• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR : 23/XII/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR : 23/XII/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 PUTUSAN

NOMOR : 23/XII/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

1. IDENTITAS

[1.1] Komisi Informasi Provinsi Lampung yang menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik Nomor Registrasi, 23/XII/KIProv-LPG-PS-A/2016 yang diajukan oleh:

Nama : Kelompok Pegiat Pemantau Keterbukaan Informasi Publik Alamat : Jl. Abdi Negara I/7 Gulak-Galik, Teluk Betung Utara Bandar

Lampung

Yang dalam persidangan ini dihadiri oleh : 1. Drs.H.Gani Bazar, SH., MH

2. Ir. Amrullah 3. Drs. Hasan Zen

Berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Januari 2017 dari Drs. H. Gani Bazar, SH., MH. bertindak dan untuk atas nama Kelompok Pegiat Pemantau Keterbukaan Informasi Publik selanjutnya disebut sebagai Pemohon.

Terhadap

Nama : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandar Lampung Alamat : Jl. Yos Sudarso, Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung

Yang dalam persidangan ini diwakili oleh : 1. Sisprian Subiaksono

2. Saiful Hidayat 3. Fajar Toto Kristianto 4. Fajar Romadhona 5. Helmi Suryo Dewanto

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : SKU-6/BC/2017 tanggal 27 Januari 2017 dari Heru Pambudi selaku Direktur Jenderal Bea dan Cukai, selanjutnya disebut sebagai Termohon.

[1.2] Telah membaca surat permohonan Pemohon; Telah mendengar keterangan Pemohon; Telah mendengar keterangan Termohon;

(2)

2 Telah memeriksa bukti-bukti dari Pemohon; Telah memeriksa bukti-bukti dari Termohon;

2. DUDUK PERKARA A. Pendahuluan

[2.1] Bahwa pada tanggal 7 Desember 2016, Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi Provinsi Lampung berdasarkan surat nomor 483/48B/PPSIP/46/XII/2016 yang diterima pada tanggal 7 Desember 2016 dan register Nomor : 23/XII/KIProv-LPG-PS-A/2016.

Kronologi

[2.2] Bahwa berdasarkan surat Nomor : 449/46/PIP/X/2016 tanggal 17 Oktober 2016, Pemohon mengajukan permohonan informasi yang diterima tanggal 18 Oktober 2016. Adapun Informasi yang diminta Pemohon yaitu:

a. Salinan (foto copy) tentang struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, nama-nama pejabat alamat dan nomor tlpn/HP para pejabat Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Provinsi Lampung. b. Salinan (foto copy) Rencana Anggaran dan Realisasi Anggaran Belanja Dinas Kanwil

Ditjen Bea dan Cukai Provinsi Lampung Th. 2016.

c. Laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP) Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Provinsi Lampung Th. 2015.

d. Salinan (foto copy) laporan hasil pemeriksaan (LHP) Auditor atau Pengawas keuangan lainya, Th. 2015.

e. Salinan (foto copy) SOP dan Penetapan PPID Kanwil Bea Cukai Provinsi Lampung.

[2.3] Bahwa berdasarkan surat Nomor : 455/46/PIP/XI/2016 tanggal 2 November 2016 yang diterima pada tanggal 2 November 2016, Pemohon mengajukan permohonan informasi kembali karena tidak mendapat tanggapan dari Termohon melalui Surat yang ditujukan kepada PPID Termohon. Adapun Informasi yang diminta Pemohon yaitu:

a) Salinan (foto copy) tentang struktur organisasi dan nama-nama pejabat/karyawan/wati Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Provinsi Lampung.

b) Salinan (foto copy) Rencana/ Realisasi Anggaran Belanja Th. 2016. c) Salinan (foto copy) Laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP) Tahun 2015. d) Salinan (foto copy) laporan hasil audit Pengawas keuangan Tahun. 2015.

e) Salinan (foto copy) Penetapan PPID Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Provinsi Lampung.

