Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah
P3TM-BA TAN, Yogyakarta 14 -15 Juli 1999 Buku II 49
S3(:J
PENETPs.PAN :Pa233
SECARAKUANTITATIF
MENGGUNAKAN
SPEKTROMETRI
GAMMA
Sukirno, Sudarmadji, J. Jati Pramana
P3TM-Batan, Jl. Babarsari Katak Pas 1008. Yagyakarta 55010
ABSTRAK
PENETAPAN Pa233 SI:CARA KUANTlTA TlF MENGGUNAKAN SPEKTROMETRl GAMMA. Telah dilakukan penetapan konsentrasi protaktinium 233 dengan menggunakan spektrometer r yang dilenqkapi dengan detektor Ge (Li). Protaktinium diidenfikasi melalui puncak spektrum gamma Pa 33 pada tenaga 0,2750, 0,3001, 0,3119, 0,3405, 0,3754, 0,3985 dan 0,4158 MeV. Selanjutnya, Pa233 ditetapkan secara kuantitatif menurut prosedur analisis spetrometer gamma secara absolut (kalibra~:i % efisensi -tenaga) menggunakan puncak spektrum gamma pa233. Torium seberat 0,046, 0,065, dan 0,083 gram diiradiasi dengan netron, selama 12 jam dalam fasilitas Lazy Susan dengan fluks netron sekitar 1,01x1011 n cm-2.s-1, berturut-turutmenghasilkan Pa233 sebesar 5,988; 2",520 dan 29,890 jig. Hasil pengukuran batas deteksi minimum untuk radionuklida Pa233 dengan menggunakan peralatan spetrometer r adalah 6,57 X 10 -6 jig
ABSTRACT
THE QUANTITATIVE DETERMINATION OF pa233 BY USING GAMMA SPECTROMETRY. Detennination of protact.inium-233 concentration has been carried out by using r spectrometer equioped with a Ge (Li) (:Jetector. The protactinium was identified from gamma spectrum peak of
2.13
Pa at the enewy of 0.2750, 0.3001, 0.3119, 0.3405, 0.3754, 0.3985 and 0.4158 MeV. Furthennore, pa23 was quantitatively detennined by using gamma spectrometer analysis of absolute method (calibration of % efficiency -energy) and gamma spectrum of pa233. Thorium of 0.046, 0.065 and 0.083 gram was irradiated with neutrons for 12 hours in Lazy Susan facility with neutron flux of 1.01x1011 n cm-2 S-I, which yields pa233 of 5.988; 21.520 and 29.890 flg resgectively. The result of the measurement of the minimum detection limit for radionuclide of Pa 33 using r spectrometE~r equipment was 6.57 x 10 -6 flg.
PENDAHULUAN
sebagai
bahan pembiak yang dapat diubah menjadi
bahan fisil melalui proses
penangkapan
netron yaitu
unsur yang dapat belah melalui proses penangkapan
netron. Isotop torium 232 apabila dibombardir
dengan netron akan berubah dengan basil mayor
yang diharapkan
U233
yang merupakan bahan fisil,
reaksinya dapat
ditulis seperti dibawah ini(I.2).
-p
Th232
(n y) Th233
~
Pa233 ~ U233
, 27,4h
Isotop Pa233 tidak stabil yang meluruh men~hasilkan U233 yang mempunyai umur para 1,62 x 10 tabun daD japat dipisahkan secara kimia. Pa233 sebelum dipisahkan secara kimia perlu diketahui kadar yang terjadi secara kuantitatif. Salah satu cara untuk menentukan konsentrasi Pa233 adalah dengan menggunakan spektrometri y. Dengan dapat menetapkan Pa23 secara kuantitatif dengan basil yang akurat, diharapkan basil penetapan ini ak~ P a233 dengan umur paro 27,4 hari dapat dihasilkan
dengan menggunakan fasilitas reaktor nuklir melalui iradiasi Th232 dengan netron termal. Pa233 meluruh den~an memancarkan zarah 13 menghasil-kan isotop U 33, yang dapat belah sehingga penting bagi industri nuklir. U233 saJllgat penting sebab memiliki tampang lintang yang bes;J.r clan dihasilkan daTi bahan fertil yang berlimp;:Ih clan lebih murah harganya dibandingkan dengan uranium. Pengem-bangan reaktor yang menggun;lkan torium dengan bahan fisil U233 terutama karena harga eta (11) yaitu banyaknya pel~asan netron per netron yanffi diabsorpsi(l), U 3 lebih tinggi dati pada PU23 maupun U23S.
