• Tidak ada hasil yang ditemukan

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SENAM USILA

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

Pengertian Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar.

Tujuan Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran kesegaran jasmani dan rohani.

Kebijakan

Referensi puslitbang Depkes RI, 2003:6

Prosedur kerja Menyiapkan Alat dan Bahan yan g digunakan  Alat 1. LCD 2. buku catatan  Bahan 1. Karpet 2. Tongkat

 Mengucapkan salam sapa

 Petugas kesehatan memperkenalkan diri terlebih dahulu  Mengatur barisan lansia

 mencatat nama-nama USILA yang datang

Memberikan contoh gerakan senam pada USILA Pemanansan melatih gerakan otot lansia

Unit terkait  Gizi

(2)

PEMERIKSAN HEMOGLOBIN

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

Pengertian Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Tujuan Untuk mengetahui kadar Haemoglobin dalam darah dengan menggunakan metode Sahli.

Kebijakan

Referensi Gandasoebrata (1984). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Penerbit P.T. Dian Rakyat

Prosedur kerja  Menyiapkan Alat dan Bahan yan g digunakan

 Alat

Hemometer sahli yang terdiri atas:  Autoklik

 Lancet steril  Kapas alcohol  Tabung pengencer

 Dinding bergaris mulai angka 2 bawah s/d 22 atas  Dua tabung standar warna

 Pipet Hb terdapat angka 20,dengan pipa karet panjang  Pipet Hcl

(3)

 Batang pengaduk

 Bahan

 Darah Kapiler  HCl 0,1 N  Aquades

 Memasukkan HCl 0,1N ke dalam tabung pengenceran menggunakan pipet tetes sampai tanda 2

 Mengambil sampel darah kapiler

 Posisi telapak tangan menghadap ke atas

 Beri tekanan agar aliran darah lancar tidak perlu menekan jari dengan kuat

 Bersihkan jari tangan dengan alcohol

 Pegang jari tangan dan tekankan kuat-kuat lancet steril dan auto klik persis ditengah-tengah ujung jari tangan hingga ujung terluka

 Sapu titik darah pertama keluar dengan kapas steril lalu alirkan darah kedalam pipet hemoglobin sampai garis tanda 20µl secara perlahan

 Hapus darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet

 Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer yang berisi HCl. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara

 Angkat pipet, lalu isap cairan HCl yang jernih ke dalam pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih tinggal dalam pipet,

 Campur isi tabung dengan batang pengaduk sampai warna menjadi coklat tua, diamkan 1 mnt

 Tambahkan aquades tetes demi tetes sambil diaduk menggunakan batang pengaduk

 samakan dengan standar warna,pada tempat yang banyak cahaya atau pencahayaannya bagus

 Bila sudah sama penambahan aquadest dihentikan

 Baca kadar hemoglobin pada skala yang ada di tabung pngencer Unit terkait

(4)

PEMERIKSAN HIV/AIDS

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman : Pengertian

Tujuan Untuk mendeteksi antyodi HIV Kebijakan

Referensi Kementrian kesehatan RI direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2010

Prosedur kerja  Menyiapkan Alat dan Bahan yan g digunakan

 Alat 1. Autoklik 2. Lancet steril 3. Kapas alcohol 4. Sarung tangan 5. Pengatur waktu/jam 6. Pipet transfer/pipet tetes 7. Tes cepat HIV

 Bahan

1. Darah Kapiler 2. Reagent

 Mengambil sampel darah kapiler

 Posisi telapak tangan menghadap ke atas

(5)

dengan kuat

 Bersihkan jari tangan dengan alcohol

 Pegang jari tangan dan tekankan kuat-kuat lancet steril dan auto klik persis ditengah-tengah ujung jari tangan hingga ujung jari terluka

 Sapu titik darah pertama keluar dengan kapas steril

 Ambil darah dengan menggunakan pipet transper atau pipet tetes lalu masukkan kedalam tes cepat HIV sebanyak satu tetes

 Tambahkan reagen sebanyak 2-4 tetes sesuai dengan jenis tes cepat HIV

 Interpretasi hasil pembacaan 10 – 15 mnt

 Dua tanda garis pada tes line mununjukkan reaktif (+)

 Satu tanda garis pada tes line menunjukkan nonreaktif (-) Unit terkait

(6)

PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

Pengertian Penyimpanan bahan reagensia adalah suatu tindakan menyimpan bahan reagensia sesuai

dengan sifat reagen masing-masing, keadalam suatu wadah atau tempat yang memiliki kriteria dimana apabila reagen tersebut di simpan di dalamnya, reagen tersebut awet dan efek yang di

timbulkanreagen tersebut tidak menimbulkan gejala-gejala negatif, baik di dalam laboratorium maupun di luar laboratorium.