[2.4] Bahwa ternyata pada tanggal 24 Oktober 2016 berdasarkan surat Nomor :

S-1753/WBC.05/KPP.MP.04/2016 yang diterima tanggal 3 November 2016 Termohon sudah memberikan jawaban perihal tanggapan permohonan informasi publik kepada Pemohon berdasarkan surat Nomor 449/46/PIP/X/2016 sebagai berikut :

a) Terkait Permohonan Pemohon Informasi Publik tentang nama pejabat, alamat, dan nomor telepon/HP para pejabat KPPBC TMP B Bandar Lampung belum dapat dipenuhi mengingat hal tersebut merupakan hak pribadi dari pejabat yang bersangkutan dan dalam hal Pemohon Informasi Publik hendak menyelesaikan urusan kedinasan dapat langsung menghubungi nomor resmi KPPBC TMP B Bandar Lampung;

b) Informasi mengenai struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi dapat saudara dapatkan dari Website resmi KPPBC TPM B Bandar lampung dengan alamat www.bclampung.beacukai.go.id dimana pemohon dapat senantiasa melihat perkembangan informasi publik dan kegiatan KPPBC B Bandar Lampung pada website tersebut;

(3)

3

c) Terkait data-data lain yang Pemohon minta , saat ini belum dapat diberikan lebih lanjut mengingat dalam surat edaran Direktur Jenderal Bea Cukai Nomor: SE-12/BC/2006 tentang permohonan data dan/atau dokumen kepabeanan dan cukai, dijelaskan bahwa setiap permintaan data dan/atau dokumen kepabeanan dan cukai harus diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal dimana data dapat diberikan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal.

[2.5] Bahwa berdasarkan surat Nomor : 461/46/PIP02/XI/2016 tanggal 11 November 2016 yang diterima tanggal 15 November 2016 Pemohon mengajukan permohonan informasi atas jawaban surat Termohon Nomor : S-1753/WBC.05/KPP.MP.04/2016. Adapun Informasi yang diminta Pemohon yaitu:

a) Bahwa terkait permohonan informasi tentang struktur organisasi dan nama-nama pejabat yang tercantum dalam struktur organisasi tersebut bukanlah merupakan informasi yang bersifat rahasia, hal ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.

b) Sebagai lembaga publik yang cukup besar diprovinsi Lampung Termohon tentu mempunyai kewenangan sendiri, mempunyai PPID Pembantu daerah, dapat memberikan informasi yang berada dibawah kewenangannya. Mengingat azas pelayanan informasi adalah cepat murah daan mudah sudah seyogyanya Termohon dapat memberikan informasi yang diminta. c) Jika terhalang karena PPID terpusat di Jakarta, maka Termohon berkenan kiranya menyampaikan kepada Dirjen Bea dan Cukai, mengingat Pemohon membutuhkan data Kepabeaan, sepanjang data tersebut tidak bersifat rahasia, sebagaimana diatur didalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

d) Sesuai dengan Permohonan Informasi Pemohon terdahulu tanggaal 17 Oktober No.449/46/PIP/X/2016, Pemohon tetap mengharapkan terpenuhinya permohonan tersebut, guna memperoleh informasi yang akurat dan bermanfaat bagi Pemohon.

[2.6] Bahwa berdasarkan surat Nomor : S-1903/WBC.05/KPP.MP.04/2016 tanggal 18 November 2016 yang diterima tanggal 22 November 2016 Termohon memberikan jawaban perihal tanggapan permohonan informasi publik kepada Pemohon berdasarkan surat Nomor 461/46/PIP02/XI/2016 sebagai berikut :

a) Dalam surat tersebut Pemohon menyampaikan beberapa hal kepada Termohon, antara lain: 1. Informasi terkait struktur organisasi dan nama pejabat pada KPPBC TMP B Bandar

Lampung dimana saudara nyatakan bahwa informasi tersebut bukanlah merupakan informasi yang bersifat rahasia;

2. Meminta informasi yang diminta sebelumnya guna memperoleh informasi yang akurat dan bermanfaat bagi Pemohon;

3. Apabila tetap harus meminta ijin dari Direktur Jenderal, Pemohon meminta KPPBC TMP B Bandar Lampung untuk memintakan ijin tersebut sesuai azas cepat, murah, dan mudah;

b) Sebagaimana surat terdahulu, Termohon memahami tujuan permohonan informasi publik ,untuk melakukan pengawasan umum kebijakan publik, perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban kebijakan publik, sekaligus menjadi bahan masukan kepada badan publik terkait atas temuan dan permasalahan yang terjadi, serta pemecahan masalah yang dapat direkomendasikan, bukan untuk kepentingan suatu organisasi, lembaga, maupun pribadi;

c) Informasi mengenai struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi dapat Pemohon dapatkan dari Webssite resmi www.bclampung.beacukai.go.id dimana pemohon dapat senantiasa melihat perkembangan informasi publik dan kegiatan Termohon pada website tersebut;

(4)

4

d) Terkait data-data lain yang Pemohon minta disampaikan kembali bahwa dalam surat edaran Direktur Jenderal Bea Cukai Nomor :

SE-12/BC/2006 tentang permohonan data dan/atau dokumen kepabeanan dan cukai, dijelaskan bahwa setiap permintaan data dan/atau dokumen kepabeanan dan cukai harus diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal dimana data dapat diberikan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal.

