• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAMBAHAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) HIDAYATULLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENAMBAHAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) HIDAYATULLAH"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENAMBAHAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA

TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN

NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

HIDAYATULLAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penambahan Probiotik dengan Dosis Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013 Hidayatullah NIM C14080020

(4)

ABSTRAK

HIDAYATULLAH. Penambahan Probiotik dengan Dosis Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). Dibimbing oleh MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI dan WIDANARNI.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan probiotik dengan dosis berbeda terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila merah (Oreochromis niloticus). Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan dengan kadar protein 31,75% yang ditambahkan probiotik komersial Power Lac® dengan dosis yang berbeda yaitu pakan A (0 g/kg pakan), B (0,25 g/kg pakan), C (0,50 g/kg pakan), dan D (1 g/kg pakan). Ikan yang digunakan adalah juvenil nila merah dengan bobot rata-rata 13,67±0,22 g yang dipelihara dalam bak berukuran 3x2x0,7 m3 dengan kepadatan 50 ekor/bak. Ikan tersebut dipelihara selama 151 hari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari secara at satiation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C dengan penambahan probiotik 0,50 g/kg pakan memberikan hasil yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila merah (Oreochromis sp).

Kata kunci: probiotik, Power Lac®, pertumbuhan, nila merah

ABSTRACT

HIDAYATULLAH. The Addition of Probiotic with Different Dosage to Growth Performance for Red Tilapia (Oreochromis niloticus). Supervised by MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI and WIDANARNI

This research aims to test the effect of the addition of probiotics with different doses on the growth performance of Red tilapia (Oreochromis niloticus). The feed used in this research is the artificial diets with protein levels of 31.75% in added probiotic commercial Power Lac® with a different dose of a feed A (0 g/kg feed), B (0,25 g/kg feed), C (0,50 g/kg feed), and D (1 g/kg feed). Fish used is juvenile red tilapia with average body weight of 13,67±0,22 g were reared in the 3x2x0,7 cm3 bath with density of 50 fish/bath. Fish were reared for 151 days and feed 3 times daily at satiation levels. The results of research showed that treatment C with the addition of probiotic 0,50 g/kg feed gives the best results compared with others in improving the growth performance of red tilapia (Oreochromis sp).

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

PENAMBAHAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA

TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN

NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

HIDAYATULLAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Penambahan Probiotik dengan Dosis Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

Nama : Hidayatullah NIM : C14080020

Disetujui oleh

Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi, M.Si Pembimbing I Dr Ir Widanarni, M.Si Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Sukenda, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

(8)

Judul Skripsi: Penambahan Probiotik dengan Dosis Berbeda terhadap Kinetja Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

Nama : Hidayatullah

NIM : C14080020

Disetujui oleh

Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi. M.Si Dr Ir Widanarni, M.Si

Pembimbing I Pembimbing II

Tanggal Lulus:

(9)

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penambahan Probiotik dengan Dosis Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)”. Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang berlangsung pada bulan November 2012 hingga April 2013 di Kolam Percobaan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Banyak bantuan yang telah diberikan berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada Bapak Dr. Ir. Muhammad Agus Suprayudi, M.Si dan Ibu Dr. Ir. Widanarni, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan penelitian maupun penyusunan skripsi, serta Ibu Julie Ekasari, S.Pi, M.Sc selaku dosen tamu, Bapak Ir. Dadang Shafruddin, MS selaku Komisi Pendidikan Program S1 atas arahan dan masukan untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sangat luar biasa kepada kedua orang tua tercinta yakni ibunda Sachmiati dan ayahanda Bustamam, bang Aziz, kak Ayi, adikku Yuli dan Ririn serta Almarhumah adikku tercinta Vira yang telah memberikan kasih sayang, do’a dan semangat kepada penulis. Selain itu, ucapan terima kasih kepada seluruh teknisi kolam percobaan Departemen Budidaya Perairan yang telah membatu penulis selama proses penelitian, teman-teman BDP PATMO khususnya Nutrisionis 45, IMTR 45 serta Asrama Mahasiswa Aceh Leuser yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga segala kebaikan yang telah dilakukan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bogor, Oktober 2013 Hidayatullah

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 1

METODE ... 2

Waktu dan Tempat ... 2

Pakan Uji ... 2

Prosedur Penelitian ... 3

Analisis Kimia ... 3

Parameter Uji ... 4

Parameter Kualitas Air ... 5

Analisis Data ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

Hasil ... 6

Pembahasan ... 7

KESIMPULAN DAN SARAN ... 9

Kesimpulan ... 9

Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 10

LAMPIRAN ... 12

(11)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi pakan perlakuan untuk ikan nila merah (Oreochromis niloticus) .... 2

2 Hasil analisis proksimat (%bobot kering) pakan uji untuk ikan nila

merah (Oreochromis niloticus) ... ... 3

3 Bobot Awal (BA), Bobot Akhir (BAk), Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Efisiensi Pakan (EP), Laju Pertumbuhan Harian (LPH), Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH), Retensi Protein (RP) dan Retensi Lemak (RL) ikan nila merah (Oreochromis niloticus) yang dipelihara selama

151 hari ... 7

DAFTAR LAMPIRAN

1 Prosedur analisis proksimat ... 12

2 Hasil Bobot Awal (BA), Bobot Akhir (BAk), Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Efisiensi Pakan (EP), Laju Pertumbuhan Harian (LPH), Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH), Retensi Protein (RP), Retensi Lemak (RL) dan hasil analisis sidik ragam (ANOVA) ikan nila merah

