• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN SIKAP CINTA TANAH AIR MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN ARTIKEL. Oleh YOHANA NIM F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENANAMAN SIKAP CINTA TANAH AIR MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN ARTIKEL. Oleh YOHANA NIM F"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN SIKAP CINTA TANAH AIR MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

ARTIKEL

Oleh YOHANA NIM F54210068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMI PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)

PENANAMAN SIKAP CINTA TANAH AIR MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Oleh YOHANA NIM F54210068 Disetujui, Pembimbing I Pembimbing II Dr. M. Syukri, M.Pd Halida, M.Pd. NIP 195805051986031004 NIP 19745222006042001 Mengetahui,

Dekan, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dr. Aswandi Dr. M. Syukri

(3)

PENANAMAN SIKAP CINTA TANAH AIR MELALUI

METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Yohana, Syukri, Halida

Program Studi PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Email: yohana_pg-paud@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menanamkan sikap cinta tanah air melalui metode bercerita. Dari 15 anak hanya 5 anak saja yang dapat memahami ciri khas bangsa Indonesia atau dapat peneliti persentasekan sebanyak 33% saja. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan metode deskriptif, secara umum dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: (1) Perencanaan pembelajaran untuk menanamkan sikap cinta tanah air melalui metode bercerita sudah dapat terlaksana dengan baik. Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam sikap cinta Tanah Air pada anak usia 5-6 tahun, hal-hal yang dapat dilakukan antaralain: 1) Dalam perencanan guru dapat mengupayakan media pembelajaran yang dapat memotivasi minat anak dalam belajar seperti menggunakan bahan alam yangterdapat disekitar guna untuk memberikan gambaran .kepada anak dalam mencintai tanah air yang ada dilingkungan sekitar. 2) Dalam pelaksanaan guru dapat mengefesienkan waktu sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan guna untuk mencegah kebosanan pada pada anak dalam belajar. 3) Untuk mengoptimalkan anak dalam belajar guru dapat mengupayakan tindakan pendekatan terhadap anak yang masih mengalami kesulitan dalam belajar.

Kata Kunci : Cinta Tanah Air, Metode Bercerita

Abstract : This research is motivated low unpatriotic attitudes in children aged 5-6 years , the low attitude of patriotism in children include the children can not interpret the meaning of the color of the flag , the children can not tell the back story of the flag that had been heard , the children can not create their own story about the red and white flag . Of the 15 children only 5 children are able to understand the characteristic of Indonesia or to researchers persentasekan much as 33 % only . This research is a form of action research with descriptive methods , in general can be drawn a conclusion that : In order to implement the learning, especially in the country of love attitudes in children aged 5-6 years , things to do antaralain : 1 ) In planning the teacher can seek learning media that can motivate a child's interest in learning such as the use of natural materials in order to provide yangterdapat around the picture . loving to children in the existing ground water environment around . 2 ) In the exercise of the teacher can mengefesienkan time according to a predetermined allocation in order to prevent boredom on the child in learning . 3 ) To optimize the child in learning approaches teachers can pursue action against children who are still experiencing difficulties in learning .

(4)

inta tanah air merupakan ungkapan yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari. Cinta tanah air merupakan perwujudan rasa bangga akan tanah airnya, rela berkorban untuk bangsa dan negaranya, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsanya. Rasa cinta tanah air perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini baik di PAUD Non Formal, TK atau RA agar sebagai generasi penerus bangsa dapat mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan menghindari penyimpangan-penyimpangan sosial yang dapat merusak norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia karena penyimpangan-penyimpangan bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga dapat merugikan masyarakat bahkan negara, serta mampu menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan dan norma-normanya. Oleh karena itulah di Taman Kanak-kanak sangat ditekankan pengembangan sikap dan perilaku serta kemampuan dasarnya agar pada usia emas ini anak sudah memiliki dasar pendidikan yang kuat untuk menapaki jenjang pendidikan selanjutnya. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Anak Usia Dini menerangkan bahwa: “Sistem Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Khususnya pada lingkup perkembangan nilai agama dan moral dengan pencapaian perkembangan antara lain: mengenal agama yang di anut, membiasakan diri beribadah, memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan dan hormat dsb), membedakan perilaku baik dan buruk, mengenal ritual dan hari besar agama, menghormati agama orang lain”. Dapat peneliti jelaskan pada usia ini anak menerima informasi secara konkret dan masih belum bisa berpikir abstrak. Oleh sebab itu, guru harus menanamkan rasa cinta tanah air kepada anak didik secara konkret dan bukan sekedar teori. Sikap cintah tanah air harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya, mengingat saat ini banyaknya pengaruh-pengaruh negatif dari negara luar.

