• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM dan strategi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM dan strategi"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH

TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

oleh :

ASEP SOPYANA

NIM 111 07 170

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Asep Sopyana

NIM : 11107170 Jurusan : Tarbiyah

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH

TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

telah kami setujui untuk dimonaqosahkan.

Salatiga, 14, Maret, 2013 Pembimbing

(4)

SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2012/2013 DISUSUN OLEH ASEP SOPYANA

NIM : 11107170

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 26, Maret, 2013

dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. ______________ Sekretaris Penguji : Siti Zumrotun, M.Ag. ______________ Penguji I : Dr. Winarno, S.si, M.Pd. ______________ Penguji II : Mufiq, S.Ag. M. Phil. ______________ Penguji III : Dra. Nur Hasanah M.Pd. ______________

Salatiga, 26, Maret, 2013 Ketua STAIN Salatiga

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Asep Sopyana NIM : 11107170 Jurusan : Tarbiyah

Progan Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skipsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.

Salatiga, 14, Maret 2013 Yang menyatakan,

(6)

MOTO

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Ayahanda Jaid dan Ibundaku Saonah tercinta yang selalu mendo’akan, dan

memberi motivasi demi suksesnya skripsi ini.. terima kasih atas kasih sayang do’a

serta segala pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku..

Semua kaka-kakaku M.Yusuf, Teh Eha, Teh neng yang senantiasa memberikan

dorongan moral maupun material demi suksesnya penulisan sekripsi ini.

Nenk yanti yang selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan skipsi ini. Bapak kepala Sekolah MTs NU Salatiga beserta seluruh Dewan Guru dan

komite serta siswa MTS NU Salatiga yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Dalam rangka disiplin ilmu, maka setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan kegiatan kuliah diakhiri dengan penulisan skripsi.

Dengan ini penulis menulis skripsi dengan judul: ”STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014”. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga beserta seluruh stafnya yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama menuntut ilmu.

2. Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat bermanfaat dan berharga, sehingga saya dapat mewujudkan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu, yang telah memeberikan banyak pengorbanan dan do’anya yang tidak terhitungkan oleh apapun.

(9)

5. Semua Guru yang berada di MTs NU Salatiga, yang selalu memberikan nasehat.

6. Kakak dan adik tercinta, yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis untuk menjadi lebih baik.

Dalam penulisan skripsi ini tidak mustahil terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan dalam bentuk format maupun isinya. Oleh karena itu segala saran dan kritik dari semua pihak sangat saya butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan skripsi yang saya susun ini, penulis akan menyambut dengan lapang dada, dan berterima kasih.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.

Salatiga, 14 Juli 2013 Penulis

(10)

ABSTRAK

Asep Sopyana. 2013.Strategi pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2003. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah,M.Pd. Kata kunci: Strategi Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam

Penelitian ini diadakan guna mengetahui tentang pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Kurikulum fiqih Pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga?(2) Bagaimana Strategi Pengembangan Kurikulum Fiqih di MTs NU Salatiga? Dan (3) Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga?

Untuk menjawab pertanyaan di atas maka peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi serta menggunakan metode interview dan dokumentasi.

(11)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pokok Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian... 5

E. Penegasan Istilah ... 5

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 9

2. Lokasi Penelitian ... 11

3. Sumber Data ... 11

4. Metode Pengumpulan Data ... 13

(12)

6. Pengecekan Keabsahan Data ... 14

7. Tahap-tahap Penelitian ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi ... 19

B. Pengembangan Kurikulum ... 21

C. Macam-Macam Pengembangan Kurikulum ... 26

D. Komponen Pengembangan Kurikulum ... 28

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum ... 32

F. Pengembangan Pendidikan Agama Islam ... 35

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs NU Salatiga ... 41

1. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya ... 41

2. Letak Geografis MTs NU Salatiga ... 42

3. Identitas Madrasah ... 43

4. Visi, Misi MTs NU Salatiga... 44

5. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga ... 47

6. Kegiatan Ektrakulikuler ... 52

B. Deskripsi Data ... 53

BAB IV ANALISIS DATA A. Pengembangan Kurikulum Agama Islam di MTs NU Salatiga ... 60

(13)

C. Fakto-Faktor yang mempengaruhi Pengembangan Kurikulum di MTs NU Salatiga ... 63 D. Manfaat Pengembangan ... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL I Sarana dan Prasarana ... 48 TABEL II Data Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013... 49 TABEL III Data Guru dan Karyawan MTs NU Salatiga Tahun Ajaran

2012/2013 ... 50 TABEL IV Daftar Karyawan MTs NU Salatiga ... 51 TABEL V Kegiatan Ektrakulikuler MTs NU Salataiga Pada Tahun

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal, sehingga gambaran sisitem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri.

Sejalan dengan tuntunan zaman, perkembangan masyarakat, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan sudah menginjakkan kakinya kedalam dunia inovasi. Inovasi dapat berjalan dan mencapai sasarannya, jika program pendidikan tersebut direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan tuntunan zaman.

Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru meningkat. Sebagai tenaga profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi, sekaligus gerbang menuju

pembangunan yang terintegrasi. Betapa tidak, karena pembangunan dapat terlaksana jika dimulai dari membangun manusia terlebih dahulu. Tanpa manusia yang cakap,

berpengetahuan, trampil, cerdas, kreaktif, dan bertanggung jawab, pembangunan yang terintegrasi dapat terselenggara dan berhasil dengan baik. Oleh karena, setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya bertugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam kurikulum. (Hamalik, 2011:3).

(16)

kehidupannya, tentu hasil output pendidikan itu pun akan mampu mewujudkan harapan. Tapi bila tidak, kegagalan demi kegagalan akan terus membayangi dunia pendidikan.

Seperti yang sudah menjadi relitas pendidikan sekarang di negri ini, dunia pendidikan seakan masih mencari jati diri yang tepat dan tampaknya masih kebingungan dalam mendapatkan format yang pas untuk mengembangkan dunia pendidikan ke arah yang lebih baik. Dampaknya, pencarian format ini terkesan menimbulkan masalah baru yang terjadi di tataran praksis pendidikan, dimana anak didik dan pendidik dibuat bingung dengan serangkaian kebijakan pendidikan sudah dikaitankan dengan dunia politik, setiap ada pergantian pemerintahan, berganti pula kebijakan pendidikan yang ada. Akibatnya, pendidikan di negri ini tentu tidak pernah mampu mencapai format yang baku dan mampu memberikan konsistensi belajar mengajar dalam tataran praksis, yakni para pelaku pendidikan itu sendiri.

