• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENILAIAN PROSES GERAK HASIL BELAJAR RENANG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRODI PJKR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENILAIAN PROSES GERAK HASIL BELAJAR RENANG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRODI PJKR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

120 Universitas Negeri Medan Lembaga Penelitian

PENGARUH PENILAIAN PROSES GERAK HASIL BELAJAR

RENANG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PRODI

PJKR

Suprayitno

Jurusan PJKR FIK Universitas Negeri Medan, Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221 e-mail : supra.yt@gmail.com

Diterima 26 Juni 2016, disetujui untuk publikasi 12 Agustus 2016

Abstrak. Keberadaan authentic assesment untuk mengukur kompetensi

mahasiswa dalam mata kuliah KBK sistem blok dan menentukan batas ukur kemampuan yang diperlukan sebagai prasyarat kompetensi mata kuliah. Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test yang signifikan (nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05) antara proses gerak hasil belajar renang gaya bebas dengan menggunakan penilaian otentik (autentic assesment). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan penilaian autentic assesment dapat menggambarkan kompetensi mahasiswa secara valid. Penilaian ini mampu memvasilitasi mahasiswa untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran renang gaya bebas. Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test yang signifikan (nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05) antara proses gerak hasil belajar renang gaya dada dengan menggunakan penilaian otentik (autentic assesment). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan penilaian autentic assesment dapat menggambarkan kompetensi mahasiswa secara valid. Penilaian ini mampu memfasilitasi mahasiswa untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran renang gaya dada.

Kata kunci : Penilaian, Hasil Belajar, Renang

Pendahuluan

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal inilah yang harus dilakukan oleh KDBK khususnya matakuliah bulutangkis yang selama ini mengemban tugas tersebut. Dari kinerja yang dilakukan KDBK selama ini masih dalam penyusunan materi perkuliahan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kondisi

KDBK yang ada saat ini masih perlu pembenahan dalam penetapan dosen yang mengajar matakuliah yang setiap semesternya masih berganti dosen. Untuk saat ini masih dilakukan penyusunan dan pembenahan KDBK yang ada di Prodi PJKR. Selama ini juga dosen KDBK yang mengampu matakuliah bulutangkis masih berjalan sendiri sesuai dengan pengembangannya masing-masing. Khusus mengenai penilaian dosen KDBK belum mempunyai penilaian yang sama terhadap matakuliah ini sehingga kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah ini belum

(2)

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22  Nomor 2  September 2016 121 sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Kedudukan matakuliah KDBK terkait dalam kurikulum adalah matakuliah utama yang dilaksanakan pada semerter satu (ganjil). Matakuliah ini wajib diambil oleh seluruh mahasiswa Prodi PJKR, didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan Renang termasuk dalam mata pelajaran Penjasor/PJOK di sekolah yang selalu diajarkan oleh guru dan disenangi oleh siswa.

Dalam kurikulum Jurusan PJKR, mata kuliah renang merupakan salah satu dari lima kelompok besar matakuliah praktik yang menjadi bagian dari wajah Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Matakuliah renang bermaterikan empat gaya renangan (gaya crawl, gaya dada, gaya kupu-kupu dan gaya punggung). Keterampilan renang sangat dibutuhkan bagi alumni Jurusan PJKR, selain untuk mengajar di sekolah baik juga sebagai nilai plus yang dapat di jadikan modal untuk membuka sebuah industri olahraga di bidang akuatik. Matakuliah renang mencakup pembahasan mengenai; 1). Pengenalan air (breathing) 2). Meluncur (froant float) 3). Mengapung (floathing) 4). Gerakan tungkai (kicking action) 5). Gerakan lengan (arm action) 6). Gerakan mengambil nafas (breathing) 7). Koordinasi gerakan tungkai, lengan dan nafas (arm breath and kick coordination) 8). Start 9). Pembalikan 10). Menyentuh finish 11). Injak-injak air (water trappen) 12). Loncat Indah dan 13). Peraturan pertandingan dan sistem organisasi pertandingan (PRSI 2003).

Dari sisi materi pembelajaran renang masih banyak kesulitan yang dialami oleh mahasiswa untuk mempraktekkannya beberapa teknik dasar dengan tepat. Misalnya renang gaya bebas dan gaya dada gerakannya dapat ditinjau dari posisi tubuh (body position), gerakan tungkai (leg action), gerakan lengan (arm action), pernafasan (breathing), dan koordinasi tungkai-lengan-nafas (kick-breath coordination dari gerakan tersebut mahasiswa masih rendah penguasaan koordinasi geraknya.

