• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembunuh Mantri Sugeng Dilimpahkan ke Kejaksaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembunuh Mantri Sugeng Dilimpahkan ke Kejaksaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Pembunuh

Mantri

Sugeng

Dilimpahkan ke Kejaksaan

KEBUMEN, FP – Tersangka pembunuhan mantri Sugeng Wahyudi (42) warga Bulus pesantren yang menggegerkan Kebumen pada akhir Januari 2017 hari ini dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kebumen, Rabu (26/04).

Tersangka tersebut yakni DOH alias Pentong (20), EMS (25) dan ES (29), merupakan warga Desa Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga. Mereka di jerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Dijelaskan Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti, SSos, melalui Kasubbag Humas Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto, SH, MH, berkas para tersangka sudah P-21 atau sudah lengkap, sehingga harus dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kebumen.

Sebelum dilimpahkan, ke tiga tersangka harus melalui beberapa rangkaian pemeriksaan kesehatan sebagai syarat sebelum dilimpahakan untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan di Klinik Polres Kebumen di Jalan Sarbini 83 oleh dr Widi Widayat selaku dokter Klinik Polres Kebumen.

Paur Kes Polres Kebumen Aiptu Agus Sunani saat ditemui menjelaskan, hasil rikes itu sebagai syarat seorang tersangka ketika akan dilimpahkan.

“Hal tersebut diberlakukan untuk semua tersangka ketika akan di limpahkan ataupun akan di bon untuk kepentingan penyidikan,” terang Aiptu Agus.

Perlu diketahui, sebelumnya, ke tiga tersangka berhasil ditangkap Polres Kebumen di Tanggerang dan Bekasi karena telah membunuh sang mantri dengan cara menikam lehernya, bahkan kendaraan mobil Toyota Avanza serta honda CBR juga digondolnya.

(2)

Peras WNA, Empat Pegawai

Imigrasi Diamankan Tim Saber

Pungli Kebumen

KEBUMEN, FP – Sedikitnya 4 pegawai keimigrasian harus diamankan Polres Kebumen karena diduga kuat melakukan pemerasan kepada WNA asal China.

Mereka terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Polres Kebumen di restoran Candisari, Karanganyar Kebumen, Rabu (13/04).

Dijelaskan Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti, oknum petugas Kantor Imigrasi Kelas II Cilacap yang diamankan adalah AF (36), HRE (36), RDG (36), dan MW (35).

Diketahui AF menjabat sebagai Kepala Seksi Penindakan dan Pengawasan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Cilacap.

Sementara 3 tersangka lain menjabat sebagai Kepala Sub Seksi Pengawasan dan Penindakan Kemigrasian, serta pejabat fungsional umum.

“Mereka diduga melakukan tindak pidana pemerasan terhadap Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok yang dianggap menyalahgunakan izin tinggal di Kebumen,” kata Kapolres AKBP Titi Hastuti, saat press release di Polres Kebumen Senin (17/4).

Penangkapan itu berdasarkan pengembangan laporan dari intelijen. Informasi dari intelijen menyebut, akan berlangsung negosiasi antara 4 petugas dari Kantor Imigrasi Kelas II Cilacap dengan warga negara Tiongkok.

(3)

Pelaku sebelumnya melakukan pemeriksaan dokumen terhadap YML dan menyita paspor milik warga asing tersebut pada Rabu (12/4), di Desa Krakal Kecamatan Alian, Kebumen.

Oleh pelaku, YML dianggap melakukan penyalahgunaan izin tinggal. YML diduga menyalahgunakan visa bebas wisata untuk aktivitas perdagangan Jenitri di wilayah Kebumen.

Pelaku dan YML kemudian menyepakati adanya negosiasi yang berlangsung di sebuah restoran di Karanganyar.

Negosiasi itu dimaksudkan, agar paspor milik YML dapat dikembalikan ke pemiliknya. Negosiasi juga dimaksudkan agar perkara dugaan pelanggaran izin tinggal tersebut dihentikan pemeriksaannya.

Saat OTT, polisi berhasil mengamankan uang sebesar Rp 20 juta dari tangan pelaku. Sementara WNA yang didampingi penerjemah saat proses negosiasi telah pulang lebih dulu setelah negosiasi selesai.