(Orechromis niloticus) yang dipelihara selama 151 hari ... 15

3 Hasil pengkuran kualiatas air selama pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) ... 20

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia. Negara-negara yang tercatat sebagai pengimpor ikan nila antara lain Timur Tengah, Singapura, Jepang dan Amerika Serikat (Sucipto 2007). Di Indonesia sendiri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi ikan nila pada tahun 2013 sebanyak 1.105.000 ton, jumlah tersebut menigkat dari tahun 2012 yaitu sebanyak 850.000 ton. Ikan nila termasuk jenis ikan omnivora dimana pada habitat aslinya ikan ini memakan semua jenis makanan seperti fitoplankton, zooplankton, perifiton, tumbuhan air lunak dan cacing (Lovel 1989). Ikan ini memiliki laju pertumbuhan yang cepat, mudah bereproduksi, berdaging tebal dan mudah dibudidayakan (Molina et al. 2009).

Budidaya ikan secara intensif sangat bergantung pada pakan buatan. Pakan sebagai sumber energi bagi ikan untuk tumbuh merupakan komponen biaya yang paling besar dalam kegiatan budidaya yakni sebesar 40-89% (Suprayudi 2010). Untuk meningkatkan produksi maka harus didukung oleh pakan yang efektif agar pertumbuhan ikan dapat optimal. Salah satu upaya agar pakan efektif adalah dengan pemberian probiotik pada pakan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan ikan. Probiotik adalah mikroba tambahan yang memberikan pengaruh menguntungkan bagi inang melalui peningkatan nilai nutrisi pakan dan memperbaiki respon inang terhadap penyakit (Verschuere et al. 2000). Dalam peningkatan nilai nutrisi pakan, probiotik mampu menghasilkan beberapa enzim exogenous untuk pencernaan pakan seperti amilase, protease, lipase dan selulase (Kumar et al. 2008 dan Wang et al. 2008). Enzim exogenous tersebut akan membantu enzim endogenous di inang untuk menghidrolisis nutrien pakan seperti memecah atau menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lemak penyusun pakan. Pemecah molekul-molekul kompleks ini menjadi molekul sederhana akan mempermudah pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan ikan.

Penggunaan probiotik dapat menjadi solusi untuk menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang optimal, mengurangi biaya produksi dan pada akhirnya dapat mengurangi beban lingkungan karena akumulasi limbah di perairan (Iribarren et al. 2012). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik dengan dosis berbeda dalam pakan, sehingga dapat diketahui kebutuhan probiotik yang optimum untuk menunjang kinerja pertumbuhan ikan nila merah.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan probiotik dengan dosis berbeda terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila merah (Oreochromis niloticus.).

(13)

2

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai April 2013, bertempat di Kolam Percobaan dan Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pakan Uji

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan yang di tambahkan probiotik komersial Power Lac® dengan dosis yang berbeda yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari pakan A, B, C, dan D. Analisis proksimat pakan dilakukan diawal penelitian pada masing-masing jenis pakan.

Berikut ini merupakan pakan uji yang digunakan untuk ikan perlakuan : Pakan A : pakan tanpa penambahan probiotik atau pakan kontrol

Pakan B : pakan dengan penambahan probiotik sebesar 0,25 g/kg Pakan C : pakan dengan penambahan probiotik sebesar 0,50 g/kg Pakan D : pakan dengan penambahan probiotik sebesar 1,00 g/kg

Komposisi pakan dan hasil analisis proksimat pakan perlakuan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1 dan 2 berikut ini:

Tabel 1 Komposisi pakan perlakuan untuk ikan nila merah (Oreochromis niloticus)

Bahan Pakan Pakan Perlakuan

A B C D

Hewani : Poultry by product meal 8 8 8 8

Nabati: DDGS 88,7 88,7 88,7 88,7

Tepung bungkil kelapa sawit Tepung bungkil kedelai Pollard

Minyak Ikan 1 1 1 1

Vitamin dan mineral mix 0,3 0,3 0,3 0,3

Feed additive 1,5 1,5 1,5 1,5

Carboxy methyl cellulosa (CMC) 0,5 0,5 0,5 0,5

Total (%) 100.00 100.00 100.00 100.00

(14)

3 Tabel 2 Hasil analisis proksimat (%bobot kering) pakan uji untuk ikan nila merah (Oreochromis niloticus) Parameter Perlakuan A B C D Protein (%) 31,75 30,93 31,69 30,58 Lemak (%) 7,59 7,74 7,54 7,59 Kadar abu (%) 13,88 13,94 14,4 14,31 Serat kasar (%) 7,4 6,6 5,9 5,73 Kadar air (%) 10,5 10,3 9,95 10,4 BETN 28,91 30,49 30,52 31,39 GE (kkal/100 g pakan)* 367,40 370,97 373,47 371,29 C/P (kkal/100 g)** 11,57 11,99 11,79 12,14 Keterangan :

