105
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian pengembangan model latihan teknik dribel dan
lay up shoot dalam bolabasket untuk siswa putra SMP (studi pada siswa putra
SMP se Kecamatan Jatiroto) berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, adalah sebagai berikut:
1. Tahap 1 pendahuluan a. Analisis kebutuhan
Hasil analisis kebutuhan diperoleh melalui wawancara dengan pelatih dan mantan pemain bolabasket di Kecamatan Jatiroto. Hasil analisis kebutuhan yang sangat berkaitan dengan penelitian ini adalah dalam pengelolaan ekstrakurikuler pelatih memberikan latihan secara konvensional, pelatih terkesan memberikan pelatihan hanya sekedar hiburan bukan untuk prestasi sehingga proses latihan dirasa kurang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belum adanya model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket untuk siswa putra SMP se Kecamatan Jatiroto.
b. Kajian teori
Kajian teori permainan bolabasket, teori tentang dribel dan lay up shoot bolabasket, tinjauan analisis biomekanika, komponen fisik penunjang bolabasket, teori tentang karakteristik siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto, latihan, dan tinjauan aspek belajar gerak (motor learning) menjadi landasan untuk penyusunan produk model latihan dribel dan lay up shoot. Dari kajian tersebut melalui angket dijadikan butir-butir soal yang diberikan kepada tim ahli sehingga model yang dihasilkan nantinya telah disesuaikan dengan teori-teori yang sesuai dengan model yang dikembangkan.
c. Pengembangan produk awal
Pengembangan produk awal model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket dalam bolabasket untuk siswa putra SMP (studi pada siswa putra SMP se Kecamatan Jatiroto), penyajinya sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan
C. Peta Kompetensi D. Cara Penggunaan BAB II MODEL LATIHAN A. Pemanasan
B. Ballhandling
C. Dribling D. Lay Up Shoot
BAB III PROGRAM LATIHAN 2. Tahap 2 uji coba produk
a. Uji ahli
Evaluasi ahli dilakukan untuk memperoleh masukan dan penguatan terhadap model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket yang dikembangkan peneliti, ahli terdiri dari 4 ahli yaitu: 1) Dani Kosasih, 2) Efri Meldi , 3) Rizky. 4) Eko Sartono kesimpulan dari uji ahli diperoleh persentase 86,66 %, produk dilanjutkan ke uji lapangan dengan memperbaiki beberapa bagian model latihan sesuai dengan masukan ahli.
b. Uji lapangan
Uji coba kelompok kecil dilaksanakan di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto, subjek uji coba berjumlah 10 siswa. Hasil yang diperoleh dari instrument angket (20 Soal) diperoleh hasil persentase 82,60 %, sehingga dapat dilanjutkan ke uji kelompok besar.
Uji coba kelompok besar dilaksanakan di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto, subjek uji coba berjumlah 20 siswa Hasil yang diperoleh dari instrument angket (20 Soal) diperoleh hasil persentase 92, 28 %, sehingga dapat dilanjutkan ke uji efektivitas produk.
3. Tahap 3 uji efektivitas produk a. Tes awal
Tes awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan dribel dan lay up shoot bolabasket siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto menggunakan instrumen tes dribel dan lay up
shoot AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up shoot bolabasket,
diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Kelompok eksperimen (tes awal) diperoleh hasil: dribel = 93,17 detik, lay up
shoot = 87.
2) Kelompok eksperimen (skala penilaian tes awal) diperoleh hasil:dribel = 511,
lay up shoot = 544.
3) Kelompok kontrol (tes awal) diperoleh hasil: dribel = 92,23 detik, lay up
shoot = 84.
4) Kelompok kontrol (skala penilaian tes awal) diperoleh hasil: dribel = 567, lay up shoot = 522.
b. Tes akhir
Tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui peningkatan kemampuan dribel dan lay up shoot bolabasket siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto menggunakan instrumen tes dribel dan lay up shoot dari AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up
shoot bolabasket, diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Kelompok eksperimen (tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 86,29 detik, lay up
2) Kelompok eksperimen (skala penilaian tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 833, lay up shoot = 825.
3) Kelompok kontrol (tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 87,06 detik, lay up
shoot = 102.
4) Kelompok kontrol (skala penilaian tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 756, lay
up shoot = 736.
