• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI IRITASI KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI LENGKENG (Euphoria longana Stend) PADA KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI IRITASI KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI LENGKENG (Euphoria longana Stend) PADA KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

55

PADA KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

Irsan, Marianti A. Manggau, Ermina Pakki, dan Usmar

Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian uji iritasi krim antioksidan ekstrak biji lengkeng (Euphoria longana Stend) pada kulit kelinci (Oryctolagus cuniculus). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mem-buktikan apakah krim antioksidan ekstrak biji lengkeng dengan konsentrasi emulgator phytocream® 5% yang digunakan menimbulkan iritasi pada kulit kelinci. Penelitian ini menggunakan 4 ekor kelinci yang dicukur punggungnya pada 4 tempat untuk masing-masing sampel iritan dan kontrol. Sampel iritan yang digunakan adalah formula krim; ekstrak biji lengkeng; dan basis formula krim tanpa ekstrak. Pengujian dilakukan dengan metode patch test sesuai metode Draize. Hasil penelitian menunjukkan formula krim dan basis formula krim tanpa ekstrak menghasilkan tingkat iritasi sedikit mengiritasi (indeks iritasi 0,04 – 0,99); sedangkan pembanding lain ekstrak biji lengkeng menghasilkan tingkat iritasi ringan (indeks iritasi 1,00 – 2,99).

Kata kunci : iritasi, krim antioksidan, biji lengkeng, ekstrak

PENDAHULUAN

Tanaman lengkeng merupakan tanaman tahunan yang dapat hidup hingga mencapai lebih dari 50 tahun. Batang tanaman berkayu keras, tinggi pohon mencapai 15 meter atau lebih, memi-liki banyak percabangan, dan membentuk tajuk (kanopi) tanaman yang rimbun mirip payung. Buah bulat bundar sampai bulat pesek, terdiri atas kulit buah, daging buah, dan biji (1). Biji lengkeng me-ngandung beberapa jenis polifenol dalam jumlah besar seperti korilagin (26,12 mg/g bobot kering), asam galat (23,04 mg/g bobot kering), dan asam elagat (12,65 mg/g bobot kering) (2).

Suatu penelitian telah dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan buah dan biji leng-keng (Euphoria longana Stend) menggunakan pe-larut air menunjukkan hasil paling baik pada eks-trak biji lengkeng yang kering dengan konsentrasi penghambatan adalah sebesar 11,6 µg/ml (2).

Berdasarkan kandungan kimia dan tinggi-nya aktivitas antioksidan pada ekstrak biji leng-keng, Muttaqin (3) telah memformulasi ekstrak biji lengkeng menjadi sediaan krim dengan menggu-nakan emulgator Phytocream® 2,5; 5; dan 10% (b/b). Dari hasil uji kestabilan fisik didapatkan formula paling stabil pada konsentrasi 5% b/b (3).

Krim sering menyebabkan efek samping pada kulit, antara lain terjadinya iritasi primer, reaksi sensitivitas, fotoalergi, dan fototoksisitas. Efek samping ini dapat berasal dari zat aktif atau-pun bahan tambahan pada krim, seperti bahan emulgator. Evaluasi keamanan kosmetik, salah satunya adalah uji iritasi (4).

Iritasi adalah adalah gejala inflamasi yang terjadi pada kulit atau membran mukosa segera setelah perlakuan berkepanjangan atau berulang dengan menggunakan bahan kimia atau bahan lain. Iritasi kulit disebabkan oleh suatu bahan da-pat terjadi pada setiap orang, tidak melibatkan sistem imun tubuh dan ada beberapa faktor-faktor yang memegang peranan seperti keadaan permu-kaan kulit, lamanya bahan bersentuhan dengan kulit, dan konsentrasi dari bahan (5).