Torium akan tidak mengandung bahan dapat belah sererti uranium yang mengandung bahan fisil U23. Seperti telaJl diketahui torium
ISSN 0216-3128 Kimia Nuklir
jarak sumber ke permukaan detektor Ge(Li) ada1ah 12 cmo Ka1ibrasi tersebut diper1ukan untuk mempermudah ana1isis kuantitatif spektroskopi nuk1ir. Penetapan Pa233 secara kuantitatif di1akukan secara abso1ut sehingga sangat diper1ukan ka1ibrasi efisiensi pada masing-masing tenaga, ditentukan berdasarkan rumus(3,4):
dilanjutkan untuk pemisahan Pa233
dari iradiasi
torium (Th231 pada penelitian lebih lanjut. Dengan
demikian dapat diperoleh bahan fisil dengan cara
yang relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan
pemisahan
isotop secara
fisis U235
dari U238.
Untuk menentukan Pa233 digunakan
spektrometri y yang mempunyai kepekaan sangat
tinggi. Selain berperan penting dalam analisis
pengaktivan
netron, tentu saja dapat dipakai sebagai
penentuan berbagai radio isotop secara kualitatif
maupun kuantitatif. Spektrometer gamma dapat
didefmisikan sebagai suatu cara pengukuran dan
identifIkasi zat-zat radioaktif
dengan jalan
mengamati
spektrum karakteristik yang ditimbulkan
oleh interaksi foton gamma yang dipancarkan zat
radioaktif tersebut dengan materi detektor(3).
Spektrometer gamma merllpakan suatu metoda
pengukuran yang bersifat nisbi sehingga sebelum
suatu perangkat spektrometer
y dapat dipakai untuk
melakukan analisis alat tersebut perlu dikalibrasi
lebih dahulu secara cermat dan teliti. Ada 2 macam
kalibrasi yang perlu dila1<:ukan,
yaitu kalibrasi
tenaga dan efisiensi. Kalibrasi tenaga diperlukan
untuk tujuan analisis kuantitatif spektroskopis
nuklir. Setelah kalibrasi tenaga dilakukan secara
berulang-ulang dan didapatkan yang mantap dan
mempunyai ketelitian tinggi maka dapat dilakukan
pengukuran. Sedangkan kalibrasi
efisiensi
diperlukan untuk mempermudah
analisis kuantitatif
secara absolut dalam spektrometer
gamma. Sebelum
penentuan unsur secara absolut dapat dilakukan,
efisiensi detektor sepektrom(~ter
y harus ditentukan
terlebih dahulu. Sarna s(~perti dalam banyak
pengukuran lain, deteksi sinar y tidak dapat
dilakukan dengan efisiensi 100 %. Sepektrometer
y
hanya mampu memberikan laju cacah c yang
merupakan fraksi dari A. Suatu sumber radioaktif
akan memancarkan radioaktif kesegala arah
sedangkan detektor nuklir mempunyai ukuran
tertentu, sehingga hanya sebahagian
saja dari sinar
radioaktif dapat diterima oleh detektor. Disamping
itu tidak semua radiasi nuklir yang mengenai
detektor dapat
menghasilkan
:pulsa
listrik.
L(E)
AxI(E)
% e(E)== xlOO% (1)
dengan:
%E (E) = efisiensi detektor untuk pengukuran
sinar
y dengan
tenaga
E
A = aktivitas absolut dari radionuklida yang diukur
I (E) = intensitas
absolut sinar y dengan
tenaga E.