[2.7] Bahwa berdasarkan surat Nomor : 449/46/PIP/X/2016 tanggal 21 November 2016 yang diterima tanggal 21 November 2016 Pemohon mengajukan Surat perihal pernyataan keberatan atas jawaban dari Termohon.

[2.8] Bahwa terhadap Sengketa Informasi Publik a quo telah diadakan Pemeriksaan Awal pada tanggal 13 Januari 2017 yang dihadiri oleh Pemohon dan Termohon.

Alasan atau Tujuan Permohonan Informasi Publik

[2.9] Bahwa Pemohon mengajukan permohonan Informasi Publik adalah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik adalah dalam rangka ikut berpartisipasi dalam rangka pengawasan umum kebijakan publik, perencanaan, pelaksanaan dan petanggungjawaban kebijakan publik, sekaligus menjadi bahan masukan kepada badan publik terkait atas temuan dan permasalahan yang terjadi, serta pemecahan masalah yang dapat direkomendasikan.

Alasan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

[2.10] Bahwa Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik dalam perkara a quo karena tidak ditanggapi sebagaimana yang diminta dan tidak dipenuhinya permintaan informasi yang diajukan Pemohon.

.

Petitum

[2.11] Pemohon memohon Komisi Informasi Provinsi Lampung untuk memutus Sengketa Informasi Publik a quo.

B. Alat Bukti Keterangan Pemohon

[2.12] Menimbang bahwa di dalam persidangan Pemohon menyampaikan keterangan secara lisan : setelah dibacakan kronologi sengketa kepada para Pihak, Penyebutan pada surat mengenai website yang diberikan kepada Termohon tidak bisa diakses oleh Pemohon.

Surat-Surat Pemohon

[2.13] Bahwa Pemohon mengajukan surat-surat sebagai berikut: Bukti P-1 Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama :

1. Drs. H. Gani Bazar, SH. MH. No. KTP : 1871090805490003 2. Ir. Amrullah No. KTP : 1871092511620001 3. Drs. Hasan Zen No. KTP : 1871041508580005

Bukti P-2 Salinan Surat Kuasa Khusus tanggal 1 Desember 2011 dari Drs. H. Gani Bazar, SH.,MH. Selaku Ketua Kelompok Pegiat Pemantau Keterbukaaan

(5)

5 Informasi Publik.

Bukti P-3 Salinan Akta Notaris SK.MENKEH DAN HAM RI NO. C-268. HT.03.01-TH. 2003 TGL. 28 Pebruari 2003.

Notaris: Bambang Abiyono, S.H.

Bukti P-4 Salinan Surat Keterangan Terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Nomor : 00-18-00/0009/III/2016 tanggal 31 Maret 2016.

Bukti P-5 Salinan surat pengajuan permohonan informasi publik pertama yang ditujukan kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandar Lampung. Nomor : 449/46/PIP/X/2016 tanggal 17 Oktober 2016

Bukti P-6 Tanda terima surat Nomor : 449/46/PIP/X/2016 tanggal 18 Oktober 2016.

Bukti P-7 Salinan surat pengajuan permohonan informasi publik kedua yang ditujukan kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandar Lampung. Nomor : 455/46/PIP/XI/2016 tanggal 2 November 2016.

Bukti P-8 Tanda terima surat Nomor : 455/46/PIP/XI/2016 2 November 2016

Bukti P-9 Salinan surat pengajuan permohonan informasi ketiga yang ditujukan kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandar Lampung. Nomor : 461/46/PIP02/XI/2016 tanggal 11 November 2016.

Bukti P-10 Tanda terima surat Nomor : 461/46/PIP02/XI/2016 tanggal 15 November 2016.

Bukti P-11 Salinan Surat pengajuan pernyataan keberatan yang ditujukan kepada kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandar Lampung Nomor : 468/46/PIP03/XI/2016 tanggal 21 Desember 2016

Bukti P-12 Tanda terima surat Nomor : 468/46/PIP03/XI/2016 tanggal 21 November 2016

Bukti P-13 Salinan surat pengajuan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi yang ditujukan kepada Komisi Informasi Provinsi Lampung Nomor : 483/48B/PPSIP/46/XII/2016 tanggal 7 Desember 2016.