Iritasi adalah suatu kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak berkepanjangan dengan zat kimia tertentu. Setelah beberapa waktu, kulit akan mengering terasa nyeri, mengalami perdarahan, dan pecah-pecah. Kondisi ini diakibatkan oleh sol-ven, asam, alkali (basa), detergen. Begitu kontak dengan zat kimia yang menyebabkan kondisi tersebut dihentikan, kulit akan pulih seperti sedia kala. Gejala umum yang dapat terjadi jika terjadi iritasi seperti panas, disebabkan karena dilatasi pembuluh darah pada daerah yang terkena yang dapat dilihat dengan timbulnya kemerahan pada daerah kulit tersebut (eritema). Selain itu dapat juga menyebabkan terjadinya udema, yang dapat diamati dengan terjadinya perbesaran plasma yang membeku pada daerah yang terluka, dan dipercepat dengan adanya jaringan fibrosa yang menutupi daerah tersebut (6).

Berdasarkan hal tersebut, maka harus di-lakukan uji iritasi sebelum pemakaian pada manu-sia sehingga mencegah reaksi hipersensitivitas. Iritasi primer biasanya diukur dengan patch test pada kulit kelinci berdasarkan prosedur (7). Ada-nya tanda-tanda iritasi pada kulit hewan coba,

(2)

maka ada kemungkinan terjadi iritasi pada kulit manusia.

Pada penelitian ini, telah dilakukan uji iri-tasi krim ekstrak biji lengkeng (Euphoria longana Stend). Permasalahan yang timbul, apakah krim dari ekstrak biji lengkeng tersebut menimbulkan iritasi pada kulit hewan coba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui krim dari ekstrak biji lengkeng menimbulkan atau tidak menimbulkan iritasi pada kulit hewan coba.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah alat cukur (Gillete®), cawan porselen, gelas piala (Pyrex®), gelas ukur (Pyrex®), lemari pendingin, labu erlen-meyer (Pyrex®), mortir dan stamfer, penangas air, pengaduk elektrik (Philips®), termometer, timbang-an timbang-analitik (Sartorius®).

Bahan-bahan yang digunakan antara lain α-tokoferol, air suling, ekstrak biji lengkeng, iso-propil miristat, metil paraben, phytocream®, propil paraben, dan propilenglikol.

Pengambilan dan Pengolahan Sampel

Sampel biji lengkeng (Euphoria longana Stend) yang digunakan berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sampel biji lengkeng dicuci dengan air mengalir hingga bersih kemudian ditumbuk dan dikeringkan tanpa terkena sinar matahari langsung.

Ekstraksi

Sebanyak 500 g serbuk kasar biji lengkeng diseduh dengan 2 L air panas pada suhu 70 oC selama kurang lebih 1 jam. Ekstrak kemudian di-saring dan dipisahkan. Residu diekstraksi kembali sebanyak dua kali dengan masing-masing 2 L air panas selama 1 jam. Ekstrak air dikumpul dan di-bekukan, kemudian diliofilisasi dengan mengguna-kan freeze-dryer sehinga diperoleh ekstrak dalam bentuk kering.

Formulasi Krim

Krim diformulasi dengan tipe minyak dalam air (m/a) yang mengandung ekstrak biji lengkeng dengan emulgator Phytocream® dengan konsentrasi 5%. Komposisi krim selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.

Fase minyak dibuat dengan cara melebur isopropil miristat, propil paraben dan Phytocream® secara berturut-turut dalam cawan porselen di atas penangas air hingga suhu 70 oC sambil diaduk hingga homogen. Fase air dibuat dengan cara memanaskan air hingga 70 oC dalam gelas piala. Metil paraben ditambahkan sambil diaduk hingga larut sempurna, lalu ditambah propilenglikol dan

diaduk hingga homogen. Selanjutnya fase minyak dituang ke dalam fase air, diaduk dengan peng-aduk elektrik hingga homogen. Krim yang terben-tuk didiamkan hingga suhu 50 oC, kemudian ditam-bah α-tokoferol, ekstrak biji lengkeng dan peng-aroma minyak melati, dan diaduk hingga homo-gen.

