• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALUASI FINANSIAL PEMBANGUNAN COAL TERMINAL BERDASARKAN KAPASITAS STOCKPILE YANG OPTIMAL PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN SIMULASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VALUASI FINANSIAL PEMBANGUNAN COAL TERMINAL BERDASARKAN KAPASITAS STOCKPILE YANG OPTIMAL PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN SIMULASI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

VALUASI FINANSIAL PEMBANGUNAN COAL TERMINAL

BERDASARKAN KAPASITAS STOCKPILE YANG OPTIMAL

PADA PT. X DENGAN PENDEKATAN SIMULASI

Oleh:

Randa Tio Alexy

2509 100 082

Dosen Pembimbing:

(2)

Pendahuluan

Metodologi

Pengolahan

Data & Hasil

Penelitian

Kesimpulan

& Saran

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Tujuan

Manfaat

(4)

Industri pertambangan, khususnya

batubara

merupakan salah satu industri

besar di Indonesia dengan banyak permintaan

baik domestik maupun mancanegara.

(Kementrian ESDM)

Latar Belakang

Sumber daya

batubara

di Indonesia

yang tersedia berlimpah

Konsumsi energi

masyarakat dunia

yang terus

meningkat

setiap tahunnya juga oleh

industri-industri baik di dalam maupun luar negeri

yang membutuhkan batubara.

(5)

(Sumber: IEA World Energy Outlook, 2012)

Kebutuhan Energi Dunia Tahun 2000-2010

Hampir setengah dari pemenuhan

kebutuhan energi dunia pada jangka

waktu sepuluh tahun terakhir ini

disediakan oleh batubara. (World Coal

Association, 2012)

Selebihnya, seluruh bahan bakar seperti

minyak, gas alam, nuklir dan energi

terbarukan jika digabungkan baru bisa

memenuhi setengah kebutuhan energi

dunia yang sebelumnya telah ditopang

oleh batubara. (World Coal Association,

(6)

Kondisi Bisnis Batubara Di Indonesia

0

100

200

300

400

132 152

193

216

240 256

275

353

76

Ju

ta

T

on

Tahun

BATUBARA DI INDONESIA

Impor

Dalam

Negeri

Ekspor

Produksi

• Penjualan batubara lokal atau dalam negeri di tahun

2011

meningkat

sebanyak

18,74 %

dibandingkan

dengan tahun 2010.

• Sedangkan untuk kebutuhan batubara di mancanegara

yang dapat disuplai pada tahun 2011 adalah sebesar

272,6 juta ton

atau

meningkat 31,09 %

jika

dibandingkan dengan ekspor

208 juta ton

batubara di

periode yang sama di tahun sebelumnya

(Sumber: Kementerian ESDM, 2012)

Direktur Perencana dan Pengembangan Minerbapabum

Bambang Gatot mengatakan :

“Pada tahun 2013 proyeksi kebutuhan domestik

untuk batubara akan mencapai 95,9 juta ton dan

meningkat pada tahun 2014 sebanyak 110 juta ton

dengan presentase kenaikan sekitar 15%-16% di

tiap tahunnya”

• Total SDA batubara di Indonesia mencapai

105 miliar

ton

, dan cadangan batubara diperkirakan mencapai

21

miliar ton

• Tambang batubara utama yang Indonesia miliki

berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan

Kalimantan Selatan

Di tahun 2011, 75% dari total produksi batubara Indonesia diekspor,

terutama ekspor ke Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Eropa

(7)

No

Nama PLTU

Lokasi

Kapasitas

1

PLTU I Jawa Timur

Pacitan

630 MW

2

PLTU Kepulauan Riau

TB Karimun

14 MW

3

PLTU II Jawa Barat

Pelabuhan Ratu

1050 MW

4

PLTU Lampung

Tarahan

200 MW

5

PLTU III Bangka Belitung

Bangka

60 MW

6

PLTU Sulawesi Selatan

Barru

100 MW

7

PLTU II Sulawesi Utara

Kendari

20 MW

8

PLTU Kalimantan Selatan

Asam-Asam

130 MW

9

PLTU Nangroe Aceh Darussalam

Nagan Raya

220 MW

10

PLTU I Nusa Tenggara Timur

Ende

14 MW

TOTAL

2438 MW

PT.PLN (Persero)

menginisiasi MEGA PROYEK

Pembangunan Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU) Batubara

10.000 Mega Watt

10 Pembangkit Listrik

Tenaga Uap Baru PT. PLN

(Persero) Tahap I

Tahun 2013

(Sumber: Detikfinance.com)

