• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA MATERI NUMBERS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA MATERI NUMBERS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA MATERI NUMBERS MELALUI METODE TALKING STICK DI

KELAS I SDN 11 LIMBOTO BARAT Oleh Heni Payuyu

ABSTRAK

Heni Payuyu, 2013. Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Materi Numbers Melalui Metode Talking Stick Di Kelas I SDN 11 Limboto Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontao. Pembimbing I, Dra Hj. Evi Hasim, M.Pd dan Pembimbing II, Wiwy T. Pulukadang, S.Pd., M.Pd.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penguasaan kosakata bahasa inggris siswa materi numbers melalui metode talking stick di kelas I SDN 11 Limboto Barat. meningkat? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan kosakata bahasa inggris siswa materi numbers melalui metode talking stick di kelas I SDN 11 Limboto Barat..

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Yang terdiri dari 2 siklus. Tahap penelitian pada setiap siklus adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap evaluasi dan tahap analisis dan refleksi. Pada observasi kemampuan siswa adalah 21% atau 6 orang siswa, pada siklus 1 adalah adalah 58% atau 16 siswa, dan siklus 2 adalah 98 % atau 27 siswa dari 28 orang siswa.

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata bahasa inggris siswa materi numbers melalui metode talking stick di kelas I SDN 11 Limboto Barat meningkat.

Kata Kunci : Penguasaan, Numbers, Metode Talking Stick Pendahuluan

Kebutuhan dan kemajuan zaman telah menuntut kita untuk dapat menguasai bahasa asing sebagai alat komunikasi di era globalisasi ini. Oleh karena itu, kebijakan dimasukkannya bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal di Sekolah Dasar (SD) telah mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Dewasa ini, peran bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal pilihan telah menjadi muatan lokal wajib. Hal ini terlihat jelas dalam kegiatan pendidikan di sekolah dasar, bahasa Inggris diberikan kepada siswa lebih awal.

Berdasarkan kebijakan pemerintah pembelajaran bahasa Inggris di tingkat Sekolah Dasar (SD) dengan kebijakan Depdikbud RI No. 0487/1992, Bab VIII tahun 1991, yang menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menambah mata

(2)

pelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD. Walaupun demikian hal ini tidak menutup kemungkinan untuk membelajarkan bahasa Inggris pada siswa kelas I SD. Hal ini tentu membutuhkan kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Numbers adalah Angka yang digunakan untuk menyebutkan keterangan jumlah, urutan atau kuantitas suatu nomina. Ada dua jenis numbers dalam bahasa Inggris yaitu cardinal numbers dan ordinal numbers (Wiwy T. Pulukadang & Abdul Rahmat, 2011:8)

Kosakata pada prinsipnya dipelajari siswa bertujuan untuk dapat menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan baik. Oleh karena itu siswa membutuhkan suatu sistem untuk menerima, menyimpan, dan mendapatkan kembali kosakata itu setiap saat. Siswa harus mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam mengenai kosakata dan memperhatikan kembali kosakata itu setiap saat. Namun kenyataan menunjukkan hasilnya masih belum dirasakan maksimal, berbagai masalah dan faktor melatarbelakangi mengapa hasil yang dicapai belum sesuai yang diharapkan. Anak didik sering merasa jenuh belajar bahasa Inggris karena mereka tidak mengenal kosakata (vocabulary) yang ada sedangkan kosakata (vocabulary) adalah salah satu faktor penting dalam belajar bahasa Inggris.

Kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa penguasaan kosakata bahasa Inggris tentang materi Numbers di kelas I SDN 11 Limboto Barat masih banyak kelemahan dan kekurangannya.

Dari 28 siswa yang mengikuti pembelajaran tentang kosakata bahasa Inggris materi Numbers atau angka hanya 12 orang atau 43 % yang dapat mencapai nilai 70 dan sisanya yaitu 16 orang tidak mencapai ketuntasan yang menjadi acuan guru setelah diberikan tes lisan.