“Tersangka saat ini ditahan di Rutan Mapolres Kebumen,” katanya

Para tersangka dijerat dengan Pasal 368 KUHP dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara. (Wardoyo)

(4)

Kakek 68 Tahun Cabuli Empat

Gadis Dibawah Umur

PURWOREJO, FP – Mbah Embong Prawoto (68) warga RT 01 RW 01 Desa Bandung Kidul, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo ditangkap polisi lantaran diduga sudah mencabuli empat gadis dibawah umur.

Keempat korban tersebut ialah, MA (10) kelas IV SD, CNR (6) siswa TK, EL (10) kelas III SD, dan DK (5) belum sekolah.

Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo, SIK mengatakan, peristiwa terjadi selama kurun waktu setahun. Kejadian terakhir pada Selasa (7/3) lalu. “Modusnya, sebelum dicabuli korban dibonceng sepeda elektrik dan diajak muter-muter. Setelah itu dibawa ke rumah kosong oleh tersangka, “kata Kapolres dalam gelar perkara, Senin (17/4) di Mapolres Purworejo.

S e p e d a e l e k t r i k y a n g digunakan tersangka

Lanjut Kapolres, kejadian pertama menimpa MA dan CNR, secara bergantian dicabuli oleh tersangka. “Dengan bujuk rayu dan iming-iming uang Rp 5.000, korban kemudian dicabuli, korban juga diancam agar tidak menceritakan kejadian itu kepada ibunya,”ucapnya.

(5)

dijalan dan diajak muter-muter dan dimasukan ke rumah kosong. Ditempat itu korban disuruh tiduran di kursi panjang dan dicabuli tersangka.

“Namun karena pada saat itu korban merintih kesakitan kemudian dilepaskan oleh tersangka setelah sebelumnya diberi uang dan diancam,”katanya.

Korban ke empat mbah Embong adalah DK, saat itu korban baru pulang mengaji diajak oleh tersangka membeli es krim dan diajak muter-muter dengan sepeda. Setelah itu korban diajak kerumah tersangka.

Rumah kosong yang digunakan tersangka

Di ayunan samping rumah tersangka, sambil dipangku, korban dicium pipinya oleh tersangka. Tersangka juga meremas-remas payudara korban serta memasukan jari-jarinya ke kemaluan korban.

Tapi korban sempat bilang “ojo mbah sakit” (jangan mbah sakit). Setelah itu tersangka berhenti dan berkata “ojo ngomong karo ibumu mengko aku ndak dipenjara” (jangan bilang pada ibumu nanti saya dipenjara). Setelah itu korban pulang, karena takut dengan tersangka, korban tidak berani cerita pada ibunya.

Dijelaskan Kapolres, terungkapnya kasus itu berkat laporan Yulianti (37), salah satu orang tua korban yang mengetahui kejadian itu setelah anaknya bercerita. “Setelah dilakukan

(6)

penyelidikan dan ditemukan bukti awal, selanjutnya dilakukan penahanan terhadap tersangka, “jelasnya.

Diungkapkan, atas perbuatanya tersangka akan dikenai padal tindak pidana persetubuhan dan atau perbuatan cabul terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 UURI No 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UURI No 23 2002 tentang perlindungan anak dan atau pasal 82 UURI No 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UURI No 23 tentang perlindungan anak. (Wardoyo)

Pesta Miras, 20 Pemuda

Diamankan, Enam Diantaranya

Pelajar

KEBUMEN, FP – Sebanyak 20 pemuda enam diantaranya masih berstatus pelajar digiring Tim Tipiring Polres Kebumen karena tertangkap basah menenggak miras, Senin (3/4).

Ke enam pelajar itu tertangkap tangan sedang menenggak miras jenis Cipas (ciu plastikan) di kawasan alun alun Karanganyar pada hari Sabtu (1/4) saat Polres Kebumen sedang gencar melakukan razia miras pada pukul 21.00 WIB.

Yang menyedihkan, kepada polisi, mereka mengaku uang yang yang digunakan untuk membeli cipas itu adalah uang saku sekolah pemberian orang tuanya.

Kapolres Kebumen AKBP Allen melalui AKP Krida Risanto, selaku Ketua Tim Tipiring mengatakan, mereka yang sudah dinyatakan dewasa secara umur akan disidang tipiring dan dijerat dengan Pasal 13 ayat 2 Perda Kabupaten Kebumen no. 3 tahun 2010 tentang miras.

“Kapolres Kebumen sangat menyayangkan sekali kepada at as tindakan 20 pemuda warga Karanganyar Kebumen itu, “katanya. Dijelaskan, turut diamankan barang bukti berupa botol bekas Cibot (ciu botolan) dan plastik bekas miras Cipas yang telah

(7)

habis dikonsumsi.

