• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUAT TEKAN DAN HUBUNGAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI BETON SELF COMPACTING CONCRETE DENGAN MATERIAL TAMBAHAN SERAT BAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KUAT TEKAN DAN HUBUNGAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI BETON SELF COMPACTING CONCRETE DENGAN MATERIAL TAMBAHAN SERAT BAJA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUAT TEKAN DAN HUBUNGAN

TERHADAP BIAYA PRODUKSI BETON SELF

COMPACTING CONCRETE DENGAN

MATERIAL TAMBAHAN SERAT BAJA

Bayu Pinasthika

1

dan Eduardi Prahara

2

1

Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat 11480, (021) 53696969 Email: bayu@pinasthika.com

2

Dosen Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat 11480, (021) 53696969

Email: eduardi@gmail.com

ABSTRAK

Self compacting concrete adalah beton yang dapat memadat sendiri dan mampu mengalir dengan beratnya sendiri. Penelitian tentang komposisi self compacting concrete masih terus dikembangkan hingga pada komposisi beton fiber. Beton fiber merupakan beton yang ditambahkan serat kedalam campurannya. Beton fiber bermanfaat untuk memperbaiki atau menaikkan sifat mekanik beton. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beton fiber yang menggunakan serat baja pada self compacting concrete. Mix design yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode DOE (design of experiment) yang mengacu pada SNI 03-2834-2000. Penambahan serat baja sebagai bahan tambah pada self compacting concrete memiliki variasi kadar 20 kg/m3, 25 kg/m3, 30 kg/m3 dan 25 kg/m3. Selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil penelitian ini, penambahan bahan tambah serat baja pada self compacting concrete dapat menambahkan nilai kuat tekan. Penambahan nilai kuat tekan beton yang optimum penambahan bahan tambah serat baja pada self compacting concrete adalah sebesar 30 kg/m3. Dengan penambahan serat baja pada self compacting concrete, maka dapat dihasilkan persentase efisiensi harga dibandingkan nilai kuat tekan beton sebesar 6,15%.

Kata kunci: beton, self compacting concrete, serat baja

PENDAHULUAN

Beton adalah material konstruksi modern yang umum digunakan dalam bangunan. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, beton pada saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan berbagai jenis macam beton, mulai dari beton mutu tinggi sampai dengan beton ringan. Self compacting concrete atau yang biasa disingkat dengan SCC merupakan beton inovatif yang dapat memadatkan sendiri dan mampu mengalir dengan beratnya sendiri untuk mengisi cetakan bekisting bahkan pada sudut-sudut yang terkecil dan tanpa mengalami pemisahan bahan-bahan pembentuk beton atau yang dikenal dengan segregasi. Self compacting concrete pertama kali mulai dikembangkan di negara jepang sekitar tahun 1990. Self compacting concrete ini adalah salah satu upaya untuk mengatasi persoalan pengecoran komponen gedung artistik dengan bentuk geometri yang tergolong rumit bila dilakukan pengecoran dengan beton normal. Self compacting concrete yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking dan tidak bleeding. Penelitian tentang komposisi self compacting concrete masih terus dikembangan untuk mendapatkan komposisi campuran bahan yang lebih baik lagi. Dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh penambahan serat baja dalam self compacting concrete dimana menjadi beton fiber yang diharapkan dapat menambah kuat tekan beton menjadi lebih baik lagi.Beton memadat mandiri (self compacting concrete) adalah beton yang mampu mengalir sendiri yang dapat dicetak pada bekisting dengan tingkat penggunaan alat pemadat yang sangat sedikit atau bahkan tidak dipadatkan sama sekali. Sekali dituang ke dalam cetakan, beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang mengikuti prinsip grafitasi, termasuk pada pengecoran beton dengan tulangan pembesian yang sangat rapat. Beton ini akan mengalir ke semua celah di tempat pengecoran dengan memanfaatkan berat sendiri campuran beton (Ladwing, II – M., Woise, F., Hemrich, W. & Ehrlich, N,