*GE = Gross Energy

1 gr Protein = 5,6 kkla GE

1 gr Lemak = 9,4 kkla GE

1 gr karbohidrat/BETN = 4,1 kkla GE ** C/P = Energi / Protein

BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Prosedur Penelitian

Ikan yang digunakan adalah ikan nila merah jantan yang berasal dari Kolam Percobaan Departemen Budidaya Perairan. Ikan dipelihara pada wadah bak beton di ruang terbuka (outdoor) berukuran 3x2x0,7 m3 sebanyak 12 unit yang dilengkapi dengan aerasi. Sebelum pemeliharaan dilakukan persiapan wadah yaitu bak disikat dan dibersihkan dari lumut dan kotoran-kotoran yang menempel kemudian dikeringkan selama 1 hari dan diisi air dengan volume 3 m3. Ikan uji terlebih dahulu diaklimatisasi terhadap lingkungan selama 3 hari. Setelah masa aklimatisasi selesai, ikan uji dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan menghilangkan sisa pakan didalam tubuh. Setiap bak diisi dengan 50 ekor ikan dengan bobot rata-rata 13,67±0,22 g. Ikan dipelihara selama 151 hari dengan pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 17.00 WIB secara at satiation atau sekenyangnya. Pergantian air dilakukan selama 1 minggu sekali dengan pergantian sebanyak 100% dari total volume bak.

Analisis Kimia

Analisis proksimat dilakukan terhadap pakan dan ikan uji. Analisis meliputi kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar serat kasar, kadar air dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN). Metode analisis dijelaskan pada Lampiran 1.

(15)

4

Parameter Uji

Biomassa Ikan

Biomassa ikan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Effendi 2004) :

Keterangan :

Wt = Bobot rata-rata ikan saat panen (gram) Nt = Populasi ikan saat panen (ekor)

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup ikan (Survival Rate) dihitung dari persentase jumlah ikan yang hidup di akhir masa pemeliharaan disbanding dengan jumlah ikan pada saat tebar awal. Tingkat kelangsungan hidup atau ikan dapat dihitung dengan persamaan (Effendie 1997) :

Keterangan :

SR = Survival Rate (%)

Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

Jumlah Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan ditentukan dengan menghitung jumlah pakan yang diberikan pada hewan uji selama percobaan.

Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan persamaan (Huisman 1987) :

[√

]

Keterangan :

α = Laju pertumbuhan harian (%)

Wt = Berat rata-rata ikan uji pada waktu tertentu (g) Wo = Berat rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g) t = Lama waktu pemeliharaan (hari)

Efisiensi Pakan

Efisiensi pemanfaatan pakan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Takeuchi 1988) :

(16)

5 Keterangan :

EP = Efisiensi pakan (%)

Bt = Bobot ikan akhir penelitian (g)

Bd = Bobot total ikan yang mati selama penelitian (g) Bo = Bobot ikan awal penelitian (g)

F = Jumlah pakan (g)

Retensi Protein

Nilai retensi protein dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Takeuchi 1988) :

Keterangan :

RP = Retensi protein (%)

F = Jumlah protein tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (g) I = Jumlah protein tubuh ikan pada awal pemeliharaan (g) P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (g)

Retensi Lemak

Nilai retensi lemak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Takeuchi 1988) :

Keterangan :

RL = Retensi lemak (%)

F = Jumlah lemak tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (g) I = Jumlah lemak tubuh ikan pada awal pemeliharaan (g) P = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan (g)

Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, pH, oksigen terlarut (DO), nitrit, nitrat dan TAN (Total Amonia Nitrogen). Pengukuran tersebut dilakukan diawal, ditengah dan akhir. Data hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Lampiran 3.

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Ms. Excel 2010 dan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dengan selang kepercayaan 95%. Untuk melihat perbedaan perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range dengan menggunakan program komputer SPSS 17.

(17)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pertumbuhan biomassa ikan selama 151 hari pemeliharaan yang diberi

pakan dengan penambahan probiotik Power Lac® dosis berbeda disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Biomassa ikan nila merah yang diberi perlakuan probiotik dari awal hingga akhir pemeliharaan

Ikan yang diberi perlakuan C (0,50 g/kg pakan) memiliki biomassa tertinggi dibandingkan dengan ikan yang diberi perlakuan lainnya (P<0,05), sedangkan ikan perlakuan B (0,25 g/kg pakan) dan D (1 g/kg pakan) memiliki biomassa yang sama (P>0,05).

Tabel 3 memperlihatkan hasil analisis dari parameter yang diujikan yang meliputi nilai rata-rata Biomassa Akhir (BAk), Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Efisiensi Pakan (EP), Laju Pertumbuhan Harian (LPH), Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH), Retensi Protein (RP) dan Retensi Lemak (RL). Jumlah konsumsi pakan berkisar 25725-26194 g dan sama pada semua perlakuan (P>0.05). Efisiensi pakan berkisar 28,67-43,30% dan perlakuan C lebih tinggi dari perlakuan lainnya (P<0.05). Laju pertumbuhan harian yang didapat berkisar 1,68-1,9% dan perlakuan C lebih tinggi dari perlakuan lainnya (P<0.05). Tingkat kelangsungan hidup berkisar 91,33-99,33% dan perlakuan B, C dan D lebih tinggi dari perlakuan A (P<0.05). Nilai retensi protein berkisar antara 14,33-22,13% dan perlakuan C lebih tinggi dari perlakuan lainnya (P<0.05). Nilai retensi lemak berkisar antara 21,89%-36,15% dan perlakuan C lebih tinggi dari perlakuan lainnya (P<0.05). 0,00 2000,00 4000,00 6000,00 8000,00 10000,00 12000,00 14000,00 0 28 63 99 132 151 B io m a ss a ik a n (g ) Hari ke- A B C D