“Untuk menimbulkan efek jera, terhadap para pelajar akan dilakukan pembinaan serta membuat surat pernyataan agar tidak mengulanginya lagi, “kata AKP Krida.

Goda Istri Teman Lewat

Medsos, Warga Kebon Gunung

Dihajar Babak Belur

PURWOREJO, FP – Diduga lantaran cemburu, MS (26) warga RT 02 RW 01 Desa Kebon Gunung, Kecamatan Loano, nekad menganiaya Andri Mulyono (25) warga RT 03 RW 01 Desa Kebon Gunung, Kecamatan Loano, Purworejo yang masih tetangganya hingga babak belur.

MS yang berprofesi sebagai Sat Pam BRI, Glagah, Magelang ini nekad menghajar lantaran istrinya kerap berkomunikasi lewat WatsApp dengan korban.

Kejadian yang sempat menarik perhatian warga sekitar tersebut terjadi pada Kamis (23/3) malam sekitar pukul 19.30 di rumah MS. Pada saat menganiaya korban, MS dibantu ANF (24).

Kapolsek Loano AKP Markotib mengatakan, berawal dari kecemburuan MS yang kerap memergoki istrinya sering berhubungan dengan korban melalui medsos, WhatsApp, maupun BBM.

Karena tak kuat menahan cemburu, dengan dibantu ANF tersangka kemudian nekad menganiaya korban hingga tak sadarkan diri. Akibat penganiayaan itu korban menderita luka pada bagian muka, kepala, dan dada sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

“Tidak terima suaminya diperlakukan seperti itu, istri korban, Sri Kusumawati Jumat (24/3) sore sekitar pukul 15.30 WIB melaporkan kejadian itu ke Polsek Loano, “kata Kapolsek, Kamis (30/3).

Dijelaskan, dugaan sementara motifnya karena tersangka cemburu. Atas perbuatanya tersangka akan dikenai pasal 170

(8)

KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Sementara itu, MS nekad menganiaya korban lantaran sudah beberapa kali diingatkan agar jangan mengganggu istrinya tapi tidak digubris. “Saya sudah omong baik-baik tapi tidak mau nurut ya sebagai suami jadi emosi, “kata MS yang mengaku khilaf dan menyesal.

Pembunuh Mayat di Pituruh

Tertangkap, Motifnya Karena

Sakit Hati

PURWOREJO, FP – Mayat laki-laki yang ditemukan tewas di saluran irigasi Desa Megulung, Kecamatan Pituruh ternyata korban pembunuhan yang dilakukan oleh Widodo WN (33) warga Bukit Gading Balaraja Blok J 3 No 52 A RT 05 RW 04 Kelurahan Cengkudu, Kecamatan Balaraja Kota Tangerang dan IS(35) warga RT 01 RW 02 Desa Botorejo, Kecamatan Bayan, Purworejo, serta IRF alias IPG yang kini masih dalam pencarian.

Hal itu terungkap dalam Pres release yang digelar Polres Purworejo, Senin (27/3).

Diungkapkan Kapolres Purworejo, AKBP Satrio Wibowo, SIK, terungkapnya kasus pembunuhan bermula dari penemuan mayat laki-laki tanpa identitas di tanggul pinggir sawah Desa Megulung Kidul, Kecamatan Pituruh pada Rabu (15/3).

Dari hasil temuan itu kemudian dilakukan autopsi oleh tim forensik RS Bhayangkara Semarang dan hasilnya disebutkan ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban yang diduga sebagai penyebab kematian.

“Dari pengembangan kasus tersebut diperoleh informasi mengenai seseorang yang ditarik dan diseret ke dalam mobil yang terjadi di pertigaan Doplang, Purworejo, “kata Kapolres.

Kata Kapolres, berdasarkan inform asi yang diperoleh, ciri-ciri mayat yang ditemukan dengan orang yang dimasukan ke dalam

(9)

mobil ditemukan kesamaan. Berdasarkan

Tersangka pembunuhan

penyelidikan akhirnya diperoleh keterangan bahwa kendaraan yang digunakan adalah mobil rental. “Dari pemilik mobil rental diketahui identitas yang menyewa yang diduga sebagai pelakunya, “ujar Kapolres.