Bukti P-14 Tanda terima surat Nomor : 483/48B/PPSIP/46/XII/2016 tanggal 7 Desember 2016.

Keterangan Termohon

[2.14] Menimbang bahwa Termohon menyampaikan keterangan secara tertulis sebagai berikut : 1. Dapat Termohon sampaikan sebelumnya bahwa, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan

Cukai Bandar Lampung Sebagai Termohon telah menerima relaas/panggilan sidang No.005/l/KIProv-LPG-RLS/2017 dari Panitera Pengganti Komisi lnformasi Provinsi Lampung. Bahwa berdasarkan relaas dimaksud Termohon diminta untuk menghadiri sidang dengan agenda sidang pemeriksaan awal.

2. Bahwa Termohon pada prinsipnya memandang lnformasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional dan hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan

(6)

6

keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri panting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.

3. Memperhatikan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan lnformasi Publik yang menyebutkan bahwa: “sengketa lnformasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-undangan.

4. Berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi tersebut Termohon memandang penting untuk memastikan kedudukan atau legal standing dari pihak Pemohon terlebih dahulu dengan memperhatikan Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan lnformasi Publik yang menyatakan bahwa: “Pemohon lnformasi Publik adalah warga negara dan/ atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan lnformasi Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. ”

5. Bahwa Legal Standing adalah “keadaan dimana seseorang atau suatu pihak ditentukan memenuhi syarat dan oleh karena itu mempunyai hak untuk mengajukan permohonan perselisihan atau sengketa.”

6. Mengingat bahwa Pemohon adalah Kelompok Pegiat Pemantau Keterbukaan lnformasi Publik (KPPKIP) berdasarkan Akta Notaris Bambang Abinyono, SH No.10 Tanggal 22 Oktober 2015 tentang Pendirian Kelompok Pegiat Pemantau Keterbukaan lnformasi Publik (KPPKIP) dan Surat Keterangan Terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Pemerintah Provinsi Lampung Nomor: 00-18; 00/0009lllll2016 Tanggal 31 Maret 2016.

7. Menimbang terkait dengan Legalitas Badan Hukum Pemohon, berdasarkan Akta Pendirian Pemohon, disebutkan bahwa Pemohon sebagai “Lembaga” yang tidak menyebutkan Bentuk Badan Hukum Pemohon Berupa Yayasan atau Perkumpulan.

8. Menimbang terkait dengan Legalitas Badan Hukum Pemohon, berdasarkan Surat Keterangan Terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Pemerintah Provinsi Lampung Nomor: 00-18-00/0009/III/2016 Tanggal 31 Maret 2016 disebutkan bahwa sifat kekhususan Pemohon adalah Ormas. yang sepatutnya tunduk dan terikat dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS).

9. Bahwa Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) menyebutkan: “Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. "

10. Bahwa Iebih Ianjut di dalam Pasal 1O Ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2013: "Ormas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat berbentuk:

a. badan hukum; atau b. tidak berbadan hukum.”

11. Bahwa Iebih Ianjut di dalam Pasal 11 Ayat (1)” UU Nomor 17 Tahun 2013 disebutkan: “Ormas berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat ( 1) huruf a dapat berbentuk: a. perkumpulan;

(7)

7

12. Bahwa Pengesahan sebagai badan hukum Perkumpulan dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia sebagaimana di atur dalam Pasal 12 Ayat (2) UU Nomor 17 Tahun 2013.

13. Pasal 13 UU Nomor 17 Tahun 2013 menyebutkan: Badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat ( 1) huruf b diatur dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam hal ini UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Jo. UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

14. Bahwa Pasal 11 Ayat (1) UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan menyebutkan: “Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) memperoleh pengesahan dari Menteri. ”

15. Mengingat ketentuan Pasal 11 Ayat (1) UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana dimaksud, bahwa apabila Pemohon memilih status sebagai badan hukum Yayasan, maka pendiriannya harus tunduk pada UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Oleh karenanya Legalitas Badan Hukum Pemohon perlu dibuktikan Iebih Ianjut.

