• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan

Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, laporan keuangan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan (www.bapepam.go.id).

Menurut Jumingan (2005:4) Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain.

Menurut Winwin Yadiati (2007:51) Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan

(2)

kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggung jawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan merupakan seperangkat laporan keuangan formal (full set) yang terdiri dari :

1. Neraca (balance sheet)

2. Laporan laba rugi (income statement)

3. Laporan perubahan ekuitas (statement of changes of equity) 4. Laporan arus kas (cash flow statement)

5. Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement)

Menurut Kasmir (2010:6) dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan.

Meunurut IAI (2012:1), Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

(3)

Karakteristik laporan keuangan kualitatif pokok menurut IAI (2012:5), yaitu: a. Dapat dipahami b. Relevan c. Keandalan d. Dapat dibandingkan

B. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut IAI (2012:3), tujuan lapoaran keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut tentang posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Kasmir (2010:10) secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Adapun tujuan laporan keuangan :

(4)

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahanprubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu.

7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu perode tertentu.

8. Informasi keuangan lainnya.

Menurut Agus dan Edy (2008:4) Pihak – pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan adalah :

1. Pihak Internal

a. Pihak manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengkordinasian (coordinating) dan perencaanaan (planning) suatu perusahaan.

(5)

b. Pemilik perusahaan dengan menganalisa laporan keuangannya pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan.

2. Pihak Eksternal

a. Investor, memerlukan analisa laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. Bagi investor, yang penting adalah tingkat imbalan hasil (return) dari modal yang telah atau akan di tanam dalam suatu perusahaan tersebut.

b. Kreditur, mereka merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja keuangan jangka pendek dan profitabilitas perusahaan.

c. Pemerintah, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan juga oleh lembaga yang lain.

d. Karyawan, berkepentingan dengan laporan keuangan dari perusahaan dimana mereka berkerja karena sumber penghasilan dan mereka bergantung pada perusahaan yang bersangkutan.

C. Sifat Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai sumber informasi mempunyai sifat dan keterbatasan. Dengan adanya sifat dan keterbatasan ini, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan hendaknya memanfaatkan laporan keuangan secara wajar dan hati-hati.

(6)

Adapun Sifat laporan keuangan, menurut Kasmir (2010:11) Yaitu :

1. Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah dilewat dari masa sekarang.

2. Bersifat menyeluruh artinya laporan dibuat selengkap mungkin dan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Adapun keterbatasan laporan keuangan, menurut Irham Fahmi (2011:10) yaitu :

1. Laporan keuangan bersifat historis, yakni merupakan kejadian yang telah lewat. Karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan pihak tertentu.

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

4. Laporan keuangan hanya melaporkan informasi yang material.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pastimengenai penilaian laba bersih atau aktiva yang paling kecil.

6. Laporan keuangan lebih menekankan pada ekonomis suatu peritiwa atau transaksi dari pada bentuk hukumnya atau formalitasnya.

7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis danpemakai laporan keuangan dianggap memahami bahasa teknis akuntansi dansifat dari informasi yang dilakukan.

(7)

8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakanmenimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis tingkat kesuksesan antara perusahaan.

9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.

D. Pengungkapan

Pengertian Pengungkapan

Menurut Suwardjono (2006:578) Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Pengungkapan sering juga dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statement keuangan formal.

Pengungkapan atau Disclosure dapat diartikan sebagai pemberian informasi bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi tersebut (Ghazali dan Chariri, 2007). Terdapat tiga kriteria pengungkapan yang digunakan yaitu :

1. Pengungkapan cukup (adequate)

pengungkapan cukup artinya cakupan pengungkapan minimal yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah agar informasi yang disampaikan tidak menyesatkan.

(8)

2. Pengungkapan wajar (fair)

Pengungkapan wajar adalah tujuan etis dalam memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum terhadap semua pemakai informasi yang relevan. Pengungkapan

3. Pengungkapan lengkap (full)

Pengungkapan lengkap adalah penyajian semua informasi yang relevan.

Menurut Suwardjono (2006:580) Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda .

Menurut Suwardjono (2006:583) terdapat dua pengungkapan, yaitu :

1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

Pengungkapan yang disyaratkan oleh standar akuntansi dan peraturan yang berlaku.

