• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp: 021-5725575, Faks: 021-5725039

(2)
(3)

ii iii

KATA SAMBUTAN

Direktur Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal

D

eklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama tertentu. Pendidikan merupakan salah satu pemenuhan hak asasi manusia untuk mengembangkan kepribadian dan karakter yang menghargai kebebasan berpikir, menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi, persahabatan, dan perdamaian.

Untuk memenuhi hak pendidikan bagi orang dewasa, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat-Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, menyediakan layanan pendidikan masyarakat yang diharapkan mampu mendorong tumbuhnya masyarakat belajar sepanjang hayat. Pemenuhan hak warga negara terhadap pendidikan orang dewasa ini diharapkan benar-benar dapat dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu program pendidikan masyarakat diutamakan untuk meraih segmen tertentu yang karena berbagai hal mempunyai kondisi kemarjinalan tertentu (geografi s, sosial ekonomi, gender, kekhasan etnisitas dan budaya, serta permasalahan hukum dan penyakit sosial). Layanan pendidikan masyarakat antara lain pendidikan keaksaraan, keaksaraan usaha mandiri, aksara kewirausahaan, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender dan pendidikan perempuan, dan penataan kelembagaan pendidikan nonformal.

Pada tahun 2012 persentase penduduk tuna aksara usia 15-59 tahun sebesar 4,21% atau setara dengan 6.401.522 orang. Tahun 2013 ditargetkan terjadi penurunan menjadi 4,03%. Untuk mencapai target tersebut Direktorat

(4)

iv v Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI)

melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menyediakan layanan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak dan cerita rakyat. Pada tahun 2013 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal mengalokasikan bantuan keaksaraan untuk 13 provinsi dan 33 kabupaten terpadat tuna aksara.

Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis pengajuan, penyaluran, dan pengelolaan belanja bantuan kegiatan pendidikan masyarakat ini sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan memperluas ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas layanan pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi menyusun petunjuk teknis ini, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal baik bagi kita semua, sehingga mendapat ganjaran yang berlipat dari Allah SWT.

Jakarta, Maret 2013 Direktur Jenderal

Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal,

Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog NIP 195703221982112001

KATA PENGANTAR

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

T

erwujudnya masyarakat yang berdaya, beraksara, cerdas, dan mandiri bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan pendidikan dapat dicapai melalui pendidikan masyarakat. Pembinaan pendidikan masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat menuju peningkatan kesejahteraan yang bermartabat melalui pembelajaran sepanjang hayat. Dengan demikian, pembinaan pendidikan masyarakat akan selalu melibatkan proses di mana upaya pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Layanan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat antara lain: (i) ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan keaksaraan orang dewasa (POD), (ii) ketersediaan sarana keaksaraan orang dewasa, (iii) kesetaraan layanan POD bagi perempuan, pemuda dan anak marjinal, (iv) ketersediaan layanan pendidikan keorangtuaan untuk mendukung paudisasi dan perlindungan anak, (v) kebermutuan lembaga penyelenggara pendidikan masyarakat dan layanan pendidikan melalui pengarusutamaan gender (PUG). Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan nonformal yang makin berkembang. Sampai pada tahun 2012, capaian layanan pendidikan masyarakat yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat adalah sebagai berikut: menurunnya jumlah penduduk tuna aksara usia dewasa (15-59 tahun) menjadi 4,21% atau setara dengan 6.401.522 orang, dimana dari jumlah tersebut angka disparitas gender penduduk tuna aksara adalah 2,4%. Kemudian, sebanyak 16% dari seluruh lulusan program Keaksaraan Dasar yang berusia 15 – 59 tahun telah mendapatkan layanan Keaksaraan Usaha

(5)

vi vii Mandiri dan persentase penduduk perempuan berkeaksaraan dasar yang

memperoleh layanan Pendidikan Kecakapan Hidup menjadi 14%. Selain itu, sebanyak 32% Kabupaten/Kota telah menerapkan Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang pendidikan. Sedangkan jumlah Kabupaten/Kota yang telah menyelenggarakan kecakapan keorangtuaan adalah 20%. Terkait dengan peningkatan kualitas kelembagaan, sebanyak 60% Kecamatan telah memiliki PKBM, dan 60% dari PKBM telah bernomor induk lembaga. Demikian juga untuk persentase Kabupaten/Kota yang telah memiliki minimal 10 TBM meningkat menjadi 47%.

Untuk meningkatkan penjaminan kualitas pelaksanaan kegiatan tersebut disusunlah petunjuk teknis pengajuan, penyaluran, dan pengelolaan bantuan sosial kegiatan pendidikan masyarakat dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan seleksi, pengajuan, penyaluran, penyelenggaraan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas layanan peningkatan mutu kelembagaan. Selain itu, petunjuk teknis pengajuan, penyaluran, dan pengelolaan batuan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi para pembina, penyelenggara, dan tutor pendidikan nonformal dan informal dalam keikutsertaannya pada kegiatan pendidikan masyarakat.

Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Semoga petunjuk teknis ini dapat bermanfaat sesuai dengan maksud penyusunannya dan dipergunakan sebagaimana mestinya, dengan harapan semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, Maret 2013

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. NIP.195804091984022001

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Hukum ... 3

C. Tujuan Petunjuk Teknis ... 4

BAB II PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI KORAN IBU, KORAN ANAK DAN CERITA RAKYAT ... 5

I PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI KORAN IBU .. 5

A. Pengertian ... 5

B. Sasaran ... 5

1. Penerima Bantuan ... 5

2. Penerima Manfaat ... 5

C. Tujuan ... 6

D. Hasil yang Diharapkan ... 6

E. Deskripsi Kegiatan ... 6

F. Tahapan Kegiatan ... 7

II PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI KORAN ANAK . 13 A. Pengertian ... 13

B. Sasaran ... 13

1. Penerima Bantuan ... 13

2. Penerima Manfaat ... 13

C. Tujuan ... 13

D. Hasil yang Diharapkan ... 14

E. Deskripsi Kegiatan ... 14

F. Tahapan Kegiatan ... 15

III PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI CERITA RAKYAT . 21

A. Pengertian ... 21

B. Sasaran ... 21

1. Penerima Bantuan ... 21

2. Penerima Manfaat ... 21

r Pembinaan Pendidikan Masaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaayar

Ella Yulaeaeaeaeaaeaeaeaeaeaeaeaeaeaeaaeaeaeaeaeaeaeaeaeaeaeaeaeaeaeaeeeeeeeeeeeeeeeeeelallalalallalllalalalalalalalalalalalaaaaaaaaaaaaaaaaaaaawati, M.A., Ph.D. NIP.19585858585858585858585888888888888888888888888088888888888888888888888888804091984022001

(6)

viii 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2011, penduduk Indonesia berusia 15-59 tahun yang masih tuna aksara berjumlah 6.730.682 orang, yang terdiri atas 2.265.399 orang laki-laki dan 4.465.282 orang perempuan.

Berdasarkan persebarannya, sebanyak 5.419.709 orang atau 80,52 persen berada di 13 provinsi. Secara khusus, terdapat 6 (enam) provinsi dengan jumlah absolut tuna aksara lebih dari 200 ribu orang dengan persentase di atas rata-rata persentase nasional yaitu 4,43 persen, satu provinsi dengan jumlah absolut tuna aksara lebih dari 200.000 orang, tetapi dengan angka persentase di bawah persentase rata-rata nasional yaitu Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya enam provinsi lainnya memiliki angka presentase tuna aksara di atas persentase rata-rata nasional.

Dari provinsi-provinsi padat tuna aksara tersebut, sebanyak 2.542.412 orang tersebar di 33 kabupaten dengan jumlah tuna aksara di atas 50.000 orang (44,3%). Penduduk tuna aksara pada umumnya tinggal di daerah perdesaan seperti: petani kecil, buruh, nelayan, dan kelompok masyarakat miskin perkotaan yaitu buruh berpenghasilan rendah atau penganggur. Mereka tertinggal dalam hal pengetahuan, keterampilan serta sikap mental pembaharuan dan pembangunan. Akibatnya, akses terhadap informasi dan komunikasi yang penting untuk membuka cakrawala kehidupan dunia juga terbatas karena mereka tidak memiliki kemampuan keaksaraan yang memadai.