(18)

7 Tabel 3 Bobot Awal (BA), Bobot Akhir (BAk), Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Efisiensi Pakan (EP), Laju Pertumbuhan Harian (LPH), Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH), Retensi Protein (RP) dan Retensi Lemak (RL) ikan nila merah (Oreochromis niloticus) yang dipelihara selama 151 hari. Parameter Perlakuan A B C D BA (g) 691,67±10,41a 673,33±5,77a 690,00±10,00a 680,00±8,66a BAk (g) 8066,67±604,68a 10023,33±740,02b 12033,33±614,36c 9503,33±145,72b JKP (g) 25725±0,00a 25918±0,00a 26194±0,00a 25929±0,00a EP (%) 28,67±2,38a 36,08±2,84b 43,30±2,32c 34,03±0,57b LPH (%) 1,68±0,06a 1,81±0,06 b 1,9±0,02c 1,75±0,01ab TKH (%) 91,33±1,15a 96,67±3,06b 99,33±1,15b 99,33±1,15b RP (%) 14,33±1,64a 19,89±2,38bc 22,13±0,66c 18,06±0,31b RL (%) 21,89±1,93a 27,03±3,92ab 36,15±2,86c 28,92±2,58b Keterangan: huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan (P<0.05).

Pembahasan

Probiotik adalah mikroba tambahan yang memberikan pengaruh menguntungkan bagi inang melalui peningkatan nilai nutrisi pakan dan memperbaiki respon inang terhadap penyakit (Verschuere et al. 2000). Bakteri probiotik merupakan mikroorganisme non-patogen yang mampu hidup dan berkembang biak pada sistem pencernaan serta dapat menghasilkan enzim pencernaan secara ekstraseluler. Bakteri probiotik juga mampu menjaga keseimbangan mikroba dalam usus, mengurangi mikroorganisme yang merugikan dan meningkatkan nafsu makan serta dapat memberikan keuntungan bagi inang dengan menstimulasi sistem imum (Merrifield et al. 2010). Dalam peningkatan nilai nutrisi pakan, probiotik mampu menghasilkan beberapa enzim exogenous untuk pencernaan pakan seperti amilase, protease, lipase dan selulase (Kumar et al. 2008 dan Wang et al. 2008). Enzim exogenous tersebut akan membantu enzim endogenous di inang untuk menghidrolisis nutrien pakan seperti memecah atau menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lemak penyusun pakan. Pemecahan molekul-molekul kompleks ini menjadi molekul sederhana akan mempermudah pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan ikan.

Pertumbuhan ikan akan meningkat seiring dengan lamanya masa pemeliharaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini biomassa ikan tertinggi terdapat pada perlakuan C (0,50 g/kg pakan) dibandingkan dengan perlakuan lainnya (P<0,05), sedangkan perlakuan A atau kontrol (0 g/kg pakan) memiliki biomassa terendah (P>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan probiotik dalam pakan dapat meningkatkan biomassa ikan akhir dan dari berbagai dosis yang diberikan, perlakuan penambahan 0,50 g/kg pakan adalah paling optimal. Probiotik dapat meningkatkan nilai nutrisi pakan karena memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim. Seperti yang diungkapkan oleh Narges et al. (2012) yang menyatakan bahwa dengan adanya bakteri probiotik dalam saluran pencernaan ikan akan sangat menguntungkan dikarenakan bakteri probiotik menghasilkan exogenous enzim seperti amilase, lipase dan protease pada sistem pencernaan ikan. Dengan adanya enzim-enzim tersebut dapat

(19)

8

mengurangi pengeluaran energi (expenditure energy) untuk proses pencernaan sehingga energi yang ada dapat digunakan untuk pertumbuhan. Semakin tinggi nutrien pakan yang tercerna maka semakin besar juga kemungkinan nutrien tersebut dimanfaatkan oleh ikan untuk pertumbuhannya dan mengurangi porsi nutrien yang akan terbuang ke lingkungan, sehingga secara tidak langsung dapat menekan laju penurunan mutu lingkungan (Putra 2010).

Pemanfaatan materi dan energi pakan untuk kebutuhan pertumbuhan melalui proses pencernaan dan metabolisme terlebih dahulu. Dalam pencernaan makanan yang kompleks akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh dinding usus dan disebarkan ke seluruh tubuh. Tingkat kecernaan akan mempengaruhi tingkat laju pengosongan lambung yang akhirnya akan berdampak pada tingkat konsumsi pakan. Jumlah konsumsi pakan dari tiap-tiap perlakuan berkisar 25.725-26.194 g dan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat laju pengosongan lambung ikan uji relatif sama sehingga pakan yang tercerna tidak mempengaruhi tingkat konsumsi pakan.

Efisiensi pakan didapatkan dari hasil perbandingan antara pertambahan berat tubuh dengan jumlah pakan yang dihabiskan selama masa pemeliharaan. Nilai efisiensi pakan berkaitan dengan laju pertumbuhan karena semakin tinggi laju pertumbuhan maka semakin besar pertambahan berat tubuh ikan dan semakin besar nilai efisiensi pakan. Efisiensi pakan yang diperoleh berkisar 28,67-43,30% dan perlakuan C lebih tinggi dari perlakuan lainnya (P<0.05), sedangkan perlakuan kontrol memiliki efisiensi pakan terendah (P>0,05). Menurut Iribarren et al. (2012) penggunaan probiotik menjadi solusi untuk menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang optimal, mengurangi biaya produksi dan pada akhirnya dapat mengurangi beban lingkungan karena akumulasi limbah di perairan. Putra (2010) juga menyatakan bahwa respon pertumbuhan ikan uji yang tinggi terhadap penambahan probiotik dalam pakan menghasilkan tingkat pemanfaatan pakan yang lebih efisien dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa probiotik dalam pakan mampu meningkatkan pemanfaatan karbohidrat pakan yang lebih efektif, sehingga penggunaan protein pakan lebih efisien dan memberikan respon lebih baik pada nilai efisiensi pakan.

Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan probiotik memperoleh nilai yang lebih baik dibandingkan kontrol. Perlakuan C memiliki laju pertumbuhan harian tertinggi yaitu sebesar 1,9% (P<0,05), sedangkan perlakuan A memiliki nilai laju pertumbuhan harian terendah yaitu sebesar 1,68% (P>0,05). Peningkatan pertumbuhan ikan uji dapat disebabkan oleh respon pemanfaatan karbohidrat pakan yang digunakan sebagai energi untuk pertumbuhan. Hasil penelitian Putra (2010) juga memperlihatkan bahwa adanya protein sparing effect untuk pertumbuhan, dimana protein yang diberikan dalam pakan yang ditambahkan probiotik bukan digunakan sebagai sumber energi, tetapi untuk pertumbuhan dan pergantian jaringan yang rusak. Menurut Halver & Hardy (2002) meskipun karbohidrat bukan sumber energi yang superior bagi ikan, namun karbohidrat yang dicerna dapat memperlihatkan apa yang disebut protein sparing effect untuk pertumbuhan.

Tingkat kelangsungan hidup yang diperoleh berkisar 91,33-99,33% dan perlakuan B, C dan D lebih tinggi dari perlakuan A (P<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan probiotik dalam pakan dapat

(20)

9 meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ikan uji selama pemeliharaan. Seperti yang dinyatakan Iribarren et al. (2012) bahwa penggunaan probiotik dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ikan dan daya tahan tubuh ikan terhadap infeksi patogen serta mengurangi beban lingkungan karena akumulasi limbah di perairan. Dengan demikian penggunaan pakan yang diberi probiotik dapat mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh patogen serta limbah perairan. Menurut Goddard (1996) tingkat kelangsungan hidup dipengaruhi faktor eksternal seperti kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan. Rendahnya kadar oksigen dapat menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan ikan dan tingkat kelangsungan hidup. Salah cara untuk menciptakan lingkungan yang ideal adalah dengan melakukan pergantian air.

Setelah pakan tercerna maka akan diabsorsi atau diserap oleh tubuh ikan. Jumlah nutrien yang mampu diserap dari dalam pakan untuk kemudian disimpan dalam tubuh ikan digambarkan dengan nilai retensi. Nilai retensi protein yang diperoleh berkisar 14,33-22,13% dengan tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu mencapai 22,13% dan terendah pada perlakuan A yaitu sebesar 14,33% (P<0,05). Retensi protein menunjukkan besarnya protein yang tersimpan dalam tubuh ikan dari protein yang dimakan. Menurut Suprayudi et al. (1999) retensi protein dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kadar protein dalam pakan, total energi dalam pakan, dan kualitas protein terkait dengan kandungan asam amino esensial dalam pakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan probiotik dalam pakan diduga telah meningkatkan aktivitas enzim protease dari ikan uji dimana enzim protease dapat memecah protein menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap yang mengakibatkan jumlah protein yang disimpan lebih besar. Protein yang telah dikosumsi dari pakan akan tercerna dan terhidrolisis menjadi asam amino bebas yang kemudian akan diabsorsi oleh jaringan intestinal dan didistribusikan oleh darah ke jaringan maupun organ (NRC 1993).

Hasil yang diperoleh juga menunjukkan bahwa dengan penambahan probiotik dalam pakan telah meningkatkan nilai retensi lemak dari ikan uji. Nilai retensi lemak yang diperoleh berkisar 21,89-36,15% dengan tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu sebesar 36,15% dan terendah terdapat pada perlakuan A yaitu sebesar 21,89% (P<0,05). Tingginya retensi lemak pada perlakuan penambahan probiotik dibandingkan perlakuan kontrol disebabkan peran dari probiotik yang diduga memiliki aktivitas lipolitik yang membantu penguraian lemak dalam saluran pencernaan (Putra 2010). Selain itu tingginya retensi lemak dalam tubuh ikan juga dibutuhkan untuk membentuk struktur lemak tubuh (Suprayudi et al.2000).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian pakan yang ditambahkan probiotik memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap biomassa akhir, efisiensi pakan, laju pertumbuhan harian, tingkat kelangsungan hidup, retensi protein dan retensi lemak. Perlakuan C

(21)

10

dengan penambahan probiotik sebesar 0,50 g/kg pakan memberikan hasil yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila merah (Oreochromis niloticus).

Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh, disarankan untuk dilakukan kajian lebih lanjut berkaitan dengan pengaruh pemberian probiotik Power Lac® yang ditambahkan dalam pakan terhadap respon imun ikan serta resistensi terhadap patogen.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Depok (ID) : Penebar Swadaya.

Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID) : Yayasan Pustaka Nusantara.

Goddard S. 1996. Feed management in intensive aquaculture. New York: Chapman and Hall.

