• Tidak ada hasil yang ditemukan

HARMONISASI GAYA BANGUNAN LATIN DAN BALI PADA DESAIN LATIN RESTAURANT AND CAFÉ DI KABUPATEN BADUNG, BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HARMONISASI GAYA BANGUNAN LATIN DAN BALI PADA DESAIN LATIN RESTAURANT AND CAFÉ DI KABUPATEN BADUNG, BALI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HARMONISASI GAYA BANGUNAN LATIN DAN BALI PADA DESAIN LATIN RESTAURANT

AND CAFÉ DI KABUPATEN BADUNG, BALI

Ni Made Oktavira Paramita1), I Nyoman Widya Paramadhyaksa2), dan A. A. Gde Djaja Bharuna S.3)

1)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana oktaviraparamita@gmail.com

2)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana paramadhyaksa@unud.ac.id

3)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana djajabharuna@unud.ac.id

ABSTRACT

Latin Restaurant and Café in Badung Regency is a form of design that supports the development of tourism facilities in Bali area with the function of restaurant, cafe, gathering venue and party venue. The increasing number of Latin tourists in Bali and the absence of Latin-style tourist facilities in Bali to be the factors driving the development of facilities in the field of culinary that can also accommodate other entertainment activities. This facility is planned to serve typical Latin cuisine which provides main space in the form of restaurants and cafes, and supporting facilities such as outdoor space that serves as a party venue and inner space that serves as a ballroom. Architectural style in buildings and outer space refers to the Latin architecture with the use of wood materials and application of bright colors. The Latin architecture has symmetrical forms with a game of non-extreme lines and focuses more on the uniqueness of warm inner spatial ar-rangement, as well as the open and shady outer space.

Keywords: latin architecture, latin restaurant, latin cafe, latin garden. ABSTRAK

Latin Restaurant and Café di Kabupaten Badung merupakan bentuk perancangan yang mendukung pengembangan fasilitas pariwisata di daerah Bali dengan fungsi restoran, kafe, gathering venue dan party venue. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Latin ke Bali dan belum adanya fasilitas wisata bercorak Latin di Bali menjadi faktor-faktor pendorong pengembangan fasilitas di bidang kuliner yang juga dapat mengakomodasi kegiatan hiburan lainnya. Fasilitas ini direncanakan menyajikan hidangan khas Latin yang menyediakan ruang utama berupa restoran dan kafe, dan fasilitas penunjang berupa ruang luar yang ber-fungsi sebagai party venue serta ruang dalam yang berber-fungsi sebagai ballroom. Gaya arsitektur pada bangunan dan ruang luar mengacu pada arsitektur Latin dengan penggunaan material kayu dan penerapan warna-warna cerah. Arsitektur Latin memiliki bentuk-bentuk bangunan yang simetris dengan permainan ben-tuk garis yang tidak ekstrim dan lebih terfokus pada keunikan penataan ruang dalam yang hangat, serta ru-ang luar yru-ang bersifat terbuka dan teduh.

Kata Kunci: arsitektur latin, restoran latin, kafe latin, interior latin, taman latin.

PENDAHULUAN

Tingginya angka kedatangan wisatawan Latin ke kabupaten Badung berdasarkan data dari BPS yaitu sebe-sar 145.664 orang pada tahun 2016 dan mengalami kenaikan sebesebe-sar 28,87% pada tahun 2017 yaitu sebanyak 187.714 orang telah membuat kehadiran masyarakat Latin di Bali diterima layaknya masyarakat lokal. Fasilitas kuliner yang ada menjadi sarana sosialisasi serta komunikasi bagi masyarakat Latin. Di samping menikmati kulinernya, budaya Latin juga sangat erat hubungannya dengan kegiatan hiburan seperti kegiatan pesta, dansa, serta kegiatan gathering yang merupakan budaya tradisional masyarakat Latin. Berdasarkan hasil studi literatur dan observasi yang dilakukan terhadap kebudayaan Latin, wisman Latin memiliki kegemaran untuk melakukan perayaan beberapa event dengan berkumpul, berpesta serta menari bersama diiringi dengan alunan musik latin. Keunikan kebudyaan Latin yang beragam dimulai dari musik, tarian dan kuliner ini mengindikasikan adanya pengembangan fungsi tambahan berupa party venue

