• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Pasien, Keluarga Pasien, Petugas/Pengunjung di Poli Mata RSUD Dr.Saiful Anwar-Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Pasien, Keluarga Pasien, Petugas/Pengunjung di Poli Mata RSUD Dr.Saiful Anwar-Malang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN Materi Penyuluhan : Pterygium

Sasaran : Pasien, Keluarga Pasien, Petugas/Pengunjung di Poli Mata RSUD Dr.Saiful Anwar-Malang

Tempat : Di Poliklinik Mata RSUD. Dr.Saiful Anwar

Hari/Tanggal : Kamis, 18 Desember 2014

Waktu : 40 menit

Penyuluh : Kelompok 28

A. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien, keluarga pasien, petugas/pengunjung di Poli Mata memahami dan mengetahui tentang Pterygium. 2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien, keluarga pasien, petugas/pengunjung Poli Mata dapat mengetahui :

a. Pengertian dari Pterygium. b. Penyebab terjadinya Pterygium. c. Tanda dan gejala Pterygium. d. Komplikasi Pterygium. e. Penatalaksanaan Pterygium. f. Pencegahan Pterygium. B. Materi Penyuluhan

(2)

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media Waktu

Pembukaan 1. Memberi salam. 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Melakukan kontrak waktu 5. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan.

1. Menyambut salam dan mendengarkan. 2. Mendengarkan. 3. Mendengarkan tujuan yang disampaikan. 4. Menyetujui kontrak waktu. 5. Menyetujui materi penyuluhan yang akan di berikan. Ceramah - 5 menit Pelaksanaan 1. Menyebutkan pengertian dari Pterygium. 2. Menyebutkan penyebab terjadinya Pterygium. 3. Menjelaskan tanda dan gejala Pterygium. 4. Menyebutkan komplikasi Pterygium. 5. Menjelaskan Penatalaksanaan Pterygium. 6. Menjelaskan 1. Mendengarkan materi yang diberikan. 2. Mendengarkan penjelasan. 3. Mendengarkan dan menanyakan materi yang belum dimengerti. 4. Mendengarkan. 5. Mendengarkan dan memperagakan materi dengan Ceramah, Tanya Jawab, LCD 15 menit

(3)

pencegahan Pterygium. baik. Penutup 1. Mengevaluasi pengetahuan peserta dengan menanyakan

materi yang sudah dijelaskan. 2. Menarik kesimpulan. 3. Menutup penyuluhan (salam) 1. Menjawab pertanyaan. 2. Mendengar kan kesimpulan yang dibacakan. 3. Menjawab salam. Ceramah dan tanya jawab 10 menit

C. Media dan Alat Bantu 1. LCD D. Metode Pengajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab E. Materi (terlampir) F. Kriteria Evaluasi

a. Kriteria Evaluasi Struktur 1) Persiapan materi penyuluhan

a) Membuat materi penyuluhan yaitu SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Pterygium. b) Konsul SAP dimulai dari tanggal 10 Desember 2014.

c) Penyuluhan dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Desember 2014 pukul 09.00 sampai dengan 09.30 WIB.

(4)

1. Moderator : Yasinta Bina Dwi Gunawan 2. Pemateri : Kharismatur Rosyidah 3. Fasilitator : Belia Lofty

4. Observer : Yulianto 2) Persiapan tempat dan media

a) Persiapan tempat

Tempat penyuluhan di Poli Mata RSUD DR. Saiful Anwar Malang. b) Persiapan media

Media yang digunakan adalah LCD. 3) Persiapan Peserta

Keluarga, pasien, petugas/pengunjung Poli Mata RSUD Dr.Saiful Anwar-Malang mendengarkan dengan seksama dan memberikan reaksi yang positif serta kritis dalam bertanya.

b. Kriteria Evaluasi Proses

1) Selama kegiatan penyuluhan berlangsung, pasien, keluarga pasien, petugas/pengunjung mengikuti penyuluhan dengan bertanya.