Harver & Hardy. 2002. Fish Nutrition: Bionergetics. Academic Press: California USA.

Huisman EA. 1987. The principles of fish culture production. Departement of Fish Culture and Fisheries, Wageningen Agriculture University. Wageningen/Netherland.

Iribarren D, Daga P, Moreira MT, Feijoo G. 2012. Potential environmental effects of probiotics used in aquaculture. Aquacult Int 20:779-789.

Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). 2013. Rencana strategis kementrian kelautan dan perikanan 2010-2014. Jakarta.

Kumar SM, Swarnakumar, Silvakumar, Thangaradjou & Kannan. 2008. Probiotics in aquaculture : importance and future perspectives. Indian J. Microbial: review spinger.

Lovel T. 1989. Nutrition and feeding of fish. An A VI Book. Published by Van Nostrand Reinhold, Newyork.

Merrifield DL, Dimitroglou A, Foey A, Davies SJ, Baker RTM, Bøgwald J, Castex M, Ringø E. 2010. Review: The Current status and future focus of probiotic and prebiotic application for salmonids. Aquaculture 302: 1-18 Molina JPA, Apolinar SM, Antonio LG, Sergio EMD, Maurilia RC. 2009. Effect

of potential probiotic bacteria on growth and survival of Tilapia Oreochromis niloticus L., Cultured In The Laboratory Under High Density and Suboptimum Temperatue. Aquaculture Research 40 : 887-894.

Narges S, Hoseinifar SH, Merrifield DL, Barati M. 2012. Dietary supplementation of fructooligosaccharide (FOS) improves the innate immune response, stress resistence, digestive enzyme activitis and growt perfomance of Caspian roach (Rutilus rutilus) fry. Fish and Shellfish Immunology 32: 316-321 National Research Council. 1993. Nutrient requirement of fish. National

(22)

11 Putra AN. 2010. Kajian Probiotik dan Simbiotik untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Sucipto A. 2007. Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Sukabumi: Direktorat Jendral Budidaya, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar.

Suprayudi MA, Bintang M, Takeuchi T, Mokoginta I, Sutardi T. 1999. Defatted soybean meal as an alternative source to substitute fish meal in the feed of giant gouramy, Osphronemus gouramy Lac. Suisanzoshoku. 47(4), 551 – 557.

Suprayudi MA, Takeuchi T, Mokoginta I, Kartikasari AT. 2000. The effect of additional arginine in the high defatted soybean meal diet on the growth of giant gouramy Osphronemus gouramy Lac. Fisheries Science. 66: 807 – 811.

Suprayudi, M.A. 2010. Bahan baku lokal : Tantangan dan harapan akuakultur masa depan. Abstrak. Simposium Nasional Bioteknologi Akuakultur III. IPB Convention Center, Bogor. p. 31.

Takeuchi T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrition. In Watanabe T, ed. Fish Nutrition and Mariculture. Kanagawa international Fisheries Training. Japan International Cooperation Agency (JICA), Japan. P 179-233

Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000. Probiotic bacteria as biological control agents in aquaculture. Microbiology and Molecular Biology Review, 64: 655-671.

Wang Bo-Yan, Rong Li, Lin Junda. 2008. Probiotics in aquaculture: Challenges and Outlook. Aquculture 281, 1-4

(23)

12

LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

1. Prosedur analisis kadar air

)

2. Prosedur analisis kadar serat kasar

Kertas saring dipanaskan dalam oven 110 oC selama 1 jam, lalu dinginkan dalam desikator selam 30 menit, dan

ditimbang (X1) Bahan ditimbang 0,5 g (A), lalu dimasukkan ke

dalam Erlenmeyer 250 ml 50 ml H2SO4 0,3 N ditambahkan dalam

Erlenmeyer, lalu dipanaskan selama 30 menit di atas hotplate

Tambahkan 25 ml NaOH 1,5 N, lalu dipanaskan kembali selama 30 menit

Larutan disaring dengan bahan pembilasan secara berurutan sebagai berikut:

1. 50 ml air panas 2. 50 ml H2SO4

3. 50 ml air panas 4. 25 ml aceton

Kertas saring hasil penyaringan dimasukkan ke dalam cawan porselen

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 oC selama 1 jam lalu

didinginkan

Dipanaskan pada suhu 105-110 oC selama 1 jam, didinginkan, dan ditimbang (X2)

Dipanaskan dalam tanur pada suhu 600 oC hingga berwarna putih, didinginkan, dan

ditimbang (X3)

Kertas saring dipasang pada labu Buchner yang telah terhubung dengan

vacumm pump

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 oCselama 1 jam, dan kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)

Bahan ditimbang 2-3 g (A) lalu dimasukkan ke dalam cawan

Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 105-110 oC, didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2)

(24)

13 Lanjutan Lampiran 1

)

3. Prosedur analisis kadar protein a. Tahap oksidasi

b. Tahap Destilasi

c. Tahap Titrasi

)

Keterangan :

Vb = ml 0,05 N titran NaOH untuk blanko A = Bobot sampel (gr) Va = ml 0,05 N titran NaOH untuk sampel ** = Faktor Nitrogen * = Setiap 0,05 NaOH ekivalen dengan 0,0007 gr N

5 ml larutan hasil oksidasi dimasukkan ke dalam labu destilasi

Destilasi selama 10 menit dari tetesan pertama

Dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml

2-3 tetes indikator methylen

blue (larutan B)

10 ml H2SO4 0,05 N

H2SO4 pekat 10 ml

Katalis (K2SO4+CuSO4.%H2O)

ditimbang sebanyak 3 g Bahan ditimbang 0,5 g (A)

Masukan ke dalam labu Kjedhal dan dipanaskan sampai suhu 400 oC selama 3-4 jam hingga berwarna hijau bening, dinginkan dengan akudes dan diencerkan dengan hingga volume 100 ml

(larutan A)

Hasil destilasi dititrasi dengan NaOH Titrasi hingga larutan menjadi kehijauan.