(2)

TAHAP PEMROGRAMAN

Fungsi Rancangan

Rancangan Latin Restaurant and Café ini memiliki fungsi utama dan penunjang. Fungsi utama berupa latin

restaurant dan latin café yaitu fasilitas penyedia dan pelayanan makanan/minuman beserta fungsi pelengkap

berupa fasilitas penyimpanan, pengolahan makanandan perniagaan. Latin restaurant termasuk dalam jenis specialties restaurant yang menyajikan makanan khas Latin dengan teknik sajian khusus, sedangkan café menyajikan suasana ruang yang lebih meriah dengan diiringi irama musik latin yang lebih dinamis dibandingkan pada restaurant. Fungsi penunjang pada rancangan yaitu sebagai party venue

(in-door/outdoor) yang merupakan fasilitas penyediaan dan penyewaan tempat perayaan event (ulang tahun, gathering, galla dinners, pernikahan, rapat dan lainnya).

Tema

Rancangan Latin Restaurant and Café mempergunakan tema yaitu kipas. Bangsa Latin mengenal adanya kipas bercorak unik sebagai kesenian tradisional yang dipergunakan saat pementasan tarian tradisional. Tema kipas ini memiliki pengertian tampilan arsitektur yang dibuat pada rancangan memiliki pola bentuk menyerupai kipas. Sisi lengkung atau ellips yang dimiliki oleh kipas mendeskripsikan bentuk bangunan yang memfokuskan pandangan menuju view tertentu. Bentuk yang dinamis ini mengkomunikasikan bentuk yang menarik, ramah dan mengundang civitas untuk berada di dalamnya. Penerapan tema dilakukan dengan adanya perpaduan antara gaya arsitektur Latin dan arsitektur Bali dengan membuat tampilan ruang menarik, mengundang, material arsitektur Latin dan Bali, fleksibilitas ruang dan furniture serta adanya penataan lan-skap terkait fungsi penunjang outdoor party venue.

Program Ruang

Program ruang pada rancangan mengacu pada kebutuhan ruang yang diperlukan sesuai dengan fungsi pa-da rancangan. Kelompok ruang papa-da rancangan dibepa-dakan menjadi enam kelompok berpa-dasarkan fungsi yang ada. Kelompok-kelompok ruang tersebut diantaranya latin restaurant (dining area, VIP room, main

kitchen, open show kitchen), latin café (seating area, dance hall, stage, main kitchen), party venue (ballroom

dan outdoor party venue), ruang pegawai (locker room, janitor, laundry, MEP room), kantor pengelola (staff

room, manager room, HRD room, meeting room) dan kelompok ruang servis (toilet dan parking area).

Fungsi Ruang Jenis Fasilitas Deskripsi Singkat Fungsi Utama R EST A U RA

NT Dining Area and VIP Room Fasilitas area penerimaan pengunjung restaurant dan area mengkonsumsi makanan

Open Show Kitchen, Main Kitchen and Grill Area

Fasilitas pengolahan bahan makanan baik yang dibuat terbuka maupun tertutup bagi pengunjung

Storrage and Loading Dock Fasilitas penyimpanan dan penerimaan bahan baku untuk res-taurant

C

A

F

E

Seating Area Fasilitas area penerimaan pengunjung café dan area mengkon-sumsi makanan Dance Hall, Stage Fasilitas hiburan yang dipergunakan untuk menari, karaoke

ser-ta live music, dan kegiaser-tan nonton bersama Main Kitchen Fasilitas pengolahan bahan makanan tertutup

Storrage and Loading Dock Fasilitas penyimpanan dan penerimaan bahan baku untuk café

Fungsi Penunjang

Ballroom and Outdoor Party Venue (Garden)

Fasilitas lokasi perayaan event-event (indoor dan outdoor)