16. Bahwa apabila Pemohon memilih status sebagai badan hukum Perkumpulan di Indonesia, maka berdasarkan Staatsblad 1942 No. 13 jo No.14, Perkumpman Indonesia harus mengajukan permohonan terlebih dahulu baik lisan atau tertulis kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Termohon mohonkan kepada Majelis Komisioner untuk dapat: a. Membuktikan Legalitas Badan Hukum Pemohon Iebih Ianjut.

b. Menjatuhkan putusan sela untuk menolak permohonan Pemohon sebagaimana dimaksud Pasal 36 Ayat (2) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur penyelesaian sengketa informasi publik apabila Pemohon terbukti/diketahui bukan merupakan Badan Hukum dan/atau tidak memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

c. Menjatuhkan putusan seadiI-adilnya.

Surat-Surat Termohon

[2.15] Bahwa Termohon mengajukan surat-surat sebagai berikut: Bukti T-1 Salinan Kartu Tanda Penduduk atas nama :

1. Sisprian Subiaksono No. KTP : 3275011804730010 2. Saiful Hidayat No. KTP : 3275040309800020 3. Fajar Toto Kristianto No. KTP : 3275113012750004 Salinan Surat Izin Mengemudi atas nama :

Helmi Suryo Dewanto No. SIM : 820725261666

Salinan Kartu Anggota Kementrian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Atas nama : Fajar Romadhona

Bukti T-2 Salinan Surat Kuasa Khusus Nomor : SKU-6/BC/2017 tanggal 27 Januari 2017 dari Heru Pambudi selaku Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Bukti T-3 Salinan Surat Jawaban Termohon Nomor :

(8)

8

Bukti T-4 Tanda terima surat Nomor : S-1753/WBC.05/KPP.MP.04/2016 tanggal 3 November 2016.

Bukti T-5 Salinan Surat Jawaban Termohon Nomor :

S-1903/WBC.05/KPP.MP.04/2016 pada tanggal 18 November 2016

Bukti T-6 Tanda terima surat Nomor : S-1903/WBC.05/KPP.MP.04/2016 tanggal 22 November.

Bukti T-7 Salinan Keterangan Termohon Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandar Lampung tanggal 13 Januari 2017.

3. PERTIMBANGAN HUKUM

[3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya adalah mengenai permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur Pasal 35 ayat (1) huruf d dan huruf e Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) juncto Pasal 5 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Perki PPSIP), yaitu dengan alasan tidak ditanggapinya permintaan informasi dan tidak dipenuhinya permohonan informasi Pemohon.

[3.2] Menimbang bahwa sebelum memeriksa pokok permohonan, berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Perki PPSIP, Majelis mempertimbangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

1. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Lampung untuk menerima, memeriksa, dan memutus permohonan a quo.

2. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

3. Kedudukan hukum (legal standing) Termohon sebagai Badan Publik dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

Terhadap keempat hal tersebut di atas, Majelis mempertimbangkan dan memberikan pendapat sebagai berikut:

A. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Lampung

[3.3] Menimbang bahwa Komisi Informasi Provinsi Lampung mempunyai dua kewenangan, yaitu kewenangan absolut dan kewenangan relatif.

1. Kewenangan Absolut

Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan : Pasal 26 ayat (1) huruf a UU KIP

“Komisi Informasi bertugas: menerima, memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi yang diajukan oleh setiap Pemohon Informasi Publik berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam UU KIP.”

(9)

9 2. Kewenangan Relatif

Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan : Pasal 27 ayat (3) UU KIP

“Kewenangan Komisi Informasi Provinsi meliputi kewenangan penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang menyangkut Badan Publik tingkat provinsi yang bersangkutan.”

Bahwa berdasarkan uraian diatas majelis komisioner berpendapat permohonan penyelesaian sengketa a quo merupakan kewenangan kewenangan Komisi Informasi Provinsi lampung.

[3.4] Menimbang bahwa berdasarkan fakta permohonan dan fakta persidangan sebagaimana diuraikan pada paragraf [3.3] terkait unsur kewenangan absolut dan relatif, Majelis berpendapat permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik merupakan kewenangan Komisi Informasi Provinsi Lampung.

B. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon

[3.5] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 10, 11, 12, Pasal 35 ayat (1) huruf d dan e, Pasal 36 ayat (1) dan (2), Pasal 37 ayat (1) dan (2) UU KIP juncto Pasal 1 angka 6 PP No 61 Tahun 2010 juncto pasal 1 angka 8 dan 9, Pasal 30 ayat (1) huruf d dan e, Pasal 30 ayat (2), Pasal 35 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar Layanan Informasi Publik yang selanjutnya disebut (PERKI SLIP), juncto Pasal 1 angka 7, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 13 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang selanjutnya disebut (PERKI PPSIP) yang pada pokoknya Pemohon merupakan Pemohon Informasi Publik yang mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi provinsi Lampung setelah terlebih dahulu menempuh upaya permohonan dan keberatan kepada Termohon.