Sesuai Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan

C. Tujuan ... 22

D. Hasil yang Diharapkan ... 22

E. Deskripsi Kegiatan ... 23

F. Tahapan Kegiatan ... 24

BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN BANTUAN ... 27

A. Lembaga Penyelenggara ... 27

B. Persyaratan Lembaga ... 27

C. Tata Cara Pengajuan Dana ... 27

D. Prosedur Penyaluran Bantuan ... 28

E. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana ... 30

F. Mekanisme Pembagian Tugas dan Kewenangan ... 31

BAB IV PELAPORAN DAN PEMANTAUAN ... 33

A. Pelaporan ... 33

B. Pemantauan ... 33

C. Catatan Khusus ... 34

BAB V PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN ... 35

A. Pengawasan ... 35

B. Pemeriksaan ... 35

BAB VI PENUTUP ... 36

Lampiran–Lampiran ... 37

Lampiran 1. Format Sampul Proposal ... 37

Lampiran 2. Format Surat Rekomendasi ... 38

Lampiran 3. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ... 39

Lampiran 4. Format Sistematika Penyusunan Proposal ... 40

Lampiran 5. Format Calon Peserta Didik ... 41

Lampiran 6. Format Daftar Pendidik/Tutor/Fasilitator/ Nara Sumber Teknis/Instruktur ... 42

Lampiran 7. Format Acuan Pelaksanaan Kegiatan ... 43

Lampiran 8. Format Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana .. 45

Lampiran 9. Format Sistematika Laporan Pelaksanaan Kegiatan ... 46

Lampiran 10. Format Perjanjian Kerjasama ... 48

Lampiran 11. Daftar Cerita Rakyat yang Sudah Terdokumentasikan di Direktorat Bindikmas ... 53

Lampiran 12. Format Buku Kas ... 55

Lampiran 12. Format Buku Pembantu Pajak ... 56

(7)

2 3 Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA) yang telah ditindaklanjuti

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan GNP-PWB/PBA dan Prakarsa Keaksaraan untuk Pemberdayaan (LIFE) UNESCO-UNLD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal menyediakan layanan kegiatan pendidikan keaksaraan dasar dan keaksaraan usaha mandiri serta kegiatan paska keaksaraan. Hal ini dilakukan karena para aksarawan baru cenderung kembali buta aksara apabila kemampuan keaksaraannya tidak dipergunakan secara fungsional dan berkelanjutan.

Tahun anggaran 2013 layanan kegiatan keaksaraan yang tersedia meliputi: keaksaraan dasar, keaksaraan usaha mandiri, aksara kewirausahaan, peningkatan budaya tulis melalui aksara berbasis cerita rakyat, pendidikan pemberdayaan perempuan. Keberpihakan untuk perempuan marjinal dilakukan dengan pemberian bantuan pendidikan kecakapan hidup untuk pemberdayaan perempuan, peningkatan budaya tulis melalui Koran ibu dan Koran anak. Layanan pembelajaran masyarakat dilaksanakan melalui rintisan dan pendampingan rumah pintar, rintisan balai belajar bersama dan unit layanan belajar bersama. Kegiatan-kegiatan tersebut ditunjang dengan taman bacaan masyarakat di ruang publik dan peningkatan mutu taman bacaan masyarakat unggulan berbasis elektronik

Kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan aksara berbasis cerita rakyat merupakan upaya pemerintah untuk melestarikan dan mempertahankan keberaksaraan masyarakat melalui penyelenggaraan kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak dan cerita rakyat. Kegiatan ini dapat diakses oleh para penyelenggara kegiatan pendidikan masyarakat yang memenuhi persyaratan.

Agar layanan ini dapat dipahami dan diakses oleh penyelenggara dan pemangku kepentingan pendidikan masyarakat maka disusunlah petunjuk teknis pengajuan, penyaluran, dan pengelolaan bantuan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan aksara berbasis cerita rakyat tahun 2013.

B. Dasar Hukum

Penyaluran Belanja bantuan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat didasari oleh beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut.

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan

dan Organisasi Kementerian Negara.

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014.

5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional 2010-2014. 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun

2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2013 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 81/ PMK.05/2012 Tahun 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga.

10. Kesepakatan bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dengan Menteri Agama Nomor 01 Tahun 2007 dan Nomor 02 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah di Lembaga Keagamaan.

(8)

4 5

PENINGKATAN BUDAYA TULIS

MELALUI KORAN IBU, KORAN ANAK

DAN CERITA RAKYAT

11. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2014.

12. Komitmen Internasional:

a. Deklarasi dunia tahun 1997 tentang pendidikan orang dewasa atau Confi ntea V, Adult Education, The Hamburg Declaration-the

Agenda for the Future.

b. Kerangka Aksi Dakkar Pendidikan untuk Semua-PUS (The

Dakkar Framework for Action on Education for All).

c. Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development

Goals-MDG’s).

d. Dasawarsa Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan PBB

(United Nation Literacy Decade) 2002-2012. C. Tujuan Petunjuk Teknis

Petunjuk teknis disusun dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan seleksi, pengajuan, penyaluran, penyelenggaraan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas layanan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat yang dibiayai dari bantuan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat tahun 2013.

I. PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI KORAN IBU A. Pengertian

Peningkatan budaya tulis melalui Koran Ibu merupakan tindakan pembelajaran yang berpihak (affi rmative action) terhadap peningkatan kemampuan dan budaya tulis perempuan yang dilatihkan dalam jurnalisme warga kepada peserta didik perempuan sekaligus sebagai penguatan keberaksaraan melalui berbagai media informasi, komunikasi, dan teknologi. Dana peningkatan budaya tulis melalui koran ibu merupakan bantuan biaya operasional pembelajaran keaksaraan, jurnalistik dan pengelolaan penerbitan koran ibu.

B. Sasaran

1. Penerima Bantuan

Penerima bantuan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Satuan PNF sejenis/ organisasi keagamaan/lembaga kemasyarakatan dan/unit pelaksana teknis daerah/SKB yang menyelenggarakan kegiatan PAUDNI yang memenuhi persyaratan.

2. Penerima Manfaat

Sasaran penerima manfaat layanan peningkatan budaya tulis melalui Koran Ibu adalah perempuan usia 18 tahun ke atas dengan prioritas: Perempuan aksarawan baru yang telah memiliki kompetensi keaksaraan dasar. Kelompok perempuan yang membutuhkan pelayanan khusus antara lain kelompok rawan kekerasan, rentan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), dan traffi king

(9)

6 7

C. Tujuan

1. Memberikan kesempatan lebih besar kepada perempuan untuk mengakses bacaan guna memperkuat keberaksaraan mereka.

2. Menjadi media komunikasi bagi aksarawan perempuan untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan kemampuan keberakasaraannya melalui teks tulis.

3. Menjadi sarana meningkatkan budaya baca bagi aksarawan perempuan. 4. Menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kualitas atau kecakapan

hidup, dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat perempuan.

D. Hasil yang Diharapkan

1. Diperolehnya kesempatan lebih besar oleh perempuan untuk mengakses bacaan guna memperkuat keberaksaraan mereka.

2. Tersedianya media komunikasi bagi aksarawan perempuan untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan kemampuan keberakasaraannya melalui teks tulis.

3. Tersedianya sarana meningkatkan budaya baca bagi aksarawan perempuan.

4. Tersedianya sarana efektif untuk meningkatkan kualitas atau kecakapan hidup, dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat perempuan.

E. Dekskripsi Kegiatan

Kegiatan Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Ibu dilakukan dalam bentuk:

1. Pembelajaran dan/atau pelatihan jurnalistik, keaksaraan, dan kecakapan hidup

Pembelajaran dan/atau pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan, sikap, dan ketermpilan peserta didik dalam bidang jurnalistik sederhana, keaksaraan, dan ketermpilan vokasional dan sosial sesuai kebutuhan aktual, sehingga peserta didik.memiliki kesiapan untuk melakukan pengelolaan penerbitan Koran Ibu.

2. Pengelolaan penerbitan Koran Ibu.

Pengelolaan penerbitan Koran Ibu dilaksanakan dengan prinsip dari dan oleh peserta didik untuk peserta didik dan masyarakat. Dengan demikian peserta didik atau aksarawan baru perempuan menjadi unsur utama pengelola (redaksi/manjemen), wartawan/ pencari berita dan sumber penting bagi isi (berita/rubrik) Koran Ibu. Koran Ibu diisi terutama dengan karya tulis ibu-ibu peserta didik, aksarawan baru perempuan, baik berupa tulisan tangan maupun yang menggunakan alat tulis lain (mesin tik, komputer), mengenai pengalaman, pengetahuan, keterampilan, cerita, puisi, opini, kesan, pesan, keluhan, berita, profi l, rubrik khusus, dan sebagainya. Koran Ibu tidak diperkenankan diisi dengan berita atau profi l representatif tentang pejabat pemerintah atau tokoh politik, kecuali hal itu sebagai pelengkap dan ditulis oleh peserta didik.

Kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu dibiayai dengan dana APBN tahun 2013. Agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik, lancar dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka lembaga penerima bantuan perlu menyusun Acuan Pelaksanaan sekurang-kurangnya berisi:

a. nama kegiatan, b. tujuan kegiatan,

c. jadwal pembelajaran/pelatihan yang menggambarkan waktu, materi, tutor/instruktur/ nara sumber teknis/fasilitator, bahan bacaan/buku rujukan, dan

d. rencana pengelolaan penerbitan dan distribusi Koran Ibu.

F. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Ibu meliputi:

1. Persiapan

a. Penyiapan rencana dan jadwal kegiatan yang dituangkan dalam acuan pelaksanaan

(10)

8 9

2. Pelaksanaan

a. Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Ibu dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran dan/atau pelatihan serta pengelolaan penerbitan untuk meningkatkan budaya baca kaum perempuan. b. Kegiatan pembelajaran dan/atau pelatihan dilakukan sekurang-kurangnya setara dengan 66 jam pelajaran dan pendampingan pengelolaan penerbitan Koran Ibu. Kegiatan pembelajaran/ pelatihan dan pengelolaan penerbitan Koran Ibu sekurang-kurangnya melibatkan 20 orang peserta didik perempuan berkeaksaraan rendah.

Kegiatan pembelajaran diadministrasikan secara tertib dengan kelengkapan administrasi antara lain berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar hadir tutor, daftar hadir peserta didik, dan kelengkapan administarasi lainnya.

c. Materi pembelajaran dan pelatihan berkaitan dengan junalistik, keaksaraan, dan kecakapan hidup, yang terintegrasi dengan praktik langsung membuat Koran Ibu, dengan tema-tema yang terkait dengan kehidupan setempat.

Materi Pembelajaran/Pelatihan yang diberikan berkaitan dengan junalistik, kecakapan hidup, komunikasi, teknologi, fotografi , dan media informasi lainnya. Materi yang dapat diberikan antara lain: 1) Jurnalistik, untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik

peserta didik, contohnya:

• Pengenalan jurnalistik

• Produk jurnalistik : Tabloid, Koran, Majalah, TV, Radio, Internet

• Mengenali Berita dan Nilai berita (5 W 1 H: What, Who, When, Where, Why, How)

• Menulis berita, artikel,opini, feature, dll • Teknik liputan/wawancara

• Fotografi

• Editing, layout, dan pencetakan

• Praktik lapangan : liputan/wawancara, memotret, menulis hasil liputan,

2) Transformasi materi kecakapan hidup/keterampilan produktif, seperti keterampilan untuk memelihara produktivitas yang terkait dengan kehidupan ekonomi dan sosial.

d. Bahan ajar yang digunakan disusun dari hasil kesepakatan bersama antara nara sumber dan peserta didik, dengan memanfaatkan buku-buku serta bahan dan sumber daya setempat.

e. Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogy) yang lebih partisipatif, dengan banyak menggali, mendengar, mendiskusikan, mempraktekkan, mengartikulasikan dan membangun pemahaman, sikap, keterampilan dan perilaku, serta menghargai pengalaman peserta didik lansia. Dengan prinsip kemitraan dan partisipasi diharapkan dapat menghasilkan sikap positif, keterbukaan satu sama lain, pertukaran pengalaman dan pengetahuan; serta “negosiasi” untuk menemukan solusi bersama dalam menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki lanisa dan lingkungannya. Beberapa metode yang dapat dipergunakan adalah: presentasi, demonstrasi, bermain peran, praktek kerja, tanya jawab, diskusi, curah pendapat.

f. Pengelolaan penerbitan Koran Ibu

Koran Ibu dibuat dalam tampilan sederhana, menarik, dan bermuatan informasi sederhana dan hiburan positif. Koran Ibu dibuat sendiri oleh, untuk, dan dari aksarawan baru perempuan. Rambu-rambu spesifi kasi teknis minimal Koran Ibu seperti berikut.

1) Tampilan Fisik

• Jumlah halaman: minimal 12 halaman ukuran tabloid (23cm x 33cm).

(11)

10 11 2) Volume terbitan dan banyaknya eksemplar:

Sekurang-kurangnya 2 (dua) edisi, setiap edisi/terbitan sebanyak 500 eksemplar.

3) Rubrik/Isi Koran, sekurang-kurangnya meliputi:

• Rubrik Berita Utama memuat informasi penting dan aktual mengenai pendidikan pemberdayaan perempuan yang berkaitan dengan kegiatan keaksaraan.

• Rubrik Berita Tambahan berisi tentang kegiatan sehari-hari para aksarawan, berita di bidang pendidikan secara umum, kehidupan sosial, budaya, kesehatan, dan lain sebagainya.

• Rubrik Suara/suart Ibu berisi diari/catatan harian, gagasan pribadi atau ungkapan hati aksarawan perempuan tentang kehidupan disekitarnya.

• Rubrik Profi l atau Kisah Sukses Perempuan berisi tentang profi l tokoh perempuan yang membawa perubahan atau kemajuan dalam hidup bermasyarakat.

• Rubrik Tips Ibu merupakan salah satu rubrik unggulan Koran ibu, karena berisi panduan-panduan praktis sehari-hari berkaitan dengan kehidupan perempuan.

• Rubrik Khasanah Lokal berisi informasi tentang apa yang dilihat para aksarawan dari dunia disekitarnya.

• Rubrik Bahasa Daerah dan Cerita Rakyat berisi tentang perbendaharaan kata-kata (dan artinya) dalam bahasa daerah. Selain itu cerita rakyat dapat dimasukkan juga. • Rubrik Surat Pembaca berisi tentang tanggapan masyarakat

tentang kegiatan pendidikan keaksaraan pada umumnya dan koran ibu khususnya.

• Rubrik Ucapan Selamat berisi ucapan selamat ulang tahun, hari raya dan lain-lain.

Contoh Koran Ibu:

Pengelola/pendamping membantu, mendampingi, mengarahkan peserta didik dalam mendisain dan menyusun Koran Ibu dengan melibatkan nara sumber teknis/instruktur, yang meliputi pokok-pokok:

1) Menentukan nama koran. 2) Membuat struktur redaksi.

3) Menentukan dan membuat rubrikasi dan template. 4) Mencari berita dengan melibatkan langsung peserta didik. 5) Menyusun layout dan mengedit Koran.

(12)

12 13 7) Mendistribusikan Koran Ibu kepada sasaran yaitu:

• Masyarakat khususnya ibu-ibu yang sekurang-kurangnya memiliki keaksaraan dasar.

• Lembaga penyelenggara kegiatan Pendidikan Nonformal dan Informal se Kabupaten/Kota.

• Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.

• Pemangku kepentingan kegiatan Pendidikan Nonformal dan Informal.

Untuk kelancaran pendampingan, maka untuk setiap kegiatan di atas dibuatkan kelengkapan administrasi berupa daftar hadir atau berita acara.

3. Penilaian

Penilaian dilakukan baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran/ pelatihan dan pendampingan. Penilaian terhadap proses dilakukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan selama proses berlangsung serta untuk menyusun rekomendasi dan saran perbaikan bagi proses-proses yang akan berjalan ke depan. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengukur ketercapaian pembelajaran yang telah dilakukan meliputi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan/kecakapan hidup peserta didik. Materi penilaian disesuaikan dengan materi pembelajaran/ pelatihan yang dilaksanakan. Penilaian pengelolaan/penerbitan Koran Ibu dilakukan dengan melihat respon pembaca dan pemangku kepentingan

lainnya terhadap format dan isi Koran Ibu setiap edisi.

Semua kegiatan penilaian dilakukan oleh tutor/instruktur/NST/ fasilitator/pendamping dan dilaporkan oleh penyelenggara dalam bentuk laporan akhir ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.

Alat/instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi/pengamatan kinerja, pameran, lomba-lomba, terbitan Koran Ibu, dan alat evaluasi lain yang relevan. Peserta didik yang dinyatakan memenuhi syarat setelah mengikuti kegiatan ini diberikan STSB (Surat Tanda Selesai Belajar) oleh lembaga.

II. PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI KORAN ANAK A. Pengertian

Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Anak merupakan tindakan pembelajaran dan perlindungan yang berpihak (affi rmative action) terhadap peningkatan kemampuan dan budaya tulis anak marjinal yang rentan terhadap perdagangan orang dan Eksploitasi Seks Anak (ESA) yang dilatihkan dalam jurnalisme warga kepada peserta didik anak yang memerlukan perlindungan sekaligus sebagai penguatan keberaksaraan melalui berbagai media informasi, komunikasi, dan teknologi.

Dana Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Anak merupakan bantuan biaya operasional penyelenggaraan pembelajaran dan penerbitan Koran Anak.

B. Sasaran

1. Penerima Bantuan

Penerima bantuan peningkatan budaya tulis melalui koran anak adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Satuan PNF sejenis/organisasi keagamaan/lembaga kemasyarakatan dan/unit pelaksana teknis daerah yang menyelenggarakan kegiatan PAUDNI yang memenuhi persyaratan.

2. Penerima Manfaat

Peserta didik yang menjadi sasaran peningkatan budaya tulis melalui Koran Anak adalah anak usia maksimal 18 tahun, diprioritaskan yang memiliki kerawanan diperdagangkan, menjadi korban eksploitasi seks anak, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan rawan terhadap bahaya Napza dan HIV/AIDS.

C. Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak tentang bahaya tindak pidana perdagangan orang, eksploitasi seks anak, KDRT, bahaya Napza dan HIV/AIDS.

(13)

14 15 2. Meningkatkan kemampuan anak untuk menuangkan keterampilan

menulis dan pengalamannya ke dalam koran anak.

3. Mendorong tumbuhkembangnya budaya baca sejak dini pada anak.

D. Hasil yang Diharapkan

1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran anak tentang bahaya tindak pidana perdagangan orang, eksploitasi seks anak, KDRT, bahaya Napza dan HIV/AIDS.

2. Meningkatnya kemampuan anak untuk menuangkan keterampilan menulis dan pengalamannya ke dalam Koran Anak.

3. Mendorong tumbuhkembangnya budaya baca sejak dini pada anak.

E. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan Peningkatan Budaya Baca Melalui Koran Anak dilakukan dalam bentuk

1. Pembelajaran dan/atau pelatihan jurnalistik, keaksaraan, dan kecakapan hidup

Pembelajaran dan/atau pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan, sikap, dan ketermpilan peserta didik dalam bidang jurnalistik sederhana, keaksaran, dan ketermpilan vokasional dan sosial sesuai kebutuhan aktual, sehingga peserta didik.memiliki kesiapan untuk melakukan pengelolaan penerbitan Koran Anak. 2. Pengelolaan penerbitan Koran Anak.

Pengelolaan penerbitan Koran Ibu dilaksanakan dengan prinsip dari dan oleh peserta didik untuk peserta didik dan masyarakat. Dengan demikian peserta didik atau aksarawan baru menjadi unsur

utama pengelola (redaksi/manjemen), wartawan/pencari berita dan sumber penting bagi isi (berita/rubrik) Koran Anak. Koran Anak

diisi terutama dengan karya tulis anak (peserta didik), baik berupa tulisan tangan maupun yang menggunakan alat tulis lain (mesin tik, komputer), mengenai pengalaman, pengetahuan, keterampilan, cerita,

puisi, opini, kesan, pesan, keluhan, berita, profi l, rubrik khusus, dan sebagainya. Koran Anak tidak diperkenankan diisi dengan berita atau profi l representatif tentang pejabat pemerintah atau tokoh politik, kecuali hal itu sebagai pelengkap dan ditulis oleh peserta didik. Kegiatan peningkatan budaya tulis melalui Koran Anak dibiayai melalui APBN tahun. Agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik, lancar dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, lembaga penerima bantuan perlu menyusun Acuan Pelaksanaan yang sekurang-kurangnya berisi:

a. nama kegiatan, b. tujuan kegiatan,

c. jadwal pembelajaran/pelatihan yang menggambarkan waktu, materi, tutor/instruktur/ nara sumber teknis/fasilitator, bahan bacaan/buku rujukan, dan

d. rencana pengelolaan penerbitan dan distribusi Koran Anak.

F. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Anak meliputi:

1. Persiapan

a. Penyiapan rencana dan jadwal kegiatan yang dituangkan dalam Acuan Pelaksanaan.

b. Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan.

2. Pelaksanaan

a. Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Anak dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran dan/atau pelatihan serta pengelolaan penerbitan untuk meningkatkan budaya baca anak.

b. Kegiatan pembelajaran dan/atau pelatihan dilakukan sekurang-kurangnya setara dengan 66 jam pelajaran dan pendampingan pengelolaan penerbitan Koran Anak. Kegiatan pembelajaran/ pelatihan dan pengelolaan penerbitan Koran Anak

(14)

sekurang-16 17 kurangnya melibatkan 20 orang peserta didik anak usia maksimal

18 tahun yang memiliki kerawanan terhadap perdagangan orang, eksploitasi seks anak, KDRT, Napza, dan HIV/AIDS.

Kegiatan pembelajaran diadministrasikan secara tertib dengan kelengkapan administrasi antara lain berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar hadir tutor, daftar hadir peserta didik, dan kelengkapan administarasi lainnya.

c. Metode pembelajaran dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, curah pendapat, dan praktik lapangan.

d. Bahan ajar yang digunakan dapat disusun dari hasil kesepakatan bersama antara nara sumber dan peserta didik, dengan memanfaatkan buku-buku serta bahan dan sumber daya setempat. e. Materi pembelajaran dan pelatihan berkaitan dengan junalistik,

keaksaraan, dan kecakapan hidup, yang terintegrasi dengan praktik langsung membuat Koran Anak, dengan tema-tema yang terkait dengan kehidupan setempat/kerawanan anak.

Materi yang dapat diberikan antara lain:

1) Jurnalistik, untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik peserta didik, contohnya:

• Pengenalan jurnalistik

• Produk jurnalistik : Tabloid, Koran, Majalah, TV, Radio, Internet

• Mengenali Berita dan Nilai berita (5 W 1 H: What, Who, When, Where, Why, How)

• Menulis berita, artikel,opini, feature, dll • Teknik liputan/wawancara

• Fotografi

• Editing, layout, dan pencetakan

• Praktik lapangan : liputan/wawancara, memotret, menulis hasil liputan, mengedit, lay out dan pencetakan.

2) Materi perlindungan anak, utamanya yang bermanfaat dalam menjaga diri dari kerawanan perdagangan orang dan

eksploitasi seks anak, seperti:

• Mengenal PPTPPO (Pendidikan Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang)

• Eksploitasi Seks Anak

• Bahaya, pencegahan dan penanganan HIV/AIDS/ • Bahaya narkotika, psikotropika, dan napza • Bimbingan keagamaan dan pendidikan karakter

Hasil internalisasi pemberian materi-materi tersebut oleh nara sumber/pendamping, diharapkan akan terefl eksi/ tertuang dalam rubrik Koran anak yang ditulis oleh peserta didik, berupa artikel, opini, cerita pengalaman pribadi, dsb. 3) Kecakapan Hidup, untuk meningkatkan kecakapan

vokasional anak sehinga lebih memiliki kemandirian, dalam hal ini yang terkait dengan jurnalistik antara lain adalah: • Komputer

• Internet • Fotografi

• dll yang diperlukan.

4) Pendampingan anak/peserta didik :

• Memberikan layanan konsultasi kesehatan dan psikologis secara berkelanjutan

• Memfasilitasi terbentuknya forum atau kegiatan bersama anak, misalnya koperasi, forum jurnalistik anak, dan lainnya

• Memberikan fasilitasi untuk mempublikasikan hasil-hasil karya jurnalistik lainnya, baik untuk kepentingan ekonomi maupun aktualisasi.

f. Pengelolaan penerbitan Koran Anak

Koran Anak dibuat dalam tampilan sederhana, menarik, dan bermuatan informasi sederhana dan positif. Koran Anak dibuat sendiri oleh, untuk, dan dari anak didampingi oleh tutor/ instruktur/pendamping.

(15)

18 19 Rambu-rambu spesifi kasi teknis minimal Koran Anak seperti

berikut.

1) Tampilan Fisik

• Jumlah halaman: minimal 12 halaman ukuran tabloid (23cm x 33cm).

• Warna halaman isi, hitam putih dan/atau berwarna. 2) Volume terbitan dan banyaknya eksemplar:

• Sekurang-kurangnya 2 (dua) edisi, setiap edisi/terbitan sebanyak 500 eksemplar.

3) Rubrik/Isi Koran

• Halaman muka/utama, berisi pokok-pokok isi berita pada edisi terbitan yang bersangkutan.

• Halaman pengantar, berisi informasi umum tentang lembaga penyelenggara/pengelola, pengurus, dan alamat lengkap lembaga.

• Berita utama memuat informasi penting dan aktual mengenai pengetahuan umum.

• Contoh rubrik khusus antara lain memuat informasi tentang :

» surat pembaca

» kesehatan anak/remaja seperti narkoba, HIV/AIDS » perdagangan orang

» eksploitasi seks anak » pendidikan karakter » bimbingan agama » cerita pendek » cerita bergambar

» cerita pengalaman pribadi » pernak-pernik lainnya.

Contoh Koran Anak:

Dalam pelaksanaan kegiatan, pengelola/pendamping mendisain dan menyusun Koran Anak dengan melibatkan nara sumber teknis/instruktur dan peserta didik, meliputi:

1) Menentukan nama koran 2) Membuat struktur redaksi

3) Menentukan dan membuat rubrikasi dan template 4) Mencari berita dengan melibatkan langsung peserta didik 5) Menyusun layout dan mengedit koran anak

(16)

20 21 7) Mendistribusikan koran anak kepada:

• Masyarakat khususnya anak-anak/remaja yang rawan dari perdagangan orang dan eksploitasi seks anak.

• Lembaga penyelenggara kegiatan Pendidikan Nonformal dan Informal khususnya yang memiliki perhatian pada pencegahan perdagangan orang dan eksploitasi seks anak • Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.

