PROLOG
Banyak yang harus melawan Covid 19 tanpa memiliki jurus-jurus sembuh. Itu dapat memperburuk kondisi hingga pasien mengalami kematian. Dengan menguasai jurus sembuh, tentu dengan pertolongan Allah SWT, penulis yang terpapar Covid 19 berat (saturasi anjlok hingga 55,8) berhasil lolos dari kecupan maut.
Karena itu penulis ingin membagikan 10 jurus sembuh Covid 19 dengan bahagia. Berbeda dengan yang Anda bayangkan, 10 jurus sembuh Covid 19 tidak didominasi oleh obat atau vitamin apa yang perlu dikonsumsi, tetapi justru
didominasi oleh pengkondisian mentalitas sembuh yang memang sangat diperlukan dalam menghadapi Covid 19. Mentalitas sembuh ini yang sering tidak dimiliki oleh para pasien Covid 19 yang akhirnya meninggal dunia. Saat ini di Indonesia yang meninggal harian menembus 700 an orang (angka yang cukup tinggi).
Agar lebih berguna untuk para pembaca, selain tulisan penulis buku ini dilengkapi dengan info-info grafis termasuk jenis-jenis obat terapi dan lain-lain. Para pembaca dapat melihat info-info grafis yang bersumber dari Halodoc di bagian belakang.
dalam bentuk pdf dan penulis gratiskan sebagai rasa syukur penulis dan semoga menjadi amal jariyah. Kalaulah diperkenankan, mohon penulis dan Ervin Adrian (lay out buku dan cover) beserta keluarga & keturunan kami berdua didoakan mati dalam keadaan husnul
khatimah dan kelak dimasukkan ke dalam
sorga yang dijanjikan Allah SWT. Bogor, 7 Juli 2021
DR. DEDHI SUHARTO
JURUS PERTAMA:
KENALI SANG COVID 19
Apakah Covid 19 berbahaya? Bisa ya, bisa tidak. Covid 19 bisa berbahaya atau tidak berbahaya bergantung dari kondisi kita yang terpapar.
Covid 19 ada yang bergejala berat dan itu berbahaya. Risiko terbesarnya adalah kematian. Karena itu sebaiknya pasien Covid 19 bergejala berat di rumah sakit. Tetapi Covid 19 ada yang bergejala non berat yaitu tanpa gejala (OTG), bergejala ringan, atau gejala sedang dan itu tidak terlalu berbahaya. Cukup dihadapi dengan imunitas tubuh yang prima dan bisa isolasi
mandiri saja.
Karena itu tidak perlu panik apabila kita dinyatakan positif Covid 19. Apalagi bila kita termasuk yang menjaga protokol kesehatan 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Membatasi mobilitas). Tidak perlu dipikirin kenapa kita masih kena Covid 19 juga meskipun sudah berusaha maksimal. Ingat, virus Covid 19 berat sangatlah kecil dan tidak terlihat. Kemungkinan kita terkena tetap ada meskipun sudah menjaga protokol kesehatan.
Lalu apa gunanya protokol kesehatan? Pertama, mengurangi risiko terpapar.
Kedua, mendatangkan keridhaan Allah SWT karena kita telah menggunakan akal sehat yang telah dianugerahkanNya kepada kita sehingga Allah SWT akan berkenan menolong kita saat kita terpapar.
Ketika kita menggunakan masker, misalnya, kemungkinan kita terpapar masih ada 5% bila di sekitar kita juga menggunakan masker. Dengan demikian memang ada peluang 5% kita terpapar. Jika kita kena yang 5% ini, maka virus yang masuk pun tidak akan terlalu banyak karena kita memakai masker dibandingkan kita tidak memakai masker.
yang berat atau non berat lalu apa? Ya kita akan memahami bagaimana kita menghadapinya karena situasi yang kita hadapi akan berbeda. Ibarat pertandingan pencak silat, bukankah setiap lawan perlu dihadapi dengan jurus yang berbeda. Kalau jurusnya sama terus ya kita akan mudah dikalahkan lawan.
Bukankah ada jurus-jurus dasar yang sama ketika kita bertanding? Tentu saja. Silakan simak jurus-jurus berikut yang perlu dikuasai.