Peningkatan Kebutuhan Batubara

ditambah lagi dengan adanya

(8)

“PT. X yang merupakan salah satu produsen utama batubara untuk kebutuhan

energi di Indonesia menangkap adanya tren peningkatan tersebut”

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

2011

2010

2009

2008

2007

TAHUN

PRODUKSI, PENJUALAN & PENGIRIMAN

BATUBARA PT.X

Jumlah

Produksi &

Pembelian

Jumlah

Angkutan

Total

Jumlah

Penjualan

Total

(Sumber: Annual Report PT. X tahun 2011)

• Tahun 2007 hingga 2011 kemampuan produksi

PT. X mengalami

kenaikan

5% - 8%.

• Penjualan domestik dan ekspor

meningkat

sekitar

500 ribu ton

tiap

tahunnya.

• Pengiriman

menggunakan angkutan

kereta api,

90%

dari jumlah produksi dan

penjualan batubara dan sisanya sekitar

1,5

juta s/d 2 juta ton

per tahun

dikirimkan melalui jalur laut melalui sungai

musi.

(9)

Hingga saat ini PT. X menggunakan 2 (dua) channel

utama untuk mendistribusikan batubaranya

Jalur pertama menggunakan jalur darat (kereta

api) dari Unit Pertambangan (UPT) Tanjung Enim

hingga pelabuhan Tarahan provinsi Lampung.

Jalur kedua menggunakan kereta api dari

UPT Tanjung Enim menuju stockpile di

Kertapati.

(10)

Permasalahan Distribusi Batubara PT. X

Kebutuhan batubara yang

semakin meningkat.

PT. X

hanya mampu

mengeluarkan 1,5 juta ton

batubara dari pelabuhan

kertapati.

Adanya peraturan

pemerintah Kota

Palembang terhadap

(11)
(12)

PT. X

merencanakan

proyek

pembangunan

Coal Terminal

baru

Coal Terminal

Kertapati

Lokasi Coal

Terminal Baru,

PRAJEN

Unit

Pertambangan

Tanjung Enim

Lokasi Coal

Terminal Baru,

PRAJEN

(13)

Jalur Distribusi Batubara

PT. X Eksisting & Rencana

Dengan rencana pembangunan Coal

Terminal berkapasitas 20 juta ton pertahun

(Sumber: PT. X Corporate Presentation, dengan penyesuaian)

• Membutuhkan integrasi sistem transportasi

multimoda yang melibatkan :

 Jalur kereta api baru

dari UPT Tanjung Enim

menuju Prajen dengan rencana double track

railway

Pembangunan coal terminal

untuk

mendistribusikan batubara dengan

kapal

tongkang

melalui

Sungai Musi

• Lalu dilakukan simulasi untuk menggambarkan rantai

pasok batubara perusahaan X tersebut.

(14)
(15)

Distribusi Melalui Angkutan Kereta Api

PANJANG SETIAP RANGKAIAN

: 633 METER

TIAP RANGKAIAN TERDIRI DARI :

LOKOMOTIF DIESEL TYPE CC

: 2 UNIT

GERBONG BATUBARA

: 40 GERBONG @ 50 ton

(16)

WAKTU BONGKAR PER GERBONG

: 3 MENIT

WAKTU BONGKAR TOTAL

: 2 JAM/RANGKAIAN

ROTARY CAR DUMPER

: 1.600 TON/JAM

MAX BUTIRAN BATUBARA DI STOCKPILE

: 100 MM

(17)

Angkutan Kapal Tongkang Di Sungai Musi

KAPASITAS TONGKANG

: 8.000 TON

JARAK ANTARA STOCKPILES-AMBANG LUAR

: 100 KM

KECEPATAN TONGKANG : + 3-4 KNOT

SUNGAI MUSI DIGUNAKAN BANYAK KAPAL NIAGA

ADANYA REGULASI PELAYARAN

(18)

JARAK TANJUNG ENIM – KERTAPATI : +180 KM

JARAK KERTAPATI – PRAJEN

: + 30 KM

JARAK PRAJEN – AMBANG LUAR : + 100 KM

(19)

Terdapat regulasi atau aturan-aturan khusus pada sistem

amatan khususnya pada lalu lintas pelayaran di sungai

Musi:

• Jalur pelayaran menggunakan sistem dua arah

• Khusus untuk 6 buah tikungan (bottleneck)

diberlakukan jalur khusus satu arah

• Kecepatan kapal berbeda-beda (tongkang: 3-4 knot)

• Kapal-kapal pengangkut barang komoditas lain

didahulukan lewat daripada tongkang/barge

Overview Sistem Amatan

Perairan Bandar Aer Kumbang Tikungan Kramat 4 Tikungan Sudimara Selat Jaran 4,1 Tikungan Salah Nama

(20)

Bagaimana melakukan

valuasi finansial

atas inisiatif perusahaan untuk

memperkuat rantai pasok dengan mempertimbangkan

kapasitas

stockpile batubara yang optimal

dalam proyek pembangunan

coal

terminal

yang dilakukan oleh PT.X.