• Pemangku kepentingan Pendidikan Nonformal dan Informal lainnya.

Untuk kelancaran pendampingan, maka untuk setiap kegiatan di atas dibuatkan kelengkapan administrasi berupa daftar hadir atau berita acara.

3. Penilaian

Penilaian dilakukan baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran/ pelatihan dan pendampingan. Penilaian terhadap proses dilakukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan selama proses berlangsung serta untuk menyusun rekomendasi dan saran perbaikan bagi proses-proses yang akan berjalan ke depan. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengukur ketercapaian pembelajaran yang telah dilakukan meliputi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan/ kecakapan hidup peserta didik. Materi penilaian disesuaikan dengan materi pembelajaran/pelatihan yang dilaksanakan. Penilaian pengelolaan/penerbitan Koran Anak dilakukan dengan melihat respon

pembaca dan pemangku kepentingan lainnya terhadap format dan isi

Koran Anak setiap edisi.

Semua kegiatan penilaian dilakukan oleh tutor/instruktur/NST/ fasilitator/pendamping dan dilaporkan oleh penyelenggara dalam bentuk laporan akhir ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.

Alat/instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi/pengamatan kinerja, pameran, lomba-lomba, terbitan Koran Anak, dan alat evaluasi lain yang relevan. Peserta didik yang dinyatakan memenuhi

syarat setelah mengikuti kegiatan ini diberikan STSB (Surat Tanda Selesai Belajar) oleh lembaga.

III. PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI CERITA RAKYAT A. Pengertian

Peningkatan budaya tulis melalui cerita rakyat merupakan kemampuan mendongeng/berbicara, membaca, dan menulis cerita rakyat sehari-hari tentang legenda, kejadian dan fenomena alam (misalnya bencana, gerhana, dan lain-lain), kisah hidup, dan sejarah lokal yang inspiratif dan berkarakter untuk meningkatkan keberaksaraan dan keberdayaan masyarakat serta pelestarian sejarah lokal yang ditunjukkan dalam teks lisan, tulis, atau media komunikasi lainnya.

Dana cerita rakyat merupakan bantuan biaya operasional penyelenggaraan peningkatan keberaksaraan, pendidikan karakter, dan pelestarian sejarah lokal melalui keaksaraan berbasis cerita rakyat.

Agar dokumentasi cerita rakyat semakin bervariasi dan bertambah, lembaga yang mengajukan proposal peningkatan budaya tulis melalui cerita rakyat dapat memilih/mengangkat cerita selain yang sudah dimiliki oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat (lihat lampiran 11).

B. Sasaran

1. Penerima Bantuan

Penerima bantuan peningkatan budaya tulis melalu cerita rakyat adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Satuan PNF sejenis/organisasi keagamaan/lembaga kemasyarakatan dan/unit pelaksana teknis daerah yang menyelenggarakan kegiatan PAUDNI yang memenuhi persyaratan.

2. Penerima Manfaat

Penerima manfaat layanan cerita rakyat adalah penduduk usia 15 tahun ke atas berkeaksaraan rendah dengan prioritas usia 15-59 tahun. Jumlah peserta didik untuk setiap lembaga penyelenggara sekurang-kurangnya 20 orang.

(17)

22 23

C. Tujuan

Kegiatan peningkatan budaya tulis melalui cerita rakyat bertujuan untuk: 1. Memperluas akses pelayanan pendidikan keaksaraan bagi penduduk

usia 15 tahun ke atas yang berkeaksaraan rendah sehingga meningkat kompetensi keberaksaraannya.

2. Membina mentalitas masyarakat melalui pemanfaatan cerita rakyat yang inspiratif dan berkarakter.

3. Mendorong masyarakat lokal untuk mendokumentasikan dan melestarikan cerita rakyat lokal untuk memperkaya elemen keberaksaraan Nusantara.

4. Merevitalisasi cerita rakyat sebagai warisan keberaksaraan masa silam menjadi bagian dari kehidupan masa kini yang dinamis dan kompleks. 5. Mencari bentuk-bentuk pengungkapan baru cerita rakyat yang

relevan dengan nilai-nilai dan semangat generasi masa kini.

6. Menjadikan cerita rakyat sebagai medium pembelajaran aksara dengan penyajian yang baru yang kreatif dan sekaligus rekreatif.

D. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan peningkatan budaya tulis melalui cerita rakyat adalah:

1. Tersedianya alternatif layanan pendidikan keaksaraan yang memberdayakan peserta didik dan mengembangkan potensi budaya lingkungan sekitar bagi penduduk usia 15 tahun ke atas berkeaksaraan rendah.

2. Meningkatnya kompetensi keberaksaraan penduduk usia 15 tahun ke atas berkeaksaraan rendah atau beraksara parsial sehingga tidak menjadi buta aksara kembali yang ditunjukkan.

3. Terdokumentasikannya cerita rakyat lokal, proses dan hasil pembelajaran ke dalam bentuk media dan/atau bahan belajar keaksaraan.

4. Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap cerita rakyat sebagai salah satu elemen budaya masyarakat lokal dan keberaksaraan Nusantara.

E. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan peningkatan budaya tulis melalui cerita rakyat dilakukan dalam bentuk:

1. Pembelajaran dan/atau pelatihan

Pembelajaran dan/atau pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan, sikap, dan keterampilan peserta didik dalam bidang budaya dan keaksaran, dan ketermpilan vokasional dan sosial sesuai kebutuhan aktual, sehingga peserta didik.memiliki kesiapan untuk melakukan pengelolaan penerbitan Koran Anak.

2. Pendampingan.

Pendampingan diarahkan untuk menguatkan dan memelihara wawasan dan sikap budaya peserta didik dengan memelihara keberlangsungan cerita rakyat yang telah teridentifi kasi, mengembangkan cerita rakyat dalam skala yang lebih luas, dan mengembangkan kewirausahaan mandiri kelompok belajar peserta didik keaksaraan berbasis cerita rakyat.

Kegiatan peningkatan budaya tulis melalui peningkatan budaya tulis melalui cerita Rakyat dibiayai melalui APBN tahun 2013. Agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik, lancar dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka lembaga penerima bantuan perlu menyusun Acuan Pelaksanaan yang sekurang-kurangnya berisi: a. nama kegiatan,

b. tujuan kegiatan,

c. jadwal pembelajaran yang menggambarkan waktu, tempat, materi, tutor/instruktur/fasilitator, bahan bacaan/buku rujukan, serta

(18)

24 25

F. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan cerita rakyat meliputi:

1. Persiapan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan persiapan antara lain, adalah:

a. Penyiapan rencana dan jadwal kegiatan yang dituangkan dalam acuan pelaksanaan.

b. Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Pembelajaran/pelatihan peningkatan budaya tulis melalui cerita rakyat dilaksanakan selama 66 jam pembelajaran dan pendampingan dilaksanakan setelah pembelajaran sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan. Kegiatan pembelajaran dan pendampingan diadministrasikan secara tertib dengan kelengkapan administrasi antara lain berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar hadir tutor, daftar hadir peserta didik, dan kelengkapan administrasi lainnya.

b. Materi pembelajaran peningkatan budaya tulis melalui cerita rakyat berkaitan dengan pendidikan karakter yang terkandung di dalam cerita rakyat yang hidup di lokasi setempat atau dalam lingkup yang lebih luas. Cerita rakyat yang dimaksud bersumber pada pengalaman nyata (nonfi ksi), seperti sejarah kampung/ desa/sungai/gunung/danau/ pantai dan tempat-tempat penting lainnya; biografi tokoh atau warga masyarakat. Selain itu bisa juga peristiwa atau kejadian tertentu yang dipandang penting atau bernilai di masyarakat; dan cerita-cerita lain yang mengandung unsur edukasi dan rekreasi yang sudah atau hampir punah. Kegiatan pembelajaran sekurang-kurangnya meliputi pokok-pokok sebagai berikut:

1) Memahami pesan, perintah, atau petunjuk yang terkandung dalam cerita rakyat, seperti: kejujuran, pengorbanan, rasa sayang, dan lain sebagainya.

2) Menceritakan dan mendiskusikan dengan mengemukakan pesan, perintah, atau petunjuk yang berkaitan dengan cerita rakyat.

3) Membaca untuk memahami wacana berupa teks, pesan, petunjuk, lambang, dan nama bilangan yang fungsional yang berkaitan dengan cerita rakyat.

4) Menuliskan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan yang berkaitan dengan cerita rakyat.