JURUS KEDUA: TENANG &
BERBAIK SANGKA
Tidak perlu panik ketika terkena Covid 19. Panik itu tidak baik. Ingat, bahwa sebagian besar Covid 19 bergejala ringan. Hanya sedikit yang bergejala berat. Tetapi tenang tidak berarti lengah. Tenang berarti kita waspada dengan penuh kesadaran berpikir untuk menghadapi Covid 19 yang terbaik.
Bagaimana kita bisa tenang? Caranya adalah dengan mengingat Allah SWT. Karena hanya dengan mengingat Allah SWT hati kita menjadi tenang.
menyadari bahwa segala sesuatu sangat kecil, termasuk virus Covid 19, dibandingkan Allah SWT yang Maha Besar. Oleh karena itu tidak ada yang perlu terlalu kita cemaskan karena kita bersandar kepada Allah SWT yang Maha Besar.
Ketika kita mengingat Allah SWT kita menyadari bahwa kita ditakdirkan terkena Covid 19. Bagi orang yang beriman kepada Allah SWT tentu meyakini apa yang ditakdirkan Allah SWT untuk hambaNya, pastilah itu yang terbaik untuk sang hamba. Karena itu sang hamba perlu berbaik sangka. Pada saat seperti itu, tidak ada yang perlu ditakuti atau dicemaskan
secara berlebihan. Yang ada adalah keyakinan kuat bahwa Allah SWT akan menolong dirinya. Kini tinggal bagaimana dia menghadapi takdirnya dengan literasi terbaik yang dimilikinya.
Bagaimana agar kita mengingat Allah SWT? Caranya adalah menjalin komunikasi dengan Allah SWT melalui doa.
JURUS KETIGA:
DOA NAN KHUSYUK
Ketenangan dan berbaik sangka akan hadir pada saat kita berdoa dengan khusyuk. Doa adalah komunikasi seorang hamba dengan Allah SWT Sang Maha Pencipta. Doa merupakan komunikasi dua arah. Pertama, permintaan dari sang hamba. Kedua, jawaban dari Allah SWT. Jawaban dari Allah SWT itu ada dua. Pertama, berbentuk terkabulkannya doa seketika atau selang beberapa waktu setelahnya dan kedua, berbentuk ketenangan yang hadir pada diri kita.
dengan khusyuk? Kekhusyukan terjadi bila kita mengerti benar permintaan kita. Oleh karena itu berdoa dengan bahasa yang kita kuasai tentu akan membantu untuk khusyuk. Bagaimana bila kita menggunakan Bahasa Arab, yang notabene tidak terlalu kita kuasai? Kita bisa menggunakan terjemah untuk memahami doa dalam Bahasa Arab tersebut dan memahami intinya lalu pada saat kita mengucapkan dengan bibir doa Bahasa Arab tersebut inti dari doa tersebut kita resapi dengan benar dalam hati kita. Dengan demikian kita dapat berdoa dengan khusyuk.
JURUS KEEMPAT:
BAHAGIA
Orang sakit kok disuruh bahagia? Justru itu, orang sakit memerlukan obat dan obat yang paling utama adalah bahagia. Apalagi berkaitan dengan Covid 19.
Lho kok bisa? Karena Covid 19 adalah self limited desease. Artinya penyakit yang
akan sembuh dengan sendirinya asal kitanya kuat. Agar kita kuat maka kita perlu imunitas atau daya tahan tubuh yang prima. Salah satu sumber imunitas itu berasal dari bahagia yang ada dalam jiwa kita.
Bagaimana logikanya? Logikanya, saat orang bahagia maka akan mengeluarkan enzim endorphin. Endorphin ini memiliki kemampuan menghilangkan stress dan kecemasan. Padahal stress dan kecemasan ini biasanya akan menurunkan imunitas. Dengan hilangnya stress dan kecemasan maka hilang faktor penurun imunitas. Dengan kata lain, imunitas kita akan terjaga, bahkan mungkin meningkat.
Kalau kita tidak bisa mengusahakan bahagia maka sangat berisiko imunitas kita turun. Karena itu kondisi kita bisa memburuk. Tentu kita tidak mau bukan?
beberapa sumber kebahagiaan. Sumber kebahagiaan yang terpenting adalah hati yang bersyukur dan hobi.