Tabel 1. Komposisi Formula Krim Ekstrak Biji Lengkeng Komposisi/Bahan Fungsi Konsentrasi

(% b/b) Ekstrak biji lengkeng Zat aktif 0,300

Fase Minyak :

- Phytocream® Emulgator 5,000

- Isopropil miristat Penetran 5,000

- Propil paraben Pengawet 0,020

- α-tokoferol Antioksidan 0,050 - Minyak melati Pengaroma 0,005

Fase Air :

- Propilenglikol Humektan 10,000

- Metil Paraben Pengawet 0,020

- Aquadest Pelarut 79,605

Uji Iritasi Pada Kulit Kelinci (8)

Uji iritasi krim dilakukan pada 4 ekor kelinci (Oryctolagus cuniculus) dengan metode Draize (1959). Kelinci yang digunakan adalah kelinci albi-no dewasa, berbadan sehat, dengan bobot badan 1,5 – 2 kg, dengan perlakuan sebagai berikut: Kelinci dicukur bulu punggungnya pada 4 tempat yaitu 2 bagian di sebelah kanan dan 2 bagian di sebelah kiri untuk ekstrak biji lengkeng, basis, krim dari ekstrak biji lengkeng dan kontrol. Masing-masing sampel iritan sebanyak 0,5 gram dioleskan pada bagian punggung kelinci yang telah dicukur, lalu ditutup dengan kasa steril kemudian direkat-kan dengan plester lalu dibungkus dengan perban, dan dibiarkan selama 24 jam.

Setelah 24 jam, plester dan perban dibuka dan dibiarkan selama 1 jam, lalu diamati. Setelah diamati, bagian tersebut ditutup kembali dengan plester yang sama dan dilakukan pengamatan kembali setelah 72 jam. Selanjutnya untuk setiap keadaan kulit diberi nilai sebagai berikut (7): 1. Eritema

a. Tidak ada eritema = 0 b. Eritema sangat ringan = 1

(3)

c. Eritema ringan = 2 d. Eritema sedang = 3

e. Eritema berat = 4

2. Edema

a. Tidak ada edema = 0

b. Edema sangat ringan = 1

c. Edema ringan = 2

d. Edema sedang = 3

e. Edema berat = 4

Indeks iritasi dihitung dengan cara men-jumlahkan nilai dari setiap kelinci percobaan sete-lah 24 jam dan 72 jam pemberiaan sampel iritan, kemudian dibagi 4. Penilaian iritasinya sebagai berikut: 0,00 = Tidak mengiritasi 0,04 - 0,99 = Sedikit mengiritasi 1,00 - 2,99 = Iritasi ringan 3,00 - 5,99 = Iritasi sedang 6,00-8,00 = Iritasi berat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian uji iritasi krim antioksidan dari ekstrak biji lengkeng menggunakan emulgator Phytocream® dan dibandingkan dengan basis krim tanpa ekstrak, dan ekstrak biji lengkeng.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Iritasi Pada Kulit Kelinci

Kelompok uji Ulang-an Waktu pengamatan 24 Jam 72 Jam

Eritema Udema Eritema Udema

Tanpa pem-berian I 0 0 0 0 II 0 0 0 0 III 0 0 0 0 Rata-rata 0 0 0 0 Formula I 1 0 1 0 II 1 0 1 1 III 1 0 0 1 Rata-rata 1 0 0,67 0,67 Basis tanpa ekstrak I 1 1 1 0 II 0 0 1 1 III 0 0 0 0 Rata-rata 0,33 0,33 0,67 0,33

Tabel 3. Hasil Perhitungan Indeks Iritasi Kelompok uji Indeks Iritasi Kontrol Negatif (tanpa pemberian) 0,00

Formula 0,58

Basis tanpa ekstrak 0,42

Krim antioksidan saat ini sedang banyak di-kembangkan sebagai salah satu sediaan topikal untuk menghambat proses penuaan (aging) kulit. Dalam penelitian ini, telah dibuat krim antioksidan dari ekstrak biji lengkeng menggunakan emulgator Phytocream®. Krim antioksidan yang dibuat meng-gunakan ekstrak biji lengkeng karena telah diketa-hui memiliki nilai antioksidan yang tinggi karena kandungan beberapa jenis polifenol seperti korila-gin, asam galat, dan asam elagat. Ekstrak ini di-peroleh dengan cara mengekstraksi biji lengkeng dengan menggunakan penyari air. Berdasarkan kandungan kimia dan tingginya aktivitas antioksi-dan pada ekstrak biji lengkeng, Muttaqin telah memformulasi ekstrak biji lengkeng menjadi bentuk sediaan krim dengan menggunakan emulgator Phytocream® 2,5; 5; dan 10% (b/b). Dari hasil uji

kestabilan fisik didapatkan formulasi paling stabil yaitu pada konsentrasi 5% b/b (3).

