• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

46

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs se-Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur, dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII MTs se-Kabupaten Ponorogo tahun pelajaran 2013/2014.

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini mulai pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Juni 2014, sesuai dengan Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Waktu

Pelaksanaan

1.

Tahap perencanaan:

pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal, penyusunan instrumen penelitian dan pengajuan ijin penelitian

Oktober 2013 Januari 2014

2

Tahap Pelaksanaan:

uji coba instrumen, eksperimen (6 kali pertemuan) dan pengumpulan data.

Februari 2014 April 2014 3 Tahap Penyelesaian:

analisa data dan penyusunan laporan penelitian

Mei 2014- Juni 2014

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu (quasi

experimental research), karena tidak memungkinkan bagi peneliti untuk

mengendalikan dan memanipulasi semua variabel yang relevan. Budiyono (2003: 82-83) bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Sebelum dilakukan penelitian maka diasumsikan sampel dalam keadaan seimbang dan saling independen dan hanya berbeda dalam penggunaan model belajar.

Penelitian ini menggunakan desain faktorial 3 x 3 dengan teknik analisis varian (ANAVA), yaitu suatu desain penelitian yang digunakan untuk

(2)

commit to user

meneliti pengaruh dari model pembelajaran berbeda dari tiga kelompok yang dihubungkan dengan kecemasan belajar matematika siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi belajar matematika. Dengan disain seperti Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

Metode Pembelajaran (A) Kecemasan Belajar Matematika (B)

Tinggi(b1) Sedang (b2) Rendah(b3) Model pembelajaran

Nested-Kontekstual (a1) (ab11) (ab12) (ab13) Model pembelajaran

TPS-Kontekstual (a2) (ab21) (ab22) (ab23)

Model pembelajaran

langsung (a3) (ab31) (ab32) (ab33)

C. Populasi dan Sampel

Menurut Sukardi (2011:53), populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari suatu penelitian. Populasi yang dimaksud di sini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs se-Kabupaten Ponorogo tahun pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari 73 madrasah. Sampel penelitian menurut Sukardi (2011:54) merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Dalam penelitian ini hanya diambil sebagian subjek dari populasi yang ada karena tidak mungkin menggunakan subjek dari populasi secara keseluruhan mengingat keterbatasan waktu, kemampuan menganalisis, dan biaya.

Sampel diambil dengan cara stratified cluster random sampling yaitu populasi dibagi menurut strata-strata, kemudian dari strata-strata tersebut ditarik anggota sampel secara random dari sub populasinya. Penggolongan kelompok ini berdasarkan pada nilai ujian nasional matematika MTs se-Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 yaitu dengan membedakan populasi menjadi tiga kelompok nilai ujian nasional matematika MTs se-Kabupaten Ponorogo dengan klasifikasi yaitu: kelompok tinggi jika X > , kelompok sedang jika - dan, kelompok rendah jika X < - . Dengan X adalah nilai rata-rata UN, adalah nilai rata-rata seluruh populasi dan s merupakan standar deviasi.

(3)

commit to user

Berdasarkan data dari Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo, diketahui = 6,55 dan s = 2,11. Dari perhitungan diperoleh, madrasah pada kriteria tinggi adalah madrasah yang rata-rata nilai ujiannya lebih dari 7,61; pada kriteria sedang yang lebih dari atau sama dengan 5,50 sampai kurang dari atau sama dengan 7,61 dan madrasah dengan kriteria rendah jika nilai rata-rata ujian nasionalnya kurang dari 5,50; sehingga diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.3 Peringkat Madrasah Berdasarkan Nilai Ujian Nasional Matematika MTs Se-Kabupaten Ponorogo Tahun 2013

No Nama Sekolah UN Kriteria No Nama Sekolah UN Kriteria

1 MTs Minhajul Muna 9,23 Tinggi 38 MTs Al-Istiqomah 6,48 Sedang 2 Fatah 9,14 Tinggi 39 MTs Dipo Kerti 6,43 Sedang 3 MTs Sendang Drajat 8,64 Tinggi 40 MTs Darul Fikri 6,35 Sedang 4 MTs Negeri Kauman 8,17 Tinggi 41 MTs Sulamul Huda 6,34 Sedang 5 MTs Diponegoro 8,04 Tinggi 42 MTs Negeri Sampung 6,19 Sedang 6 MTs Negeri Ponorogo 7,92 Tinggi 43 MTs Walisongo Putra 6,17 Sedang 7 MTs Ahmad Dahlan 7,90 Tinggi 44 MTs Negeri Ngunut 6,14 Sedang 8 MTs Al Hasanah 7,84 Tinggi 45 MTs PGRI Selur 6,12 Sedang