JURUS KELIMA: HATI YANG
BERSYUKUR
Hati yang bersyukur adalah sumber kebahagiaan. Namun, bersyukur itu tidak mudah.
Apa kiat untuk bersyukur?
Kiat untuk bersyukur adalah dengan mengurangi gap antara harapan dan kemampuan. Orang akan bisa bersyukur bila harapan dapat diwujudkan menjadi kenyataan. Sebaliknya, bila harapan hanya tetap jadi angan-angan maka orang akan jengkel, yang berarti tidak bisa bersyukur.
Semakin jauh antara harapan dan kemampuan, semakin sulit bersyukur kita karena kurangnya kemampuan memenuhi harapan. Karena itu mesti kita dekatkan antara harapan dan kemampuan.
Caranya bagaimana?
Gap antara harapan dan kemampuan
memiliki dua variabel, yaitu: variabel harapan dan variabel kemampuan. Agar kita mampu bersyukur maka kedua variabel tersebut yang dapat kita intervensi. Kemampuan mestinya lebih besar kansnya dalam mewujudkan harapan atau setidak-tidaknya sama.
terhadap variabel kemampuan. Agar gap antara harapan dan kemampuan dapat berkurang jauhnya maka variabel kemampuan dalam mewujudkan harapan perlu kita tingkatkan. Misalnya bila kita memiliki harapan menjadi orang kaya, maka variabel kemampuan menghasilkan kekayaan perlu kita tingkatkan. Contohnya? Kalau kita seorang karyawan yang rutin mendapatkan gaji bulanan, mungkin bisa kita kembangkan kemampuan berinvestasi yang mampu menambah kekayaan kita.
Intervensi kedua adalah intervensi terhadap variabel harapan. Terkadang kita tidak mampu meningkatkan kemampuan
menghasilkan kekayaan. Misalnya, untuk berinvestasi ternyata kita tidak memiliki tabungan yang dapat digunakan sebagai modal berinvestasi. Maka variabel harapan dapat kita intervensi. Ketimbang berharap menjadi orang kaya, bisa kita turunkan menjadi harapan menjadi orang berkecukupan. Turunnya harapan dari orang kaya menjadi orang berkecukupan ini dimungkinkan. Misalnya dengan mengatur sedemikian rupa pengeluaran kita, boleh jadi kita bukan orang kaya tetapi kebutuhan kita dapat kita cukupi karena pengeluaran kita yang hemat terkendali.
suatu saat akan berdampak dengan adanya sisa (selisih pendapatan dengan pengeluaran) yang dapat kita jadikan sebagai modal. Pada saat itu kita bisa mengintervensi variabel kemampuan berinvestasi dan bisa meningkatkan kembali harapan kita menjadi orang kaya. Pengalaman saya ketika terkena Covid 19 berat, ada gap harapan saya untuk sembuh cepat dengan kemampuan saya untuk sembuh cepat karena Covid 19 saya bergejala berat. Saya turunkan gap harapan saya untuk “sembuh cepat” dengan harapan “asal saya sembuh”. Dengan turunnya variabel harapan tersebut, saya bisa menikmati kondisi
sakit dan bahagia menghadapi Covid 19 berat. Bila harapan saya terus saya pasang pada harapan “sembuh cepat”, mungkin saya akan semakin stress dan cemas ketika tidak sembuh-sembuh dan bisa berujung kepada perburukan kondisi serta kematian.
Jadi, turunkanlah gap antara harapan dengan kemampuan niscaya kita akan mampu bersyukur karena terlampauinya harapan dengan kemampuan yang kita miliki. Dengan demikian kita akan menjadi orang yang bahagia.
JURUS KEENAM:
HOBI
Hobi juga bisa menjadi sumber kebahagiaan. Oleh karena itu, sering orang yang sedang menggeluti hobinya lupa waktu. Bagi orang yang sedang sibuk dengan hobinya, waktu akan berjalan dengan sangat cepat. Kebahagiaan dalam dirinya telah menisbikan perjalanan waktu sehingga terasa singkat.
Hobi timbul karena kita tertarik dengan sesuatu. Kita bisa tertarik dengan membaca Al Qurán, zikir, membaca, menulis, menonton youtube, menyanyi, menyulam, menjahit, dll.