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Menentukan kapasitas optimal dari stockpile batubara berdasarkan

kemampuan pasokan dari moda transportasi kereta api dan kemampuan

pengiriman batubara keluar coal terminal dari moda transportasi air.

Melakukan valuasi finansial perusahaan berdasarkan kapasitas optimal

dari stockpile.

Manfaat Penelitian

Membantu perusahaan dalam melakukan valuasi finansial terhadap

perusahaan dengan adanya proyek pembangunan coal terminal.

Dari hasil model yang dibangun akan memberi kontribusi

pengetahuan terhadap analisis dan desain transportasi multimoda

yang melibatkan sistem penyimpanan atau terminal batubara.

(21)

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pikir

(22)

Kerangka Pikir

Kesimpulan & Saran

Analisis

Valuasi Finansial Terhadap Penambahan Coal Terminal Baru

Penentuan Kapasitas StockpilIe & Estimasi Investasi

Running & Optimasi Simulasi

Formulasi Model Simulasi

Pengumpulan & Pengolahan Data

(23)

Pengumpulan Data & Variabel Penelitian

Pengumpulan Data

- Pengamatan pada perusahaan dan lokasi proyek (Data Primer) - Referensi dari buku, jurnal, penelitian (Data Sekunder)

Penentuan Variabel

- Kapasitas produksi batubara

- Variabel suplai batubara dari Kereta Api - Variabel kepadatan lalu lintas sungai musi

- Variabel pengiriman batubara dari coal terminal

MULAI

Identifikasi Masalah dan Tujuan

Penelitian

· Transportasi Multimoda

· Valuasi Finansial

· Coal Supply Chain Management

· Simulasi

Studi Literatur

· Observasi langsung pada lokasi (Palembang) · Regulasi Perusahaan · Regulasi Pemerintah · Brainstorming

Studi Lapangan

Tahap

Identifikasi

Tahap

Pengumpulan Data

A

Studi Literatur:

Teori yang digunakan sebagai landasan pengerjaan

penelitian ini

Flowchart Penelitian

Studi Lapangan:

Pengamatan terhadap kondisi riil di lapangan

untuk membangun pemahaman secara

sistemik terhadap objek penelitian

Penentuan Variabel:

Penentuan terhadap variabel-variabel

penelitian yang terkait untuk selanjutnya

dilakukan pengumpulan data

Pengumpulan Data:

Pengumpulan data baik di perusahaan, lokasi proyek,

pendapat ahli, maupun referensi lainnya

(24)

Pengolahan Data

Simulasi

Modelling

Formulasi Model Running Simulasi Uji Distribusi Verifikasi ya tidak Validasi tidak Model Konseptual Running Skenario Penambahan Coal Terminal

Baru

Tahap

Pengolahan Data

Valuasi Finansial A B

Model Konseptual:

Pembuatan model konseptual seperti Activity Cycle

Diagram

Uji Distribusi:

Pengolahan data seperti seperti variabel suplai

batubara, waktu datang-pergi kereta api, waktu

labuh-sandar kapal tongkang, waktu

loading-unloading batubara di stockpile & pelabuhan

Tahap Modelling:

Pembuatan model simulasi pada software Arena yang

bertujuan untuk mengecek kebenaran model yang

dibuat sesuai kondisi eksisting

Tahap Simulasi:

Dilakukan running model eksisting dan optimasi

model skenario penambahan coal terminal yang baru

Valuasi Finansial:

Proses pembuatan model finansial penilaian keuangan

terhadap perusahaan dengan kondisi eksisting dan adanya

penambahan coal terminal baru.

(25)

SELESAI

Penarikan Kesimpulan dan Saran

Analisis & Pembahasan

Analisis Hasil Simulasi Skenario

Tahap

Analisis &

Pembahasan

Tahap

Kesimpulan

dan Saran

Analisis Hasil Valuasi Finansial B

Analisis Hasil Simulasi :

Proses analisa terhadap simulasi pada

kondisi sebenarnya dan dengan

penambahan coal terminal baru

Analisis Valuasi Finansial:

Proses penilaian keuangan terhadap

perusahaan dengan kondisi eksisting dan

adanya penambahan coal terminal baru.