9 MTs Muh. Beton 7,81 Tinggi 46 6,09 Sedang

10 MTs Al Azhar 7,74 Tinggi 47 MTs PGRI Gajah 6,07 Sedang

11 MTs Miftahul Ulum 7,73 Tinggi 48 5,98 Sedang

12 MTs Hudatul Muna 7,63 Tinggi 49 MTs Al Munawwaroh 5,56 Sedang 13 MTs Muh. 2 Jenangan 7,61 Sedang 50 MTs Muh. 4 5,50 Sedang 14 MTs YPKH Syamsudin 7,54 Sedang 51 MTs Al Mawaddah 5,12 Rendah 15 MTs Darul Huda 7,38 Sedang 52 -Ishlah 5,11 Rendah 16 MTs As Salam Sooko 7,26 Sedang 53 MTs YPIP Panjeng 5,07 Rendah 17 MTs Darul Istiqomah 7,26 Sedang 54 MTs Sedah 5,00 Rendah 18 MTs Manbaul Ulum 7,24 Sedang 55 MTs Al-Basyariyah 4,81 Rendah 19 -Barokah 7,21 Sedang 56 MTs Al Islam 4,59 Rendah 20 MTs Bahrul Ulum 7,20 Sedang 57 MTs Arjowinangun 4,52 Rendah

21 7,12 Sedang 58 MTs Al-Iman 4,29 Rendah

22 MTs Al-Kautsar 7,08 Sedang 59 MTs Darul Falah 4,29 Rendah

23 7,01 Sedang 60 MTs Muh. 3 4,27 Rendah

24 -Hikmah 6,96 Sedang 61 MTs Al Bajuri 4,26 Rendah 25 MTs Al-Mukarrom 6,96 Sedang 62 MTs Walisongo Putri 4,20 Rendah 26 MTs Sabilul Huda 6,92 Sedang 63 MTs Muh. 10 4,18 Rendah 27 MTs Muh. Sidoharjo 6,85 Sedang 64 MTs Tegalsari 4,02 Rendah 28 MTs Maarif Daar AlHikmah 6,84 Sedang 65 MTs Arrisalah 3,89 Rendah 29 MTs Miftahussalam 6,80 Sedang 66 MTs Darul Arifin 3,78 Rendah

30 6,79 Sedang 67 MTs Al-Ihsan 3,75 Rendah

31 MTs Muh, 1 Ponorogo 6,76 Sedang 68 MTs PGRI 3,66 Rendah

32 6,65 Sedang 69 MTs Al Imam Sawoo 3,58 Rendah

33 MTs Negeri Pulosari 6,63 Sedang 70 MTs Muh. 7 3,50 Rendah 34 MTs Wahid Hasyim 6,58 Sedang 71 MTs Riyadlul Jannah 3,33 Rendah 35 MTs Nurul Mujtahidin 6,57 Sedang 72 MTs Al Islamiyah 2,79 Rendah 36 MTs Negeri Jetis 6,53 Sedang 73 MTs Al-Madani 2,63 Rendah

37 6,53 Sedang

Rata-rata 6,55

(4)

commit to user

Dari data pada Tabel 3.3 selanjutnya dipilih secara random untuk menentukan masing- masing satu madrasah dari setiap kategori sebagai sampel. Setelah dilakukan pemilihan sampel dari kategori tinggi terpilih MTs Negeri Ponorogo, dari kategori sedang terpilih MTs Negeri Pulosari, dan dari kategori rendah terpilih MTs Al Islam Joresan Ponorogo. Setelah 3 madrasah dari kategori tinggi, sedang dan rendah terpilih selanjutnya dipilih masing-masing 3 kelas dari masing-masing madrasah sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Nama Madrasah dan Kelompok Kelas Penelitian

Nama Sekolah Kelompok Nested- Kontekstual Kelompok TPS-Kontekstual Kelompok Langsung Jumlah Siswa Kelas Jumlah Siswa Kelas Jumlah Siswa Kelas Jumlah Siswa

MTsN Ponorogo VIII E 34 VIII F 33 VIII G 35 102 MTsN Pulosari VIII A 35 VIII C 35 VIII D 34 104 MTs Al Islam VIII B 35 VIII C 35 VIII D 35 105

Jumlah Siswa 104 103 104 311

Dari Tabel 3.4 dapat dilihat sebaran jumlah siswa dalam tiap kelas dalam masing-masing kelompok model pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Identifikasi Variabel

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran pada model pembelajaran dan kecemasan dalam pembelajaran matematika.