2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan diluar apa yang diwajibkan olehstandar akuntansi atu peraturan badan pengawas.

(9)

Teori pensignalan (signalling theory) melandasi pengungkapan sukarela ini. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham khususnya kalau informasi tersebut merupakan informasi baik (good news). Manajemen juga berminat menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan. Beberapa penelitian akademik juga menunjukkan bahwa makin besar perusahaan makin banyak pengungkapan sukarela yang disampaikan. Pengungkapan sukarela ini merupaka solusi atas kendala pengungkapan dengan ketersediaan manajemen dalam pengungkapan sukarela ini, tingkat pengungkapan wajib yang dapat diarahkan ke tingkat wajar atau bahkan memadai tidak perlu penuh Suwardjono (2006:583).

Disclosure meliputi seluruh proses pelaporan keuangan. Ada beberapa metode untuk melakukan disclosure. Pemilihan metode yang terbaik tergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan dan penting ataukurang pentingnya informasi tersebut. Beberapa metode yang lazim digunakan adalah Hendriksen (2002) :

a. Bentuk dan cara pengaturan ikhtisar-ikhtisar keuangan

b. Istilah-istilah yang digunakan adalah penyajian secara terperinci

c. Info yang disajikan dalam ikhtisar keuangan yang bersangkutandalam bentuk tanda kurung (parenthefical information)

(10)

e. Informasi tambahan yang disajikan dalambentuk yang agak berbeda diikhtisar keuangan dasar, misalnya namadan ikhtisar laba rugi dengan indeks harga konsumen).

Pengungkapan laporan keuangan (disclosure) merupakan suatu cara untuk menyampaikan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Menurut Subroto (2004) menyatakan bahwa alasan pentingnya pengungkapan pada masa mendatang adalah karena lingkungan bisnis tumbuh semakin kompleks dan pasar modal mampu menyerap dan mencerminkan informasi baru dalam harga saham secara cepat. SFAS 105 (paragraf 71-86) yang dikeluarkan oleh FASB menyebutkan adanya empat tujuan dari disclosure, yakni:

1. Menggambarkan item yang diakui dan menyediakan pengukuran yang relevan untuk item itu selain pengukuran yang terdapat dalam laporan keuangan.

2. Menggambarkan item yang tidak diakui dan menyediakan pengukuran yang berguna untuk item yang tidak diakui tersebut,

3. Menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditur dalam mempertimbangkan risiko dan potensi dari item yang diakui dan tidak diakui.

4. Menyediakan informasi interim yang penting disaat isu-isu akuntansi lainnya masih sedang dipelajari secara lebih mendalam.

Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

(11)

dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Untuk mengetahui besarnya tingkat pengungkapan informasi sukarela, dalam penelitian ini digunakan instrumen disclosure index yakni menggunakan skor antara 0 sampai 1, tergantung dari item-item yang diungkapkan dan jumlah keseluruhan item pengungkapan tersebut antara 0 sampai 29. Daftar item pengungkapan terbagi menjadi empat bagian dengan masing-masing bagian mempunyai komponen tersendiri. Item-item tersebut dibawah ini terdapat pada peraturan BAPEPAM yang tercantum dalam Lampiran Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 sebagai pengungkapan yang bersifat sukarela, disamping itu juga sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Adapun item-item pengungkapan tersebut terdiri atas :

1. Latar belakang perusahaan, meliputi tujuan perusahaan, hambatan untuk masuk situasi persaingan, penjelasan umum usaha, penjelasan produk, dan penjelasan pasar perusahaan.

2. Informasi non-keuangan, meliputi jumlah karyawan, jumlah kompensasi setiap karyawan, pesanan yang belum terpenuhi, persentase penjualan dari produk baru selama lima tahun terakhir, jumlah pangsa pasar, jumlah unit yang dijual, harga jual produk, dan pertumbuhan penjualan unit produk. 3. Informasi tentang masa depan perusahaan, meliputi informasi proyeksi

pangsa pasar, proyeksi arus kas, proyeksi pengeluaran modal, proyeksi keuntungan dan proyeksi penjualan.