Akan dilakukan dengan metode DCF

(Discounted Cash Flow)

Perbandingan Hasil:

Penarikan kesimpulan dan saran dari hasil

penilitian

(26)

Pengolahan Data & Hasil Penelitian

Pemodelan Simulasi

Optimasi Model Simulasi

Penentuan CHF & Stockpile

Perhitungan WACC & Investasi

(27)

ACD Model Simulasi

Start

Kapal Berlabuh Di Coal Terminal Kapal Lepas Sandar

dari Coal Terminal ke Ambang Luar

Kereta Api Melakukan Unloading Batubara di RCD (Rotary Car Dumper) Batubara Masuk Stockpile Kapal Tongkang Memuat Batubara Stockpile Available Untuk Diisi ? Kereta Api Mengantri Tidak Ya Batubara Available ? Dermaga Available ? Ya Kereta Api Mengangkut

Batubara Dari Tanjung Enim

Kapal Tongkang Mengantri

Ya Tidak Tidak Kapal Tongkang Datang Dengan Pemandu dari

Ambang Luar ke Coal Terminal

Finish

(28)

Fitting Distribusi, Verifikasi & Validasi

Jenis Kapal Distribusi Waktu Kedatangan Kapal

Vessel -0.001 + EXPO(19.3)

Kapal Motor -0.001 + EXPO(19.1)

Tanker -0.001 + EXPO(8.05)

Tongkang -0.001 + EXPO(7.55)

Pelabuhan Jenis Kapal Distribusi Waktu Labuh ke Sandar

Plaju Tanker LOGN (1.21, 0.631)

Tongkang UNIF (0.999, 14)

Sungai Gerong Tanker UNIF (0.999, 1.28)

Tongkang GAMM (0.384, 4.39)

Boom Baru

Kapal Motor LOGN (1.4, 0.512) Tanker ERLA (0.0619, 14) Tongkang BETA (7.89, 11.2) Vessel LOGN (1.72, 0.768)

Kertapati Tongkang LOGN (1.78, 0.467)

Sungai Lais Tanker UNIF (0.999, 1.28)

Tongkang GAMM (0.384, 4.39)

PUSRI

Kapal Motor ERLA (0.204, 7) Tanker TRIA (1.45, 2.6, 3) Tongkang BETA (6.44, 7.69) Vessel BETA (7.97, 14)

SAP

Kapal Motor BETA (1.11, 0.73) Tanker LOGN (1.21, 0.631) Tongkang UNIF (0.999, 14)

Vessel ERLA (0.188, 3)

Pelabuhan Jenis Kapal Distribusi Waktu Lama Sandar

Plaju Tanker 24 + 144 * BETA(0.884, 3.42)

Tongkang 23.5 + 97 * BETA(0.544, 1.06)

Sungai Gerong Tanker 23.5 + 97 * BETA(0.533, 1.08)

Tongkang 23.5 + 97 * BETA(0.473, 0.986)

Boom Baru

Kapal Motor 2 + LOGN(49.3, 57.6) Tanker 1 + ERLA(3.99, 4) Tongkang 6 + LOGN(28.2, 20.2)

Vessel 1 + LOGN(36, 36.4)

Kertapati Tongkang TRIA(19, 65.3, 143)

Sungai Lais Tanker 23 + 25 * BETA(0.0124, 0.0107)

Tongkang NORM(74, 28.3)

PUSRI

Kapal Motor 2 + ERLA(13.7, 5) Tanker UNIF(31, 51) Tongkang TRIA(29, 87.5, 138)

Vessel TRIA(1, 56.1, 127)

SAP

Kapal Motor 12 + LOGN(153, 1.94e+003) Tanker 7 + LOGN(17.7, 11.8) Tongkang 45 + 32 * BETA(0.26, 0.235)

Vessel NORM(42.1, 13.4)

Verifikasi Model Simulasi Pada Software Arena

REPLIKASI REAL SYSTEM (X0) SIMULASI JUMLAH KAPAL KELUAR (X1) 1 3.947 4.191 2 4.285 4.242 3 4.882 4.273 4 - 4.292 5 - 4.230 Rata-rata (𝑥 ) 4.371 4.246 Standar Deviasi (s) 473,44 39,18 Variansi (s2) 224146,3333 1.535,3000 n 3 5 n-1 2 4

