• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI WAKTU BAJA KARBON RENDAH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN NILAI KEAUSAN SPESIFIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH VARIASI WAKTU BAJA KARBON RENDAH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN NILAI KEAUSAN SPESIFIK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

POLITEKNOSAINS VOL. XII NO. 2 September 2013

Pengaruh Variasi Waktu… 52

PENGARUH VARIASI WAKTU BAJA KARBON RENDAH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN,

LAJU KOROSI DAN NILAI KEAUSAN SPESIFIK

Sutrisno

Teknik Mesin, Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta E-mail : [email protected]

ABSTRACT

AISI 1008 steel is a kind of low carbon steel, in which the carbon content (C) a maximum of only 0.1% C. In general, low carbon steel has the advantage of having a resilient nature, tough, has the ability to weld and machine good and relatively cheap. However, low carbon steel also has some drawbacks such as low hardness values and also a high corrosion rate. One effort to improve corrosion resistance on steel is hard chromium plating. The purpose of this study was to determine the effect of variations in hard chromium plating time on the microstructure, hardness value, the value of the corrosion rate of low carbon steel (AISI 1008)

Hard chromium plating process using a variety of processing time 20 minutes, 40 minutes and 60 minutes with the strong currents of 10A. Analysis of the microstructure using optical microscopy and Scanning Electron Microscope (SEM). Vickers hardness testing method, corrosion testing using test equipment corrosion rate type three-electrode cell with a potentiostat type PGS - 201T with

corrosive media 0.5% NaCl solution

The test results showed that the coating formed on the hard chromium plating process is influenced when the coating process. Hardness value increases with increasing processing time. The highest hardness value occurs in hard chromium plating process with strong currents 60 minutes is 562 VHN. The value of the corrosion rate decreased with increasing processing time, where the lowest corrosion rate at 60 minutes is 0.989 mm / year. Lowest specific wear values at 60 minutes is 2,925.10-4 mm2/kg.

Keywords: hard chrome, time, violence, the rate of corrosion, wear and tear. I PENDAHULUAN.

Logam baja merupakan salah satu logam yang paling banyak digunakan dalam berbagai bidang

diantaranya pada kontruksi

bangunan, komponen permesinan, komponen perkapalan, komponen otomotif, mesin perkakas, bahan rel kereta api, perpipaan dan juga

alat berat. Secara umum baja memiliki sifat tangguh, mampu

dilakukan proses permesinan,

mempunyai sifat mampu las yang baik. Namun demikian baja juga memiliki kelemahan yaitu tidak tahan terhadap korosi. Nilai kekerasan baja lebih rendah dibanding besi cor karena kadar

(2)

Pengaruh Variasi Waktu… 53 karbon yang terkandung dalam

baja lebih rendah antara 0 - 2% C.

Penggunaan baja dapat

disesuaikan dengan kebutuhan tergantung pada sifat mekanik dan

karakteristik yang dinginkan.

Mutu logam baja akan mengalami

penurunan akibat baja

berhubungan dengan udara

maupun fluida dan juga adanya kontak dengan material lain sehingga akan timbul gesekan dan

material akan mengalami

keausan. Karena faktor tersebut maka daya guna dari baja tidak bisa maksimal. Faktor lain yang menyebabkan penurunan mutu logam adalah korosi.

Korosi juga menjadi beban

bagi peradaban manusia

(Trethewey dan Chamberlain

1991) diantaranya: a) dari segi biaya korosi sangat mahal, b)

korosi sangat memboroskan

sumberdaya alam, c) korosi

sangat tidak nyaman bagi

manusia, bahkan kadang

mendatangkan maut.

Gesekan (friction) merupakan bentuk dari hilangya energi akibat adanya kontak dua permukaan yang saling bergerak relatif satu sama lain (Hutchings, 1992).

Gesekan yang terjadi akan

menimbulkan panas dan material menjadi cepat aus. Jika gesekan tersebut berlangsung secara terus menerus maka material yang saling berkontak akan mengalami goresan, permukaan material bisa

berkurang bahkan bisa

menyebabkan hilangnya sebagian

energi. Lebih dari 60% daya yang disuplai ke mesin dibuang sebagai panas melalui diinding blok silinder dan juga dibuang melalui

gas buang (Merlo, 2003).