Metode Pengajaran yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal. Salah satu metode pengajaran yang dapat digunakan dalam menanamkan sikap cinta tanah air adalah metode bercerita. Melalui observasi yang peneliti lakukan sangat dekat dengan negara tetangga yaitu Malaysia jadi banyak sekali pengaruh-pengaruh yang datangnya dari negara tetangga sehingga sikap cinta tanah air pada anak sangat kurang sekali sepert anak lebih mengenal bendera Malaysia dari pada bendera negara Indonesia, adapun rendahnya sikap cinta tanah air pada anak antara lain anak belum dapat mengartikan arti warna bendera, anak belum dapat menceritakan kembali cerita tentang bendera yang telah didengar, anak belum dapat membuat cerita sendiri tentang bendera merah putih. Dari 15 anak hanya 5 anak saja yang dapat memahami ciri khas bangsa Indonesia atau dapat peneliti persentasekan sebanyak 33,3% saja. Selain itu dapat peneliti jelaskan untuk menuju Malaysia penduduk hanya memerlukan waktu kurang lebih 15 menit perjalanan, sehingga banyak penduduk desa Badau yang melanjutkan pendidikan di negara

(5)

Malaysia dari pada di Indonesia, dan begitu juga kelahiran warga Indonesia banyak yang memilih untuk melahirkan di Malaysia demi mendapatkan

Identitas Card (IC), karena dengan memiliki IC Malaysia biaya pendidikan

lebih terjamin.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah umum penelitian ini adalah “bagaimana penggunaan metode bercerita dalam menanamkan sikap cinta Tanah Air pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau?” Untuk membatasi masalah yang masih luas tersebut, maka penulis membatasinya dengan beberapa sub masalah sebagai berikut : a.

Bagaimanakah perencanaan pembelajaran untuk menanamkan sikap cinta tanah air melalui metode bercerita pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau?, b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan metode bercerita untuk menanamkan cinta tanah air dalam kehidupan anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau?, c. Apakah melalui metode bercerita dapat menanamkan sikap cinta Tanah Air pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau?

Tujuan umum penelitian ini untuk menanamkan sikap cinta Tanah Air melalui penerapan metode bercerita pada anak usia 5-6 tahun. Tujuan Khusus; Mengacu pada latar belakang yang telah dikemukakan maka tujuan diadakan penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mendeskripsikan. Manfaat Penelitian; Penelitian ini agar dapat memberikan manfaat terhadap semua pihak terutama: 1. Manfaat bagi Guru, 2. Manfaat bagi Anak, 3. anfaat bagi lembaga. Menurut Masitoh (2005: 25) mengemukakan bahwa : “Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal, yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan”. kembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya rasa cinta tanah air.

Metode

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Sudrajat (2008: 22) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas guna untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya. Dapat peneliti jelaskan bahwa penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan ini untuk meningkatkan hasil belajar anak khususnya terhadap sikap cinta tanah air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Whintney (1960) (dalam Wiraatmadja, 2002: 15) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. oses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian ini, dipilihnya lokasi ini karena tempat tersebut dekat dengan perbatasan Malaysia dan terdapat masalah tentang rendahnya kesadaran anak terhadap rasa cinta pada tanah air. Penelitian ini dilakukan pada semester ke 2

(6)

pada tema tanah airku dan dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, jadi dalam penelitian ini menggunakan 4 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 guru dan 15 anak, subjek dipilih dengan kriterian antara lain: 1) anak usia 5-6 tahun di kelompok B yang dinilai ,asih rendah kesadarannya dalam mencintai tanah air, 2) guru yang mengajar pada kelompok B.