5) Melakukan penghitungan matematis secara lisan dan tulis yang fungsional yang berkaitan dengan cerita rakyat.

c. Bahan ajar yang digunakan disusun bersama antara tutor dan peserta didik, atau dengan memanfaatkan buku-buku serta bahan dan sumber daya setempat.

d. Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogy) yang lebih partisipatif, dengan banyak menggali, mendengar, mendiskusikan, mempraktekkan, mengartikulasikan dan membangun pemahaman, sikap, keterampilan dan perilaku, serta menghargai pengalaman peserta didik. Dengan prinsip kemitraan dan partisipasi diharapkan dapat menghasilkan sikap positif, keterbukaan satu sama lain, pertukaran pengalaman dan pengetahuan; serta “negosiasi” untuk menemukan solusi bersama dalam menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik dan lingkungannya. Beberapa metode yang dapat dipergunakan adalah: presentasi, demonstrasi, bermain peran, mendongeng, tanya jawab, diskusi, curah pendapat.

e. Pasca pembelajaran, dilakukan pendampingan oleh tutor/ nara sumber/pengelola. Pendampingan ini dilakukan untuk memberikan bimbingan peserta didik agar dapat menerapkan hasil belajar yang diperoleh dari pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu maupun kelompok.

(19)

26 27 Pendampingan dilakukan dengan cara:

1) Memelihara keberlangsungan cerita rakyat yang telah teridentifi kasi dan dipakai dalam pembelajaran dalam bentuk buku.

2) Mengembangkan cerita rakyat dalam skala yang lebih luas dengan berusaha menerbitkan dan menyebarluaskan buku cerita rakyat.

3. Penilaian

Penilaian dilakukan baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran dan pendampingan. Penilaian terhadap proses dilakukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan selama proses berlangsung serta untuk menyusun rekomendasi dan saran perbaikan bagi proses-proses yang akan berjalan ke depan. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengukur ketercapaian pembelajaran yang telah dilakukan meliputi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan/ kecakapan hidup peserta didik. Materi penilaian disesuaikan dengan materi pembelajaran/pelatihan yang dilaksanakan. Penilaian hasil pendampingan dilakukan untuk memotret kemajuan-kemajuan yang dicapai selama pendampingan, baik kemajuan individu peserta didik maupun kemajuan kegiatan kelompok/kelembagaan. Semua kegiatan penilaian dilakukan oleh tutor/fasilitator/pendamping dan dilaporkan oleh penyelenggara. Alat/instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi/pengamatan kinerja, hasil karya (cerita), pameran, lomba-lomba, dan alat evaluasi lain yang relevan. Peserta didik yang dinyatakan memenuhi syarat setelah mengikuti pendidikan diberikan STSB (Surat Tanda Selesai Belajar).

A. Lembaga Penyelenggara

Penerima bantuan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/ Satuan PNF sejenis/organisasi keagamaan/lembaga kemasyarakatan dan/ UPTD SKB yang menyelenggarakan kegiatan PAUDNI yang memenuhi persyaratan.

B. Persyaratan Lembaga

1. Memiliki akta notaris pendirian lembaga atau surat izin operasional dari lembaga berwenang atau legalitas kelembagaan lainnya.

2. Memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 3. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga.

4. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama lembaga. 5. Memiliki alamat sekretariat dan struktur organisasi yang jelas. 6. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki Nomor Induk Lembaga

(NILEM) atau sudah terakreditasi.

C. Tata Cara Pengajuan Dana

1. Penyusunan Proposal

Lembaga pengusul menyusun proposal dengan menggunakan format seperti pada lampiran petunjuk teknis ini (lihat lampiran 4).

PROSEDUR PENGAJUAN DAN

PENYALURAN DANA

(20)

28 29 2. Pengiriman Proposal

Proposal dikirimkan kepada:

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat u.p. Kepala Subbagian Tata Usaha

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI, Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270.

Lembaga pengusul harus memberikan salinan proposal kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan dinas pendidikan provinsi.

3. Batas Waktu Pengajuan Proposal

Pengajuan proposal berakhir tanggal 30 Juni 2013. Apabila kuota masih tersedia, proposal yang diterima melebihi batas waktu tersebut dapat diproses lebih lanjut.

D. Prosedur Penyaluran Bantuan

1. Penilaian Proposal

Penilaian proposal terdiri atas penilaian administrasi, penilaian substansi, dan verifi kasi lembaga pengusul. Penilaian administrasi dilakukan dengan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi proposal sesuai persyaratan yang telah ditentukan.

Penilaian substansi dilakukan oleh tim penilai yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.

2. Verifi kasi/visitasi

Setiap lembaga calon penerima dana akan diverifi kasi untuk mengonfi rmasi/memastikan kesahihan informasi/data lembaga seperti yang tertuang di dalam proposal sebagai bahan tambahan informasi guna pengambilan keputusan lebih lanjut.

Verifi kasi dapat dilakukan dengan cara:

a. Penilaian/pemeriksaan dokumen/informasi lembaga terpilih yang tersedia di Direktorat, atau

b. Mengundang lembaga terpilih untuk mempresentasikan rencana pelaksanaan, atau

c. Visitasi/kunjungan lapangan untuk mengamati secara langsung lembaga calon penerima dana, atau

d. Klarifi kasi/konfi rmasi kepada dinas pendidikan setempat. 3. Penetapan

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan lembaga penerima bantuan penyelenggaraan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat atau penguatan aksara kewirausahaan setelah melewati proses penilaian dan verifi kasi oleh tim yang ditunjuk.

4. Penandatangan Perjanjian Kerjasama

Pejabat Pembuat Komitmen dan lembaga penerima bantuan yang telah ditetapkan menandatangani perjanjian kerjasama penyelenggaraan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat. Perjanjian kerjasama dinyatakan sah dan berlaku apabila telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Contoh perjanjian kerjasama terlampir (lampiran 10).

5. Peluncuran Dana

Proses penyaluran dana mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Bendahara Pengeluaran Direktorat Pembinaan Pendidikan

Masyarakat mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dilampiri Perjanjian Kerjasama yang sudah ditandatangani kedua belah pihak.

b. SPP diajukan kepada Sekretaris Jenderal Kemdiknas melalui Biro Keuangan.

c. Biro Keuangan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). d. Biro Keuangan mengajukan SPM kepada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III.

e. KPPN Jakarta III menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan mentransfer dana ke rekening lembaga penerima bantuan.

(21)

30 31

E. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana

1. Alokasi anggaran penyelenggaraan kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat sebesar Rp 2.100.000.000,00 (dua milyar seratus juta rupiah) untuk membiayai 70 lembaga. Setiap lembaga mengelola dana bantuan sebesar Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

2. Rincian penggunaan dana kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat sebesar Rp 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) per lembaga.

a. Rincian penggunaan biaya peningkatan budaya tulis melalui Koran Ibu dan Koran Anak diatur sebagai berikut.

No Kegiatan Persentase

1. Persiapan (Penyusunan acuan pelaksanaan, kelengkapan administrasi, sosialisasi dan koordinasi, dll.) Maksimal 10%

2.

Pelaksanaan:

a. Pembelajaran/pelatihan jurnalisme, keaksaraan, dan kecakapan hidup (Transpor Tutor/Instruktur/Nara Sumber, Bahan Ajar/Buku-buku, Bahan/Alat Praktik, dll.)

Minimal 30%

b. Biaya penulisan naskah, layout, pencetakan/produksi, dan

distribusi (pengelolaan penerbitan) Minimal 45% c. Biaya manajemen (ATK Penyelenggaraan, transpor pengelola,

pembinaan, dll.) Maksimal 10%

3. Penilaian dan laporan Maksimal 5%

b. Rincian penggunaan biaya peningkatan budaya tulis melalui cerita rakyat diatur sebagai berikut.

No. Komponen yang

Dibiayai Deskripsi Proporsi Biaya

1 Persiapan a. penyusunan acuan pelaksanaan b. sosilisasi dan koordinasi c. dan kegiatan sejenis lainnya

Maksimal 5%

2. Pelaksanaan a. Bantuan Peserta Didik, meliputi: alat tulis, motivasi (seperti hadiah, konsumsi) dan lainnya

b. Biaya Pembelajaran (alat tulis, transport tutor, bahan ajar/buku/bahan praktik, dan kebutuhan pembelajaran lainnya yang diperlukan)

c. Biaya Pendampingan dan pendokumentasian cerita rakyat (transport pendamping/fasilitator, transport pengelola, bahan/ alat/ modal usaha, dan lainnya yang diperlukan)

Maximal 15%

Minimal 35%

Maksimal 35%

3. Penilaian dan Pelaporan

a. penilaian, pemantauan, pembinaan, dan pelaporan

Maksimal 10%

F. Mekanisme Pembagian Tugas dan Kewenangan

Mekanisme pembagian tugas dan kewenangan pemangku kepentingan terkait pengusulan dan pencairan dana bantuan adalah sebagai berikut:

1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

a. Menetapkan Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran dan Pengelolaan Bantuan Kegiatan Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Ibu, Koran Anak, dan Cerita Rakyat berdasarkan pedoman umum penyaluran bantuan sosial yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

b. Mengesahkan keputusan penerima bantuan sosial. c. Menyusun laporan penyaluran bantuan sosial.

