan bahwa oksigen terlarut akan menurun apabila banyak limbah,
terutama limbah organik, yang masuk ke perairan. Hal ini dikarenakan oksigen tersebut
terutama limbah organik, yang masuk ke perairan. Hal ini dikarenakan oksigen tersebut
digunakan oleh bakteri-bakteri aerobik dalam proses pemecahan bahan-bahan organik yang
digunakan oleh bakteri-bakteri aerobik dalam proses pemecahan bahan-bahan organik yang
berasal dari limbah yang mencemari perairan tersebut.
berasal dari limbah yang mencemari perairan tersebut.
http://dedepurnama.blogspot.com/2011/10/oksigen-terlarut-atau-dissolved-oxygen.html
Minggu, 11 Oktober 2009
OKSIGEN TERLARUT (DO) DAN KEBUTUHAN OKSIGEN BIOLOGI
(BOD)
Pencemaran air adalah penambahan unsur atau organisme laut kedalam air, sehingga pemanfaatannya dapat terganggu. Pencemaran air dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial, karena adanya gangguan oleh adanya zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih. Keadaan ini akan menyebabkan oksigen terlarut dalam air pada kondisi yang kritis, atau merusak kadar kimia air. Rusaknya kadar kimia air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari air. Besarnya beban
pencemaran yang ditampung oleh suatu perairan, dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah polutan yang berasal dari berbagai sumber aktifitas air buangan dari proses-proses industri dan buangan domestik yang berasal dari penduduk.
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pengaruh air buangan industri dan limbah penduduk
terhadap organisme perairan, terutama pengaruhnya terhadap ikan. Akibat yang ditimbulkan antara lain dapat menyebabkan kelumpuhan ikan, karena otak tidak mendapat suplai oksigen serta kematian
karena kekurangan oksigen (anoxia) yang disebabkan jaringan tubuh ikan tidak dapat mengikat oksigen yang terlarut dalam darah.
Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia:
- DO (Dissolved Oxygen)
- BOD (Biochemical Oxygen Demand) - COD (Chemical Oxygen Demad), dan - Jumlah total Zat terlarut
DO/ Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) A. PENGERTIAN OKSIGEN TERLARUR (DO)
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air serta mer upakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi . Kadar oksigen yang terlarut bervariasi ter gantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar 1oC akan
meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10.
Menurut Boyd (1990), jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme akuatik tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan lain-lain. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat menimbulkan anorexia, stress, dan kematian pada ikan. Menurut Swingle dalam Boyd (1982), bila dalam suatu kolam kandungan oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar dari 5 mg/l, maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik. Pada perairan yang mengandung
deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangat lambat sehingga oksigen dalam air sangat sedikit. Oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis
tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
B. MANFAAT OKSIGEN TERLARUT (DO)
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup inilah beberapa manfaatnya :
• Untuk pernapasan
• proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
• oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. • Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.
Oksigen juga memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen ter larut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan khan biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan m ereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga. Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi
bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum te rlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu,
salinitas,
pergerakan massa, air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin re ndahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut,
karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keper luan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan
oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan
pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut.
C. KANDUNGAN IDEAL OKSIGEN TERLARUT
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme. Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama w aktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70 %. KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang ke butuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang me ngandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu apakah penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
KEBUTUHAN OKSIGEN BIOLOGI (BOD)
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi. Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaranair buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang
menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi yang harnpir sama dengan
kondisi yang ada di alam. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus bebas dari udara luar untuk rnencegah kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus berada pada suatu tingkat pencemaran tert entu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut selalu ada selama pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar ± 9 ppm pads suhu 20°C
KESIMPULAN
1. Oksigen sangat dibutuhkan oleh semua jasad hidupuntuk pernapasan dan proses met abolisme. Dalam perairan oksigen berperan dalam proses oksidasi den reduksi bahan kimia menjadi senyawa yang lebih sederhana sebagai nutrien yang sangat dibutuhkan organisme perairan. Sumber utama oksigen
diperairan berasal dari proses difusi udara bebas dan hasil proses fotosintesis.
2. Untuk mengetahui kualitas suatu perairan, parameter oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biokimia (BOD) memegang peranan penting. Prinsip penentuannya bisa dilakukan dengan cara
http://biarkanakumenulis.blogspot.com/2009/10/oksigen-terlarut-do-dan-kebutuhan.html
Oksigen terlarut
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa
Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Oksigen terlarut
(
dissolved oxygen, disingkat
DO) atau sering juga disebut dengan
kebutuhan oksigen(
Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air.
Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O
2)
yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air
tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa
air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air
mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme . Selain itu kemampuan air untuk
membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab
[sunting] Mekanisme
Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen kimia
menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida
dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut tidak
membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta
anaerob, dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin
giat dalam menguraikan kandungan dalam air. Reaksi yang terjadi dalam penguraian tersebut
adalah:
Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus berlaku, maka kadar oksigen pun akan
menurun. Pada klimaksnya, oksigen yang tersedia tidak cukup untuk menguraikan komponen
kimia tersebut. Keadaan yang demikian merupakan pencemaran berat pada air.
[sunting] Analisis dan Pengukuran
Untuk mengukur kadar DO dalam air, ada 2 metode yang sering dilakukan:
Metode titrasi Metode elektrokimia atau lebih dikenal pengukran dengan DO-meter
Oksigen terlarut
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa
Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Oksigen terlarut
(
dissolved oxygen, disingkat
DO) atau sering juga disebut dengan
kebutuhan oksigen(
Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air.
Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O
2)
yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air
tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa
air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air
mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme . Selain itu kemampuan air untuk
membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab
[sunting] Mekanisme
Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen kimia
menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida
dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut tidak
membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta
anaerob, dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin
giat dalam menguraikan kandungan dalam air. Reaksi yang terjadi dalam penguraian tersebut
adalah:
Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus berlaku, maka kadar oksigen pun akan
menurun. Pada klimaksnya, oksigen yang tersedia tidak cukup untuk menguraikan komponen
kimia tersebut. Keadaan yang demikian merupakan pencemaran berat pada air.
[sunting] Analisis dan Pengukuran
Untuk mengukur kadar DO dalam air, ada 2 metode yang sering dilakukan:
Metode titrasi Metode elektrokimia atau lebih dikenal pengukran dengan DO-meter
http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen_terlarut
Masa Protrombin Plasma
Posted by Riswanto on Friday, January 22, 2010 Labels: Tes Hemostasis
Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif dalam proses pembekuan. Protrombin dikonversi menjadi thrombin oleh tromboplastin yang diperlukan untuk membentuk bekuan darah.
Uji masa protrombin ( prothrombin time, PT ) untuk menilai kemampuan faktor koagulasi jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor I (fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor VII (prokonvertin), dan faktor X (faktor Stuart). Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau 10% dari nilai normal. Pada penyakit hati PT memanjang karena sel hati tidak dapat mensintesis protrombin.
PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi ekstrinsik dan bersama jika kadarnya <30%
style="font-style: italic;">
International Committee for Standardization in Hematology (ICSH) menganjurkan tromboplastin jaringan yang digunakan harus distandardisasi dengan tromboplastin rujukan dari WHO untuk mendapatkan International Sensitivity Index (ISI). International Normalized Ratio (INR) adalah satuan yang lazim digunakan untuk pemantauan pemakaian antikoagulan oral. INR didadapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan nilai PT normal kemudian dipangkatkan dengan ISI. INR merupakan rancangan untuk memperbaiki proses pemantauan terhadap terapi warfarin sehingga INR digunakan sebagai uji terstandardisasi internasional untuk PT. INR dirancang untuk pemberian terapi warfarin jangka panjang dan hanya boleh digunakan setelah respons klien stabil terhadap warfarin. Stabilisasi memerlukan waktu sedikitnya seminggu. Standar INR tidak boleh digunakan jika klien baru memulai terapi warfarin guna menghindari hasil yang salah pada uji.
Penetapan
Bahan pemeriksaan untuk uji PT adalah plasma sitrat yang diperoleh dari sampel darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109M) dengan perbandingan 9:1. Darah sitrat harus diperiksa dalam waktu selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan. Sampel dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dan disimpan pada suhu 20 +5oC tahan 8 jam. Penyimpanan sampel plasma pada suhu 2-8oC menyebabkan teraktivasinya faktor VII (prokonvertin)
oleh sistem kalikrein.
PT dapat diukur secara manual (visual), fotooptik atau elektromekanik. Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan. Metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti. Prinsip pengukuran PT adalah menilai terbentuknya bekuan bila ke dalam plasma yang telah diinkubasi ditambahkan campuran tromboplastin jaringan dan ion kalsium. Reagen yang digunakan adalah kalsium tromboplastin, yaitu tromboplastin jaringan dalam larutan CaCl2. Beberapa jenis tromboplastin yang dapat dipergunakan misalnya :
Tromboplastin jaringan berasal dari emulsi ekstrak organ otak, paru atau otak dan paru dari
kelinci dalam larutan CaCl2 dengan pengawet sodium azida (mis. Neoplastine CI plus)
Tromboplastin jaringan dari plasenta manusia dalam larutan CaCl2 dan pengawet (mis.
Thromborel S).
HASIL MEMANJANG : Penyakit hati (sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker hati, jaundice), afibrinogenemia, defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X), disseminated intravascular coagulation (DIC), fibrinolisis, hemorrhagic disease of the newborn (HDN), gangguan reabsorbsi usus. Pengaruh obat : treatmen vitamin K antagonis, antibiotic (penisilin, streptomisin, karbenisilin, kloramfenikol [Chloromycetin], kanamisin [Kantrex], neomisin, tetrasiklin), antikoagulan oral (warfarin, dikumarol), klorpromazin (Thorazine), klordiazepoksid (Librium), difenilhidantoin (Dilantin), heparin, metildopa (Aldomet), mitramisin, reserpin (Serpasil), fenilbutazon (Butazolidin), quinidin, salisilat (aspirin), sulfonamide.
HASIL MEMENDEK : tromboflebitis, infark miokardial, embolisme pulmonal. Pengaruh Obat : barbiturate, digitalis, diuretic, difenhidramin (Benadryl), kontrasepsi oral, rifampin, metaproterenol (Alupent, Metaprel).
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Sampel darah membeku,
Membiarkan sampel darah sitrat disimpan pada suhu kamar selama beberapa jam,
Diet tinggi lemak (pemendekan PT) dan penggunaan alkohol (pemanjangan PT) dapat
menyebabkan perubahan endogen dari produksi PT.
Baca Juga Yang Ini
Tes Hemostasis Pengukuran D-dimer Fibrinogen
Masa Tromboplastin Parsial Teraktivasi Waktu Perdarahan
Hitung Trombosit