Fungsi Pendukung

Kantor Pengelola Fasilitas penunjang pelaksanaan operasional rancangan dan kegiatan administratif Ruang Pegawai Fasilitas penunjang kegiatan kepegawaian bagi civitas pekerja Toilet dan Parking Area Fasilitas servis bagi pengunjung, pengelola dan pekerja

Tabel 1. Keperluan Ruang Berdasarkan Pembagian Fungsi dan Civitas

(3)

Kelompok ruang-ruang utama yang memerlukan perancangan dengan standarisasi khusus diantaranya yaitu dapur restoran dan dining room. Dapur dibagi menjadi beberapa subbagian diantaranya yaitu area penyim-panan, pengolahan, dan pembersihan. Implementasi tema dan langgam arsitektur pada ruang ini tidak dom-inan karena perancangan dapur lebih menitik beratkan pada kelancaran sirkulasi pelaksanaan aktivitas. Se-dangkan gaya arsitektur latin dapat dioptimalkan penerapannya pada dining room sebagai area penerimaan yang memang difungsikan untuk menarik minat pengunjung.

Lokasi Perancangan

Kriteria dari lokasi perancangan yang diperlukan adalah mudah dijangkau dari pusat kota, berada dekat dengan daya tarik wisata, toleransi terhadap kondisi gaduh dan memiliki view menarik untuk dijual. Lokasi tapak yang dipilih berada pada kecamatan Kuta Selatan, tepatnya di kelurahan Jimbaran. Tapak terletak di Jalan Karang Mas yaitu di sebelah selatan restaurant Opia Jimbaran. Lokasi tapak dapat ditempuh dalam kurun waktu ±50 menit dengan kendaraan bermotor dari kota Denpasar. Lokasi ini memiliki luasan sebesar 22.048 m2 dan termasuk dalam lingkungan beriklim tropis dengan musim kemarau dan penghujan. Lokasi

perancangan terletak langsung di sebelah jalan penghubung utama dan merupakan lahan kosong. Kondisi tanah pada lokasi perancangan tergolong tanah berkapur dan sistem utilitas yang terfasilitasi dengan baik. Gaya Arsitektur Latin

Arsitektur Latin memiliki bentuk-bentuk bangunan yang simetris dengan permainan bentuk garis yang tidak ekstrim dan lebih terfokus pada keunikan penataan ruang dalam yang hangat, serta ruang luar yang bersifat terbuka dan teduh. Pada arsitektur latin penerapan material kayu menjadi dominan pada bagian interior dan juga penerapan ornamen-ornamen banyak diterapkan pada perencanaan ruang dalam. Di bagian luar bangunan menerapkan warna cerah seperti ptuh dank rem yang bertujuan agar bangunan terlihat segar dan ramah. Bentuk-bentuk bukaan pada bangunan yang unik merupakan salah satu ciri khas arsitektur latin.

KONSEP PERANCANGAN

Konsep perancangan dibedakan menjadi dua yaitu konsep perancangan tapak dan konsep perancangan bangunan. Konsep perancangan tapak meliputi konsep entrance, parkir dan ruang luar. Pada konsep perancangan bangunan meliputi konsep tampilan ruang dalam, konsep struktur bangunan dan utilitas. Kon-sep perancangan Latin Restaurant and Café mengacu pada perpaduan gaya arsitektur latin dan arsitektur Bali untuk memperjelas identitas rancangan ini.

Ruang Luar pada Rancangan

Pada rancangan, ruang luar bagian depan dipergunakan sebagai parkir kendaraan bagi pengunjung dan ju-ga rest area, sedangkan ruang luar pada bagian belakang dipergunakan sebaju-gai fasilitas party venue.

Gambar 1. Perencanaan Konsep Penataan Ruang Luar dan Parkir pada Tapak

(4)

Penataan area ruang luar disesuaikan dengan taman khas Latin dengan penggunaan material hardscape dan softscape sesuai gaya taman Latin dan Bali. Pada penataan area taman khas Latin, umunya ditemukan penerapan kolam sebagai unsur estetika sekaligus merupakan simbol penetral suasana pada taman. Veg-etasi yang diterapkan pada taman Latin sebagian besar merupakan pohon palem sebagai ciri khas Latin yang terdiri dari berbagai jenis, serta terdapatnya pohon pisang kipas pada area party venue mengacu kepada tema rancangan. Pada area parkir kendaraan diterapkan pohon tanjung sebagai vegetasi peneduh. Terdapat beberapa elemen yang kerap ditemui dan juga diterapkan pada bangunan diantaranya yaitu bangunan penunjang (gazebo) serta penataan area jalan setapak dengan perkerasan maupun ground

cov-er.