(2)

2001). Pada saat ini self compacting concrete telah banyak digunakan dalam dunia kontruksi. Dimana banyak keuntungan yang dapat diperoleh yaitu diantaranya dapat menekan biaya, mutu dan waktu pengerjaan kontruksi yang cukup lama. Dengan tidak lagi dibutuhkannya pemadatan, maka dapat mengurangi tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan, keuntungan lainnya seperti keamanan tenaga kerja dan penghematan waktu dapat ditingkatkan (Rusyandi, Mukodas, & Gunawan, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai kuat tekan self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja dengan self compacting concrete yang menggunakan bahan tambah serat baja. Dengan pencampuran self compacting concrete menggunakan bahan tambah serat baja diharapkan dapat menghasilkan beton fiber dengan nilai kuat tekan yang lebih besar sehingga dapat dibandingkan biaya self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja dengan yang menggunakan bahan tambah serat baja dengan harapan adanya efisiensi biaya produksi.

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mengadakan studi literatur untuk mendapatkan hipotesis dan pemahaman yang lebih baik mengenai self compacting concrete. Selanjutnya dalam upaya penyelesaian penelitian ini, penelitian ini menggunakan metode berbentuk percobaan yang dilakukan di laboratorium guna meneliti, mempelajari dan menganalisa.

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian Pengaruh Kuat Tekan Dan Hubungan Terhadap Biaya Produksi Self

Identifikasi Masalah

Studi Kepustakaan

Persiapan Alat Penelitian

Penentuan Material

Pengujian Material

Mix Design

Pembuatan Benda Uji

Pengujian SCC

Pencetakan

Uji Kuat Tekan

Analisa dan Pembahasan Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai

(3)

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Universitas Bina Nusantara. Pada penelitian ini dilakukan pemilihan disertai dengan pengujian bahan material dalam pembuatan benda uji antara lain adalah sebagai berikut:

1. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen portland tipe I dengan merek TIGA RODA. Berikut adalah spesifikasi teknis semen portland tipe I merek TIGA RODA yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 1 Spesifikasi Teknis Semen Portland Tipe I TIGA RODA

Items Unit SNI 15-7064-2004 Quality Standard Typical Range PHYSICAL PROPERTIES:

1. Air content of mortar, volume % 12 max. 4,60 4,5 – 5,7

2. Fineness, specific surface m2/kg 280 min. 418 391 – 427

3. Autoclave axpansion % 0,8 max. 0,05 0,03 – 0,07

4. Compressive strength

3 days kg/cm2 125 min. 236 213 – 249

7 days kg/cm2 200 min. 303 284 – 322

28 days kg/cm2 250 min. 402 381 – 452

5. Time of setting, vicat Initial set Minute 45 min. 128 106 – 168 Final set Minute 375 max. 339 315 – 452

6. False Set % 50 min. 73,40 75 – 87

7. Heat of hydration Kal/gr 66,40 65 – 67

8. Normal consistency % 25,40 24,5 – 25,9 9. Specific gravity 3,05 3,00 – 3,10 CHEMICAL PROPERTIES: 1. Silicone dioxide % - 23,04 21,7 – 23,5 2. Alumunium oxide % - 7,40 6,1 – 7,6 3. Ferric oxide % - 3,36 3,1 – 3,9 4. Calcium oxide % - 57,38 57,0 – 60,3 5. Magnesium oxide % - 1,91 1,0 – 2,9

6. Sulfur oxide % 4,0 max. 2,00 1,6 – 2,1

7. Loss on ignitation % - 3,94 3,5 – 8,0

8. Insolube residue % - 10,96 5,0 – 12,5

9. Free Lime % - 0,56 0,5 – 1,5

Sumber: PT. TIGA RODA

2. Agregat halus yang digunakan penelitian ini adalah pasir mundu dengan tekstur butiran yang tidak terlalu kasar. Materi pembentuk pasir mundu ini adalah silicon dioksida. Pengujian agregat halus pada penelitian ini meliputi berat isi lepas, berat isi padat, kadar air, kadar organik, berat jenis dan penyerapan serta gradasi.

3. Agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu pecah dengan ukuran maksimal 10 mm. Pengujian agregat kasar pada penelitian ini meliputi berat isi, kadar air, kadar lumpur, berat jenis dan penyerapan serta gradasi.

4. Superplastizer yang digunakan adalah SIKA ViscoCrete-10 yang merupakan generasi terbaru dari superplasticizer untuk beton dan mortar. Secara khusus dikembangkan untuk produksi beton dengan kemudahan mengalir dan sifat mengalir yang tahan lama. Sesuai dengan A.S.T.M. C 494-92 Type F. SIKA ViscoCrete-10 secara khusus cocok digunakan untuk campuran beton yang membutuhkan waktu transportasi lama dan workability yang lama, kebutuhan pengurangan air yang sangat tinggi dan kemudahan mengalir (flowability) yang sangat baik.

(4)

Tabel 2 Data Teknis SIKA ViscoCrete-10 Data Teknis

Bahan Dasar Modifikasi polycarboxylate dalam air

Berat Jenis Berat Jenis Spesifik: approx. 1,06 kg/l (pada suhu +20ºC)

Nilai pH 4,25 ± 0,5

Sumber: PT. SIKA Indonesia

5. Serat baja dramix adalah serat yang terbuat dari baja yang diproduksi melalui proses penarikan dingin (cold drawn) dengan lekukan di ujung yang akan memberikan pengikatan yang optimal. Beton yang memiliki penulangan dengan serat baja akan memberikan kelenturan dan kemampuan menerima beban yang tinggi. Serat baja yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Dramix dengan tipe RC-80/60-BN yang memiliki panjang 80 mm dan diameter 0,75 mm. Pada penelitian ini digunakan serat baja sebagai bahan tambah dengan variasi 20 kg/m3, 25 kg/m3, 30 kg/m3 dan 35 kg/m3.

Dalam penelitian ini, benda uji yang akan dibuat adalah berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Benda uji silinder pada penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian kuat tekan beton terhadap hasil beton yang diciptakan. Benda uji yang telah di cetak akan dilakukan uji kuat tekan beton. Uji kuat tekan beton yang akan dilakukan adalah pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

HASIL DAN BAHASAN

Pada dasarnya perancangan campuran beton adalah proses menentukan komposisi campuran adukan beton berdasarkan data-data dari material bahan. Dari komposisi campuran ini diharapkan akan dihasilkan beton yang memenuhi sifat-sifat minimum kekuatan, kekentalan, keawetan dan ekonomis. Maksud dan tujuan perancangan campuran beton adalah untuk digunakan sebagai salah satu acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan dalam merencanakan proporsi campuran beton yang menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang direncanakan. Berikut adalah perancangan campuran beton dalam penelitian ini dengan menggunakan metoda DOE (design of experiment) dengan dasar metoda SNI 03-2834-2000.

Tabel 3 Komposisi Material Hasil Perancangan Campuran Beton

Perlakuan Serat Baja 0 kg/m3 20 kg/m3 25 kg/m3 30 kg/m3 35 kg/m3 Komposisi Material Campuran Beton Per m3

Air (lt) 232,93 232,93 232,93 232,93 232,93 Semen (kg) 777,78 777,78 777,78 777,78 777,78 Agregat Kasar (kg) 613,56 613,56 613,56 613,56 613,56 Agregat Halus (kg) 554,71 554,71 554,71 554,71 554,71 Superplastizer (ml) 11.000,29 11.000,29 11.000,29 11.000,29 11.000,29 Serat Baja (kg) 0 20 25 30 35

Sumber: Hasil Analisa Perhitungan

Dalam memproduksi self compacting concrete terdapat beberapa sifat beton yang perlu diperhatikan yaitu filling ability, passing ability dan segregation resistance (ketahanan segregasi). Untuk mengetahui sifat-sifat beton tersebut perlu adanya beberapa tes antara lain:

1. Slump-flow test digunakan untuk menentukan flowability (kemampuan alir) dari beton. Kebutuhan nilai slum-flow test ketika mencapai lingkaran berdiameter 500 mm (SF50) adalah 2 – 5 detik. Sedangkan kebutuhan nilai maksimum slum-flow test (SFmax) terbagi atas 2 kriteria yaitu untuk konstruksi vertikal disarankan 65 – 80 cm dan untuk konstruksi horizontal disarankan 60 – 75 cm.