Kehilangan daya tersebut akibat adanya gesekan komponen yang berkontak dan bergerak relatif satu sama lain

Salah satu cara pencegahan serangan korosi dan juga keausan pada material baja yang saling berkontak dengan cara pelapisan

permukaan. Electroplating

merupakan salah satu cara

pelapisan permukaan substrat

yang berlangsung dalam larutan

elektrolit, dimana material

substrat berfungsi sebagai katoda dan material pelapis sebagai anoda (Grainger, 1989). Arus searah (DC) dialirkan ke anoda dan katoda. Arus listrik akan

mengalir melalui lauratan

elektrolit, sehingga ion-ion dari anoda berpindah ke katoda.

Hard chrome merupakan

salah satu cara untuk

memperpanjang umur pakai dari komponen seperti valve, ring

piston dan journal bearing

(Merlo, 2003). Lapisan krom yang terbentuk menghasilkan sifat kekerasan yang tinggi, sehingga chromium plating selain untuk pencegahan terhadap korosi juga untuk mengurangi laju keausan suatu material. Aplikasi dari chromium plating banyak

digunakan dalam industri

otomotif (transmission,

(3)

POLITEKNOSAINS VOL. XII NO. 2 September 2013

Pengaruh Variasi Waktu… 54

kemudi), aerospace dan pipa-pipa oli/gas (Leahey, 2009).

Pada penelitian akan

dipelajari pengaruh waktu proses terhadap struktur mikro, nilai kekerasan dan laju korosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh waktu

terhadap struktur mikro, nilai kekerasan, juga laju korosi dan laju keausan spesifik pada baja karbon rendah (AISI 1008). II LANDASAN TEORI

Raharjo (2010) melakukan

penelitian tentang pengaruh

tegangan listrik dan waktu proses electroplating terhadap ketebalan dan juga kekerasan ada baja ST 40 yang dilapisi krom. Ketebalan lapisan dan juga nilai kekerasan meningkat seiring dengan naiknya tegangan listrik dan juga lamanya

waktu proses electroplating

selama 15 menit. Ketebalan maksimum yang dicapai yaitu

37,79 µm pada tegangan 12 volt

selama 15 menit, sedangkan kekerasan optimum yang dicapai

adalah 351,29 VHN pada

tegangan 12 volt selama 15 menit. Pengaruh tegangan pada proses electroplating pada baja dengan pelapis krom dan seng terhadap nilai kekerasan dan laju korosi telah diteliti oleh Alian

(2010). Penelitian ini

menggunakan unsur krom dan seng sebagai bahan pelapis. Uji korosi dilakukan pada media

menyerupai kondisi air laut

selama 168 jam. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelapis krom lebih baik dari pelapis seng dalam melindungi baja terhadap laju korosi dalam lingkungan air laut. Penambahan kekerasan terbesar didapat pada tegangan listrik 12 volt pada pelapis krom sebesar 6,950 VHN dan pelapis seng sebesar 9,851 VHN. Laju korosi terkecil pada tegangan listrik 12 volt dengan laju korosi untuk pelapis krom sebesar 0,0173 mm/tahun dan untuk pelapis seng sebesar 0,0573 mm/tahun.

III METODOLOGI. a Material.

Material yang dipakai

adalah baja karbon rendah

(AISI 1008) dengan

kandungan karbon (C)

maksimal 0,1%, mangan (Mn) antara 0,3-0,5%, fosfor (P) maksimal 0,04 dan belerang

(S) maksimal 0,05%.

Spesimen dipotong dengan

ukuran diameter 13 mm

dengan tebal 3 mm.

Gambar 1 foto spesimen material

(4)

Pengaruh Variasi Waktu… b Proses .

Proses pelapisan

chrome secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 2 . Spesimen (baja AISI 1008)

sebagai sumbu katoda

sedangkan sumbu anodanya adalah anoda tak terlarut (Pb). Komposisi larutan pada proses adalah : Larutan chromic acid

(CrO3) = 260 g/l, Asam sulfat

(H2SO4) = 3 g/l, dengan suhu

larutan sekitar 45o – 55

Arus yang digunakan dalam proses hard chrome adalah 10A dengan waktu proses 20 menit, 40 menit serta 60 menit.

Gambar 2 skema hard chrome

a Struktur mikro.

Karakterisasi struktur

mikro dari material akan

dilihat dengan melakukan foto

mikro pada daerah yang

mengalami proses

chrome dan daerah yang diuji

korosi. Untuk mengetahui

bentuk struktur mikro

spesimen, yaitu dengan

mengambil penampang

55 hard

secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 2 . Spesimen (baja AISI 1008)

sebagai sumbu katoda

sedangkan sumbu anodanya adalah anoda tak terlarut (Pb). Komposisi larutan pada proses

chromic acid ) = 260 g/l, Asam sulfat ) = 3 g/l, dengan suhu

55o C.