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan yang berbentuk siklus yang mengacu pada model yang dikemukakan para ahli. Pada penelitian ini peneliti mengacu pada penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggard. Secara umum penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggard adalah meliputi beberapa tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. (Suhardjono,2006). Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan empat tahapan seperti yang dikemukakan di atas bahkan demi mendapatkan hasil yang diharapkan penulis juga melakukan penelitian ulang yang meliputi rencana ulang, pelaksanaan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang. Secara lebih jelasnya prosedur penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut.

Sumber: Suhardjono,(2006)

Bagan 1 Proses Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaa n Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I Pengamatan Perbaikan Perencanaan SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan Pengamatan Dilanjutkan ke siklus berikut

(7)

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurut Susetyo, (2005: 33) menjelaskan beberapa alat yang dapat dipakai untuk membantu indra manusia dalam penelitian,yaitu : a. Observasi, b.

Interview, c. Quasioner, d. Tes, e. Journal Siswa, g. Asesment, h. Pekerjaan

Siswa, i. Audio taping or video taping, k. Catatan tingkah lakuksiswa (Anecdotal records), l. Attitude Scales (Likert Scales or Semantic Differential), m. Dokumentasi. Dari beberapa alat pengumpulan data di atas, maka alat pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara (Interview) dan dokumentasi.

Analisis data dilakukan selama pengumpulan data di lapangan dan setelah semua data terkumpul dengan teknik analisis model interaktif. Sudarsono, (2008: 32) menjelaskan bahwa proses pengumpulan data dengan alur tahapan: pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan atau verifikasi (conclution drawing dan verifying). Teknik analisis data model interaktif tersebut dapat dibagankan sebagai berikut.

Bagan 2 Analisis Data Model Interaktif

Analisis dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data dan sampai melalui empat tahap lainnya yang dilakukan secara simultan dan berkesinambungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Tabel 1 Hasil Observasi Sikap Cinta Tanah Air Anak Silkus Ke 1 Pertemuan 1

No. Nama Anak

Kegiatan dan Alternatif Jawaban Anak menyampaikan

ide pikiran tentang wujud cinta tanah air

Anak menjawab pertanyaan atas cerita

yang telah di sajikan guru tentang cinta

Anak menceritakan kembali cerita tentang

tanah air yang terlah didengar

Penarikan Kesimpulan atau verifikasi data Penyajian Data Pengumpulan Data

(8)

tanah air BB MB BSH BB MB BSH BB MB BSH 1. Apriliana leni 2. Adriana ananta 3. Brayen Sebayang 4. Christy Manda 5. Firmandus Timotius.D

6. Gilbert Yuli Tuban

7. Juan Lingga Feliks

8. Kasih Pratiwi

9. Lois Gadau Sabnovy

10. M.Pasya

11. Odilius

12. Prisceline

13. Raihan

14. Sofi Qoh

15. Utin Tanti Lestar

Jumlah 4 6 5 4 7 4 4 6 5 Persentase % 26,6% 40% 33,4% 26,6% 46,7% 26,6% 26,6% 40% 33,4%