a. Variabel Bebas

1) Model Pembelajaran a) Definisi operasional

Pendekatan dan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pelajaran di kelas atau yang lain. Dalam Penelitian ini model pembelajarannya adalah Nested (a1)

(5)

commit to user

dan TPS (a2) pada kelas eksperimen 1 dan 2, sedangkan

pembelajaran Langsung (a1) pada kelas kontrol.

b) Skala pengukuran

Skala pengukuran nominal dengan 3 kategori yaitu model pembelajaran Nested dan TPS dengan pendekatan kontekstual, dan pembelajaran Langsung.

c) Kategori penelitian

Kedua model pembelajaran Nested dan TPS dengan pendekatan kontekstual merupakan kelas eksperimen, dan pembelajaran Langsung merupakan kelas kontrol.

d) Simbol

Simbol yang digunakan adalah ai, dengan i = 1, 2, 3.

a1: Model Nested dengan pendekatan kontekstual

a2: Model TPS dengan pendekatan kontekstual

a3: Pembelajaran Langsung

2) Kecemasan belajar matematika a) Definisi Operasional

Kecemasan belajar matematika dalam penelitian ini adalah kecemasan menghadapi pelajaran matematika, yang dimaksud adalah ketakutan karena rasa tidak nyaman dalam menghadapi pelajaran matematika.

Dalam penelitian ini indikator kecemasan dalam psikologi yaitu tanggapan tubuh terhadap rasa takut untuk bertindak, baik tindakan itu dikehendaki atau tidak, misalnya: jantung berdetak keras, sikap tegang, merasa gelisah, merasa cemas, rasa tidak aman, rasa tidak nyaman. Indikator dalam kognitif yaitu ketakutan meluas dan sering berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih, memecahkan masalah, mengatasi tuntutan lingkungan, misalnya: kekhawatiran ketidakmampuan menyelesaikan tugas pada saat pelajaran matematika, ketakutan pemikiran tentang pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat diselesaikan, pemikiran tentang rasa bingung karena mendapat nilai yang jelek dalam mengerjakan

(6)

commit to user

tugas, tidak memahami materi. Indikator dalam emosional yaitu pengacuan pada emosi kuat dan orang tersebut mempunyai ketakutan yang amat sangat dan secara sadar, misalnya: merasa sedih, perasaan tidak tenang, beban berat, merasa gemetar, merasa tidak senang, tidak sabar, dan panik. Indikator dalam fisiologi yaitu keadaan yang mengacu pada keadaan simtom-simtom (perubahan nyata dalam tubuh) yang kuat, misalnya: tidak bersemangat, hati berdebar, keluar keringat dingin, perut merasa mual, tidak dapat konsentrasi, merasa pusing, tidak bersemangat, nafas sesak.

b) Skala Pengukuran

Skala pengukuran dengan skala interval kemudian diubah menjadi skala ordinal yang terdiri dari tiga kategori seperti yang digambarkan dalam Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Skala Pengukuran Tingkat Kecemasan

No. Interval Kecemasan

1 SA + 0,5s Tinggi 2 0,5s SA + 0,5s Sedang 3 SA 0,5s Rendah Keterangan: SA : Skor Angket : Rata-rata total s : Standart Deviasi total c) Simbol

Simbol dengan bj, dengan j = 1, 2, 3

(1) Kecemasan tinggi (b1)

(2) Kecemasan sedang (b2)

(3) Kecemasan rendah (b3)

b. Variabel terikat

Variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika. 1) Definisi Operasional

Prestasi belajar matematika adalah nilai tes matematika pada materi pokok bangun ruang sisi datar.

(7)

commit to user

2) Skala Pengukuran

Skala pengukurannya skala interval. 3) Kategori

Nilai prestasi belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar. 4) Simbol : abij, i = 1, 2, 3 ; j = 1, 2, 3

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data maka diperlukan beberapa instrumen dan juga diperlukan beberapa metode seperti berikut:

a. Metode Dokumentasi (untuk memperoleh data kemampuan awal siswa) Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan melihat dokumen-dokumen yang telah ada, dalam penelitian ini digunakan nilai matematika pada ujian akhir semester ganjil. Data tersebut akan digunakan untuk uji kemampuan awal.

b. Metode Angket (untuk memperoleh tingkat kecemasan siswa)

Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian dan jawabannya diberikan secara tertulis juga. Dalam penelitian ini angket yang dimaksud adalah kecemasan belajar matematika siswa. Dalam penelitian ini metode angket yang dipakai adalah skala Likert

c. Metode Tes (untuk memperoleh nilai tes matematika)

Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan kepada subjek penelitian.