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk menyusun authentic assessment

(Penilaian Proses Gerak) dengan portofolio pengajaran yang akan menghasilkan dokumen authentic assessment pada mata kuliah renang. Urgensi (keutamaan) penelitian ini agar penilaian yang dilakukan oleh dosen KDBK seragam dengan standar penilaian yang sama serta terukur dan standar kompetensi, kompetensi dasar yang ditargetkan akan tercapai dengan penilaian yang mencakup keseluruhan materi yang ada. Temuan inovasi yang ditargetkan adalah seluruh proses penilaian dilakukan dengan proses audiovisual untuk mengevaluasi dan menganalisi seluruh rangkaian gerakan teknik dasar yang akan dinilai. Dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran pada KDBK penelitian ini dijadikan media audiovisual untuk proses pembelajaran agar mahasiswa dapat melakukan perbandingan dan analisis gerakan yang dilakukan. Selanjutnya assessment ini dijadikan sebagai tes standar kompetensi lulusan dalam meningkatkan mutu lulusan itu sendiri. Sehingga setiap fase gerakan teknik dasar permainan renang yang dilakukan terdemontrasikan dengan baik. Untuk pengembangan IPTEKS pada proses pembelajaran mahasiswa dapat melakukan pembelajaran berbasis audiovisual sehingga setaip analisis gerakan yang dilakukan dapat membantu mahasiswa memperbaiki dan menemukan gerakan yang lebih efektif dalam penguasaan keterampilan gerak permainan renang.

Penilaian hasil belajar ini disusun sebagai acuan bagi satuan pendidikan dan pendidik untuk merancang penilaian yang berkualitas guna mendukung penjaminan dan pengendalian mutu lulusan. Di sisi lain, dengan menggunakan rancangan penilaian hasil belajar ini diharapkan pendidik dapat mengarahkan peserta didik menunjukkan penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan. Dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian ini mengacu pada Standar Nasional Pendidikan

(3)

122 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22 Nomor 2  September 2016 (SNP) yang merupakan kriteria minimal

tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ruang lingkup SNP meliputi standar: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Penilaian proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. penilaian berbasis kompetensi: berdasarkan kriteria yang mengacu pada kompetensi, menjawab seberapa baik unjuk kerja siswa

Penilaian proses pembelajaran adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata kuliah, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata kuliah yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk setiap mata kuliah, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik,

baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.

Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh.

Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain: 1) penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi; 2) penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran; 3) penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan; 4) hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan; 5) penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; 2) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak

(4)

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22  Nomor 2  September 2016 123 membedakan latar belakang sosial-ekonomi,

budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; 4) Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; 8) Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; 9) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban atas pertanyaan dengan kata-katanya sendiri. Misalnya, menjelaskan suatu prinsip atau konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di

dalamnya melakukan judgement (pertimbangan) terhadap hasil analisis untuk membuat keputusan.

Suatu pengertian belajar, hasil belajar dapat diartikan dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang mereka alami. Menurut Sudjana S, N (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009) bahwa: “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) bahwa: “Hasil belajar merupakan suatu interaksi dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dari suatu pembelajaran dan puncak proses belajar “.

Selanjutnya Blom (dalam Slameto 2003) menyatakan hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah yaitu : (1) Kognitif yaitu

kemampuan berkenaan dengan

pengetahuan, penalaran atau pikiran evaluasi. (2) Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, penerimaan partisipasi, penilaian/penentuan sikap dan pembentukan hidup. (3) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreatifitas. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berhubungan dengan kemampuan para siswa di dalam menguasai isi pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Slameto 2003) “Belajar terdiri dari 3 komponen penting yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar, hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif”. Untuk Suatu proses belajar dianggap berhasil apabila: (a) daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok, dan (b) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/intruksional khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun

(5)

124 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22 Nomor 2  September 2016 kelompok.

Menurut Arikunto (1999) bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh sesudah kegiatan pembelajaran, hasil belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk angka, huruf dan kata-kata seperti baik, sedang dan kurang. Sedangkan Menurut Sanjaya (2009) proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Menurut Sardiman (2010) hasil belajar meliputi 1) hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), 2) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif) dan 3) hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotor). Berdasarkan uraian pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh siswa melalui proses kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuan maupun keterampilan.