4. Analisis dan pembahasan umum oleh manajemen meliputi perubahan penjualan, perubahan laba operasi, perubahan beban pokok penjualan,

(12)

perubahan laba kotor, perubahan biaya penjualan dan administrasi, perubahan bunga, perubahan laba bersih, perubahan persediaan, perubahan piutang, perubahan jumlah aktiva, dan perubahan modal perusahaan.

Pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan merupakan penyajian informasi yang diperlukan untuk berlangsungnya Pasar Modal yang efisien secara optimum. Banyaknya informasi yang diungkap tidak hanya tergantung pada keahlian pembaca tetapi juga standar yang dianggap cukup.. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (Mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (Voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang melebihi dari yang diwajibkan. Disclosure dalam laporan tahunan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Mutu dan luas pengungkapan laporan tahunan masing-masing berbeda. Perbedaan ini terjadi karena karakteristik dan filosofi manajemen masing-masing perusahaan juga berbeda. Selain digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan disclosure dalam laporan tahunan juga digunakan sebagai sarana pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Verdiyana, 2006).

(13)

E. Kebijakan Pengungkapan Laporan Keuangan

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2012) Nomor satu tentang penyajian laporan keuangan bermaksud untuk meningkatkan mutu dari laporan keuangan. Pengungkapan tersebut bertujuan agar laporan keuangan dapat dimengerti oleh para pemakainya. Laporan keuangan di sini harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas dengan menerapkan PSAK secara benar dan disertai pengungkapan yangdiharuskan PSAK salam Catatan Atas Laporan Keuangan (pengungkapan wajib/mandatory disclosure). Informasi lain juga tetap diungakapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh PSAK (pengungkapan sukarela/voluntary disclosure). Laporan keuangan disini sesuai dengan pernyataan PSAK yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yaitu meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

F. Indeks Wallace

Dalam menghitung indeks, penulis menggunakan indeks Wallace yang mengungkapkan perbandingan antara jumlah item yang diungkap dengan jumlah item yang seharusnya diungkap den. Indeks Wallace adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur berapa banyak informasi laporan keuangan yang material yang diungkap oleh perusahaan. Semakin banyak item yang diungkap oleh perusahaan, semakinbanyak juga angka indeks yang diperoleh perusahaan.

(14)

Perusahaan dengan angka indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwaperusahaan tersebut telah melakukan praktek pengungkapan secara lebih komprehensif dibanding perusahaan yang lain. Menghitung indeks luas pengungkapan laporan keuangan, dengan rumus index Wallace menurut Soewardjono (2006) adalah:

N Disclosure index:

K

Keterangan:

n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan

k : jumlah item yang dianjurkan untuk diungkapkan

Semakin banyak item yang diungkapkan oleh perusahaan, semakin banyak pula angka indeks yang diperoleh perusahaan tersebut. Perusahaan dengan angka indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut melakukan praktik pengungkapan secara lebih komprehensif dibandingkan perusahaan lain

(15)

Adapun pendekatan untuk menilai seberapa besar pengaruh pengungkapan sukarela :

a. Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Kasmir (2010:157) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dan ekuitas. Asio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Debt to Equity Ratio untuk setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dan total ekuitas sebagai berikut :

Total Hutang DER : Total Ekuitas

b. Size

Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007:3), Asset yang dimiliki oleh perusahaan dalam melakukan kegiatanusahanya terdiri atas asset lancar dan asset tetap. Perusahaan yang memiliki asset tetap yang besar menunjukkan bahwa kegiatan operasi perusahaan akan dapat ditopang dengan baik yang tercermin melalui revenue yang diperoleh perusahaan. Jadi semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula modal yang ditanamnya

(16)

pada berbagai jenis usaha, lebih mudah dalam memasuki pasar modal, memperoleh penilaian kredit yang tinggi dan sebagainya, yang kesemuanya ini akan mempengaruhi keberadaan total aktivanya. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Nilai total aset. Rumus :

Ukuran Perusahaan (SIZE) : Ln(Total aset)

c. Net Profit Margin

Menurut Kasmir (2010:198) Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antar berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan.