Validasi Model Simulasi Eksisting

P[(𝑥

1

− 𝑥

2

) – hw ≤ µ

1

- µ

2

≤ (𝑥

1

− 𝑥

2

) + hw] = 1-α

(29)

Hasil Running Simulasi Dengan Skenario Awal Pembangunan

Coal Terminal Prajen

Interface Simulasi Coal Terminal Prajen

ASUMSI

Barge yang digunakan

30 Unit

Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara

2,00 Jam

Target Shipment

20.000.000,00 Ton

Jumlah Hari Operasi / Tahun

330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max

4.439.891,56 Ton

Level Rata-Rata Stock Pile

2.229.723,28 Ton

Tot. Batu bara Masuk Stock Pile

19.992.949,71 Ton

Tot. Batu bara Diangkut Barge

15.039.829,58 Ton

Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment

14.986.741,52 Ton

(30)

Optimasi Simulasi Skenario 10 & 15 juta Ton

Hasil Optimasi Simulasi

Target Shipment

(dalam ton)

Jumlah Barge Yang Dipakai

10.000.000

20

21

22

15000000

29

33

34

35

36

(31)

Simulasi Skenario Dengan Optimasi – 10 Juta Ton/tahun

ASUMSI

Barge yang digunakan 20 Unit Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara 2,00 Jam Target Shipment 10.000.000,00 Ton Jumlah Hari Operasi / Tahun 330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max 110.447,19 Ton Level Rata-Rata Stock Pile 16.405,67 Ton Tot. Batu bara Masuk Stock Pile 10.098.004,15 Ton Tot. Batu bara Diangkut Barge 10.081.672,75 Ton Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment 10.045.480,73 Ton

ASUMSI

Barge yang digunakan 21 Unit Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara 2,00 Jam Target Shipment 10.000.000,00 Ton Jumlah Hari Operasi / Tahun 330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max 134.850,01 Ton Level Rata-Rata Stock Pile 24.089,67 Ton Tot. Batu bara Masuk Stock Pile 10.097.998,76 Ton Tot. Batu bara Diangkut Barge 10.042.999,95 Ton Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment 10.024.634,06 Ton

ASUMSI

Barge yang digunakan 22 Unit Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara 2,00 Jam Target Shipment 10.000.000,00 Ton Jumlah Hari Operasi / Tahun 330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max 78.116,98 Ton Level Rata-Rata Stock Pile 12.571,46 Ton Tot. Batu bara Masuk Stock Pile 10.098.001,33 Ton Tot. Batu bara Diangkut Barge 10.083.770,22 Ton Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment 10.047.041,69 Ton

(32)

Simulasi Skenario Dengan Optimasi – 15 Juta Ton/tahun

ASUMSI

Barge yang digunakan 29 Unit Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara 2,00 Jam Target Shipment 15.000.000,00 Ton Jumlah Hari Operasi / Tahun 330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max 367.416,73 Ton Level Rata-Rata Stock Pile 118.369,86 Ton Tot. Batu bara Masuk Stock Pile 15.044.201,58 Ton Tot. Batu bara Diangkut Barge 15.016.909,63 Ton Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment 14.974.381,42 Ton

ASUMSI

Barge yang digunakan 33 Unit Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara 2,00 Jam Target Shipment 15.000.000,00 Ton Jumlah Hari Operasi / Tahun 330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max 224.003,23 Ton Level Rata-Rata Stock Pile 58.936,10 Ton Tot. Batu bara Masuk Stock Pile 15.044.204,55 Ton Tot. Batu bara Diangkut Barge 14.908.469,59 Ton Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment 14.850.562,45 Ton

ASUMSI

Barge yang digunakan 34 Unit Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara 2,00 Jam Target Shipment 15.000.000,00 Ton Jumlah Hari Operasi / Tahun 330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max 237.598,26 Ton Level Rata-Rata Stock Pile 76.787,76 Ton Tot. Batu bara Masuk Stock Pile 15.044.195,65 Ton Tot. Batu bara Diangkut Barge 15.031.760,12 Ton Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment 14.965.813,27 Ton

(33)

Simulasi Skenario Dengan Optimasi – 15 Juta Ton/tahun

ASUMSI

Barge yang digunakan 35 Unit Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara 2,00 Jam Target Shipment 15.000.000,00 Ton Jumlah Hari Operasi / Tahun 330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max 285.618,37 Ton Level Rata-Rata Stock Pile 86.840,54 Ton Tot. Batu bara Masuk Stock Pile 15.044.192,70 Ton Tot. Batu bara Diangkut Barge 14.842.070,18 Ton Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment 14.783.060,85 Ton