Ketertarikan ini bisa banyak sumbernya. Salah satu ketertarikan adalah karena kita mengenal sesuatu dengan baik. Pengenalan sesuatu dengan baik biasanya disebabkan karena kita sering berinteraksi dengan sesuatu itu. Orang Jawa bilang tresno jalaran seko
kulino.
Jadi mungkinkah kita tidak memiliki hobi?
Mungkin saja kalau kita tidak pernah berinteraksi secara intensif dengan sesuatu yang bisa kita jadikan hobi. Tapi berinteraksi secara intensif dengan sesuatu bisa kita rancang asal kita mau. Jadi bila ada kemauan mestinya kita akan
memiliki hobi tertentu.
Masalahnya mungkin sering kita tidak menyadari bahwa kita memiliki hobi tertentu. Coba perhatikan! Jangan-jangan kita memiliki hobi whatsapp-an tetapi kita tidak menganggapnya hobi karena banyak orang memiliki hobi whatsapp-an ini. Ingat, banyaknya orang yang melakukan hal yang sama bukan berarti itu bukan merupakan hobi. Itu hobi! Kitanya saja yang kadang kurang menyadari.
Jadi, rasanya terlalu kecil kemungkinannya kita tidak memiliki hobi. Karena itu, kecil kemungkinannya kita tidak bisa bahagia yang bersumberkan dari hobi.
JURUS KETUJUH:
MANAJEMEN MELUPAKAN
KONDISI
Banyak yang mengabaikan penyakit Covid 19.
Mengapa?
Karena kalau kena Covid bergejala ringan ya kayak kena flu saja. Kalau kena Covid 19 gejala sedang ya kayak demam biasa saja. Yang mengabaikan ini masih belum percaya bahwa Covid 19 ada yang bergejala berat dan mengakibatkan kematian. Mereka biasanya berkoar-koar itu konspirasi karena yang mati banyaknya setelah dirawat di RS.
Sebagai penyintas Covid 19 berat sudah jadi kewajiban saya untuk menceritakan yang sebenarnya. Biar "kaum yang tercekoki konspirasi" agak melek sedikit. Syukur-syukur melek banyak.
Saya kena Covid 19 berat dan dirawat di rumah sakit. Tidak tanggung-tanggung saya dirawat di dua rumah sakit. Kayaknya cuma saya yang dapat perlakuan istimewa ini. Saya dirawat di rumah sakit Melania Bogor lalu dirawat di rumah sakit RSPG Cisarua.
O ya, Covid 19 Berat ditandai dengan gejala demam dan kekurangan oksigen. Saturasi dibawah 90 itu gejala berat.
Saturasi saya sampai 55,8. Boleh dikata bergejala sangat berat. Karena banyak yang saturasi anjlok di angka 70-an sudah meninggal karena tidak kuat. Mungkin saya diselamatkan oleh Allah SWT dengan saturasi serendah itu untuk share terkait Covid 19 berat. Karena itu saya tidak akan bosan-bosan berbagi literasi soal Covid 19 berat. Itu saya lakukan sejak diundang beberapa webinar dan melalui novel saya Gelombang Nikmat & Cinta Sang Penyintas Covid 19.
Mengapa pasien Covid terutama Covid 19 bergejala berat berisiko meninggal meskipun sudah diinfus dan diberi oksigen?
Karena biasanya ia mengalami kesulitan tidur. Dalam 24 jam hanya tidur 1 jam. Dalam keadaan seperti ini orang cenderung stress dan cemas. Tidak bisa tidur dengan kondisi kekurangan oksigen tentu sangat tidak nyaman. Jam akan terasa melambat. Satu jam berasa sehari. 23 jam? Ya berasa berhari-hari. Apalagi terjadi 2 hari atau lebih. Kondisi ini harus dijalani sendirian tanpa keluarga dan juga perawat. Perawat hanya akan datang siang hari. Malam hari sangat sepi dan bikin tidak hepi. Bikin stress, cemas, semakin membuat imunitas menurun, dan akhirnya tak mampu bertahan sehingga meninggal dunia.
Nah apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari perburukan kondisi ini?