Gambar 2. Perencanaan Konsep Penataan Ruang Luar dan Parkir pada Tapak

Sumber: Paramita, 2017:98

Bangunan pada Rancangan

Penerapan konsep ruang dalam pada rancangan disesuaikan dengan fungsi yang akan diwadahi oleh bangunan utama yaitu sebagai restoran. Penataan ruang dalam memiliki dominasi penggunaan material kayu dan penerapan warna-warna cerah pada beberapa elemen ruang. Pada bagian langit-langit terdapat penataan ornamen kayu dan metal sebagai elemen estetika ruang. Gaya arsitektur Latin di dalam ruang diimplementasikan dengan finishing elemen-elemen ruang. Beberapa diantaranya yaitu penggunaan materi-al penutup berupa kayu yang memberi kesan mewah/menarik, penggunaan lampu gantung dengan bentuk yang dimodifikasi, ornamen keramin dan lukisan pada dinding, serta furniture ruang khas Latin.

Penerapan gaya latin pada desain bukaan bangunan terletak pada bentuk bagian kepala bukaan yang melengkung menyerupai bentuk setengah lingkaran. Bentuk bukaan seperti ini membuat bangunan terlihat lebih dinamis dan meningkatkan estetika pada bangunan. Bukaan jenis ini merupakan bentuk bukaan khas pada arsitektur mediterania tropis seperti arsitektur latin. Bentuk lengkung ini diterapkan pada setiap segmen pilar, pintu dan jendela yang memberi kontinuitas pada tampilan fasad.

Gambar 3. Harmonisasi Gaya Latin pada Desain Bukaan Bangunan

(5)

Pada arsitektur latin, atap pergola merupakan bagian penting dalam penerapan bangunan terbuka yang tro-pis. Pergola memberi kesan tropis dan sejuk pada bangunan. Harmonisasi pergola pada rancangan terletak pada bentuk ujung/kepala pergola yang mengikuti gaya arsitektur Bali. Penambahan tanaman rambat juga merupakan ciri khas dari arsitektur mediterania seperti arsitektur latin. Penampilan fasad bangunan dengan adanya pergola dan tanaman rambat memiliki nilai estetika yang tinggi serta mampu memberi kenyamanan pada civitas yang berada di dalamnya. Atap pergola pada rancangan diterapkan pada latin café, lobby uta-ma, serta sebagai penyambung antar atap banngunan yang ada.

Sistem struktur yang digunakan mengacu pada dominasi penggunaan struktur baja dan beton bertulang se-bagai kerangka utama bangunan. Pondasi yang digunakan berupa pondasi batu kali dan pondasi setempat sesuai kondisi tanah pada lokasi perancangan. Struktur kolom dan balok penyangga menggunakan beton bertulang. Struktur atap menggunakan struktur baja. Berdasarlan pada tampilan bangunan, penampang bangunan memiliki bentuk persegi dengan penggunaan kolom persegi dan atap bangunan limasan.

Gambar 4. Harmonisasi Gaya Latin pada Desain Bangunan

Sumber: Paramita, 2018

Gambar 5. Tampilan Ruang Dalam pada Bangunan

(6)