ASUMSI

Barge yang digunakan 36 Unit Jarak Waktu Antara Kedatangan Batubara 2,00 Jam Target Shipment 15.000.000,00 Ton Jumlah Hari Operasi / Tahun 330,00 hari

HASIL

Level Stock Pile Max 267.266,38 Ton Level Rata-Rata Stock Pile 51.006,70 Ton Tot. Batu bara Masuk Stock Pile 15.044.199,13 Ton Tot. Batu bara Diangkut Barge 14.780.381,26 Ton Tot. Batu bara dikirim ke Transshipment 14.724.813,29 Ton

Target Shipment Jumlah

Barge Level Stockpile Max

Volume Batubara Keluar

10.000.000 ton 20 110.447,19 ton 10.081.672,75 ton 10.000.000 ton 21 134.850,01 ton 10.042.999,95 ton 10.000.000 ton 22 78.116,98 ton 10.083.770,22 ton

Target Shipment Jumlah Barge Level Stockpile Max Volume Batubara Keluar

15.000.000 ton 29 367.416,73 ton 15.016.909,63 ton 15.000.000 ton 33 224.003,23 ton 14.908.469,59 ton 15.000.000 ton 34 237.598,26 ton 15.031.760,12 ton 15.000.000 ton 35 285.618,37 ton 14.842.070,18 ton 15.000.000 ton 36 267.266,38 ton 14.780.381,26 ton

(34)

Penentuan CHF & Areal Lahan Stockpile

Kapasitas Safety Stockpile

= Kap. Stockpile simulasi x Safety factor

Kapasitas Safety Stockpile

= 237.598 x 1,5

= 356.397 ton ≈

400.000 ton

Gambaran bentuk stockpile yang digunakan

• Dimana luasan areal stockpile yang dibutuhkan sebagai inputan

untuk mengetahui perkiraan investasi penyiapan lahan (land

(35)

NO INVESTASI SATUAN JUMLAH HARGA TOTAL

1 bottom dump unit 2 10.000.000.000 20.000.000.000 2 chain feeder m 21,5 35.000.000 752.500.000 3 conveyor 1 (first line) m 250 25.000.000 6.250.000.000 4 conveyor 2 second line) m 250 25.000.000 6.250.000.000 5 conveyor 3 (bottom line) m 400 25.000.000 10.000.000.000 6 conveyor 4 (beside stockpile) m 800 25.000.000 20.000.000.000 7 conveyor 5 (short underground) m 160 25.000.000 4.000.000.000 8 conveyor 6 (upper stockpile) m 75 25.000.000 3.025.000.000 9 conveyor 7 (into barge) m 150 25.000.000 938.520.000 10 conveyor 8 (shiploader) m 55 55.000.000 1.875.000.000 11 conveyor 9 (telescopic) m 17 55.000.000 3.750.000.000 12 primary crusher unit 2 4.000.000.000 8.000.000.000 13 magnetic separator 1 unit 2 750.000.000 1.500.000.000 14 magnetic separator 2 unit 2 750.000.000 1.500.000.000 15 secondary crusher unit 2 4.000.000.000 8.000.000.000 16 sizer unit 2 1.500.000.000 3.000.000.000

21.320.000.000

98.841.020.000 TOTAL

Perhitungan WACC & Jumlah Investasi

Total Investasi yang dikeluarkan

sebesar 1,030 Trilyun Rupiah

𝑾𝑨𝑪𝑪 = 𝑲𝒅 𝒙

𝑫

𝑨

+ 𝑲𝒆 𝒙

𝑬

𝑨

Cost Of Debt

= kdt x (1-t)

= bank interest rate x (1-tax)

= 12% x (1-25%)

= 9%

Cost Of Equity

= Rf + [Beta x (Erm-Rf)]

Rf

= Surat utang negara dengan yield 8,79835%

Rm

= 33,7044%

Beta

= 0,175429496

Cost Of Equity

= 8,79% + (0,1754 (33,704% - 8,798%)

= 13.1676036%

WACC

= 𝐾𝑑 𝑥

𝐷

𝐴

+ 𝐾𝑒 𝑥

𝐸

𝐴

= (0,004088367 x 9%) + (0,995911633 x 13.1676036%)