L(E) = integralluas puncak dengan
tenaga E
Kemudian dapat dibuat kurva hubungan %E dengan
E. Puncak sinar y dari cuplikan dengan tenaga
tertentu dapat diketahui
efisiensi
absolut
pencacahannya dengan menggunakan kurva
tersebut.
Karena aktivitas relatif dapat diamati (yaitu
integral luas puncak) maka harga absolutnya dapat
dihitung dengan
rumus(3):
(2)
cps
dps=~
dengan;
dps = disintegrasi
per detik
cps = cacah (net) per detik
Setelah kalibrasi
dilakukan
secara
berulang-ulang
dan didapatkan hasil yang mantap
dan mempunyai ketelitian yang tinggi maka dapat
dilakukan pengukuran
cuplikan.
Ditimbang 0,046, 0,065 dan 0,083 g dari
Th(NO3)4
5H2O dalam vial polietilen dan kemudian
ditutup rapat. Torium dalam vial yang tertutup rapat
diiradiasi dalam fasilitas Lazy Susan dengan tluks
netron 1,01 x lOll n/cm2/s,
selama 12 jam. Setelah
selesai iradiasi dilakukan pendinginan selama satu
minggu kemudian
dilakukan pencaCahan
cuplikan.
Cuplikan dicacah dan diamati pada unit
spektrometer
y, dengan
jarak cuplikan radioaktif ke
permukaan detektor adalah 12 cm. Diidentiflkasi
puncak-puncak
sepektrum utama pa233,
yaitu pacta
tenaga 0,2750, 0,3001, 0,3119, 0,3405, 0,3754,
0,3985 dan 0,4158 MeV. Dicatat semua para meter
yang diperlukan untuk analisis kuantitatif. Untuk
menentukan berat Pa233
secara absolut digunakan
rumus(5):
TATA KERJ~l
Bahan dan alate Th(NO3)4.5H2O
(Merck), NBL
109A dan lOA, Can1puran
U & Th dalan1 pasir
monas
it daTi New Brunswich Laboratory, USA,
Reaktor nuklir Kartini, Seperangkat alat cacah
spektrometer
'Y,
Timbangan Ohaus GT 410, Vial dan
Perisai timbal
A.M
Nf<1>crS (3)
w=
dengan:
W = berat nuklida yang diperhatikan (g)
A = disintegrasi
per detik (dps)
Cara kerja
Dilakukan kalibrasi efisiensi clan tenaga dengan menggunakarl sumbe:r multi gamma Eu 152,
Kimia Nuklir Sukirno, dkk
Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah
P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15 Juli 1999 Buku II
51
dan intensitas
absolutnya. Karakteristik tenaga sinar
y terhadap efisiensi absolut dengan sumber
multigamma EU152
dapat dilihat pada tabel 5. Jarak
sumber radioaktif cuplikan ke detektor sangat
mempengaruhi
efisiensi deteksi. Makin dekat jarak
antara cuplikan dari detektor maka makin besar
harga efisiensi
deteksi.
0,5 , -," 'r""'.'~~::
M = berat atom, gram
N = bilangan Avogadro (6,02.1023) f = intensitas absolut (%)
S = faktor kejenuhan (I -e"Alij <I> = fluks netron (n/cm2/s) 0" = tampang lintang (barn)
Berat atom, bilangan Avogadro, tampanr lintang netron, umur para, dapat dilihat pacta tabel(6 . Penentuan batas deteksi minimum (MDL = Minimum Detection Limit) unsur dengan menggunakan spektrometer 'Y dihitung berdasarkan rumus(7): I
~
-03OJ . c:..