Hitung ml titran yang dipakai dan catat (V)

Lakukan prosedur yang sama pada blanko

(25)

14

Lanjutan Lampiran 1

4. Prosedur analisis kadar lemak

a. Metode Soxchlet (sampel kering/pakan)

) b. Metode Folch (sampel basah/ikan)

Labu dipanaskan pada suhu 104-110 oC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (X1)

Bahan ditimbang 2-3 g (A) lalu dimasukkan ke dalam selongsong

Dimasukkan ke dalam Soxhlet dan diberi 100-150 ml N-Hexan hingga selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam

labu

Labu dipanaskan di atas hotplate hingga larutan perendam selongsong dalam Soxhlet berwarna bening

Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15 menit, didinginkan, lalu ditimbang (X2)

Timbang sampel 2 g (A), tambahkan 40 ml larutan chloroform: methanol (2:1), homogenkan dalam mortar selama 5 menit, saring

dengan menggunakan vacuum pump Mg Cl2.6H2O2 sebanyak 0,2 x volume

chloroform:methanol (2:1) yang digunakan

hasil saringan dimasukan ke dalam labu Pemisah dan saring kembali lakukan pembilasan dengan larutan chloroform:methanol sebanyak

10 ml

selesai disaring labu pemisah ditutup dan diaduk hingga merata selama 1 menit

labu diuapkan menggunakan vacuum evaporator hingga larutan menguap semua

diamkan 1 malam hingga terjadi 2 lapisan, ambil larutan bawah dan disimpan dalam labu yang telah diketahui bobotnya (B)

(26)

15

5. Prosedur analisis kadar abu

)

Catatan : Cawan dari tanur dimasukan dalam desikator setelah suhu tanur turun sampai 100 oC atau 200 oC

Lampiran 2. Hasil Bobot Awal (BA), Bobot Akhir (BAk), Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Efisiensi Pakan (EP), Laju Pertumbuhan Harian (LPH), Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH), Retensi Protein (RP), Retensi Lemak (RL) dan hasil analisis sidik ragam (ANOVA) ikan nila merah (Orechromis niloticus) yang dipelihara selama 151 hari.

Biomassa Awal (BA)

Ulangan Perlakuan A B C D 1 700 670 680 685 2 680 670 690 685 3 695 680 700 670 Rerata BA 691,67 673,33 690 680 Deviasi 10,41 5,77 10,00 8,66 ANOVA D151

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 672.917 3 224.306 2.833 .106

Within Groups 633.333 8 79.167

Total 1306.250 11

Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur dengan suhu 600 oC, lalu didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2)

Bahan ditimbang 2-3 gr (A) lalu dimasukkan ke dalam cawan Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 105-110 oC selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)

(27)

16

Biomassa Akhir (BAk)

Ulangan Perlakuan A B C D 1 7980 9700 11910 9620 2 8710 9500 11490 9340 3 7510 10870 12700 9550 Rerata BAk 8066,67 10023,33 12033,33 9503,33 Deviasi 604,68 740,02 614,36 145,72 ANOVA D151

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 2.425E7 3 8084600.000 24.649 .000

Within Groups 2623866.667 8 327983.333

Total 2.688E7 11

Duncana

BAk N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 A 3 8066.6667 D 3 9503.3333 B 3 10023.3333 C 3 12033.3333 Sig. 1.000 .298 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Jumlah Kosumsi Pakan (JKP)

Ulangan Perlakuan A B C D 1 25725 25918 26194 25929 2 25725 25918 26194 25929 3 25725 25918 26194 25929 Rerata JKP 25725 25918 26194 25929 Deviasi 0,00 0,00 0,00 0,00 ANOVA D151

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 334011.000 3 111337.000

Within Groups .000 8 .000

(28)

17

Efisiensi Pakan (EP)

Ulangan Perlakuan A B C D 1 28,30 34,84 42,87 34,46 2 31,21 34,07 41,23 33,38 3 26,49 39,32 45,81 34,25 Rerata EP 28,67 36,08 43,30 34,03 Deviasi 2,38 2,84 2,32 0,57 ANOVA D151

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 330.235 3 110.078 22.672 .000

Within Groups 38.842 8 4.855

Total 369.077 11

Duncana

EP N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 A 3 28.6667 D 3 34.0300 B 3 36.0767 C 3 43.3033 Sig. 1.000 .288 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Ulangan Perlakuan A B C D 1 1,68 1,77 1,9 1,75 2 1,74 1,78 1,88 1,74 3 1,63 1,88 1,92 1,76 Rerata LPH 1,68 1,81 1,9 1,75 Deviasi 0,06 0,06 0,02 0,01 ANOVA D151

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .076 3 .025 14.051 .001

Within Groups .014 8 .002

(29)

18 Duncana

LPH N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 A 3 1.6833 D 3 1.7500 1.7500 B 3 1.8100 C 3 1.9000 Sig. .091 .122 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH)