Krim yang dibuat merupakan tipe emulsi minyak dalam air (m/a) menggunakan emulgator phytocream® 5%. Sediaan krim yang stabil secara fisik merupakan salah satu syarat sebuah produk kosmetik. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah keamanan produk kosmetik. Krim yang telah diuji kestabilan fisiknya, lalu diuji keamanannya melalui uji iritasi.

Dalam penelitian ini ekstrak biji lengkeng digunakan sebagai kontrol positif sebagai bahan yang menimbulkan iritasi. Bahan tambahan lain di dalam krim juga memiliki sifat mengiritasi, karena itu selain formula krim dan ekstrak biji lengkeng digunakan pula sebagai pembanding basis krim dari formula. Dari masing-masing sampel iritan, diambil 0,5 g untuk dioleskan di atas kulit kelinci seluas 1 inchi persegi yang telah dicukur. Ada 4 bagian dari kulit kelinci yang dicukur, masing-masing untuk formula (B); basis formula tanpa ekstrak (C); ekstrak biji lengkeng (D); dan tanpa pemberian (A). Setelah diolesi masing-masing sampel, bagian punggung ditutupi dengan kasa steril dan dibalut dengan perban. Setelah 24 jam pemberian, perban dibuka lalu dibiarkan terbuka selama 1 jam untuk membiasakan kulit yang ter-buka. Setelah itu, pengamatan dilakukan sesuai dengan metode scoring Draize. Kemudian, dengan perban yang sama punggung kelinci kembali diperban untuk pengamatan 72 jam setelah pem-berian. Pengamatan uji iritasi dengna metode Draize dilakukan berdasarkan 2 hal, yaitu pada penampakan eritema dan bentuk luka, serta besarnya udema yang ditimbulkan.

Dari hasil pengamatan dan penghitungan indeks iritasi diperoleh, untuk formula krim dan basis krim tanpa ekstrak, nilai indeks iritasi menun-jukkan sedikit mengiritasi (rentang 0,04–0,99), se-dangkan kontrol positif yaitu ekstrak biji lengkeng menunjukkan tingkat iritasi ringan (rentang 1,00-2,99), sedangkan kontrol negatif tanpa perlakuan tidak menunjukkan reaksi (0). Hasil ini ditunjukkan pada tabel 3.

Nilai indeks iritasi yang ditunjukkan krim antioksidan ekstrak biji lengkeng adalah sedikit

(4)

mengiritasi. Hasil ini tidak tergolong membahaya-kan, karena pada dasarnya sensitivitas kulit hewan coba sedikit berbeda dengan kulit manusia. Untuk nilai indeks iritasi yang ditunjukkan ekstrak adalah iritasi ringan disebabkan karena struktur ekstrak yang tersuspensi dalam globul yang lebih besar, sehingga menimbulkan iritasi kulit.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, krim anti-oksidan ekstrak biji lengkeng menunjukkan indeks sedikit mengiritasi (rentang 0,04 – 0,99).