OJ 0,2 -w 0,1 0 0.1\:
(4)
~
~
~. -"-~ ,...,- ..~~,.-:-:-l 0,3 0,5 0,7 0,8 1,1 1;3 t,5 t.1 Ten a 9 a (MeV)Gambar 2: Kurva kalibrasi efisiensi absolut. Apabila dibuat plot tenaga sinar 'Y versus efisiensi absolut basil perhitungan masing-masing:~ akan didapatkan suatu garis lengkung regrasi, d?ri tenaga rendah dengan efisiensi besar menuju tenaga yang lebih tinggi dengan efisiensi absolut yang lebih rendah, dapat dilihat pacta gambar 2, Kurva yang terjadi adalah kurva kalibrasi efisiensi absolut. Nampak bahwa pacta daerah tenaga rendah (E < 0,5 Me V) efisiensi akan naik dengan kenaikkan tenaga sinar 'Y yang dideteksi sedangkan pacta daerah (E > 0,5 MeV) berlaku sebaliknya, efisiensi justru akan turun oleh kenakkan tenaga sinar 'Y. Efisiensi merupakan perbandingan jumlah cacah radiasi yang dapat diterima oleh sistem terhadap jumlah cacah radiasi yang dikeluarkan oleh sumber cuplikan radionuklida, dengan berbagai koreksi yaitu antara lain jarak cuplikan-detektor, cacah latar, hamburan balik dan sebagainya.
Untuk menetapkan Pa233 kuantitatif secara absolut dengan spektrometer gamma, diidentiflkasi melalui puncak-puncak spektrum utama pa233 yaitu pacta tenaga sinar 'Y 0,2750, 0,3001, 0,3119, 0,3405, 0,3754, 0,3985 dan 0,41585 MeV. Puncak-puncak spektrum utama sinar 'Y Pa233 dapat dilihat pacta gambar 3. Melalui tenaga sinar 'Y tesebut dapat dilihat pacta tabel tenaga(6), diketahui intensitas absolutnya masing-masing spektrum.
Tabel 6 merupakan data intensitas absolut pacta tenaga masing-masing spektrum tenaga sinar 'Y,
untuk lebih jelas dapat dilihat pacta gambar 3 yang merupakan puncak-puncak spektrum dari Pa233. Sedangkan untuk mendapatkan %e dari pacta pa233, yaitu dengan cara memplotkan masing-masing tenaga sinar 'Y Pa233, yaitu pacta gambar 2 sehingga setiap tenaga sinar 'Y mempunyai %e yang berbeda juga. Cara lain untuk mendapatkan %e bisa melalui dim ana;
CMDL = konsentrasi minimum unsur yang diperhatikan (Jlglg)
Csld = konsentrasi unsur dalam standar acuan (Jlglg) Net = Cacah netto
Sebagai standar acuan dipakai standar dengan kode NBL II0A clan IO9a dar'i New Brunswich
Laboratory, USA.
HASIL
DAN PEMB./\HASAN
~
...W'
/
Karakteristik radionuklida standar sumber multigarna europium-l52 EUlS2 dapat dilihat pacta tabel 4. Apabila dibuat plot tenaga sina,r y versus nomor salur puncak serapan total masing-masing akan didapat suatu garis lurus., dapat dilihat pacta garnbar 1, yang merupakan kurva kalibrasi tenaga. Dari data tabel 1, lewat perhitungan regresi linier diperoleh persamaan : Y = 1993.,3 X + 2.04
Y= nomor salur dan X = tenaga sedangkan koefesien korelasi (r) = 0,9999 3.500 . 3.0CJ) 2.500 ~ Y=1993,3 X + 2,04 ~ 2.0CJ) R = 0,9999 OJ 1.500 1.0CJ) 500
/
0~
~
~
~
~
...