.
c. Nilai beda
Nilai beda tes akhir – tes awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
1) Kelompok eksperimen dribel diperoleh hasil: tes akhir = 86,29, tes awal = 93,1717 (dengan persentase peningkatan = 10,3%), dapat diketahui T hitung kelompok eksperimen dribel 2,858 lebih besar dari Ttabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
2) Kelompok eksperimen lay up shoot diperoleh hasil: tes akhir = 133 , dan tes awal = 87 (dengan persentase peningkatan = 58,9%) . dapat diketahui T hitung kelompok eksperimen lay up shoot 13,532 lebih besar dari Ttabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
3) Kelompok kontrol dribel diperoleh hasil: tes akhir = 87,06 , dan tes awal = 92,27 (dengan persentase peningkatan = 5,6%). dapat diketahui Thitung kelompok kontrol dribel 2,717 lebih besar dari Ttabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
4) Kelompok kontrol lay up shoot diperoleh hasil: tes akhir = 102 , dan tes awal = 84 (dengan persentase peningkatan =21,4%). dapat diketahui T hitung kelompok kontrol lay up shoot 7,217 lebih besar dari Ttabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
5) Kelompok eksperimen dribel (rating skale) diperoleh hasil: tes akhir = 86,29, tes awal = 93,17 (dengan persentase peningkatan =62,7%), dapat diketahui T hitung kelompok eksperimen dribel 2,858 lebih besar dari Ttabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
6) Kelompok eksperimen lay up shoot (rating skale) diperoleh hasil: tes akhir = 852 , dan tes awal = 544 (dengan persentase peningkatan =52,3%). dapat diketahui T hitung kelompok eksperimen lay up shoot 13,740 lebih besar dari Ttabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
7) Kelompok kontrol dribel (rating scale) diperoleh hasil: tes akhir = 756, dan tes awal = 567 (dengan persentase peningkatan = 33,3%), dapat diketahui Thitung kelompok kontrol dribel 2,722 lebih besar dari Ttabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
8) Kelompok kontrol lay up shoot (rating scale) diperoleh hasil: tes akhir = 736, dan tes awal = 522 (dengan persentase peningkatan = 41,0%). dapat diketahui Thitung kelompok kontrol lay up shoot 10,320 lebih besar dari Ttabel 1,812 yang berarti terjadi peningkatan yang Signifikan.
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa terjadi hasil yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Jadi antara kelompok yang mendapat perlakuan dengan yang berlatih secara konvensional sama-sama mengalami kenaikan yang signifikan, tetapi yang membedakan adalah tingginya signifikasi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Nilai beda antara tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
1) Hasil tes akhir pada dribel melalui tes AAHPERD pada kelompok eksperimen diketahui = 86 dan kelompok kontrol = 87 dari hasil tersebut dapat diketahui Thitung adalah 0,06 dari T tabel 1,812. Sehingga pada latihan dribel ini antara kelompok yang mendapatkan perlakuan melalui model latihan dengan kelompok yang berlatih secara konvensional diketahui hasil yang tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model latihan memiliki perbedaan pengaruh dengan kelompok yang berlatih secara konvensional tetapi hasilnya tidak signifikan.
2) Hasil tes akhir pada lay up shoot melalui tes dari Imam Sodikun pada kelompok eksperimen diketahui = 133 dan kelompok kontrol = 102 dari hasil tersebut dapat di peroleh hasil Thitung adalah 8,91 dari T tabel 1,812.
Sehingga pada latihan lay up shoot ini antara kelompok yang mendapatkan perlakuan melalui model latihan dengan kelompok yang berlatih secara konvensional diketahui hasilnya signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model latihan memiliki perbedaan pengaruh yang lebih baik dengan kelompok yang berlatih secara konvensional.
3) Hasil tes akhir pada dribel (rating scale) kelompok eksperimen diketahui = 833 dan kelompok kontrol = 756 dari hasil tersebut dapat di peroleh hasil Thitung adalah 2,56 dari T tabel 1,812. Sehingga pada latihan dribel antara kelompok yang mendapatkan perlakuan melalui model latihan dengan kelompok yang berlatih secara konvensional diketahui hasilnya signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model latihan memiliki perbedaan pengaruh yang lebih baik dengan kelompok yang berlatih secara konvensional.