Net Profit Margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih. Terdapat rumus untuk menukur rasio ini, yaitu :

Laba Bersih

NPM : Penjualan Bersih

(17)

G. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai pebanding di penelitian ini :

1. Luciana Spica Almilia dan Ikka Retrinasari (2007)

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan”. Variabel independennya rasio likuidtas, rasio leverage, rasio likuiditas, NPM, ukuran perusahaan, dan status perusahaan dan Variabel dependennya adalah kelengkapan pengungkapan. Peneitian ini menngunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan periode 4 tahun (2001-2004). Tekhnis analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya bahwa rasio likuiditas, ukuran perusahaan dan status perusahaan berpengaruh signifikan dan secara bersama-sama bahwa semua variabel bebas tidak berpengaruh terhadap kelenkapan pengungkapan sukarela.

2. Pancawati Hardiningsih (2008)

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Voluntary Disclosure Dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Variabel independennya saham publik, return on investment, total asset, dan leveragedan variabel dependennya adalah voluntary disclosure. Penelitian menggunakan sample perusahaan yang terdaftar di bursa efek jakarta.

(18)

Hasil penelitiannya dalah bahwa hanya variabel saham publik yang berpengaruh terhadap voluntary disclosure sedangkan variabel return on investment, total asset, dan leverage tidak berpengaruh terhadap voluntary disclosure.

3. Magdalena Nany dan Mujiyono (2010)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Leverage, Saham Publik, Size, dan Komite Audit Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela”. Variabel independennya adalah leverage, saham publik dan komite audit dan variabel dependennya adalah pengungkapan sukarela. Penelitian menggunakan sample perusahaan yang terdaftar di bursa efek jakarta. Hasil penelitiannya adalah secara parsial bahwa hanya variabel size yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela sedangkan Leverage, Saham Publik, dan Komite Audit berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sukarela.

4. Arum Purwandari dan Agus Purwanto (2012)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur Kepemilikan dan Status Perusahaan terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Variabel independenya Profitabilitas, Leverage, Struktur Kepemilikan dan Status Perusahaan dan Variabel dependennya Pengungkapan Laporan Keuangan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel perusahaan

(19)

manufaktur yng telah go public dengan periode 2 tahun yaitu 2009-2010 menggunakan purposive sampling. Pengujian ini menggunakan uji F, uji T dan koefisien determinasi dengan persamaan regresi berganda. Hasil penelitiannya semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan laporan keuangan dan secara parsial variabel profitabilitas, leverage, dan status perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap indeks pengungkapan laporan keuangan.

5. Chandra Efrata dan Erly Sherlita (2012)

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Keluasan Pengungkapan Informasi Dalam Laporan Tahunan”. Variabel independennya adalah current ratio, debt to total assets, net profit margin, log size dan Variabel dependennya index disclosure. Penelitian ini menggunakan sample perusahaan barang konsumsi di BEI periode 2008 – 2010. Penelitian ini menggunakan pengujian koefisien regresi linier berganda melalui uji t. Hasil penelitian secara simultan semua variabel berpengaruh signifikan terhadap indeks disclosure dan pengujian regresi menunjukan bahwa hanya variabel current ratio yang berpengaruh negatif sedangkan variabel debt to total assets, net profit margin, dan log size berpengaruh positif terhadap tingkat keluasan pengungkapan.

(20)

TABEL 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti (Tahun)

Variabel Hasil

1 Luciana Spica Almilia dan Ikka Retrinasari

(2007)

Variabel independennya rlikuidtas, leverage, likuiditas, NPM, ukuran perusahaan, dan status perusahaan. Variabel dependennya adalah kelengkapan pengungkapan sukarela. Hasil penelitiannya likuiditas, ukuran perusahaan dan status perusahaan berpengaruh signifikan dan secara bersama-sama semua variabel bebas tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. 2 Pancawati Hardiningsih (2008) Variabel independennya saham publik, return on investment, total asset, dan leverage.

Variabel dependennya adalah voluntary disclosure

Hasil penelitiannya hanya variabel saham publik yang berpengaruh terhadap voluntary disclosure sedangkan variabel return on investment, total asset, dan leverage tidak

(21)

berpengaruh terhadap voluntary disclosure. 3 Magdalena Nany dan Mujiyono (2010) Variabel independennya adalah leverage, saham publik, size, dan komite audit.

Variabel dependennya adalah pengungkapan sukarela.