'-"- --~ 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 t,4 t,8 Tenaga(MeV)Gambar 1.. Kurva kalibrasi tena~~a
Untuk memperoleh ~malisis kuantitatif
secara absolut dalam spektrometer y diperlukan kalibrasi efisiensi. Melalui peihitungan dengan
menggunakan persamaan (I) didapat harga-harga
efisiensi pada setiap tenaga sinar y yang digunakan
1,2
ISSN 0216-3128
Prosiding Pertemuan dan Presentasi /fmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999
52 Buku II
0,25 0.3 0.35 0,4 0,45 0,5
Gambar 3:Spektrum puncak pd33 berbagai tenaga
sinar-y
dengan teknik analisis yang cukup handal.. Pengujian metoda dilakukan dengan menganalisis unsur yang ada dalam standar acuan dengan kode NBL 110A dan 109A. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan nilai sertifikat, seperti dilihat pada tabel 3. Hasil perhitungan untuk standar dengan kode NBL 110A, kadar Th 10,4 ppm clan terbentuk Pa233 seberat 0,00344 I.1g, mempunyai penyimpangan 4,86 % dan NBL 109 dengan kadar Th 105,2 ppm clan terbentuknya Pa233 seberat 0,0348 I.1g, mempunyai penyimpangannya 1,82 %. Penyimpangan tersebut tidak lebih dari 10 % ini berarti metoda ini cukup dapat diandalkan.
Tabel3. Data hasil pengukuran penyimpangan dan batas deteksi untuk penetapan Pa-233.
Tabell.
Data hasil penerutuan Pa233 melalui
puncak tenaga sinar-y, berbagai
berat Th.
INBL110AI 10.4 Penetapan lewal E-y I , 160,34 924,21 98,14 14,42 28,76 32.69 Th=O~ CDS! d~ Th = 9,083 g -cps I dps 11,01 0,00344 4,86 6571n.1; NBL 109A 105,2 107,12 0,03482 1,82 ,. u'
Pada tabel 3 dapat dilihat batas deteksi ninimum konsentrasi radionuklida Pa233. Untuk mengetahui gambaran sejauh mana harga konsentrasi terkecil yang dapat terdeteksi dengan metoda cara spektrometri gamma. Perhitungan yang dipakai untuk menghitung batas deteksi minimum dengan menggunakan persamaan (4). Pengukuran batas deteksi minimum menggunakan standar sertiflkat NBL IIOA dengan konsentrasi Th sebesar I 0,4 ~g , clan setelah diiradiasi radionuklida Pa233 yang terjadi seberat 3,44.10-4 ~g, dengan barns deteksi minimumnya melalui perhitungan adalah
-6 6,57.10 ~g.
~
448,66 1268,25 1298,32 1298,10 1302,54 1233,14 1223.83 0,2750 0,3001 10,3119 10.3405 10,3754 0.3965 0,4158 I 12,61 228,40 1291,13 137,39 i 20,09 39,24 44,22KESIMPULAN
1
2Protaktinium-233 dapat dibuat dan ditetapkan dengan ketelitian tinggi serta dapat diandalkan melalui alat spektrometer y.
Penetapan Pa233 secara kualitatif maupun kuantitatif melalui spektrum puncak-puncak tenaga 0,3001, 0,3119, 0,3405, 0,3754, 0,3965 dan 0,4158 MeV, yang berbeda temyata menunjukkan basil yang kira-kiara sarna sehinggga baik presisi maupun penyimpangannya dapat dihandalkan dengan menggunakan alat spektrometer y.
Konsentrasi Pa233 yang terjadi seberat 3,44.10.3 Jlg daTi stadar NBL-II0A mempunyai batas deteksi minifi'um sebesar 6,57.10-6 Jlg.
3.