Masih kata Kapolres, setelah melalui penyelidikan diketahui tersangka berada di Tangerang dan dilakukan penangkapan terhadap WN. Dari interogasi diketahui WN mengaku melakukakan pembunuhan dibantu oleh WS dan IRF alias IPG.

“Selanjutnya dilakukan penangkapan terhadap WS. Sementara IRF alias IPG terlebih dulu kabur dan kini masih terus kita kejar, “ucapnya.

Menurut Kapolres, dari pengakuan tersangka pembunuhan itu dilakukan bersama-sama dimulai dari menyeret korban dan dimasukan ke dalam mobil di Japan Jendral Sudirman atau pertigaan Doplang.

(10)

Mobil yang digunakan tersangka

dibawa ke jalan belakang terminal bus Purworejo. Ditempat itu korban diturunkan dari mobil kemudian dipukuli dan ditendang secara bersama-sama hingga korban tidak berdaya.

Setelah itu korban dimasukan mobil lagi dan kemudian dibuang di jalan pinggir sawah Desa Megulung Kidul, Kecamatan Pituruh. Pads saat dibuang, kondisi korban sudah dalam keadaan sekarat. “Dari pengakuan tersangka, dirinya nekad menghabisi nyawa korban karena dendam lantaran korban pernah menyakiti tersangka. Tersangka dan korban teman sewaktu sekolah, “ucap Kapolres.

Sementara itu, tersangka mengaku dendam karena sewaktu sekolah pernah dijatuhkan dari pohon kelapa setinggi 7 meter. “Tidak cacat tapi sampai sekarang masih sakit, “kata WN.

Dikatakan Kapolres, atas perbuatanya tersangka akan dikenai pasal 338 KUHP tentang pembunuhan atau merampas nyawa orang lain dengan ancaman pidana paling lama 15 tahun penjara.

(11)

Kepala Desa Nyaris Tertipu

Oknum

Mengaku

Kapolres

Kebumen

KEBUMEN, FP – Seorang Kepala Desa di Kebumen nyaris menjadi korban penipuan sesorang yang mengaku sebagai Kapolres Kebumen AKBP Alpen, SH, SIK, MH, Minggu (26/3)

Beruntung kepala desa yang waspada dan curiga lalu menghubungi seorang pejabat Polres Kebumen untuk melakukan konfirmasi sehingga niat si penipu bisa digagalkan.

Menurut Kepala Desa itu, si penelepon mengaku sebagai AKBP Alpen yang sudah mengganti nomor handphone nya. Orang yang mengaku sebagai AKBP Alpen itu kemudian mengutarakan niatnya untuk meminjam sejumlah uang dan segera akan dikembalikan.

Menanggapi hal itu, Kapolres Kebumen melalui Kasubbag Humas AKP Willy Budiyanto, SH, MH menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk tidak mudah percaya bila ada penelepon yang nomor ponsel nya tidak terdaftar atau nomor baru dan mengaku-ngaku sebagai pejabat Polres Kebumen. Apalagi kemudian meminta atau meminjam sejumlah uang atau barang.

“Modus seperti ini sering terjadi menjelang atau beberapa saat setelah pergantian pejabat utama Kepolisian. Para pelaku sangat lihai berkata-kata, sok akrab dan sebagainya. Lalu ujung-ujungnya meminta atau meminjam sejumlah uang dengan cara transfer ke nomor rekening tertentu.” kata AKP Willy.

AKP Willy menghimbau, agar masyarakat Kebumen waspada bila ada yang menghubungi melalui ponsel. Bila mencurigakan lebih baik abaikan saja. “Namun bila sudah terlanjur terjadi pembicaraan segera informasikan ke Kepolisian terdekat, “ucap Willy.

(12)

Terapkan Tilang Online

KEBUMEN, FP – Terhitung mulai hari ini, Sabtu (25/3) Sat Lantas Polres Kebumen menerapkan sistem E Tiang, atau tilang online.

Kasat Lantas Polres Kebumen, AKP Aditya Ramdani, SIK menjelaskan, penerapan sistem tilang tersebut bagian dari program Promoter Kapolri dan berlaku seluruh Indonesia. Namun demikian belum semua daerah menerapkanya.

“Dengan sistem tilang online ini sangat membantu masyarakat yang melanggar aturan lalu lintas. Jika sebelumnya perlu sekitar dua minggu untuk proses sampai pengadilan, dengan sistem yang baru ini langsung bisa selesai jika pelanggar langsung membayar denda di BRI,”kata AKP Aditya Ramdani, Sabtu (25/3).