Dalam penelitian ini metode tesnya menggunakan bentuk tes pilihan ganda pada materi pokok bangun ruang sisi datar dengan menggunakan 4 jawaban.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok bangun ruang sisi datar, dan angket untuk mengetahui tingkat kecemasan belajar matematika siswa kelas VIII MTs se-Kabupaten Ponorogo.

(8)

commit to user

a. Instrumen Tes Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini instrumen tes yang digunakan adalah tes objektif dengan 4 alternatif jawaban. Langkah-langkah dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut:

1) menyusun tujuan, tujuan harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar,

2) menyusun kisi-kisi perangkat sesuai dengan materi yang akan diujikan, 3) menentukan banyaknya butir tes yang dikehendaki,

4) menyusun butir tes, 5) melakukan uji coba,

6) melakukan analisis item soal,

7) mengambil keputusan yaitu apakah butir soal tersebut dipakai, direvisi, atau dibuang.

Sebelum instrumen tes dipergunakan, instrumen tes tersebut perlu diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

1) Uji Validitas Isi

Agar tes mempunyai validitas isi menurut Budiyono (2003:58) harus diperhatikan hal-hal sebagi berikut.

a. Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur sampel seberapa jauh tujuan pembelajaran dicapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar.

b. Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang telah diajarkan.

c. Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar.

Untuk mempertinggi validitas isi, disarankan agar pembuat soal melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan instruksionalnya.

b. Membuat kisi-kisi dan soal tes yang akan ditulis. c. Menyusun soal tes beserta kuncinya.

(9)

commit to user

Untuk menilai apakah instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi biasanya dilakukan melalui expert judgment (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Penguji validitas instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini adalah guru MTs atau dosen yang dianggap mampu dalam bidangnya. Dalam penelitian ini peneliti mengkonsultasikan instrumen tes pada tiga orang ahli yaitu Agung Drajatmono, M.Pd. dan Ika Krisdiana, M.Pd, keduanya merupakan dosen jurusan Pendidikan Matematika di IKIP PGRI Madiun dan Intan Sari Rufiana, M.Pd merupakan dosen jurusan Pendidikan Matematika di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Ketiga Validator tersebut memvalidasi 35 butir soal dan memberikan saran perbaikan.

Selanjutnya peneliti memperbaiki kembali instrumen tes berdasarkan saran-saran yang diberikan oleh validator. Setelah diperbaiki selanjutnya instrumen kemudian di uji cobakan pada siswa kelas VIII D MTsN Ponorogo yang berjumlah 30 siswa, siswa kelas VIII B MTsN Pulosari yang berjumlah 25 siswa, dan siswa kelas VIII A MTs Al Islam Joresan yang berjumlah 35 siswa. Sehingga jumlah seluruhnya 90 siswa. Kemudian setelah dilakukan uji coba, hasil uji coba instrumen akan dianalisis untuk menentukan tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas.

2) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran diperoleh dengan menggunakan rumus:

dengan :

P : indeks tingkat kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal tersebut N : banyaknya seluruh peserta tes

Dalam penelitian soal tes yang dipakai jika 0,30 P 0,70. (Budiyono, 2011: 30).

(10)

commit to user

Setelah dilakukan perhitungan uji Tingkat Kesukaran instrumen tes prestasi belajar matematika dapat dilihat pada Lampiran 8, dan diperoleh rangkumannya seperti pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran untuk Tes Prestasi Belajar Matematika

No. Kriteria Tingkat

Kesukaran (P) Butir Soal Keputusan

Jumlah butir soal 1. 0,00 P < 0,30 19, 25 Tingkat Kesukaran Tinggi 2 2. 0,30 P 0,70 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35 Tingkat Kesukaran Sedang 32 3. 0,70 < P 1,00 2 Tingkat Kesukaran Rendah 1

Berdasarkan Tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa ke-35 butir soal instrumen tes hasil belajar matematika pada uji coba instrumen tes ini terdapat 32 butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang baik sehingga ke-32 butir soal ini digunakan sebagai instrumen penelitian tes hasil belajar matematika, dan terdapat 3 butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang tidak baik sehingga ke-3 butir soal ini tidak digunakan sebagai instrumen penelititian tes prestasi belajar matematika.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus:

-dengan

: proporsi siswa dari kelompok pandai yang menjawab butir i secara benar

: proporsi siswa dari kelompok tidak pandai yang menjawab butir

i secara benar

: Daya pembeda butir ke-i

Menurut Budiyono (2011: 35) bahwa soal yang baik adalah soal yang memiliki daya beda di atas 0,3. Peneliti menetapkan bahwa butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik jika Di 0,3.