Hasil penelitiannya secara parsial bahwa hanya variabel size yang berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela sedangkan Leverage, Saham Publik, dan Komite Audit

berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sukarela. 4 Arum Purwandari dan Agus Purwanto (2012) Variabel independenya Profitabilitas, Leverage, Struktur Kepemilikan dan Status Perusahaan.

Variabel dependennya Pengungkapan Laporan Keuangan.

Hasil penelitiannya semua variabel bebas berpengaruh signifikan dan secara parsial variabel profitabilitas, leverage, dan status perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap indeks pengungkapan laporan

(22)

keuangan. 5 Chandra Efrata

dan Erly Sherlita

(2012)

Variabel independennya adalah current ratio, debt to total assets, net profit margin, log size.

Variabel dependennya index disclosure.

Hasil penelitian secara simultan semua variabel berpengaruh signifikan terhadap indeks

disclosure dan pengujian regresi menunjukan bahwa hanya variabel current ratio yang berpengaruh negatif sedangkan variabel debt to total assets, net profit margin, dan log size berpengaruh positif terhadap tingkat keluasan pengungkapan.

(23)

H. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

I. Hipotesis

1. Pengaruh debt equity ratio terhadap pengungkapan sukarela

Kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang atau kewajiban-kewajiban jangka panjang. Faktor ini sangat penting terhadap struktur modal suatu

Debt Equity Ratio (DER)

X1

Net Profit Margin (NPM) X3 SIZE X2 Pengungkapan Sukarela Y

(24)

perusahaan.. Perusahaan yang mempunyai solvabilitas yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi yang memadai bagi investor atau kreditur. Penelitian Magdalena dan Mujiyono (2010) menunjukkan bahwa leverage (debt to equity ratio) berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Ha1 : Terdapat pengaruh terhadap pengungkapan debt equity ratio sukarela.

2. Pengaruh size terhadap pengungkapan sukarela

Ukuran perusahaan bisa didasarkan pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak berwujud dan lain-lainmenyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah total asset perusahaan, berhubungan positif dengan pengungkapan. Sebab perusahaan besar rata-rata cenderung berpotensi besar atas permintaan publik (publik banyak menginginkan informasi perusahaan tersebut). Karena itu, semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar informasi yang perlu diungkapkan. Luciana Spica Almilia dan Ikka Retrinasari (2007) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhdap kelengkapan pengungkapan sukarela. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

(25)

3. Pengaruh net profit margin terhadap pengungkapan sukarela.

Net Profit Margin adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi profit margin maka akan semakin tinggi pengungkapannya. Chandra Efrata dan Erly Sherlita (2012) membuktikan bahwa variabel net profit margin mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan pengungkapan. Jadi semakin tinggi net profit margin suatu perusahaan maka semakin tinggi indeks kelengkapan pengungkapannya. Berdasarkan analisis dan temuan penelitian diatas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Ha3 : Terdapat pengaruh net profit margin terhadap pengungkapan sukarela.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksana pekerjaan harus memperslapkan trainer bersertiflkat yang dikeiuarkan oleh manufaktur atau ahli dan berpengalaman dibldang pengoperasian dan analisa hasll dari alat

Setelah pemasangan pelat bearing dan jack hidrolik selesai langkah berikutnya adalah melihat jarak antara jack dan meja loading test jika jack belum menyentuh

Harapan Subur yang telah memberikan kepada pada penulis untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi ini... Teman-teman dan rekan-rekan penulis serta semua pihak yang

Dalam berkembangnya semua teknologi tersebut ikut disertai pula perkembangan teknologi dalam bidang fotografi, seperti kamera digital single lens reflex atau yang

Guru tidak memiliki strategi pembelajaran yang tepat untuk menulis soal uraian, di antaranya adalah: (1) guru dalam menulis butir soal tidak

Mengenai permasalahan tayangan televisi, meskipun tidak semua tetapi pada umumnya zaman sekarang tayangan televisi nasional didominasi oleh acara-acara yang banyak diminati

Sayyid Yusuf adalah dengan melakukan bimbingan teknis bimtek diklat dan pelatihan, mengadakan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP, dan pengadaan pemanfaatan teknologi

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa kualitas produk, word of mouth (wom), dan kualitas pelayanan berpengaruh secara simultan signifikan terhadap