Ulangan Perlakuan A B C D 1 90 100 100 100 2 92 96 98 98 3 92 94 100 100 Rerata TKH 91,33 96,67 99,33 99,33 Deviasi 1,15 3,06 1,15 1,15 ANOVA D151

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 128.000 3 42.667 12.800 .002

Within Groups 26.667 8 3.333

Total 154.667 11

Duncana

TKH N Subset for alpha = 0.05

1 2 A 3 91.3333 B 3 96.6667 C 3 99.3333 D 3 99.3333 Sig. 1.000 .124

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Retensi Protein (RP) Ulangan Perlakuan A B C D 1 14,19 18,33 21,41 18,42 2 16,04 18,70 22,28 17,89 3 12,77 22,63 22,71 17,87 Rerata SR 14,33 19,89 22,13 18,06 Deviasi 1,64 2,38 0,66 0,31

(30)

19

ANOVA

D151

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 97.908 3 32.636 14.663 .001

Within Groups 17.806 8 2.226

Total 115.714 11

Duncana

RP N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 A 3 14.3333 D 3 18.0600 B 3 19.8867 19.8867 C 3 22.1333 Sig. 1.000 .172 .102

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Retensi Lemak (RL) Ulangan Perlakuan A B C D 1 23,67 27,15 32,88 29,04 2 22,16 23,05 38,22 31,44 3 19,84 30,89 37,36 26,29 Rerata SR 21,89 27,03 36,15 28,92 Deviasi 1,93 3,92 2,86 2,58 ANOVA D151

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 313.817 3 104.606 12.321 .002

Within Groups 67.922 8 8.490

Total 381.739 11

Duncana

RL N Subset for alpha = 0.05

1 2 3 A 3 21.8900 B 3 27.0300 27.0300 D 3 28.9233 C 3 36.1533 Sig. .063 .449 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

(31)

20

Lampiran 3. Hasil pengkuran kualiatas air selama pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis niloticus)

Parameter Perlakuan A B C D Suhu (°C) 29-32 29-32 29-32 29-32 pH 7,70-8,28 7,96-8,28 8,12-8,35 8,07-8,47 DO (mg/L) 5,4-5,7 5,8-5,9 5,3-5,9 5,8-6,0 Nitrat (mg/L) 0,040-0,217 0,043-0,285 0,197-0,388 0,051-0,426 Nitrit (mg/L) 0,153-0,408 0,317-0,478 0,197-0,388 0,004-0,550 TAN (mg/L) 0,286-1,026 0,428-0,890 0,434-0,946 0,434-1,004

(32)

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banda Aceh pada tanggal 2 Desember 1989. Penulis merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara pasangan Bapak Bustaman dan Ibu Sachmiati. Penulis memulai jenjang pendidikan formal di TK Tjut Meutia Banda Aceh (1995-1996), SD Negeri 3 Banda Aceh (1996-2002), SMP Negeri 3 Banda Aceh (2002-2005), SMA Negeri 3 Banda Aceh (2005-2008). Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008 dan memasuki Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009.

Selama masa perkuliahan penulis aktif di organisasi kemahasiswaan yaitu Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) periode 2010-2011 pada divisi Komunikasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (KKM). Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Nutrisi Ikan (2012) dan mata kuliah Teknologi Produksi Plankton Bentos dan Alga (2012). Penulis juga aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah Aceh (IMTR).

Untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan di bidang perikanan budidaya, penulis mengikuti kegiatan IPB Goes To Field (2010) di Kabupaten Bogor Jawa Barat dan Praktik Lapangan Akuakultur pembenihan Clownfish (Amphiprion Ocellaris) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung (2011). Tugas akhir di perguruan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Penambahan Probiotik dengan Dosis Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)”.

Gambar

Tabel  1  Komposisi  pakan  perlakuan  untuk  ikan  nila  merah  (Oreochromis  niloticus)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam berdakwah unsur komunikasi harus dapat terpenuhi, dimana pendakwah merupakan sumber, pesan merupakan isi dakwah yang disampaikan, media yang digunakan oleh pendakwah, dalam

6 Dari hasil verifikasi kapasitas tekan diperoleh nilai analisis yang dilakukan dengan SNI lebih rendah dari nilai hasil uji eksperimental, dengan selisih 34,13 % untuk

memanfaatkan potensi kawasan agar dapat difungsikan secara optimal. 2) Merupakan area pemukiman dan pariwisata dimana Sungai Cisadane telah digunakan sebagai objek

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan penerapan teknologi online monitoring kualitas air untuk DAS prioritas di Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane adalah

Persentase nilai harapan peternak di Kecamatan Rengat Barat terhadap adopsi teknologi inseminasi buatan terlihat bahwa 40 orang peternak menyatakan tinggi (51,9%), 35

Keenam, serangkaian prosesi dalam upacara pengantin Jawa banyak yang merupakan nasihat kepada pengantin agar (1) menyatukan cinta, cita, rasa, karsa, dan karya, (2) selalu

Jika langkah selanjutnya adalah membangun sistem nyata dalam bahasa pemrograman generasi ketiga, produk prototipe harus dapat menyediakan pada anda sarana untuk

penelitian yang dilakukan pada beberapa lokasi di Kabupaten Serdang Bedagai diperoleh 7 genotip tanaman ubi kayu, yaitu Ubi kayu Malaysia, Ubi kayu roti, Ubi