2) Pemateri mampu menjawab pertanyaan dengan tepat. 3) Susunan acara terdiri dari sebagai berikut :

c

c. Kriteria Evaluasi Hasil

Saat dilakukan pre dan post test, diharapkan audience paham dan menjawab 30% dari pertanyaan materi penyuluhan tentang Pterygium.

NO. Acara Jam Penanggung Jawab

1. Persiapan 07.00-07.05 WIB Fasilitator

2. Pembukaan 07.05-07.15 WIB Moderator

3. Penyajian materi penyuluhan 07.15-07.25 WIB Pemateri

4. Sesi Tanya Jawab 07.25-07.35 WIB Moderator

(5)

MATERI CHOLELITIASIS

1. Pengertian Pterygium

Pterygium merupakan penyakit pada permukaan mata yang merupakan pertumbuhan berbentuk segitiga terdiri atas epitel konjungtiva bulbi dan jaringan ikat subkonjungtiva yang mengalami hipertrofi, bisa terjadi pada sisi lateral maupun medial dan pertumbuhannya mengarah ke kornea (Tan, 2002).

2. Penyebab terjadinya Pterygium

Faktor resiko yang mempengaruhi pterygium adalah lingkungan yakni radiasi ultraviolet sinar matahari, iritasi kronik dari bahan tertentu di udara dan faktor herediter.

1). Radiasi ultraviolet

Faktor resiko lingkungan yang utama sebagai penyebab timbulnya pterygium adalah terpapar sinar matahari. Sinar ultraviolet diabsorbsi kornea dan konjungtiva menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel. Letak lintang, waktu di luar rumah, penggunaan kacamata dan topi juga merupakan faktor penting.

2). Faktor Genetik

Beberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan pterygium dan berdasarkan penelitian case control menunjukkan riwayat keluarga dengan pterygium, kemungkinan diturunkan autosom dominan.

3). Faktor lain

Iritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area limbus atau perifer kornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya limbal defisiensi, dan saat ini merupakan teori baru patogenesis dari pterygium. Wong juga menunjukkan adanya pterygium angiogenesis factor dan penggunaan pharmacotherapy antiangiogenesis sebagai terapi. Debu, kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan partikel tertentu, dry eye dan virus papilloma juga penyebab dari pterygium.

3. Tanda dan gejala Pterygium

1). Mata iritatatif, merah, gatal, dan mungkin menimbulkan astigmatisme.

2). Kemunduran tajam penglihatan akibat pterigium yang meluas ke kornea (Zone Optic).

3). Dapat disertai keratitis pungtata, delen (penipisan kornea akibat kering) dan garis besi yang terletak di ujung pterigium.

(6)

4. Klasifikasi dan Grade Pterygium 1). Klasifikasi Pterygium :

a. Pterygium Simpleks; jika terjadi hanya di nasal/temporal saja. b. Pterygium Dupleks; jika terjadi di nasal dan temporal.

2). Grade pada Pterygium : a. Grade 1 :

Tipis (pembuluh darah konjungtiva yang menebal dan konjungtiva sklera masih dapat dibedakan), pembuluh darah sklera masih dapat dilihat.

b. Grade 2 :

Pembuluh darah sklera masih dapat dilihat. c. Grade 3 :

Resiko kambuh, hiperemis, pada orang muda (20-30 tahun), mudah kambuh. d. Grade 4 :

Jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

5. Komplikasi

Kompilkasi dari pterygium meliputi sebagai berikut : a. Penyimpangan atau pengurangan pusat penglihatan b. Kemerahan

c. Iritasi

d. Bekas Luka yang kronis pada konjungtiva dan kornea Komplikasi postoperasi pterygium sebagai berikut : a. Infeksi

b. Reaksi material jahitan c. Diplopia

d. Komplikasi yang jarang terjadi meliputi perforasi bola mata perdarahan vitrous. 6. Penatalaksanaan Pterygium