Arus yang digunakan dalam adalah 10A dengan waktu proses 20 menit, 40 menit serta 60 menit.

Karakterisasi struktur

mikro dari material akan

dilihat dengan melakukan foto

mikro pada daerah yang

hard dan daerah yang diuji

Untuk mengetahui

bentuk struktur mikro

spesimen, yaitu dengan

mengambil penampang

permukaan spesimen untuk dipoles dan dietsa dengan

larutan Nital (2%HNO3 dan

98% propanol) selama 30

detik. Pengamatan struktur

mikro menggunakan

mikroskop optik dan SEM

dengan pembesaran yang

bervariasi. c Kekerasan.

Pada penelitian ini

pengujian kekerasan

menggunakan metode

Vickers. Uji kekerasan

Vickers menggunakan

penumbuk piramida intan

yang dasarnya berbentuk

belah ketupat. Besarnya sudut antara permukaan-permukaan

piramid yang saling

berhubungan adalah 136o.

Metode pengujian Vickers dapat dilihat pada Gambar 3.

Pengujian kekerasan

menggunakan beban 250 gr dan ditahan selama 10 detik

Gambar 3 metode pengujian Vikers

(

2 854 , 1 mm kg d p VHN = 2

)

mm kg

(5)

POLITEKNOSAINS VOL. XII NO. 2 September 2013

Pengaruh Variasi Waktu… 56

Dengan :

p = beban indentasi (kg) d = diagonal rata-rata bekas injakan (mm)

d. Korosi.

Korosi merupakan proses perusakan logam dan degradasi sifat logam akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi

terjadi berdasarkan proses

elektro-kimia (electrochemical process). Laju korosi (Jones, 1992) dapat dihitung dalam mils (0,001 in) per year (mpy) dengan rumus seperti dibawah:

2)   0,129 .

.

Dengan :

r = laju korosi (mpy) a = berat atom

n = valensi atom

i = rapat arus korosi (µA/cm2)

D = berat jenis sampel

(gr/cm3)Perhitungan laju korosi

untuk paduan, terlebih dahulu

dihitung berat equivalennya

(equivalen weight= EW) dengan persamaan (Jones 1992): 3)    4) ∑        ∑ .   Dengan : EW = berat equivalen

NEQ = nilai equivalen total

 = fraksi berat

= nomor massa atom

! = elekron valensi

Maka persamaan (2) menjadi:

5)   0,129 "#$%&'

e. Keausan.

Keausan merupakan

kejadian dimana material

hilang dari permukaannya

karena berinteraksi dengan

permukaan pasangannya

(Hutchings, 1992). Nilai

keausan spesifik (Ws ) dapat

dihitung dengan persamaan:

(  ). *

+

8. . -. ./

Dengan:

Ws =keausan spesifik material

(mm2/kg)

B = tebal disk pengaus (mm)

B = jarak abrasi (mm)

R = jari – jari disk pengaus (mm)

P = beban (kg)

lo = jarak sliding (mm)

Pengujian keausan

menggunakan alat uji keausan Ogoshi High Speed Universal Wear Testing Machine (Type OAT-U) dengan beban (P) yang digunakan 2,12 kg, tebal pengaus (B) = 3,305 mm, jari – jari pengaus (r) = 12,85 mm

serta jarak sliding (lo) = 5000

mm. Skema dari proses uji keausan metode Oghosi dapat ditunjukkan pada Gambar 4

(6)

Pengaruh Variasi Waktu… 57 Gambar 4 Skema uji keausan Oghosi

f. HASIL DAN

PEMBAHASAN.

a Uji komposisi material. Berdasarkan hasil

uji komposisi kimia

material yang digunakan, dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil uji komposisi kimia

menunjukkan bahwa

spesimen yang digunakan

termasuk kedalam

kategori baja karbon

rendah jenis AISI 1008.

Tabel 1 komposisi kimia Struktur Mikro.

Gambar 5 memperlihatkan

struktur mikro dari raw

material, dimana struktur

mikro berupa ferit dan perlit. Hal tersebut

menunjukkan bahwa material yang digunakan adalah jenis baja karbon rendah

Gambar 5 struktur mikro raw material (AISI 1008) dengan perbesaran 200x, C Mn Si P S Cr W Ni Cu Standar ASTM <0,1 0,3-0,5 - <0,4 <0,5 - - - - Hasil uji komposisi 0,0673 0,47 0,226 0,0388 0,0167 0,0518 0,296 0,0776 0,0765

(7)

POLITEKNOSAINS VOL. XII NO. 2 September 2013

Pengaruh Variasi Waktu… 58

b Nilai kekerasan.