Intinya jangan stress dan cemas. Lalu bagaimana bisa?
Dalam kasus saya, saya melakukan Manajemen Melupakan Kondisi atau MMK. Manajemen baru yang belum pernah dikenal di ilmu-ilmu manajemen. Inti dari MMK adalah kita mengelola kondisi tidak bisa tidur tadi dengan aktivitas yang bisa kita kerjakan di kamar isolasi. Kalau bisa aktivitas yang merupakan hobi kita (pelajari jurus keenam). Bisa dengan berzikir, mendengarkan Al Qur'an, membaca, menulis, menonton youtube,
WA an, dll. Mungkin bisa menjahit atau menyulam untuk ibu-ibu. Pokoknya lakukan hal yang menyenangkan/hobi hingga kita lupa kondisi kita yang sedang tidak bisa tidur.
Ada kesalahan fatal yang dilakukan orang-orang tercinta pasien Covid 19 berat. Biasanya mereka menyuruh sang pasien untuk tidur. Kalau melihat pasien masih menulis WA tengah malam, sang pasien mereka marahin. Itu karena rasa cinta tapi kurang tepat karena sang pasien lebih baik dibiarkan asyik dengan WA-nya. Ini literasi yang jarang diketahui keluarga pasien. Mestinya yang dilakukan keluarga pasien adalah menemani sang pasien
dengan WA-an di malam hari. Itu sangat sangat membantu untuk melupakan kondisi.
Dengan Manajemen Melupakan Kondisi itulah saya berhasil melewati saturasi yang anjlok di angka 64 kemudian anjlok lagi 55,8 tapi masih diberi hidup hingga saya masih bisa menulis buku ini. Jadi Manajemen Melupakan Kondisi sangat penting karena tidak bisa digantikan oleh obat-obatan. Eh ada sih obat tidur. Tapi
gimana kalau tidurnya keterusan gak
bangun-bangun?
O ya, jurus Manajemen Melupakan Kondisi pada dasarnya adalah penggabungan jurus pertama, kedua,
ketiga, keempat, kelima, dan keenam yang telah saya uraikan sebelumnya.
JURUS KEDELAPAN:
MINUM AIR PUTIH YANG
BANYAK
Jurus Manajemen Melupakan Kondisi berguna untuk menjaga agar kondisi kita tetap pada situasi yang kondusif. Misalnya saturasi kita anjlok hingga 55,8 ya sampai di situ saja anjloknya tidak turun kembali. Jadi fungsinya untuk tidak memperburuk keadaan. Meskipun kelihatannya hanya untuk tidak memperburuk keadaan tetapi pada saat yang kritis ini sangat penting.
Oleh karena itu perlu jurus kedelapan yaitu minum air putih yang banyak. Saturasi berhubungan erat dengan
oksigen. Air putih di dalam diri kita berhubungan dengan suplai oksigen juga. Oleh karena itu minum air putih yang banyak akan berdampak pada peningkatan saturasi kita.
Masalahnya adalah ini terlihat sepele. Bahkan rumah sakit pun sering tidak memperhatikan hal ini. Mungkin kita dianggap terpenuhi kebutuhan oksigen melalui pemberian oksigen saja dengan menggunakan ventilator/respirator.
Oleh karena itu ketika ada yang terpapar Covid 19 dan saturasi menurun tajam, harusnya pihak keluarga/sahabat memperhatikan ketersediaan air putih ini. Sediakan saja satu dus air mineral dalam
botol yang mudah diminum oleh pasien Covid 19.
Ketika saya terpapar covid 19 berat, saya meminta keluarga saya untuk menyediakan dus air mineral. Ketika ada teman saya yang terpapar covid 19 dengan sesak nafas dan dirawat di rumah sakit, saya meminta teman saya yang lain yang sedang menuju ke rumah sakit tersebut untuk menyuplai kebutuhan air minum putih dengan satu dus air mineral dalam botol. Alhamdulillah, ia pun sembuh.
JURUS KESEMBILAN:
MAKAN LAHAP, ASUPAN
VITAMIN & MADU
Bila air putih berguna untuk menaikkan saturasi, maka kita perlu makan lahap untuk menaikkan daya tahan tubuh. Pengalaman di RSPG Cisarua, lidah saya begitu doyan makan ketika makanannya beroma jahe. Ada susu kedelai jahe. Demikian juga sayuran atau masakannya banyak beraroma jahe. Itu membuat saya makan lahap meskipun masakannya sederhana saja.