(3)

Oleh karena itu guru sebagai pendidik harus terampil dan dituntut untuk memiliki pengetahuan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Setelah melalui analisa bersama rekan guru lainnya ditemukan penyebab dari masalah dalam pembelajaran tentang Numbers dalam bahasa Inggris antara lain: penggunaan metode yang kurang bervariasi, media pembelajaran yang kurang menarik, siswa kurang mendapat latihan untuk menunjukkan kemampuannya.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti ingin mengajukan proposal penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Materi Numbers Melalui Metode Talking Stick di Kelas I SDN 11 Limboto Barat”.

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui metode talking stick dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa materi Numbers di kelas I SDN 11 Limboto Barat?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang di atas penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa materi Numbers melalui metode talking stick di kelas I SDN 11 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Guru

Hasil temuan penelitian dapat menjadi masukan dan informasi pembelajaran bagi guru untuk mengajarkan bahasa Inggris di kelas I tentang kosakata bahasa Inggris materi Numbers melalui metode talking stick.

b. Siswa

1. Meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris materi Numbers melalui metode talking stick.

2. Memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenNumbersn serta dapat meningkatkan keberanian dan motivasi belajar siswa.

(4)

c. Sekolah

Memberikan sumbangan dalam peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah.

d. Peneliti

Menambah wawasan dan keterampilan serta pengetahuan meningkatkan kemampuan kosakata siswa materi Numbers melalui metode talking stick.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Penguasaan

Penguasaan berasal dari kata kuasa yang berarti cara, perbuatan menguasai, pemilikan atas sesuatu, pemahaman untuk menggunakan kepandaian atau pengetahuan. (Zul Fajri, 2008:493).

Pengertian penguasaan yang dimaksud pada penelitian ini adalah cara siswa menguasai materi kosakata bahasa Inggris materi Numbers.

Kosakata (Vocabulary)

Mempelajari suatu bahasa tidak akan lepas dari mempelajari kosakata (vocabulary) yang membentuk bahasa itu sendiri. Menurut Hornby (2000:1331) bahwa vocabulary adalah sebuah daftar dari kata – kata dalam sebuah bahasa dengan maknanya sekaligus.

Salah satu bahasa yang disepakati untuk menjadi bahasa internasional adalah bahasa Inggris. Dengan demikian, perlu adanya pemahaman dan mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tersebut. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, salah satu hal dasar yang penting untuk dikuasai

dalam mempelajari bahasa Inggris adalah tentang pengetahuan

kosakata/pembendaharaan kata. Semakin banyak kosakata dalam bahasa Inggris yang dikuasai, maka akan semakin mudah pula dipelajari dan dipahami bahasa asing tersebut. Dalam hal ini, bahasa Inggris mempunyai kedudukan sebagai bahasa kedua, yang mana bahasa pertamanya adalah bahasa Indonesia.

Kosakata adalah perbendaharaan kata (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa 2002:527) Kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis, kata yang

(5)

dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

2.1.3 Numbers (Numbers)

Numbers termasuk perbendaraan kata yang perlu dipelajari saat awal belajar bahasa asing. Ketika berkomunikasi dengan bahasa Inggris, kita bisa menggunakan jari untuk mengungkapkan Numbers 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga), sampai dengan 10 (sepuluh) tetapi cukup sulit menggunakan jari untuk mengatakan 11 (sebelas), 12 (duabelas), dan Numbers lain yang lebih besar.

Karena itu sangat penting untuk belajar dan menguasai perbendaharaan kata tentang Numbers atau bilangan dalam bahasa Inggris.

Secara umum Numbers atau bilangan dalam bahasa Inggris dibedakan atas dua yaitu bilangan biasa (cardinal numbers) dan bilangan bertingkat (ordinal numbers).

Inilah contoh cardinal number dalam bahasa Inggris:

1 (one) 2 (two) 3 (three) 4 (four) 5 (Five) 6 (six) 7 (seven) 8 (eight) 9 (nine) 10 (ten)

Contoh ordinal number:

Kesatu/Pertama = first

Kedua = second

Ketiga = third

Keempat = fourth

Kelima = fifth

Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar (SD) a. Hakikat Pembelajaran

Menurut Sagala pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedNumbersn belajar dilakukan oleh peserta didik mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran. Peserta didik belajar untuk mengembangkan kemampuan konseptual ilmu pengetahuan maupun

(6)

mengembangkan sikap pribadi yang dapat digunakan mengembangkan dirinya. Dalam pembelajaran peserta didik sebagai subjek yang aktif

melakukan proses berpikir, mencari, mengolah, dan mengurai,

menggabungkan menyimpulkan dan menyesuaikan masalah.