[3.6] Menimbang bahwa berdasarkan fakta Permohonan

1. Pada tanggal 17 Oktober 2016, tanggal 2 November 2016, dan tanggal 11 November 2016 Pemohon menyampaikan permintaan informasi secara tertulis kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Bandar Lampung (Bukti P-5, P-7 dan P-9).

2. Pada tanggal 24 Oktober 2016 dan 18 November 2016 Termohon memberikan jawaban kepada Pemohon (Bukti T-3 daan T-5)

3. Bahwa tanggal 21 November 2016 Pemohon menyampaikan keberatan kepada Termohon (bukti P-11)

(10)

10

4. Bahwa tanggal 7 Desember 2016 Pemohon mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi Provinsi Lampung (Bukti P-13).

5. Bahwa benar Termohon menerima permohonan informasi Pemohon pada tanggal 18 Oktober 2016, tanggal 2 November 2016 dan 15 November 2016 (Bukti P-6, P-8

dan P-10).

[3.7] Menimbang bahwa berdasarkan keterangan tertulis dari Termohon pada uraian paragraf [2.14] terkait dengan legalitas Legalitas Badan Hukum Pemohon, berdasarkan Akta Pendirian Pemohon, disebutkan bahwa Pemohon sebagai “Lembaga” yang tidak menyebutkan Bentuk Badan Hukum Pemohon Berupa Yayasan atau Perkumpulan.

[3.8] Menimbang bahwa menurut Termohon bahwa Pemohon juga terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Pemerintah Provinsi Lampung Nomor: 00-18-00/0009/III/2016 Tanggal 31 Maret 2016 disebutkan bahwa sifat kekhususan Pemohon adalah Ormas. yang sepatutnya tunduk dan terikat dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS).

[3.9] Menimbang bahwa pada uraian paragraf [3.7], dan paragraf [3.8] Majelis sebelum memeriksa pokok permohonan berdasarkan pasal 36 ayat (1) Perki PPSIP mempertimbangkan terlebih dahulu Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik

[3.10]Menimbang bahwa berdasarkan surat permohonan penyelesaian sengketa informasi yang ditujukan kepada Komisi Informasi Provinsi Lampung, Pemohon menuliskan identitas dirinya sebagai Kelompok Orang dengan melampirkan dokumen yaitu surat kuasa, salinan Kartu Tanda Penduduk pemberi kuasa, salinan Akta Notaris SK.MENKEH DAN HAM RI NO. C-268. HT.03.01-TH. 2003 TGL. 28 Pebruari 2003. Notaris: Bambang Abiyono, S.H.dan Surat Keterangan Terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Pemerintah Provinsi Lampung Nomor: 00-18; 00/0009lllll2016 Tanggal 31 Maret 2016.

[3.11] Menimbang bahwa berdasarkan pasal 1 angka 10 UU KIP, Pasal 1 angka 9 Perli SLIP dan Pasal 1 angka 7 Perki PPSIP disebutkan bahwa Pemohon Informasi Publik meliputi Orang Perseorangan, Kelompok Orang, Badan Hukum atau Badan Publik yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

[3.12] menimbang bahwa berdasarka pasal 11 ayat 1 angka 3 Perki PPSIP Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan permohonan berupa identitas yang sah yaitu surat kuasa dan Fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemberi kuasa dalam hal Pemohon mewakili kelompok orang.

(11)

11

[3.13] Menimbang bahwa menurut pendapat Majelis Pemohon adalah Kelompok Orang yang dibuktikan dengan surat kuasa dan fotokopi kartu penduduk pemberi kuasa sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf [3.10] sehingga tidak perlu berbentuk Badan Hukum.

[3.14] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan sehingga menjadi fakta hukum bahwa Pemohon dalam sengketa a quo adalah Kelompok Orang.

[3.15] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.5] sampai dengan paragraf [3.14] Majelis Komisioner berpendapat Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) sebagai Pemohon.

C. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Termohon

[3.16] Berdasarkan fakta permohonan dan fakta persidangan hari ini terkait legal standing Termohon dapat diketahui dari :

Pasal 1 angka 3 UU KIP

“Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/ atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, sumbangan masyarakat, dan/ atau luar negeri”.