Hasil observasi anak terhadap sikap cinta tanah air terhadap anak, dengan penerapan metode bercerita dapat peneliti jelaskan sebagai berikut. Hasil pengamatan peneliti pada siklus 1 pertemuan 1 terhadap sikap cinta tanah air pada anak sebagai berikut: 1) Anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air, a) Anak yang berkembang sesuai harapan sebanyak empat anak dari limabelas anak atau 33,40%, b) Anak yang mulai berkembang sebanyak enam anak dari limabelas anak atau 40%, c. Anak yang belum berkembang sebanyak lima anak dari limabelas anak atau 26,60%. 1) Anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di sajikan guru tentang cinta tanah air ; a) Anak yang berkembang sesuai harapan sebanyak empat anak dari lima belas anak atau 26,60%, b) Anak yang mulai berkembang sebanyak tujuh anak dari limabelas anak atau 46,70%, c) Anak yang belum berkembang sebanyak empat anak dari limabelas anak atau 26,60%. 3) Anak menceritakan kembali cerita tentang tanah air yang terlah didengar: a) Anak yang berkembang sesuai harapan sebanyak empat anak dari limabelas anak atau 33,40%, b) Anak yang mulai berkembang bisa sebanyak enam anak dari limabelas anak atau 46,70%, c) Anak yang belum berkembang sebanyak lima anak dari lima belas anak atau 26,60%.

Siklus ke 1 Pertemuan 2

Hasil observasi anak melalui penerapan metode bercerita terhadap sikap cinta tanah air, dapat peneliti jelaskan sebagai berikut.

(9)

Tabel 2 Penilaian Sikap Cinta Tanah Air Anak Siklus ke 1 Pertemuan 2 No Pertemuan Kriteria Kemampu an Anak Anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah

air

Anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di

sajikan guru tentang cinta tanah

air

Anak menceritakan kembali cerita tentang tanah air

yang terlah didengar Persentase % Persentase % Persentase %

2 2

B 60% 53,3% 53,3%

CB 33,3% 40% 40%

KB 6,7% 6,7% 6,7%

Jumlah 15 15 15

Hasil pengamatan peneliti pada siklus 1 pertemuan 2 terhadap sikap cinta tanah air anak sebagai berikut: 1) Anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air; a) Anak yang bisa sebanyak sembilan anak dari lima belas anak atau 60%, b) Anak yang cukup bisa sebanyak lima anak dari lima belas anak atau 33,3%, c) Anak yang kurang bisa sebanyak satu anak dari lima belas anak atau 6,7%. 2) Anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di sajikan guru; a) Anak yang bisa sebanyak delapan anak dari lima belas anak atau 53,3%, b) Anak yang cukup bisa sebanyak enam anak dari lima belas anak atau 40%, c) Anak yang kurang bisa sebanyak satu anak dari lima belas anak atau 6,7%. 3) Anak menceritakan kembali cerita yang terlah didengar: a) Anak yang bisa sebanyak delapan anak dari lima belas anak atau 53,3%, b) Anak yang cukup bisa sebanyak enam anak dari lima belas anak atau 40%, c) Anak yang kurang bisa sebanyak satu anak dari lima belas anak atau 6,7%.

Siklus ke 2 Pertemuan 1 ; Perencanaan, Pelaksanaan/ Tindakan, Observasi. Pada kegiatan pelaksanaan pada penelitian tindakan kelas perlu perbaikan, adapun kegiatannya antara lain: a) Pijakan lingkungan yakni guru mengatur meja dan kursi. a) Pijakan sebelum main yakni guru mengadakan kegiatan pembukaan (menyanyi, bersyair dan lain sebagainya), guru membuka pembelajaran dengan do’a dan salam, guru membagi kelompok belajar. c) Pijakan saat main yakni guru mengajak anak mengartikan arti warna bendera, guru mengajak anak membuat cerita tentang bendera merah putih, guru mengajak anak menjawab pertanyaan dari guru tentang cerita yang telah di dengar. d) Pijakan setelah main yakni guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan kesulitan dalam belajar, guru menutup pelajaran dengan do’a dan salam.

Observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode bercerita dan hasilnya sebagai berikut:

(10)

Tabel 3 Penilaian Sikap Cinta Tanah Air Anak Siklus ke 2 Pertemuan 1 No Pertemuan Kriteria Kemampua n Anak Anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air

Anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di

sajikan guru tentang cinta tanah

air

Anak menceritakan kembali cerita tentang tanah air

yang terlah didengar Persentase % Persentase % Persentase %

2 1

B 66,6% 79,9% 79,9%

CB 333% 20,1% 20,1%

KB - -

-Jumlah 15 15 15

Hasil pengamatan peneliti pada siklus 2 pertemuan 1 terhadap sikap cinta tanah air anak sebagai berikut: a) Anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air, b) Anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di sajikan guru, c) Anak menceritakan kembali cerita yang telah didengar.

Selanjutnya peneliti jelaskan tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tabel berikut: Pada pelaksanaan yang dilakukan sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan yang dilakukan guru yakni: (1) Pijakan lingkungan yakni mengatur letak media pembelajaran serta meja dan kursi. (2) Pijakan sebelum main yakni membuka pembelajaran dengan do’a dan salam, mengadakan kegiatan pembukaan (menyanyi, bersyair dan lain sebagainya), mengecek kehadiran anak, menyampaikan apersepsi tentang kegiatan yang telah lalu dan mengaitkan kegiatan pada hari ini, membagi kelompok belajar, menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini. (3) Pijakan saat main yakni mengajak anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air, mengajak anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di sajikan guru tentang cinta tanah air, mengajak anak menceritakan kembali cerita tentang tanah air yang terlah didengar, (4). Observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode bercerita dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4 Penilaian Sikap Cinta Tanah Air Anak Siklus ke 2 Pertemuan 2 No . Pertemu an Kriteria Kemampu an Anak Anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air

Anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di

sajikan guru tentang cinta tanah

air

Anak menceritakan kembali cerita tentang tanah air

yang terlah didengar Persentase % Persentase % Persentase %

2 2

B 79,9% 86,6% 86,6%

CB 20,1% 13,3% 13,3%

(11)

-Jumlah 15 15 15

Pembahasan

Pembahasan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini untuk membahas permasalahan yang ada sesuai dengan rumusan masalah, adapun pembahasan sebagai berikut; 1. Perencanaan pembelajaran untuk

menanamkan sikap cinta tanah air melalui metode bercerita pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau.

Menurut Moeslichatoen, (2000: 27) menyatakan rencana pembelajaran harian memberikan keuntungan bagi guru antara lain: a. Adanya suatu rencana dapat memnbantu guru memikirkan isi, materi, urutan, waktu dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan, b. Suatu rencana pembelajarn memberikan keamanan (dalam bentuk peta) pada situasi kelas yang terkadang tidak bisa diprediksi, c. Suatu rencana pembelajaran merupaka kumpulan apa saja yang telah diajarkan, d. Suatu rencana pembelajaran dapat membantu guru pengganti yang akan masuk pada kelas untuk menggantikan guru yang tidak dapat masuk.

Perencanaan pembelajaran untuk menanamkan sikap cinta tanah air melalui metode bercerita sudah dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan yang dibuat guru berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada kegiatan yang telah lalu antara lain: (1) Membuat Rencana Kegiatan Harian, dalam hal ini guru RKH memuat Hasil Pembelajaran yakni dapat menyebutkan arti warna bendera Kompetensi Dasar, sesuai dengan Tema. (2) Pemilihan bahan main, dalam hal ini guru menentukan media pembelajaran sesuai tema. (3) Metode Pembelajaran yakni metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tema dan langkah-langkah dalam setiap tahap pembelajaran. (4) Penilaian hasil belajar yakni membuat penilaian perkembangan kemampuan anak berdasarkan aspek yang diteliti.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita untuk menanamkan cinta tanah air dalam kehidupan anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau.