Bagaimana bila kita tetap tidak makan lahap bahkan tidak doyan makan? Kita
bisa menyuplai tubuh kita dengan jus kurma. Buat sendiri saja kurma dicampur air panas secukupnya dan diblender. Nikmat rasanya. Kita tidak perlu mengunyah tapi cukup menyruputnya saja dengan sedotan.
Selain makan lahap, tubuh kita juga perlu asupan vitamin khususnya vitamin D dan C. Vitamin D dapat diberikan yang dosis tinggi 5.000IU. Bila tidak ada ya yang 1.000IU atau 400IU. Untuk mendapatkan Vitamin D secara alami bisa dengan berjemur. Ini tentu bila kondisi kita terpapar Covid 19 ringan/sedang yang cukup isoman di rumah. Pengalaman saya terpapar Covid 19 berat, saya dirawat di
kamar isolasi yang tidak tersinari matahari sama sekali. Tentu saja saya tidak bisa berjemur.
Madu juga perlu kita konsumsi karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Sebaiknya madu dikonsumsi tanpa ditambah air. Madu pahit lebih baik, tapi bila tidak ada, madu manis pun jadi.
JURUS KESEPULUH:
TENGKURAP & BERBARING
Selain air putih, posisi tengkurap kombinasi dengan berbaring juga berguna untuk menaikkan saturasi. Ini bagus untuk yang sesak nafas (gejala berat/sedang). Pengalaman saya, posisi tengkurap ini membuat kita merasa nyaman.
Posisi tengkurap bisa dalam bentuk tidur tengkurap bisa juga seperti sujudnya orang sholat. Untuk posisi sujudnya orang sholat bisa disertai dengan menyengaja batuk dan mengeluarkan dahak (siapkan penadah dahak di dekat kita).
Sebagaimana air putih, posisi tengkurap ini fungsinya tambahan dalam hubungannya dengan saturasi. Pada intinya bila dokter menganjurkan kita untuk mengenakan respirator/ ventilator (oksigen) tetap harus kita kenakan.
EPILOG
Demikianlah 10 Jurus Sembuh Covid 19 dengan Bahagia. Saya berharap terutama yang terpapar Covid 19 bergejala berat dapat sembuh dan terhindar dari kematian. Bagi yang terpapar Covid 19 bergejala sedang semoga terhindar dari perburukan kondisi. Bagi yang terpapar Covid 19 ringan semoga segera sembuh dengan bahagia.
10 Jurus Sembuh Covid 19 dengan Bahagia itu telah saya praktikkan pada 3-23 Agustus 2020 saat saya tergolek lemas karena Covid 19 gejala berat di RS Melania Bogor dan RSPG Cisarua. Saya melalui
hari-hari saya dengan bahagia. Kemudian saya lanjutkan dengan isolasi mandiri di rumah sesuai arahan dokter selama 14 hari di rumah. Hasilnya, dokter kontrol di RSPG Cisarua tercengang saat saya diperiksa pada tanggal 7 September 2020 karena saya tidak ada gangguan paska Covid 19 berat saya. Kata dokter yang memeriksa,” Biasanya paska Covid 19 banyak yang masih punya keluhan, Pak.”
Ada fenomena longcovid untuk para penyintas covid 19 paska kesembuhan mereka. Alhamdulillah saya tidak mengalaminya. Saya duga itu karena saya menghadapi Covid 19 berat saya dengan bahagia!
KATEGORI
GEJALA
RINGAN
Demam
Batuk (kering)
Lelah
Tidak bernafsu makan
Pusing
Tidak dapat mencium
Tidak dapat mengecap rasa
Nyeri otot
Sakit tenggorokan
Kedinginan & influenza
Mual, muntah
Diare
Radang
Ruam kulit
Tarikan napas 12-20x/menit
Saturasi oksigen ≥95%
LOKASI PERAWATAN
ISOMAN
DURASI PERAWATAN
10 hari
setelah gejala pertama
*Sumber: Halodoc
min.