Renang merupakan sebuah kegiatan fisik (tubuh) yang sudah dilakukan oleh manusia jauh berabad-abad yang silam, sebelum manusia mengenal dan mempergunakan kolam renang seperti sekarang ini sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam berolahraga. Renang merupakan suatu pendidikan yang sangat baik bagi seseorang dalam mempertahankan diri pada saat di dalam air dan dapat menjadikan aktivitas ini suatu hal yang penting terutama untuk beraktivitas dalam mengisi waktu luang, sedangkan Donlan dan P. Cox menyebutkan alasan seseorang melakukan aktivitas renang adalah bermacam-macam, seperti; survival/ keselamatan (bertahan agar tidak tenggelam), rekreasi, terapi dan untuk kompetisi (bertanding). Menurut A. Donlan dan P. Cox bahwa air bukan merupakan habitat alami manusia, tetapi tidak sedikit orang yang mampu mengambang dan tidak tenggelam di air. Tindakan ini adalah merupakan suatu hasil dari pengalaman dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh badan dan anggota badan tersebut dalam melakukan gerakan yang serasi yang dikenal dengan istilah berenang. Kemampuan ini

merupakan satu tindakan yang memerlukan pengalaman yang didasari oleh upaya tindakan-tindakan yang melibatkan gerakan koordinasi anggota badan secara baik, tindakan tersebut kita kenal dengan gerakan bertahan diri di air atau berenang.

Menurut A. Donlan dan P. Cox bahwa air bukan merupakan habitat alami manusia, tetapi tidak sedikit orang yang mampu mengambang dan tidak tenggelam di air. Tindakan ini adalah merupakan suatu hasil dari pengalaman dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh badan dan anggota badan tersebut dalam melakukan gerakan yang serasi yang dikenal dengan istilah berenang. Menurut Geoffrey Corlett, gaya bebas gerakannya dapat ditinjau dari posisi tubuh (body position), gerakan tungkai (leg action), gerakan lengan (arm action), pernafasan (breathing), dan koordinasi tungkai-lengan-nafas (kick-breath coordination. Lebih jelasnya sebagai berikut: 1) Posisi tubuh (body position), 2) Gerakan tungkai (leg action), 3) Gerakan lengan (arm action)

Ada beberapa fase pada rotasi tangan gaya bebas yaitu: a) Fase masuk permukaan air (entry phase). b) Fase menangkap (catch phase). Fase ini dilakukan setelah fase masuk tangan ke permukaan berakhir. c) Fase menarik (pull phase). d) Fase Mendorong (push phase). e) Fase istirahat (recovery phase). f) Pernafasan (brething). g) Koordinasi kaki-nafas (kick-breath coordination).

Gaya dada adalah gaya renangan yang paling tua dan digunakan oleh Captain Webb untuk berenang bagi orang-orang Inggris sejak tahun 1875. Gaya dada memiliki karakter stroke/ pukulan yang sempurna untuk renang rekreasi (seperti arah aliran sekrup), untuk menolong orang tenggelam dan renang survival. Untuk menempuh jarak renang, gaya dada tidak memerlukan suatu tenaga yang tinggi (hemat energi), kemudahan dalam mengambil nafas, dan memiliki tahap relaksasi (seperti (pada saat meluncur setelah gerakan tungkai). Gaya renang ini memiliki kecepatan yang paling lambatdibanding dari tiga gaya renangan

(6)

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22  Nomor 2  September 2016 125 lainnya. 1) Gerakan tungkai gaya dada, 2)

Gerakan Lengan Gaya Dada, 3) Gerakan Mengambil Nafas Gaya Dada, 4) Koordinasi Gerakan Tungkai, Lengan dan Nafas Gaya Dada

Metode Penelitian

Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut:

Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian.

a. Perencanaan penilaian oleh pendidik Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai berikut:

Dosen KDBK melakukan penyusunan proses penilaian yang akan dilakukan sebagai berikut melakukan : pengembangan indikator pencapaian KD, penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai, Penyusunan forto polio penilaian teknik dasar dalam permainan bulutangkis, pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD, penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik mahasiswa (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi pelaksanaan perkuliahan (daya dukung, misalnya kompetensi dosen,

fasilitas sarana dan prasarana).