Langkah-langkah pelaksanaan metode bercerita antara lain: a) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan, b) Guru memberikan pendahuluan dengan membicarakan tentang alat peraga, c) Guru merangsang anak untuk mendengarkan cerita, d) Setelah selesai bercerita guru memberikan pertanyaan kepada anak tentang apa, mengapa, di mana, berapa, bangaimana, dan sebagainya, e) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan guru tersebut, f) Bagi anak yang sudah dapat menjawab dengan benar diberikan pujian dan bagi yang belum diberi dorongan motivasi.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita untuk menanamkan cinta tanah air dalam kehidupan sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan yang dilakukan guru yakni: a) Pijakan lingkungan yakni mengatur letak media pembelajaran serta meja dan kursi. b) Pijakan sebelum main yakni membuka pembelajaran dengan do’a dan salam,

(12)

mengadakan kegiatan pembukaan (menyanyi, bersyair dan lain sebagainya), mengecek kehadiran anak, menyampaikan apersepsi tentang kegiatan yang telah lalu dan mengaitkan kegiatan pada hari ini, membagi kelompok belajar, menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini. c) Pijakan saat main yakni mengajak anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air, mengajak anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di sajikan guru tentang cinta tanah air, mengajak anak menceritakan kembali cerita tentang tanah air yang terlah didengar, d) Pijakan setelah main yakni memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan ide pikiran, memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan kesulitan dalam belajar, menutup pelajaran dengan do’a dan salam

Metode bercerita dalam menanamkan sikap cinta Tanah Air pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau.

Masitoh, (2005: 25) memaparkan bahwa rasa cinta tanah air bisa diwujudkan dengan berbagai macam cara antara lain adalah: a. Harus bertanggung jawab, dengan belajar sungguh–sungguh dan tekun, b. Mencintai produk-produk dalam negeri, karena sekarang ini banyak sekali produk asing. Untuk itu sebagai warga negara yang cinta tanah air tetap mencintai produk dalam negeri, c. Bangga sebagai bangsa Indonesia. Kebanggaan itu antara lain diwujudkan dengan menggunakan bahasa Indonesia, mencintai dan mempertahankan budaya Indonesia, d. Upacara setiap hari senin dan hari-hari besar Negara.

Metode bercerita dapat menanamkan sikap cinta Tanah Air pada anak, adapun kegiatan yang dilakukan yakni: a. Anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air yang dikategorikan berkembang sangat baik pada siklus ke 1 Pertemuan ke 1 sebesar 26,6%, pada siklus ke 1 pertemuan ke 2 sebesar 60%, pada siklus ke 2 pertemuan ke 1 sebesar 66,6%, pada siklus ke 2 pertemuan ke 2 sebesar 79,9%, b. Anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di sajikan guru yang dikategorikan berkembang sangat baik pada siklus ke 1 Pertemuan ke 1 sebesar 26,6%, pada siklus ke 1 pertemuan ke 2 sebesar 53,3%, pada siklus ke 2 pertemuan ke 1 sebesar 79,9%, pada siklus ke 2 pertemuan ke 2 sebesar 86,6%, c. Anak menceritakan kembali cerita yang terlah didengar yang dikategorikan berkembang sangat baik pada siklus ke 1 Pertemuan ke 1 sebesar 26,6%, pada siklus ke 1 pertemuan ke 2 sebesar 53,3%, pada siklus ke 2 pertemuan ke 1 sebesar 79,9%, pada siklus ke 2 pertemuan ke 2 sebesar 86,6%.

SIMPULAN DANSARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa penggunaan metode bercerita dapat menanamkan sikap cinta Tanah Air pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau. Secara khusus dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Perencanaan pembelajaran untuk menanamkan sikap cinta tanah air melalui metode bercerita sudah dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan yang dibuat guru berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada

(13)

kegiatan yang telah lalu dengan skor nilai 3,83. 2. Pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan metode bercerita untuk menanamkan cinta tanah air dalam kehidupan sudah dapat dilaksanakan dengan baik dengan skor nilai 3,86. 3. Metode bercerita dapat menanamkan sikap cinta Tanah Air pada anak, adapun kegiatan yang dilakukan yakni: a) Anak menyampaikan ide pikiran tentang wujud cinta tanah air sebesar 79,9%, b)Anak menjawab pertanyaan atas cerita yang telah di sajikan guru sebesar 86,6%, c) Anak menceritakan kembali cerita yang terlah didengar sebesar 86,6%.