Inkonsestensi kebijakan tentu akan berdamapak pada output pendidikan itu sendiri. Karena kebikajan tidak pernah jelas, output pendidikan pun pasti akan semakin tidak menentu. (Idi, 2010:5-6).

Pengembangan rencana pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian dari isi kurikulum, isi kurikulum bukan hanya mata pelajaran saja, tetapi ditambah dengan proses pembelajran di luar mata pelajaran misalnya kerja keras, kedisiplinan, kebiasaan belajar, dan jujur dalam belajar. Semua itu merupakan tanggung jawab sekolah yang wajib diberikan kepada peserta didik.

Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai nilai plus karena memadukan antar pendidikan umum dengan Agama. Keberadaan Madrasah sebagai sekolah umum yang bercirikan Islam dituntut untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu pendidikan nasional agar dapat bersaing dengan sekolah umum.

(17)

Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis mengambil judul STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

MADRASAH TSANAWIYAH NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

B.Pokok Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, fokus penelitan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kurikulum pendidikan Agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga?

2. Bagaimana strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga?

3. Adakah factor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga?

C.Tujuan Penelitian

Untuk melaksanakan suatu kegiatan, perlu sekali di tentukan suatu tujuan sebagai acuan yang akan di capai. Begitupun dalam penelitian ini penting sekali adanya tujuan. Adapun tujuan dari penelitan ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs. NU Salatiga. 2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama

Islam pada Madrasah Tsanawiyah NU Salatiga.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

(18)

Secara teoritis penelitian ini di harapkan dapat memberi wawasan keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya kepada pembaca mengenai pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para masyarkat, guru, siswa, juga dapat dijadikan bahan informasi atau kontribusi baru bagi pembaharuan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) juga untuk meningkatkan motivasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam menyempurnakan kemajuan bidang pendidikan islam, serta diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi perkembangan pendidikan dan pengembangan kurikulum di sekolah-sekolah.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam menafsirkan judul skripsi ini, maka penulis perlu memberikan penegasan atau pengertian pada istilah-istilah dalam judul tersebut yang sekaligus menjadi batasan dalam pembahasan selanjutnya:

1. Strategi

Strategi pada awalnya digunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olah raga, catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi dan pendidikan. Sedangkan dalam kamus Psikologi, strategi adalah (Kartono, 2000: 488).

a. Prosedur yang diterima dan dipakai dalam suatu upaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, se[erti pemecahan suatu masalah.

b. Satu metode umum untuk memecahkan permasalahan-permasalahan.

2. Pengembangan

(19)

yang artinya proses, cara atau perbuatan mengembangkan.(Iskandar W dan Drs. Usman Mulyadi, 1988: 6 ) Jadi pengembangan di sini adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna dari pada sebelumnya.

3. Kurikulum

Menurut Iskandar dan Usman Mulyadi, kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa, melalui program yang direncanakan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan pendidikan yang telah ditentukan.

Melihat definisi kurikulum di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum itu merupakan segala sesuatu maupun semua pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan kepada siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang tidak terbatas pada mata pelajaran.

4. Pendidikan Agama Islam

Bila kita akan melihat pengertian pendidikan dari dari segi bahasa, maka kita harus melihat kepada kata arab karena ajaran Islam itu di turunkan dalam bahsa tersebut.

Kata ”Pendidikan” yang umum kita gunakan sekaran, dalam bahasa arabnya “Tarbiyah”,

dengan kata kerja “roba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya “tal’im” dengan kata

kerjanya “allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahsa arabnya “tarbiyah wata’lim”

sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahsa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”.

(Proyek pembinaan perguruan tinggi Agama/IAIN, 1982: 25)

5. Madrasah Tsanawiyah

Madrasah Tsanawiyah yang kemudian disingkat MTs, adalah lembaga pendidikan islam formal yang setingkat dengan Sekolah

(20)

Sekolah Dasar. ( Surat Keputusan Menteri Agama RI, No. 369 Tahun 1993, Tentang: Madrasah Tsanawiyah )

Dan ciri lain adalah mata pelajaran keislaman sebagai dasar pembelajaran di MTs yang sekurang-kurangnya 30 persen, disamping itu juga mata pelajaran umum diberikan kurang lebih 70 persen pada muatan kurikulumnya.

Untuk menjawab permasalahan yang ada serta untuk membuktikan hipotesa yang penulis ajukan, di perlukan data yang akurat sehingga menghasilkan data yang signifikan sebagai jawaban yang sesungguhnya.

Adapun untuk menentukan Indikator dari strategi pengembangan kurikulum a. Menentukan Indikator strategi pengembangan kurikulum

1) Indikator strategi Pengembangan kurikulum yaitu : a) Strategi berdasarkan materi

(1) Bahan yang akan diajarkan (2) Cara mengetahui hasil belajar (3) Cara mengajar yang baik

(4) Cara pengorganisasian bahan pelajaran (5) Buku sumber yang relevan

(6) Media

b) Strategi berdasarkan tujuan (1) Tujuan nasional

(21)

Sebetulnya penyusunan kurikulum berdasarkan kemampuan pada dasarnya sama dengan penyusunan kurikulum berdasarkan tujuan. Hanya kalau kurikulum bedasarkan kemampuan itu lebih oprasional dari kurikulum yang berdasarkan tujuan.

2) Indikator pengembangan kurikulum PAI meliputi :

Dalam strukrur program Sekolah, Pengajarajaran Agama Islam Meliputi tujuh unsur yaitu :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif, Kirk dan Miller (1986:9) dalam Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.( Lexy.J.Moleong, 2011: 4).

(22)

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan Metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.(Lexy.J.Moleong, 20011: 4).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan data deskriptif dari informasi tentang apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian. Penelitian menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.(Lexy.J.Moleong, 20011: 9).