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016 sebanyak 4 kelas dengan rincian kelas A 33 orang, kelas B 31 Orang, kelas C 24 orang dan kelas D 26 orang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 33 orang dari kelas A berdasarkan puposive sampling berdasarkan pada pertimbangan bahwa kelas A adalah mahasiswa lulus melalui jalur undangan yang memiliki keterampilan gerak yang sudah baik.

Setelah instrumen penilaian berdasarkan fortofolio telah divalidasi oleh narasumber yang berkompetensi di cabang renang. Yang diukur dalam penelitian ini adalah seluruh rangkaian teknik dasar renang gaya bebas dan renang gaya dada melalui penilaian fortopolio yang telah disusun berdasarkan penilaian proses gerak.

P Peerreennccaannaaaann P Peenniillaaiiaann PPeePPlleeaanknksisillaaaanniiaaaannaann AAnnPPaaeelliinnssiiiillssaaiiHHaaaannssiill T Tiinnddaakkllaannjjuutt H HaassiillPPeenniillaaiiaann P Peellaappoorraann H HaassiillPPeenniillaaiiaann

(7)

126 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22 Nomor 2  September 2016 Metode yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran berdasarkan lembaran portofolio penilaian gerak pembelajaran renang.

Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian diperlukan desain atau rancangan penelitian, yaitu rancangan pre test- perlakuan post-test. Dalam pelaksanaan penelitian ini

perlakukan dilaksanakan dengan 8 kali pertemuan 4 kali gaya bebas dan 4 kali gaya dada. Perlakuan yang diberikan adalah metode, gaya mengajar yang dilakukan dosen dalam perkuliahan, dievaluasi atau penilaian menggunakan penilaian proses gerak melalui portofolio. Untuk dalam pelaksanaan penerapan penilaian gerak berbasis kompetensi yang dapat digambarkan dalam bentuk skema di bawah ini: Tabel 1. Disain Penelitian

Pre-Test Treat ment Post-Test

T1

8 kali perkuliahan renang dengan metode dan gaya mengajar yang

dilakukan oleh dosen Penerapan Penilaian Proses Gerak Hasil Belajar Berbasis Kompetensi

T2

Keterangan : T1 : Pelaksanaan Pre Test

(tes hasil belajar renang gaya bebas dan dada). T2 : Pelaksanaan Post Test (tes hasil

belajar renang gaya bebas dan dada).

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan akurat, peneliti melakukan analisa data penilaian hasil belajar yang telah disusun dalm bentuk portofolio dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku :

a. Mencari nilai rata-rata pada masing-masing variabel setiap pengetesan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

n

X

X

Keterangan:

X

= nilai rata-rata (X) ΣX = jumlah dari variabel X n = jumlah sampel

b. Mencari simpangan baku masing-masing variabel dengan menggunakan rumus :

1

.

.

1 2 2 1 2

n

n

X

X

n

S

(Sudjana, 1998 : 92) Keterangan : S2 = varians n = jumlah sampel Σxi = jumlah dari variabel X

ΣXi2 = jumlah kuadrat dari variabel X

Uji Persyaratan Analisis; uji normalitas data digunakan uji Liliefors dan untuk uji homogenitas data digunakan uji F. Uji Hipotesis, meliputi :

Hipotesis pertama kelompok renang gaya bebas; pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 dan rata-rata2. Sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

Hipotesis kedua kelompok renang gaya dada; pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 dan rata-rata 2. Sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

Uji hipotesis 1 dan 2 dengan menggunakan rumus Uji-t dua arah Variabel 1 dan 2 dengan rumus :

n

S

B

B

t

(8)

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22  Nomor 2  September 2016 Selanjutnya untuk menetapkan

kompetensi yang harus dimiliki atau batasan penilaian yang dinyatakan mahasiswa telah kompeten dalam kegiatan ini data yang diperoleh dari hasil belajar mahasiswa dipaparkan dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan. Seperti yang diterangkan di bawah ini :

Mencari persentase kemampuan mahasiswa digunakan rumus :

%

100

X

N

B

PPH

Keterangan

PPH : Persentase penilaian hasil B : Skor yang diperoleh N : Skor total Dengan kriteria: 90 % - 100 % : Sangat Kompeten 80 % - 89% : Kompeten 70 % - 79 % : Cukup Kompeten < 70% : Tidak Kompeten

Kriteria di atas digunakan untuk menghitung keberhasilan belajar mahasiswa yang disesuaikan dengan tingkat nilai penguasaan kompetensi mahasiswa yang di tetapkan oleh Unimed.