(11)

commit to user

Perhitungan uji Daya Pembeda instrumen tes prestasi belajar matematika dapat dilihat pada Lampiran 7, dan rangkumannya seperti Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda untuk Tes Prestasi Belajar Matematika

No Kriteria Daya

Pembeda (D) Butir Soal Keputusan

Jumlah butir soal 1. D 0,3 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 29, 30, 32, 33, 34, 35

Butir Soal dengan Daya Pembeda

yang baik

24

2. D < 0,3 2, 8, 12, 13, 16, 17, 19, 25, 27, 28, 31

Butir Soal dengan Daya Pembeda yang tidak baik

11 Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa dari 35 butir soal instrumen tes prestasi belajar matematika terdapat 24 butir soal yang mempunyai daya pembeda yang baik, dan terdapat 11 butir soal yang mempunyai daya pembeda yang tidak baik.

4) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan reliabel atau tidak. Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. Untuk menentukan reliabilitas dari tes digunakan rumus KR-20 yaitu:

2 2 11 1 t i i t s q p s n n r dengan: 11

r : indeks reliabilitas instrumen n : banyaknya butir instrumen

2

t

s

: variansi total i

p : proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i (dengan skor 1)

i

i p

q 1 atau proporsi subyek yang menjawab salah (dengan skor 0)

(12)

commit to user

Hanya instrumen dengan indeks reliabilitas lebih dari 0,70 yang dapat dipakai untuk melakukan pengukuran.

(Budiyono, 2003 : 69) Setelah dilakukan uji reliabilitas instrumen tes prestasi belajar matematika, diperoleh indeks reliabilitas tes (KR-20) r11 sebesar 0,85. Karena r11 > 0,70, maka instrumen tes prestasi belajar matematika reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

Penetapan Butir Instrumen.

Berdasarkan hasil uji validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas di atas, diperoleh bahwa butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian tes hasil belajar matematika adalah soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 29, 30, 32, 33, 34, dan 35 sebanyak 24 butir soal tes. Berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, 24 butir soal tersebut memenuhi ke-4 indikator yang ingin dicapai.

b. Instrumen Angket Kecemasan Belajar Matematika

Pada penelitian ini menggunakan angket kecemasan belajar matematika yang berupa pernyataan singkat dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1) menyusun kisi-kisi angket berdasarkan indikator

2) menyusun butir-butir angket berdasar kisi-kisi yang telah dibuat 3) melakukan validasi isi terhadap butir-butir angket yang dilakukan oleh

pakar

4) merevisi butir-butir angket berdasarkan saran dari pakar 5) menguji coba instrument angket

Uji-uji untuk angket kecemasan belajar matematika, sebagai berikut:

1) Validitas Isi

Validitas dari suatu instrumen biasanya dinilai oleh para pakar (Budiyono, 2003:65), sehingga validitas isi dari instrumen penelitian ini akan dilakukan oleh pakar. Dalam penelitian ini peneliti mengkonsultasikan instrumen angket kepada tiga orang pakar yaitu Drs.

(13)

commit to user

Bernandus Widodo, M.Pd yang berlatar belakang sebagai dosen bimbingan dan konseling di Universitas Widya Mandala Madiun, Siti Umami Herlina, S.Pd yang berlatar belakang sebagai guru bimbingan dan konseling di MTsN Ponorogo sekaligus ketua MGMP mata pelajaran bimbingan dan konseling MTs se-Kabupaten Ponorogo, Supaidi, M.Pd seorang guru bahasa dan sastra Indonesia di MTsN Ponorogo sekaligus ketua MGMP mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia MTs se-Kabupaten Ponorogo. Ketiga validator tersebut memvalidasi 25 butir pernyataan-pernyataan angket.

Selanjutnya peneliti melakukan perbaikan pada instrumen angket sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan oleh validator, kemudian instrumen angket diuji cobakan pada siswa kelas VIII D MTsN Ponorogo yang berjumlah 30 siswa, siswa kelas VIII B MTsN Pulosari yang berjumlah 25 siswa, dan siswa kelas VIII A MTs Al Islam Joresan yang berjumlah 35 siswa. Sehingga jumlah seluruhnya 90 siswa. Setelah instrumen angket kecemasan diujicobakan dan data uji coba angket kecemasan diperoleh, selanjutnya instrumen angket diuji reliabilitas dan konsistensi internal.