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran, lukisan secara sistematik, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencendraan mengenai situasi atau kejadian. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif survei, yang merupakan penyelidikan yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok daerah tertentu.

2. Lokasi Penelitian

MTs NU Salatiga berada di bawah naungan Departemen Agama yang berada di tengah-tengah kota Salatiga, tepatnya di jalan Kartini No.02, Kelurahan Siderojo lor, kec. Sidorejo. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 4697 m2, dengan luas gedung sebesar 1214 m2, halaan/taman 186 m2, lapangan olahraga 400 m2, kebun 600m2, dan untuk lain-lain 2297 m2.

(23)

Menurut Lofland (1984:47) sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain (Moleong, 2011: 157).

Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen dan lain-lain (Moleong, 2011: 157).

Tulisan ini berangkat dari sebuah telaah kepustakaan karena sifatnya analisis kritis. Maka pencarian sumber data didasarkan pada data primer dan sekunder. Adapun data primer dan sekunder yang dijadikan pijakan adalah:

a. Sumber data utama (primer)

Sumber Primer adalah data yang secara langsung membahas tentang pengembangan kurikulum yang antara lain; buku panduan pelaksanaan MTs (Depag RI 1987), UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, GBPP dan Kurikulum MTs 1994, dan buku pelajaran Agama Islam untuk MTs yang telah disesuaikan dengan GBPP dan Kurikulum 1994.

b. Data skunder

(24)

4. Metode pengumpulan Data

a. Interview atau Wawancara

Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik. (Surakhmad, 1985: 132). Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam pada kelas VII,VIII, dan IX. yang menjadi informan dalam wawancara ini adalah Kepala Sekolah, Guru, Waka Kurikulum, Siswa.

b. Dokumentasi

Adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, traskip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya. (Arikunto, 1998: 236).

5. Analisis Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi. (Hebermen, 1992: 16). Pertama; setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih. Kedua; data yang telah direduksi akan dibentuk dalam narasi. Ketiga; penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

6. Pengecekan Keabsahan Data

(25)

penyaringan data sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut memiliki kadar validitas yang tinggi.

Moleong berpendapat bahwa: ” Dalam penelitian diperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti

kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan yaitu dalam mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung di lokasi penelitian.

b. Triangulasi yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Sehingga perbandingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan tentang pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam.

c. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi, bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

d. Analisis Kasus Negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

e. Pengecekan Anggota. Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analisis, penafsiran dan kesimpulan.( Moleong, 2011: 326)

(26)

Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pra Lapangan

Ada enam tahap yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Enam tahapan tersebut antara lain yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian. ( Moleong, 2011: 127).

1) Menentukan lapangan, dengan pertimbangan bahwa di Madrasah Tsanawiyah NU Saalatiga adalah salah satu sekolah yang dapat di teliti dari pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam.

2) Menyusun proposal penelitian, Proposal penelitian ini digunakan untuk meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan. 3) Mengurus surat-surat perizinan, baik secara internal (Fakultas), maupun secara

eksternal (Sekolah MTs. NU Salaiga). b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

2) Pengumpulan data

Mengadakan observasi langsung ke MTs NU Salatiga dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data, yakni:

3) Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. NU Salatiga.

4) Wawancara dengan Siswa terkait dengan kurikulum pengembangan pendidikan Agama Islam yang di ajarkan.

5) Wawancara kepada bidang kurikulum

6) Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan.

(27)

c. Mengidentifikasi data

Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diidentifikasi agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

d. Tahap Akhir Penelitian

Tahap ketiga merupakan analisis data, pada setiap tahap ini peneliti lakukan dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data dengan fenomena maupun dokumentasi untuk membuktikan keabsahan data yang peneliti kumpulkan. Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui apa maknanya.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi, latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(28)

Dalam bab ini berisi hasil penelitan yaitu memaparkan gambaran umum situasi MTs. NU Salatiga beserta Deskripsi data.

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis data meliputi : Pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di MTs. NU Salatiga, Strategi pengembangan kurikulum di MTs. NU Salatiga, Faktor-faktor yang mempengaruhi kurikulum di MTs NU Salatiga, manfaat pengembangan kurikulum di MTs.

BAB V PENUTUP

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani, “strategos”, yang berasal dari kata stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin (Purnomo, 1996: 8).

1. Menurut Alfred Chandler:

The determination of the basic long-term goals objectives of an enterprise, and the adoption of courses of action and the alocation of

resources necessary for carrying out these goal

(http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi, di akses tanggal 20 maret 2013 ).

Penentuan dasar sasaran jangka panjang dan tujuan perusahaan, dan pemakaian rangkaian tindakan serta pemakaian sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan tujuan-tujuan.

2. Menurut James Brian Quin

The pattern or plan that integrates an organization’s major goals,

policies, and action squences into a cohesive whole

(http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi, di akses tanggal 20 maret 2013 ).

Pola atau rencana yang menyatukan tujuan perusahaan, kebijaksanaan dan rangkaian kegiatan ke dalam satu paduan utuh.

3. Menurut Henry Mintzberg

A pattern a stream of decisions or actions.

(http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi, di akses tanggal 20 maret 2013 ).

(30)

Menurut Mulyasa (2008: 153-165). Ada tujuh strategi pengembangan kurikulum yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu:

a. Sosialisasi KTSP di Sekolah

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik, sosialisasi ini penting, terutama agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi dan misi sekolah, serta KTSP yang akan dikembangkan dan di laksanakan.

b. Menciptakan suasana yang kondusif

Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan semangat, gairah dan semangat belajar.

c. Menyiapkan Sumber Belajar

Sumber belajar yang harus di siapkan dalam pengembangan KTSP disekolah antara lain Laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang profesional.

d. Membina disiplin

(31)

berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan. e. Menembangkan Kemandirian Kepala Sekolah

Kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif harus memiliki sikap mandiri, terutama dalam mengkoordinasikan, mengerakan, dan menselaraskan semua sumber daya yang pendidikan yang tersedia.

f. Membangun Karakter Guru

Guru merupakan faktor penting yang besar pengeruhnya terhadap proses dan hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.

g. Memberdayakan Staf

Keberhasilan pendidikan sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam memberdayakan staf yang tersedia. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan prolaku staf disekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik menajemen personalia modern.