Luaran dari hasil penelitian ini adalah tersedianya dokumen autentic assesment (penilaian) yang sudah tervalidasi berbasis kompetensi mata kuliah permainan bulutangkis. Sehingga seluruh pengampu matakuliah ini sudah memiliki proses penilaian yang seragam dan penentuan kompetensi mahasiswa yang harus tercapai. Kegiatan penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa prodi pendidikan jasmani kesehatan, rekreasi semester ganjil tahun akademik 2016/2017. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan, Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed berlokasi di kolam renang Unimed.

Indikator capaian yang terukur dari kecukupan dan kesesuaian authentic assessment (Penilaian Proses Gerak) dengan portofolio pengajaran pada mata kuliah renang dasar. Setiap gerakan teknik dasar didalam materi renang gaya bebas dan dada dapat dinilai dengan instrumen penilaian portofolio berbasis kompetensi dan sudah tervalidasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Deskripsi data dari hasil penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran/ distribusi data, baik yang berupa ukuran gejala sentral, ukuran letak dan distribusi frekwensi. Harga-harga yang disajikan setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan metode statistik deskriptif.

Sehubungan dengan desain penelitian pada pembahasan terdahulu yang terdiri dari data pre-test dan data post-test maka teknik analisis data yang relevan adalah uji t berpasangan (pada penelitian ini menggunakan program SPSS 20). Sebelum data diolah dengan teknik yang dimaksud maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Apabila persyaratan tidak terpenuhi maka harus dipilih analisis statistik yang lain, namun bila persyaratan tersebut terpenuhi maka analisis uji t berpasangan dapat diajukan.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum dilakukan analisis statistik, yaitu; Sampel diambil dengan cara purposive sampling dan ditentukan berdasarkan ukuran sampel (n) minimum. Berdistribusi normal dan varians σ2yx dan Uji homogenitas.

Untuk persyaratan pertama yaitu sampel diambil secara purposive sampling (sampel bertujuan). Hal ini terpenuhi sebagaimana yang telah dijelaskan teknik pengambilan sampel. Untuk persyaratan kedua yaitu normalitas dan persyaratan ketiga yaitu homogenitas kelompok data. Adapun pengujian sebagai berikut:

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Liliefors (SPSS 20). Pengujian normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut:

Ho = Data populasi berdistribusi normal

H1 = Data populasi berdistribusi tidak normal

Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada 127

(9)

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22 Nomor 2  September 2016 hasil uji normalitas diperoleh taraf

signifikansi dan untuk kelompok pretes dan post-test renang gaya bebas dan gaya dada adalah 0,200, 0,197, 0,200, dan 0,141 dengan demikian, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, pada taraf signifikansi 0,05.

Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Base on Mean (SPSS 20). Pengujian homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Jika signifikansi yang diperoleh > a, maka variansi setiap sampel sama (homogen) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Ternyata pengujian dengan statistik Based on Mean dua kelompok renang gaya bebas diperoleh signifikansi 0,092 melebihi 0,05. Untuk pengujian dengan statistik Based on Mean dua kelompok renang gaya dada diperoleh signifikansi 0,059 melebihi 0,05. Dengan demikian data penelitian di atas adalah homogen.

Hipotesis pertama kelompok renang gaya bebas; pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 (pre-test) dan rata-rata 2 (post-test). Sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2. Secara statistik, hipotesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut;

Sebelum dilakukan uji t (beda rata-rata), terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas skor proses gerak hasil belajar renang gaya bebas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors pada pada taraf signifikan α = 0,05. Sedangkan untuk uji homogenitas varians untuk masing-masing kelompok skor proses gerak hasil belajar renang gaya bebas dari setiap perlakuan dengan menggunakan uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0,05. Ringkasan hasil uji normalitas sampel dapat dilihat pada pembahasan uji pra-syarat analisis (pada tabel di atas).

Kemudian dilanjutkan perhitungan uji beda rata-rata (uji t) dengan ringkasan hasil sebagai berikut;

Berdasarkan dengan hasil uji t menunjukkan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independen Sample t-test, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar renang gaya bebas antara hasil pre-test dan post test.