(Sagala,2011:164).

b. Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Pemerintah secara khusus memberikan perhatian pada pembelajaran bahasa Inggris untuk sekolah dasar dengan memberlakukan kurikulum 2004 dengan berbasis elaborasi yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang standar proses. Implikasinya pengajaran yang diberikan perlu sangat dibatasi sehingga sebagian waktu digunakan untuk melatih kompetensi komunitatif dan berinteraksi dalam konteks sekolah (Chodidjah, 2007: 8).

Rayner (2001) juga menyebutkan bahwa banyak unsur yang baik dari lingkungan kebudayaan berbagai bahasa diserap oleh bahasa Inggris. Pengaruhnya menerobos ke segala segi kehidupan; yaitu di bidang ilmiah, politik, ekonomi, kebudayaan populer, perfilman, sampai ke terobosan terakhir, yaitu dalam dunia internet.

Mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengurangi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah.

b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Hakikat Metode Talking Stick

a. Pengertian Metode Talking Stick (Tongkat Berbicara)

Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini.

(7)

The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe keeping.

Artinya:

Talking stick telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.

b. Langkah – langkah Pembelajaran Metode Talking Stick

Langkah – langkah pembelajaran metode talking stick menurut Suprijono (2009:109-110) adalah sebagai berikut:

(8)

2. Guru menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari kemudian guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/buku paketnya.

3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya.

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu peserta didik, setelah itu guru memberi pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru demikian seterusnya.

5. Ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya sebaiknya diiringi musik dan lagu.

6. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya.

7. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik.

8. Guru bersama siswa merumuskan kesimpulan. c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Talking Stick

Metode cooperative learning tipe talking stick juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari talking stick antara lain (1) menguji kesiapan siswa, (2) melatih membaca dan memahami lebih cepat, (3) agar lebih giat dalam belajar. Di samping kelebihan-kelebihan di atas, metode ini juga memiliki kekurangan, yakni membuat senam jantung.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1 Setting Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SDN 11 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 dari bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.

(9)

Variabel yang ditentukan sebagai sasaran penelitian adalah sebagai berikut:

a) Variabel input; veriabel input meliputi siswa, guru, perencanaan pembelajaran guru, bahan ajar, sumber belajar, media pembelajaran, prosedur evaluasi, dan lingkungan belajar. Siswa yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 11 Limboto Barat. Variabel proses; variabel proses merupakan proses pelaksanaan pembelajaran kosakata bahasa Inggris materi Numbers melalui metode talking stick pada siswa kelas I SDN 11 Limboto Barat.

b) Variabel output; variabel output merupakan hasil peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa materi Numbers melalui metode talking stick di kelas I SDN 11 Limboto Barat.

Prosedur Penelitian

Sesuai dengan karakteristik PTK, penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Dalam penelitian ini akan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Secara lebih detail, tahap-tahap prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

3.3.1. Siklus I dan Siklus II 1. Perencanaan

2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi 4. Evaluasi

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencari data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi 2. Wawancara 3. Tes

(10)

Teknik Analisis Data

Analisis data untuk pengajuan hipotesis penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk menggambarkan aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. SedNumbersn teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian prestasi belajar siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris materi Numbers. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk setiap siklusnya.

Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana tiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dan melaksanakan proses pembelajaran dengan bantuan guru mitra yang bertindak sebagai pengamat baik kepada guru maupun kepada siswa dengan bantuan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

Berdasarkan hasil yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata pada pelajaran bahasa Inggris di Kelas I SDN 11 Limboto Barat masih dikatakan rendah yaitu 21% maka peneliti melakukan tindak lanjut dengan melaksanakan tindakan siklus I dan II dengan menggunakan Metode Talking Stick.

Kemampuan di siklus 1 Kelas I SDN 11 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo pada aspek pengucapan (pronunciation) masih sangat rendah dalam pencapaian yang diinginkan. Dari 28 orang siswa pada aspek Mengucapkan huruf, yang mampu hanya 5 orang siswa atau 18 % dan yang kurang mampu 20 atau 72% serta yang tidak mampu sebanyak 11 % atau 3 orang.