B. Pengembangan Kurikulum

Sebelum peneliti membahas jauh tentang pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam ( PAI ) terlebih dahulu peneliti akan membahas tentang pengertian kurikulum.

(32)

kata tersebut, kurikulum dapat di artikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Sedangkan secara epistimologi, kurikulum di artikan sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh atau di selesaikan oleh peserta didik untuk memperoleh ijazah, atau kurikulum sebagai program belajar bagi peserta didik yang di susun secara sistematis dan logis yang di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan ( Sujana, 1991:5-6 )

Dalam khazanah ilmu pendidikan terdapat banyak definisi kurikulum yang diajukan oleh para ahli, perbedaan orientasi, cara pendekatan dan titik berat yang ditekankan leh masing-masing ahli menyebabkan timbulnya berbagai variasi mengenai kurikulum ini.

Hampir setiap ahli mempunyai rumusan sendiri, walaupun diantara berbagai definisi itu terdapat aspek-aspek persamaan.

Sementara itu Oemar Hamalik memberikan definisi kurikulum sebagai suatu rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik, karena berdasarkankan kebutuhan dan minat siswa.

(33)

Sedangkan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum yang luas dan spesifik. (Hamalik, 2011;183)

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab 1

pasal 1disebutkan bahwa; “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran ser cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar

Unsur dalam definisi kurikulum tersebut adalah : a. Seperangkat rencana

Seperangkat rencana, artinya bahwa didalamnya berisikan berbagai rencana yang berhubungan dengan proses pembelajran.

b. Peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran

Bahan pelajaran ada yang diatur oleh pusat (kurnas) dan oleh daerah setempat (karmulok).

c. Pengturan Cara yang Diginakan

Delevery sistem atau cara mengejar yang digunakan ada berbagai

macam, misalnya; ceramah, diskusi, demonstrasi, membuat laporan dan sebagainya.

d. Sebagi Pedoman Kegiatan Belajar-Mengajar

(34)

Menurut Dakir (2004:84). Ada tiga kegiatan yang satu dengan yang lain saling terkait, yaitu: perencanaan pembinaan, kemudian pengembangan, kembali lagi kepada perencanaan yang lebih baik, dibina dan dikembangkan lagi,begitu seterusnya. Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkankarena adanya berbagai pengaruh yang sifat nya positif yang datanganya dari luar atau dari dalanm sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depan nya dengan baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipasif, adaptif, dan aplikatif. Antisipatif dalam pengembangan kurikulum dapat diarahkan ke hal-hal jangka pendek dan jangka panjang, seperti ada pengarahan pelita 1,11, 111 dan seterusnya.

Menurut Hafni Ladjid ada tiga tahap mengembangkan kurikulum, tahap pengembangan program tingkat lembaga, tahap pengembangan program setiap bidang studi, tahap pengembangan program pengajaran di kelas. 1. Tahap pengembangan tingkat lembaga

Kegiatan dalam pengembangan kurikulum tingkat lembaga ini harus diketahui yaitu:

a. Perumusan tujuan institusional

(35)

para lulusannya untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tingggi ataukah untuk mempersiapkan para lulusannya terjun ke masyarakat dunia kerja, atau mungkin ke dua-duanya dan dalam bidang apa saja.

b. Penetapan isi dan struktur program

Setelah tujuan-tujuan institusional itu dirumuskan berdasarkan fungsi lembaga pendidikan, sumber dan ciri-penerapan tujuan institusional tersebut, maka langkah berikutnya adalah menetapkan isi biding studi yang akan di sajikan misalnya IPA, IPS, Bahasa, Pendidikan Agama dan lain-lain.

2. Tahap pengembangan Setiap bidang studi

Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam mengembangkan setiap program studi ini, meliputi:

1) Merumuskan tujuan kulikuler 2) Merumuskan tujuan pengajaran

3) Menetapkan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

4) Menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) 5) Menyusun pedoman khusus

3. Taha Pengembangan Program Pengajaran di Kelas

(36)

C. Macam-macam pengembangan kurikulum

Dalam kurikulum nasional, semua program belajar sudah baku, dan siap untuk digunakan oleh pendidik atau guru, Kurikulum demikian sering bersifat resmi dan dikenal dengan nama ideal curriculum, yakni kurikulum yang masih berbentuk cita-cita, kurikulum yang masih berbentuk cita-cita ini masih perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang berbentuk pelaksanaan.

Dalam menyusun kurikulum, sangatlah tergantung pada asas organisatoris, yakni bentuk penyajian bahan pelajaran atau organisasi kurikulum.

Menurut Abdullah Idi ada ermpat pola organisasi kurikulum, yang dikenal juga sebagai sebutan jenis-jenis kurikulum atau tipe-tipe kurikulum, jenis-jenis kurikulum tersebut adalah:

a. Separated Subject Curriculum

Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum matapelajaran yang terpisah satu sama yang lainnya, kurikulum mata pelajaran terpisah, berarti kurikulumnya dalam bentuk matapelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang memunyai keterkaitan dengan mata pelajaran yang lainnya, konsikuensinya, anak didik harus semakin banyak mengambil mata pelajran.

(37)

dari berbagai mata pelajaran, yang tujuan pelajarnnya adalah anak didik harus menguasai bahan dari tiap-tiap matapelajaran yang sudah ditetukan secara logis, sistematis, dan mendalam ( Soetopo & Soemanto, 1993: 78).

b. Correlated Curriculum

Kurikulum ini mengandung makna bahwa sejumlah matapelajaran dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas, Sebagai contoh, pada matapelajaran

fiqih dapat dihubungkan dengan matapelajaran Al’qur’an dan hadits, pada

saat peserta didik mempelajari solat, dapat dihubungkan dengan pelajaran

Al’qur’an, Surat Al’fatihah, dan surat lainnya dan hadis yang dihubungkan

dengan solat dan lainnya.

c. Broad Field Curriculum

Kurikulum Broad Field Curriculum kadang-kadang disebut kurikulum

Fusi. Tayler & Alexander menyebutkan dengan sebutan The Broad Of

subject matter. Broad Field menghapuskan batas-batas dan menyatukan

matapelajaran yang berhubungan erat.