= 13,14 %

EQUIPMENT MATERIAL UPAH

1 Pekerjaan Persiapan - - 734.800.000 2 Pekerjaan Breasting Dolphin 8 unit @ (3,0 mx 3,0 mx 1,5 m) 3.564.212.453 16.463.852.406 245.595.334 3 Pekerjaan Mooring Dolphin 7 unit @ (3.D mx 3.D mx 1,5 m) 2.322.450.704 8.713.498.806 133.236.797 4 Pekerjaan Catwalk type 1, 6x@ 21M - 497.473.758 153.620.712 5 Pekerjaan Catwalk type 2, 4x@23,7 M - 368.240.425 115.742.566 6 Pekerjaan Catwalk type 3, 4x@17 M - 280.617.196 84.435.140 7 Pekerjaan Radial Loading Platform 2.375.070.425 7.361.642.806 14.120.452 8 Pekerjaan Loading Platform (Meja 2x@ 3,0x3,0x1,2 M 561.919.643 2.677.702.006 5.554.660

8.823.653.225 36.363.027.403 1.487.105.661 46.673.786.289 JUMLAH HARGA (Rp) NO URAIAN PEKERJAAN TOTAL GRAND TOTAL

NO INVESTASI SATUAN JUMLAH HARGA TOTAL

1 Transshipment

Floating Crane RINA's Abby (cap. 26.000 ton/day) unit 6 95.000.000.000 570.000.000.000

570.000.000.000

(36)

Asumsi Pada Model Finansial

ASUMSI

KETERANGAN

Kurs USD --> IDR

10.000

Kenaikan harga batubara

5%

Hari produksi

300

Hari penjualan

330

Kenaikan biaya

5%

Kenaikan harga jual

5%

(37)

KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

(38)

1.

Pada penelitian ini telah dibuat model simulasi terhadap

pembangunan coal terminal berdasarkan kapasitas optimal

stockpile, serta telah dibuat model finansial untuk mengetahui

apakah adanya pembangunan proyek tersebut mampu

memberikan value yang positif bagi perusahaan.

2.

Target Shipment atau pengiriman batubara maksimal yang

mampu diakomodasi oleh coal terminal prajen dengan kapal

tongkang melalui sungai Musi adalah sebesar 15.000.000 (lima

belas juta) ton/tahun.

3.

Berdasar dari hasil simulasi yang telah dilakukan, kapasitas

stockpile pada coal terminal adalah sebesar 400.000 ton setelah

dikalikan dengan safety factor sebagai tindakan antisipasi.

4.

Investasi dalam pembangunan sistem coal terminal adalah sebesar

1.030.646 (juta rupiah).

5.

Berdassarkan asumsi dan perhitungan yang telah dilakukan,

pertambahan nilai (value) akibat dari pengembangan rantai pasok

batubara dengan penambahan infrastruktur coal terminal adalah

sebesar Rp. 1.753.798 (dalam juta rupiah)

Kesimpulan

Saran

1.

Model simulasi selanjutnya diharapkan

mampu mengidentifikasi kemungkinan

kenaikan traffic pelayaran pada sungai

Musi yang berdampak pada kinerja

shipment batubara perusahaan

2.

Model finansial yang ada perlu dibuat

untuk me-valuasi proyeksi kinerja

keuangan perusahaan secara keseluruhan

termasuk unit-unit bisnisnya.

(39)

SEKIAN & TERIMA KASIH 

Reference

supplementary

materials and

resources

(40)

Association, World Coal. (2012). Coal In The GLobal Energy Supply (pp. 4). London, UK.

Ballou, Ronald H. (2004). Business Logistics/Supply Chain Management-5/E.

Bhatawedekhar, D, Jacobson, Dan, & Hamadeh, Hussam. (2005). Vault guide to finance

interviews: Vault Incorporated.

Borshchev, Andrei, & Filippov, Alexei. (2004). From system dynamics and discrete event to

practical agent based modeling: reasons, techniques, tools. Paper presented at the Proceedings

of the 22nd international conference of the system dynamics society.

Christiansen, Marielle, Fagerholt, Kjetil, Nygreen, Bjørn, & Ronen, David. (2006). Maritime

transportation. Transportation, 14, 189-284.

Crainic, Teodor Gabriel, & Kim, Kap Hwan. (2007). Chapter 8 Intermodal Transportation. In B.

Cynthia & L. Gilbert (Eds.), Handbooks in Operations Research and Management Science (Vol.

Volume 14, pp. 467-537): Elsevier.

detikfinance. (2013). Ini 10 Pembangkit Listrik Batubara PLN yang Rampung 2013. Retrieved 2

April,

2013,

from

http://finance.detik.com/read/2013/02/12/144729/2167955/1034/ini-10-pembangkit-listrik-batubara-pln-yang-rampung-2013

ESDM, Kementrian. (2012). Statistik Batubara.