SIMPULAN DAN SARAN

Latin Restaurant and Café merupakan fasilitas kuliner yang menyajikan hidangan khas Latin sehingga

pena-taan ruang dalam bangunan serta ruang luar (lanskap) mengacu pada gaya arsitektur Latin yang juga mem-perhatikan arsitektur bangunan di sekitarnya. Rancangan ini memiliki 2 fungsi utama dan satu fungsi penun-jang yang dinaungi diantaranya yaitu Latin Restaurant, Latin Café, dan Party Venue. Restaurant dan café dibuat dengan gaya arsitektur Latin sebagai bentuk penyesuaian fungsi rancangan dalam bidang perniag-aan. Konsep penataan ruang luar dibagi menjadi dua areal utama yaitu parkir dan taman. Perancangan ta-man disesuaikan dengan penggunaan elemen softscape dan hardscape yang menjadi ciri khas arsitektur Latin sepertu penataan kolam, vegetasi (pohon palem, pohon pisang kipas, pohon tanjung dan tanaman lainnya). Daripada itu terdapat pula penataan bale tradisional (gazebo). Pada area taman juga dirancang beberapa elemen furnitur mobile seperti set meja makan, lampu dengan bentuk unik dan elemen dekorasi lainnya. Harmonisasi gaya arsitektur Bali terletak pada penerapan bentuk-bentuk elemen yang mengikuti bentuk khas arsitektur Bali seperti pada pergola yang diterapkan dalam rancangan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2017, ‘Perkembangan Pariwisata Bali Juli 2017’, diakses 20 September 2017, <http://www.bali.bps.go.id>

Ching, Francis D. K. 1996, ‘Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi 3’, Jakarta: Erlangga. Ishar, H.K. 1992, ‘Pedoman Umum Merancang Bangunan’, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Laksito, Boedhi. 2014, ‘Metode Perencanaan & Perancangan Arsitektur’, Jakarta: Griya Kreasi. Lawson, F. 1973, ‘Restaurant Planning and Design’, New York : Van Nostrand Reinhold.

Neufert, Ernst, ‘Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33’, Jakarta: Gramedia. Neufert, Ernst, ’Architect’s Data’, Granada, New York.

Paramita, Ni Made Oktavira. 2017, ‘Latin Restaurant and Café di Kabupaten Badung’, Denpasar: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Panero, Julius. 2001, ‘Time-Saver Standards for Interior Design and Space Planning’, McGraw Hill Profes-sional, New York.

Gambar

Tabel 1. Keperluan Ruang Berdasarkan Pembagian Fungsi dan Civitas  Sumber: Paramita, 2017:55
Gambar 1. Perencanaan Konsep Penataan Ruang Luar dan Parkir pada Tapak  Sumber: Paramita, 2017:100-106
Gambar 2. Perencanaan Konsep Penataan Ruang Luar dan Parkir pada Tapak  Sumber: Paramita, 2017:98
Gambar 5. Tampilan Ruang Dalam pada Bangunan  Sumber: Paramita, 2017:95-99

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, penulis meneliti dan menitikberatkan pada persepsi Ulama kota Banjarbaru terhadap pasal 18 undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat,

Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pemahaman masyarakat di RT 007 RW 004 Desa Bieto Desa Niukbaun Kecamatan Amarasi Barat memiliki pengetahuan tentang

3HQJXMLDQ KLSRWHVD PHPLOLNL GXD WHNQLN \DLWX SDUDPHWULN GDQ QRQ SDUDPHWULN 'LNDWDNDQ SDUDPHWULN MLND GDUL KDVLO XML QRUPDOLWDV GLSHUROHK GDWD VHEDUDQ QRUPDO GDQ GDUL XML

Dalam bab ini akan dijelaskan penggambaran sistem kendali, yang meliputi fungsi alih (transfer function), korelasi antara fungsi alih dengan persamaan ruang

Hasil penelitian ini menunjukkan ada korelasi yang signifikan antara perhatian orang tua dan pelaksanaan jam belajar masyarakat secara bersama-sama dengan prestasi belajar

Hasil uji coba program komputer yang dibuat menunjukkan bahwa kontur dapat dimodelkan dengan baik menggunakan grafik interpolasi 2D dan 3D, parameter yang dapat diubah

Dimana dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Kamis kantor Departemen Perdagangan mengatakan bahwa pesanan barang tahan lama, yang dirancang untuk bertahan lebih dari tiga

Sub pokok bahasan dan rincian materi Proses pembelajaran (kegiatan mahasiswa) Tugas dan evaluasi Media dan buku 9 Mahasiswa mampu menyelesaikan konsep-konsep yang