Temyata penetapan F'a233 melalui puncak E-y 0,2750 MeV selalu menghasilkan penyim-pangan daTi penetapan puncak-puncak lainya. Dimana disintegrasi per detik (dps) yang dihasilkan
melalui persamaan (2) lebih kecil selalu, dapat
dilihat pada label 1, hal ini dist~babkan pada tenaga tersebut adanya iterferensi puncak-puncak radionuklida lainnya yang mempunyai tenaga yang sangat berdekatan. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pemisahan radiokimia yaitu dengan kopresipitasi menggunakan MnO2 sebagai pengemban(l). Sebaliknya pene:tapan Pa~33 melalui puncak 0,3001 sampai dengan 0,4158 MeV pada umumnya menghasikan cac:ah absolut yang berdekatan satu sarna lain. Dengan demikian dalam rerata basil penetapan yang ber~LSal daTi ke 6 puncak spektrum sinar gamma dapat dilihat pada label 2 dibawah ini. Hasil penetaparl kuantitatif secara absolut (J.lg) Pa233 dengan basil sangat kecil, namun Pa233 dapat dibuat dan ditetapkan dalam ketelitian cukup tinggi dan dapat ,diandalkan dengan menggunakan alat spektrometri y
Tabel2. Data basil aktivitas rerata dan penetapan pa233 secara kuantitatif
DAFTAR
PUSTAKA
.DODDING,J. W.,et al., Separation
and
Purifica-tion of A gram of Protactinium-233.,
IDO-Kimia Nuklir Sukirno. dkk
ISSN 0216-3128 ! 643,38 1809,59 1806,79 1824,16 1814,70 1682,49 ~55,86 18,58 279,65 1661,77 176,56 25,55 49,29 54,75 948,36 2211,96 2333,87 2343,78 2307,91 2113,40 2049,70
Prosiding Perlemuan den Presenta1:i Ilmiah
P3TM-BATAN, Yogyakarla 14 -15 Juli 1999 Buku If
Tabel 6.
Data intensitas absolut daD % efisiensi Pa23317007., U.S. Atomic Energy Commission
(1964)
DANIEL. S. JOHN and EDWAED. C.T.,
Formation of U-232 During The irradiation of
Thorium., DP-297., u.s. Atomic Energy
Commission
(1958)
SUSETYO WISNU., Spektrometri Gamma.,
Gajah Mada universit}' Press., Yogyakarta
(1988)
KUT and A.F. AKGUN., "An aplication of
marinel1i geometry in gamma ray
spectro-metry"., Intern, J, Environ. Anal. Chern (1985)
LEDDICOTTE. G. W., et al., The Use of NAA
In Analytical Chemistry., USA (1958)
GERHARD ERDTMANN., The gamma-ray
of
the radionuclides,
New York. (1979)'
WISJAHUDIN, SUKIRNO, SUMIYATNO.,
"Analisis Kadar As, Fe daD Co Pada Cuplikan
Tanah Di Daerah Semenanjung
Muria"., RPI,
PAIR, Batao, Jakarta (1997)
~~
0,2715 0,3001 0,3119 0,3405 0,3754 0,3965 0~158~
0,2332 0,2179 O,212C 0,1941 0,1879 0,1802 O.1§§0 labs(%) 0,84 5,80 33,70 3,88 0,59 4,29 ~,593
4.
5,6.
TANYA JAWAB
LAMPIRAN
Tabel4. Data kalibrasi tenaga menggunakan EU1S2
Darsono
~ Rumus batas deteksi yang anda sajikan itu nampaknya lain sekali, karena batas deteksi anda tergantung dengan standar. Padahal batas deteksi itu tergantung dengan sistem instrumentasi analisis. Tolong saudara jelaskan ?
Sukirno
~ Benar apa saudara katakan batas detekri tergantung dengan sistem instrumenasi analisis. Sedangkan untuk menguji batas detekri digunakan cup/ikan standar yang sudah pasti diketahui kadarnya, dan rumus batas deteksi yang tertu/is pada cara kerja merupakan kutipan dari pustaka (7) ha/ama.'! 132.
Asmedi. S.
~ Lepas dari aspek keilmiahan dari penelitian ini, apa sebenarnya yang menjadi "ultimate goal" dari penetapan Pa-233 secara kuantitatif
Sukirno
~ Menambah keterampilan analisis menangani Pa-233 dari hasi/ aktivasi netron terma/ dengan menggunakan instrumen spektrometri gamma sebagai la/at ana/isis.
ISSN 0216-3128 Kimia Nuklir