2) Konsistensi Internal

Konsisten internal dirumuskan untuk menunjukkan adanya korelasi positif antara masing-masing butir soal dalam angket tersebut. Untuk menghitung konsistensi internal untuk butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson berikut:

--

-Dengan :

rxy : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i

n : banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen) X : skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba) Y : total skor (dari subjek uji coba)

(14)

commit to user

Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang. Setelah dilakukan uji coba dan dilakukan perhitungan konsistensi internal, ada ada 5 butir soal yang dibuang yaitu nomor 1, 6, 11, 14, dan 24. Sedangkan yang lainnya dapat digunakan untuk penelitian karena memenuhi syarat indeks konsisten internal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

3) Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha untuk melakukan uji reliabilitas, yaitu: 2 2 11 1 1 t i s s n n r dengan:

r11 : indeks reliabilitas instrumen n : banyaknya butir instrumen si2 : variansi butir ke-i, i = 1, 2, ..., n

st2 : variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba.

Instrumen dengan indeks reliabilitas lebih dari 0,70 dipakai untuk melakukan pengukuran.

(Budiyono, 2003 : 70).

Berdasarkan hasil uji coba instrumen angket dilakukan perhitungan untuk mengetahui reliabilitas instrumen angket. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil reliabilitas uji coba angket sebesar 0,80. Karena indeks reliabilitas lebih dari 0,70 maka angket kecemasan pada penelitian ini memenuhi kriteria reliabilitas dan dinyatakan reliabel, serta dapat digunakan sebagai instrumen penelitian angket kecemasan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

E. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat menggunakan uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Uji prasyarat digunakan untuk uji keseimbangan dan uji hipotesis.

(15)

commit to user

Adapun pengujian datanya adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode Lilliefors yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Tingkat Signifikansi: c. Statistik Uji L = Mak -Dimana: F S d. Daerah Kritik DK = { L | L > L }

Dengan L > L yang diperoleh dari tabel Lilliefors pada tingkat signifikansi dan derajat bebas n (ukuran sampel).

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika atau H0 diterima jika . f. Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika

H0 ditolak.

(Budiyono, 2009: 170)

b. Uji Homogenitas

Sebelum data yang diperoleh dianalisis, maka terlebih dahulu diuji homogenitasnya untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam uji homogenitas ini penulis menggunakan uji Bartlett.

(16)

commit to user

Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji Bartlett adalah: a. Hipotesis

H0 : 12 22 k2

H1 : paling sedikit ada dua j2 yang tidak sama b. Tingkat Signifikansi, c. Statistik Uji 2 1 2 log log 303 , 2 j k j j s f RKG f c Dengan: 2

~

2,k 1 Dimana: k : cacah populasi

N : banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj = nj -1 : derajat kebebasan untuk sj2; j = 1, 2, ..., k

f = N k = : derajat kebebasan untuk RKG

j j f SS RKG ; j j j j n X X SS 2 2 nj 1sj2 f f k c j 1 1 1 3 1 1 d. Daerah Kritik 1 ; 2 2 2 k DK

k-1), nilai 2,k 1dapat dilihat pada tabel nilai chi-kuadrat dengan derajat kebebasan (k-1).

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika 2 DK atau diterima jika 2 DK. f. Kesimpulan

1) Populasi-populasi homogen jika H0 diterima. 2) Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak.

(17)

commit to user

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan pada saat sebelum ketiga kelompok dikenai perlakuan yang berbeda untuk mengetahui apakah ketiga kelompok tersebut dalam keadaan seimbang. Statistik uji yang digunakan adalah anava satu jalan dengan sel tak sama. Adapun model untuk data pada populasi pada analisis anava satu jalan dengan sel tak sama adalah:

Dengan : : data ke-i pada perlakuan ke-j

: rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean) - : efek perlakukan ke-j pada variabel terikat

j ij

ij X : deviasi data terhadap rerata populasinya yang

berdistribusi normal dengan rerata 0.

i = 1, 2, ; j = 1, 2, k

k : cacah populasi (cacah perlakuan, cacah klasifikasi)

Sajian data untuk analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini:

Tabel 3.8 Tata Letak Data Anava Satu jalan Sel Tak Sama

.... Total Data Amatan Cacah Data Jumlah Data Rerata Jumlah Kuadrat Suku Koreksi Variansi .... Total

(18)

commit to user

Dari tabel di atas, perlu diketahui bahwa:

k

T

T

T

T

G

1 2

...