DAFTAR PUSTAKA

1. Rukmana, R. 2003. Prospek Agrobisnis dan Teknik Budaya Lengkeng. Penerbit Kanisius. Hal 8 – 12

2. Rangkadilok, N., Sitthimonchai, S., Worasutta-yangkurn, L., Mahidol, C., Ruchirawat, M., and Satayavivad, J. 2009. Evaluation of Free Radi-cal Scavenging and Antityrosinase Activities of Standardized Longan Fruit Extract, Department of Pharmacology, Mahidol University, Bangkok. 3. Muttaqin, M.K., 2011. Studi Formulasi dan

Evaluasi Krim Ekstrak Biji Lengkeng (Euphoria longana (Lour.) Stend). Skripsi Farmasi Fakul-tas Farmasi UniversiFakul-tas Hasanuddin. Makassar. Hal 29

4. Lu, F.C., 2002. Lu’s Basic Toxicology: Funda-mentals, Target Organs and Risk Assessment. 4th ed. Taylor & Francis, New Fetter Lane, London. pp. 209 – 221. Available as PDF file 5. Nasution. Alergi dan Iritasi Kulit pada Keadaan

sehari-hari. Cermin Dunia Kedokteran. No.80, hal. 126-127. Diunduh dari http://www.kalbe.co. id/files/cdk/files/38_AlergidanIritasiKulitpadaKea daanSeharihari.pdf/38_AlergidanIritasiKulitpada KeadaanSeharihari.pdf pada 27 Februari 2012

6. World Health Organization. 2005. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Jakarta: EGC.

7. Draize, J.H. 1959. Dermal Toxicity. The Association of Food and Drug Officials of the United States, Bureau of Food and Drugs, Austin, TX. pp. 46-49. Available as PDF file. 8. Sunarjono, H. 2008. 21 Jenis Tanaman Buah.

Perpustakaan Pusat : Bogor. Hal 1- 3

9. Amiruddin, M.D. 2003. Ilmu Penyakit Kulit. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Lembaga Penerbitan UNHAS. Makassar. hal 133, 149

10. Adris, A. Pengetahuan Dasar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Universitas Indonesia : Jakarta. 201. Hal 3-5.

11. Maton, A., Jean, H., Charles, W., McLaughlin., Susan, J., Maryanna, Q., David, L., Jill, D. 1993. Human Biology and Health. Englewood Cliffs, New Jersey, USA.

12. Kartadisastra, R. 1997. Ternak Kelinci. Kanisi-us. Yogyakarta. Hal 12-13.

13. Suryanto, L.W. 2012. Luka dan Perawatannya. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Buton. Hal 1-5 14. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,

Kosmetik dan Produk Komplemen. 2003. Per-aturan Perundang-Undangan di Bidang Kosme-tik. Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. Jakarta. hal.1

15. Burges, C.M. 2005. Cosmetic Dermatology. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Germany. pp. 18. Available as PDF file.

16. Triayu, S.I. 2009. Krim Obat Jerawat Minyak Atsiri. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal 9-10.

(5)
(6)

Gambar

Tabel 2. Hasil Pengamatan Iritasi Pada Kulit Kelinci

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian yang berjudul pengaruh waktu penyimpanan terhadap dwifungsi ekstrak biji alpukat sebagai zat warna dan antioksidan alami pada pembuatan es

Krim ekstrak etanol Nephrolepis falcata dengan konsentrasi emulgator asam stearat 14% (F3) stabil secara fisik dan kimia dibandingkan krim F1 (12%) dan F2 (13%) dengan

Proses penyembuhan yang diberikan krim ekstrak singkong 8% memberikan efek paling cepat karena lebih banyaknya kandungan zat aktif yang dapat membantu proses

Skripsi yang berjudul,” Pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan krim ekstrak etanol kelopak bunga Rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn) “, yang disusun oleh A.Dian

Dari hasil penelitian ekstraksi daun jambu biji tersebut membuktikan bahwa ekstrak daun jambu biji mempunyai aktivitas antioksidan terhadap Esherichia coli dan

Penelitian pada tikus Wistar yang dipapar sinar UV-B kemudian diolesi krim ekstrak biji markisa yang mengandung bahan antioksidan tersebut dengan dosis 25%, 50% dan 100%

Hasil pengujian sampel diperoleh indeks iritasi terturut-turut dari sampel basis lulur P1 dan formula FI dengan konsentrasi serbuk cangkang sotong 15% P2 adalah 0,22 yang berdasarkan

Dalam Penelitian ini dirancang formulai pembuatan sediaan krim pelembab dari ekstrak rumput laut Eucheuma cottoni dengan perancangan tiga formula dari konsentrasi kombinasi dua