A. Diagnosis

a. Diagnosis pterigium dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Melalui anamnesis akan kita dapatkan keluhan-keluhan pasien seperti adanya ganjalan pada mata yang semula dirasakan didekat kelopak namun lama-kelamaan semakin ke tengah (kornea), mata merah dan tidak disertai belek(sekret). Dari anamnesis ini kita juga akan dapatkan informasi mengenai

(7)

pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, dan kebiasaan hidupnya karena hal ini berhubungan dengan besarnya paparan sinar ultraviolet yang mengenainya.

b. Pemeriksaan fisik pada pasien pterigium akan didapatkan adanya suatu lipatan berbentuk segitiga yang tumbuh dari kelopak baik bagian nasal maupun temporal yang menjalar ke kornea, umumnya berwarna putih, namun apabila terkena suatu iritasi maka bagian pterigium ini akan berwarna merah.

c. Pemeriksaan penunjang dalam menentukan diagnosis pterigium tidak harus dilakukan, karena dari anamnesis dan pemeriksaan fisik kadang sudah dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis pterigium. Pemeriksaan histopatologi dilakukan pada jaringan pterigium yang telah diekstirpasi. Gambaran pterigium yang didapat adalah berupa epitel yang irreguler dan tampak adanya degenerasi hialin pada stromanya.

B. Penatalaksanaan

Keluhan fotofobia dan mata merah dari pterygium ringan sering ditangani dengan menghindari asap dan debu. Beberapa obat topikal seperti lubrikans, vasokonstriktor dan kortikosteroid digunakan untuk menghilangkan gejala terutama pada derajat 1 dan derajat 2. Untuk mencegah progresifitas, beberapa peneliti menganjurkan penggunaan kacamata pelindung ultraviolet.

Indikasi eksisi pterygium sangat bervariasi. Eksisi dilakukan pada kondisi adanya ketidaknyamanan yang menetap, gangguan penglihatan bila ukuran 3-4 mm dan pertumbuhan yang progresif ke tengah kornea atau aksis visual, adanya gangguan pergerakan bola mata.1

Eksisi pterygium bertujuan untuk mencapai gambaran permukaan mata yang licin. Suatu tehnik yang sering digunakan untuk mengangkat pterygium dengan menggunakan pisau yang datar untuk mendiseksi pterygium kearah limbus. Memisahkan pterygium kearah bawah pada limbus lebih disukai, kadang-kadang dapat timbul perdarahan oleh karena trauma jaringan sekitar otot. Setelah eksisi, kauter sering digunakan untuk mengontrol perdarahan. Beberapa tehnik operasi yang dapat menjadi pilihan yaitu :

1. Bare sclera : tidak ada jahitan atau jahitan, benang absorbable digunakan untuk melekatkan konjungtiva ke sklera di depan insersi tendon rektus. Meninggalkan suatu daerah sklera yang terbuka.

(8)

2. Simple closure : tepi konjungtiva yang bebas dijahit bersama (efektif jika hanya defek konjungtiva sangat kecil).

3. Sliding flaps : suatu insisi bentuk L dibuat sekitar luka kemudian flap konjungtiva digeser untuk menutupi defek.

4. Rotational flap : insisi bentuk U dibuat sekitar luka untuk membentuk lidah konjungtiva yang dirotasi pada tempatnya.

5. Conjunctival graft : suatu free graft biasanya dari konjungtiva superior, dieksisi sesuai dengan besar luka dan kemudian dipindahkan dan dijahit.

6. Amnion membrane transplantation : mengurangi frekuensi rekuren pterygium, mengurangi fibrosis atau skar pada permukaan bola mata dan penelitian baru mengungkapkan menekan TGF-β pada konjungtiva dan fibroblast pterygium. Pemberian mytomicin C dan beta irradiation dapat diberikan untuk mengurangi rekuren tetapi jarang digunakan.

7. Lamellar keratoplasty, excimer laser phototherapeutic keratectomy dan terapi baru dengan menggunakan gabungan angiostatik dan steroid.