2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

a. Menyosialisasikan program bantuan kepada dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota, satuan PNF dan seluruh pemangku kepentingan. b. Melakukan verifi kasi terhadap lembaga penerima bantuan peningkatan

budaya tulis melalui Koran ibu, Koran anak, dan cerita rakyat. c. Menerbitkan SK lembaga penerima bantuan peningkatan budaya

(22)

32 33 d. Mengikat perjanjian kerjasama dengan lembaga penerima

bantuan peningkatan budaya tulis melalui Koran ibu, Koran anak, dan cerita rakyat.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat.

3. Dinas Pendidikan Provinsi

a. Menyosialisasikan bantuan sosial kepada dinas pendidikan kabupaten/kota maupun satuan PNF di wilayahnya.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

a. Menyosialisasikan bantuan sosial kepada satuan PNF di wilayahnya.

b. Memberikan Rekomendasi kepada lembaga yang layak.

c. Melakukan pembinaan kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat.

5. Lembaga Penerima Dana Bantuan

a. Memenuhi syarat-syarat sebagai lembaga penerima (penyelenggara) kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat.

b. Mengikat perjanjian kerjasama dengan PPK.

c. Mengelola kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat berdasarkan proposal yang disusun dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis. d. Mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan yang

dikelolanya.

e. Menyusun dan mengirim laporan penerimaan dana dan laporan penyelenggaraan kegiatan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat kepada Direktorat Bindikmas.

A. Pelaporan

Lembaga penyelenggara peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat wajib membuat laporan penerimaan dan penggunaan dana dan laporan pelaksanaan kegiatan kepada Direktorat Bindikmas.

Tujuan laporan adalah untuk; (1) mengetahui bahwa dana bantuan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat diterima oleh lembaga, (2) mengetahui pelaksanaan, hambatan dan keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan, (3) memenuhi persyaratan administratif sebagai bentuk akuntabilitas lembaga penyelenggara.

a. Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana disampaikan kepada

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat segera setelah bantuan diterima dengan mengacu pada format (lampiran 8).

b. Laporan Pelaksanaan Kegiatan:

Laporan pelaksanaan kegiatan disampaikan kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat paling lambat 2 minggu setelah kegiatan berakhir dengan mengacu pada format (lampiran 9).

B. Pemantauan

Pemantauan dan evaluasi kegiatan diperlukan selama pelaksanaan kegiatan berjalan. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi ke masing-masing lembaga penyelenggara akan melibatkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan melibatkan Penilik yang menangani pendidikan masyarakat.

PELAPORAN DAN PEMANTAUAN

BAB IV

(23)

34 35 Hal-hal yang menjadi pokok perhatian dalam pemantauan dan pelaporan

adalah:

1. Keberhasilan kegiatan yang dapat dilihat dari bukti-bukti fi sik kegiatan.

2. Kendala-kendala yang terdokumentasikan selama pelaksanaan kegiatan.

3. Penentuan dan tingkat keberhasilan pelaksanaan solusi-solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Evaluasi kegiatan berdasarkan atas keberhasilan yang ditentukan melalui kesesuaian rencana pelaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya dengan kondisi riil yang sebenarnya. Hasil evaluasi akan berperan penting dalam meningkatkan efektifi tas kegiatan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, hasil evaluasi akan memberikan solusi efektif pelaksanaan kegiatan dan hal-hal yang kontradiktif bagi pengembangan kegiatan.

C. Catatan Khusus

1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat tidak memungut dana apapun dan tidak menerima pengembalian dana dalam bentuk apapun untuk pencairan dana bantuan yang akan dan telah ditetapkan. 2. Lembaga penerima bantuan sosial yang tidak menyampaikan laporan

pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan pada tahun sebelumnya, tidak akan dinilai untuk proses penerima bantuan kegiatan tahun 2013. 3. Setiap lembaga penerima bantuan diwajibkan berkoordinasi dengan

instansi perpajakan setempat.

4. Apabila dalam pelaksanaan terjadi perubahan kegiatan dan alokasi biaya dari yang diajukan dalam proposal, penyelenggara wajib mengajukan addendum/perbaikan proposal yang diketahui oleh dinas pendidikan kabupaten/kota setempat.

5. Apabila terjadi penyimpangan dalam penyelenggaraan kegiatan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab mutlak lembaga penyelenggara. 6. Seluruh proposal yang sudah diterima dan terinventarisasi dalam

sistem seleksi calon lembaga penerima bantuan, tidak dapat diminta/ ditarik kembali oleh lembaga pengusul dengan alasan apapun.

BAB V

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

A. Pengawasan

Untuk menghindari adanya/terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh lembaga penerima batuan sosial, sekaligus sebagai upaya untuk menjamin mutu penyelenggaraan kegiatan dan hasil-hasilnya yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Maka dari itu perlu adanya pengawasan yang dapat dilakukan oleh instansi terkait, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan pengelolaan bantuan sosial sejak dari perencanaan/persiapan, saat pelaksanaan kegiatan, sampai dengan tindaklanjut pasca kegiatan.

B. Pemeriksaan

Sebagaimana diketahui bahwa dana bantuan sosial bersumber dari APBN, yang sudah semestinya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Penggunaan dana bantuan perlu dilakukan pemeriksaan dengan maksud agar pemanfaatan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis.

Pemeriksaan pengelolaan dana bantuan sosial dilakukan oleh instansi terkait, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(24)

36 37

P

etunjuk teknis ini dibuat untuk memberikan pemahaman dan acuan kepada seluruh pemangku kepentingan dalam penyaluran dan pemberian layanan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, koran anak, dan cerita rakyat sesuai peran masing-masing. Untuk menyampaikan saran dan pengaduan dapat menghubungi:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kompleks Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, Telepon (021) 5725715, Faksimili (021) 5725039 Website: http://www.paudni.kemdikbud.go.id/bindikmas/

PENUTUP

BAB VI

Lampiran 1. Format Sampul Proposal PROPOSAL PENGAJUAN KEGIATAN

PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI KORAN IBU/ KORAN ANAK/CERITA RAKYAT*)

TAHUN 2013

Diajukan Oleh:

... (tulis nama lembaga lengkap, alamat yang jelas, dan

nomor telepon yang dapat dihubungi)

*) pilih salah satu

(25)

38 39

Lampiran 2. Format Surat Rekomendasi

KOP DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA ================================================

SURAT REKOMENDASI Nomor:

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ... dengan ini menyatakan bahwa:

Nama Lembaga : ... Alamat : ... Nama Ketua : ... No. Tlp/HP/Faks. : ... E-mail : ...

adalah benar sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan masyarakat dan dianggap layak mengajukan dana bantuan penyelenggaraan kegiatan tahun 2013 kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Demikian rekomendasi ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

... 2013

Kepala dinas pendidikan

kabupaten/kota*) …...

(...) *) Coret yang tidak perlu

Lampiran 3. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lembaga : ………...……… Alamat Lembaga : ………...……….

Nama Ketua : ………...……….

Telp./HP/Faksimili : ………...………. E-mail : ... dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kami sanggup:

1. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan budaya tulis melalui Koran ibu/ Koran anak/cerita rakyat*) sesuai dengan petunjuk teknis dan jadwal.

2. Mempertanggungjawabkan penggunaan dana sesuai ketentuan yang berlaku (tidak menggunakan dana untuk kepentingan pribadi)

3. Membuat dan menyampaikan laporan yaitu:

a. Surat pemberitahuan dana telah diterima disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat paling lambat dua minggu setelah dana diterima;

b. Laporan pelaksanaan kegiatan, disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat segera setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau paling lambat tanggal 7 Desember 2013.

4. Berkoordinasi dengan dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota dan lembaga terkait dalam penyelenggaraan kegiatan.

5. Menerima sanksi administrasi dan/atau hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap perjanjian kerjasama dan petunjuk teknis dalam penyelenggaraan kegiatan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan bermaterai cukup untuk digunakan sebagaimana mestinya.

……….. 2013

Yang Membuat Pernyataan

Materai 6000

(26)

40 41

Lampiran 4. Format Sistematika Penyusunan Proposal A. Pendahuluan

1. Latar Belakang/Rasional 2. Sasaran Penerima Manfaat 3. Tujuan Kegiatan

4. Hasil Yang Akan Dicapai B. Profi l Lembaga

1. Identitas Lembaga (alamat lengkap) 2. Struktur Kepengurusan

3. Sarana dan Prasarana

4. Pendidik dan tenaga kependidikan dan SDM lainnya 5. Kegiatan yang telah dilakukan

6. Kemitraan yang telah dilakukan 7. Prestasi yang dimiliki

C. Rencana Kegiatan 1. Persiapan 2. Sasaran 3. Lokus 4. RAB

5. Sarana dan Prasarana 6. Jadwal Pelaksanaan

7. Rencana Kegiatan Pembelajaran 8. Rencana Penilaian

D. Penutup

LAMPIRAN:

1. Salinan/fotokopi akta notaris dan/atau surat izin pendirian lembaga 2. Salinan/fotokopi nomor rekening bank a.n. lembaga yang masih aktif 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga 4. Daftar calon peserta didik yang diketahui oleh Ketua RT/RW/

Kepala Desa (hard dan softcopy);

5. Daftar pengelola, tutor/nara sumber teknis (NST)/instruktur, dan pendamping yang terlibat.

6. Foto dokumentasi (hard dan softcopy) papan nama, sekretariat lembaga, struktur organisasi, ruang belajar dan sarana pendukung lainnya.