N G X j j j j j n T X SS 2 2

Adapun langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Hipotesis

H0 : j= 0 untuk setiap j = 1, 2, 3

H1 : paling sedikit ada satu j yang tidak nol b. c. Statistik Uji N G2 1 ij ij X , 2 2 j j j n T2 3

Berdasarkan besaran-besaran itu, JKA, JKG, dan JKT diperoleh:

JKA = (3) (1); JKG = (2) (3); JKT = (2) (1)

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat itu adalah:

dkA = k 1; dkG = N k ; dkT = N 1

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masig-masing diperoleh rerata sebagai berikut:

dkA JKA RKA dkG JKG RKG

Maka statistik ujinya adalah:

RKG RKA F d. Daerah Kritik k N k

F

F

F

DK

; 1, e. Keputusan Uji

(19)

commit to user

H0 ditolak apabila harga statistik yang bersesuaian melebihi harga daerah kritiknya. Harga kritik tersebut diperoleh dari tabel distribusi F pada tingkat signifikasi .

f. Kesimpulan

1) Ketiga kelas mempunyai kemampuan awal yang sama jika H0 diterima.

2) Ketiga kelas tidak mempunyai kemampuan awal yang sama jika H0 ditolak.

(Budiyono, 2009:196-198)

3. Uji Hipotesis

Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap data tersebut sebagai persyaratan untuk melakukan analisis variansi.

a. Tahap 1 (Uji Anava Dua Jalan Sel Tak Sama)

Dalam pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan 3 x 3 dengan frekuensi sel tak sama. Model dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama yaitu:

ijk ij j i ijk

X

Keterangan: ijk

X

: data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

: rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean)

i : efek baris ke-i pada variabel terikat j : efek kolom ke-j pada variabel terikat

ij : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat ijk : deviasi data amatan terhadap rerata populasinya yang

berdistribusi normal dengan rerata 0, deviasi amatan terhadap rerata populasi tersebut disebut galat.

i = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3 k = 1, 2, ...,nij

(20)

commit to user

Untuk daftar tata letak data analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan seperti Tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3. 9 Tata Letak Data Anava Dua jalan Sel Tak Sama

Metode Pembelajaran (A)

Kecemasan (B) Tinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3)

Model pembelajaran

Nested-Kontekstual (a1) (ab11) (ab12) (ab13)

Model pembelajaran TPS- Kontekstual (a2)

(ab21) (ab22) (ab23)

Model pembelajaran Langsung (a3) (ab31) (ab32) (ab33)

1) Langkah Pengujian Hipotesis :

0 A

H i 0untuk setiap i = 1, 2, 3

:

1A

H

paling sedikit ada satu i yang tidak nol :

0 B

H j 0untuk setiap j = 1, 2, 3

:

1B

H

paling sedikit ada satu j yang tidak nol

:

0 AB

H ij = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3

:

1AB

H

paling sedikit ada satu ij yang tidak nol

2) Komputasi

Komponen komputasi seperti Tabel 3.10

Tabel 3.10 Rerata dan Jumlah Rerata

Metode Pembelajaran (A) Kecemasan (B) Total

b1 b2 b3

Model Pembelajaran

Nested-Kontekstual (a1)

AB

11

AB

12

AB

13

A

1

Model Pembelajaran TPS-

Kontekstual (a2)

AB

21

AB

22

AB

23

A

2

Model Pembelajaran Langsung (a3)

AB

31

AB

32

AB

32

A

3

Total B1 B2 B3 G

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut: j i ij n N ,

: banyaknya seluruh data amatan

(21)

commit to user

: rerata harmonik frekuensi seluruh sel =

j i nij pq , 1 ij k ijk k ijk ij n X X SS 2 2

: jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

ij

AB : rerata pada sel ij

i ij

i AB

A : jumlah rerata pada baris ke-i

j ij

j AB

B : jumlah rerata pada baris ke-j

j i ij AB G ,

: jumlah rerata semua sel

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut: pq G2 1 j i ij SS , 2 i i q A2 3 j j p B 2 4 i j ij AB , 2 5 a) Jumlah Kuadrat

1

3

h

n

JKA

1 4 h n JKB

4

3

5

1

h

n

JKAB

JKG = (2) JKG JKAB JKB JKA JKT

Dimana: JKA : Jumlah Kuadrat Baris

JKB : Jumlah Kuadrat Kolom

JKAB : Jumlah Kuadrat Interaksi JKG : Jumlah Kuadrat Galat

JKT : Jumlah Kuadrat Total b) Derajat Kebebasan 1 p dkA dkB q 1 dkAB (p 1)(q 1) dkG N pq

1

N

dkT

(22)

commit to user

c) Rerata Kuadrat dkA JKA RKA dkAB JKAB RKAB dkB JKB RKB dkG JKG RKG Statistik uji RKG RKA Fa RKG RKB Fb RKG RKAB Fab d) Daerah Kritik:

Daerah kritik untuk adalah =

F

F

F

;p1,N pq

Daerah kritik untuk adalah =

F

F

F

;q1,N pq

Daerah kritik untuk adalah =

F

F

F

;p 1 q 1N pq

e) Keputusan Uji

0

H ditolak apabila harga statistik yang bersesuaian melebihi harga daerah kritiknya. Harga kritik tersebut diperoleh dari tabel distribusi F pada tingkat signifikasi .

f) Rangkuman Analisis

Untuk rakuman analisis variansi dua jalan sel tak sama disajikan seperti Tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11 Rangkuman Anava Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber

variansi dk JK RK Statistik uji Ftabel

A (baris) p-1 JKA dkA JKA RKA RKG RKA Fa F * B (kolom) q-1 JKB dkB JKB RKB RKG RKB Fb F* AB (interaksi) (p-1)(q-1) JKAB dkAB JKAB RKAB RKG RKAB Fab F* G (galat) N-pq JKG dkG JKG RKG - Total N-1 JKT - - (Budiyono, 2009: 229-231)

b. Tahap 2 (Uji Komparasi Ganda)

Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel pada baris dan kolom yang sama dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe.

(23)

commit to user

Langkah-langkah dalam menggunakan metode scheffe sebagai berikut: 1) Komparasi Rataan Antar Baris

Hipotesis pada komparasi rerata antar baris adalah: untuk setiap i = 1, 2, 3 dan j = 1,2, 3

paling tidak ada satu pasangan dan yang tidak nol Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar baris adalah:

Dengan daerah kritik:

Dengan :

: nilai pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j : rerata pada kolom ke-i

: rerata pada kolom ke-j

RKG : rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

: ukuran sampel kolom ke-i

: ukuran sampel kolom ke-j 2) Komparasi Rataan Antar Kolom

Hipotesis pada komparasi rerata antar kolom adalah: untuk setiap i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3

paling tidak ada satu pasangan dan yang tidak nol Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah:

Dengan daerah kritik: Dengan:

: nilai pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j : rerata pada kolom ke-i

(24)

commit to user

RKG : rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi

: ukuran sampel kolom ke-i : ukuran sampel kolom ke-j

3) Komparasi Rataan antar Sel pada Kolom yang Sama

Hipotesis pada komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah:

untuk setiap i = 1, 2, ..., k dan j = 1, 2, 3 paling tidak ada satu pasang dan yang tidak nol

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah sebagai berikut:

kj ij kj ij kj ij n n RKG X X F 1 1 2 Dengan: jk ij F

: nilai

F

obspada pembandingan rataan pada sel ij dan kj. : rerata pada sel ij

: rerata pada sel kj

RKG : rataan kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi ij n : ukuran sel ij ik

n

: ukuran sel ik

Sedangkan daerah kritik untuk uji itu adalah:

4) Komparasi Rataan Antar Sel pada Baris yang Sama

Hipotesis pada komparasi rerata antar sel pada baris yang sama adalah untuk setiap i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, ..., k

(25)

commit to user

Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah sebagai berikut:

Sedangkan daerah kritik untuk uji itu adalah:

(Budiyono, 2009: 215-217) ik ij ik ij ik ij n n RKG X X F 1 1 2

Gambar

Tabel 3.1  Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian
Tabel 3.3   Peringkat Madrasah Berdasarkan Nilai Ujian Nasional Matematika  MTs Se-Kabupaten Ponorogo Tahun 2013
Tabel 3.4 Nama Madrasah dan Kelompok Kelas Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan menggunakan regresi linear berganda pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, hasil menunjukkan bahwa variabel

Penambahan pati singkong memberikan pengaruh signifikan terhadap kekuatan mekanik bioplastik yang dihasilkan, yang mana pada penelitian sebelumnya (Nurdini dkk, 2017)

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa umpan buatan dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah hasil tangkapan, dan menentukan waktu operasi penangkapan pancing

Contrary to Socrates’s attempt to educate others through the forms, Hoja makes no effort to help others rid themselves of their evil because he believes their evil is innate..

Pola dinamika parameter fisika – kimia pada sumber bahan baku air laut maupun sebagai media pencuci untuk produk garam rakyat di wilayah Pantai Utara Jawa Timur dan Pantai

Dari hasil wawancara dengan Ibu Maryati selaku pedagang di pasar pagi (Templek) Wonosari selaku anggota dari lembaga keuangan Syariah (BMT) mengatakan bahwa

Kesimpulan: Dari ketiga variabel yang berhubungan dengan asfiksia neonatorum , umur kehamilan menunjukkan hubungan yang signifikan oleh karena mempunyai peluang 3

politik, sedangkan Bungkarno di Indonesia memisahkan antara agama dan negara secara “lunak”, dalam arti proses politik demokratis dapat membuka corak Islam pada