7. Pencegahan

Secara teoritis, memperkecil terpapar radiasi ultraviolet untuk mengurangi resiko berkembangnya pterygia pada individu yang mempunyai resiko lebih tinggi. Pasien di sarankan untuk menggunakan topi yang memiliki pinggiran, sebagai tambahan terhadap radiasi ultraviolet sebaiknya menggunakan kacamata pelindung dari cahaya matahari. Tindakan pencegahan ini bahkan lebih penting untuk pasien yang tinggal di daerah subtropis atau tropis, atau pada pasien yang memiliki aktifitas di luar, dengan suatu resiko tinggi terhadap cahaya ultraviolet (misalnya, memancing, ski, berkebun, pekerja bangunan). Untuk mencegah berulangnya pterigium, sebaiknya para pekerja lapangan menggunakan kacamata atau topi pelindung.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas S. 2008. Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Ilyas S, Mailangkay H.B., Taim H. 2002. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-2. Jakarta : Sagung Seto

Price, S.A. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed. 6. Jakarta : EGC

Vaughan D.G, Asbury T, Riordan P. 2002. Oftalmologi Umum Edisi ke-14. Jakarta : Widya Medika

(10)

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN “PTERYGIUM”

DI POLIKLINIK MATA RSUD DR.SAIFUL ANWAR MALANG

No. Nama Tanda Tangan

1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25

(11)

LEMBAR EVALUASI HASIL Kegiatan : PenyuluhanKesehatan

Topik : PTERYGIUM

Hari/Tanggal : Kamis, 18 Desember 2014

Tempat : Poliklinik Mata RSUD dr.Saiful Anwar Malang Waktu : 40 menit JAM KEGIATAN 1. Pembukaan 2. Penyampaian Materi Diskusi Pertanyaan 1. NamaPenanya :………. Pertanyaan :………... ……… ……… Jawab :……… ……… ………. ……… ……… 2. NamaPenanya :………. Pertanyaan :………... ……… ……… Jawab :……… ……… ………. ……… ………

(12)

3. Nama Penanya :……… Pertanyaan :………... ……… ……… Jawab :……… ………. ………. ………. ……… 4. Nama Penanya :………. Pertanyaan :………... ………. ………. Jawab :……… ………. ………. ……… ………. 5. Nama Penanya :……….. Pertanyaan :………... ……… ……… ………

(13)

Jawab :……… ………. ………. ………. ………. Malang, 18 Desember 2014 Observer

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tentang inventarisasi jenis ikan famili Cyprinidae di Sungai Batang Nareh, Kabupaten Padang Pariaman diperoleh 7 jenis yaitu Tor tambra C.V(8

-PALING PENTING PAIR YANG ANDA SET KAN ADALAH YANG ANDA AKAN GUNAKAN DI DALAM EA KERANA SEKIRANYA ANDA MENGGUNAKAN EA UNTUK PAIR YANG TIDAK ANDA SETKAN,MAKA EA ANDA TIDAK

Setelah melakukan beberapa skenario pengujian terhadap sistem idetifikasi dan klasifikasi kemurnian susu sapi dengan parameter bentuk dan warna, hasil akurasi teritinggi

Karena permasalahan tersebut cukup kompleks maka perlu mendapatkan perhatian yang lebih, dengan melakukan penelitian dan analisis untuk mengetahui produktivitas penyadapan

penelitian yang telah disusun dan hasil penelitian yang diperoleh maka pada pembahasan ini akan dititikberatkan pada tiga hal yaitu (1) partisipasi siswa dalam proses

-- Keluarga pengantin lelaki dijemput untuk Keluarga pengantin lelaki dijemput untuk bergambar dengan pengantin (Keluarga bergambar dengan pengantin (Keluarga pengantin

- Setelah menyelesaikan latihan ini mahasiswa mampu mengerjakan pemasangan instalasi penerangan 1 fasa dengan menggunakan saklar tukar atau saklar hotel dengan

- Cevi bez šava, koje mogu biti: valjane i vu č ene. Šavna cev s uzdužnim šavom nastaje su č eonim zavarivanjem hladno pripremljenih limova, traka, pomo ć u jednog od slede ć ih