Lampiran 5. Format Calon Peserta Didik

DAFTAR CALON PESERTA DIDIK

PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELALUI KORAN IBU/ KORAN ANAK/CERITA RAKYAT*)

TAHUN 2013

Nama Lembaga : ... Lokasi Penyelenggaraan : ...

No Nama Peserta Didik L/P Alamat Umur

Latar Belakang Pendidikan Pekerjaan 1. 2. 3. 4. 5 dst ...,..., 2013 Mengetahui:

Ketua Rt/Rw/ Ketua Lembaga

Kepala Desa/Lurah*)

Tanda Tangan, Stempel

( Nama jelas ) ( Nama jelas )

(27)

42 43

Lampiran 6. Format Daftar Pendidik/Tutor/Fasilitator/Nara Sumber Teknis/Instruktur

DAFTAR PENDIDIK/TUTOR/FASILITATOR/NARASUMBER TEKNIS/INSTRUKTUR

PENINGKATAN BUDAYA TULIS MELAUI KORAN IBU/ KORAN ANAK/ CERITA RAKYAT*)

TAHUN 2013

NAMA LEMBAGA : ...

No Nama Umur L/P Pekerjaan Pendidikan Terakhir Tahun Lulus KeahlianBidang Ket

1. 2. 3. 4. 5. dst . . . ... . . 2013 Ketua Lembaga Tanda tangan dan stempel ( Nama Terang )

*) coret yang tidak perlu

Lampiran 7. Format Acuan Pelaksanaan Kegiatan

Acuan Pelaksanaan Kegiatan ………. (diisi sesuai jenis kegiatan yang diusulkan)

A. DASAR PEMIKIRAN

(mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan?) B. NAMA KEGIATAN

(tulis dengan jelas nama kegiatan yang dilaksanakan) C. TUJUAN KEGIATAN

(apa yang ingin dicapai dengan kegiatan tersebut?) D. RENCANA KEGIATAN

1. Persiapan

NO. KEGIATAN WAKTU PARTISIPAN

1 Penyusunan Acuan Pelaksanaan 2 Sosialisasi kegiatan 2. Pembelajaran, Pendampingan: a) Pembelajaran: NO WAKTU (Bln, Mgg, Tgl) jam MATERI METODE BAHAN AJAR/ MEDIA PENDIDIK

(28)

44 45 b) Pendampingan pasca pembelajaran:

NO KEGIATAN

WAKTU (hari/ minggu/

bulan) jam

MATERI METODE BAHAN / ALAT

3. Rencana Penilaian

NO JENIS PENILAIAN WAKTU PENILAIANTEKNIK

ALAT/ INSTRUMEN PENILAIAN PETUGAS 1 Penilaian proses 2 Penilaian hasil 3 Penilaian kinerja/ Performa

E. RENCANA TINDAK LANJUT

1. Sertifi kat yang diberikan kepada peserta didik (SUKMA) 2. Rencana Keberlanjutan Kegiatan

Keterangan: dapat dikembangkan sesuai jenis kegiatan dan kondisi lembaga penyelenggara.

Lampiran 8. Format Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana KOP LEMBAGA

===================================================== Kegiatan Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Ibu/Koran Anak/

Cerita Rakyat*) Tahun 2013

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami atas nama lembaga penerima bantuan peningkatan budaya tulis melalui koran ibu/koran anak/cerita rakyat*) tahun 2013:

Nama : ………

Jabatan : ...……….

Alamat Lembaga : ……...……….……....

Telp./HP/Faks. : ..……….……….

Dengan ini menyatakan sebagai berikut:

1. Telah menerima dana bantuan penyelenggaraan kegiatan koran ibu/ koran anak/cerita rakyat, melalui transfer bank pada rekening nomor ... atas nama ... pada tanggal ... 2. Akan menyelenggarakan kegiatan koran ibu/koran anak/cerita rakyat,

sesuai Perjuanjian Kerjasama yang telah ditandatangani.

3. Akan menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan kegiatan dan penggunaan dana kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, setelah kegiatan selesai dilaksanakan, atau paling lambat tanggal 7 Desember 2013

Demikian laporan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama yang baik kami sampaikan terima kasih.

....……….. 2013

Tanda tangan dan cap stempel/

Materai 6000

(…………..………….) Ketua lembaga,

(29)

46 47

Lampiran 9. Format Sistematika Laporan Pelaksanaan Kegiatan

a. Sampul Laporan

Laporan

Kegiatan Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Ibu/ Koran Anak/Cerita Rakyat*)

Oleh:

………. (tulis nama lembaga lengkap, alamat yang jelas, dan

nomor telepon yang dapat dihubungi)

b. Format/Sistematika Laporan Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Ibu/Koran Anak/Cerita Rakyat*)

Kata Pengantar Daftar Isi A. Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Dasar Hukum 3. Tujuan Pelaporan B. Kegiatan Pembelajaran/Pendampingan

Uraikan pengalaman pelaksanaan; metode, materi/bahan/modul, media/alat peraga, jadwal, cara dan hasil penilaian pembelajaran/ pendampingan yang dilakukan. (Sertakan foto-foto kegiatan pembelajaran/pendampingan/penguatan yang relevan untuk melengkapi uraian kegiatan/proses pembelajaran).

C. Penggunaan Dana

Laporkan semua transaksi keuangan sesuai dengan alokasi penggunaan dana sebagaimana tertera dalam Petunjuk Teknis dan Proposal yang disertai dengan fotokopi bukti-bukti yang sah, seperti kuitansi, bukti setoran pajak, dll. (kuitansi asli disimpan sebagai arsip lembaga).

D. Penutup

1. Kesimpulan

Simpulkan tentang :

a) motivasi dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran/pendampingan,

b) efektifi tas penggunaan metode pembelajaran/ pendampingan,

c) hasil belajar, dan

d) tantangan/hambatan yang dialami.

2. Saran/Rekomendasi

Kemukakan saran/rekomendasi yang terkait dengan perbaikan penyelenggaraan dan kebijakan.

3. Tindak Lanjut

Tuliskan tindak lanjut yang direncanakan oleh lembaga setelah dana bantuan berakhir.

Lampiran Laporan :

1. Acuan Pelaksanaan kegiatan.

2. Foto-foto kegiatan/dokumentasi lainnya yang relevan 3. Materi/bahan ajar/modul

4. Koran Ibu/Koran anak/buku cerita rakyat*)

5. Bukti-bukti pendukung lainnya (jika ada)

*) coret yang tidak perlu

**) Penggunaan dana bantuan dituangkan dalam buku kas (sebagaimana format berikut).

Transaksi keuangan sesuai dengan alokasi penggunaan dana sebagaimana tertera dalam proposal harus disertai dengan bukti-bukti yang sah, seperti kuitansi, bukti setoran pajak, dll. Bukti transaksi tersebut harus disimpan sebagai arsip lembaga.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendorong terselenggaranya Pembibitan Ternak Sapi yang mampu meningkatkan kualitas bibit sapi Bali, maka Kepala Daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan

Seperti model Tubbs, model Gudykunst dan kim mengasumsikan dua orang yang setara dalam berkomunikasi, masing-masing sebagai pengirim dan sekaligus sebagai penerima,

Ugyan a totemizmus hatásától – amelyet más jakutiai közösségeknél részletesen kimutattak – el lehet tekinteni Kebeeji megyében, de van két másik olyan ideológiai

Keempat sifat ini digunakan secara kombinasi dalam sebuah peraturan perundang- undangan bergantung kepada isi/substansi dan wilayah penerapan berlakunya aturan hukum

TK SD SMP dan SMA Ruang kelas Area bermain di dalam dan di luar ruangan Perpustakaan Laboratorium Komputer Auditorium Mini theatre Unit Kesehatan Sekolah(UKS) Kebun

Pemerintah Provinsi NTB telah melaksanakan pertemuan pada tanggal 13 Mei 2015 dengan mengundang SKPD lingkup pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang pertambangan dan

(3) terdapat perbedaan yang signifikan pada Hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran metode Mind Mapping dengan kelompok siswa

Berdasarkan hasil penelitian, bagi pihak-pihak yang berminat dengan penelitian yang sejenis atau untuk mengembangkan penelitian lebih jauh sebaiknya menggunakan alat