(38)

d. Intergrated Curriculum

Kurikulum terpadu Intergrated Curriculum merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Integrasi diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin atau matapelajaran.

Kurikulum jenis ini membuka kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan kerja kelompok, masyarakat dan lingkungan adalah sumber belajar, mementingkan individual anak didik, dan dalam perencanaan pelajran siswa di ikutsertakan. (Idi, 2010, 142-146).

D. Komponen Pengembangan kurikulum

Apabila kurikulum penulis urai secara struktural, maka akan terdapat empat komponen, yakni tujuan, isi dan struktur monogram, strategi pelaksanaan dan komponen evaluasi keempat komponen juga di sebut dengan unsur kurikulum.

1. Tujuan Kurikulum

(39)

keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, trampil serta sehat jasmani dan rohani (Sujana, 1991;21).

Kalau penulis lihat tujuan kurikulum di atas, maka tujuan penegmbangan kurikulum fiqih juga tidak terlepas dari tujuan umum pendidikan nasional, justru menurut penulis kurikulum pendidikan agama merupakan tujuan pokok dari semua tujuan pendidikan, termasuk tujuan umum di atas, sebab agama merupakan pokok dari semua sisi pendidikan.

Tujuan kurikulum mencakup tujuan kelembagaan pendidikan atau tujuan institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler dan tujuan pengajaran atau tujuan intriksional. Tujuan institusioanal merupakan tujuan yang harus di capai oleh suatu lembaga pendidikan, yang di tempuh.

Tujuan kurikulum bersifat lebih khusus di bandingkan dengan institusional. Tujuan kurikuler merupakan rumusan kemampuan yang di harapkan dapat di miliki anak didik setelah mereka menempuh atau menyelesaiakn pelajaran yang di terpakan.

a. Isi dan struktur kurikulum

Isi kurikulum berkenaandengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman yang harus dimiliki dan di berikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Menurut Nana Sudjana (1991:30-31).

(40)

1) Tugas dan tanggung jawab setelah dalam mencerdaskan anak didik sangat terbatas baik dari segi waktu maupun sumber-sumber yang tersedia.

2) Tuntutan dan kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang dari waktu ke waktu.

3) Adanya beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai denga tujuan dan hakekat perkembangan anak.

4) Pendidikan formal di sekolah merupakan sub sistem dari pendidikan sepanjang hayat, artinya pendidikan dalam keluarga, di sekolah maupun di masyarakat tidak terpisahkan satu sama lainnya.

b. Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah.

Menurut Nana Sudjana Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum yaitu:

1) Tingkat dan jenjang pendidikan 2) Proses belajar mengajar

(41)

c. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum di maksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiens, efektivitas, relavansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan. ( Sudjana, 1991:48-49)

Adapun menurut Oemar Hamalik (2011:191). Evaluasi adalah suatu proses interaksi, deskripsi, dan pertimbangan (judgment) untuk menemukan hakikat dan nilai dari suatu hal yang di evaluasi, dalam hal ini kurikulum. Evaluasi kurikulum sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki subtansi kurikulum, prosedur implementasi, metode instruksional, serta pengaruhnya pada belajar dan perilaku siswa.

Pertimbangan penting lainnya bagi evaluator kurikulum adalah

evaluasi formatif (untuk perbaikan program), dan , untuk

(42)

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Menurut Sukmadinata (2006 : 158), ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu

1. Pergururan Tinggi

Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah.

Pertama, dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan diperguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.

Kedua, dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya.

(43)

umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma dan sarjana.

2. Masyarakat

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.

(44)

3. Sistem Nilai

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.

Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spritual keagamaan, yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya :

a. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat b. Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral

c. Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru d. Menghargai nlai-nilai kelompok lain

(45)

Oleh karena itu Olivia (1992:39-41) Selain mengakui bahwa pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang kompleks lebih lanjut mengatakan

“Curriculum is product of its time, curriculum responds to and is cenged by social forced, philosophical positions, psychological princiles, accumulating knowledge, and aducational leadership at is momen is history”

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan kurikulukm fokus awal memberi petunjuk jelas, apakah kurikulum yang dikembangakan tersebut kurikulum dalam pandangan nasional, modern ataukah romantisme. Suparlan, (2011:80-81).

F. Pengembangan Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata

“pendidikan” dan “agama”. Dalam kamus umum bahasa Indonesia,

pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe” dan akhiran

“an” yang berarti “proses pengubahan sikap dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran, Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahsa Yunani paedagogie yang berati “pendidikan” dan paedagogia yang berarti

“pergaulan dengan anak-anak”. Sementara itu, orang yang tugasnya

(46)

Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukan pendidikan adalah

“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan, (Ramayulis

1994:1-)

Menurut Harun Nasution, ada beberapa pengertian atau definisi tentang agama, yaitu:

a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan goib yang harus dipatuhi.

b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan goib yang menguasai manusia. c. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yeng berada pada diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

d. Kepercayaan pada suatu kekuatan goib yang menimbulkan hidup tertentu.

e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan goib.

f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada kekuatan goib.

g. Pemujaan terhadap kekuatan goib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.

2. Dasar Ideal Pendidikan Agama Islam

(47)

itu sendiri, keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al’Qur’an dan

Hadis. Kemudian dasar tadi di kembangkandalam pemahaman para ulama dalam bentuk :

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kaam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai pedoman hidup manusia, bagi yang membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapatkan pahala. Sebagian ulama menyebutkan bahwa penanaman kitab ini dengan nama Al-Qur’an di antara kitab-kitab-Nya. Hal ini diisyaratkan dalam firman-Nya :



“Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah dir.” (QS Al-Nahl;89)

Selanjutnya Allah berfirman :

Setiap mu’min yang mempercayai Al-Qur’an, mempunyai kewajiban

(48)

Umat Islam yang dianugrahkan Tuhan suatu kitab suci Al-Qur;an yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, sudah barang tentu dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada filsafat hidup yang berdasarkan kepada Al-Qur’an.

Nabi Muhammad Saw. Sebagai pendidik pertama, pada masa awal pertumbuhan Islam, telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam di samping Sunah beliau sendiri.

Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat di

pahami dari ayat Al’Qura’n itu sendiri sesuai Firman Allah:

 melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. ( QS. Al-Nahl [16]:64 )

b. Sunah ( Hadist )

(49)

Firman Allah Swt.:

baik bagimu. (QS. Al-Anbiya’ [21]:10).

Sunah adalah perkataan, perbutatan ataupun pengakuan Rasulallah. Di maksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulallah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbutan itu berjalan. Sunah merupakan ajaran kedua sesuadah Al-Qur’an. Seperti Al

-Qur’an Sunah juga berisi Aqidah dan syariah, sunah berisi petunjuk (

pedoman ) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa, untuk itu Rasulallah enjadi Guru dan pendidik utama. ( Daradjat 1992;21).

6. Tujuan Pendidikan Islam

(50)

merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya ( Darajat 1992;29)

Dasar untuk semua itu adalah firman Allah dalam QS. Al-An’am:



  

 





 

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.( QS. Al-An’am [6]:

(51)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nahdhatul Ulama Salatiga 1. Sejarah Singkat Berdirinya dan Perkembangannya

MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM). MTs NU Salatiga berdiri pada tahun 1956 dengan NSS 212337301001 dan didirikan pada tanah hak milik seluas 4697 m2. MTs NU Salatiga didirikan oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi yang dibantu oleh tokoh-tokoh Islam pada waktu itu antara lain :

a. K.H. Zubair

b. K.H. Badrudin Honggowongso c. K.H. Ghufron

d. K.H. Kasmuni e. K.H. Zainudin

Hingga tahun 1964 MTs NU Salatiga belum memiliki gedung sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah bapak K.H. Badrudin Honggowongso yaitu di jalan Taman Makam Pahlawan No.02 Salatiga.

(52)

Mula-mula MTs NU Salatiga kurang biasa berjalan dengan baik disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana. Namun perlahan-lahan kebutuhan-kebutuhan MTs NU Salatiga mulai terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan Masyarakat. Selain itu MTs NU Salatiga juga mendapatkan bantuan dari Departemen Agama Kota Madya Salatiga sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik dari segi kualitas tenaga pengajar dan jumlah siswanya.

Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar menjadi diakui dengan S.K.No.WK/5C/PP.CO.5/1390/1993. Sejak itulah lembaga pendidikan ini mengalami kemajuan pesat.

Sesuai penerapan kurikulum baru tingkat satuan pendidikan, MTs N Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang unggul, berdaya sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan.

2. Letak Geografis MTs NU Salatiga

(53)

Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan kartini

b. Sebelah timur berbatasan dengan toko besi Maju Jaya c. Sebelah selatan berbatasan dengan rit

d. Sebelah barat berbatasan dengan jalan Osamaliki.

Jika dilihat dari letaknya yang strategis, MTs NU Salatiga memiliki banyak kelebihan. Keuntungan tersebut yaitu dapat dijangkau dari arah mana saja. Di samping kelebihan, tentunya juga memiliki kekurangan yaitu proses belajar mengajar kurang kondusif karena dekat dengan keramaian dan suara bising jalan raya.

3. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Nahdhotul Ulama (MTs NU) Salatiga

b. Nama Yayasan : Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM) c. Alamat : Jln. Kartini No.02 Salatiga

d. Kode Pos : 50714

e. No. elepon : (0298) 324 255 f. Status Madrasah : Swasta

g. Tahun didirikan : 1956

h. Kepala Madrasah : Drs. Muh Syamsul, .PdI.

i. Kepala Urusan Tata Usaha : Iin Indah Kurniawati, Amd 4. Visi dan Misi MTs NU Salatiga

(54)

Raih prestasi melalui pembelajaran yang Edukatif, Kreatif, Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS).

b. Misi

1) Melaksanakan pendidikan yang berpegang pada tuntunan agama 2) Membentuk pribadi yang berpendidikan

3) Menyiapkan siswa ke jenjang yang lebih tinggi

4) Membina dan mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang olah raga, keterampilan, seni, dan teknologi.

c. Dasar Pengembangan

1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran yang sama dengan SMP di Salatiga

2) Penataan bangunan yang sesuai dengan konsep pembangunan. 3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia

Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk madrasah.

d. Arah Pengembangan

1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai ukuran bermtu atau tidaknya madrasah atau sekolah.

2) Mempersiapkan siswa:

 Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit.

(55)

 Membekali anak didik dengan penguasaan IPTEK yang

hasilnya sejajar dengan SMP serta penguasaannya ilmu-ilmu keagamaan, terampil dan praktek pengalaman Ibadahnya sebagai cirri khusus madrasahnya.

3) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan guru dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas.

4) Melengkapi Sarana Prasarana pendidikan secara optimal mungkin (buku-buku/perpustakaan, laboratorium/praktek sarana ibadah, seni budaya, computer, sarana olahraga, pramuka, dan sebagainya) 5) Menanamkan minat baca pada siswa sejak dini untuk menambah

wawasan siswa.

e. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan MTs NU Salatiga

1) Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal.

2) Menempatkan MTs NU Salatiga untuk dijadikan pusat keunggulan sehingga tercapai persaingan yang sehat dan mandiri.

(56)

4) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan dan keterampilan berbahasa arab yang memadai.

5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM:

a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mantab

b) Nasionalisme dan patriotism dan berkepribadian pancasila c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi

dan keunggulan

d) Wawasan IPTEK yang mendalam

e) Kepekaan social sifat kepemimpinan yang baik f) Disiplin yang tinggi

g) Kondisi fisik yang prima h) Gemar membaca dan menulis

(57)

5. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga

6. Sarana Prasarana

a. Data dan tanah bangunan

1) Luas Tanah : 4697 m2 2) Status Tanah : hak milik 3) Status hokum : hak milik 4) Konstruksi bangunan : permanen 5) Lantai : Keramik b. Data gedung dan tanah

TABEL 1

Sarana dan Prasarana

No Ruang/Sarana Jumlah Kondisi

(58)

1 Ruang Kelas Belajar 7 Baik

2 Ruang TU 1 Baik

3 Ruang Kepala 1 Baik

4 Ruang Gurur 1 Baik

5 Perpustakaan 1 Baik

6 Ruang BK 1 Baik

7 Lab. Komputer 2 Baik

8 Lab. Bahasa 1 Baik

9 Lab. IPA 1 Baik

10 Aula 1 Baik

11 Koperasi 1 Baik

12 Mushola 1 Baik

13 Ruang UKS 1 Baik

14 Ruang Keterampilan 1 Baik

15 Kamar mandi 2 Baik

16 Gudang 1 Baik

17 Lapangan Upacara 1 Baik

Melihat daftar masing-masing yang ada di MTs NU salatiga, sebagaimana tersebut diatas maka sudah cukup memenuhi sebagai sarana kegiatan belajar mengajar.