Hipotesis pertama kelompok renang gaya dada; pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata 1 (pre-test) dan rata-rata 2 (post-test). Sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2. Secara statistik, hipotesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut;

Sebelum dilakukan uji t (beda rata-rata), terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas skor proses gerak hasil belajar renang gaya dada dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors pada pada taraf signifikan α = 0,05. Sedangkan untuk uji homogenitas varians untuk masing-masing kelompok skor proses gerak hasil belajar renang gaya dada dari setiap perlakuan dengan menggunakan uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0,05. Ringkasan hasil uji normalitas sampel dapat dilihat pada pembahasan uji pra-syarat analisis.

Kemudian dilanjutkan perhitungan uji beda rata-rata (uji t) dengan ringkasan hasil sebagai berikut;

Berdasarkan dengan hasil uji t menunjukkan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independen Sample T-Test, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar renang gaya dada antara hasil pre-test dan post test.

(10)

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22  Nomor 2  September 2016 129

Simpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test yang signifikan antara proses gerak hasil belajar renang gaya bebas dengan menggunakan penilaian otentik (autentic assesment). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan penilaian autentic assesment dapat menggambarkan kompetensi mahasiswa untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran renang gaya bebas. Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil pre-test dan post-test yang signifikan antara proses gerak hasil belajar renang gaya dada dengan menggunakan penilaian otentik (autentic assesment). Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan penilaian autentic assesment dapat menggambarkan kompetensi mahasiswa secara valid. Penilaian ini mampu memvasilitasi mahasiswa untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam pembelajaran renang gaya dada.

Daftar Pustaka

A. Donlan and Mrs. P.Cox, Swimming Royal Navy, The Royal Marines. London: Education and Youth Limited 1999. Badan Standar Nasional Pendidikan (2007).

Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bill Sweetenham & John Atkinson, Championship Swim Training. USA: Human Kinetics, 2003.

Ernest W. Maglischo, Swimming Fastest Canada: Human Kinetics, 2003.

Griffin, P & Nix, P. (1991). Educational assessment and reporting: A new approach. Sydney: Harcourt Brace Jovanovich.

Geoffrey Corlett, Swimming Teaching (Theory and Practice). London: Kaye & Ward., 1972.

Guilford, J.P. (1982). Psychometric methods (2nd.ed). New York: McGraw-Hill

Publishing Co.Ltd.

Harrow, A. J. (1972). A taxonomy of the psychomotor domain: A guided for developing behavioral objective. New York: David Mc Key Company. Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman

Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Murni Muhammad. Peraturan Perlombaan Renang FINA Hand Book 2002-2005. Jakarta PRSI, 2003.

Popham, W.J., (1999). Classroon Asessment: What teachers need to know. Mass: Allyn-Bacon.

Nurkencana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Penerbit Usaha Nasional.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Singer,R.N. 1972. The psychomotor domain: Movement behavior. London: Henry Kimton Publisher.

(11)

130 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan  Volume 22 Nomor 2  September 2016 Tim Peneliti. (2002). Pola Induk Pengembangan

Sistem Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Dasar Siswa SMU. Draf laporan penelitian, tidak diterbitkan, Pascasarjana UNY. Zainul, Asmawi. (2001). Alternative Asessment.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tugas akhir ini dipelajari mengenai Load Factor untuk mengetahui tingkat okupansi kereta api Argo Gede.. Metoda yang dipakai adalah dengan melakukan analisis Load Factor

Dengan Pernyataan Standar Pemeriksaan ini semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secara

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara persepsi dukungan organisasi dan pemberdayaan psikologis terhadap kinerja yang dimediasi oleh OCB.. OCB terbukti memediasi

Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Ahmed dan Duelman (2007) yang menunjukkan bahwa variabel jumlah dewan komisaris tidak signifikan terhadap

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Hasanain Djuaini H Muhammad Amin Lalu Gede Sakti Zulkiflimansyah KH Zulkifli Muhadli H Ahyar Abduh Farouk Muhammad H Ali Bin

Linguistik, kesejarahan, sosial masyarakat, psikologis, kebutuhan kata baru,perbedaan bidang pemakaian atau lingkungan, pengaruh bahasa asing, tanggapan pemakai bahasa dan

Dukungan ayah yang merupakan faktor pendukung dalam keberhasilan ASI Eksklusif merupakan suatu kegiatan yang bersifat emosional maupun psikologis yang diberikan