2. L-shape box untuk mengetahui sifat passing ability atau kemampuan beton mengalir melalui celah-celah antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi adanya segregasi (pemisahan bahan-bahan pembentuk beton). Pada pengujian L-shape box syarat perbedaan tinggi yang diperlukan aliran beton arah horizontal (H2/H1) adalah lebih besar dari

(5)

untuk segera mengalir melalui mulut yang terletak di ujung bawah alat ukur v-funnel antara 6 – 12 detik.

Berikut adalah hasil pengujian sifat beton self compacting concrete yang membuktikan bahwa nilai tes v-funnel, PA, SF50 dan slump flow pada kadar serat baja 0 kg/m

2

, 20 kg/m2, 25 kg/m2, 30 kg/m2 dan 35 kg/m2 adalah memenuhi syarat sebagai beton self compacting concrete.

Tabel 4 Hasil Slump Flow, SF50, V-Funnel dan L-Shape Box pada Pengujian Self Compacting Concrete Kadar Serat Baja

(kg/m2) V-Funnel (detik) PA (0,8 – 1) SF50 (detik) Slump Flow (mm) Keterangan 0 11,2 1,00 4,1 700 SCC 20 11,5 1,00 4,3 695 SCC 25 11,6 0,95 4,5 690 SCC 30 11,8 0,93 4,6 680 SCC 35 12,0 0,90 4,8 670 SCC

Sumber: Hasil Analisa Perhitungan

Gambar 2 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Beton dengan Penambahan Serat Baja yang Bervariasi

Pada penelitian ini, beton dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil dari pengujian kuat tekan beton pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(6)

Tabel 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Rata-Rata Beton dengan Penambahan Serat Baja

Umur Beton Kuat Tekan Rata-Rata Beton dengan Penambahan Serat Baja (MPa)

0 kg/m3 20 kg/m3 25 kg/m3 30 kg/m3 35 kg/m3

7 Hari 27,615 34,293 36,896 39,159 34,858

14 Hari 37,462 47,421 51,382 54,891 53,628

28 Hari 42,668 54,551 59,191 64,171 55,909

Sumber: Hasil Analisa Perhitungan

Analisa biaya dilakukan untuk mengetahui hubungan kuat tekan terhadap biaya produksi self compacting concrete dengan penambahan material serat baja. Sebelum melakukan analisa kebutuhan biaya produksi, perlu diketahui harga satuan material untuk pembuatan campuran beton. Untuk menghitung nilai efisiensi penambahan serat baja pada self compacting concrete, maka perlu adanya perhitungan kebutuhan biaya produksi beton per m3. Dengan melihat hasil penelitian, maka efisiensi yang dihitung adalah self compacting concrete dengan penambahan serat baja sebesar 30 kg/m3 yang mempengaruhi penambahan kuat tekan beton sebesar 50,40%. Untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk pembuatan campuran per m3 beton, terlebih dahulu harus diketahui komposisi dari harga per satuan masing-masing material pembentuk beton. Dari proporsi komposisi tersebut dapat diketahui harga dari masing-masing material untuk campuran beton per m3, sehingga dapat ditentukan total biaya pembuatan campuran beton per m3 sebagai berikut

Tabel 6 Kebutuhan Biaya Produksi Beton Mutu 42 MPa Per m3

Jenis Material Proporsi Campuran Per m3 Harga Satuan Harga Per m3

Semen Portland 777,78 kg Rp 1.300,00 Rp 1.011.111,11

Agregat Halus 554,71 kg Rp 159,50 Rp 88.476,73

Agregat Kasar 613,56 kg Rp 169,00 Rp 103.691,62

Superplasticizer 11.006,29 ml Rp 63,00 Rp 693.396,23 Total Rp 1.896.675,68 Sumber: Hasil Analisa Perhitungan

Berdasarkan tabel di atas, kebutuhan biaya produksi campuran self compacting concrete tanpa bahan tambah per m3 adalah sebesar Rp 1.896.675,68.