(59)

Jumlah siswa MTs NU Salatiga kelas VII sampai IX seluruhnya ada 222 akan tetapi obyek penelitian yang kami teliti adalah kelas VII dan kelas VIII yang terdiri dari 93 untuk kelas VII dan 80 siswa kelas VIII

Tabel II

DATA SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

No Kelas Jumlah Siswa

LK PR Jumlah

1 VII-A 12 17 29

2 VII-B 17 13 30

3 VII-C 15 15 30

4 VIII-A 17 12 29

5 VIII-B 10 22 32

6 VIII-C 19 9 28

7 IX-A 19 11 30

8 IX-B 10 22 32

9 IX-C 24 6 30

10 IX-D 14 27 31

Jumlah 157 144 301

(60)

Guru adalah merupakan seorang yang bertugas mengajar dan mendidik peserta didik, seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam interaksi edukatif yang terjadi setiap hari.

TABEL III

DATA GURU DAN KARYAWAN MTS NU SALATIGA TAHUN AJARAN

(61)

Indonesia 20 Luluk Mudiarti Penjaga

Perpustakaan

c. Keadaan Karyawan MTs NU Salatiga

TABEL IV

DAFTAR KARYAWAN MTs NU Salatiga

(62)

5 Satpam 1 - - - 1 -

Jumlah 6 orang karyawan

Keterangan

PNS : Pegawai Negeri Sipil CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil PTT : Pegawai Tidak Tetap PT : Pegawai Tetap HL : Harian Lepas

8. Kegiatan Ekstrakulikuler MTs NU Salatiga

Adapun kegiatan eksrakulikuler adalah kegiatan yang tidak wajib untuk diikuti, karena hanya merupakan tambahan dan waktu pelaksanaanya diluar jam pelajaran, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar intrakulikuler, Kegiatan ekstrakulikuler di MTs NU Salatiga bertujuan untuk menambah wawasan para siswa serta mengembangkan bakat sesuai dengan minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakulikuler pramuka wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas V111 MTs NU Salatiga, karena melalui ekstra kulikuler tersebut pihak sekolah berharap agar siswa belajar hidup mandiri dan bermasyarakat dengan baik. Berikut tabel kegiatan ekstra kulikuler di MTs NU Salatiga.

TABEL V

(63)

No Ektrakulikuler Guru Pengampu

1 Olahraga (Sepak bola, Volly, basket, dan catur Ali Munabah, S.Pdi

2 Pramuka Kartini, SS

3 Pancak Silat Hanafi

4 PMR Sri Supatmi

5 Qiro’ah Busyaeri

6 Komputer Kurutul Aini, S.Pd

B. Deskripsi Data

Untuk mendiskripsikan mengenai pemahaman strategi pengembangan krikulum pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga berikut ini disajikan hasil wawancara dengan beberapa informan dalam penelitian, dan dari hasil wawancara tersebut peneliti menemukan beberapa hal yang melatar belakangi pengembangan kurikulum tersebut.

1. Pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga

Wawancara dengan kepala sekolah Bapak Drs. M. Syamsul M.Pdi Pertanyaan:

a. Apa yang melatar belakangi pengembangan kurikulum Pendidikan

Agama Islam di Lingkungan MTs NU Salatiga?

Jawaban:

“Sebenarnya yayasan Imaratul Madaris tidak hanya mempunyai tujuan

(64)

diselenggarakan dalam bentuk formal yaitu dalam dunia pendidikan. Masyarakat ketika itu (awal pendirian sekolah) masih belum percaya sepenuhnya pada hal-hal yang berbau keislaman sehingga sekolah tidak dinamakan madrasah tsanawiwah (MTs) tetapi dinamakan SMP. Dengan begitu masyarakat mempercayakan anak-anaknya untuk menempuh pendidikan di sana. Sedikit demi sedikit sekolah menambah atau

mengubah kurikulumnya menjadi seperti sekarang.”

Adapun Ibu Arzuqoh selaku Guru fiqih mengatakan : Jawaban:

“Dalam pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga untuk

pengembangan nya kami selalu mengadakan evaluasi sepanjang proses pelaksanaan kurikulum semester serta penilaian ahir formatif dan sumartif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.

Adapun dari Komite Bapak Imam Muzni mengatakan :

“Dalam pengembangan kurikulum Agama Islam di MTs NU Salatiga kami

(65)

Penelitian di atas pada hari Selasa tanggal 05-Februari-2013 dan dari Hasil penelitian di atas dapat di buktikan dengan dokumentasi yang di lampirkan

2. Strategi Pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga Wawancara dengan wakil kepala sekolah Bapak Ali Pertantayaan:

a. Strategi apa yang dilakukan dalam pengembangan KTSP pada mata

pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs?

Jawaban:

“Dalam strategi yang dikembangakan KTSP di MTs NU Salatiaga

yaitu Pertama, meningkatkan kualitas kegiatan belajar, Kedua, Mengadakan tambahan pelajaran diluar waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran, Ketiga, Melengkapi fasilitas, Keempat, Mengembangkan kualitas guru/karyawan.

Adapun dari Ibu Bu iin pada hari Rabu tanggal 6-Februari-2013 mengatakan:

“Saya adalah salah satu penanggung jawab kurikulum pendidikan

(66)

membaca surat-surat pendek dan do’a –do’a oleh siswa seti p hari

kecuali hari senin dan jum at tidak ada .”