Tujuan Menyimpan berbagai macam reagen tepat pada tempatnya, sesuai sifat yang dimiliki reagen dan menjaga keamanan dan kualitas reagen

Kebijakan

(7)

Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia

Prosedur kerja  Untuk penyimpanan dan penataan bahan kimia meliputi aspek pemisahan , tingkat resiko bahaya, pelabelan, fasilitas

penyimpanan, bahan kadaluarsa

 Pisahkan antara sediaan liquid dan solid berdasarkan sifatnya seperti mudah meledak, toxic, infeksi, dll.

 Disimpan dalam suatu lemari

 Kondisi ruangan harus dingin/ber ac dan kalau tidak dilengkapi dengan AC, ruangan harus punya sirkulasi udara yg baik minimal 23 C

 Tempat penyimpanan harus bersih, dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi.

 Jika terjadi tumpahan yang paling baik mengatasinya dengan pasir atau dengan air kran.

 Bahan kimia yang berbahaya tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api,gas beracun,dan ledakan.

 Setelah melakukan praktikum dan pemakain reagensia, reagen harus di simpan sesuai pada tempatnya.

(8)

PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

Pengertian Suatu penanganan bahan berbahaya dan beracun yang mencegah terjadinya kecelakaan baik pada saat masih dalam penyimpanan maupun kecelakaan pada saat dalam pengangkutannya.

Kecelakaan ini adalah lepasnya atau

tumpahnya reagen kelingkungan, yang memerlukan penanggulangan cepat dan tepat.Bila terjadi kecelakaan Tujuan Untuk menjaga keamanan dari bahan berbahaya

(9)

Kebijakan

Referensi http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP2006 SR02 Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia

Prosedur kerja  Jika terjadi tumpahan reagen yang berbahaya paling baik mengatasinya dengan pasir atau dengan air kran

 Reagen yang berbahaya dan beracun yang dianggap

kadaluwarsa, tidak boleh dibuang sembarangan, tetapi harus dikelola sebagai limbah berbahaya dan beracun.

Unit terkait

PELABELAN

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

Pengertian Pelabelan adalah suatu hal penting yang harus selalu di ingat pada saat pewadahan reagen yaitu, pemberian nama reagen dan tingkat bahaya Tujuan Untuk mengetahui sifat-sifat reagen dan menjaga keamanan

(10)

reagen Kebijakan

Referensi http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP2006 SR02 Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia

Prosedur kerja  tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan reagen tersebut diberi label dengan warna yang berbeda missal, merah untuk bahan berbahaya, Biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan infeksi dan hijau untuk bahan bahaya rendah

 Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, dan tingkat bahaya

Unit terkait

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

(11)

Pengertian Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh

tubuhnya dari adanya potensi atau bahaya di area kecelakaan kerja seperti pakaian, sarung tangan, dan pelindung pernapasan (masker)

Tujuan Untuk memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya Kebijakan

Referensi A.M Sugeng Budianto, (2005)

Prosedur kerja 1.Pemakaian alat pelindung diri digunakan sebelum perkerjaan dimulai

2.Untuk masker dan sarung tangan (handskun), setelah pkerjaan selesai hendaknya segera di buang dalam pembuangan sampah medis

3.Dan untuk pakain (jas lab) hendakknya di cuci kembali Unit terkait

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh No.Revisi :

Tanggal terbit : Halaman :

(12)

dr Imam sofingi Nip

Pengertian

Tujuan Untuk memberikan perlindungan kepada petugas terhadap bahan bahaya dan beracun

Kebijakan

Referensi http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP2006 SR02 Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia

Prosedur kerja  Memisahkan bahan berbahaya dan beracun berdasarkan sifatnya  Memisahkan bahan berbahaya dan beracun yang sudah

kadaluarsa

 Melakukan pelabelan Unit terkait

PENGELOLAAN LIMBAH

STANDAR

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh No.Revisi :

(13)

PROSEDUR OPRASIONAL dr Imam sofingi Nip Halaman : Pengertian

Tujuan Untuk memberikan perlindungan terhadap limbah medis yang habis pakai

Kebijakan Referensi

Prosedur kerja  Jarum suntik, handskun,masker dan kapas alcohol yang sudah digunakan segera dibuang kedalam limbah medis

(14)

PEMERIKSAAN SPUTUM

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

Pengertian TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberkulosa.