Esdm.go.id. (2007). Pertumbuhan Industri Batubara Semakin Pesat. Retrieved 27 December,

2012, from

http://www.esdm.go.id/berita/44-batubara/809-pertumbuhan-industri-batubara-semakin-pesat.html

Gitman, Lawrence J, & Zutter, Chad. (2012). Principles of managerial finance (Vol. 9): Addison

Wesley.

Gordon, Davis B. (1992). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1: PT Pustaka

Binawan Presindo. Jakarta.

Hidayati, R. (2008). Model Peringatan Dini Penyakit Demam Berdarah dengan Informasi Unsur

Iklim.[Desertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.

Hidayatullah, Mohammad. (2010). ANALISIS PERFORMANSI SISTEM DISTRIBUSI

PERUSAHAAN BATUBARA ‘XYZ’DENGAN ADANYA PENAMBAHAN COAL TERMINAL BARU.

Indrajit. (2001). Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Object. Bandung: Informatika.

Daftar Pustaka

Inilah.com. (2010). Perkiraan Kebutuhan Batubara Domestik 2011-2014. Retrieved 27

December, 2012, from

http://ekonomi.inilah.com/read/detail/371832/URLTEENAGE

Jogiyanto, Hartono M, & Akt, MBA. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi:

pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Andi, Yogyakarta, 2.

Joppe, Christiaan. (2011). Coal Transport Kalimantan. Deventer.

Kemenristek. (2006). Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Bidang Teknologi dan Manajemen Transportasi. Jakarta.

Kompas.com. (2011). Produksi Batubara Mencapai 235 Juta Ton. Retrieved 27

December,

2012,

from

http://regional.kompas.com/read/2011/09/23/02485282/Produksi.Batubara.Mencapai.

235.Juta.Ton

Nahmias, Steven. (2005). Production and Operations Analysis. McGraw/Irwin, New

York.

Petrology, International Committee for Coal. (1963). International handbook of coal

petrography: Centre national de la recherche scientifique.

Pidd, Michael. (2004). Systems modelling: theory and practice: Wiley.

Pujawan, IN. (2010). Supply Chain Management (Edisi Kedua ed.): Institu Teknologi

Sepuluh Nopember Surabaya.

Report, Annual. (2011). PT. X Annual Report 2011: PT. X.

Simbolon, Elviana. (2010). Penelitian Penerapan Bus Sebagai Feeder Angkutan Kereta

Api Dalam Rangka Mendukung Mobilitas Di Perkotaan (pp. 124). Jakarta: Kemenristek

& Kemenhub.

Thefreedictionary.com. (2003). Coal. Retrieved 04 January, 2013, from

http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/Coal

Wikipedia.com.).

Coal.

Retrieved

04

January,

2013,

from

Gambar

Tabel Rekapitulasi Simulasi

Referensi

Dokumen terkait

Tidak dapat selalu dikatakan bahwa jaringan jalan angkutan yang makin rapat dan jarak jalan yang dekat adalah yang paling menguntungkan sebab konsekuensinya adalah tingginya biaya

S u atau nilai ek a dapat meny penumpukka at pada Lamp gan… (Wizi De tidak sibuk. Data in us pada jam si ambar 3, terd pada jam tid berdasarkan h dari 15 me ensi kedatan n 9.

informasi dan simbolisasi yg dibakukan secara internasional, artinya tampilan dan pemakaiannya sama secara internasional... Peta navigasi u/ perairan , baik sungai maupun laut,

Hal tersebut berkaitan dengan banyaknya ilmu pengetahuan yang tidak disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas karena terbatasnya waktu, sehingga siswa

Dengan sokongan polisi yang berterusan, ekonomi Malaysia tetap berada di landasan pemulihan pada tahun 2021 dan seperti yang diunjurkan oleh Bank Negara, ekonomi

Harmonisasi gaya arsitektur Bali terletak pada penerapan bentuk-bentuk elemen yang mengikuti bentuk khas arsitektur Bali seperti pada pergola yang diterapkan dalam

1) Secara unik memuaskan rasa ingin tahu dari anak tentang orang lain, kehidupan tokoh-tokoh, perbuatan dan cita-citanya, yang dapat menimbulkan gairah dan kekaguman. 2)

Data massa karbohidrat dan daya serap karbondioksida yang dianalisis adalah selisih antara data yang diperoleh dari sampel daun yang diambil pada pukul 10.00-11.00 WIB