4) Hasil tes akhir pada lay up shoot (rating scale) kelompok eksperimen diketahui = 825 dan kelompok kontrol = 736 dari hasil tersebut dapat di peroleh hasil Thitung adalah 2,93 dari T tabel 1,812. Sehingga pada latihan
lay up shoot antara kelompok yang mendapatkan perlakuan melalui model
latihan dengan kelompok yang berlatih secara konvensional diketahui hasilnya signifikan. Dapat disimpulkan bahwa model latihan memiliki perbedaan pengaruh yang lebih baik dengan kelompok yang berlatih secara konvensional.
Berdasarkan nilai beda tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai beda dan hasil uji signifikasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat diketahui bahwa produk model latihan dribel dan lay up
shoot bolabasket yang dikembangkan lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan dribel dan lay up shoot untuk siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se Kecamatan Jatiroto dibandingkan dengan model latihan dribel dan
lay up shoot konvensional.
Jika diukur melalui hasil tes AAHPERD menunjukkan bahwa model latihan dribel tidak menunjukkan hasil perubahan yang signifikan antara
perlakuan model latihan dengan latihan secara konvensional, tetapi menurut hasil tes rating scale menunjukkan hasil yang signifikan, berarti model latihan ini lebih efektif dibandingkan latihan secara konvensional dari segi penilaian proses tetapi kurang efektif untuk peningkatan prestasi dribel jika dibandingkan dengan latihan konvensional.
Pada teknik dasar lay up shoot jika diukur melalui hasil tes Imam Sodikun dan menunjukkan bahwa model latihan lay up shoot menunjukkan hasil perubahan yang signifikan antara perlakuan model latihan yang dikembangkan dengan latihan secara konvensional, begitu juga untuk hasil tes rating scale menunjukkan hasil yang signifikan, berarti model latihan ini lebih efektif dibandingkan latihan secara konvensional dari segi penilaian prestasi dan penilaian proses.
B. Implikasi
Implikasi hasil penelitian pengembangan model latihan dribel dan lay up
shoot bolabasket pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket
se-Kecamatan Jatiroto adalah sebagai berikut:
1. Model latihan dribel dan lay up shoot yang dikembangkan menambah model latihan untuk teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket dan dapat digunakan pelatih untuk melatihan dribel dan lay up shoot bolabasket. Model latihan yang dikembangkan ini lebih rinci dan dalam penyampaiannya disusun secara bertahap sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari teknik tersebut. Model latihan ini meningkatkan prestasi dribel dari pantauan kecepatan dan penilaian proses melalaui tes rating scale serta lay up shoot melalui penilaian akurasi dan penilaian proses melalui rating scale. Sehingga model latihan ini mampu meningkatkan prestasi dan keterampilan pada teknik dribel dan lay up shoot. Penguasan teknik dasar dipengaruhi banyak faktor diantaranya penyusunan model dan program latihan, disamping itu pelatih harus memiliki kemampuan untuk memahami tiap karakter individu dalam
tim yang dilatih, sehingga model latihan yang disusun menjadi program latihan yang efektif dan efisien.
2. Model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket ini dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto, sehingga apabila dijadikan materi latihan dribel dan
lay up shoot bolabasket untuk tingkat selain pemula dan diusia bukan 13-15
tahun perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri.
C. Saran
Model latihan ini telah di susun dan disesuaikan dengan teori-teori bolabasket, teknik dribel dan lay up shoot yang didalamnya terdapat mekanisme gerakan yang benar, tinjauan Analisis biomekanika, komponen fisik penunjang bolabasket, karakteristik siswa putra SMP, latihan, dan tinjauan aspek belajar gerak dan telah di eksperimenkan dengan hasil signifikan untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar dribel dan lay up shoot. Untuk itu dari penelitian ini dapat diperoleh saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi pelatih dapat menerapkan atau sebagai bahan masukan bahwa model latihan ini tepat untuk siswa SMP usia 13-15 tahun kategori pemula. Dengan memberikan latihan sesuai model latihan ini di mungkinkan anak akan lebih mudah memahami gerak dan efektif dalam proses latihan sehingga pemain lebih cepat menguasai teknik dribel dan lay up shoot. 2. Bagi atlet, model latihan ini dapat di pelajari dan diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan teknik dribel dan lay up shoot. Model Latihan teknik dribel dan lay up shoot ini mudah di pahami dan dilakukan serta aman dari sesiko cidera. Tahap-tahap, jenis gerakan dan program latihan telah disesuaikan untuk kategori pemula pada anak SMP sehingga dengan menerapkan model latihan ini mampu mempercepat kemampuan atlet pemula dalam menguasai teknik dasar dribel dan lay up shoot bola basket.