Tujuan Untuk mengetahui teknik pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) dan untuk mengamati Mycobacterium tuberculosis serta

mengetahui tingkat infeksi dari sputum Kebijakan

Referensi Panduan laboratorium bakteriologi 2006 Prosedur kerja  Menyiapkan Alat dan Bahan yang digunakan

 Alat

1. Mikroskop 2. Pipet tetes 3. Objek glass

4. Jarum ose/tusuk gigi 5. Penyangga 6. Stopwatch/jam 7. Lampu spritus  Bahan 1. Sputum (dahak) 2. Carbol fuchsin 3. Air mengalir 4. Methylen blue 5. Hcl Alkohol 6. Minyak Imersi

 Mensterilkan alat-alat yang akan digunakan.terlebih dahulu  Mengambil sputum menggunakan tusuk gigi dan diletakkan di

atas objek glass,kemudian meratakannya.  Fiksasi diatas nyala api

(15)

 Letakkan di atas penyangga lalu Menteteskan dengan larutan carbol fuchsin hingga menutup permukaan sampel, kemudian menfiksasi lagi di atas nyala api hingga menguap, diamkan selama 5 mnit

kemudian mencucinya dengan Hcl alcohol

 Membersihkan sampel dengan air hingga larutan carbol fuksin hilang dan dikeringkan.

 Menteteskan larutan methylen blue hingga menutupi bagian yang telah dibatasi, mendiamkan selama 20 sampai 30 detik, kemudian dicuci menggunakan aquades atau air mengalir  Diamkan beberapa menit hingga kering

 Mengamati sampel di bawah mikroskop yang sebelumnya sudah ditetesi dengan minyak mersi,

 Interpretasi hasil

 Tidak ditemukan BTA (-)

 Ditemukan BTA (+)  1-99/100 LP =1+  1-9/1 LP =2+  1-10/1 LP =3+

(16)

PEMERIKSAAN GULA DARAH SEWAKTU METODE STRIP

STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL

N0.Dokumen : Ditetapkan oleh

dr Imam sofingi Nip

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

Pengertian Pemeriksaan gula darah Tujuan untuk pemantauan kadar glukosa Kebijakan

Referensi Suryaatmadja, 2003 Prosedur kerja

Referensi

Dokumen terkait

Reaktivasi atau reinfeksi dari virus yang tersembunyi ini dapat terjadi di dalam subjek yang terkait dengan imunitas yang muncul pada orang dewasa.. Penyakit ini dapat

1 Kajian Komparatif dan Kompetitif Peternakan Ayam Petelur Skala Usaha Rumah Tangga Kelompok Peternak Ayam Petelur Sidomoyo Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul

Hasil tersebut mendukung Theor Planned of Behavior , penelitian Bambang&Widi (2010), dan Novita (2010) yang menyebutkan bahwa sikap berpengaruh secara signifikan

(erhitungan kecepatan partikel dan percepatannya didapat menggunakan teori ke 6 Stoke dan intensitas gelombang dari persamaan 4orison. Beban hidrodinamika horisontal

Formula optimal nanopartikel ekstrak etanol daun katuk yang didapatkan dari design expert 10.0.1 kemudian dilakukan pengujian visual, tranmsitan, efisiensi penjerapan,

Penyakit paget pada payudara selalu didapat bersama (a underlying payudara, kelainan epidermis berasal dari (a duktus sampai dengan duktus lakti'erus akhirnya mun+ul

program sistem pakar yang berisi pengetahuan dari seorang pakar/dokter yang diyakini kebenarannya yang memiliki kemampuan untuk dapat mendiagnosa penyakit dari

20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 31 tahun 1999 Tentang pemberantasan tindak Pidana Korupsi pasal 26 A menyatakan bahwa alat bukti yang sah