Penjelasan pasal 6 ayat 2 Perki No. 1 Tahun 2013

“yang dimaksud dengan Badan Publik Provinsi adalah Badan Publik yang lingkup kerjanya menyangkut provinsi setempat atau lembaga tingkat provinsi dari suatu lembaga yang hirarkis. Contoh : pemerintah provinsi, DPRD Provinsi, pengadilan tingkat banding, kepolisian daerah, komando daerah militer, BUMD tingkat provinsi, partai politik tingkat provinsi, organisasi non pemerintah tingkat provinsi, rumah sakit umum daerah tingkat provinsi, atau lembaga tingkat provinsi lainnya. Termasuk menjadi kewenangan Komisi Informasi Provinsi adalah sengketa dimana yang menjadi Termohon adalah Badan Publik yang tidak memiliki kantor pusat dan kantor cabang, misalnya suatu yayasan yang hanya terdiri dari satu kantor saja di Provinsi tertentu”.

Pasal 1 angka 8 Perki No. 1 Tahun 2013

“Termohon penyelesaian sengketa informasi yang selanjutnya disebut Termohon adalah Badan Publik yang diwakili oleh pimpinan badan publik, atasan PPID, atau pejabat yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk mengambil keputusan dalam penyelesaian sengketa di komisi informasi”.

[3.17] Menimbang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan :

Pasal 4 angka 10

“Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unsur pelaksana tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai”.

(12)

12

[3.18] Menimbang Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015 Tentang Kementerian Keuangan.

Pasal 6 huruf d

Kementerian Keuangan terdiri atas : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Pasal 20

“Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan”.

Terkait legal standing Termohon menurut Majelis memenuhi syarat kedudukan hukum Termohon sebagai Badan Publik dalam penyelesaian sengketa a quo.

[3.19] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.10] di atas, Majelis berpendapat Termohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) sebagai Termohon dalam penyelesaian sengketa a quo.

D. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi.

[3.20] Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum yang tidak terbantahkan dalam persidangan, Pemohon telah menempuh mekanisme permohonan informasi, keberatan, dan pengajuan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diuraikan dalam bagian “Kronologi” paragraf [2.2] sampai dengan paragraf [2.8].

[3.21] Menimbang bahwa jangka waktu permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik diatur sebagaimana ketentuan sebagai berikut:

Pasal 37 ayat (2) UU KIP

“Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2).”

PASAL 5 PERKI PPSIP

Penyelesaian sengketa informasi publik melalui Komisi Informasi dapat ditempuh apabila : a. Pemohon tidak puas terhadap tanggapan atas keberatan yang diberikan oleh atasan PPID;

atau

b. Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan yang telah diajukan kepada atasan PPID dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak keberatan diterima oleh atasan PPID.

Pasal 13 PERKI PPSIP

Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak: a. tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima oleh Pemohon; atau

b. berakhirnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja untuk atasan PPID dalam memberikan tanggapan tertulis

(13)

13

[3.22] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan dan surat permohonan informasi Pemohon yang pertama Nomor: 449/46/PIP/X/2016 tertanggal 17 Oktober 2016 diterima pada tanggal 18 Oktober 2016 kemudian dijawab oleh Termohon berdasarkan surat Nomor :

S-1753/WBC.05/KPP.MP.04/2016 tanggal 24 Oktober 2016 yang diterima tanggal 3 November 2016 menurut Majelis telah memenuhi ketentuan prosedur permohonan informasi ke Badan Publik menurut UU KIP.

[3.23] Menimbang bahwa Pemohon kembali mengajukan permohonan informasi yang ke 2 (dua) pada surat Nomor : 455/46/PIP/XI/2016 tanggal 2 November 2016 yang diterima pada tanggal 2 November 2016 yang mana surat tersebut tidak mendapatkan tanggapan dari Termohon dikarenakan sebelumnya Termohon telah menjawab untuk surat tersebut sebagaimana yang dimaksud pada paragraf [3.22] yang faktanya baru diterima oleh Pemohon pada tanggal

3 November 2016.

[3.24] Menimbang bahwa sudah ada jawaban dari Termohon sebagaimana yang dimaksud di paragraf [3.22] seharusnya surat Permohonan informasi Pemohon yang ke 3 (tiga) Nomor : 461/46/PIP02/XI/2016 tanggal 11 November 2016 yang diterima pada tanggal 15 November 2016 adalah Keberatan Pemohon atas jawaban yang disampaikan Termohon. Berdasarkan hal tersebut Termohon kembali menjawab atau menanggapi melalui surat Nomor :

S-1903/WBC.05/KPP.MP.04/2016 tanggal 18 November yang diterima Pemohon pada tanggal 22 November 2016.