Tabel 7 Kebutuhan Biaya Produksi Beton dengan Bahan Tambah Serat Baja Per m3

Uraian Kadar 20 kg/m3 Kadar 25 kg/m3 Kadar 30 kg/m3 Kadar 35 kg/m3 Harga Beton Rp 1.896.675,68 Rp 1.896.675,68 Rp 1.896.675,68 Rp 1.896.675,68 Harga Serat Baja Rp 500.000,00 Rp 625.000,00 Rp 750.000,00 Rp 875.000,00 Total Harga Rp 2.396.675,68 Rp 2.521.675,68 Rp 2.646.675,68 Rp 2.771.675,68

Sumber: Hasil Analisa Perhitungan

Penentuan efisiensi biaya pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan harga antara self compacting concrete tanpa dan dengan bahan tambah serat baja yang nilai kuat tekannya optimum. Pada penelitian ini, self compacting concrete tanpa bahan campuran serat baja memiliki kuat tekan rencana 54 MPa dan hasil 42 MPa. Sedangkan self compacting concrete dengan bahan tambah serat baja yang nilai kuat tekannya optimum adalah dengan kadar 30 kg/m3 memiliki nilai kuat tekan 64 MPa. Dalam membandingkan efisiensi harga, diperlukan 1 parameter yang dihitung sesuai persentase perbandingan kenaikan nilai hasil kuat tekan. Persentase perbandingan kenaikan nilai hasil kuat tekan self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja setara dengan 52,38%. Maka nilai kuat tekan rencana pada self compacting concrete tanpa bahan tambah yang dapat menghasilkan nilai kuat tekan 64 MPa yaitu 83 MPa. Maka kebutuhan biaya produksi beton dengan mutu 64 MPa per m3 adalah sebagai berikut.

(7)

Tabel 8 Kebutuhan Biaya Produksi Beton Mutu 64 MPa per m3

Jenis Material Proporsi Campuran Per m3 Harga Satuan Harga Per m3

Semen Portland 1.228,07 kg Rp 1.300,00 Rp 1.596.491,23

Agregat Halus 341,02 kg Rp 159,50 Rp 54.392,74

Agregat Kasar 377,20 kg Rp 169,00 Rp 63.746,38

Superplasticizer 17.378,35 ml Rp 63,00 Rp 1.094.836,15

Total Rp 2.809.466,49 Sumber: Hasil Analisa Perhitungan

Sehingga kebutuhan biaya untuk produksi self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja dengan mutu 64 MPa per m3 adalah sebesar Rp 2.809.466,49. Kebutuhan biaya produksi beton dengan penambahan serat baja pada penelitian ini mendapatkan nilai optimum sebesar 64 MPa. Nilai tersebut didapatkan dengan menggunakan tambahan serat baja sebesar 30 kg/m3. Sehingga kebutuhan biaya produksi beton yang didapatkan pada penelitian ini untuk mendapatkan self compacting concrete dengan mutu 64 MPa adalah sebesar Rp 2.646.675,68. Sehingga efisiensi biaya produksi beton dengan menggunakan serat baja dengan kadar 30 kg/m3 adalah sebesar 6,15%. Nilai efisiensi biaya produksi tersebut didapatkan dengan kuat tekan rencana 54 MPa dengan nilai kuat tekan 64 MPa.Hubungan antara kuat tekan diketahui dengan menghitung pertambahan biaya dengan membandingkan kenaikan kuat tekan per MPa hingga kuat tekan maksimum yang didapat yaitu dengan mutu 64 MPa. Berikut adalah tabel hasil hubungan antara kuat tekan dengan pertambahan biaya self compacting concrete dengan bahan tambah serat baja.