Kemudian pada aspek kelancaran dari 28 orang siswa terdapat aspek Mengucapkan Numbers, yang mampu hanya 7 orang siswa atau 25 % dan 16 orang siswa atau 57 % yang kurang mampu dan yang tidak mampu sebanyak 18% atau 5 orang.

(11)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris Siswa Materi Numbers di kelas 1 SDN 11 Limboto Barat adalah 58% atau 16 orang siswa dari 28 jumlah siswa

Kemudian pada aspek jumlah aspek kosa kata yang dikuasai dari 28 orang siswa terdapat 6 orang siswa yang mampu atau 22 % dan yang kurang mampu sebanyak 12 orang siswa atau 43 % dan yang tidak mampu sebanyak 10 orang siswa atau 36 %.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus I menggunakan metode pembelajaran talking stick mempengaruhi peningkatan kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris, meskipun belum mncapai target yang telah ditetapkan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, factor yang menjadi penyebab belum berhasilnya tindakan siklus I yaitu siswa yang masih ribut dan belum optimalnya guru dalam menggunakan model pembelajaran, maka diputuskan untuk melakukan tindakan siklus selanjutnya dengan berbagai perbaikan atas kekurangan yang telah terjadi pada siklus sebelumnya.

Siklus II dilaksanakan 2 minggu setelah pelaksanaan siklus I. pada pelaksanaan siklus II siswa terlihat lebih antusias dengan pelajaran yang diberikan dan tidak ribut lagi. Guru pun telah menguasai model pembelajaran sehingga metode pembelajaran dapat diterapkan seraca optimal.

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan penguasaan kosakata bahasa Inggris Siswa Materi Numbers di kelas 1 SDN 11 Limboto Barat adalah 98% atau 27 orang siswa dari 28 siswa

Hasil yang diperoleh dari siklus II pun akhirnya mencapai target yang telah ditetapkan. Siswa dan guru sama-sama mengalami peningkatan. Data yang diperoleh dari tindakan siklus II adalah dari 28 orang yang dikenai tindakan mengalami peningkatan dan 12 orang siswa atau 42,85 % yang memperoleh nilai 70 keatas pada siklus I, maka di siklus II meningkat menjadi 21 orang atau 75,00 % yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan demikian pelaksanaan tindakan pada siklus II dinyatakan lebih baik jika di bandingkan dengan pelaksanaan tindakan siklus I. mengingat indicator kinerja capaian yang ditetapkan pada

(12)

penelitian yaitu minimal 70% dari siswa sudah menguasai kosakata bahasa Inggris, maka pelaksanaan siklus II dianggap berhasil karena telah mencapai target indicator yang telah ditetapkan yaitu 75,00%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran talking stick dapat meningkatkan peguasaan kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas I SDN 11 Limboto Barat.

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran talking steak, kemampuan siswa

dalam menguasai Numbers bahasa Inggris meningkat. Dan dengan

memperhatikan hasil yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan siklus II ini maka hipotesis pada penelitian tindakan kelas ini dapat dinyatakan diterima sebab hasil yang dicapai oleh siswa setelah diadakan evaluasi dan analisis mencapai kriteria indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada permasalahan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas I SDN 11 Limboto Barat dalam menguasai kosakata bahasa Inggris dapat meningkat dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick. Kemampuan siklus I menunjukkan bahwa dari 28 orang siswa yang dikenakan tindakan, 16 orang siswa atau 58 % memenuhi kriteria ketuntasan, dan pada siklus II meningkat menjadi 27 orang siswa atau 98%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 40 %.