Gambar 6 dibawah menunjukkan grafik nilai

kekerasan proses hard

chrome pada kuat arus

10A dengan interval

waktu 20, 40 dan 60 menit. Nilai kekerasan material dasar sebesar 193

VHN, setelah material

mengalami proses

pelapisan nilai kekerasan

meningkat dengan

bertambahnya waktu

pelapisan. Hal ini

disebabkan dengan

semakin lama waktu

proses pelapisan akan

semakin banyak deposit

yang terbentuk pada

permukaan material

sehingga akan

meningkatkan nilai

kekerasannya. Nilai

kekerasan paling tinggi pada waktu 60 menit yaitu

562 VHN.

Gambar 6 grafik nilai kekerasan c Laju korosi.

Gambar 7 dibawah

memperlihatkan grafik

laju korosi hasil proses hard chrome pada kuat arus 10A dengan interval waktu 20, 40 dan 60

menit. Laju korosi

material dasar adalah

1,487

mm/year Laju korosi akan

mengalami penurunan

dengan adanya

peningkatan waktu proses hard chrome. laju korosi terendah pada waktu 60

menit sebesar 0,989 mm/year. 0 100 200 300 400 500 600 0 20 40 60 n il a i k ek e ra sa n ( V H N ) Waktu (menit) grafik kekerasan

(8)

Pengaruh Variasi Waktu…

Gambar 7

Gambar 8a dibawah

memperlihatkan hasil

SEM pada lapisan Cr

yang telah mengalami

korosi. Bentuk korosi yang terjadi merupakan korosi

sumuran (fitting

corrosion) yang

Gambar 7 hasil foto a)SEM dan b)EDX d Nilai keausan spesifik.

Gambar 8 menunjukkan

grafik nilai keausan

spesifik hasil proses chrome pada kuat arus 10A dengan waktu proses 20, 40 dan 60 menit. Nilai

keausan spesifik

mengalami penurunan

seiring dengan makin

lamanya waktu proses

0 0.5 1 1.5 2 0 la ju k o ro si ( m m /y ea r) 59 Gambar 7 laju korosi

dibawah

memperlihatkan hasil

SEM pada lapisan Cr2O3

yang telah mengalami

korosi. Bentuk korosi yang terjadi merupakan korosi fitting

) yang

menyerang secara lokal. Hasil EDX pada Gambar

7b memperlihatkan

komposisi utama berupa

unsur Cr dan O serta

kemungkinan dalam

bentuk Cr2O3

Gambar 7 hasil foto a)SEM dan b)EDX keausan spesifik.

Gambar 8 menunjukkan

grafik nilai keausan

spesifik hasil proses hard e pada kuat arus 10A dengan waktu proses 20, 40 dan 60 menit. Nilai

keausan spesifik

mengalami penurunan

seiring dengan makin

lamanya waktu proses

hard chrome. Hal ini

menunjukkan bahwa

material baja karbon

rendah yang telah

mengalami proses hard chrome lebih tahan aus dibandingkan dengan baja karbon rendah yang tanpa proses hard chrome. Nilai keausan spesifik terendah

20 40 60

waktu (menit) grafik laju korosi

(9)

POLITEKNOSAINS VOL. XII NO. 2 September 2013

Pengaruh Variasi Waktu… 60

pada waktu 60 menit yaitu 2,925.10-4 mm2/kg.

Gambar 8 keausan spesifik g. KESIMPULAN

1. Hard Chromium plating

akan meningkatkan nilai kekerasan, menurunkan laju korosi dan juga menurunkan nilai keausan spesifik pada baja karbon rendah (AISI 1008).

2. Nilai kekerasan akan

semakin meningkat dengan bertambahnya waktu proses

hard chrome. nilai

kekerasan tertinggi pada waktu 60 menit yaitu 562

VHN.

3. Laju korosi mengalami

penurunan dengan

bertambahnya waktu proses hard chrome, laju korosi terendah pada waktu 60 menit yaitu 0,989 mm/year.

4. Nilai keausan spesifik

mengalami penurunan

dengan bertambahnya

waktu proses hard chrome,

nilai keasuan spesifik

terendah pada waktu 60

menit yaitu 2,925.10-4

mm2/kg.