Tabel 9 Hubungan Kenaikan Kuat Tekan Beton dan Harga Produksi Per m3

Kenaikan Kuat Tekan (MPa) Kadar Serat Baja (kg/m3) Pertambahan Biaya (per MPa)

42,668 – 54,551 0 – 20 Rp 42.076,92

54,551 – 59,191 20 – 25 Rp 26.939,66

59,191 – 64,171 25 – 30 Rp 25.100,40

Sumber: Hasil Analisa Perhitungan

Gambar 3 Grafik Kenaikan Kuat Tekan Terhadap Pertambahan Biaya Produksi Self Compacting

Concrete per MPa

Dari hasil analisa hubungan antara kenaikan kuat tekan dengan biaya produksi per 1 MPa dengan menambahkan bahan tambah serat baja pada self compacting concrete, didapatkan bahwa pertambahan biaya per 1 MPa pada kenaikan kuat tekan beton antara 42,668 MPa – 54,551 MPa (penambahan serat

(8)

baja sampai dengan 20 kg/m3) adalah Rp 42.076,92 per MPa, kenaikan kuat tekan beton antara 54,551 MPa - 59,191 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 25 kg/m3) adalah Rp 26.939,66 per MPa dan kenaikan kuat tekan beton antara 59,191 MPa - 64,171 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 30 kg/m3) adalah Rp 25.100,40 per MPa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Efek penambahan variasi campuran serat baja pada self compacting concrete adalah menambahkan nilai kuat tekan daripada self compacting concrete.

2. Nilai kuat tekan self compacting concrete dengan kuat tekan rencana 54 MPa pada penelitian ini menghasilkan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 42,668 MPa. Sedangkan jika self compacting concrete yang ditambahkan bahan tambah serat baja dengan kadar 20 kg/m3 menghasilkan nilai kuat tekan menjadi 54,551 MPa, kadar 25 kg/m3 menghasilkan nilai kuat tekan menjadi 59,191 MPa, kadar 30 kg/m3 menghasilkan nilai kuat tekan menjadi 64,171 MPa dan kadar 35 kg/m3 menghasilkan nilai kuat tekan menjadi 55,909 MPa pada umur 28 hari.

3. Nilai kuat tekan optimum pada self compacting concrete dengan bahan tambah serat baja didapat pada penambahan serat baja dengan kadar 30 kg/m3 yang mengalami nilai kuat tekan dari 42,668 MPa menjadi 64,171 MPa.

4. Biaya untuk memproduksi self compacting concrete tanpa bahan tambah serat baja adalah sebesar Rp 1.896.675,68 dengan mutu beton 42 MPa.

5. Biaya untuk memproduksi self compacting concrete dengan kadar bahan tambah serat baja 30 kg/m3 untuk mendapatkan nilai kuat tekan optimum yang menghasilkan nilai kuat tekan 64,171 MPa adalah sebesar Rp 2.646.675,68, sedangkan harga untuk memproduksi self compacting concrete dengan kuat tekan yang sama yaitu 64,171 MPa tanpa bahan tambah serat baja dibutuhkan biaya Rp 2.809.466,49. Maka efisiensi biaya produksi beton per m3 dengan penambahan serat baja 30 kg/m3 adalah 6,15%..

6. Dari hasil analisa hubungan hubungan antara kenaikan kuat tekan dengan biaya produksi per 1 MPa dengan menambahkan bahan tambah serat baja pada self compacting concrete, didapatkan bahwa pertambahan biaya per 1 MPa pada kenaikan kuat tekan beton antara 42,668 MPa – 54,551 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 20 kg/m3) adalah Rp 42.076,92 per MPa, kenaikan kuat tekan beton antara 54,551 MPa - 59,191 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 25 kg/m3) adalah Rp 26.939,66 per MPa dan kenaikan kuat tekan beton antara 59,191 MPa - 64,171 MPa (penambahan serat baja sampai dengan 30 kg/m3) adalah Rp 25.100,40 per MPa.