Saran

Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam sikap cinta Tanah Air pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Badau, hal-hal yang dapat dilakukan antaralain: 1. Dalam perencanan guru dapat mengupayakan media pembelajaran yang dapat memotivasi minat anak dalam belajar seperti menggunakan bahan alam yangterdapat disekitar guna untuk memberikan gambaran .kepada anak dalam mencintai tanah air yang ada dilingkungan sekitar. 2. Dalam pelaksanaan guru dapat mengefesienkan waktu sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan guna untuk mencegah kebosanan pada pada anak dalam belajar. 3. Untuk mengoptimalkan anak dalam belajar guru dapat mengupayakan tindakan pendekatan terhadap anak yang masih mengalami kesulitan dalam belajar. 4. Guru dapat menjelaskan produk-produk Indonesia yang biasanya digunakan anak dalam kehidupan sehari-hari. 5. Guru dapat membuat cerita tentang kehidupan sehari-hari yang mencerminkan cinta tanah air tanpa harus berdasarkan cerita yang telah ada. 6. Guru dapat menggunakan alokasi waktu seefektif mungkin dalam kegiatan pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Helms dan Turner (1994). Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia

Hurlock Elizabeth B. (1997), Perkembangan Anak Jilid 2, Jakarta; Erlangga Kemmis, Stephen & Mc. Taggart Robin, (1988). The Action Research

Planner. Victoria: Deakim University

Masitoh, Ocih, Heny, DJ. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman

Kanak-Kanak.Departemen Pendidikan Nasional, Dorektorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Peningkatan Tenaga Kependidikan Moeslichatoen(1999).Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

Rineka Cipta

Piaget, Jean (2009). Perkembangan Kognitif Anak. Los Angles.

Suharjono (2000). Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Susetyo dan Dayati Umi, (2005).Metode Pembelajaran PAUD. Surabaya: Materi Diklat Pamong PAUD

(14)

Wiraatmadja, Rochiati (2002) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Gambar

Tabel  1 Hasil Observasi Sikap Cinta Tanah Air Anak Silkus Ke 1 Pertemuan 1
Tabel 2 Penilaian  Sikap Cinta Tanah Air Anak Siklus ke 1 Pertemuan 2 No Pertem uan Kriteria  Kemampu an Anak Anak  menyampaikan ide  pikiran tentang wujud cinta tanah
Tabel 3 Penilaian  Sikap Cinta Tanah Air Anak Siklus ke 2 Pertemuan 1 No Pertemua n Kriteria  Kemampua n Anak Anak  menyampaikan ide  pikiran tentang wujud  cinta tanah air

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menelitinya dengan mengambil judul: "Pengamh Dimensi-Dimensi Kualitas Pelayanan Dan Marketing Stimulii Terhadap

ini sangat menguntungkan,perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan untuk

kontinental, sebagian besar peserta didik mampu menerapkan keterampilan, meliputi : keterampilan dalam persiapan bahan, pengolahan hidangan chicken schnitsel, bouquetiere of

Tidak semua permasalahan tiap urusan dijadikan sasaran pokok selama 20 (dua puluh) tahun ke depan, mengingat keterbatasan pendanaan, isu strategis yang muncul, fokus kepada

Berdasarkan evaluasi terhadap Persentase Renstra SKPD yang sesuai dengan RPJMD, realisasi sebesar 73,33% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi

Keragaman karakter morfologis sifat kuantitatif ganyong merah dan ganyong putih rendah (<10%), yaitu pada umur berbunga, panjang daun, lebar daun, panjang tangkai daun, dan

Dalam jacking system ini struktur dibangun dengan mendorong box tunnel ke dalam tanah dengan sistem hidraulik atau metode jacking untuk mendorong box tunnel

Di masyarakat Indonesia, suami dan istri pada umumnya masih beranggapan bahwa urusan rumah tangga pada pekerjaan domestik dan mengurus anak merupakan peran dan