DAFTAR PUSTAKA

Alian, H., 2010, “ Pengaruh Tegangan Pada Proses Electroplating Baja Dengan Pelapis Seng Dan Krom Terhadap Kekerasan Dan Laju Korosi “, Prosedding

Seminar Nasional

Tahunan Teknik Mesin

(SNTTM) Ke-9

Palembang.

ASM Handbook, 2005,

“Properties and

Selection: Irons, Steels, and High Performance

Alloys”, Metal

Handbook, Vol 1.

Barbato, S.R, Ponce, J.F, Jara, M.V, Cuevas, J.S, Egana, R.A., 2008, “ Study Of The Effect Of -4.0E-04 1.0E-04 6.0E-04 1.1E-03 1.6E-03 0 20 40 60 k ea u sa n s p es if ik (m m 2 /k g ) waktu (menit)

(10)

Pengaruh Variasi Waktu… 61 Temperature On The

Hardness, Grain Size,

And Yield In Electrodeposition Of Chromium On 1045 Steel “, Journal Of The Chilean Chemical Society, Vol 53, N.1. pp Callister, W.D., 2007, “

Material Science and

Engineering an

Introduction 7ed”, JohnWiley and Sons.inc.

Grainger, S., 1989, “Engineering Coatings (Design And Application)”, First Edition, Abington Publishing, England. Hutchings, I.M.,1992,”Tribology (Friction and Wear of Engineering Materials)”, First Edition, A Arnold, Hodder Headline Group, London.

Leahey, M.W., 2009,

“Replacement Of Hard Chrome Electroplating By Tungsten Carbide Based High Velocity Oxygen Fueled Thermal Spray”, A Project

Submitted to the

Graduate, Rensselaer

Polytechnic Institute,

Hartford CT.

Merlo, A.M., 2003, “The Contribution Of Surface Engineering To The Product Performance In

The Automotive

Industry”, Journal

surface and Coatings

Technology, Elsevier,

174-175, pp 21-26.

Mulyadi, F.W., 2007,

“Pengaruh Temperatur, Rapat Arus Dan Waktu Dari Proses Pelapisan Hard Chromium Pada Material ST 41 Yang Telah Mengalami Proses Perlakuan Panas”,

Tugas Akhir, Institut

Teknologi Bandung. Raharjo, S., 2010, “Pengaruh

Variasi Tegangan Listrik Dan Waktu Proses Electroplating Terhadap Ketebalan Serta Kekerasan Lapisan Pada Baja Karbon Rendah Dengan Krom”, Master

Thesis, Universitas

Gambar

Gambar 2 skema hard chrome
Tabel 1 komposisi kimia  Struktur Mikro.
Gambar 6 dibawah  menunjukkan  grafik  nilai  kekerasan  proses  hard  chrome  pada  kuat  arus  10A  dengan  interval  waktu  20,  40  dan  60  menit
Gambar 7 hasil foto a)SEM dan b)EDX  d   Nilai keausan spesifik.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi Larutan NaCl 2% Dan 3,5% Terhadap Laju Korosi Pada Baja Karbon Rendah ”, untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju korosi baja zincallume G550 pada beberapa lingkungan korosi, serta membandingkan struktur mikro dari baja tersebut, baik sebelum

PENGARUH KECEPATAN PUTAR, GAYA GESEK, WAKTU GESEK TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN IMPAK, LAJU KOROSI DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGELASAN LAS GESEK MATERIAL BERBEDA BAJA SUH 3 DAN SUH

Dari hasil pengujian diperoleh kekerasan material awal 210 VHN untuk AISI 304 dan 143 VHN untuk baja karbon rendah, sedangkan kekerasan optimum diperoleh untuk nitridasi plasma pada

Dari pengujian laju korosi dengan metode elektrokimia dapat dilihat bahwa ketebalan coating mempengaruhi laju korosi material baja karbon. Seperti yang terjadi pada

 Bagaimana pengaruh variasi air laut yaitu air laut di Gresik, air laut di Lamongan, dan air laut di Sidoarjo terhadap laju korosi yang terjadi pada baja karbon

Sedangkan Gambar 2 (A2) menggambarkan laju korosi baja AISI 304 dalam lingkungan HCl yang telah diberikan inhibitor kalium kromat 0,1%. Laju korosi baja AISI 304 menurun

Jenis coating juga sangat berpengaruh dalam laju korosi, ditunjukkan dengan laju korosi coating campuran memiliki nilai lebih rendah dari jenis coating lainnya, Kata kunci: Alkyd, baja