Penggunaan serat baja mempunyai potensi yang sangat baik dalam self compacting concrete. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut. Untuk itu, perlu kiranya ada pengembangan yang berhubungan dengan penilitian ini antara lain:

1. Dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penambahan serat baja dengan nilai kuat tekan rencana yang lebih besar pada self compacting concrete dengan harapan mendapatkan kuat tekan yang lebih besar. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini, penambahan nilai kuat tekan dengan bahan tambah serat baja memiliki kenaikan nilai kuat tekan yang cukup besar.

2. Dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap nilai kuat lentur dan efisiensinya terhadap penambahan serat baja pada self compacting concrete. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini hanya mendapatkan hasil dari kuat tekan dan efisiensinya pada penambahan serat baja pada self compacting concrete.

REFERENSI

Gasperz, Vincent. (1998). Statistical Process Control Manajemen Bisnis Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

G.J.O, & Combs-Orme, T. (1986). Multiple Regression with Discrete Dependent Variables. United Kingdom: Oxford University Press Inc.

Hannant, D. (1986). Fibre Cements and Fibre Concretes. United States: Wiley. Kardiyono, T. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta.

(9)

Okamura, H., & Ouchi, M. (2003). Self Compacting Concrete. Journal of Advance Concrete Technology Vol. I, No. I, 5-15.

Reksohadiprodjo, S., & Gitosudarmo, I. (1984). Management Produksi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Rusyandi, K., Mukodas, J., & Gunawan, Y. (2012). Perancangan Beton Self Compacting Concrete (Beton

Memadat Sendiri) dengan Penambahan Fly Ash dan Structuro. Jurnal Konstruksi Sekolah TInggi Teknologi Garut, 2.

Supartono, F. X. (1998). Beton Berkinerja Tinggi, Keunggulan dan Permasalahannya. Tjokrodimulyo, K. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta: Nafiri.

RIWAYAT PENULIS

Bayu Pinasthika lahir di kota Jakarta pada 28 April 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Gambar

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian Pengaruh Kuat Tekan Dan Hubungan Terhadap Biaya Produksi Self Identifikasi Masalah
Tabel 4 Hasil Slump Flow, SF 50 , V-Funnel dan L-Shape Box pada Pengujian Self Compacting Concrete  Kadar Serat Baja
Tabel 8 Kebutuhan Biaya Produksi Beton Mutu 64 MPa per m 3

Referensi

Dokumen terkait

Cacing tanah sangat sensitif terhadap keasaman tanah, karena itu pH merupakan faktor pembatas dalam menentukan jumlah spesies yang dapat hidup pada tanah

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh- tumbuhan (Soerianegara, 2005). Analisis

-Lampiran Chi-square test Pola makan dan Indeks Massa Tubuh?.

Hasil penelitian Jayasinghe dan Parkinson (2009) menunjukkan cacing tanah mampu menjadi vektor mikroorganisme seperti actinomycetes melalui kotoran cacing tanah

Dalam hal ini untuk mengetahui apakah ada hubungan pola makan dan aktivitas fisik terhadap indeks massa tubuh, analisis bivariat yang digunakan adalah Chi-square

Pengaruh pengaruh mandiri pemberian dosis pupuk anorganik dan penggunaan sistem tanam memberikan pengaruh yang tidak berbeda terhadap jumlah anakan produktif dan

Substansi pembelajaran untuk pendidikan keaksaraan tingkat dasar, yang dijadikan muatan program belajar (tahun 2009) adalah yang berkenaan dengan kesehatan

pertanian dalam arti umum. BBP Mektan sebagai sumber utama inovasi mekanisasi pertanian secara Nasional harus mampu menghasilkan inovasi yang terencana, terfokus dengan sasaran