Adapun salah satu siswa Choiril Utami kelas V11 pada Hari Sabtu tanngal 9-Februari 2013 mengatakan:

Jawaban:

“Saya sangat senang sekali dengan pelajaran agama Islam, dan

gurunya pun juga enak kalau mengajar di kelas, meskipun hanya memakai metode ceramah atau di terangkan saja tetapi kita di kasih waktu untuk mencari materi yang di ajarkan selain dari buku, bisa lewat internet, majalah, koran dan lain-lain, karena gurunya baik, sabar dan tidak pernah marah, kemudian kita juga mengerjakan tugasnya di rumah bukan di dalam kelas.

Penelitian di atas dapat di buktikan dengan dokumentasi yang dilampirkan. .

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum di MTs NU Salatiga

Wawancara dengan Kepala Sekolah Bapak Drs. M. Syamsul, M.Pdi pada hari Selasa tanggal 12 Februari 2013

Pertanyaan:

a. Faktor apa saja yang mempengaruhi strategi pengembangan

kurikulum (KTSP) di MTs NU Salatiga?

(67)

“Ada salah satu faktor pendukung dari pihak siswa mereka bisa

menggunakan internet yang bisa di gunakan siswa untuk mengakses pelajaran, sarana dan prasarana yang memadai, komitmen bapak dan ibu guru untuk membangun akhlak siswa yang di tandai dengan adanya program iman dan taqwa pada pagi hari, memiliki suasana belajar yang sejuk dan kondusif serta jauh dari jalan raya sehungga tidak bising di saat pembelajaran berlangsng.

Adapun Bapak Ali selaku Wakil Kepala Sekolah pada hari Kamis tanggal 14 Februari 2013 mengatakan:

Jawaban:

“Sebenarnya di dalam faktor yang mempengaruhi pengembangan

kurikulum ada dua faktor pendukung dan penghambat, dari faktor pendukung yaitu, pertama dari kurikulum, kedua, Dari bangunan dan sarana, ketiga, Dari Guru, Keempat, Dari Siswa, kelima, Dari Dinamika kelas. Dan dari faktor penghambat yaitu, pertama, Guru itu sendiri, kedua, Dari peserta didik, ketiga Lingkungan keluarga, Keempat, Fasilitas.

Adapun dari Ibu Buesery salah satu Guru di MTs NU Salatiga pada tanggal 15-Februari 2013 menjawab:

“Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya

(68)

sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka. Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.

Dari hasil penelitian di atas dapat dibuktikan dengan dokumentasi yang di lampiran

Adapun hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa dalam pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh MTs NU Salatiga lebih karena yayasan yang menaungi sekolah tersebut adalah yayasan yang bercirikan keislaman yaitu yayasan Imaratul Madaris. Yayasan tersebut bukan haya yayasan yang menaungi pendidikan formal tetapi juga pendidikan non formal.

(69)

melengkapi fasilitas, keempat, mengembangkan kualitas guru/karyawan.

(70)

BAB 1V ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti akan menyajikan uraian bahasan sesuai dengan temuan penelitian, sehingga dalam pembahasan ini akan mengintregasikan temuan yang ada sekaligus akan memodifikasinya dengan teori yang ada. Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam teknik analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari data yang telah diperoleh baik melalui observasi, dokumentasi, dan interview diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari hasil tersebut akan dikaitkan dengan teori yang ada diantaranya sebagaimana berikut:

A. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTs NU Salatiga Berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan di lapangan, dapat diketahui bahwa alasan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di MTs NU Salatiga adalah dikarenakan yayasan yang menaungi sekolah tersebut adalah yayasan yang bercirikan keislaman yaitu yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM). Yayasan ini didirikan ditengah masyarakat yang masih abangan (masyarakat awam), sehingga satuan pendidikan yang dinaungi tidak hanya memiliki tujuan dalam pendidikan formal tetapi juga dalam dakwah.

(71)

oleh Muhaimin (2005: 139). dalam bukunya bahwa pendekatan dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dapat menggunakan pendekatan elektik, yaitu dapat memilih yang terbaik dari keempat pendekatan tersebut sesuai dengan karakteristiknya. Pendekatan tersebut adalah pendekatan subjek akademis, pendekatan humanistik, pendekatan teknologis, dan pendekatan rekonstrksi sosial.

Berdasarkan data diatas, peneliti menemukan bahwa dalam melakukan pengembangan kurikulum, MTs NU Salatiga menggunakan pendekatan Rekonstruksi sosial dan pendekatan Subjek akademis.

Hal di atas juga sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Abdullah Idi (2010: 1790). Salah satunya adalah prinsip relevansi. Pengembangan kurikulum yang dilakukan memiliki kesesuaian antara (program) pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat (the needs of society). Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh akan

Gambar

TABEL 1 Sarana dan Prasarana
Tabel II
TABEL IV
TABEL V

Referensi

Dokumen terkait

Kasus bila ternyata alamat hasil fungsi hash tidak berisikan kunci yang sama (artinya terjadi collision saat penyisipan), berarti kita harus mencari alamat record

Pelaksanaan Tindakan, Pertemuan 1, Melalui kunjungan office conference (percakapan di ruang kepala sekolah) ini setiap guru akan memperoleh pengalaman baru tentang

5) karenanya kenyataan atau realitas tindakan itu adalah hasil dari konstruksi sosial. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pendekatan konstruksionistik di atas,

Usaha pengendalian penyakit pada tanaman kedelai secara terpadu dapat dilakukan melalui integrasi beberapa komponen pengendalian secara kultur teknis (varietas tahan, rotasi

Setelah kegiatan penyuluhan tentang deteksi dini gangguan jiwa, diharapkan keluarga lebih mnegerti dan mengetahui tentang tanda dan gejala gangguan jiwa pada seseorang. 2.2

Permasalahan kelompok ibu rumah tangga ini antara lain: belum ada pembinaan dalam meningkatkan pemberdayaan ibu rumah tangga, kegiatan kemasyarakatan (dawis, PKK,

Meningkatnya kebutuhan trasnportasi bahan dan/atau brang berbahaya dengan menggunakan pesawat udara bila mana tidak diawasi dengan cermat, dapat mempunyai dampak negatif

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa senam Persadia seri pertama tidak memperbaiki lingkar pinggang dan kadar trigliserida darah pada wanita usia