Dikatakan, dengan sistem tilang online tersebut, nantinya setiap pelanggar lalu lintas hanya akan diminta nomer handphone dan diberi blangko warna biru sebagai tanda bukti tilang. Selanjutnya pelanggar dipersilahkan untuk membayar jumlah denda tilang ke Bank BRI.

Setelah itu pelanggar nantinya akan menerima notifikasi berisi data pelanggaran yang dilakukan dan jumlah denda yang harus dibayarkan. Setelah melakukan pembayaran, stroke bukti pembayaran diserahkan kepada petugas untuk mengambil barang bukti yang disita petugas, seperti SIM, STNK dan lainya.

“Jika pelanggar memiliki e-banking dan membayar langsung pada saat itu juga, maka setelah menunjukan bukti transfer pembayaran denda maka saat itu juga barang bukti akan dikembalikan,”kata Kasat Lantas.

Menurut AKP Aditya, meski sudah diberlakukan tilang sistem eletronik bukan berarti tilang manual tidak berlaku. “Tetap berlaku dan pelanggar akan diberi blangko warna merah sebagai bukti menolak ditilang dan dipersilahkan mengurus lewat Kejaksaan setempat,”katanya.

Diungkapkan, bagi pelanggar yang tidak memiliki handphone, maka yang bersangkutan akan diberi blangko dan nomer rekening untuk membayar denda. “Setelah itu bukti pembayaran diserahkan petugas untuk ditukar dengan barang bukti, “ucap AKP Aditya.

(13)

Sunarto Tusuk Istri Didepan

Anaknya

PURWOREJO, FP – Sunarto (55), warga Dusun Teges RT 03 RW 06, Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Purworejo nekad menghabisi nyawa Saripah (45) istrinya, Rabu (8/3) sekitar pukul 04.30. WIB.

Belum diketahui pasti apa penyebab Sunarto sampai nekad menghabisi istrinya. Namun dari penuturan tetangganya, Sunarto yang berprofesi sebagai tukang reparasi payung keliling tersebut mengalami gangguan kejiwaan.

Peristiwa pembunuhan pertamakali diketahui oleh Daryanto (40), adik Sunarto yang rumahnya tidak begitu jauh.

Menurut Daryanto, berawal ketika dirinya mendengar teriakan Saripah, dari arah rumahnya. Mendengar teriakan itu Daryanto langsung berlari ke arah rumah kakaknya.

Sampai dirumah kakaknya Daryanto kemudian berusaha masuk tapi pintunya terkunci dari dalam. “Saya kemudian menggedor nggedor pintu tapi tetap tidak ada reaksi dari dalam rumah, ” kata Daryanto saat ditemui di rumah duka Rabu (8/3).

(14)

Diruangan ini Saripah meregang nyawa

beberapa saat digedor akhirnya pintu dibuka oleh Marjuki anak bungsu Sunarto, dan ketika Daryanto masuk sangat terkejut saat melihat istri Sunarto tergeletak di lantai dengan posisi tengkurap bersimbah darah.

Sementara disampingnya berdiri Sunarto masih memegang pisau dapur. Sedang disampingnya terlihat Marjuki terlihat ketakutan.

Melihat kondisi itu, Daryanto kemudian mencoba memberi bantuan, namun karena takut Daryanto berbalik dan kemudian mengajak tiga warga sekitar.

Setelah itu salah seorang tetangga mengamankan Sunarto sementara warga lain menghubungi petugas kesehatan terdekat. ” Menurut pak mantri, dari hasil pemeriksaan korban sudah meninggal, “katanya.

Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke lurah setempat dan dilanjutkan ke polisi. Petugas yang datang langsung mengevakuasi korban dan dibawa ke RSUD Purworejo untuk dilakukan visum. Sedang Sunarto diamankan ke Polres Purworejo.

(15)

Saripah menin g g a l denga n t i g a l u k a tusuk a n p a d a pungg u n g , d u a tusuk a n p a d a kepal a , dan satu dibagian pangkal lengan.

Dikatakan Daryanto, sebulan sebelum kejadian perangai Sunarto memang terlihat aneh. “Sering mengeluh dikejar-kejar orang dan merasa istrinya selingkuh sehingga sangat cemburu. Padahal tidak ada apa-apa, itu hanya perasaan Sunarto saja, ” kata Daryanto.