3 hari
tanpa gejala
KATEGORI
SEDANG
GEJALA
Gejala kategori ringan disertai dengan:
Bernapas pendek, tanpa gangguan
pernapasan
Jumlah tarikan napas dalam 1
menit (menarik dan membuang
napas): 20-30x/menit.
Saturasi oksigen <92%
LOKASI PERAWATAN
RUMAH SAKIT/ISOMAN
DURASI PERAWATAN
10 hari
setelah gejala pertama
*Sumber: Halodoc
min.
3 hari
tanpa gejala
KATEGORI
GEJALA
KRITIS
Gejala kategori ringan disertai dengan:
Bernapas pendek, tanpa gangguan
pernapasan
Jumlah tarikan napas dalam 1
menit (menarik dan membuang
napas): 20-30x/menit.
Saturasi oksigen <92%
LOKASI PERAWATAN
HCU - ICU RUMAH SAKIT
DURASI PERAWATAN
Dinyatakan sembuh oleh dokter dengan
PCR negatif dan gejala klinis membaik
*Sumber: Halodoc
Kondisi kritis dengan:
ARDS/Gagal bernapas
Sepsis
Shock Sepsis
Cara Membaca
CT
(Cycle Threshold)
Value
1. Nilai CT yang lebih tinggi berarti konsentrasi virus di
dalam tubuh lebih rendah, sehingga rendah kemungkinan
virus menyebabkan infeksi.
2. Nilai CT yang lebih rendah berarti kemungkinan
lebih besar untuk virus menyebabkan infeksi.
3. Batasan CT adalah - di bawah 35/40*.
4. Catatan penting: panduan di atas harus dilakukan
dengan memperhatikan gejala klinis.
Meski pasien berangsur pulih dari COVID-19 dengan
angka CT yang lebih tinggi, gejala klinis tetap harus
diperhatikan seperti demam, batuk, diare atau tidak
mampu bernapas (diukur dari jumlah tarikan napas dalam
satu menit, yaitu di bawah 18-20x tarikan napas per menit).
*Bergantung dari alat yang digunakan di setiap lab
NILAI
SATURASI
OKSIGEN
Sebelum menggunakan Oximeter:
1. Bersihkan jari sebelum menggunakan Oximeter
karena dapat memengaruhi pembacaan
2. Ukur beberapa jari untuk menentukan saturasi oksigen
Gunakan nilai tertinggi untuk penentuan hasil akhir
3. Detak jantung normal 72-84/min,
suspek COVID-19 biasanya memiliki detak jantung 100/min.
95 - 100
Anda dalam kondisi baik
93 - 94
Anda perlu berbaring untuk
meningkatkan kadar oksigen
<92
Anda perlu ke Rumah Sakit untuk
mendapatkan perawatan dokter
<80
Anda perlu menggunakan ventilator
Cek Saturasi Oksigen (Sp02) 3x sehari
- Setelah Sarapan - Setelah Makan Siang - Sebelum Tidur
*Sumber: Halodoc
CARA TINGKATKAN
SATURASI OKSIGEN
DENGAN
- TENGKURAP
& BERBARING
Teknik untuk mengatasi kekurangan oksigen
POSISI 1 Berbaring di atas perut dalam 30 menit
POSISI 2 Berbaring ke sisi kanan dalam 30 menit
POSISI 3 Berbaring sambil duduk dalam 30 menit
*Sumber: Halodoc
PENTING!
Ganti posisi antara 3 posisi di atas setiap 30 menit.
Pastikan Anda senyaman mungkin.
Jaga agar ruangan berventilasi baik dan upayakan
untuk menghirup udara segar sebanyak mungkin.
PROTOKOL ISOLASI
MANDIRI (ISOMAN)
1. Periksa temperatur secara teratur, 3x/hari.
Temperatur normal 36.5-37.5 C.
2. Periksa saturasi oksigen (Sp02) 3x/hari.
Setelah makan pagi, setelah makan siang
dan sebelum tidur malam hari.
Saturasi oksigen yang baik adalah 95% ke atas.
3. Periksa detak jantung 3x/per hari setelah makan pagi,
makan siang, dan sebelum tidur malam hari.
Detak jantung normal adalah 60-100x/min.