5.2. Saran

Pentingnya pembelajaran bahasa Inggris sedini mugkin untuk siswa SD dimaksudkan agar siswa bisa beradaptasi di zaman yang semakin maju yang menuntut untuk bisa menguasai setidaknya 1 bahasa asing yang merupakan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Maka dalam meningkatkan kemampuan menguasai kosakata bahasa Inggris pada siswa, peneliti menemukan beberapa saran

(13)

a. Penggunaan metode pembelajaran talking stick terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat menguasai kosakata bahasa Inggris, maka disarankan kepada guru mata pelajaran agar menggunakan model pembelajaran ini pada materi-materi selanjutnya atau digunakan pada mata pelajaran yang lain.

b. Guru juga perlu mengkombinasikan model atau metode pembelajaran dengan model atau metode pembelajaran lainnya agar suasana belajar tidak monoton dengan model itu-itu saja sehingga siswa tidak bosan menerima materi yang disajikan oleh guru.

c. Pada pembelajaran kosakata bahasa Inggris dibutuhkan pelafalan yang tepat maka guru disarankan untuk dapat berkomunikasi dengan siswa menggunakan bahasa Inggris dan diharapkan siswa dapat menjawab perntanyaan ringan dari guru dengan menggunakan bahasa Inggris pula agar siswa mudah mengingat kosakata tersebut dan bisa melafalkannya dengan benar.

d. Bahan penelitian ini masih perlu dilanjutkan oleh peneliti lain dengan memperhatikan aspek-aspek tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Chodidjah, M.A. 2007. Childelines for Teaching English in Elementary Schools in Indonesia. Jakarta:Bumi Aksara.

Hornby, AS. 2000. Oxford Advance Learners’ Dictionary of Current English. New York:Oxford University Press.

Hurlock, E. B. 2001. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Erlangga.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:Refika Aditama.

Ongkosaputro, J. 2008. 4 Langkah Mudah Menguasai English Vocabulary. Jakarta:Wahyu Media.

(14)

Wiwy, Pulukadang, Abdul Rahmat. 2011. Pendidikan Bahasa Inggris. Bandung: MQS Publishing.

Rayner, Hardjono. 2001. Kamus Istilah Bahasa Asing. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:Alfabeta.

Soetomo. 2005. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya:Usaha Nasional.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Tarigan, Guntur. 2011. Pengajaran Kosa Kata. Bandung:Numberssa.

Thornbury, S. 2002. How to Teach Speaking. Malaysia:Pearson Education Limited.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Zul Fajri, Em, & Ratu Aprilia Senja. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta:Difa Publisher.

Sumber dari Internet :

Baim. 2011. Belajar Cardinal Number. http://www.duta4sukses.com/belajar-cardinal-number/ diakses 20/01/2013.

Baim. 2011. Numbers Bahasa Inggris-Belajar Ordinal Number

http://www.duta4sukses.com/Numbers-bahasa-inggris-belajar-ordinal-number/ diakses 20/01/2013.

Hangman. 2013. Catatan Bahasa Inggris.

http://catatanbahasainggris.blogspot.com/2009/05/numbers.html/ diakses 21/01/2013.

Gading, Haur. 2011. Model Pembelajaran Talking Stick.

http://ilmukami.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-talking-stick.html/ diakses 03/02/2013.

(15)

Santoso, Ras Eko Budi. 2011. Model Pembelajaran Talking Stick. http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-talking-stick.html/ diakses 20/01/2013.

Wikipedia. 2013. Kosakata. http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata/ diakses 20/01/2013.

Sumber Peraturan Pemerintah :

Depdikbud. 1991. Depdikbud RI No. 0487/1992.

_________. 1993. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993. _________. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-garis Besar Program

Pengajaran. Jakarta:Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pedidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai faktor pembentuk budaya keselamatan yang terdiri dari komitmen manajemen, peraturan dan prosedur,

Berdasarkan hasil p ketiga metode sebagai variabel dibandingkan dengan standar ka Kadar asam paling rendah ada yeast dan disusul metode ferm penambahan larutan NaOH

menyelesaikan laporan proyek akhir berjudul Perancangan Buku Dialog Antarumat Beragama Berbasis Karikatur Untuk Pencegahan Konflik Horisontal Di Indonesia ini

As reflected in the general objectives above, the scope of this course involve the basic knowledge of writing and its components. The

Yanti Nurhasanah (12/328788/SP/25161) Mata kuliah : Perbandingan Pembangunan Masyarakat. Dosen mata kuliah

Walaupun kedua-dua bahasa di atas memperlihatkan kehadiran nasalisasi vokal dalam sistem fonologinya, tetapi proses yang berlaku itu nyata sekali berbeza. Dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua dan intesitas komunikasi dalam keluarga terhadap kepribadian

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa : secara simultan variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh signifikan