[3.25] Menimbang bahwa Majelis berpendapat setelah menerima jawaban Termohon sebagaimana dimaksud dalam paragraf [3.24] maka proses selanjutnya Pemohon seharusnya mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi setelah menerima jawaban atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon.

[3.26] Menimbang bahwa Pemohon mengajukan keberatan pada tanggal 21 November 2016 berdasarkan surat Nomor : 468/46/PIP03/XI/2016 yang diterima tanggal 21 November 2016 dikarenakan Pemohon menganggap surat 1 (satu), 2 (dua) dan 3 (tiga) adalah surat permohonan informasi kepada Pemohon.

[3.27] Menimbang bahwa berdasarkan prosedur permohonan penyelesaian sengketa menurut UU KIP jika Pemohon berlandaskan Keberatan sebagaimana yang dimaksud pada paragraf [3.26] maka jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja Termohon untuk menanggapi Keberatan Pemohon berakhir pada tanggal 4 Januari 2017 sehingga pengajuan permohonan penyelesaian bisa diajukan 14 (empat belas) hari kerja dimulai dari tanggal 5 - 24 Januari 2017.

(14)

14

[3.28] Menimbang bahwa Pemohon mengajukan Permohonan penyelesaian sengketa informasi di Komisi Informasi Provinsi Lampung berdasarkan surat Nomor : 483/48B/PPSIP/46/XII/2016 tanggal 7 Desember 2016 yang diterima kepaniteraan pada tanggal 7 Desember 2016, maka pengajuan Permohonan penyelesaian sengketa informasi menurut pertimbangan Majelis belum waktunya untuk mengajukan atau prematur.

[3.29] Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diuraikan pada bagian “Kronologi” paragraf [2.2] sampai dengan paragraf [2.8] Majelis berpendapat bahwa jangka waktu permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Pemohon ke Komisi Informasi Provinsi Lampung tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik juncto Peraturan Komisi Informasi No. 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

[3.30] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 36 ayat (2) PERKI No. 1 Tahun 2013, yang mengatur;

Dalam hal permohonan tidak memenuhi salah satu ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Majelis Komisioner dapat menjatuhkan putusan sela untuk menerima ataupun menolak permohonan.

[3.31] Menimbang bahwa berdasarkan uraian diatas, Majelis memandang perlu untuk menjatuhkan putusan sela dan tidak mempertimbangkan pokok perkara a quo.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum diatas, Majelis Komisioner berkesimpulan :

1. Komisi Informasi Provinsi Lampung berwenang untuk menerima, memeriksa dan memutus permohonan a quo.

2. Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan dalam sengketa a quo.

3. Termohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai Termohon dalam sengketa a quo.

4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik tidak memenuhi jangka waktu yang ditentukan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi No. 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

a) Asma merupakan suatu penyakit kronik yang penting di dunia yang terjadi pada semua usia, penyakit ini sulit dikendalikan dan merupakan penyebab kematian. Tanda dan

SPO peningkatan kompetensi, pemetaan kompetensi, rencana peningkatan kompetensi, bukti pelaksanaan SPO penilaian kinerja petugas pemberi pelayanan klinis, proses evaluasi,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal Proposal Karya Tulis Ilmiah

TAM mengasumsikan bahwa penerimaan teknologi informasi oleh individu dipengaruhi oleh dua variabel utama yaitu: persepsi mengenai kegunaan atau perceived of usefulness (PU)

Dengan tingginya angkatan kerja di DKI Jakarta, dapat diartikan bahwa sedikitnya jumlah masyarakat miskin di daerah itu dan faktanya menurut data Badan Pusat Statistik, Provinsi

Penanaman atau budidaya tanaman sayur sebagai upaya pemanfaatan perkarangan rumah dapat menjadi salah satu penyedia gizi sehat keluarga selama masa pandemic.Sesempit apapun

Sebagaimana lagu menjadi media dalam proses komunikasi sebuah band Indonesia yang bernama Efek Rumah Kaca berinisiatif mengusung sebuah fenomena perilaku konsumtif

kali/menit, peningkatan kadar glukosa darah 19,8–33,9 mg/dL, akan tetapi sedikit perbedaan terjadi pada hematokrit yang menurun dengan kisaran 0,3–6,0%, dan kadar urea N darah