Demam atau berolahraga akan meningkatkan detak jantung,
jadi perlu beristirahat minimal 15 menit sebelum
mengukur detak jantung.
4. Rekam video satu menit yang menunjukkan bagaimana
anda bernapas, dan kirimkan ke dokter bersama laporan
suhu tubuh, saturasi oksigen dan detak jantung setiap hari.
5. Minum obat dan multivitamin secara teratur
dan ikuti anjuran dokter.
6. Jika keadaan memburuk misalnya napas lebih berat,
temperatur tinggi, dan dehidrasi, segera pergi ke Rumah Sakit.
Gunakan aplikasi Halodoc untuk memeriksa lokasi terdekat.
7. Gunakan masker.
8. Jaga jarak dengan mereka yang merawat Anda.
9. Cuci tangan secara teratur, dengan desinfektan 70% alcohol
atau sabun dan air mengalir selama 2 menit.
10. Berjemur minimal 15 menit per hari untuk mendapatkan
vitamin D dan lakukan peregangan.
Lakukan seperlunya & hanya jika keamanannya terjamin.
11. Jangan lupa berdoa dan tetap tenang.
Hati yang bahagia adalah obat yang baik.
DOSIS HARIAN
ISOMAN
Antibiotic
Zithromax/Zitrolin
3 tablet/blister
6 tablet
1x/ hari sehabis makanAntivirus
Favipiravir/Avigan
10 tablet/blister
40 tablet
Hari ke-1:- 2x8 tablet (setelah makan) - dengan interval 12 jam
Hari ke-2 dan setelahnya: - 2x3 tablet (setelah makan) - dengan interval 12 jam
Fluvir / Oseltamivir
10 tablet/blister
10 tablet
2x1 tablet- sebelum/sesudah makan
Antiparasit
Ivermax 12 /
Ivermectin
10 tablet/blister
3 tablet
- 1 tablet/hari,di hari ke 1, 3 dan 5
- Harus diminum sesuai dosis
Paracetamol
Sumagesic /
Sanmol Forte
4 tablet/blister
30 tablet
- 3x per hari(sesuai timbulnya gejala)
- Pagi, sore, malam - Setelah makan
Supplement
Zegavit
45 tablet
3x1 tablet(sebelum/sesudah makan)
Hi-D 5000
18 tablet
*Harus sesuai resep dokter
*Sumber: Halodoc
1x1 tabs
(sebelum/sesudah makan)
PAKET SUPLEMEN
DAN DIAGNOSTIK
PRODUK
DOSIS
KEBUTUHAN
DESKRIPSI
*Obat dan dosis rekomendasi dokter untuk COVID-19 gejala ringan dan sedang Merk dan dosis dapat berubah tergantung ketersediaan.
**dengan resep dan dalam pengawasan dokter
***Anak-anak memiliki dosis yang berbeda, tergantung usia.
Obat dan suplemen untuk anak-anak akan direkomendasikan oleh dokter.
*Sumber: Halodoc
Multivitamin dan Mineral
Zegavit
sesudah makan45 tablet
diminum pagi hari
Termometer
Pengukuran Suhu tubuh reguler - diperlukan untuk diagnostikOximeter
Pengukuran saturasi oksigen SpO2 - diperlukan untuk diagnostikPAKET SUPLEMEN
DAN DIAGNOSTIK
PRODUK
DOSIS
KEBUTUHAN
DESKRIPSI
*Obat dan dosis rekomendasi dokter untuk COVID-19 gejala ringan dan sedang Merk dan dosis dapat berubah tergantung ketersediaan.
**dengan resep dan dalam pengawasan dokter
***Anak-anak memiliki dosis yang berbeda, tergantung usia.
Obat dan suplemen untuk anak-anak akan direkomendasikan oleh dokter.
*Sumber: Halodoc
diminum selama 6 hari
sesudah makan (sore)
6 kapsul
dengan supplement high doseAntivirus
Favipiravir
2 x 8 tablet (sesudah makan)dari yang pertama
dengan supplement high dose
Hari kedua dst
2 x 3 tablet (sesudah makan) dari yang pertama
Oseltamivir
dengan supplement high doseAntiparasit
3 tablet
Paracetamol
3 x sehari(kalau ada gejala demam)