Tidak itu saja, Sunarto juga sering lari-lari keliling desa sehingga warga menganggap Sunarto sudah stres. Bahkan pernah Sunarto kabur ke Yogyakarta dan ketika diajak pulang tidak mau dengan alasan dirumahnya banyak Polisi. “Dan puncaknya ya kejadian ini, ” ungkap Daryanto.

Hasil perkawinanya dengan Saripah, Sunarto dikaruniai tiga anak. Selama ini Sunarto tinggal dengan istrinya dan anaknya yang bungsu, Marjuki, yang masih kelas 3 SD. Sementara dua anaknya di pondok pesantren, Yogyakarta.

(16)

Meresahkan, Maling Warnet dan

Toko Sembako Diringkus Polisi

KEBUMEN, FP – Petualangan tersangka pembobol sejumlah rumah dan toko sembako serta warnet harus berkahir di Kantor Polisi. Tersangka berinisial DM (36) warga Banjarnegara berhasil diamankan Polsek Sempor Polres Kebumen setelah sempat menjadi buron dan target opersi Polres Kebumen.

Dijelaskan Kapolsek Sempor Polres Kebumen AKP Wasidi, ditangkapnya DM pada hari Senin (20/2) pukul 11.00 WIB di Banjarnegara berdasarkan keterangan komplotannya yang lebih dahulu di ringkus Sat Reskrim Polres Kebumen.

“DM ditangkap berdasarkan keterangan dari tersangka berinisial DFI (33) warga sempor, yang mengatakan jika saat melakukan sejumlah aksi ditemani oleh DM,” ucap Wasidi, Kamis (02/3). DFI yang ternyata seorang residivis kambuhan dan sudah dua kali masuk bui itu sebulumnya ditangkap Sat Reskrim Polres Kebumen karena aksi pencurian kendaraan bermobil jenis Pick Up Mitsubishi SS.

Didepan penyidik, DFI mengaku jika sebelumnya telah melakukan sejumlah aksi pencurian di toko sembako dan warnet yang berada di Jatinegara Sempor bersama DM.

“DM ternyata adalah seorang takmir masjid di daerah Banjarnegara,” imbuh wasidi.

(17)

Tersangka j u g a telah menga k u i j i k a melak u k a n pencu r i a n p a d i 8 , 5 kwint al di Gudan g Gapok t a n Ds. Bejiruyung Kec. Sempor Kab. Kebumen.

Selain itu, delapan unit komputer milik warnet Upin Ipin berhasil digondol oleh kawanan ini. Dalam pengakuannya, komputer itu mereka jual di daerah Banyumas seharga Rp, 3.150.000,-.

Dikatakan AKP Wasidi, tersangka DM telah mengakui perbuatnnya. “Dirinya nekat mencuri lantaran kekurangan modal untuk usaha jual beli singkong dan rongsokan,” papar Wasidi berdasarkan keterangan DM.

Masih kata AKP Wasidi, akibat perbuatannya itu, DM dijerat dengan pasal 363 tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman 7 tahun kurungan penjara.

Referensi

Dokumen terkait

Melihat hasil dari respon yang diberikan masyarakat Dusun Sabungan dan Lenden Desa Banyior, bagian tanaman jahe paling banyak digunakan sebagai bahan pangan atau rempah-rempah,

Perusahaan memberikan sanksi/bonus bagi setiap karyawan yang memiliki hasil kerja yang buruk/baik, guna mencambuk karyawannya untuk dapat bekerja dengan lebih baik lagi..

menyatakan terdapat perbedaan minat belajar dalam pemebelajaran dan keterampilan menyimak bahasa Inggris secara simultan anatara siswa yang mengikuti tehnik chain

Pemasakan Pencampuran II Mustard Pencampuran III Kuning telur Pencampuran IV Minyak zaitun, cuka apel Pengisian Jar Steril Mayonaise..  Minyak na*ati yang #ipakai yaitu minyak

Berisi landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini termasuk literatur, referensi maupun penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat menjadi sumber informasi dan

Saran yang diajukan penulis kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneruskan penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai hubungan antara upah kerja

Metode yang digunakan dalam Dalam pendidikan kader formal Pelatihan Taruna Melati 1 metode yang digunakan yaitu pemanasan, ceramah dan tanya jawab, diskusi

Oleh karena itu pada tugas akhir ini dilakukan pengujian perencanaan jaringan LTE dengan menggunakan teknik pengalokasian frekuensi yaitu skema frekuensi reuse